Anda di halaman 1dari 9

Serambi Akademica Vol. 9, No.

11, pISSN 2337–8085


Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2021 eISSN 2657- 0998

Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Pembuatan Rencana


Pembelajaran (RPP) Melalui Supervisi Kepala Sekolah Di SD Negeri 1
Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya
Suharmiati

Kepala Sekolah SD Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya


Email : suharmiati.susoh@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kompetensi pedagogik


guru dalam mengajar melalui Supervisi Pembuatan Rencana Pembelajaran (RPP) di
Sekolah Dasar Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya masih belum maksimal
dan untuk mengetahui upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam
mengajar melalui Supervisi Pembuatan Rencana Pembelajaran (RPP) di Sekolah
Dasar Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya. Metode penelitiannya
menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian tindakan sekolah.
Hasilnya Kemampuan guru dalam menyusun RPP pada kondisi awal nilai rata-
ratanya 66,67 (Kurang Baik) kemudian kualitas RPP naik menjadi 78,53 (Cukup
Baik) dan akhirnya meningkat lagi dengan nilai rata-rata 87,33 (Baik). Hal ini
berarti guru sangat berupaya untuk meningkatkan kualitas dalam menyusun RPP
berdasarkan Kurikulum K13 Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut supaya terjadi peningkatan kualitas guru dalam
penyusunan RPP adalah rutin mengadakan pertemuan KKG (Kelompok Kerja
Guru), melaksanakan supervisi akademik secara rutin, melakukan pendampingan
guru dalam menyusun RPP, diklat kurikulum K13, memotivasi guru untuk lebih
banyak belajar lewat berbagai media.
Kata Kunci : RPP, Supervisi

PENDAHULUAN
Dalam dunia kependidikan, persoalan yang berkenaan dengan guru dan jabatan guru
senantiasa menjadi salah satu pokok bahasan yang mendapat tempat tersendiri di tengah-
tengah ilmu kependidikan yang begitu luas dan kompleks. Sehubungan dengan kemajuan
pendidikan dan kebutuhan guru yang semakin meningkat, baik dalam mutu maupun
jumlahnya, maka program pendidikan guru menjadi prioritas pertama dalam program
pembangunan pendidikan di negara kita. Tidak semua orang dewasa dapat dikategorikan
sebagai pendidik atau guru, karena guru harus memiliki beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh setiap calon pendidik atau guru sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa untuk dapat diangkat sebagai tenaga
pengajar, tenaga pendidik yang bersangkutan harus memiliki kualifikasi minimum dan
sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (Thomas Gordon,
2002)

2149
Suharmiati

Belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan


guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar selalu ditekankan pada
pengertian interaksi yaitu hubungan timbal balik antara guru dengan murid, hubungan
interaksi antara guru dengan murid ini harus diikuti oleh tujuan pendidikan. Menurut
Martinis Yamin (2007: 59), proses belajar mengajar merupakan proses yang sistematik,
artinya proses yang dilakukan oleh guru dan siswa di tempat belajar dengan melibatkan
sub-sub, bagian, komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan.
Dalam upaya membantu murid untuk mencapai tujuan, maka guru harus
memaksimalkan peran sebagai guru yang berkompeten, diantaranya mengembangkan
bahan pelajaran dengan baik, meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Menurut James W. Brown
(Sardiman 2014:144) mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru adalah menguasai
dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran
sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
Harus disadari bahwa mengajar dan belajar mempunyai fungsi yang berbeda, proses
yang tidak sama dan terpisah. Perbedaan antara mengajar dan belajar bukan hanya
disebabkan karena mengajar dilakukan oleh seorang guru sedangkan proses belajar
berlangsung di dalamnya. Bila proses belajar mengajar berjalan secara efektif, itu berarti
telah terbina suatu hubungan yang unik antara guru dan murid, proses itu sendiri adalah
mata rantai yang menghubungkan antara guru dan murid.
Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran masih tetap
memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat
digantikan oleh mesin, radio, tape recorder, ataupun oleh komputer yang paling modern
sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai,
perasaan, motivasi, kebiasaan, dan lain- lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses
pengajaran, tidak dapatdicapai melalui alat-alat tersebut. Di sinilah kelebihan manusia
dalam hal ini guru, dari alat-alat atau teknologi yang diciptakan manusia untuk membantu
dan mempermudah kehidupannya. (Nana Sudjana, 2000)
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional dikatan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar
mengajar. Kurikulum yang diterapkan di Sekolah Dasar Negeri 1 Susoh adalah kurikulum
K13 mengikuti prosedur yang logis, dan sistematis. Prosedur ini perlu diikuti bukan saja
deskripsi tugas tiap komponen terkait menjadi jelas, tetapi juga agar setiap madrasah yang
tidak terlibat langsung dalam tim pengembangan memahami arah perencanaan yang
ditetapkan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar. RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
2150
Serambi Akademica Vol. 9, No. 11, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2021 eISSN 2657- 0998

mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 20
dinyatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan hasil belajar. Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. Menurut Mulyana (2012: 1) alasan pentingnya
membuat RPP yaitu dapat menolong guru untuk memikirkan pelajaran sebelum pelajaran itu
diajarkan sehingga kesulitan belajar dapat diramalkan dan jalan keluarnya dapat dicari. RPP
disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih.
Berdasarkan hasil supervisi akademik awal yang dilakukan oleh kepala sekolah pada
semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 mengenai Kualitas RPP berdasarkan Kurikulum
K13 guru di SDN 1 Susoh adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kualitas RPP Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020
Guru Nilai Peringkat
Kelas 1 66,40 Kurang
Kelas 2 70,40 Cukup
Kelas 3 66,40 Kurang
Kelas 4 55,20 Kurang
Kelas 5 69,60 Kurang
Kelas 6 72,00 Cukup
Sumber : data SDN 1 Susoh
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kualitas RPP masih kurang atau belum
maksimal, namun Guru kelas di Sekolah Dasar Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat
Daya sudah memiliki RPP lengkap untuk 1 tahun pelajaran, akan tetapi masih dijumpai
permasalahan antara lain :
1. RPP yang dimiliki para guru bukan buatan sendiri melainkan hasil foto copy dari
guru lain atau hasil download dari internet.
2. RPP yang dimiliki guru-guru hanya sebatas untuk kelengkapan administrasi.
Dalam situasi demikian, maka diperlukan suatu mekanisme supervisi pembuatan
RPP di SDN 1 Susoh. Supervisi tersebut melibatkan peran seorang kepala sekolah yang
bertugas dalam melakukan tugas supervisi RPP dan berperan sebagai konsultan dalam
manajemen sekolah, pengembangan kurikulum, teknologi pembelajaran, dan
pengembangan staf. Untuk memecahkan masalah ini, salah satu program yang dapat
diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan guru adalah supervisi akademik yang
dilakukan oleh kepala sekolah. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan yang
diberikan oleh kepala sekolah guna membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran. Menurut Suhertian
(2010:47) Supervisi akademik yaitu supervisi yang menitikberatkan pengamatan
2151
Suharmiati

supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal berada dalam lingkugan


kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran.
Dalam melaksanakan supervisi akademik kepala sekolah bukan hanya mengwasi dan
mencari-cari kesalahan yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar, tetapi juga
berusaha memberikan solusi bagaimana cara memperbaiki dan meningkatkan proses
belajar mengajar. Sehingga, dalam proses supervisi akademik guru tidak dianggap sebagai
pelaksana pasif nelainkan perlu rekan kerja yang memiliki gagasan yang perlu saling
didengar dan dihargai serta diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan pendidikan.
Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti ingin melakukan penelitian supervisi
akademik guna meningkatkan RPP guru-guru di SDN 1 Susoh, dengan judul upaya
meningkatkan kemampuan pembuatan Rencana Pembelajaran (RPP) Melalui Supervisi
Kepala Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Susoh pada tahun pelajaran 2019/2020.
Peneliti mengambil tempat penelitian di SD Negeri 1 Susoh. Guru-guru di SD Negeri 1
Susoh ada yang GTT, GB, PNS, dan ijazahnya pun beragam, yakni ada yang berijazah
diploma, sarjana, dan pascasarjana.
Waktu penelitian adalah pada tahun pelajaran 2019/2020. Selama penelitian tersebut
peneliti mengumpulkan data awal, menyusun program supervisi, pelaksanaan supervisi,
analisis, dan tindak lanjut. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
dilakukan melalui :
a. Observasi (Pengamatan)
b. Wawancara
c. Studi Dokumentasi
Kemudian untuk menilai kualitas RPP dengan langkah–langkah tindakan
berdasarkan pada kegiatan sebagai berikut :
a. perencanaan (planning)
b. pelaksanaan tindakan (action)
c. observasi(observation)
d. refleksi (reflection) atau evaluasi.
Dari data-data yang terkumpul, akan dilakukan analisis terhadap check list sesuai
Standar Penilaian Permendikbud No. 66 Tahun 2013 dalam Rubrik penilaian RPP yang
digunakan sebagai fasilitator untuk menilai RPP peserta yang digunakan peer teaching.
Selanjutnya nilai RPP dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.
Langkah-langkah penilaian RPP adalah sebagai berikut :
a. Mencermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai
b. Memberikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek
(√) pada kolom pilihan skor (1 ), (2) , (3), (4), dan (5) sesuai dengan penilaian
Anda terhadap RPP tersebut
c. Memberikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika
diperlukan
d. Setelah selesai penilaian, menjumlahkan skor seluruh komponen
2152
Serambi Akademica Vol. 9, No. 11, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2021 eISSN 2657- 0998

e. Menentukan nilai RPP menggunakan rumus sbb:

Tabel 2. Nilai Peringkat RPP


PERINGKAT NILAI
Amat Baik (AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70
Sumber : Rubrik Penilaian RPP

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Pra siklus
Kemampuan awal guru dalam menyusun RPP menurut Kurikulum K13 dap at dilihat
dari hasil penilaian dan ump an balik yang telah diberikan supervisor dari RPP yang
dikumpulkan sebelumnya. Dan terdapat kesenjangan antara RPP yang dibuat guru dan
RPP menurut Kurikulum K13 terutama dalam perumusan langkah kegiatan inti yang
belum sesuai dengan pembelajaran tematik dan instrumen penilaian yang belum lengkap.
Hasil awal Kualitas RPP berdasarkan Kurikulum K13 guru adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Kemampuan Awal Guru Dalam Penyusunan RPP
Guru Nilai Peringkat
Kelas 1 66,40 Kurang
Kelas 2 70,40 Cukup
Kelas 3 66,40 Kurang
Kelas 4 55,20 Kurang
Kelas 5 69,60 Kurang
Kelas 6 72,00 Cukup
Rata - Rata 66,67 Kurang
Sumber : data SDN 1 Susoh (2019)
Tabel di atas menunjukkan bahwa kualitas RPP di kondisi awal masih kurang baik
dengan nilai rata-rata 66,67, sehingga kepala sekolah mengambil langkah untuk
melakukan supervisi akademik.

Hasil Siklus 1
Supervisi ini untuk mengetahui kesulitan guru dalam membuat RPP Kurikulum K13,
kemudian dilakukan upaya peningkatan kemampuan guru dalam penyusunan RPP yang
meliputi kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan tindakan supervisor/ kepala sekolah membuat
kesepakatan waktu dan tempat bersama subjek penelitian untuk berdiskusi tentang RPP
yang telah dibuatnya, menyiapkan rencana pelaksanaan pertemuan, menyiapkan materi

2153
Suharmiati

yang akan disampaikan, menyiapkan lembar observasi kegiatan, dan menyiapkan pedoman
wawancara.
b. Pelaksanaan
Supervisor bersama subjek penelitian bersepakat untuk berdiskusi tentang RPP yang
ideal seperti apa, yakni untuk memperluas wawasan serta meningkatkan kemampuan
dalam menyusun RPP yang ideal.
Supervisor dalam memberikan informasi terlihat santun dan berusaha meyakinkan
subjek penelitian bahwa perencanaan memang harus dilakukan sebelum melakukan proses
pembelajaran. Beliau begitu ahli dalam menyampaikan informasi tentang pembelajaran
terutama dalam perencanaan.
Setelah supervisor (kepala sekolah) selesai memberikan informasi tentang
pentingnya perencanaan pembelajaran, dilanjutkan dengan menjelaskan komponen-
komponen RPP terutama berfokus pada langkah- langkah pembelajaran dan kelengkapan
instrumen penilaian pembelajaran. Beliau menjelaskan dalam langkah-langkah
pembelajaran yang berorientasi pada siswa sesuai dengan Kurikulum K13 harus secara
jelas mencantumkan proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi sedangkan dalam
mencantumkan instrumen penilaian harus lengkap mulai dari soal, jawaban, dan pedoman
penyekorannya.
Subjek penelitian dalam menerima informasi dari supervisor terlihat ada yang
memperhatikan, ada juga yang mencatat dengan konsentrasi, kemudian diteruskan dengan
diskusi antara subjek penelitian dan supervisor tentang RPP dari subjek penelitian yang
telah diberi umpan balik oleh supervisor. Subjek penelitian banyak yang bertanya tentang
langkah-langkah pembelajaran. Supervisor kemudian memberikan penjelasan tentang
ketiga proses tersebut dan terlihat subjek penelitian bingung ketika diberi informasi
tersebut tetapi subjek penelitian dapat memahami informasi tersebut ketika diberikan
contoh RPP yang mencantumkan proses tersebut. Suasana yang terbangun saat diskusi
berjalan sangat kondusif, subjek penelitian terlihat dapat menerima umpan balik dari
supervisor. Subjek penelitian juga terlihat berdiskusi.
Setelah diskusi selesai kemudian subjek penelitian diminta untuk praktik
memperbaiki RPP dengan berpedoman pada umpan balik dari supervisor dan bimbingan
dari supervisor.
c. Observasi
Dalam observasi tindakan yang dilakukan supervisor berlangsung setelah kegiatan
untuk memberikan penilaian terhadap RPP yang dibuat guru dengan berpedoman Rubrik
Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan memberi umpan balik
berdasarkan hasil penilaian serta berdasarkan komponen dan prinsip penyusunan RPP
menurut Kurikulum K13.
Tabel 4. Hasil Penilaian Kualitas RPP Siklus I
Guru Nilai Peringkat
Kelas 1 79,2 Cukup
Kelas 2 79,2 Cukup
Kelas 3 78,4 Cukup
Kelas 4 75,2 Cukup
2154
Serambi Akademica Vol. 9, No. 11, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2021 eISSN 2657- 0998

Kelas 5 79,2 Cukup


Kelas 6 80 Baik
Rata - Rata 78,53 Cukup
Sumber : Data Primer (2019)
Tabel di atas menunjukkan bahwa kualitas telah mengalami peningkatan dari pada pra
siklus dengan penilaian Cukup Baik, nilai rata-rata 78,53. Hal ini berarti masih ada yang
perlu direvisi kembali, kemudian Kepala Sekolah meminta untuk diperbaiki kembali pada
Siklus II dengan melakukan pertemuan supervisi akademik kembali untuk mengetahui
kesulitan guru dalam membuat RPP Kurikulum K13.
d. Refleksi
Dalam kegiatan refleksi, terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan tindakan
yakni diperlukannya pelatihan atau diskusi kembali mengenai desain pembelajaran serta
memberikan penguatan dalam guru menyusun RPP. Sehingga dalam kegiatan atau siklus
berikutnya guru dapat dapat diajak untuk berdiskusi mengenai kelebihan dari tindakan
supervisi ini apakah terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP terutama
yang berkenaan dengan kegiatan inti dan instrumen penilaian.
Dalam penelitian ini, subjek penelitian merasa mendapat tambahan pengetahuan
tentang penyusunan RPP sesuai Kurikulum K13. Supervisor menilai kemampuan subjek
penelitian dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan
kondisi siswa masih perlu untuk ditingkatkan, dan supervisor selain memberikan ump an
balik secara tertulis perlu kiranya memberikan ump an balik secara lisan.

Hasil Siklus 2
Langkah selanjutnya Supervisor dalam kegiatan perencanaan ini berupaya
mendorong guru untuk mengemukakan permasalahan yang dialaminya dalam menyusun
RPP yakni permasalahan pemilihan metode pembelajaran kemudian membuat solusi
bersama subjek penelitian; memberikan umpan balik secara lisan untuk memberi
penguatan terhadap solusi dari masalah subjek penelitian serta membuat kesepakatan
waktu dan tempat bersama subjek penelitian untuk berdiskusi tentang RPP.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh supervisor bersama subjek penelitian bersepakat
untuk berdialog tentang permasalahan yang dialami subjek penelitian saat menyusun RPP,
solusi dari permasalahan tersebut, dan pemberian umpan balik secara lisan oleh supervisor,
Supervisor kemudian memberikan kesempatan bagi subjek penelitian untuk
mengemukakan permasalahan yang dialami saat menyusun RPP dan dicari solusinya
dalam forum. Permasalahan yang kemudian muncul :
1) Waktu yang sangat terbatas dan tugas dari sekolah yang banyak.
2) Permasalahan yang dialaminya saat menyusun RPP adalah rasa malas dan bingung
saat menentukan metode.
3) Kebingungan dari guru dalam menentukan metode yang tepat karena kurangnya
referensi tentang metode-metode yang inovatif
Supervisor kemudian mulai mencairkan suasana dengan memberi penguatan
terhadap solusi dari permasalahan guru dalam menyusun RPP. Setelah itu supervisor
2155
Suharmiati

memberikan umpan balik secara lisan beserta alasannya tentang RPP yang dibuat subjek
penelitian.
Supervisor/Kepala Sekolah memberi arahan dalam penyusunan RPP untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP. Subjek penelitian sudah dapat
memilih metode yang tepat sesuai Kurikulum K13 dengan mempertimbangkan situasi dan
kondisi siswa dan kelas, dan melengkapi instrumen dan dari hasil penilaian tersebut
supervisor memberikan umpan balik terhadap guru. Hasil penilaian kualitas RPP pada
siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil penilaian kualitas RPP Siklus II
Guru Nilai Peringkat
Kelas 1 82,4 Baik
Kelas 2 92,8 Amat Baik
Kelas 3 91,2 Amat Baik
Kelas 4 86,4 Baik
Kelas 5 88,0 Baik
Kelas 6 83,2 Baik
Rata - Rata 87,33 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa kualitas RPP telah mengalami peningkatan
kemampuan guru dalam menyusun RPP hal ini ditunjukkan dengan penilaian Baik untuk 6
orang guru dengan nilai rata-rata 87,33. Hal ini berarti kesulitan guru dalam menyusun
RPP sudah dapat diatasi.

Perbandingan Kemampuan Guru Dalam Pembuatan Rencana Pembelajaran (RPP)


Sebelum Dan Sesudah Disupervisi Oleh Kepala Sekolah
Berdasarkan analisis hasil penilaian RPP yang dibuat subjek penelitian menunjukkan
taraf peningkatan dalam menentukan metode yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi
siswa dan kelas, kegiatan inti pembelajaran, dan melengkapi instrumen penilaian. Pada
subjek penelitian telah mengungkapkan permasalahan yang dialaminya saat menyusun
RPP dan berdialog bersama supervisor tentang solusi dari permasalahan tersebut. Apabila
beberapa orang subjek penelitian masih menemui permasalahan dalam menyusun RPP
maka akan diberi masukan atau saran mengenai permasalahan tersebut secara mandiri atau
bersifat konsultatif.
Supervisi akademik yang dilakukan supervisor terhadap RPP, ternyata mendapat
respon dari guru, guru mencoba untuk memperbaiki RPP-nya setiap tahapan siklus dengan
baik dan hasilnya terlihat dalam rekapitulasi dibawah ini:
Tabel 6. Rekapilasi Penilaian Kualitas RPP
Kondisi Siklus II
No Nama Guru Siklus I
Awal
1 Kelas 1 66,40 79,2 82,4
2 Kelas 2 70,40 79,2 92,8
3 Kelas 3 66,40 78,4 91,2
4 Kelas 4 55,20 75,2 86,4
2156
Serambi Akademica Vol. 9, No. 11, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2021 eISSN 2657- 0998

5 Kelas 5 69,60 79,2 88,0


6 Kelas 6 72,00 80 83,2
Rata-rata 66,67 78,53 87,33
Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun RPP meningkat
pada kondisi awal nilai rata-ratanya 66,67 (Kurang Baik) kemudian kualitas RPP naik
menjadi 78,53 (Cukup Baik) dan akhirnya meningkat lagi dengan nilai rata-rata 87,33
(Baik). Hal ini berarti guru sangat berupaya untuk meningkatkan kualitas dalam menyusun
RPP berdasarkan Kurikulum K13.

PENUTUP
Kesimpulan
Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Upaya Kepala Sekolah untuk meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun
RPP Melalui Supervisi di SDN 1 Susoh, apabila ditinjau dari tiap siklus supervisi
terlihat ada peningkatan kualitas guru dalam menyusun RPP. Alternatif solusi yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut supaya terjadi peningkatan
kualitas guru dalam penyusunan RPP tematik adalah rutin mengadakan pertemuan
KKG (Kelompok Kerja Guru), melaksanakan supervisi akademik secara rutin,
melakukan pendampingan guru dalam menyusun RPP, diklat kurikulum K13,
memotivasi guru untuk lebih banyak belajar lewat berbagai media.
2. Kemampuan guru dalam menyusun RPP meningkat pada kondisi awal nilai rata-
ratanya 66,67 (Kurang Baik) kemudian kualitas RPP naik menjadi 78,53 (Cukup
Baik) dan akhirnya meningkat lagi dengan nilai rata-rata 87,33 (Baik). Hal ini berarti
guru sangat berupaya untuk meningkatkan kualitas dalam menyusun RPP
berdasarkan Kurikulum K13.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan
nasional
Kemdikbud, 2013, Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Proses.
Jakarta. Kemdikbud. 2013.
Mulyana, Deddy. 2012. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nana Sudjana, 2000, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Suhertian, Dadang. 2010. Supervisi Profesional. Bandung: Alfabeta.
Thomas Gordon, 2002, Guru Yang Efektif: Cara Untuk Mengatasi Kesulitan Dalam Kelas,
Jakarta: Rajawali.
Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta. Gaung Persada Press dan
Center for Learning Innovation (CLI).
2157

Anda mungkin juga menyukai