PROPOSAL
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PENYUSUNAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI
AKADEMIK
OLEH :
YUNI BOMBA PIHU
TK.MASEHI PAYETI
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMBA TIMUR
2019
1-1
Puji syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas cinta
kasih-Nya peulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Peningkatan Kinerja
Guru Dalam Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik” dengan baik. Penyusunan
proposal ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk peningkatan kinerja kepala
sekolah dan guru-guru TK.
Tulisan ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik, saran atau masukan untuk melengkapi tulisan ini sehingga
kedepannya dapat digunakan dengan sebaiknya dan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan supervisi akademik di kabupaten Sumba Timur.
Akhir kata, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
proposal ini terdapat salah kata ataupun kalimat. Atas kerja samanya, penulis
mengucapkan terima kasih banyak.
Hormat Saya
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG MASALAH
1.2. Guru sudah pernah mengikuti pelatihan, tetapi belum mampu secara
benar menerapkannya di sekolah.
Kondisi tersebut tentu tidak bisa dibiarkan terus menerus, tetapi
harus ada solusi dan tindakan nyata dari pengawas sekolah sebagai
penanggung jawab keberhasilan pendidikan di sekolahnya. Para guru
tersebut harus mendapatkan pembinaan agar mampu meningkatkan
kemampuannya dalam menyusun rencana pembelajaran, terutama bagi
guru-guru yang memang tidak memiliki latar belakang pendidikan
keguruan, sebelum mereka menempuh pendidikan tambahan agar
memiliki akta IV sebagai bukti kewenangan mengajar. Pengawas sekolah
perlu melakukan suatu tindakan melalui supervisi akademik untuk
membantu meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya.
2-6
2. Misi
IV. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan kemampuan dan karir kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan sekolah sehingga dapat melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan
sekolah yang profesional;
2-8
V. MANFAAT
1. Tertatanya manajmen sekolah yang handal dengan terpenuhinya 8 Standar
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Kompetensi dan Profesionalisme Guru
Berkaitan dengan kompetensi profesi guru, Sagala mengemukakan
sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru, yaitu :
(1) menguasai landasan-landasan pendidikan;
(2) menguasai bahan pelajaran;
(3) kemampuan mengelola program belajar mengajar;
(4) kemampuan mengelola kelas;
(5) kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar;
(6) kemampuan menilai hasil belajar siswa;
(7) kemampuan mengenal dan menterjemahkan kurikulum;
(8) mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan;
(9) memahami prinsip-prinsip pembelajaran dan hasil pengajaran;
(10) mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan (Sagala,
2006 : 210).
Di antara kesepuluh komponen dalam pembelajaran guru
merupakan komponen organik yang sangat menentukan. Tidak ada
kualitas pembelajaran tanpa kualitas guru. Apapun yang telah dilakukan
oleh Pemerintah, namun yang pasti adalah peningkatan kualitas
pembelajaran tidak mungkin ada tanpa kualitas kinerja guru,sehingga
peningkatan kualitas pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa
peningkatan kualitas para gurunya. Guru merupakan sumber daya
manusia yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru
merupakan unsur pendidikan yang sangat dekat hubungannya dengan
anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak
menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan. Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, menyebutkan
2-12
ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru , yaitu
kompetensi-kompetensi kepribadian, pedagogik, professional, dan
sosial.
Kompetensi tersebut merupakan perpaduan antara kemampuan dan
motivasi. Betapapun tingginya kemampuan seseorang, ia tidak akan
bekerja secara profesional apabila ia tidak memiliki motivasi kerja yang
tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.Sebaliknya, betapapun
tingginya motivasi kerja seseorang,ia tidak akan bekerja secara
profesional apabila ia tidak memiliki kemampuan yang tinggi dalam
mengerjakan tugas-tugasnya.
Selaras dengan penjelasan ini adalah satu teori yang dikemukakan
oleh Glickman 2011). Menurutnya ada empat prototipe guru dalam
mengelola proses pembelajaran. Prototipe guru yang terbaik,menurut
teori ini, adalah guru prototipe profesional. Seorang guru bisa
diklasifikasikan ke dalam prototipe profesional apabila ia memiliki
kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high
level of commitment).
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru ditegaskan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar
kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional.
Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Di dalam
permendiknas tersebut dirinci kompetensi inti guru dan kompetensi guru
dalam bidang pengembangan.
2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Terdapat beberapa pendapat berkenaan dengan perencanaan
pembelajaran ini, di antaranya:
2-13
C. Kerangka berpikir
Sebagai supervisor akademik, kepala sekolah mensupervisi
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sergiovani dan Starrat
menyatakan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang
secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor mempelajari
tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan
kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang
tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai
komunitas belajar yang lebih efektif.
Kepala sekolah sebagai supervisor akademik harus mampu
melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan
kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan penggendalian ini
merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan disekolah terarah pada
tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian ini
merupakan tindakan preventif agar para tenaga kependidikan tidak
melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Kompetensi guru adalah penampilan hasil karya personel baik
kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat
merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja
personel.Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang
mengaku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada
keseluruhan jajaran personel didalam organisasi.
Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi.
Dengan kinerja yang tinggi maka sumber daya manusia di Indonesia akan
mulai sedikit demi sedikit meningkat, terutama para generasi muda.
Dengan demikian bangsa yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan-
tantangan masa depan akan sangat mudah tercipta.
Jadi, dapat disimpulakan bahwa pelaksanaan supervisi akademik
2-19
BAB III
METODE PENELITIAN
Refleksi-I Pengamatan/Pen
gumpulan Data-I
Permasalahan
Perencanaan Pelaksanaan
baru,hasil
Tindakan-II tindakan -II
refleksi
Refleksi - II Pengamatan/pen
gumpulan Data-
II
1.1 Perencanaan
Penelitian tindakan ini melibatkan 5 orang guru yang ada di
sekolah ini. Hal ini dilakukan karena mereka wajib hukumnya bisa
membuat RPP dengan benar karena mereka adalah guru bersertifikat
pendidik profesional . Sarana yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
silabus yang telah disusun bersama oleh setiap kelompok guru mata
pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun
sendiri oleh guru yang bersangkutan sesuai dengan Standar kompetensi
dan Kompetensi dasar pada masing-masing mata pelajaran. RPP inilah
yang menjadi bahan acuan untuk menentukan materi pembinaan terhadap
masing-masing guru, dan sekaligus menjadi alat ukur keberhasilan
penelitian.
Kegiatan ini dilakukan dalam dua siklus hingga guru dinilai memiliki
kemampuan untuk menyusun perencanaan pembelajaran yang baik.
Dalam setiap siklus supervisor melakukan observasi dan penilaian
terhadap perkembangan kemampuan setiap guru.
1.2 Tindakan dan pengamatan
1.2.1 Penelitian diawali dengan cara menyerahkan rencana pembelajaran
yang disusun sendiri sesuai dengan mata pelajaran dan standar
kompetensi masing masing kepada supervisor . Berdasarkan data
tersebut supervisor melakukan pembinaan kepada guru sesuai dengan
kesulitan masing masing guru.
A. Mencantumkan identitas
1). Nama sekolah
2). Tema/Sub Tema
3). Kelompok Usia
4. Semester/Minggu
5. Model Pembelajaran
6). Standar Kompetensi
7). Kompetensi Inti
8. Kompetensi Dasar
9). Indikator
10). Alokasi Waktu
Catatan:
1) RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
2) Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan
3) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu
kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam
jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. Oleh karena itu,
waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat
diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan
bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya.
2-23
3. Siklus 2
Kegiatan Perencanaan berdasarkan pada refleksi dari siklus 1,
sementara untuk langkah-langkah kegiatan tindakan dan pengamatan
sama dengan siklus 1 dengan memperhatikan prioritas permasalahan
yang disimpulkan pada siklus 1 dan dilanjutkan dengan kegiatan
refleksi. Apabila hasil refleksi pada siklus 2 sudah menunjukan adanya
peningkatan kemampuan guru secara signifikan, maka kegiatan
penelitian dianggap berhasil, tetapi sebaliknya apabila belum
menunjukan hasil yang di harapkan, maka kegiatan penelitian akan
dilanjutkan dengan siklus berikutnya dengan langkah-langkah
kegiatan yang sama dengan kegiatan pada siklus 2 ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian lembar
observasi selama proses tindakan penelitian oleh supervisor sehingga
akan diperoleh data kualitatif sebagai hasil penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi
yang digunakan oleh supervisor untuk mencatat perkembangan
kemampuan masing masing guru yang dibinanya selama proses
penelitian( siklus 1 dan siklus 2).
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan terhadap hasil RPP guru sebagai
data awal kemampuan guru dan hasil observasi yang dilakukan selama
proses pembinaan akan dianalisis secara deskriptif untuk mengukur
keberhasilan proses pembinaan sesuai dengan tujuan penelitian tindakan
sekolah ini.
2-26
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2012. Alat Penilaian Kemampuan Guru:
Buku I. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.
2012. Panduan Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru.Jakarta: Proyek
Pengembangan
Pendidikan Guru. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Hubungan antar Pribadi.Buku
III. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.
Alat Penilaian Kemampuan Guru: Prosedur Mengajar. Buku II. Jakarta: Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru.
Suhardjono, A. Azis Hoesein, dkk (2005). Pedoman penyusunan KTI di
BidangPendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis, Jakarta
: Diknas
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas
sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar,
Maret 2005
Suhardjono. 2009. Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku.
Suharsimi, Arikunto. 2012. Penelitian Tindakan Kelas, Makalah pada Pendidikan dan
Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsionla Guru, 11-20 Juli 2012
di Balai penataran Guru (PPPPTK) Jogyakarta
Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT
Bumi Aksara
Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas,
Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara”, Ditektorat
Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.