Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KOMPETENSI PEDAGOGIK


GURU SMP NEGERI 2 RIUNG DALAM MENYUSUN DAN
MENGEMBANGKAN SILABUS SERTA PEMBUATAN
RPP MELALUI WORKSHOP

Disusun oleh :
Drs. Sila Adrianus
NIP : 196107031998011003
(Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Riung)

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGADA


SMP NEGERI 2 RIUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan-Nya jualah

penulis dapat merampungkan laporan Penelitian Tidakan Sekolah (PTS) dengan judul “Upaya

Meningkatkan Kualitas Kompetensi Pedagogik Guru SMP Negeri 2 Riung dalam

Menyusun dan Mengembangkan Silabus dan RPP melalui Workshop “ ini dapat penulis

selesaikan.

Pembuatan PTS ini terkondisikan masih terdapatnya guru-guru yang belum memahami

akan penyusunan , pengembangan Silabus dan RPP yang benar dan sistematis. Penulis berupaya

bagaimana agar guru-guru SMP Negeri 2 Riung dapat memahami dalam menyusun ,

mengembangkan Silabus dan RPP yang benar dan sistematis melalui workshop MGMP Tingkat

Satuan Pendidikan SMP Negeri 2 Riung.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan PTS ini tidak menutup kemungkinan

masih terdapat kekurangan dari berbagai segi, mungkin sistematikanya, mungkin isinya, maupun

segi kebahasaannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca umumnya sangat penulis

harapkan. Namun penulis tetap berharap laporan PTS ini dapat memberikan kontribusi kepada

dunia pendidikan umumnya dan kepada teman sejawat khususnya.

Riung Barat, Maret 2019

Penulis
ABSTRAK

Mengacu pada teori dan ketentuan peraturan perundang-undangan, PTS ini membahas kualitas
kompetensi pedagogik guru dalam menyusun dan mengembangkan Silabus serta RPP , guru
diyakini mampu menciptakanpembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, interaktif, efektif dan
menyenangkan.

Upaya meningkatkan kualitas kompetensi pedagogik Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam
menyusun dan mengembangkan Silabus dan RPP melalui Workshop dilatarbelakangi oleh (a)
masih terdapat guru SMA Negeri 1 Bandung yang belum paham apa sebenarnya silabus dan
hubungannya dengan RPP (b) apa kegunaan Silabus dalam pembuatan RPP (c)bagaimana
menyusun silabus dan mengembangkannya. (d) Masih ada guru yang dalam penyusunannya
kurang lengkap dan sistematis

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh workshop dalam menyusun serta
mengembangkan Silabus dan RPP pada Guru SMA Negeri 1 Bandung dengan menggunakan
metode penelitian tindakan sekolah (PTS) dengan dua siklus yang masing-masing siklusnya
terdiri dari tahap (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan perbaikan, (3) observasi, dan (4)
refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) sebelum diadakan workshop guru hanya mendapatkan
kategori nilai cukup artinya sebagian belum paham , setelah diadakan workshop bahkan sampai
empat kali yaitu pada bulan September, Oktober, November 2009 dan Februari 2010 terjadi
peningkatan dalam pemahaman menyusun dan mengembangkan Silabus dan RPP. Penilaian
melalui Rubrik Penilaian silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus 1
yang mendapat kategori cukup, dan hasil penilaian pada siklus kedua mencapai baik, dan (b)
aktivitas guru dalam mengikuti workshop penyusunan , pengembangan Silabus dan RPP yang
lengkap dan sistematis pada siklus kedua lebih baik daripada pada saat siklus kesatu. Penilaian
melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam menyusun, mengembangkan Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Kegiatan Workshop pada siklus kesatu yang
mencapai kategori cukup baik, dan pada siklus kedua mencapai sangat baik.

Berdasarkan hasil penelitian ini penulis merekomendasikan kepada guru SMA Negeri 1 Bandung
agar mengoptimalkan perannya sebagai perencana, pengorganisir, dan penilai pembelajaran,
penyusunan Silabus dan RPP agar terus dikembangkan dalam MGMP.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor

yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik

di jalur pendidikan formal maupun informal. Guru menjadi faktor utama dalam penciptaan

suasana pembelajaran. Kompetensi guru dituntut dalam menjalankan tugasnya secara

profesional. Studi tentang pendidikan guru di akhir abad ke 20 dan awal abad ke 21

menunjukkan fenomena yang semakin kuat menempatkan guru sebagai suatu profesi. Kondisi

nyata kini memandang bahwa guru sebagai sebuah profesi, bukan lagi dianggap sebagai suatu

pekerjaan (vokasional) biasa yang memerlukan pendidikan tertentu Oleh sebab itu, dalam setiap

upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang

berkaitandenganeksistensiguruitusendiri.

Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau

sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan

keterampilan hidup baik yang bersifat manual individual maupun sosial (Sagala, 2006 : 1).

Upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa tersebut dapat

diselenggarakan dalam berbagai bentuk. Ada yang diselenggarakan secara sengaja, terencana,

terarah dan sistematis seperti pada pendidikan formal, ada yang diselenggarakan secara sengaja,

akan tetapi tidak terencana dan tidak sistematis seperti yang terjadi di lingkungan keluarga

(pendidikan informal), dan ada yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana, di luar

lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan formal, yaitu melalui pendidikan non formal.
Apapun bentuk penyelenggarannya, secara umum pendidikan bertujuan untuk membantu

anak-anak atau peserta didik mencapai kedewasaannya masing-masing, sehingga mereka mampu

berdiri di lingkungan masyarakatnya. Untuk masyarakat kita, sesuai dengan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3,

pendidikan berfungsi dan bertujuan sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta


peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Agar pendidikan bisa berfungsi dan mencapai tujuan seperti dirumuskan dalam undang-

undang tersebut, maka pendidikan harus ”diadministrasikan”, atau dikelola dengan mengikuti

ilmu administrasi. Yang paling sederhana, administrasi menurut Henry Fayol diartikan sebagai

fungsi dalam organisasi yang unsur-unsurnya adalah perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pemberian perintah (commanding), pengkoordinasian (coordinating), dan

pengawasan (controlling) (Sagala, 2006 : 23).

Pada level ujung tombak pendidikan, yaitu pada proses pembelajaran oleh guru di kelas,

betapapun administrasinya tidak serumit oraganisasi yang melibatkan banyak personal, fungsi-

fungsi administrasi yang disebutkan Henry Fayol tersebut sebaiknya tetap ada, sebab tanpa itu

pencapaian tujuan pembelajaran akan susah dicapai. Dalam kaitannnya dengan fungsi-fungsi

administrasi ini, lebih spesifik dalam hal proses belajar mengajar, Gage dan Berliner dalam

Makmun (2005 : 23) mengemukakan tiga fungsi atau peran guru dalam proses tersebut, yaitu

sebagai :

1) Perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang harus dilakukan di dalam

proses belajar-mengajar (pre-teaching problems).


2) Pelaksana (organizer) yang harus menciptakan situasi, memimpin, merangsang,

menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana,

bertindak sebagai nara sumber (source person), konsultan kepemimpinan (leader), yang

bijaksana dalam arti demokratis dan humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung

(during teaching problems).

3) Penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan dan akhirnya

harus memberikan pertimbangan (judgement) atas tingkat keberhasilan belajar

mengajar tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan baik mengenai aspek keefektifan

prosesnya, maupun kualifikasi produk (output)-nya.

Dalam menyoroti salah satu peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai

perencana pembelajaran, setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun ,

mengembangkan Silabus dan RPP yang lengkap dan sistematis agar pembelajaran efektif dan

bermutu. Pembelajaran yang berlangsung secara efektif dan bermutu akan berimplikasi pada

peningkatan mutu proses dan hasil belajar peserta didik.

Dalam pengertiannya Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau

kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensu untuk

penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Mengacu pada PP No 19 Tahun 2005 Pasal 20 tentang Perencanaan proses pembelajaran

meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya

tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Pengertian RPP adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi


dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana

Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa

indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.

Alur RPP : SK dan KD KD SILABUS RPP.

Guru-guru SMA Negeri 1 Bandung telah menyusun Silabus dan RPP sesuai dengan

standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) mata pelajaran tersebut. Namun masih

ditemukan berbagai kekurangan baik menyangkut persiapan sebelum penyusunan Silabus dan

RPP, maupun dalam pelaksanaan pembelajarannya. Kekurangan itu antara lain :

Dalam penyusunan dan pengembangan silabus:

1. Sebagian besar guru kurang dapat mengkaji dan menentukan Kompetensi Dasar hingga

mengidentifikasi materi pokok pembelajaran

2. Kurang tepat dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran dan merumuskan indikator

pencapaian kompetensi

3. Belum tepat bahkan tidak cocok dalam menentukan jenis penilaian

4. Sebagian besar guru belum bahkan tidak dapat menentukan alat dan bsuber belajar yang

tepat

Dalam penyusunan RPP:

5. Sebagian guru masih menggunakan komponen minimal

6. Ketepatan menggunakan metode

7. Dalam kegiatan pembelajaran sebagian guru belum dapat membagi antara eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi. Kurang memperhatikan perbedaan individu peserta didik,

mendorong partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan budaya membaca dan

menulis proses pembelajaran.


8. Kurang tepat dalam membuat penilaian

9. Kurangnya penggunaan alat dan sumber belajar.

10. Sebagian besar guru tidak menjelaskan (1) bentuk instrumen evaluasi, (2) format /

lembaran evaluasi atau butir soal (pre test dan post test), (3) pedoman penilaian, dan

(4) kunci jawaban, dalam evaluasi proses dan hasil belajar siswa.

11. Sebagaian besar guru tidak merencanakan tindak lanjut setelah selesai pembelajaran

(pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling atau tugas individu /

kelompok)

12. Pelaksanaan pembelajaran sebagian besar guru tidak berpedoman sepenuhnya pada RPP

dalam pelaksanan pembelajarannya.

Kondisi seperti ini dapat dimungkinkan karena kurangnya pemahaman akan penyusunan ,

pengembangan silabus dan RPP pada kegiatan MGMP masing-masing bidang pelajaran.

Kekurangan ini tentu saja akan menghambat upaya peningkatan mutu proses dan hasil

pembelajaran. Dengan memahami kondisi yang demikian, maka dipandang perlu adanya upaya

untuk meningkatkan kemampuan menyusun , mengembangkan silabus dan RPP yang lengkap

dan sistematis.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan bahwa yang menjadi

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah melalui Workshop dapat meningkatkan kualitas pedagogik guru-guru SMA

Negeri 1 Bandung dalam menyusun , mengembangkan Silabus dan RPP secara

professional ?
2. Apakah aktivitas guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam menyusun , mengembangkan

Silabus dan RPP sesuai dengan komponen , lengkap dan sistematis setelah mengikut

workshop ?

C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Sebelum menentukan tindakan apa yang dianggap dapat meningkatkan kualitas guru

dalam menyusun, mengembangkan silabus dan RPP, terlebih dahulu penulis melakukan

pengkajian berbagai teori belajar dan pendidikan. Mengamati MGMP masing-masing mata

pelajaran .

Studi pustaka dan diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-guru. Maka diperoleh hasil

alternatif tindakan yang dihipotesiskan dapat menigkatkan kualitas guru-guru dalam menyusun .

mengembangkan silabus dan RPP yaitu :

Melalui kegiatan Workshop dapat meningkatkan kualitas guru guru SMA Negeri 1 Bandung

dalam menyusun , mengembangkan silabus dan RPP.

Alternatif ini lebih efektif walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengadakan

workshop dengan guru yang selurunya ada 73 guru. Agar kegiatan workshop efektif dan

mencapai hasil yang maksimal bagi guru-guru maka wokshop dibagi menjadi pertingkatan kelas

dengan menhadirkan pakar dari tingkat Propinsi dan Nasional yang diadakan pada bulan

September 2009, Oktober 2009, November 2009, dan Pebruari 2010 sebagai

Evaluasi. Diharapkan setelah diadakan workshop guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dapat

menyusun , mengembangkan silabus dan RPP dengan lengkap, benar dan sistematis.
D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitjan ini adalah untuk:

1. Meningkatkan tingkat pemahaman guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam menyusun

dan mengembangkan silabus serta RPP.

2. Mengoptimalkan kemampuan guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam penyusunan dan

pengembangan silabus serta RPP.

3. Menjadikan guru lebih profesional dalam kegiatan belajar mengajar karena persiapan

yang matang

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis :

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu manajemen pendidikan,

khususnya manajemen (pengelolaan) Kurikulum.

2. Manfaat Praktis :

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas guru-guru SMA

Negeri 1 Bandung dalam menyusun dan mengembangkan silabus serta RPP yang lengkap

benar dan sistematis, sehingga silabus dan RPP yang mereka susun :

a. Menjadi pedoman atau skenario pelaksanaan proses pembelajaran yang bisa diikuti

atau dilaksanakan siapa pun pemerannya, seandainya guru yang menyusunnya

sendiri berhalangan hadir saat pelaksanaan pembelajaran.

b. Memudahkan peserta didik dalam belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya.


c. Meningkatkan kualitas guru dalam penyusunandan pengembangan silabus dan RPP.

d. Meningkatkan nilai kinerja sekolah dan nilai akreditasi sekolah.

e. Meningkatkan kebersamaan guru dalam MGMP

.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENINGKATAN KUALITAS KOMPETENSI PEDAGOGIK

Peranan guru sangat menentukan dalam usahapeningkatan mutu pendidikan. Untuk itu

gurusebagai agen pembelajaran dituntut untukmampu menyelenggarakan proses pembelajaran

dengan sebaik-baiknya, dalam kerangkapembangunan pendidikan. Guru mempunyaifungsi dan

peran yang sangat strategis dalampembangunan bidang pendidikan, dan olehkarena itu perlu

dikembangkan sebagai profesiyang bermartabat.

Undang-Undang No. 14 tahun2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4menyiratkan bahwa

guru sebagai agenpembelajaran berfungsi untuk meningkatkanmutu pendidikan nasional. Untuk

dapatmelaksanakan fungsinya dengan baik, guruwajib untuk memiliki syarat tertentu, salah

satudi antaranya adalah kompetensi. Syaratkompetensi tersebut ditinjau dari

perspektifadministratif, ditunjukkan dengan adanyasertifikat.

Bertolak dari ketentuan perundangan (PPNo. 19 Tahun 2005 Tentang Standar

NasionalPendidikan), dapat dikatakan bahwa mutupendidikan nasional dapat terwujud bila

kedelapan standar minimal, yaitu standar isi,standar proses, standar kompetensi lulusan,Secara

umum, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh suatu profesi dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1

butir 10).

Berkaitan dengan kompetensi profesi guru, Sagala mengemukakan sepuluh kompetensi

dasar yang harus dimiliki guru, yaitu :

(1) menguasai landasan-landasan pendidikan; (2) menguasai bahan pelajaran; (3) kemampuan

mengelola program belajar mengajar; (4) kemampuan mengelola kelas; (5) kemampuan

mengelola interaksi belajar mengajar; (6) menilai hasil belajar siswa; (7) kemampuan mengenal

dan menterjemahkan kurikulum; (8) mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan;

(9) memahami prinsip-prinsip dan hasil pengajaran; (10) mengenal dan menyelenggarakan

administrasi pendidikan (Sagala, 2006 : 210).

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

kompetensiprofesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas

danmendalam”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi profesional adalahberbagai

kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagaiguru profesional.

Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalambidangnya yaitu penguasaan

bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya,rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa

kebersamaan dengan sejawat gurulainnya.

Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut forTeacher

Education, mengemukakan kompetensi profesional guru mencakup kemampuan dalam hal (1)

mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikanbaik filosofis, psikologis, dan sebagainya,

(2) mengerti dan menerapkan teoribelajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku peserta

didik, (3) mampumenangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya,
(4)mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai, (5) mampumenggunakan

berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain, (6)

mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran, (7) mampumelaksanakan

evaluasi belajar dan (8) mampu menumbuhkan motivasi pesertadidik.

Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuanprofesional

mencakup (1) penguasaan pelajaran yang terkini atas penguasaanbahan yang harus diajarkan,

dan konsep-konsep dasar keilmuan bahan yangdiajarkan tersebut, (2) penguasaan dan

penghayatan atas landasan dan wawasankependidikan dan keguruan, (3) penguasaan proses-

proseskependidikan,keguruandan pembelajaran siswa. Arikunto (1993:239) mengemukakan

kompetensiprofesional mengharuskan guru memiliki pengetahuan yang luas dan dalamtentang

subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaanmetodologi yaitu menguasai

konsep teoretik, maupun memilih metode yang tepatdan mampu menggunakannya dalam proses

belajar mengajar.

Depdiknas (2004:9)mengemukakan kompetensi profesional meliputi (1) pengembangan

profesi,pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan kajian akademik.Pengembanganprofesi

meliputi (1) mengikuti informasi perkembangan iptek yang mendukungprofesi melalui berbagai

kegiatan ilmiah, (2) mengalihbahasakan bukupelajaran/karya ilmiah, (3) mengembangkan

berbagai model pembelajaran, (4)menulis makalah, (5) menulis/menyusun diktat pelajaran, (6)

menulis bukupelajaran, (7) menulis modul, (8) menulis karya ilmiah, (9) melakukan

penelitianilmiah (action research), (10) menemukan teknologi tepat guna, (11) membuat

alatperaga/media, (12) menciptakan karya seni, (13) mengikuti pelatihan terakreditasi,(14)

mengikuti pendidikan kualifikasi, dan (15) mengikuti kegiatan pengembangankurikulum.


Pemahaman wawasan meliputi (1) memahami visi dan misi, (2)memahami hubungan

pendidikan dengan pengajaran, (3) memahami konseppendidikan dasar dan menengah, (4)

memahami fungsi sekolah, (5)mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal

proses dan hasilbelajar, (6) membangun sistem yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan

luarsekolah.

Penguasaan bahan kajian akademik meliputi (1) memahami strukturpengetahuan, (2)

menguasai substansi materi, (3) menguasai substansi kekuasaansesuai dengan jenis pelayanan

yangdibutuhkansiswa.Berdasarkanuraiandiatas,kompetensi profesional guru tercermin dari

indikator (1) kemampuan penguasaanmateri pelajaran, (2) kemampuan penelitian dan

penyusunan karya ilmiah, (3)kemampuan pengembangan profesi, dan (4) pemahaman terhadap

wawasan danlandasan pendidikan

Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru menyebutkan bahwa ”Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh

dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, sosial, dan

profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.” (BSNP, 2007 : 8).

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

dikemukakankompetensipedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran pesertadidik”.

Depdiknas (2004:9)menyebutkompetensiinidengan“kompetensipengelolaan pembelajaran.

Kompetensi inidapatdilihatdarikemampuanmerencanakanprogrambelajarmengajar,kemampuan

melaksanakan interaksiatau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan

penilaian.KompetensiMenyusunRencanaPembelajaranMenurutJoni(1984:12),kemampuan

merencanakanprogrambelajarmengajarmencakupkemampuan:(1)merencanakanpengorganisasian
bahan- bahanpengajaran,(2)merencanakanpengelolaankegiatanbelajarmengajar,(3)

merencanakan pengelolaankelas,(4)merencanakan penggunaan media dan sumber

pengajaran;dan(5)merencanakanpenilaianprestasisiswa untuk kepentingan pengajaran.

Pedagogik adalah art of teaching, seni atau strategi mengajar. Jadi kompetensi pedagogik

adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

B. SILABUS

Dalam pengertian silabus adalah rencana pelajaran pada suatu san/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, komperensi dasae, materi

pokok/pembelajaran. kegiatan pembelajaran. Indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 17 ayat (2), sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan

komite madarasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya

berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas

kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan SMK,

dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MYs, MA,

dan MAK. PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 20, perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

materi ajar, metode pengajaran, sumber balajar, dan penilaian hasil belajar.
Silabus menjawab pertanyaan : 1) apa kompetensi yang harus dikuasai siswa ? 2)

bagaimana cara mencapainya ? 3) Bagaimana cara mengetahui pencapaiannya ?

Prinsip pengembangan selabus ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual,

kontekstual, fleksibel dan menyeluruh. Guru kelas/ mata pelajaran , kelompok guru kelas/mata

pelajaran, kelompok kerja guru (KKG/PKG/MGMP) sebagai pengembang silabus dibawah

koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Kab/Kota/Propinsi.

Langkah-langkah pengembangan silabus : 1) Mengkaji dan menentukan Standar

Kompetensi 2) Mengkaji dan menentukan Kompetensi Dasar, 3) Mengidentifikasi materi pokok

/pembelajaran 4) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran 5) Merumuskan Indikator Pencapaian

Kompetensi 6) Menentukan Jenis Penilaian 7) Menentukan Alokasi Waktu 8) Menentukan

Sumber Belajar.

C. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP). Silabus merupakan penjabaran dari standar isi kurikulum, yang kemudian

dioperasionalkan dalam RPP. Jadi, RPP merupakan rencana pembelajaran yang menggambarkan

prosedur dan pengorganisasian pembelajaran siswa untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD)

yang akan dilakukan guru dalam satu atau lebih pertemuan PBM di kelas atau tempat

pembelajaran lainnya.

RPP bisa disusun dengan komponen yang minimal, tapi lebih baik dengan komponen yang

lengkap dan dengan susunan yang sistematis sesuai urutan pelaksanaannya, karena pada
hakikatnya RPP merupakan skenario pembelajaran, sehingga siapa pun pemerannya bisa

melakukannya karena segalanya sudah ada pada skenario tersebut.

RPP dengan komponen minimal hanya mencakup (1) Tujuan pembelajaran, (2) Materi ajar,

(3) Metoda pembelajaran, (4) Sumber belajar, dan (5) Evaluasi atau penilaian hasil belajar (PP

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 20). Sedangkan RPP yang lengkap

terdiri dari (Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses) :

1. Identitas

2. Standar Kompetensi (SK)

3. Kompetensi Dasar (KD)

4. Alokasi waktu

5. Indikator Ketercapaian

6. Tujuan Pembelajaran

7. Materi Pembelajaran

8. Metode Pembelajaran

9. Kegiatan Pembelajaran : a. eksplorasi. b.

elaborasic. c.confirmasi

10. Sumber Belajar

11. Penilaian
Yang penting untuk diperhatikan dalam penyusunan RPP adalah :

1. RPP harus dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam

upaya mencapai kompetensi dasar (KD) (PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan

Nasional pasal 20.

2. RPP harus dibuat secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permen Nomor 41

Tahun 2007 tentang Standar Proses). Contoh RPP yang lengkap dan sistematis dimuat pada

Lampiran .

D. WORKSHOP

Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-

petugas pendidikan yang memecahkan problema yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja

secara kelompok maupun bersifat perseorangan.. Dalam dunia pendidikan workshop adalah

suatu davice dalam in-service education, cara belajar sesuatu (- a way learning) dengan

menggunakan sharing of ideas, prosedure give and take “suatu sistem kerja yang selaras dengan

jiwagotong–royong.

Ciri-ciri Workshop :Salah satu dari ciri-ciri workshop adalah :

a. Masalah yang dibahas bersifat “life centered” dan muncul dari peserta sendiri

b. Cara yang digunakan ialah metode pemecahan masalah “musyawarah dan penyelidikan”.

25
c. Menggunakan resource person dan resource materials yang memberi bantuan yang besar

sekali dalam mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

Jenis Workshopditentukan berdasarkan lembaga/organisasi yang melaksanakan, dan sifat

kerjanya.Berdasarkan lembaga/organisasi, waktu, sifat.

Prosedure Pelaksanaan1) merumuskan tujuan workshop (output yang akan dicapai)2)

merumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci 3) menentukan prosedur

pemecahan masalah.

Materi Yang Akan Dibahas sebaiknya ada suatu guide-book yang berisi penuntun bagi para

peserta. Panitia terdiri dari panitia pengarah dan panitia pelaksana.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah

(PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat, 2009 : 73).

Penelitian tindakan sekolah merupakan “(1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada

tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan

terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan;

dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis” (Depdiknas,

2008 : 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata

26
yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah

tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.

Masalah nyata yang ditemukan pada guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam menyusun,

mengembangkan Silabus dan RPP belum optimal.

Prosedur penelitian dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2)

pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.

1. Perencanaan

Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah atau kondisi yang menuntut

diperbaiki. Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan,

menentukan siapa (subyek penelitian dan teman berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan), dan

tempat pelaksanaan.

2. Pelaksanaan (Action)

Yaitu melakukan tindakan substantif penelitian melalui intervensi skala kecil guna memperbaiki

kondisi yang diteliti.

3. Observasi (Observation)

Yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan (mencatat dan merekam)

terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang mungkin saja muncul selama proses

pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi (Reflection)

Yaitu melakukan renungan, kajian reflektif diri secara inquiri, partisipasi diri (partisipatoris),

kolaborasi terhadap latar alamiah dan impiikasi dari suatu tindakan, dengan melakukan analisis

27
terhadap rencana dan tindakan yang sudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai, dan apa yang

belum dapat atau sempat dilakukan.

Hasil dari siklus pertama ini menjadi masukan bagi pelaksanaan siklus kedua yang

terdiri dari perulangan keempat langkah yang ada pada siklus pertama. Hal ini terjadi karena

dimungkinkan setelah melalui siklus pertama, peneliti menemukan masalah baru atau masalah

lama yang belum tuntas, sehingga perlu dipecahkan melalui siklus selanjutnya. Dengan

demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama peneliti akan kembali

melakukan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus kedua, dan

seterusnya, berhenti apabila telah berdampak positif terhadap proses dan hasil yang diperoleh

dari tindakan tersebut berhasil” (Sudjana, 2009 : 8).

Jika digambarkan, siklus kerja PTS adalah sebagai berikut :

PERENCANAAN

REFLEKSI PELAKSANAAN
SIKLUS I

PENGAMATAN

______________________________________________________________________________

28
PERENCANAAN

REFLEKSI PELAKSANAAN
SIKLUS II

PENGAMATAN

_____________________________________________________________________________

?
Langkah-langkah PTS (Direktorat Tendik, 2008)

B. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dari berbagai mata pelajaran

sebanyak 40 guru .

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Peningkatan Kualitas Kompetensi Pedagogik

Peranan guru sangat menentukan dalam usahapeningkatan mutu pendidikan. Untuk itu

gurusebagai agen pembelajaran dituntut untukmampu menyelenggarakan proses pembelajaran

29
dengan sebaik-baiknya, dalam kerangkapembangunan pendidikan. Guru mempunyaifungsi dan

peran yang sangat strategis dalampembangunan bidang pendidikan, dan olehkarena itu perlu

dikembangkan sebagai profesiyang bermartabat.

Undang-Undang No. 14 tahun2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4menyiratkan bahwa

guru sebagai agenpembelajaran berfungsi untuk meningkatkanmutu pendidikan nasional. Untuk

dapatmelaksanakan fungsinya dengan baik, guruwajib untuk memiliki syarat tertentu, salah

satudiantaranya adalah kompetensi. Syaratkompetensi tersebut ditinjau dari

perspektifadministratif, ditunjukkan dengan adanyasertifikat, juga

dikemukakankompetensipedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran pesertadidik”.

Depdiknas (2004:9)menyebutkompetensiinidengan“kompetensipengelolaan pembelajaran.

Kompetensi inidapatdilihatdarikemampuanmerencanakanprogrambelajarmengajar,kemampuan

melaksanakan interaksiatau

mengelolaprosesbelajarmengajar,dankemampuanmelakukanpenilaian.

2. Silabus

Silabus adalah rencana pelajaran pada suatu san/atau kelompok mata pelajaran/tema

tertentu yang mencakup standar kompetensi, komperensi dasae, materi pokok/pembelajaran.

kegiatan pembelajaran. Indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar

Silabus dalam penelitian ini adalah silabus yang disusun oleh guru-guru SMA Negeri 1

Bandung secara umum yang merupakan perencanaan proses pembelajaran , meliputi silabus,

30
rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

materi ajar, metode pengajaran, sumber balajar, dan penilaian hasil belajar. Silabus menjawab

pertanyaan : 1) apa kompetensi yang harus dikuasai siswa ? 2) bagaimana cara mencapainya ? 3)

bagaimana cara mengetahui pencapaiannya ?

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan rencana pembelajaran yang menggambarkan prosedur dan

pengorganisasian pembelajaran siswa untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD) yang akan

dilakukan guru dalam satu atau lebih pertemuan PBM di kelas atau tempat pembelajaran lainnya.

Yang dimaksud Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini adalah RPP

secara umum yang disusun oleh guru-guru SMA Negeri 1 Bandung selama workshop ..

4. Workshop

Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-

petugas pendidikan yang memecahkan problema yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja

secara kelompok maupun bersifat perseorangan.

Dalam hal ini menghadirkan pakar yang ahli dalam pengembangan ,penyusunan silabus dan RPP

sebagai nara sumber bayk tingkat nasional maupun tingkat propinsi.

D. INSTRUMEN (ALAT) PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar

observasi berupa rubrik, yang terdiri dari :

1. Format Penilaian Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), ada ada lampiran A.

31
2. Format Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop penyusunan dan pengembangan Silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ada pada lampiran B

3. Format Penilaian Aktivitas Guru –guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Proses Penyusunan

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan dan

pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP ) ada pada lampiran C.

4. Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru –guru SMA Negeri1

Bandung selama Workshop Penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

Format – formay ini diisi oleh peneliti melalui pangamatan sebelum, pada saat, dan sesudah

proses penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .

Hasilnya digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Observasi

Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, merekam, dan

mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Dalam observasi ini

peneliti menggunakan (1) Format Penilaian Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), (2) Format Penilaian Aktivitas Guru –guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Persiapan

Penyusunan , pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama

32
Workshop Penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) (3) Format Penilaian Aktivitas Guru –guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Proses

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan dan

pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ketiga format (lembar

observasi) ini diformat untuk diisi dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom nilai 1-4

pada aspek yang dinilai. Tujuan utama dari observasi ini adalah untuk memantau persiapan,

proses, hasil, dan dampak perbaikan dari tindakan setiap siklus.

2. Wawancara (Diskusi)

Yang dimaksud wawancara di sini meliputi diskusi formal dan dialog informal selama

berlangsungnya PTS antara peneliti dengan guru-guru SMA Negeri 1 Bandung . Hal ini untuk

mengetahui pikiran guru-guru yang tidak dapat digali melalui observasi.

3. Studi Dokumenter

Studi dokumenter diartikan sebagai usaha untuk memperoleh data dengan jalan menelaah

catatan-catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files. Teknik ini ditempuh untuk

memperoleh data-data mengenai Silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara

umum dari lembaran-lembaran Silabus dan RPP buatan guru.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka diartikan sebagai teknik untuk memperoleh data atau informasi dari berbagai

tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang menunjang penelitian. Teknik ini ditempuh

untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai masalah yang diteliti, terutama dalam

menentukan arah, metoda dan landasan teoritis penelitian.

F. LOKASI PENELITIAN (KONDISI SOSIAL)

33
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Bandung. Waktu

pelaksanaan adalah sebagai berikut : Awal Pengamatan dimulai akhir Juli 2009 , dimulai

pelaksanaan siklus I bulan September 2009 dan siklus II pada bulan November 2009 dan

berakhir Januari 2010 dan pembuatan laporan Februari 2010

Dibantu oleh dua guru sebagai observer yaitu Wakasek Kurikulum dan staf dari pengembang

kurikulum SMA Negeri 1 Bandung

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ORIENTASI

Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan

orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini mendiagnosis guru sehingga peneliti

menemukan derajat kelengkapan dan kesistematisan Silabus dan RPP yang disusun guru pada

saat sebelum diadakannya workshop penyususnan dan pengembangan Silabus dan RPP . Peneliti

mengamati aktivitas guru dalam persiapan dan selama proses penyusunan Silabus dan RPP,

kemudian mengevaluasi Silabus dan RPP yang dibuatnya. Hasil pengamatan dan evalusi

tersebut kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap tindakan) pada siklus

penelitian.

Dengan format Penilaian Aktivitas Guru –guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Persiapan

Penyusunan , pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum

Workshop penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) diketahui kondisinya sebagai berikut :

34
Penilaian Awal

Nilai
No Aspek –aspek yang dinilai 1 2 3 4
1 Antusiasme guru dalam mempersiapkan sumber-sumber v
rujukan penyusunan dan pengembangan Silabus dan RPP
2 Mengidentifikasi apa yang harus dipersiapkan untuk v
menyusun dan mengembangkan Silabus dan RPP
Jumlah Centang 1 1 0 0
Nilai 1 2 3 4
Jumlah Centang X Nilai 1 2 0 0
Nilai Total 3

Keterangan : Kategori Nilai Total


Ni;ai total minimum : 2 x 1 = 2 Kurang Cukup Baik Sangat
Nila total maksimum : 2 x 4 = 8 Baik
1-2 3-4 5-6 7-8

Hasil evaluasi terhadap Silabus dan RPP yang dibuat oleh guru-guru selama kegiatan orientasi,

teridentifikasi beberapa kekurangan, yaitu :

Silabus :

1. Dalam penyusunan dan pengembangannya belum sesuai dengan ketentuan yang ada

pada standar isi.

2. Pemilihan materi kurang sesuai dengan Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar.

3. Tidak jelas dalam uraian Kegiatan Pembelajaran

4. Tidak tepatnya penggunaan kata-kata operasional dalam merinci komponen Indikator.

5. Tidak tepat dalam penggunaan instrument penilaian

6. Kurang adanya sumber dan alat belajar sebagai pendukung

35
RPP :

1. Tidak tepatnya penggunaan kata-kata operasional dalam merinci komponen Indikator

Pencapaian.

2. Kurang tepat dalam membuat Tujuan Pembelajaran

3. Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan : sedikit yang mencantumkan

kegiatan apersepsi dan sedikit yang sudah menggunakan penerapan Eksplorasi,

Elaborasi dan Konfirmasi

4. Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Inti : penggunaan metode terlalu didominasi

metode ceramah.

5. Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Penutup : tidak merencanakan kegiatan tindak

lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, pengayaan, layanan konseling atau

memberikan tugas individu atau kelompok.

6. Dalam komponen Evaluasi (Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran : tidak

mencantumkan bentuk evaluasi (penilaian) proses dan hasil belajar, lembaran /

instrumen penilaian (butir soal-soal, rubrik, dll.), pedoman penilaian, dan kunci

jawaban.

B. PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN SIKLUS 1

Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan meliputi :

1) Mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum menyususn Silabus dan

36
RPP yang lengkap dan sistematis, yaitu :

a) PP 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

b) Permendiknas : No 22 Tahun 2006, No 23 Tahun 2006, Permendiknas No 20 Tahun 2007,

dan No 41 Tahun 2007

c) Buku mengenai Evaluasi Pendidikan

d) Buku-buku Materi Pelajaran

e) Contoh / model RPP

f) Daftar kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan,

sikap, dan keterampilan untuk membuat indikator pencapaian kompetensi

g) Buku-buku sumber inovasi pembelajaran

h) Menghadirkan pakar sebagai nara sumber ditingkat Propinsi.

2) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa (a) format penilaian Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru SMA Negeri 1

Bandung dalam Persiapan Penyusunan dan Pengembangan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan , pengembangan Silabus dan RPP (c) format

penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan , Pengembangan Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan , pengembangan Silabus dan

RPP pada Workshop (d) Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui kendala yang

dialami Guru SMA Negeri 1 Bandung selama Workshop Penyusunan, pengembangan Silabus

dan RPP .

b. Pelaksanaan

37
Sesuai dengan jadwal pada akhir Hari Sabtu tanggal 5 September 2009 mulai pukul 07.30

1) Peneliti mengamati dan menilai Silabus dan RPP yang telah dibuat oleh guru-guru SMA

Negeri 1 Bandung 2) Peneliti dan guru berdialog kurang lebih 20 menit mengenai kegiatan

penyusunan , pengembangan Silabus dan RPP yang akan dilakukan pada siklus kesatu 3) Guru –

guru SMA Negeri 1 Bandung melaksanakan kegiatan penyusunan,pengembangan Silabus dan

RPP yang mengacu pada dasar-dasar rujukan penyusunan, pengembangan RPP .

c. Observasi

Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penyusunan, pengembangan

Silabus RPP oleh guru SMA Negeri 1 Bandung , peneliti melakukan observasi dengan

menggunakan (a) format penilaian Aktivitas Guru dalam persiapan penyusunan, pengembangan

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selama Workshop penyusunan ,pengembangan

Silabus dan (RPP) (b) format penilaian Aktivitas Guru dalam Proses selama Workshop

penyusunan, pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (c) format

penilaian Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasinya adalah

sebagai berikut :

1) Hasil Penilaian melalui penilaian Aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam persiapan

penyusunan , pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama

Workshop penyusunan dan pengembangan Siklus 1

Penilaian Siklus 1

38
Nilai
No Aspek –aspek yang dinilai 1 2 3 4
1 Antusiasme guru dalam mempersiapkan sumber-sumber v
rujukan penyusunan dan pengembangan Silabus dan RPP
2 Mengidentifikasi apa yang harus dipersiapkan untuk v
menyusun dan mengembangkan Silabus dan RPP
Jumlah Centang 0 0 2 0
Nilai 1 2 3 4
Jumlah Centang X Nilai 0 0 6 0
Nilai Total 6

Keterangan : Kategori Nilai Total


Ni;ai total minimum : 2 x 1 = 2 Kurang Cukup Baik Sangat
Nila total maksimum : 2 x 4 = 8 Baik
1-2 3-4 5-6 7-8
2) format penilaian Aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam proses penyusunan,

pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop

penyusunan , penembangan RPP pada Siklus 1

OBSERVASI (OBERVER 1 PADA SIKLUS 1)

Penilaian aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam kegiatan selama Workshop penyusunan

dan pengembangan Silabus dan RPP. (September 2009 dan 17 Oktober 2009)

NO ASPEK YANG DIOBSERVASI NILAI


Kurang Cukup Baik Sangat
1 2 3 Baik
4
1 Antusias guru dalam keinginan uuntuk bisa dan V
mengerti dalam penyusunan dan pengembangan
Silabus dan RPP
2 Tingkat perhatian pada kegiatan Wokrshop V

3 Keberanian mengemukakan pendapat selama V


workshop

39
4 Keberanian mengajukan pertanyaan V

5 Keberanian menjawab pertanyaan V

6 Kemampuan bekerjasama atau berdiskusi V

7 Keberanian tampil didepan para peserta workshop V

8 Ketuntasan menyelesaikan tugas V

9 Kemauan mencatat materi yang dianggap penting V

10 Ketahanan dalam mengikuti kegiatan workshop V


penyusunan dan pengembangan Silabus dan RPP

Jumlah Centang 0 5 5 0
Nilai 1 2 3 3
Jumlah Centang X Nilai 0 10 15 0
Nilai Total 25

Keterangan : Kategori Nilai Total


Ni;ai total minimum : 10 X 1 = 10 Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Nila total maksimum : 10 X 4 = 40 1 - 10 11 - 20 21 - 30 31 - 40

OBSERVASI (OBERVER 2 PADA SIKLUS 1)

Penilaian aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam kegiatan selama Workshop penyusunan

dan pengembangan Silabus dan RPP. (September 2009 dan 17 Oktober 2009)

NO ASPEK YANG DIOBSERVASI NILAI


Kurang Cukup Baik Sangat
1 2 3 Baik
4
1 Antusias guru dalam keinginan uuntuk bisa dan V
mengerti dalam penyusunan dan pengembangan
Silabus dan RPP

40
2 Tingkat perhatian pada kegiatan Wokrshop V

3 Keberanian mengemukakan pendapat selama V


workshop
4 Keberanian mengajukan pertanyaan V

5 Keberanian menjawab pertanyaan V

6 Kemampuan bekerjasama atau berdiskusi V

7 Keberanian tampil didepan para peserta workshop V

8 Ketuntasan menyelesaikan tugas V

9 Kemauan mencatat materi yang dianggap penting V

10 Ketahanan dalam mengikuti kegiatan workshop V


penyusunan dan pengembangan Silabus dan RPP

Jumlah Centang 0 5 5 0
Nilai 1 2 3 4
Jumlah Centang X Nilai 0 10 15 0
Nilai Total 25

Keterangan : Kategori Nilai Total


Ni;ai total minimum : 10 X 1 = 10 Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Nila total maksimum : 10 X 4 = 40 1 - 10 11 - 20 21 - 30 31 - 40

Hasil observasi dari Observer 1 dan 2 menunjukkan nilai total 25 artinya sudah baik namun

peneliti menginginkan nilai yang maksimal yaitu sangat baik.

3) Penilaian penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) pada Siklus 1

41
OBSERVASI GURU PADA PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP
(Workshop September 2009 dan 17 Oktober 2009) SIKLUS 1

NO ASPEK YANG DINILAI


Kurang cukup Baik Sangat
Baik
1 2 3 4
I SILABUS :

1 Dalam penyusunan Silabus apakah sudah 5 21 12 2


sesuai dengan ketentuan standar isi
2 Pemilihan materi sesuaikah dengan SK, KD 2 19 16 3
3 Pada kegiatan pembelajaran 3 23 11 3
4 Pemahaman pembuatan Indikator 7 20 11 2
5 Bagaimana dalam kolom penilaian 6 21 11 2
6 Ketepatan alokasi waktu 5 20 13 2
7 Sumber dan alat belajar 4 22 11 3

II RPP:

8 Dalam penyususnan RPP apakah sudah 3 24 9 4


sesuai dengan ketentuan Standar Isi
9 Pemahaman dalam pembuatan Indikator 7 22 9 2
10 Ketepatan tujuan Pembelajaran 5 18 15 2
11 Penentuan Materi Ajar 3 15 18 4
12 Penggunaan Metode Pembelajaran 11 18 8 3
13 Pelaksanaa Kegiatan awal 5 20 13 2
14 Pelaksanaan Kegiatan Inti secara umum 6 20 12 2
15 Penerapan pada Eksplorasi 9 26 3 2
16 Penerapan pada Elabolarasi 9 26 2 3
17 Penerapan pada Konfirmasi 7 25 5 3
18 Pelaksanaan Kegiatan akhir 5 20 11 4
19 Bagaimana Refleksi setelah kegiatan inti 6 22 9 3
20 Pelaksanaa Penilaian 4 16 17 3
21 Penugasan pada akhir pembelajaran 2 16 19 3
22 Penggunaan Alat / Sumber belajar 6 20 9 5

42
Jumlah 120 436 244 62
Nilai 1 2 3 4
Jumlah X Nilai : aspek yang dinilai ( Nilai Total) 5.5 39.6 33.3 11.3

1. Nilai didasarkan pada jumlah peserta yang mencantumkan aspek yang dinilai. Dengan

jumlah seluruh peserta 40 guru, sebagai hasil penilaian penyusunan dan pengembangan

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus 1 rata- rata pada setiap

aspek dari 40 guru ada pada rentang 21 -30 artinya mendapat kategori cukup. Dengan

kategori demikian maka perlu diadakan perbaikan tindakanberikut :

Nilai
Jumlah peserta yang 1 2 3 4
mencantumkan aspek yang 1 - 10 11 - 20 21- 30 31 - 40
dinilai

2. Katagori nilai didasarkan pada nilai total yang diperoleh dari hasil perkalian jumlah aspek

yang dinilai dari suatu nilai dengan nilai. Karena terdapat 22 aspek, maka nilai total mínimum :

22 x 1 = 22, dan nilai total maksimum : 22 x 4 = 88 Dengan empat katagori nilai, maka

diperoleh rentang nilai total untuk tiap katagori nilai sebagai berikut :

Keterangan : Kategori Nilai Total


Nilai total minimum : 22 X 1 = 22 Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Nilai total maksimum : 22 X 4 = 88 1 - 22 23 - 45 46 - 68 68 - 88

Hasil penilaian penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) pada Siklus 1 nilai tertinggi rata-rata ada pada kategori 2 (cukup) dengan memperoleh

nilai 39.6 jika dibandingkan dengan nilai yang lain terbanyak dari setiap aspek yang dinilai

dari 40 guru .

43
Jumlah peserta yang mencantumkan aspek yang dinilai ada pada rentang 21 -30 artinya

mendapat kategori baik . Walau ada pada kategori demikian namun masih perlu perbaikan

tindakan karena belum maklsimal

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kesatu, masih ada

beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu :

1. Guru dalam menyusun dan mengembangkan silabus masih mengalami kesulitan yaitu pada :

(1) dalam pemahaman membuat indikator (2) menentukan jenis penilaian (3)

2. Guru dalam menyusun dan mengembangkan RPP masih ada yang mengalami kesulitan dalam

(1) penentuan/penggunaan metode pembelajaranyang disesuaikan dengan situasi dan kondisi

peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai.

(2) dalam kegiatan inti untuk menerapkan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi (3) pembuatan

indicator (4) merefleksikan pembelajaran (5) menentukan dan penggunaan alat/media

pembelajaran (6) penutup pembelajaran : mengarahkan peserta didik membuat kesimpulan,

memeriksa hasil belajar, dan memberikan arahan tindak lanjut.

3. Guru kesulitan membagi kegiatan pembelajaran menjadi beberapa pertemuan untuk RPP dari

KD yang membutuhkan materi pembelajaran yang luas, sehingga cenderung dirancang untuk

satu pertemuan.

4. Guru masih kesulitan membedakan antara bentuk evaluasi (penilaian) proses dan hasil belajar

dengan format / lembaran butir soal-soal dalam komponen evaluasi (penilaian) proses dan hasil

pembelajaran.

5. Guru menemukan adanya peluang menambah komponen RPP, dan beberapa guru telah

menambahkannya menurut pendapat mereka.

44
6. Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), nilainya mencapai nilai terbanyak 39.2, yang berarti berada pada katagori cukup.

7.. Penilaian aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam kegiatan selama Workshop

penyusunan dan pengembangan Silabus dan RPP. (September 2009 dan 17 Oktober 2009)

Memperoleh nilai 25 berarti berada pada katagori baik.

Dengan masih terdaratnya hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan langkah perbaikan

selanjutnya. Dengan kata lain perlu siklus kedua sehingga perbaikannya optimal.

C. PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS 2

Dalam siklus kedua pun dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi.

a. Perencanaan

Untuk menyusun rencana pada siklus kedua, peneliti melakukan :

1) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa (a) format penilaian Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan (b) format penilaian Aktivitas Guru SMA Negeri 1

Bandung dalam persiapan penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

selama Workshop penyusunan, pengembangan Silabus dan RPP (c) format penilaian Aktivitas

Guru dalam proses penyusunan , pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) selama Workshop penyusunan , pengembangan RPP (d) Pedoman

Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru SMA Negeri 1

45
Bangung selama Workshop penyusunan, pengembangan Silabus dan RPP. Membawa hasil

refleksi pada siklus kesatu kepada guru-guru untuk mendiskusikan kendala yang dihadapi guru

guru SMA Negeri 1 Bandung dalam menyusun, mengembangkan Silabus dan RPP, cara

mengatasinya sebelum pelaksanaan kegiatan penyusunan, pengembangan Silabus dan RPP

yang lengkap dan sistematis pada tindakan perbaikan siklus kedua dimulai.

Hasilnya adalah sebagai berikut :

a) Guru-guru meminta agar diadakan kelanjutan workshop dalam penyusunan , pengembangan

Silabus dan RPP sampai selesai bahkan langsung menggunakan ICT dalam kegitan workshop

tersebut (a)Sabtu tanggal 14 Nopember 2009 Workshop dilanjutkan dengan Penyusunan,

Pengembangan dan penyempurnaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b) cara

menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam komponen Kegiatan

Pembelajaran Inti, dan (b) menjelaskan komponen-komponen apa saja yang cocok untuk

ditambahkan ke dalam RPP sehingga menjadi lengkap dan sistematis, dan (c) penilaian

(evaluasi)prosesdanhasilpembelajaran.b) RPP dirancang lengkap dan sistematis. Komponen

dalam RPP tidak saja mengandung komponen RPP minimal, tapi ditambah komponen lain

yang dipandang diperlukan untuk membuat RPP yang lengkap dan sistematis, sehingga dari

lima komponen minimal menjadi 11 komponen yang lengkap c) RPP disusun guru bersama –

sama pada kegiatan workshop dengan diarahkan oleh nara sumber tingkat Nasional yaitu Drs.

Otong Bastaman, M.Pd

b. Pelaksanaan

46
Sesuai dengan kesepakatan yang telah diputuskan oleh peneliti dan guru pada hari hari

Sabtu tanggal 14 Nopember 2009 dilaksanakan Workshop Penyususnan, Pengembangan dan

Penyempurnaan Rencana Pelaksanaan Penganjaran (RPP).

Dalam kegiatan Workshop Penyususnan, Pengembangan dan Penyempurnaan Rencana

Pelaksanaan Penganjaran (RPP) diawali dengan pemberian penjelasan oleh oleh nara sumber

mengenai cara menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam komponen

Kegiatan Pembeljaran Inti, komponen-komponen yang bisa ditambahkan ke dalam komponen

RPP minimal, dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Kemudian guru peserta mulai

melakukan kegiatan penyusunan , pengembangan dan penyempurnaan bersama – sama dalam

kegiatan workshop tersebut.

c. Observasi

Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penyusunan pengembangan dan

penyempurnaan RPP guru SMA Negeri 1 Bandung, peneliti melakukan observasi dengan

menggunakan (a) format penilaian Aktivitas Guru dalam persiapan penyusunan ,pengembangan

dan penyempurnaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop (b) format

penilaian Aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam proses penyusunan , pengembangan

dan penyempurnaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop (c) format

penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasinya adalah sebagai berikut :

Hasil Penilaian melalui format penilaian Aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam

persiapan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop penyusunan,

pengembangan dan penyempurnaan RPP pada Siklus 2.

Penilaian Siklus 2

47
Nilai
No Aspek –aspek yang dinilai 1 2 3 4
1 Antusiasme guru dalam mempersiapkan sumber-sumber V
rujukan penyusunan dan pengembangan Silabus dan RPP
2 Mengidentifikasi apa yang harus dipersiapkan untuk V
menyusun dan mengembangkan Silabus dan RPP
Jumlah Centang 0 0 0 2
Nilai 1 2 3 4
Jumlah Centang X Nilai 0 0 0 8
Nilai Total 8

Keterangan : Kategori Nilai Total


Ni;ai total minimum : 2 x 1 = 2 Kurang Cukup Baik Sangat
Nila total maksimum : 2 x 4 = 8 Baik
1-2 3-4 5-6 7-8

OBSERVASI (OBSERVER 1 PADA SIKLUS 2)

Penilaian aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam kegiatan selama Workshop penyusunan

dan pengembangan Silabus dan RPP. (Nopember 2009 )

ASPEK YANG DIOBSERVASI NILAI


NO Kurang Cukup Baik Sangat
1 2 3 Baik
4
1 Antusias guru dalam keinginan uuntuk bisa dan V
mengerti dalam penyusunan dan pengembangan
Silabus dan RPP
2 Tingkat perhatian pada kegiatan Wokrshop V

48
3 Keberanian mengemukakan pendapat selama V
workshop
4 Keberanian mengajukan pertanyaan V

5 Keberanian menjawab pertanyaan V

6 Kemampuan bekerjasama atau berdiskusi V

7 Keberanian tampil didepan para peserta workshop V

8 Ketuntasan menyelesaikan tugas V

9 Kemauan mencatat materi yang dianggap penting V

10 Ketahanan dalam mengikuti kegiatan workshop V


penyusunan dan pengembangan Silabus dan RPP
Jumlah Centang 0 0 9 1
Nilai 1 2 3 4
Jumlah Centang X Nilai 0 0 27 4
Nilai Total 31

Keterangan : Kategori Nilai Total


Ni;ai total minimum : 10 X 1 = 10 Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Nila total maksimum : 10 X 4 = 40 1 - 10 11 - 20 21 - 30 31 - 40

OBSERVASI (OBSERVER 2 PADA SIKLUS 2)

Penilaian aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam kegiatan selama Workshop penyusunan

dan pengembangan Silabus dan RPP. (Nopember 2009)

NO ASPEK YANG DIOBSERVASI NILAI


Kurang Cukup Baik Sangat
1 2 3 Baik
4
1 Antusias guru dalam keinginan uuntuk bisa dan V
mengerti dalam penyusunan dan pengembangan
Silabus dan RPP

49
2 Tingkat perhatian pada kegiatan Wokrshop V

3 Keberanian mengemukakan pendapat selama V


workshop
4 Keberanian mengajukan pertanyaan V

5 Keberanian menjawab pertanyaan V

6 Kemampuan bekerjasama atau berdiskusi V

7 Keberanian tampil didepan para peserta workshop V

8 Ketuntasan menyelesaikan tugas V

9 Kemauan mencatat materi yang dianggap penting V

10 Ketahanan dalam mengikuti kegiatan workshop V


penyusunan dan pengembangan Silabus dan RPP
Jumlah Centang 0 0 4 6
Nilai 1 2 3 4
Jumlah Centang X Nilai 0 0 12 24
Nilai Total 36

Keterangan : Kategori Nilai Total


Ni;ai total minimum : 10 X 1 = 10 Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Nila total maksimum : 10 X 4 = 40 1 - 10 11 - 20 21 - 30 31 - 40

Hasil observasi dari Observer 1 menunjukkan nilai total 31 dan Observer 2 menunjukkan nilai

36 artinya mendapatkan kategori nilai sangat baik .

Jika dibuat grafik Observasi Penilaian Aktivitas Guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam

kegiatan Workshop oleh Observer 1 dan Observer 2 :

50
40

35

30

25 SIKLUS 1
20 SIKLUS 2

15

10

0
OBSERVER 1 OBSERVER 2

3) Hasil Penilaian melalui penilaian penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus 2

OBSERVASI GURU PADA PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP


( Nopember 2009) SIKLUS 2

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


Kurang cukup Baik Sangat
1 2 3 Baik
4
I SILABUS :

1 Dalam penyusunan Silabus apakah sudah

51
sesuai dengan ketentuan standar isi 29 11
2 Pemilihan materi sesuaikah dengan SK, KD 1 29 10
3 Pada kegiatan pembelajaran 34 5
4 Pemahaman pembuatan Indikator 5 28 7
5 Bagaimana dalam kolom penilaian 3 29 5
6 Ketepatan alokasi waktu 4 28 8
7 Sumber dan alat belajar 5 27 8

II RPP:
8 Dalam penyususnan RPP apakah sudah sesuai 1 29 19
dengan ketentuan Standar Isi
9 Pemahaman dalam pembuatan Indikator 3 27 16
10 Ketepatan tujuan Pembelajaran 2 29 9
11 Penentuan Materi Ajar 1 28 11
12 Penggunaan Metode Pembelajaran 6 28 6
13 Pelaksanaa Kegiatan awal 1 30 9
14 Pelaksanaan Kegiatan Inti secara umum 2 27 11
15 Penerapan pada Eksplorasi 2 32 6
16 Penerapan pada Elabolarasi 3 32 5
17 Penerapan pada Konfirmasi 4 30 6
18 Pelaksanaan Kegiatan akhir 3 30 7
19 Bagaimana Refleksi setelah kegiatan inti 5 30 5
20 Pelaksanaa Penilaian 2 30 8
21 Penugasan pada akhir pembelajaran 31 9
22 Penggunaan Alat / Sumber belajar 6 24 10
Jumlah 0 59 639 191
Nilai 1 2 3 4
Jumlah X Nilai : aspek yang dinilai ( Nilai Total) 0 5.4 86.7 34.7

1. Nilai didasarkan pada jumlah peserta yang mencantumkan aspek yang dinilai. Dengan jumlah

seluruh peserta 40 guru, sebagai hasil penilaian penyusunan dan pengembangan Silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus 2 rata- rata pada setiap aspek dari 40

guru ada pada rentang 21 -30 dan ada beberapa yang masuk pada rentang 31 – 40 artinya sudah

dapat dikatakan meningkat hingga menjadi kategori sangat baik.

52
Nilai
Jumlah peserta yang 1 2 3 4
mencantumkan aspek yang 1 - 10 11 - 20 21- 30 31 - 40
dinilai

2. Katagori nilai didasarkan pada nilai total yang diperoleh dari hasil perkalian jumlah aspek

yang dinilai dari suatu nilai dengan nilai. Karena terdapat 22 aspek, maka nilai total mínimum :

22 x 1 = 22, dan nilai total maksimum : 22 x 4 = 88 Dengan empat katagori nilai, maka

diperoleh rentang nilai total untuk tiap katagori nilai sebagai berikut :

Keterangan : Kategori Nilai Total


Nilai total minimum : 22 X 1 = 22 Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Nilai total maksimum : 22 X 4 = 88 1 - 22 23 - 45 46 - 68 68 - 88

Hasil penilaian penyusunan dan pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) pada Siklus 2 nilai tertinggi rata-rata ada pada kategori 2 (baik) dengan memperoleh nilai

86.7 jika dibandingkan dengan nilai yang lain terbanyak dari setiap aspek yang dinilai dari 40

guru . Maka dapat dikatakan sudah banyak peningkatan.

Grafik Penilaian Guru pada Penyusunan, Pengembangan dan Penyempurnaan Silabus , RPP

pada Siklus 1 dan Siklus 2

100

80

60
53
40

20
d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua, ditemukan bahwa :

1) Guru mencantumkan komponen Identitas dengan segala rinciannya dengan benar.

2) Guru mencantumkan standar kompetensi (SK) yang sesuai dengan standar isi dan silabus.

3) Guru mencantumkan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan standar isi dan silabus.

4) Guru mencantumkan komponen Indikator Pencapaian dengan rumusan kalimat yang

mengandung kata kerja operasional yang terukur sebagai penjabaran kompetensi dasar, dan

sesuai dengan materi pembelajaran.

5) Guru mencantumkan komponen Tujuan Pembelajaran dengan kalimat yang mencantumkan

subyek belajar (learner), target yang dicapai siswa, dan relevan dengan kompetensi dasar (KD)

6) Guru mencantumkan komponen Materi Pembelajaran dengan rincian yang sistematis, sesuai

dengan tujuan pembelajaran (TP) dan standar isi, dan telah mencantumkan materi pembelajaran

untuk pengayaan.

7) Guru mencantumkan komponen Kegiatan Pembelajaran, membaginya kedalam Kegiatan

Pembelajaran Pendahuluan, Kegiatan Pembelajaran Inti dan Kegiatan Pembelajaran Penutup.

Setiap bagian dirinci menjadi kegiatan pembelajaran yang student centered, disertai alokasi

waktu tiap kegiatan siswa.

54
8) Guru mencantumkan komponen Metoda / Model Pembelajaran yang disatukan secara

sistematis dengan komponen Kegiatan Pembelajaran.

9) Guru dapat mencantumkan komponen Media / Sumber Pembelajaran dengan menentukan

jenis sumber belajarnya sesuai dengan tuntutan kurikulum (kompetensi dasar dan silabus), tujuan

pembelajaran, dan bentuk evaluasi.

10) Guru mencantumkan komponen Penilaian (Evaluasi) Proses dan Hasil Pembelajaran, dan

merincinya dengan lengkap, dari mulai bentuk evaluasi, menyertakan lembaran / format

instrumen penilaian (butir soal, rubrik, dll.), pedoman penilaian, dan kunci jawabannya.

11) Hasil observasi melalui format Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

nilainya mencapai nilai 86.7 yang berarti berada pada katagori sangat baik.

12) Hasil observasi penilaian Aktivitas Guru dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) selama Workshop, nilainya mencapai nilai 36, yang berati berada pada

katagori sangat baik.

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Orientasi

Dalam kegiatan orientasi, ditemukan bahwa dalam Silabus dan RPP yang dibuat guru

memiliki banyak kekurangan. Dari segi sistematika, Silabus dan RPP yang mereka susun tidak

terlalu mengganggu. Mereka sudah bisa menempatkan sub-sub komponen atau isi komponen

Silabus dan RPP pada komponen yang tepat. Namun dari segi kelengkapan, Silabus dan RPP

yang mereka susun masih terbatas pada RPP dengan komponen yang minimal ditambah

55
beberapa komponen, namun tetap kurang lengkap. Bahkan beberapa guru tidak mencantumkan

komponen Tujuan Pembelajaran, karena merasa sudah tersirat pada komponen Indikator

Pencapaian. Kemudian, betapapun komponen Kegiatan Pembelajaran, dan komponen Evaluasi

(Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran dicantumkan, namun isi dari kedua komponen

tersebut kurang rinci, sehingga bagaimana guru membuka pembelajaran, bagaimana guru

menutup pembelajaran, mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil belajar siswa kurang jelas.

2. Tindakan Perbaikan Siklus Kesatu

Mengetahui adanya komponen Dilabus dan RPP minimal yang tidak dicantumkan dan tidak

rincinya isi beberapa komponen RPP, maka dasar-dasar rujukan dalam penyusunan RPP

dipersiapkan dan dikaji guru, sehingga mereka menemukan bukti rujukan mengenai apa-apa

yang harus ada dalam RPP. Dasar-dasar rujukan yang berupa permendiknas dan buku-buku yang

relevan tersebut dipergunakan dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kesatu.

Pada tindakan perbaikan siklus kesatu ini, guru SMA Negeri 1 Bandung menyususn RPP

dengan mengacu kepada dasar-dasar rujukan penyusunan RPP, terutama :

1. PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20, bahwa “Perencanaan proses

pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-

kurangnya tujuan pembelajaran materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian

hasil belajar”.

2. Permen Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang menyatakan bahwa RPP harus

dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai

kompeiensi dasar, dan setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP yang

lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi

56
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.

Setelah tindakan perbaikan siklus kesatu diketahui bahwa guru telah mencantumkan

komponen-komponen RPP minimal sesuai sumber rujukan, dan menambahkan beberapa

komponen lainnya. Kekurangan RPP mereka semakin mengarah pada hal-hal yang lebih spesifik

dan mendalam. Hal ini menunjukan pemahaman dalam pembuatan RPP sudah bertambah. Hal-

hal yang dimaksud adalah (1) membagi kegiatan pembelajaran menjadi beberapa pertemuan

untuk RPP dari KD yang membutuhkan materi pembelajaran yang luas, (2) menentukan kegiatan

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan

situasi dan kondisi peserta didikdalam sub komponen Kegiatan Pembelajaran Inti, dan (3)

penilaian (evaluasi proses dan hasil pembelajaran).

Hasil observasi terhadap tindakan perbaikan siklus kesatu dengan menggunakan format

penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilainya mencapai 39.6 yang berarti berada

pada katagori cukup , dan hasil observasi dengan menggunakan format penilaian Aktivitas Guru

SMA Negeri 1 Bandung dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

selama Workshop Penyusunan RPP nilainya mencapai, yang berati berada pada katagori baik.

3. Tindakan Perbaikan Siklus Kedua

Dengan mengkaji hasil tindakan perbaikan pada siklus kesatu, maka masih diperlukan

tindakan perbaikan selanjutnya melalui siklus kedua. Siklus kedua pengarahan dari nara sumber

untuk memberikan penjelasan dan petunjuk tentang hal yang dirasakan masih sulit tersebut pada

siklus kesatu, terutama dalam menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yang

berada pada komponen Kegiatan Pembelajaran Inti.

57
Dijelaskan bahwa dalam kegiatan yang tergolong eksplorasi, guru bisa menjelaskan

mengenai keterlibatan peserta didik dalam mencari informasi, penggunaan pendekatan

pembelajaran, media / sumber pembelajaran yang dipergunakan, interaksi antar peserta didik,

dan kegitan peserta didik dalam eksplorasi. Dalam kegiatan yang tergolong elaborasi, guru

bisa menjelaskan pembiasaan peserta didik membaca beragam sumber pembelajaran dan

menuliskan atau mengerjakan tugas-tugas tertentu yang bermakna, diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, memberi kesempatan untuk

berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Kemudian bisa

juga sampai pada menjelaskan bagaimana peserta didik difasilitasi agar bisa kooperatif,

kolaboratif dalam suatu kesempatan dan dalam kesempatan lainnya justru berkompetisi secara

sehat untuk meningkatkan prsetasi belajar, bagaimana peserta didik membuat laporan eksplorasi

yang dilakukan baik lisan maupun tertulis baik secara individual maupun kelompok, menyajikan

variasi pekerjaan atau tugas baik melalui kerja individual maupun kelompok, melakukan lomba,

festival, serta pameran produk yang mereka hasilkan, melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

Dalam kegiatan yang tergolong konfirmasi, guru bisa menjelaskan bagaimana peserta didik

diberi umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah

terhadap keberhasilan peserta didik, konfirmasi terhadap keberhasilan peserta didik, konfirmasi

terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai media, memfasilitasi

peserta didik untuk melakukan refleksi agar memperoleh penguatan akan pengalaman belajar

yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar (KD). Dalam kegiatan konfirmasi, guru bisa

menjelaskan saat guru memfungsikan diri sebagai sebagai nara sumber dan fasilitator dalam

menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan

58
menggunakan bahasa yang baku dan benar serta membantu menyelesaikan masalah, memberi

acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi, memberi informasi untuk

mengeksplorasi lebih jauh, memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

Dalam hal ini tentu saja kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi yang dicantumkan

dalam komponen Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan kompetansi dasar, materi

pembelajaran, metode pembelajaran, sumber pembelajaran dan fasilitas lainnya yang ada di

sekolah atau di kelas.

Kemudian dengan mengkaji dasar-dasar rujukan penyusunan RPP dalam tindakan perbaikan

siklus kesatu, terutama Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, guru

menemukan bahwa ada peluang untuk menambah komponen RPP sehingga RPP yang disusun

menjadi lengkap, berisi berbagai rincian yang diperlukan. Selanjutnya guru SMA Negeri 1

Bandung menyusun dan mengembangkan RPP bersama-sam dengan nara sumber . Dimulai dari

satu komponen ke komponen RPP lainnya secara berurutan. Membuat rincian tiap komponen,

sehingga dihasilkan model RPP yang lengkap dan sistematis, sesuai dengan harapan. Setelah

ditambah komponen lainnya, RPP yang disusun mempunyai komponen-komponen berikut :

1. Identitas 8. Metode Pembelajaran

2. Standar Kompetensi (SK) 9. Kegiatan Pembelajaran

3. Kompetensi Dasar (KD) 10. Sumber Belajar

4. Alokasi waktu 11. Penilaian

5. Indikator Ketercapaian

6. Tujuan Pembelajaran

7. Materi Pembelajaran

59
Hasil observasi terhadap tindakan perbaikan siklus kesatu dengan menggunakan format

penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilainya mencapai 36 yang berarti berada

pada kategori sangat baik, dan hasil observasi dengan menggunakan format penilaian Aktivitas

Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Proses Penyusunan dan Pengembangan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama nilainya mencapai 86,7, yang berati berada pada

katagori sangat baik.

Pada rumusan masalah (a) Apakah yaitu melalui Workshop dapat meningkatkan kualitas

pedagogik guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam menyusun , mengembangkan Silabus dan

RPP secara professional ? (b) Apakah aktivitas guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam

menyusun , mengembangkan Silabus dan RPP sesuai dengan komponen , lengkap dan sistematis

setelah mengikut workshop ?

Jawaban terhadap rumusan masalah pertama ini adalah ya, dengan Workshop penyususnan,

pengembangan dan peneyempurnaan Silabus , RPP dapat meningkatkan kompetensi pedagogi

guru-guru SMA Negeri 1 Bandung. Berdasarkan hasil penilaian melalui format penilaian

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus 1 yang mencapai nilai 39.6

berada pada katagori cukup, dan hasil penilaian pada siklus kedua yang mencapai nilai 86.7

berada pada katagori sangat baik. Kompetensi pedagogik guru SMA Negeri 1 Bandung dalam

menyusun , mengembangkan ,menyempurnakan Silabus dan RPP pada kegiatan orientasi atau

sebelum mengikuti tindakan perbaikan pada siklus kesatu sangat terbatas. Berbeda dengan

setelah mengikuti tindakan perbaikan melalui dua siklus. Setelah mengikuti tindakan perbaikan

pada siklus kesatu terlihat ada peningkatan, dan lebih meningkat lagi setelah mengikuti tindakan

perbaikan pada siklus kedua. Silabus dan RPP yang mereka susun menjadi lebih lengkap dan

sistematis. Kedua adalah apakah aktivitas guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam menyusun ,

60
mengembangkan Silabus dan RPP sesuai dengan komponen , lengkap dan sistematis setelah

mengikut workshop ?

Aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam menyusun , mengembangkan dan

menyempurnakan Silabus dan RPPRPP selama Workshop dari kegiatan orientasi, siklus kesatu

dan siklus kedua meningkat makin baik. Hal ini didasarkan pada hasil penilaian melalui kedua

rubrik, yang sesuai dengan spesifikasi rumusan masalahnya dijawab sebagai berikut :

Pada umumnya guru SMA Negeri 1 Bandung kurang mempersiapkan sumber-sumber

rujukan untuk menyusun RPP mata pelajaran yang diampunya. Hal ini terlihat jelas saat kegiatan

orientasi. Hasil pengamatan pada kegiatan tersebut dengan menggunakan format penilaian

Aktivitas Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan Pengembangan dan Penyempurnaan

Silabus dan RPP hanya mencapai nilai tiga, yang berarti tergolong cukup. Setelah teridentifikasi

mengenai apa yang harus diersiapkan, baru naskah sumber-sumber rujukan yang berupa

permendiknas dan buku-buku yang relevan dikeluarkan dari tas mereka. Pada saat tindakan

perbaikan siklus kesatu nilainya mencapai enam dan pada tindaan perbaikan siklus kedua

nilainya mencapai delapan. Pada tindakan perbaikan siklus kedua sesungguhnya tidak

memerlukan persiapan yang berarti, karena sudah dilakukan pada kegiatan orientasi dan siklus

kesatu.

Dengan menggunakan penilaian melalui Formatpenilaian Aktivitas Guru dalam Proses

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop diketahui bahwa pada

siklus kesatu mencapai nilai 25 atau tergolong cukup dan pada siklus kedua mencapai nilai 36,

61
yang berati tergolong sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan guru dalam kegiatan

Workshop tersebut meningkat. Walaupun pada awalnya guru-guru agak enggan karena membuat

RPP itu membosankan, namun setelah mengetahui bahwa pada RPP yang mereka susun terdapat

banyak kekurangan namun setelah nara sumber menjelaskan berbagai kekurangan dan

menjelaskan petunjuk untuk melengkapinya, guru SMA Negeri1 Bandung menjadi lebih antusias

dan berusaha lebih keras untuk menyusun sendiri RPP dan Silabus dengan lengkap dan

sistematis seperti yang mereka tunjukkan pada tindakan perbaikan siklus kedua. Apalagi nara

sumber menjelaskan sekaligus menggunakan IT jadi semakin meningkat semangat untuk

menyusun , mengembangkan dan menyempurnakan Silabus dan RPP secara lengkap dan

sistematis.

Kendala apa yang ditemukan guru SMA Negeri 1 Bandung dalam proses penyusunan RPP yang

lengkap dan sistematis selama workshop penyusunan , pengembangan dan penempurnaan

Silabus dan RPP .

Dari hasil wawancara (diskusi dan dialog) dengan guru-guru peserta Workshop penyusunan ,

pengembangan dan penyempurnaan Silabus , RPP diperoleh keterangan bahwa yang menjadi

kendala dalam menyusun RPP secara lengkap dan sistematis antara lain :

a) Kurangnya sumber-sumber rujukan penyusunan RPP yang mereka miliki.

b) Kurangnya pengetahuan tentang komponen-komponen RPP baik yang minimal sesuai

tuntutan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, maupun komponen-

komponen tambahan yang bisa melengkapi RPP, sebagai akibat dari (1) kurangnya sumber

rujukan yang dimiliki (kendala pertama), dan (2) betapapun mereka memilikinya, tapi mereka

jarang atau tidak membacanya.

62
c) Kurang kreatifitas untuk membuat RPP menurut pendapat sendiri dengan menafsirkan

langsung dari sumber rujukan.

d) Kurang maksimal kegiatan MGMP dalam pembuatan Silabus dan RPP.

Jawaban-jawaban terhadap rumusan masalah ini menunjukkan bahwa belajar bersama jika

dikelola dengan baik memungkinkan pengalaman belajarnya diserap oleh seluruh peserta

(kooperatif, kolaboratif, bermakna). Untuk materi pembelajaran yang memerlukan pemahaman

yang sama, belajar bersama yang melibatkan kegiatan, sharing, cooperative learning, diskusi dan

sebagainya, memungkinkan materi pelajaran tersebut dikonstruksi bersama. Prinsip saling asah

dan saling asuh pun terjadi dengan tak terasa. Prinsip inilah yang menunjukkan berlakunya teori

belajar konstruktivisme dalam kegiatan tersebut. Studi suatu Ilmu pengetahuan secara bersama-

sama memungkinkan dikonstruksi lebih cepat dan komprehensif, dengan volume masukan yang

besar pula (belajar bermakna).

Grafik hasil penilaian aktivitas guru-guru SMA Negeri 1 Bandung pada awal mendapat nilai 3,

pada siklus 1 mendapat nilai 6 dan siklus 2 mendapat nilai 8.

10

6 Series1

4 Series2
Series3
2

0
AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2

63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Kualitas Kompetensi

Pedagogik Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Menyusun , Mengembangkan Silabus dan RPP

Melalui Workshop” dapat disimpulkan bahwa : melalui Workshop terjadi peningkatan

kompetensi padagogik pada Guru SMA Negeri 1 Bandung.

Dibuktikan dengan Silabus dan RPP yang dibuat oleh guru-guru SMA Negeri 1 Bandung hasil

dari kegiatan Workshop ( contoh ada pada lampiran) yang semula masih banyak kekurangan-

kekurangan setelah mengikut Workshop dapat membuat Silabus dan RPP dengan lengkap dan

sistematis.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tindakan sekolah ini, penulis

menyarankan :

1. Kepada Guru Guru SMA Negeri 1 Bandung agar :

a. Mengoptimalkan perannya sebagai perencana, pengorganisir, dan penilai pembelajaran yang

handal. Khusus dalam peran sebagai perencana pembelajaran, diharapkan lebih kreatif

sehingga dapat menjadi penemu model rencana pembelajaran baru yang lebih efektif.

b. Maksimalkan MGMP sebagai wadah untuk menggali kompetensi pedagogik agar menjadi

guru yang lebih professional.

c. Terus mengembangkan kompetensi pedagogiknya, baik melalui pendidikan formal, informal,

maupun non formal atas keinginan sendiri atau saat disertakan dalam kegiatan-kegiatan

pengembangan profesi dalam jabatan (in service training) berbagai kegiatan diklat, seminar,

workshop dan lain-lain.

64
DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : BSNP.
Depdiknas. (2008). Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research)

Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA / SMK. Jakarta : Dirjen


PMPTKPanitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat. (2009).
Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Pengawas. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia.

Pedoman Materi Inti Kepala Sekolah . Tahun 2010 . Jakarta. BP. Panca Bhakti (CV)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sagala, H. Syaiful. (2006). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

Wayan. I.AS. Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah dan Penelitian Tindakan Sekolah untuk
Kepala Sekolah dalam Rangka Peningkatan Mitu Pembelajaran serta Bahan Belajar Mandiri
Dimensi Kompetensi Kepala Sekolah. Tahun 2010. Jakarta

65
LAMPIRAN –LAMPIRAN

1. PERMOHONAN KERJASAMA DENGAN NARA SUMBER

2. SURAT TUGAS

3. DAFTAR HADIR

4. FORMAT ANALISIS SI – SK – KD

5. FORMAT SILABUS

6. FORMAT RPP

7. KKO KTSP

8. PERMEN NO 22 TAHUN 2006

9. CONTOH SILABUS LENGKAP

10. CONTOH RPP LENGKAP

11. HASIL SUPERVISI 2009-2010

12. LAPORAN PELAKSANAAN RINTISAN SEKOLAH KATEGORI

MANDIRI/SEKOLAH STANDAR NASIONAL (RSKM/SSN)

66
67

Anda mungkin juga menyukai