Anda di halaman 1dari 12

JISIP, Vol. 2 No.

1 ISSN 2598-9944 Maret 2018

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM PENYUSUNAN RPP


MELALUI PENDAMPINGAN BERBASIS KKG BAGI GURU SDN INPRES
HIDIRASA SEMESTER SATU TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Syafrudin, S.Pd,
Kepala SDN Inpres Hidirasa.

Abstrak; Latar belakang diadakannya Penelitian ini adalah rendahnya kompetensi


guru sasaran Di SDN Inpres Hidirasa dalam penyusunan Rencana Pelakssanaan Pembelajaran
(RPP) Berdasarkan KTSP yang berdampak kurang percaya diri dalam proses pembelajaran.
Solusinya diadakan pendampingan baik secara kelompok maupun individu dalam
penyusunan RPP berdasarkan KTSP. Tujuannya adalah untuk mengetahui efektifitas
pelaksanaan pendampingan berbasis KKG dalam upaya meningkatkan kompetensi guru
dalam menyusun RPP berdasarkan KTSP, yang bermanfaat untuk meningkatkan
profesionalisme sebagai kepala sekolah dan bagi guru untuk meningkatkan proses
pembelajaran di kelas. Hipotesis tindakan: meningkatkan kompetensi guru guru sasaran SDN
Inpres Hidirasa semester satu tahun pelajaran 2017/2018 dalam menyusun RPP berdasarkan
KTSP. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus dua kali
pertemuan. Tahapan setiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah; 1) hasil observasi Kepala Sekolah maupun
observasi guru selama proses pendampingan telah memperoleh skor rata-rata > 4,0, 2) hasil
kerja guru dalam penyusunan RPP mencapai > 85% dengan nilai rata-rata > 80,00. Hasil
penelitian pada siklus I observasi Kepala Sekolah rata-rata (3,40), observasi guru rata-rata
(3,33) dan hasil kerja individual rata-rata nilai (68,78) dengan prosentase ketercapaian (0%).
Pada siklus II observasi Kepala Sekolah rata-rata (4,10), observasi guru rata-rata (4,50) dan
hasil kerja individual rata-rata nilai (87,50) dengan prosentase ketercapaian (100%). Indikator
keberhasilan telah tercapai, penelitian di nyatakan berhasil dan dihentikan pada siklus II.
Kesimpulan; pelaksanaan pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru sasaran SDN
Inpres Hidirasa dalam penyusunan RPP berdasarkan KTSP. Disarankan agar Kepala Sekolah
lainnya melakukan penelitian sejenis dalam upaya peningkatan kompetensi guru, dan kepada
guru mata pelajaran agar mampu menyusun RPP berdasarkan KTSP.

Kata Kunci : Pendampingan – RPP

PENDAHULUAN pembelajaran, dan penilaian proses serta


Kepala Sekolah mempunyai hasil belajar peserta didik yang
sejumlah peran yang harus dimainkan kesemuanya itu terkafer dalam RPP
secara bersama, antara lain mencakup kurang mendapat perhatian. Padahal
educator, manager, administrator, penyusunan Rencana Pelaksanaan
supervisor, motivator, interpreneur, dan Pembelajaran (RPP) merupakan syarat
leader. Peran kepala sekolah sebagai leader mutlak terselenggaranya proses
(pemimpin) dan spesifikasinya sebagai pembelajaran yang kondusif dan
instruktional leader kurang memperoleh menjanjikan terjadinya peningkatan hasil
porsi yang selayaknya. Kepala sekolah belajar peserta didik.
disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan Kondisi nyata yang terjadi di SDN
rutin yang bersifat administratif, Inpres Hidirasa khususnya dalam proses
pertemuan-pertemuan, dan kegiatan- supervisi tentang perangkat pembelajaran
kegiatan lain yang bersifat non akademis yang difokuskan pada penysusnan
sehingga waktu untuk mempelajari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pembaharuan/inovasi kurikulum, proses telah dilakukan pemantauan dan

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 120


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018

identifikasi terhadap RPP yang dibuat oleh berbagi informasi dan pengalaman dari
6 (enam) guru kelas I, II, III, IV, V, dan hasil berinteraksi antar guru dalam forum
VI. KKG khususnya tentang penyusunan RPP
Adapun faktor penyebab rendahnya berdasarkan KTSP.
kompetensi guru SDN Inpres Hidirasa Untuk membuktikan bahwa
dalam penyusunan RPP antara lain : 1) pelaksanaan pendampingan berbasis KKG
guru belum pernah mendapatkan dapat meningkatkan kompetensi guru SDN
bimbingan secara khusus bagaimana Inpres Hidirasa perlu diadakannya
menyusun RPP Berdasarkan KTSP Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)dengan
berdasarkan KTSP oleh kepala sekolah, 2) judul “Upaya Meningkatkan Kompetensi
guru belum pernah mengikuti pendidikan Guru dalam Penyusunan RPP melalui
dan pelatihan (Diklat) khusus penyusunan pendampingan berbasis KKG Bagi Guru
RPP, 3) kegiatan KKG (Kelompok Kerja SDN Inpres Hidirasa Semester Satu Tahun
Guru) di SDN Inpres Hidirasa belum 2017/2018”. Tujuan Penelitian adalah
dioptimalkan, yang terjadi selama ini KKG Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan
hanya forum guru kelas bertemu, pendampingan berbasis KKG dalam upaya
bercanda, bergurau, dan makan-makan meningkatkan kompetensi guru SDN
tidak pernah serius dalam melakukan Inpres Hidirasa dalam penyusunan RPP
kegiatan, 4) kepedulian guru dalam berdasarkan KTSP.
menyusun RPP berdasarkan KTSP masih KAJIAN PUSTAKA
rendah, 5) guru masih cuek akan Kerangka Teoritis
keberadaan RPP yang penting ngajar dari Kompetensi Guru
pagi sampai siang dengan apapun metode Guru adalah pendidik profesional
sesuai dengan kesenangan guru itu sendiri. dengan tugas utama mendidik, mengajar,
Banyak solusi yang bisa dilakukan membimbing, mengarahkan, melatih,
oleh kepala sekolah dalam upaya menilai, dan mengevaluasi peserta didik
meningkatkan kompetensi guru kelas SDN pada pendidikan anak usia dini jalur
Inpres Hidirasa dalam penyusunan RPP pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
berdasarkan KTSP (kurikulum 2006). menengah (Undang-Undang RI Nomor 14
Diantaranya yang dilakukan oleh kepala Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen).
SDN Inpres Hidirasa selaku peneliti adalah Guru merupakan seseorang yang
diadakan pendampingan melalui kegiatan mempunyai tugas mulia untuk mendorong,
KKG bagi guru SDN Inpres Hidirasa membimbing dan memberi fasilitas belajar
dalam penyusunan RPP (Rencana bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru
Pelaksanaan Pembelajaran). Beberap mempunyai tanggung jawab untuk melihat
kelebihan pendampingan melalui kegiatan segala sesuatu yang terjadi dalam kelas
KKG antara lain: 1) melatih keberanian untuk membantu proses perkembangan
bagi guru SDN Inpres Hidirasa untuk siswa. Penyampaian materi pelajaran
berfikir yang demokratis, objektif dan hanyalah merupakan salah satu dari
praktis, 2) bentuk hubungan antar personal berbagai kegiatan dalam belajar sebagai
antara guru yang lebih berpengalaman suatu proses yang dinamis dalam segala
dengan guru yang memerlukan bimbingan fase dan proses perkembangan siswa
khusus, 3) dapat memotivasi guru guna (Slameto, 2003: 97).
meningkatkan kemampuan dan Kompetensi Guru; Kompetensi
ketrampilan dalam merencanakan, profesional guru menurut Sudjana (2002 :
melaksanakan, dan membuat evaluasi 17-19) dapat dikelompokkan menjadi tiga
terhadap RPP yang disusunnya, 4) untuk bidang yaitu pedagogik, personal dan
membantu guru memperoleh informasi sosial. Kompetensi pedagogik menyangkut
tentang tata cara penyusunan RPP kemampuan intelektual seperti penguasaan
berdasarkan KTSP, dan 5) untuk saling mata pelajaran, pengetahuan menganai

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 121


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018

cara mengajar, pengetahuan mengenai digandakan guru lain (misalnya, ketiga


belajar dan tingkah laku individu, guru mata pelajaran tidak hadir) mudah
pegetahuan tentang bimbingan dipahami dan tidak menimbulkan
penyuluhan, pengetahuan tentang penafsiran ganda.
administrasi kelas, pengetahuan tentang Pendampingan
cara menilai hasil belajar, pengetahuan Pendampingan adalah Upaya terus
tentang kemasyarakatan serta pengetahuan menerus dan sistematis dalam
umum lainnya. mendampingi (menfasilitasi) individu,
Kompetensi bidang personal kelompok maupun komunitas dalam
menyangkut kesiapan dan kesediaan guru mengatasi permasalahan dan
terhadap berbagai hal yang berkenaan menyesuaikan diri dengan kesulitan hidup
dengan tugas dan profesinya. Misalnya yang dialami sehingga mereka dapat
sikap menghargai pekerjaannya, mencintai mengatasi permasalahan tersebut dan
dan memiliki perasaan senang terhadap mencapai perubahan hidup ke arah yang
mata pelajaran yang dibinanya, sikap lebih baik. (Yayasan Pulih, 2011)
toleransi terhadap sesama teman Pendampingan dapat dilakukan
profesinya, memiliki kemauan yang keras dalam berbagai bentuk maupun situasi
untuk meningkatkan hasil pekerjaannya. dengan pendekatan yang beragam baik
Kompetensi sosial menyangkut formal maupun non formal, individu,
kemampuan guru dalam berbagai kelompok maupun komunitas. Dikalangan
ketrampilan/berperilaku, seperti dunia pengembangan masyarakat istilah
ketrampilan mengajar, membimbing, “pendampingan” merupakan istilah baru
menilai, menggunakan alat bantu yang muncul sekitar 90-an, sebelum itu
pengajaran, bergaul atau berkomunikasi istilah yang banyak dipakai adalah
dengan siswa, ketrampilan menumbuhkan “pembinaan”. Ketika istilah pembinaan ini
semangat belajar para siswa, ketrampilan dipakai terkesan ada tingkatan yaitu ada
menyusun persiapan/ perencanaan Pembinaan dan yang dibina, pembinaan
mengajar, ketrampilan melaksanakan adalah orang atau lembaga yang
administrasi kelas, dan lain-lain. melakukan pembinan sedangkan yang
Perbedaan dengan kompetensi kognitif dibina adalah masyarakat.
terletak pada sifatnya. Kompetensi kognitif Pendampingan adalah sebuah
berkenaan dengan aspek teori atau bentuk hubungan yang memungkinkan
pengetahuannya, pada kompetensi perilaku terjadinya proses berbagi keterampilan dan
yang diutamakan adalah pengalaman baik professional, maupun
praktek/ketrampilan melaksanakannya. personal yang mendorong proses tumbuh
Yang dimaksud dengan kompetensi dan berkembang sepanjang proses yang
guru dalam penelitian tindakan sekolah terjadi. Pendampingan merupakan bentuk
(PTS) ini adalah kemampuan 6 (enam) hubungan antar personal antara seseorang
guru dalam penyusunan Rencana yang dipandang lebih berpengalaman atau
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lebih professional dan seseorang yang
berdasarkan KTSP. Adapaun ciri-ciri RPP diposisikan masih kurang berpengalaman
dikatakan baik dan benar adalah: 1) atau kurang professional. Proses
memuat aktifitas proses belajar mengajar pendampingan didasarkan pada pemberian
yang akan dilaksanakan oleh guru dan dorongan, komentar dan saran yang
menjadi pengalaman belajar bagi peserta bersifat membangun, terlaksana dalam
didik, 2) langkah-langkah pembelajaran suasana keterbukaan, saling percaya dan
disusun secara sistematis agar tujuan saling menghargai, serta keinginan yang
pembelajaran dapat dicapai, 3) langkah- kuat untuk berbagi dan belajar satu sama
langkah pembelajaran disusun serinci lain. Keseluruhan proses dan semua aspek
mungkin, sehingga apabila RPP pendampingan terjadi karena hubungan

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 122


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018

yang terjalin antara pihak yang terlibat meningkatkan kemampuan guru dan
dalam pendampingan adalah hubungan memperbaiki kualitas pembelajaran.
yang sudah lama terbangun. Menurut Buchari Zainun 1987 (dalam,
Pada dasarnya, konsep mentoring Suryosubroto 2004: 1) ada lima faktor
mencakup tiga komponen, yaitu: yang mendasari kegiatan manusia dalam
pendamping, yang terdampingi, dan organisasi yaitu: a. Faktor spesialisasi dan
proses pendampingan. Pendamping bisa pembagian kerja; b. Faktor koordinasi;
seorang guru, sponsor, konselor, c. Faktor tujuan; d. Faktor prosedur kerja;
penasehat, teman sejawat, pendukung, e. Faktor dinamika lingkungan.
orang kepercayaan, atau model. Yang Melalui KKG guru memiliki
terdampingi biasanya adalah seseorang kesempatan dan berpotensi mendiskusikan
yang masih pemula dan digambarkan penyelesaian permasalahan yang dihadapi
sebagai mitra peserta dalam proses di kelas. Trimo (2007: 12) menyatakan,
pendampingan. Proses pendampingan “pembinaan melalui KKG memberikan
adalah pengembangan hubungan antara kesempatan bagi guru yang lebih luas
pendamping dan yang terdampingi. (dimungkinkan semua guru terlibat),
Definisi pendampingan sangat beragam dibanding bentuk pembinaan yang lain
tergantung pada strategi yang digunakan. (harus menunggu kesempatan)”.
Secara umum, pendampingan adalah Standar pengembangan KKG/KKG
proses yang melibatkan seseorang yang Derektorat Profesi Pendidik Direktorat
lebih berpengalaman, profesional, pakar Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan
untuk memberikan dukungan, bimbingan, Tenaga Kependidikan Departemen
dan nasehat kepada, serta berbagi Pendidikan dan Kebudayaan Republik
pengalaman dengan rekan yang kurang Indonesia menyatakan bahwa KKG
berpengalaman. merupakan wadah atau forum kegiatan
Yang dimaksud dengan profesional bagi para guru Sekolah
pendampingan dalam penelitian tindakan Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di tingkat
sekolah (PTS) ini adalah kepala SDN gugus atau kecamatan yang terdiri dari
Inpres Hidirasa selaku peneliti beberapa guru dari berbagai sekolah”.
membimbing/mendampingi terhadap 6 Sumadji (2013) menyatakan,
(enam) guru sasaran dalam penyusunan “Kelompok Kerja Guru (KKG) bertujuan
RPP berdasarkan KTSP. Dalam untuk menjadikan guru lebih profesional
pelaksanaannya pendampingan dilakukan dalam upaya peningkatan mutu
melalui 2 (dua) tahapan. Tahap I semua pendidikan”. Melalui pendekatan sistem
guru dikumpulkan untuk mendapatkan pembinaan profesional diharapkan guru
penjelasan teknik tata cara penyusunan mampu merencanakan, melaksanakan, dan
RPP berdasarkan KTSP sesuai dengan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
bidang studi/mata pelajaran yang Yang dimaksud dengan kelompok
diampunya. Tahap II yaitu pendampingan kerja guru (KKG) dalam penelitian ini
individual, dimana peneliti mendampingi adalah 6 (enam) guru SDN Inpres Hidirasa
secara individu dalam kelompok kecil yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan
untuk menjelaskan lebih rinci tata cara pendampingan dalam penyusunan RPP
menyusun RPP berdasarkan KTSP. berdasarkan Kurikulum 2006 (KTSP).
Kelompok Kerja Guru (KKG) Kegiatan nyata KKG SDN Inpres Hidirasa
Trimo (2007: 12) Kelompok Kerja yaitu penysunan Rencana Pelaksanaan
Guru yaitu suatu organisasi profesi guru Pembelajaran )RPP) yang dibimbing
yang bersifat struktural yang dibentuk oleh langsung oleh kepala sekolah selaku
guru-guru di suatu wilayah atau gugus peneliti. Dalam kegiatan ini semua guru
sekolah sebagai wahana untuk saling kelas dari kelas I sampai dengan guru
bertukaran pengalaman guna kelas VI menyusun RPP secara

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 123


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018

individualdalam forum KKG. diperoleh melalui KKG dengan


Kendala/kesulitan yang dialami oleh guru sendirinya kemampuan tersebut akan
langsung diberikan bimbingan, perbaikan, meningkatkan keyakinan diri guru
dan penyempurnaansesuai dengan situasi dalam melaksanakan pembelajaran.
dan kondisi pada saat KKG yang Meningkatnya keyakinan diri guru atas
diselenggarakan di SDN Inpres Hidirasa. dasar meningkatnya pengetahuan
Pembentukan KKG juga mempunyai dengan sendirinya juga harga dirinya
tujuan tertentu, diantaranya adalah: akan naik.
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam Rencana Pelaksanaan Pendampingan
bidang pengetahuan umum. Artinya (RPP)
adalah melalui KKG kegiatan-kegiatan Pada hakekatnya penyusunan RPP
yang sifatnya menambah pengetahuan bertujuan merancang pengalaman belajar
guru tentang informasi, isu-isu dan siswa untuk mencapai tujuan
kejadian-kejadian sosial, kemajuan- pembelajaran. Tidak ada alur pikir
kemajuan dan penemuan-penemuan (algoritma) yang spesifik untuk menyusun
baru yang ada hubungannya dengan suatu RPP, karena rancangan tersebut
pembelajaran dapat bertambah, hal ini seharusnya kaya akan inovasi sesuai
dapat terlaksana melalui kegiatan dengan spesifikasi materi ajar dan
diskusi, seminar atau training di KKG. lingkungan belajar siswa (sumber daya
b. Meningkatkan pengetahuan guru dalam alam dan budaya lokal, kebutuhan
menyusun Administrasi Pembelajaran. masyarakat serta perkembangan ilmu
Selain tugas mengajar guru juga harus pengetahuan dan teknologi). Pengalaman
menyusun dan mempersiapkan dari penilaian portofolio sertifikasi guru
kelengkapan administrasi kelasnya, ditemukan, bahwa pada umumnya RPP
membuat daftar kelas, daftar nilai, guru cenderung bersifat rutinitas dan
menyusun format penilaian, menyusun kering akan inovasi. Mengapa? diduga
berkas nilai dan pekerjaan lainnya. dalam melakukan penyusunan RPP guru
Teknik dan cara pembuatan tidak melakukan penghayatan terhadap
administrasi tersebut mungkin tidak jiwa profesi pendidik. Keadaan ini dapat
dapat dipahami oleh guru di dipahami karena, guru terbiasa menerima
sekolahnya, seentara melalui KKG hal- borang-borang dalam bentuk format yang
hal tersebut dapat terselesaikan dengan mengekang guru untuk berinovasi dan
tuntas. penyiapan RPP cenderung bersifat
c. Meningkatkan pengetahuan guru dalam formalitas. Bukan menjadi komponen
melaksanakan manejemen kelas. utama untuk sebagai acuan kegiatan
Sebagai pemimpin kelas guru harus pembelajaran. Sehingga ketika otonomi
mampu mengatur seluruh kegiatan pendidikan dilayangkan tak seorang
belajar agar berjalan secara kondusif gurupun bisa mempercayainya. Buktinya
dan bernilai guna. Pengaturan ini perilaku menyusun RPP dan perilaku
memerlukan ilmu manejemen. Melalui mengajar guru tidak berubah jauh.
KKG dapat dibicarakan lebih lanjut Acuan alur pikir yang dapat digunakan
tentang bagaimana memanejemen kelas sebagai alternatif adalah:
dengan baik. 1. Kompetensi apa yang akan dicapai.
d. Meningkatkan kepandaian guru dalam 2. Indikator-indikator yang dapat
merancang, membuat dan menyusun menunjukkan hasil belajar dalam
alat-alat atau media yang dipergunakan bentuk perilaku yang menggambarkan
dalam pembelajaran. pencapaian kompetensi dasar.
e. Meningkatkan keyakinan dan harga diri 3. Tujuan pembelajaran yang merupakan
guru.. Dengan bertambahnya bentuk perilaku terukur dari setiap
pengetahuan dan pengalaman yang indikator.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 124


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018

4. Materi dan uraian materi yang sesuai (enam) guru sasaran dalam penyusunan
dengan kebutuhan belajar siswa agar RPP Berdasarkan KTSP yang
ianya dapat mencapai tujuan pem- dilaksanakan dalam forum KKG sekolah.
belajaran.  Jenis Tindakan : pendampingan
5. Metode-metode yang akan digunakan berbasis KKG dalam penyusunan RPP
dalam pembelajaran. Berdasarkan KTSP bagi 6 (enam) guru
6. Langkah-langkah penerapan metode- sasaran di SDN Inpres Hidirasa
metode yang dipilih dalam satu semester satu tahun 2017/2018
kemasan pengalaman belajar.  Dampak yang diharapkan :
7. Sumber dan media belajar yang terkait Meningkatnya kompetensi 6 (enam)
dengan aktivitas pengalaman belajar guru sasaran dalam penyusunan RPP
siswa. Berdasarkan KTSP.
8. Penilaian yang sesuai untuk mengukur Untuk mendapatkan gambaran riil
ketercapaian tujuan pembelajaran. tentang skenario pelaksanaan tindakan
Secara umum, ciri-ciri Rencana pada kegiatan pendampingan berbasis
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang KKG ini dapat di gambarkan sebagai
baik adalah sebagai berikut: berikut:
1. Memuat aktivitas proses belajar
mengajar yang akan dilaksanakan oleh
guru yang akan menjadi pengalaman
belajar bagi siswa.
2. Langkah-langkah pembelajaran
disusun secara sistematis agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai.
3. Langkah-langkah pembelajaran
disusun serinci mungkin, sehingga
apabila RPP digunakan oleh guru lain
(misalnya, ketiga guru mata pelajaran
tidak hadir), mudah dipahami dan Pelaksanaan Tindakan
tidak menimbulkan penafsiran ganda. Adapun jenis instrumen yang digunakan
Variabel harapan dalam penilaian dalam penelitian ini sebagai berikut: 1)
ini adalah meningkatnya kompetensi 6 Instrumen pengamatan/observasi kepala
(enam) guru sasaran dalam penyusunan sekolah dilakukan oleh observer
RPP berdasarkan KTSP, sedangkan (pengawas selaku pembimbing), 2)
variabel tindakan dalam penelitian Instrumen pengamatan/observasi guru
iniadalah melaksanakan pendampingan peserta pendampingan dilakukan oleh
secara klasikal (kelompok besar) dan peneliti (kepala sekolah), 3) Instrumen
pendampingan individual (kelompok penilaian hasil kerja individual dalam
kecil/perorangan) berbasis Kelompok penyusunan RPP Berdasarkan KTSP
Kerja Guru (KKG). jika pendampingan dilakukan oleh peneliti, ini sekaligus
berbasis KKG dilaksanakan dengan baik, merupakan tolak ukur berhasil tidaknya
maka kompetensi guru dalam penyusunan dalam penyusunan RPP melalui
RPP berdasarkan KTSP di SDN Inpres pendampingan berbasis KKG sesuai
Hidirasa semester satu tahun 2017/2018 dengan indikator keberhasilan yang telah
dapat di tingkatkan. di tetapkan.
PROSEDUR PENELITIAN Evaluasi dan Refleksi Tindakan
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) Pada tahapan ini peneliti
ini dilaksanakan di SDN Inpres Hidirasa melakukan kajian dan penelitian proses
yang pelaksanaannya melalui kegiatan tindakan dan hasil atau dampak tindakan
pendampingan berbasis KKG bagi 6 terhadap perubahan perilaku sasaran (nana

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 125


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018

Sujana, 2009:39). Adapun kegiatan riilnya permasalahan-ppermasalahan dapat


adalah: 1) membandingkan hasil dipecahkan dengan baik dan benar.
pengamatan pelaksanaan kerja Tahap III. Observasi/pengumpulan
kelompok/diskusi yang difokuskan Data
kegiatan penyusunan RPP Berdasarkan  Pengamatan terhadap aktifitas guru
KTSP, 2) membandingkan hasil kerja peserta pendampingan
individual dari 6 (enam) guru sasaran  Pengamatan terhadap kinerja guru
dalam penyusunan RPP dengan indikator dalam penyusunan RPP Berdasarkan
keberhasilan yang telah ditetapkan. KTSP.
Siklus Tindakan  Menilai hasil kerja guru secara
Kegiatan masing-masing siklus individual
terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu Tahap IV. Refleksi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan Renungan atas data hasil observasi dan
refleksi. Untuk mendapatkan gambaran hasil kerja secara individual.
secara rinci kegiatan masing-masing  Pengolahan data hasil penelitian dan
tahapan dapat di jelaskan sebagai berikut: mencocokkan dengan indikator
SIKLUS I keberhasilan.
Tahap I : Perencanaan Tindakan  Rencana perbaikan dan
 Menyusun materi pendampingan penyempurnaan
 Menetapkan scenario dan langkah-  Memberikan penguatan atas hasil yang
langkah pendampingan yang tertuang diperolehnya.
dalam Rencana Pelaksanaan  Rencana tindak lanjut.
pendampingan (RPP) SIKLUS II
 Menyusun instrument observasi Jenis kegiatan pada siklus II ini
kepala sekolah dan observasi guru pada dasarnya sama dengan siklus I,
 Menentukan jadwal kegiatan bedanya hanya terjadi
pendampingan perbaikan/penyempurnaan dalam
 Menyusun pedoman analisa data hasil pelaksanaannya.
observasi dan tugas individu. Pelaksanaan pendampingan
Tahap II. Pelaksanaan Tindakan berkelompok berbasis KKG secara
Pada kegiatan pendampingan klasikal/kelompok besar maupun secara
secara berkelompok yang kegiatannya individual/kelompok kecil dinyatakan
adalah : telah berhasil jika:
 Menyampaikan materi tentang tata  Hasil observasi kepala sekolah maupun
cara penyusunan RPP Berdasarkan observasi guru peserta pendampingan
KTSP. telah mencapai skor rata-rata > 4,0
 Melaksanakan diskusi kelompok kecil (Kategori baik).
dalam penyusunan RPP.  Hasil kerja secara individual
 Memberikan bimbingan secara penyusunan RPP Berdasarkan KTSP
berkelompok/perorangan. dinyatakan telah berhasil jika mencapai
 Memberikan solusi terhadap > 85% dengan nilai rata-rata > 80,00
permasalahan yang dihadapi oleh guru (Kategori Baik).
 Memberikan penguatan/reward
 Memberikan tugas individual. HASIL PENELITIAN
Pada kegiatan pendampingan Deskripsi Siklus I
individual yang dilakukan secara Tahap Perencanaan
bergiliran, dengan cara peneliti mendekati Pada tahapan ini peneliti
guru satu persatu dalam kelompok untuk melakukan: 1) menyusun materi
membimbing secara individual agar pendampingan, 2) menetapkan skenario
dan langkah-langkah pendampingan yang
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 126
JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018

tertuang dalam Rencana Pelaksanaan penyempurnaan dari serangkaian kegiatan


Pendampingan (RPP), 3) menyusun pendampingan secara klasikal maupun
instrumen observasi kepala sekolah dan secara individual, namun demikian peneliti
instrumen observasi guru, 4) menentukan tetap memberikan penguatan atas hasil
jadwal kegiatan pendampingan, 5) yang diperolehnya dan penelitian
menyusun pedoman analisis data dilanjutkan pada siklus II dengan
Tahap Pelaksanaan mengoptimalkan semua jenis tindakan
 Pendampingan klasikal/kelompok; 1) dalam pendampingan sehingga di peroleh
menyampaikan materi tentang tata cara hasil yang memuaskan.
penyusunan RPP Berdasarkan KTSP, Deskripsi Siklus II
2) melaksanakan diskusi kelompok Tahap Perencanaan
kecil dalam penyusunan RPP, 3) Tahapan perencanaan pada siklus II
memberikan bimbingan secara jenis kegiatannya masih sama dengan
berkelompok, 4) memberikan solusi siklus I, bedanya pada siklus II ini lebih
terhadap permasalahan yang dihadapi memfokuskan perbaikan/penyempurnaan
oleh guru, 5) memberikan dalam proses pendampingan klasikal
penguatan/reward, dan 6) memberikan maupun pendampingan individual, yang
tugas individual. jenis kegiatannya adalah: 1)
 Pendampingan individual, jenis menyempurnakan materi pendampingan,
kegiatannya adalah; 1) pada saat guru 2) menetapkan skenario pendampingan, 3)
bekerja dalam kelompok/diskusi menetapkan instrumen observasi kepala
kelompok peneliti membimbing guru sekolah maupun observasi guru, 4)
yang mengalami kesulitan dalam menetapkan jadwal kegiatan
penyusunan RPP secara kelompok pendampingan, 5) menyusun pedoman
kecil/perorangan, 2) memberikan analisis data hasil observasi dan tugaas
solusi/pemecahan terhadap kesulitan individu.
yang dirasakan secara individual, 3) Tahap Pelaksanaan
kegiatan seterusnya sampai ke 6  Pendampingan klasikal/kelompok;
(enam) guru peserta pendampingan 1)menyampaikan/merefleksi hasil
mendapatkan giliran pendampingan perolehan data pada siklus I, 2)
secara individual menjelaskan ulang tata cara
Tahap Observasi penyusunan RPP Berdasarkan KTSP
Hasil Observasi Kepala Sekolah secara lebih rinci, 3) perbaikan RPP
memperoleh skor rata-rata sebesar 3,40, secara berkelompok/diskusi kelompok,
hasil observasi guru memperoleh skor rata- 4) memberikan refleksi terhadap hasil
rata sebesar 3,33, dan Nilai Individual kerja kelompok yang mengalami
hasil penyusunan RPP Berdasarkan KTSP kendala, 5) memberikan
memperoleh nilai rata-rata sebesar 68,76. penghargaan/reward dan 6)
Tahap Refleksi memberikan tugas individual.
Pada tahapan ini peneliti merenung  Pendampingan individual/kelompok
atas perolehan data hasil observasi kepala kecil; 1) pada saat proses kerjasama
sekolah, observasi guru, dan nilai dalam kelompok, peneliti
individual hasil penyusunan RPP mengamati/mencermati hasil kerja
Berdasarkan KTSP. Selanjutnya peneliti secara individual, 2) memberikan
mengolah data dan hasilnya di cocokkan bimbingan/merefleksi terhadap hasil
dengan indikator keberhasilan. kerja individual yang masih mengalami
Karena perolehan hasil masih kendala, 3) begitu seterusnya sampai
dibawah indikator keberhasilan yang semua guru peserta pendampingan
direncanakan, maka pada siklus berikutnya mendapatkan pendampingan secara
akan diadakan perbaikan dan individual.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 127


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018

Tahap Observasi/Pengumpulan Data yang disebabkan peneliti masih


Hasil Observasi Kepala Sekolah kekurangan sumber/buku literatur,
memperoleh skor rata-rata sebesar 4,10, sehingga berdampak tertundanya dalam
hasil observasi guru memperoleh skor rata- penyusunan, solusi yang dilakukan peneliti
rata sebesar 4,20, dan Nilai Individual mencari beberapa buku literatur terkait
hasil penyusunan RPP Berdasarkan KTSP dengan tata cara penyusunan RPP
memperoleh nilai rata-rata sebesar 87,50. termasuk mencari di internet, akhirnya
Tahap Refleksi materi pendampingan dapat tersusun
Pada tahapan ini peneliti merenung dengan baik.
atas perolehan data hasil observasi kepala Dalam pelaksanaan bimbingan
sekolah, observasi guru, dan nilai pada saat peserta pendampingan
individual hasil penyusunan RPP melakukan diskusi/kerjasama dalam
Berdasarkan KTSP. Kemudian di olah kelompok, peneliti berkeliling memberikan
engan menggunakan rumus yang telah bimbingan dan solusi terhadap peserta
ditetapkan. yang mengalami kesulitan. Pada kegiatan
Karena perolehan hasil siklus II ini peneliti tidak mengalami
sudah melebihi indikator keberhasilan, hambatan/permasalahan artinya berjalan
maka tidak perlu ada sesuai dengan rencana.
perbaikan/penyempurnaan dalam Tahap Observasi/Pengumpulan Data
penyusunan RPP Berdasarkan KTSP, Hasil perolehan skor selama
selanjutnya peneliti memberikan pendampingan pada siklus I peneliti
penghargaan/reward kepada semua guru memperoleh skor rata-rata (3,40) dari
peserta pendampingan karena dari 6 indikator keberhasilan yang direncanakan
(enam) guru sasaran 100% sudah yaitu > 4,0. Ini artinya peneliti masih
memperoleh nilai rata-rata > 80,00. belum berhasil membimbing 6 (enam)
Penelitian dinayatakan berhasil dan guru peserta pendampingan. Walaupun
tindakan dihentikan pada siklus II. dalam pelaksanaan pendampingan peneliti
PEMBAHASAN tidak mengalami hambatan tetapi masih
SIKLUS I belum di optimalkan karena perolehan
Tahap Perencanaan hasil observasi masih belum mampu
Dalam tahapan ini peneliti mendekati angka > 4,0. Perolehan skor
menyusun materi pendampingan, rata-rata aktifitas peserta pendampingan
menetapkan skenario dan langkah-langkah pada siklus I yaitu (3,33) dari indikator
pendampingan, menyusun instrumen keberhasilan ( > 4,0 ). Artinya bahwa
observasi kepala sekolah dan instrumen selama pendampingan klasikal maupun
observasi guru, menyusun jadwal kegiatan pendampingan individual peserta masih
pendampingan, dan menyusn pedoman belum fokus, dan belum memahami secara
analisa data. Ada beberapa kendala yang mendetail akan arti dan makna
dihadapi, tetepi setelah berkonsultasi dan pendampingan. Perolehan hasil ini akan
meminta petunjuk dari pembimbing, terus di optimalkan pada pelaksanaan
kendala yang dihadapi dapat diatasi pendampingan pada siklus berikutnya.
dengan baik dan semua kegiatan dapat Perolehan nilai rata-rata hasil kerja
dilakukan sesuai dengan yang guru dalam penyusunan RPP berdasarkan
direncanakan. KTSP secara individual memperoleh rata-
Tahap Pelaksanaan rata (68,76) dari indikator keberhasilan >
Kegiatan nyata dalam pelaksanaan 80,0 (kategori baik). Dari 6 (enam) guru
pendampingan dapat dijabarkan sebagai peserta pendampingan pada siklus I belum
berikut: pada saat menyampaikan materi ada satu guru pun yang dinyatakan
tentang tata cara penyusunan RPP memperoleh nilai rata-rata > 80,00. Ini
berdasarkan KTSP mengalami kendala artinya pada siklus I presentasi pencapaian

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 128


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018

hasil kerja individual masih 0%, dalam arti tahap perencanaan ini meliputi; 1)
belum ada yang tuntas sesuai indikator penyempurnaan penyusunan materi
yang telah ditetapkan. Pada kegiatan siklus pendampingan, 2) perbaikan
berikutnya peneliti harus mampu skenario/strategi/langkah-langkah
memotivasi peserta pendampingan dalam pendampingan yang mengarah kepada
upaya mencapai indikator keberhasilan peserta aktif, 3) menetapkan instrumen
sebagai dampak nyata dari hasil observasi kepala sekolah dan instrumen
pendampingan. observasi guru, 4) menentukan jadwal
Tahap Refleksi kegiatan dan menetapkan pedoman analisa
Perolehan skor rata-rata hasil data hasil observasi dan hasil kerja
observasi kepala sekolah selama proses individual.
pendampingan baru memperoleh skor rata- Tahap Pelaksanaan
rata (3,40), sementara perolehan hasil Pada tahapan ini, peneliti terlebih
observasi peserta pendampingan sebagai dahulu melakukan refleksi atas capaian
aktifitas peserta selama pendampingan hasil yang diperoleh pada siklus I.
baru memperoleh skor rata-rata (3,33), dan Kendala-kendala dan permasalahan yang
nilai rata-rata hasil penyusunan RPP terjadi dibahas sampai semua peserta
berdasarkan KTSP baru mencapai nilai pendampingan memahami dan menyadari
rata-rata (68,76). Dari perolehan hasil akan kekurangan, kesalahan dan hal-hal
dimaksud peneliti merenung mencari yang bersifat krusial dapat dipecahkan
faktor kendala dan penyebab sehingga pada saat kegiatan refleksi.
hasil masil belum optimal. Dari hasil Tahap Observasi
renungan itu akhirnya peneliti menemukan Pada siklus II perolehan skor rata-
solusi untuk dapat dilaksanakan pada rata hasil observasi kepala sekolah adalah
kegiatan pendampingan siklus berikutnya. (4,10) dari indikator keberhasilan > 4,00,
Faktor penyebab dan solusi dimaksud ini artinya menunjukkan peningkatan yang
dapat dipaparkan sebagai berikut: sangat signifikan bila dibandingkan
- Penyempurnaan materi pendampingan dengan perolehan hasil pada siklus I. Skor
dengan harapan bisa diserap dan rata-rata hasil observasi guru yaitu aktifitas
diterima oleh 6 (enam) guru peserta selama pendampingan dalam forum KKG
pendampingan dalam penyusunan memperoleh skor rata-rata (4,50) dari
RPP berdasarkan KTSP. indikator keberhasilan > 4,00. Dari hasil
- Perbaikan dan penyempurnaan strategi ini nampak nyata bahwa aktifitas peserta
penyampaian materi tentang tata cara pendampingan pada siklus II mengalami
penyusunan RPP dan strategi peningkatan yang sangat tajam karena
pendampingan secara sudah mampu melampaui indikator
klasikal/berkelompok maupun keberhasilan yang telah ditetapkan. Nilai
pendampingan individual. rata-rata hasil kerja individual dalam
- Mengoptimalkan pembimbingan penyusunan RPP berdasarkan KTSP yakni
secara individual, karena dengan (87,50) dari indikator keberhasilan (>
empat mata hal-hal krusial yang 80,00).
belum dipahami oleh guru dapat Tahap Refleksi
diminimalkan atau bahkan dapat Berdasarkan hasil akhir perolehan
diatasi dengan baik. skor rata-rata observasi kepala sekolah dan
SIKLUS II observasi guru serta hasil kerja individual
Tahap Perencanaan penyusunan RPP berdasarkan KTSP
Kesalahan-kesalahan yang terjadi semuanya telah melampaui indikator
pada siklus I sudah diperbaiki pada siklus keberhasilan maka dapat disimpulkan
II, sehingga pada tahapan ini peneliti bisa bahwa: 1) upaya untuk menyempurnakan
melakukan dengan baik. Kegiatan pada materi pendampingan dinyatakan berhasil,

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 129


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018

2) pelaksanaan untuk memperbaiki strategi masing-masing dalam upaya


penyampaian materi tata cara penyusunan meningkatkan kompetensinya khususnya
RPP dan strategi pendampingan telah dalam penyusunan RPP berdasarkan KTSP
mampu meningkatkan motivasi dan kinerja yang bisa diterapkan dalam proses
guru sehingga perolehan hasil yang pembelajaran di kelas senyatanya. Dampak
diharapkan dapat tercapai, 3) upaya untuk yang diharapkan yaitu meningkatnya
mengoptimalkan pelaksanaan kualitas/mutu peserta didik di sekolah
pendampingan individual telah membawa binaan melalui proses pembelajaran yang
dampak positif terhadap perolehan hasil dilandasi dengan penyusunan RPP
dalam penyusunan RPP berdasarkan berdasarkan KTSP.
KTSP. Kepada seluruh guru SDN Inpres
Karena semua indikator Hidirasa disarankan untuk membiasakan
keberhasilan telah tercapai maka penelitian melakukan musyawarah bersama dalam
tindakan sekolah dihentikan pada siklus II forum KKG mata pelajaran yang
dan dinyatakan berhasil memotivasi guru diampunya, khususnya dalam penyusunan
untuk lebih bergairah dan lebih RPP berdasarkan KTSP, sehingga
bersemangat dalam upaya penyusunan berdampak meningkatnya kompetensi guru
RPP berdasarkan KTSP. Penelitian dalam proses pembelajaran di kelas
Tindakan Sekolah dengan judul senyatanya dan pada gilirannya prestasi
“Meningkatkan Kompetensi guru dalam belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
penyusunan RPP Berdasarkan KTSP DAFTAR PUSTAKA
Melalui Pendampingan Berbasis MGMP Kementrian Pendidikan Nasional, 2010,
Semester Satu Tahun 2017/2018 di SDN Kepemimpinan Pembelajaran, Dirjen
Inpres Hidirasa”, dinyatakan PMPTK
“BERHASIL”` Keputusan Mentri Pendidikan Nasional
KESIMPULAN No. 16 Tahun 2007, Standar
Perolehan data selama penelitian Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
dapat dipaparkan sebagai berikut: Guru.
Indikator Perolehan
No Jenis Kegiatan Keberhasila Sikl Siklu
Peningk
Ket
Nana Sujana, 2009, Pendidikan Tingkat
atan
n us I s II KePenelitian Konsep Dan Aplikasinya
Hasil Observasi 3,4 Tunta
1.
Kepala Sekolah
> 4,00
0
4,10 0,70
s Bagi Peneliti Sekolah, Jakarta: LPP
2. Hasil Observasi 3,3 Tunta
Guru
> 4,00
3
4,50 1,17
s
Bina Mitra.
3. Hasil Kerja
> 80,00
68,
87,50 18,74
Tunta Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
Individual 76 s
tentang Standar Nasional Pendidikan
Pelaksanaan pendampingan
Suharjono, 2009, Melaksanakan Sekolah
berbasis MGMP sangat efektif untuk
Sebagai Kegiatan Penelitian Tindakan
meningkatkan kompetensi guru dalam
Sekolah Sebagai Kegiatan
penyusunan RPP berdasarkan KTSP bagi
Pengembangan Profesi Penelitia
guru sasaran 6 (enam) guru SDN Inpres
Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara.
Hidirasa dalam penyusunan RPP
Suharjono, 2012, Publikasi Ilmiah Dalam
berdasarkan KTSP. Hal ini dibuktikan
Kegiatan Pengembangan Keprofesian
meningkatnya perolehan hasil observasi
Berkelanjutan Bagi Guru, Jakarta:
dan hasil kerja individual dari siklus I ke
Cakrawala Indonesia.
siklus II. Penelitian tindakan sekolah
Undang-Undang Republik Indonesia, No.
(PTS) ini dinyatakan berhasil dan
14 Tahun 2005 , Guru dan Dosen
dihentikan pada siklus II.
Daftar Pustaka
SARAN
Syahrir, S. (2010). Metodologi
Disarankan kepada rekan kepala
Pembelajaran Matematika.
sekolah lain untuk melakukan
Yogyakarta: Naufan Pustaka
pendampingan dengan semua guru mata
pelajaran dibawah binaan pada sekolah

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 130


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018

Syahrir, S. P. (2012). Pengaruh


Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
dan Teams Game Turnamen (TGT)
terhadap Motivasi Belajar dan
Keterampilan Matematika Siswa SMP
(Studi eksperimen di SMP Darul
Hikmah Mataram). Kontribusi
Pendidikan Matematika dan
Matematika dalam Membangun
Karakter Guru dan Siswa
Syahrir, S. (2017). Application Of
Cooperative Learning Model Index
Card Match Type In Improving
Student Learning Results On
Composition And Composition
Functions Of Functions Invers In Man
1 Mataram. AKSIOMA: Jurnal
Program Studi Pendidikan
Matematika, 6(3), 414-420.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 131

Anda mungkin juga menyukai