Disusun oleh :
Drs. Sila Adrianus
NIP : 196107031998011003
(Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Riung)
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan-Nya jualah
penulis dapat merampungkan laporan Penelitian Tidakan Sekolah (PTS) dengan judul “Upaya
Menyusun dan Mengembangkan Silabus dan RPP melalui Workshop “ ini dapat penulis
selesaikan.
Pembuatan PTS ini terkondisikan masih terdapatnya guru-guru yang belum memahami
akan penyusunan , pengembangan Silabus dan RPP yang benar dan sistematis. Penulis berupaya
bagaimana agar guru-guru SMP Negeri 2 Riung dapat memahami dalam menyusun ,
mengembangkan Silabus dan RPP yang benar dan sistematis melalui workshop MGMP Tingkat
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan PTS ini tidak menutup kemungkinan
masih terdapat kekurangan dari berbagai segi, mungkin sistematikanya, mungkin isinya, maupun
segi kebahasaannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca umumnya sangat penulis
harapkan. Namun penulis tetap berharap laporan PTS ini dapat memberikan kontribusi kepada
Penulis
ABSTRAK
Mengacu pada teori dan ketentuan peraturan perundang-undangan, PTS ini membahas kualitas
kompetensi pedagogik guru dalam menyusun dan mengembangkan Silabus serta RPP , guru
diyakini mampu menciptakanpembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, interaktif, efektif dan
menyenangkan.
Upaya meningkatkan kualitas kompetensi pedagogik Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam
menyusun dan mengembangkan Silabus dan RPP melalui Workshop dilatarbelakangi oleh (a)
masih terdapat guru SMA Negeri 1 Bandung yang belum paham apa sebenarnya silabus dan
hubungannya dengan RPP (b) apa kegunaan Silabus dalam pembuatan RPP (c)bagaimana
menyusun silabus dan mengembangkannya. (d) Masih ada guru yang dalam penyusunannya
kurang lengkap dan sistematis
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh workshop dalam menyusun serta
mengembangkan Silabus dan RPP pada Guru SMA Negeri 1 Bandung dengan menggunakan
metode penelitian tindakan sekolah (PTS) dengan dua siklus yang masing-masing siklusnya
terdiri dari tahap (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan perbaikan, (3) observasi, dan (4)
refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) sebelum diadakan workshop guru hanya mendapatkan
kategori nilai cukup artinya sebagian belum paham , setelah diadakan workshop bahkan sampai
empat kali yaitu pada bulan September, Oktober, November 2009 dan Februari 2010 terjadi
peningkatan dalam pemahaman menyusun dan mengembangkan Silabus dan RPP. Penilaian
melalui Rubrik Penilaian silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus 1
yang mendapat kategori cukup, dan hasil penilaian pada siklus kedua mencapai baik, dan (b)
aktivitas guru dalam mengikuti workshop penyusunan , pengembangan Silabus dan RPP yang
lengkap dan sistematis pada siklus kedua lebih baik daripada pada saat siklus kesatu. Penilaian
melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam menyusun, mengembangkan Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Kegiatan Workshop pada siklus kesatu yang
mencapai kategori cukup baik, dan pada siklus kedua mencapai sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis merekomendasikan kepada guru SMA Negeri 1 Bandung
agar mengoptimalkan perannya sebagai perencana, pengorganisir, dan penilai pembelajaran,
penyusunan Silabus dan RPP agar terus dikembangkan dalam MGMP.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor
yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik
di jalur pendidikan formal maupun informal. Guru menjadi faktor utama dalam penciptaan
profesional. Studi tentang pendidikan guru di akhir abad ke 20 dan awal abad ke 21
menunjukkan fenomena yang semakin kuat menempatkan guru sebagai suatu profesi. Kondisi
nyata kini memandang bahwa guru sebagai sebuah profesi, bukan lagi dianggap sebagai suatu
pekerjaan (vokasional) biasa yang memerlukan pendidikan tertentu Oleh sebab itu, dalam setiap
upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang
berkaitandenganeksistensiguruitusendiri.
Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau
sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan
keterampilan hidup baik yang bersifat manual individual maupun sosial (Sagala, 2006 : 1).
Upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa tersebut dapat
diselenggarakan dalam berbagai bentuk. Ada yang diselenggarakan secara sengaja, terencana,
terarah dan sistematis seperti pada pendidikan formal, ada yang diselenggarakan secara sengaja,
akan tetapi tidak terencana dan tidak sistematis seperti yang terjadi di lingkungan keluarga
(pendidikan informal), dan ada yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana, di luar
lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan formal, yaitu melalui pendidikan non formal.
Apapun bentuk penyelenggarannya, secara umum pendidikan bertujuan untuk membantu
anak-anak atau peserta didik mencapai kedewasaannya masing-masing, sehingga mereka mampu
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3,
Agar pendidikan bisa berfungsi dan mencapai tujuan seperti dirumuskan dalam undang-
undang tersebut, maka pendidikan harus ”diadministrasikan”, atau dikelola dengan mengikuti
ilmu administrasi. Yang paling sederhana, administrasi menurut Henry Fayol diartikan sebagai
Pada level ujung tombak pendidikan, yaitu pada proses pembelajaran oleh guru di kelas,
betapapun administrasinya tidak serumit oraganisasi yang melibatkan banyak personal, fungsi-
fungsi administrasi yang disebutkan Henry Fayol tersebut sebaiknya tetap ada, sebab tanpa itu
pencapaian tujuan pembelajaran akan susah dicapai. Dalam kaitannnya dengan fungsi-fungsi
administrasi ini, lebih spesifik dalam hal proses belajar mengajar, Gage dan Berliner dalam
Makmun (2005 : 23) mengemukakan tiga fungsi atau peran guru dalam proses tersebut, yaitu
sebagai :
1) Perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang harus dilakukan di dalam
bertindak sebagai nara sumber (source person), konsultan kepemimpinan (leader), yang
bijaksana dalam arti demokratis dan humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung
mengajar tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan baik mengenai aspek keefektifan
Dalam menyoroti salah satu peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai
mengembangkan Silabus dan RPP yang lengkap dan sistematis agar pembelajaran efektif dan
bermutu. Pembelajaran yang berlangsung secara efektif dan bermutu akan berimplikasi pada
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Pengertian RPP adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa
Guru-guru SMA Negeri 1 Bandung telah menyusun Silabus dan RPP sesuai dengan
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) mata pelajaran tersebut. Namun masih
ditemukan berbagai kekurangan baik menyangkut persiapan sebelum penyusunan Silabus dan
1. Sebagian besar guru kurang dapat mengkaji dan menentukan Kompetensi Dasar hingga
pencapaian kompetensi
4. Sebagian besar guru belum bahkan tidak dapat menentukan alat dan bsuber belajar yang
tepat
7. Dalam kegiatan pembelajaran sebagian guru belum dapat membagi antara eksplorasi,
10. Sebagian besar guru tidak menjelaskan (1) bentuk instrumen evaluasi, (2) format /
lembaran evaluasi atau butir soal (pre test dan post test), (3) pedoman penilaian, dan
(4) kunci jawaban, dalam evaluasi proses dan hasil belajar siswa.
11. Sebagaian besar guru tidak merencanakan tindak lanjut setelah selesai pembelajaran
kelompok)
12. Pelaksanaan pembelajaran sebagian besar guru tidak berpedoman sepenuhnya pada RPP
Kondisi seperti ini dapat dimungkinkan karena kurangnya pemahaman akan penyusunan ,
pengembangan silabus dan RPP pada kegiatan MGMP masing-masing bidang pelajaran.
Kekurangan ini tentu saja akan menghambat upaya peningkatan mutu proses dan hasil
pembelajaran. Dengan memahami kondisi yang demikian, maka dipandang perlu adanya upaya
untuk meningkatkan kemampuan menyusun , mengembangkan silabus dan RPP yang lengkap
dan sistematis.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan bahwa yang menjadi
professional ?
2. Apakah aktivitas guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam menyusun , mengembangkan
Silabus dan RPP sesuai dengan komponen , lengkap dan sistematis setelah mengikut
workshop ?
Sebelum menentukan tindakan apa yang dianggap dapat meningkatkan kualitas guru
dalam menyusun, mengembangkan silabus dan RPP, terlebih dahulu penulis melakukan
pengkajian berbagai teori belajar dan pendidikan. Mengamati MGMP masing-masing mata
pelajaran .
Studi pustaka dan diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-guru. Maka diperoleh hasil
alternatif tindakan yang dihipotesiskan dapat menigkatkan kualitas guru-guru dalam menyusun .
Melalui kegiatan Workshop dapat meningkatkan kualitas guru guru SMA Negeri 1 Bandung
Alternatif ini lebih efektif walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengadakan
workshop dengan guru yang selurunya ada 73 guru. Agar kegiatan workshop efektif dan
mencapai hasil yang maksimal bagi guru-guru maka wokshop dibagi menjadi pertingkatan kelas
dengan menhadirkan pakar dari tingkat Propinsi dan Nasional yang diadakan pada bulan
September 2009, Oktober 2009, November 2009, dan Pebruari 2010 sebagai
Evaluasi. Diharapkan setelah diadakan workshop guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dapat
menyusun , mengembangkan silabus dan RPP dengan lengkap, benar dan sistematis.
D. TUJUAN PENELITIAN
3. Menjadikan guru lebih profesional dalam kegiatan belajar mengajar karena persiapan
yang matang
1. Manfaat Teoritis :
2. Manfaat Praktis :
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas guru-guru SMA
Negeri 1 Bandung dalam menyusun dan mengembangkan silabus serta RPP yang lengkap
benar dan sistematis, sehingga silabus dan RPP yang mereka susun :
a. Menjadi pedoman atau skenario pelaksanaan proses pembelajaran yang bisa diikuti
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Peranan guru sangat menentukan dalam usahapeningkatan mutu pendidikan. Untuk itu
peran yang sangat strategis dalampembangunan bidang pendidikan, dan olehkarena itu perlu
Undang-Undang No. 14 tahun2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4menyiratkan bahwa
dapatmelaksanakan fungsinya dengan baik, guruwajib untuk memiliki syarat tertentu, salah
kedelapan standar minimal, yaitu standar isi,standar proses, standar kompetensi lulusan,Secara
umum, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh suatu profesi dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1
butir 10).
(1) menguasai landasan-landasan pendidikan; (2) menguasai bahan pelajaran; (3) kemampuan
mengelola program belajar mengajar; (4) kemampuan mengelola kelas; (5) kemampuan
mengelola interaksi belajar mengajar; (6) menilai hasil belajar siswa; (7) kemampuan mengenal
dan menterjemahkan kurikulum; (8) mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan;
(9) memahami prinsip-prinsip dan hasil pengajaran; (10) mengenal dan menyelenggarakan
bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya,rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut forTeacher
Education, mengemukakan kompetensi profesional guru mencakup kemampuan dalam hal (1)
mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikanbaik filosofis, psikologis, dan sebagainya,
(2) mengerti dan menerapkan teoribelajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku peserta
didik, (3) mampumenangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya,
(4)mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai, (5) mampumenggunakan
berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain, (6)
mencakup (1) penguasaan pelajaran yang terkini atas penguasaanbahan yang harus diajarkan,
dan konsep-konsep dasar keilmuan bahan yangdiajarkan tersebut, (2) penguasaan dan
penghayatan atas landasan dan wawasankependidikan dan keguruan, (3) penguasaan proses-
subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaanmetodologi yaitu menguasai
konsep teoretik, maupun memilih metode yang tepatdan mampu menggunakannya dalam proses
belajar mengajar.
meliputi (1) mengikuti informasi perkembangan iptek yang mendukungprofesi melalui berbagai
berbagai model pembelajaran, (4)menulis makalah, (5) menulis/menyusun diktat pelajaran, (6)
menulis bukupelajaran, (7) menulis modul, (8) menulis karya ilmiah, (9) melakukan
penelitianilmiah (action research), (10) menemukan teknologi tepat guna, (11) membuat
pendidikan dengan pengajaran, (3) memahami konseppendidikan dasar dan menengah, (4)
proses dan hasilbelajar, (6) membangun sistem yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan
luarsekolah.
menguasai substansi materi, (3) menguasai substansi kekuasaansesuai dengan jenis pelayanan
penyusunan karya ilmiah, (3)kemampuan pengembangan profesi, dan (4) pemahaman terhadap
Kompetensi Guru menyebutkan bahwa ”Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh
dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, sosial, dan
profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.” (BSNP, 2007 : 8).
Kompetensi inidapatdilihatdarikemampuanmerencanakanprogrambelajarmengajar,kemampuan
penilaian.KompetensiMenyusunRencanaPembelajaranMenurutJoni(1984:12),kemampuan
merencanakanprogrambelajarmengajarmencakupkemampuan:(1)merencanakanpengorganisasian
bahan- bahanpengajaran,(2)merencanakanpengelolaankegiatanbelajarmengajar,(3)
Pedagogik adalah art of teaching, seni atau strategi mengajar. Jadi kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, dan
B. SILABUS
Dalam pengertian silabus adalah rencana pelajaran pada suatu san/atau kelompok mata
PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 17 ayat (2), sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas
kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan SMK,
dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MYs, MA,
dan MAK. PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 20, perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus,
materi ajar, metode pengajaran, sumber balajar, dan penilaian hasil belajar.
Silabus menjawab pertanyaan : 1) apa kompetensi yang harus dikuasai siswa ? 2)
kontekstual, fleksibel dan menyeluruh. Guru kelas/ mata pelajaran , kelompok guru kelas/mata
Sumber Belajar.
(RPP). Silabus merupakan penjabaran dari standar isi kurikulum, yang kemudian
dioperasionalkan dalam RPP. Jadi, RPP merupakan rencana pembelajaran yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran siswa untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD)
yang akan dilakukan guru dalam satu atau lebih pertemuan PBM di kelas atau tempat
pembelajaran lainnya.
RPP bisa disusun dengan komponen yang minimal, tapi lebih baik dengan komponen yang
lengkap dan dengan susunan yang sistematis sesuai urutan pelaksanaannya, karena pada
hakikatnya RPP merupakan skenario pembelajaran, sehingga siapa pun pemerannya bisa
RPP dengan komponen minimal hanya mencakup (1) Tujuan pembelajaran, (2) Materi ajar,
(3) Metoda pembelajaran, (4) Sumber belajar, dan (5) Evaluasi atau penilaian hasil belajar (PP
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 20). Sedangkan RPP yang lengkap
1. Identitas
4. Alokasi waktu
5. Indikator Ketercapaian
6. Tujuan Pembelajaran
7. Materi Pembelajaran
8. Metode Pembelajaran
elaborasic. c.confirmasi
11. Penilaian
Yang penting untuk diperhatikan dalam penyusunan RPP adalah :
1. RPP harus dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai kompetensi dasar (KD) (PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
2. RPP harus dibuat secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permen Nomor 41
Tahun 2007 tentang Standar Proses). Contoh RPP yang lengkap dan sistematis dimuat pada
Lampiran .
D. WORKSHOP
Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-
petugas pendidikan yang memecahkan problema yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja
secara kelompok maupun bersifat perseorangan.. Dalam dunia pendidikan workshop adalah
suatu davice dalam in-service education, cara belajar sesuatu (- a way learning) dengan
menggunakan sharing of ideas, prosedure give and take “suatu sistem kerja yang selaras dengan
jiwagotong–royong.
a. Masalah yang dibahas bersifat “life centered” dan muncul dari peserta sendiri
b. Cara yang digunakan ialah metode pemecahan masalah “musyawarah dan penyelidikan”.
25
c. Menggunakan resource person dan resource materials yang memberi bantuan yang besar
merumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci 3) menentukan prosedur
pemecahan masalah.
Materi Yang Akan Dibahas sebaiknya ada suatu guide-book yang berisi penuntun bagi para
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah
(PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat, 2009 : 73).
Penelitian tindakan sekolah merupakan “(1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada
tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan
terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan;
dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis” (Depdiknas,
2008 : 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata
26
yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah
Masalah nyata yang ditemukan pada guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam menyusun,
Prosedur penelitian dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2)
1. Perencanaan
Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah atau kondisi yang menuntut
diperbaiki. Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan,
menentukan siapa (subyek penelitian dan teman berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan), dan
tempat pelaksanaan.
2. Pelaksanaan (Action)
Yaitu melakukan tindakan substantif penelitian melalui intervensi skala kecil guna memperbaiki
3. Observasi (Observation)
terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang mungkin saja muncul selama proses
pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi (Reflection)
Yaitu melakukan renungan, kajian reflektif diri secara inquiri, partisipasi diri (partisipatoris),
kolaborasi terhadap latar alamiah dan impiikasi dari suatu tindakan, dengan melakukan analisis
27
terhadap rencana dan tindakan yang sudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai, dan apa yang
Hasil dari siklus pertama ini menjadi masukan bagi pelaksanaan siklus kedua yang
terdiri dari perulangan keempat langkah yang ada pada siklus pertama. Hal ini terjadi karena
dimungkinkan setelah melalui siklus pertama, peneliti menemukan masalah baru atau masalah
lama yang belum tuntas, sehingga perlu dipecahkan melalui siklus selanjutnya. Dengan
demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama peneliti akan kembali
melakukan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus kedua, dan
seterusnya, berhenti apabila telah berdampak positif terhadap proses dan hasil yang diperoleh
PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
SIKLUS I
PENGAMATAN
______________________________________________________________________________
28
PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
SIKLUS II
PENGAMATAN
_____________________________________________________________________________
?
Langkah-langkah PTS (Direktorat Tendik, 2008)
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dari berbagai mata pelajaran
sebanyak 40 guru .
C. DEFINISI OPERASIONAL
Peranan guru sangat menentukan dalam usahapeningkatan mutu pendidikan. Untuk itu
29
dengan sebaik-baiknya, dalam kerangkapembangunan pendidikan. Guru mempunyaifungsi dan
peran yang sangat strategis dalampembangunan bidang pendidikan, dan olehkarena itu perlu
Undang-Undang No. 14 tahun2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4menyiratkan bahwa
dapatmelaksanakan fungsinya dengan baik, guruwajib untuk memiliki syarat tertentu, salah
Kompetensi inidapatdilihatdarikemampuanmerencanakanprogrambelajarmengajar,kemampuan
melaksanakan interaksiatau
mengelolaprosesbelajarmengajar,dankemampuanmelakukanpenilaian.
2. Silabus
Silabus adalah rencana pelajaran pada suatu san/atau kelompok mata pelajaran/tema
Silabus dalam penelitian ini adalah silabus yang disusun oleh guru-guru SMA Negeri 1
Bandung secara umum yang merupakan perencanaan proses pembelajaran , meliputi silabus,
30
rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
materi ajar, metode pengajaran, sumber balajar, dan penilaian hasil belajar. Silabus menjawab
pertanyaan : 1) apa kompetensi yang harus dikuasai siswa ? 2) bagaimana cara mencapainya ? 3)
pengorganisasian pembelajaran siswa untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD) yang akan
dilakukan guru dalam satu atau lebih pertemuan PBM di kelas atau tempat pembelajaran lainnya.
Yang dimaksud Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini adalah RPP
secara umum yang disusun oleh guru-guru SMA Negeri 1 Bandung selama workshop ..
4. Workshop
Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-
petugas pendidikan yang memecahkan problema yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja
Dalam hal ini menghadirkan pakar yang ahli dalam pengembangan ,penyusunan silabus dan RPP
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar
1. Format Penilaian Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), ada ada lampiran A.
31
2. Format Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Silabus dan Rencana
3. Format Penilaian Aktivitas Guru –guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Proses Penyusunan
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan dan
pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP ) ada pada lampiran C.
4. Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru –guru SMA Negeri1
Bandung selama Workshop Penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Format – formay ini diisi oleh peneliti melalui pangamatan sebelum, pada saat, dan sesudah
proses penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .
1. Observasi
Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, merekam, dan
mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Dalam observasi ini
peneliti menggunakan (1) Format Penilaian Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), (2) Format Penilaian Aktivitas Guru –guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Persiapan
32
Workshop Penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) (3) Format Penilaian Aktivitas Guru –guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Proses
pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ketiga format (lembar
observasi) ini diformat untuk diisi dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom nilai 1-4
pada aspek yang dinilai. Tujuan utama dari observasi ini adalah untuk memantau persiapan,
2. Wawancara (Diskusi)
Yang dimaksud wawancara di sini meliputi diskusi formal dan dialog informal selama
berlangsungnya PTS antara peneliti dengan guru-guru SMA Negeri 1 Bandung . Hal ini untuk
3. Studi Dokumenter
Studi dokumenter diartikan sebagai usaha untuk memperoleh data dengan jalan menelaah
catatan-catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files. Teknik ini ditempuh untuk
memperoleh data-data mengenai Silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara
4. Studi Pustaka
Studi pustaka diartikan sebagai teknik untuk memperoleh data atau informasi dari berbagai
tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang menunjang penelitian. Teknik ini ditempuh
untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai masalah yang diteliti, terutama dalam
33
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Bandung. Waktu
pelaksanaan adalah sebagai berikut : Awal Pengamatan dimulai akhir Juli 2009 , dimulai
pelaksanaan siklus I bulan September 2009 dan siklus II pada bulan November 2009 dan
Dibantu oleh dua guru sebagai observer yaitu Wakasek Kurikulum dan staf dari pengembang
BAB IV
A. ORIENTASI
orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini mendiagnosis guru sehingga peneliti
menemukan derajat kelengkapan dan kesistematisan Silabus dan RPP yang disusun guru pada
saat sebelum diadakannya workshop penyususnan dan pengembangan Silabus dan RPP . Peneliti
mengamati aktivitas guru dalam persiapan dan selama proses penyusunan Silabus dan RPP,
kemudian mengevaluasi Silabus dan RPP yang dibuatnya. Hasil pengamatan dan evalusi
tersebut kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap tindakan) pada siklus
penelitian.
Dengan format Penilaian Aktivitas Guru –guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Persiapan
34
Penilaian Awal
Nilai
No Aspek –aspek yang dinilai 1 2 3 4
1 Antusiasme guru dalam mempersiapkan sumber-sumber v
rujukan penyusunan dan pengembangan Silabus dan RPP
2 Mengidentifikasi apa yang harus dipersiapkan untuk v
menyusun dan mengembangkan Silabus dan RPP
Jumlah Centang 1 1 0 0
Nilai 1 2 3 4
Jumlah Centang X Nilai 1 2 0 0
Nilai Total 3
Hasil evaluasi terhadap Silabus dan RPP yang dibuat oleh guru-guru selama kegiatan orientasi,
Silabus :
1. Dalam penyusunan dan pengembangannya belum sesuai dengan ketentuan yang ada
2. Pemilihan materi kurang sesuai dengan Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar.
35
RPP :
Pencapaian.
metode ceramah.
instrumen penilaian (butir soal-soal, rubrik, dll.), pedoman penilaian, dan kunci
jawaban.
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum menyususn Silabus dan
36
RPP yang lengkap dan sistematis, yaitu :
f) Daftar kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan,
2) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa (a) format penilaian Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru SMA Negeri 1
Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan , pengembangan Silabus dan RPP (c) format
penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan , Pengembangan Silabus dan Rencana
RPP pada Workshop (d) Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui kendala yang
dialami Guru SMA Negeri 1 Bandung selama Workshop Penyusunan, pengembangan Silabus
dan RPP .
b. Pelaksanaan
37
Sesuai dengan jadwal pada akhir Hari Sabtu tanggal 5 September 2009 mulai pukul 07.30
1) Peneliti mengamati dan menilai Silabus dan RPP yang telah dibuat oleh guru-guru SMA
Negeri 1 Bandung 2) Peneliti dan guru berdialog kurang lebih 20 menit mengenai kegiatan
penyusunan , pengembangan Silabus dan RPP yang akan dilakukan pada siklus kesatu 3) Guru –
c. Observasi
Silabus RPP oleh guru SMA Negeri 1 Bandung , peneliti melakukan observasi dengan
menggunakan (a) format penilaian Aktivitas Guru dalam persiapan penyusunan, pengembangan
Silabus dan (RPP) (b) format penilaian Aktivitas Guru dalam Proses selama Workshop
penyusunan, pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (c) format
penilaian Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasinya adalah
sebagai berikut :
1) Hasil Penilaian melalui penilaian Aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam persiapan
Penilaian Siklus 1
38
Nilai
No Aspek –aspek yang dinilai 1 2 3 4
1 Antusiasme guru dalam mempersiapkan sumber-sumber v
rujukan penyusunan dan pengembangan Silabus dan RPP
2 Mengidentifikasi apa yang harus dipersiapkan untuk v
menyusun dan mengembangkan Silabus dan RPP
Jumlah Centang 0 0 2 0
Nilai 1 2 3 4
Jumlah Centang X Nilai 0 0 6 0
Nilai Total 6
Penilaian aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam kegiatan selama Workshop penyusunan
dan pengembangan Silabus dan RPP. (September 2009 dan 17 Oktober 2009)
39
4 Keberanian mengajukan pertanyaan V
Jumlah Centang 0 5 5 0
Nilai 1 2 3 3
Jumlah Centang X Nilai 0 10 15 0
Nilai Total 25
Penilaian aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam kegiatan selama Workshop penyusunan
dan pengembangan Silabus dan RPP. (September 2009 dan 17 Oktober 2009)
40
2 Tingkat perhatian pada kegiatan Wokrshop V
Jumlah Centang 0 5 5 0
Nilai 1 2 3 4
Jumlah Centang X Nilai 0 10 15 0
Nilai Total 25
Hasil observasi dari Observer 1 dan 2 menunjukkan nilai total 25 artinya sudah baik namun
41
OBSERVASI GURU PADA PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP
(Workshop September 2009 dan 17 Oktober 2009) SIKLUS 1
II RPP:
42
Jumlah 120 436 244 62
Nilai 1 2 3 4
Jumlah X Nilai : aspek yang dinilai ( Nilai Total) 5.5 39.6 33.3 11.3
1. Nilai didasarkan pada jumlah peserta yang mencantumkan aspek yang dinilai. Dengan
jumlah seluruh peserta 40 guru, sebagai hasil penilaian penyusunan dan pengembangan
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus 1 rata- rata pada setiap
aspek dari 40 guru ada pada rentang 21 -30 artinya mendapat kategori cukup. Dengan
Nilai
Jumlah peserta yang 1 2 3 4
mencantumkan aspek yang 1 - 10 11 - 20 21- 30 31 - 40
dinilai
2. Katagori nilai didasarkan pada nilai total yang diperoleh dari hasil perkalian jumlah aspek
yang dinilai dari suatu nilai dengan nilai. Karena terdapat 22 aspek, maka nilai total mínimum :
22 x 1 = 22, dan nilai total maksimum : 22 x 4 = 88 Dengan empat katagori nilai, maka
diperoleh rentang nilai total untuk tiap katagori nilai sebagai berikut :
Hasil penilaian penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) pada Siklus 1 nilai tertinggi rata-rata ada pada kategori 2 (cukup) dengan memperoleh
nilai 39.6 jika dibandingkan dengan nilai yang lain terbanyak dari setiap aspek yang dinilai
dari 40 guru .
43
Jumlah peserta yang mencantumkan aspek yang dinilai ada pada rentang 21 -30 artinya
mendapat kategori baik . Walau ada pada kategori demikian namun masih perlu perbaikan
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kesatu, masih ada
1. Guru dalam menyusun dan mengembangkan silabus masih mengalami kesulitan yaitu pada :
(1) dalam pemahaman membuat indikator (2) menentukan jenis penilaian (3)
2. Guru dalam menyusun dan mengembangkan RPP masih ada yang mengalami kesulitan dalam
peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai.
(2) dalam kegiatan inti untuk menerapkan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi (3) pembuatan
3. Guru kesulitan membagi kegiatan pembelajaran menjadi beberapa pertemuan untuk RPP dari
KD yang membutuhkan materi pembelajaran yang luas, sehingga cenderung dirancang untuk
satu pertemuan.
4. Guru masih kesulitan membedakan antara bentuk evaluasi (penilaian) proses dan hasil belajar
dengan format / lembaran butir soal-soal dalam komponen evaluasi (penilaian) proses dan hasil
pembelajaran.
5. Guru menemukan adanya peluang menambah komponen RPP, dan beberapa guru telah
44
6. Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), nilainya mencapai nilai terbanyak 39.2, yang berarti berada pada katagori cukup.
7.. Penilaian aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam kegiatan selama Workshop
penyusunan dan pengembangan Silabus dan RPP. (September 2009 dan 17 Oktober 2009)
Dengan masih terdaratnya hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan langkah perbaikan
selanjutnya. Dengan kata lain perlu siklus kedua sehingga perbaikannya optimal.
Dalam siklus kedua pun dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi.
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa (a) format penilaian Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan (b) format penilaian Aktivitas Guru SMA Negeri 1
Bandung dalam persiapan penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
selama Workshop penyusunan, pengembangan Silabus dan RPP (c) format penilaian Aktivitas
Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru SMA Negeri 1
45
Bangung selama Workshop penyusunan, pengembangan Silabus dan RPP. Membawa hasil
refleksi pada siklus kesatu kepada guru-guru untuk mendiskusikan kendala yang dihadapi guru
guru SMA Negeri 1 Bandung dalam menyusun, mengembangkan Silabus dan RPP, cara
yang lengkap dan sistematis pada tindakan perbaikan siklus kedua dimulai.
Silabus dan RPP sampai selesai bahkan langsung menggunakan ICT dalam kegitan workshop
Pembelajaran Inti, dan (b) menjelaskan komponen-komponen apa saja yang cocok untuk
ditambahkan ke dalam RPP sehingga menjadi lengkap dan sistematis, dan (c) penilaian
dalam RPP tidak saja mengandung komponen RPP minimal, tapi ditambah komponen lain
yang dipandang diperlukan untuk membuat RPP yang lengkap dan sistematis, sehingga dari
lima komponen minimal menjadi 11 komponen yang lengkap c) RPP disusun guru bersama –
sama pada kegiatan workshop dengan diarahkan oleh nara sumber tingkat Nasional yaitu Drs.
b. Pelaksanaan
46
Sesuai dengan kesepakatan yang telah diputuskan oleh peneliti dan guru pada hari hari
Pelaksanaan Penganjaran (RPP) diawali dengan pemberian penjelasan oleh oleh nara sumber
mengenai cara menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam komponen
RPP minimal, dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Kemudian guru peserta mulai
c. Observasi
penyempurnaan RPP guru SMA Negeri 1 Bandung, peneliti melakukan observasi dengan
menggunakan (a) format penilaian Aktivitas Guru dalam persiapan penyusunan ,pengembangan
dan penyempurnaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop (b) format
penilaian Aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam proses penyusunan , pengembangan
dan penyempurnaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop (c) format
penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasinya adalah sebagai berikut :
Hasil Penilaian melalui format penilaian Aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam
Penilaian Siklus 2
47
Nilai
No Aspek –aspek yang dinilai 1 2 3 4
1 Antusiasme guru dalam mempersiapkan sumber-sumber V
rujukan penyusunan dan pengembangan Silabus dan RPP
2 Mengidentifikasi apa yang harus dipersiapkan untuk V
menyusun dan mengembangkan Silabus dan RPP
Jumlah Centang 0 0 0 2
Nilai 1 2 3 4
Jumlah Centang X Nilai 0 0 0 8
Nilai Total 8
Penilaian aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam kegiatan selama Workshop penyusunan
48
3 Keberanian mengemukakan pendapat selama V
workshop
4 Keberanian mengajukan pertanyaan V
Penilaian aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam kegiatan selama Workshop penyusunan
49
2 Tingkat perhatian pada kegiatan Wokrshop V
Hasil observasi dari Observer 1 menunjukkan nilai total 31 dan Observer 2 menunjukkan nilai
Jika dibuat grafik Observasi Penilaian Aktivitas Guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam
50
40
35
30
25 SIKLUS 1
20 SIKLUS 2
15
10
0
OBSERVER 1 OBSERVER 2
3) Hasil Penilaian melalui penilaian penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana
51
sesuai dengan ketentuan standar isi 29 11
2 Pemilihan materi sesuaikah dengan SK, KD 1 29 10
3 Pada kegiatan pembelajaran 34 5
4 Pemahaman pembuatan Indikator 5 28 7
5 Bagaimana dalam kolom penilaian 3 29 5
6 Ketepatan alokasi waktu 4 28 8
7 Sumber dan alat belajar 5 27 8
II RPP:
8 Dalam penyususnan RPP apakah sudah sesuai 1 29 19
dengan ketentuan Standar Isi
9 Pemahaman dalam pembuatan Indikator 3 27 16
10 Ketepatan tujuan Pembelajaran 2 29 9
11 Penentuan Materi Ajar 1 28 11
12 Penggunaan Metode Pembelajaran 6 28 6
13 Pelaksanaa Kegiatan awal 1 30 9
14 Pelaksanaan Kegiatan Inti secara umum 2 27 11
15 Penerapan pada Eksplorasi 2 32 6
16 Penerapan pada Elabolarasi 3 32 5
17 Penerapan pada Konfirmasi 4 30 6
18 Pelaksanaan Kegiatan akhir 3 30 7
19 Bagaimana Refleksi setelah kegiatan inti 5 30 5
20 Pelaksanaa Penilaian 2 30 8
21 Penugasan pada akhir pembelajaran 31 9
22 Penggunaan Alat / Sumber belajar 6 24 10
Jumlah 0 59 639 191
Nilai 1 2 3 4
Jumlah X Nilai : aspek yang dinilai ( Nilai Total) 0 5.4 86.7 34.7
1. Nilai didasarkan pada jumlah peserta yang mencantumkan aspek yang dinilai. Dengan jumlah
seluruh peserta 40 guru, sebagai hasil penilaian penyusunan dan pengembangan Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus 2 rata- rata pada setiap aspek dari 40
guru ada pada rentang 21 -30 dan ada beberapa yang masuk pada rentang 31 – 40 artinya sudah
52
Nilai
Jumlah peserta yang 1 2 3 4
mencantumkan aspek yang 1 - 10 11 - 20 21- 30 31 - 40
dinilai
2. Katagori nilai didasarkan pada nilai total yang diperoleh dari hasil perkalian jumlah aspek
yang dinilai dari suatu nilai dengan nilai. Karena terdapat 22 aspek, maka nilai total mínimum :
22 x 1 = 22, dan nilai total maksimum : 22 x 4 = 88 Dengan empat katagori nilai, maka
diperoleh rentang nilai total untuk tiap katagori nilai sebagai berikut :
Hasil penilaian penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) pada Siklus 2 nilai tertinggi rata-rata ada pada kategori 2 (baik) dengan memperoleh nilai
86.7 jika dibandingkan dengan nilai yang lain terbanyak dari setiap aspek yang dinilai dari 40
Grafik Penilaian Guru pada Penyusunan, Pengembangan dan Penyempurnaan Silabus , RPP
100
80
60
53
40
20
d. Refleksi
2) Guru mencantumkan standar kompetensi (SK) yang sesuai dengan standar isi dan silabus.
3) Guru mencantumkan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan standar isi dan silabus.
mengandung kata kerja operasional yang terukur sebagai penjabaran kompetensi dasar, dan
subyek belajar (learner), target yang dicapai siswa, dan relevan dengan kompetensi dasar (KD)
6) Guru mencantumkan komponen Materi Pembelajaran dengan rincian yang sistematis, sesuai
dengan tujuan pembelajaran (TP) dan standar isi, dan telah mencantumkan materi pembelajaran
untuk pengayaan.
Setiap bagian dirinci menjadi kegiatan pembelajaran yang student centered, disertai alokasi
54
8) Guru mencantumkan komponen Metoda / Model Pembelajaran yang disatukan secara
jenis sumber belajarnya sesuai dengan tuntutan kurikulum (kompetensi dasar dan silabus), tujuan
10) Guru mencantumkan komponen Penilaian (Evaluasi) Proses dan Hasil Pembelajaran, dan
merincinya dengan lengkap, dari mulai bentuk evaluasi, menyertakan lembaran / format
instrumen penilaian (butir soal, rubrik, dll.), pedoman penilaian, dan kunci jawabannya.
11) Hasil observasi melalui format Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
nilainya mencapai nilai 86.7 yang berarti berada pada katagori sangat baik.
12) Hasil observasi penilaian Aktivitas Guru dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Workshop, nilainya mencapai nilai 36, yang berati berada pada
1. Orientasi
Dalam kegiatan orientasi, ditemukan bahwa dalam Silabus dan RPP yang dibuat guru
memiliki banyak kekurangan. Dari segi sistematika, Silabus dan RPP yang mereka susun tidak
terlalu mengganggu. Mereka sudah bisa menempatkan sub-sub komponen atau isi komponen
Silabus dan RPP pada komponen yang tepat. Namun dari segi kelengkapan, Silabus dan RPP
yang mereka susun masih terbatas pada RPP dengan komponen yang minimal ditambah
55
beberapa komponen, namun tetap kurang lengkap. Bahkan beberapa guru tidak mencantumkan
komponen Tujuan Pembelajaran, karena merasa sudah tersirat pada komponen Indikator
(Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran dicantumkan, namun isi dari kedua komponen
tersebut kurang rinci, sehingga bagaimana guru membuka pembelajaran, bagaimana guru
menutup pembelajaran, mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil belajar siswa kurang jelas.
Mengetahui adanya komponen Dilabus dan RPP minimal yang tidak dicantumkan dan tidak
rincinya isi beberapa komponen RPP, maka dasar-dasar rujukan dalam penyusunan RPP
dipersiapkan dan dikaji guru, sehingga mereka menemukan bukti rujukan mengenai apa-apa
yang harus ada dalam RPP. Dasar-dasar rujukan yang berupa permendiknas dan buku-buku yang
relevan tersebut dipergunakan dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kesatu.
Pada tindakan perbaikan siklus kesatu ini, guru SMA Negeri 1 Bandung menyususn RPP
1. PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20, bahwa “Perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya tujuan pembelajaran materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian
hasil belajar”.
2. Permen Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang menyatakan bahwa RPP harus
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai
kompeiensi dasar, dan setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP yang
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi
56
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
Setelah tindakan perbaikan siklus kesatu diketahui bahwa guru telah mencantumkan
komponen lainnya. Kekurangan RPP mereka semakin mengarah pada hal-hal yang lebih spesifik
dan mendalam. Hal ini menunjukan pemahaman dalam pembuatan RPP sudah bertambah. Hal-
hal yang dimaksud adalah (1) membagi kegiatan pembelajaran menjadi beberapa pertemuan
untuk RPP dari KD yang membutuhkan materi pembelajaran yang luas, (2) menentukan kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi peserta didikdalam sub komponen Kegiatan Pembelajaran Inti, dan (3)
Hasil observasi terhadap tindakan perbaikan siklus kesatu dengan menggunakan format
penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilainya mencapai 39.6 yang berarti berada
pada katagori cukup , dan hasil observasi dengan menggunakan format penilaian Aktivitas Guru
SMA Negeri 1 Bandung dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
selama Workshop Penyusunan RPP nilainya mencapai, yang berati berada pada katagori baik.
Dengan mengkaji hasil tindakan perbaikan pada siklus kesatu, maka masih diperlukan
tindakan perbaikan selanjutnya melalui siklus kedua. Siklus kedua pengarahan dari nara sumber
untuk memberikan penjelasan dan petunjuk tentang hal yang dirasakan masih sulit tersebut pada
siklus kesatu, terutama dalam menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yang
57
Dijelaskan bahwa dalam kegiatan yang tergolong eksplorasi, guru bisa menjelaskan
pembelajaran, media / sumber pembelajaran yang dipergunakan, interaksi antar peserta didik,
dan kegitan peserta didik dalam eksplorasi. Dalam kegiatan yang tergolong elaborasi, guru
bisa menjelaskan pembiasaan peserta didik membaca beragam sumber pembelajaran dan
menuliskan atau mengerjakan tugas-tugas tertentu yang bermakna, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Kemudian bisa
juga sampai pada menjelaskan bagaimana peserta didik difasilitasi agar bisa kooperatif,
kolaboratif dalam suatu kesempatan dan dalam kesempatan lainnya justru berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan prsetasi belajar, bagaimana peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan maupun tertulis baik secara individual maupun kelompok, menyajikan
variasi pekerjaan atau tugas baik melalui kerja individual maupun kelompok, melakukan lomba,
festival, serta pameran produk yang mereka hasilkan, melakukan kegiatan yang menumbuhkan
Dalam kegiatan yang tergolong konfirmasi, guru bisa menjelaskan bagaimana peserta didik
diberi umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik, konfirmasi terhadap keberhasilan peserta didik, konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai media, memfasilitasi
peserta didik untuk melakukan refleksi agar memperoleh penguatan akan pengalaman belajar
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar (KD). Dalam kegiatan konfirmasi, guru bisa
menjelaskan saat guru memfungsikan diri sebagai sebagai nara sumber dan fasilitator dalam
58
menggunakan bahasa yang baku dan benar serta membantu menyelesaikan masalah, memberi
acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi, memberi informasi untuk
mengeksplorasi lebih jauh, memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
Dalam hal ini tentu saja kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi yang dicantumkan
pembelajaran, metode pembelajaran, sumber pembelajaran dan fasilitas lainnya yang ada di
Kemudian dengan mengkaji dasar-dasar rujukan penyusunan RPP dalam tindakan perbaikan
siklus kesatu, terutama Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, guru
menemukan bahwa ada peluang untuk menambah komponen RPP sehingga RPP yang disusun
menjadi lengkap, berisi berbagai rincian yang diperlukan. Selanjutnya guru SMA Negeri 1
Bandung menyusun dan mengembangkan RPP bersama-sam dengan nara sumber . Dimulai dari
satu komponen ke komponen RPP lainnya secara berurutan. Membuat rincian tiap komponen,
sehingga dihasilkan model RPP yang lengkap dan sistematis, sesuai dengan harapan. Setelah
5. Indikator Ketercapaian
6. Tujuan Pembelajaran
7. Materi Pembelajaran
59
Hasil observasi terhadap tindakan perbaikan siklus kesatu dengan menggunakan format
penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilainya mencapai 36 yang berarti berada
pada kategori sangat baik, dan hasil observasi dengan menggunakan format penilaian Aktivitas
Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Proses Penyusunan dan Pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama nilainya mencapai 86,7, yang berati berada pada
Pada rumusan masalah (a) Apakah yaitu melalui Workshop dapat meningkatkan kualitas
pedagogik guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam menyusun , mengembangkan Silabus dan
RPP secara professional ? (b) Apakah aktivitas guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam
menyusun , mengembangkan Silabus dan RPP sesuai dengan komponen , lengkap dan sistematis
Jawaban terhadap rumusan masalah pertama ini adalah ya, dengan Workshop penyususnan,
guru-guru SMA Negeri 1 Bandung. Berdasarkan hasil penilaian melalui format penilaian
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus 1 yang mencapai nilai 39.6
berada pada katagori cukup, dan hasil penilaian pada siklus kedua yang mencapai nilai 86.7
berada pada katagori sangat baik. Kompetensi pedagogik guru SMA Negeri 1 Bandung dalam
menyusun , mengembangkan ,menyempurnakan Silabus dan RPP pada kegiatan orientasi atau
sebelum mengikuti tindakan perbaikan pada siklus kesatu sangat terbatas. Berbeda dengan
setelah mengikuti tindakan perbaikan melalui dua siklus. Setelah mengikuti tindakan perbaikan
pada siklus kesatu terlihat ada peningkatan, dan lebih meningkat lagi setelah mengikuti tindakan
perbaikan pada siklus kedua. Silabus dan RPP yang mereka susun menjadi lebih lengkap dan
sistematis. Kedua adalah apakah aktivitas guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam menyusun ,
60
mengembangkan Silabus dan RPP sesuai dengan komponen , lengkap dan sistematis setelah
mengikut workshop ?
menyempurnakan Silabus dan RPPRPP selama Workshop dari kegiatan orientasi, siklus kesatu
dan siklus kedua meningkat makin baik. Hal ini didasarkan pada hasil penilaian melalui kedua
rubrik, yang sesuai dengan spesifikasi rumusan masalahnya dijawab sebagai berikut :
rujukan untuk menyusun RPP mata pelajaran yang diampunya. Hal ini terlihat jelas saat kegiatan
orientasi. Hasil pengamatan pada kegiatan tersebut dengan menggunakan format penilaian
Aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Silabus dan RPP hanya mencapai nilai tiga, yang berarti tergolong cukup. Setelah teridentifikasi
mengenai apa yang harus diersiapkan, baru naskah sumber-sumber rujukan yang berupa
permendiknas dan buku-buku yang relevan dikeluarkan dari tas mereka. Pada saat tindakan
perbaikan siklus kesatu nilainya mencapai enam dan pada tindaan perbaikan siklus kedua
nilainya mencapai delapan. Pada tindakan perbaikan siklus kedua sesungguhnya tidak
memerlukan persiapan yang berarti, karena sudah dilakukan pada kegiatan orientasi dan siklus
kesatu.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop diketahui bahwa pada
siklus kesatu mencapai nilai 25 atau tergolong cukup dan pada siklus kedua mencapai nilai 36,
61
yang berati tergolong sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan guru dalam kegiatan
Workshop tersebut meningkat. Walaupun pada awalnya guru-guru agak enggan karena membuat
RPP itu membosankan, namun setelah mengetahui bahwa pada RPP yang mereka susun terdapat
banyak kekurangan namun setelah nara sumber menjelaskan berbagai kekurangan dan
menjelaskan petunjuk untuk melengkapinya, guru SMA Negeri1 Bandung menjadi lebih antusias
dan berusaha lebih keras untuk menyusun sendiri RPP dan Silabus dengan lengkap dan
sistematis seperti yang mereka tunjukkan pada tindakan perbaikan siklus kedua. Apalagi nara
menyusun , mengembangkan dan menyempurnakan Silabus dan RPP secara lengkap dan
sistematis.
Kendala apa yang ditemukan guru SMA Negeri 1 Bandung dalam proses penyusunan RPP yang
Dari hasil wawancara (diskusi dan dialog) dengan guru-guru peserta Workshop penyusunan ,
pengembangan dan penyempurnaan Silabus , RPP diperoleh keterangan bahwa yang menjadi
kendala dalam menyusun RPP secara lengkap dan sistematis antara lain :
tuntutan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, maupun komponen-
komponen tambahan yang bisa melengkapi RPP, sebagai akibat dari (1) kurangnya sumber
rujukan yang dimiliki (kendala pertama), dan (2) betapapun mereka memilikinya, tapi mereka
62
c) Kurang kreatifitas untuk membuat RPP menurut pendapat sendiri dengan menafsirkan
Jawaban-jawaban terhadap rumusan masalah ini menunjukkan bahwa belajar bersama jika
dikelola dengan baik memungkinkan pengalaman belajarnya diserap oleh seluruh peserta
yang sama, belajar bersama yang melibatkan kegiatan, sharing, cooperative learning, diskusi dan
sebagainya, memungkinkan materi pelajaran tersebut dikonstruksi bersama. Prinsip saling asah
dan saling asuh pun terjadi dengan tak terasa. Prinsip inilah yang menunjukkan berlakunya teori
belajar konstruktivisme dalam kegiatan tersebut. Studi suatu Ilmu pengetahuan secara bersama-
sama memungkinkan dikonstruksi lebih cepat dan komprehensif, dengan volume masukan yang
Grafik hasil penilaian aktivitas guru-guru SMA Negeri 1 Bandung pada awal mendapat nilai 3,
10
6 Series1
4 Series2
Series3
2
0
AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pedagogik Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Menyusun , Mengembangkan Silabus dan RPP
Dibuktikan dengan Silabus dan RPP yang dibuat oleh guru-guru SMA Negeri 1 Bandung hasil
dari kegiatan Workshop ( contoh ada pada lampiran) yang semula masih banyak kekurangan-
kekurangan setelah mengikut Workshop dapat membuat Silabus dan RPP dengan lengkap dan
sistematis.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tindakan sekolah ini, penulis
menyarankan :
handal. Khusus dalam peran sebagai perencana pembelajaran, diharapkan lebih kreatif
sehingga dapat menjadi penemu model rencana pembelajaran baru yang lebih efektif.
b. Maksimalkan MGMP sebagai wadah untuk menggali kompetensi pedagogik agar menjadi
maupun non formal atas keinginan sendiri atau saat disertakan dalam kegiatan-kegiatan
pengembangan profesi dalam jabatan (in service training) berbagai kegiatan diklat, seminar,
64
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : BSNP.
Depdiknas. (2008). Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research)
Pedoman Materi Inti Kepala Sekolah . Tahun 2010 . Jakarta. BP. Panca Bhakti (CV)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Wayan. I.AS. Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah dan Penelitian Tindakan Sekolah untuk
Kepala Sekolah dalam Rangka Peningkatan Mitu Pembelajaran serta Bahan Belajar Mandiri
Dimensi Kompetensi Kepala Sekolah. Tahun 2010. Jakarta
65
LAMPIRAN –LAMPIRAN
2. SURAT TUGAS
3. DAFTAR HADIR
4. FORMAT ANALISIS SI – SK – KD
5. FORMAT SILABUS
6. FORMAT RPP
7. KKO KTSP
66
67