Anda di halaman 1dari 10

Kelola

Jur n al Ma naj e m e n P e nd id ik a n
Magister Manajemen Pendidikan e-ISSN 2549-9661
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 5, No. 1, Januari-Juni 2018
jurnalkelola@gmail.com Halaman: 37-46

Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran Tematik


Melalui Supervisi Kelompok Pendekatan Kolaboratif

Rukayah
SD Negeri Ungaran 05
rukayah.spd@gmail.com

ABSTRACT
This research was conducted with the aims to improve the competence of
developing thematic learning plans in improving the quality of thematic learning in class
I, II, and III in primary school Ungaran 05. Subjek research in this action research is a
low-grade teacher at SD Negeri Ungaran 05. The school action researcher was
conducted in two cycles, with the stages of planning, acting, observing and reflecting in
each cycle. The collected data is analyzed quantitatively and qualitatively. The results of
school action research concluded that group supervision with collaborative approach
can improve the competence of lower class teachers in Elementary School Ungaran 05
in preparing thematic lesson planning.

Keywords: collaborative, competence, learning, supervision, thematic

Article Info
Received date: 3 April 2018 Revised date: 23 Mei 2018 Accepted date: 21 Juni 2018

37
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2018
PENDAHULUAN kepada objek-objek nyata dan hal-hal yang
Banyak persoalan yang dihadapi dalam dialami secara langsung. Oleh karena itu
proses pendidikan. Kepala sekolah, guru, pembelajaran di kelas bawah lebih tepat dan
peserta didik, dan stakeholder lainya hampir akan efektif jika dikelola dengan pendekatan
dapat dipastikan mempunyai persoalan atau pembelajaran tematik. Oleh karena itu pula lah
masalah dalam kaitannya dengan para guru di kelas bawah perlu menyusun RPP
pembelajaran. Guru sebagai pemeran utama bagi kegiatan pembelajaran tematik, yaitu RPP
dalam pembelajaran juga tidak luput dari Tematik. Pembelajaran tematik adalah suatu
masalah mengajar, karenanya dibutuhkan pendekatan dalam mengintegrasikan
pengalaman, masukan, bantuan dan pendapat kurikulum dan dilaksanakan dalam
dari orang lain guna memecahkan atau pembelajaran di sekolah dasar (Nugroho,
memberikan alternatif solusi atas persoalan 2016:82).
yang dihadapi guru tersebut. Sebagai pemeran Berdasarkan supervisi akademik yang
utama dalam pembelajaran, guru dituntut dilakukan Kepala Sekolah pada bulan
untuk berinovasi. Pembelajaran dapat November 2016, terhadap 3 (tiga) orang guru
dirumuskan sebagai proses interaksi dalam kelas bawah di SD Negeri Ungaran 05,
satu lingkungan belajar tertentu antara guru, ternyata ke-tiga orang guru itu, belum
peserta didik dan sumber-sumber belajar yang menggunakan pendekatan pembelajaran
tersedia. Proses pembelajaran itu sendiri tematik. Baik dalam menyusun RPP maupun
meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan melaksanakan pembelajaran di kelas mereka
penilaian. Pada tahap perencanaan, para guru di masih menerapkan pola pembelajaran mata
semua satuan pendidikan wajib menyusun pelajaran terpisah. Para guru masih
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan pola pembelajaran terpisah
lengkap dan sistematis agar pembelajaran dapat karena belum memahami bagaimana
berlangsung secara interaktif, inspiratif, mengelola pembelajaran tematik secara efektif
menyenangkan, menantang, dan memotivasi dan efisien. Berdasarkan permasalahan itu
seluruh peserta didik berpartisipasi aktif, serta maka peneliti selaku Kepala Sekolah merasa
memberikan kesempatan yang memadai perlu untuk melaksanakan supervisi terhadap
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian para para guru kelas bawah, agar dapat menyusun
peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
perkembangan fisik serta psikologis mereka yang baik melalui sebuah PTS (PTS).
masing-masing. Harapannya kelak para Guru tersebut dapat
Peserta didik yang duduk di kelas satu, pula melaksanakan pembelajaran tematik
dua dan tiga Sekolah Dasar hakikatnya masih sesuai acuan Standar Proses pendidikan yang
termasuk dalam rentangan usia dini, yang berlaku
mengalami perkembangan kecerdasan baik Supervisi merupakan usaha petugas–
kecerdasan akademik, kecerdasan emosional petugas sekolah dalam memimpin guru-guru
maupun kecerdasan spiritual yang sangat luar dan petugas-petugas lainnya dalam
biasa (Tryanasari, Mursidik, & Riyanto, 2013: memperbaiki pengajaran, termasuk
139). Pada tahap perkembangan ini peserta menstimulasi, menyelesaikan pertumbuhan
didik memandang semua hal sebagai satu jabatan dan perkembangan guru-guru serta
keutuhan dan mereka pun sudah paham relasi merevisi tujuan-tujuan pendidikan (Cartel
antar konsep sederhana berdasarkan pada dalam Sahertian, 2000: 17). Menurut Prasojo
obyek-obyek yang nyata. Proses pembelajaran (2011: 3) salah satu tujuan supervisi adalah
peserta didik kelas bawah masih bergantung membantu guru untuk meningkatkan
38
Peningkatan Kompetensi Guru Kelas Bawah Dalam Menyusun Perencanaan … | Rukayah
kompetensinya. Supervisi dilakukan oleh dalam pembentukan aktivitas individu.
atasan kepada bawahan, dalam hal ini adalah Dengan demikian pendekatan dalam supervisi
kepala sekolah kepada guru dengan tujuan agar berhubungan pada dua arah yaitu dari atas ke
terjadi peningkatan kompetensi (Bahri, 2014: bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku
102). Sementara Yusak dan Darmawan (2017: supervisor dalam supervisi jenis ini adalah
50) mengungkapkan bahwa bagi sebuah sebagai berikut: menyajikan, menjelaskan,
sekolah, supervisi penting untuk dilakukan mendengarkan, memecahkan masalah, dan
agar dapat mengontrol kualitas dan kegiatan- negosiasi. Efektivitas supervisi kelompok
kegiatan pembelajaran di sekolah. Jadi dengan berbasis kolaborasi ini antara lain dibuktikan
dilaksanakan supervisi, kompetensi guru dari penelitian yang dilakukan oleh Jaya,
diharapkan meningkat dan akhirnya kualitas Samsudi, & Prihatin (2015:158) yang
pembelajaran dapat ditingkatkan. menunjukkan bahwa supervisi berbasis
Terdapat banyak ragam supervisi kolaborasi efektif untuk meningkatkan
kepala sekolah terhadap guru, salah satunya kompetensi profesional guru.
adalah supervisi kelompok dengan pendekatan Supervisi yang hendak dilakukan
kolaboratif. Tentang Supervisi Kelompok melalui PTS ini adalah supervisi kelompok,
Pendekatan Kolaboratif, Giarti (2015: 40) sedang pendekatan yang hendak digunakan
menjelaskan bahwa secara etimologis kata adalah pendekatan kolaboratif. Tujuan
supervisi berasal dari kata super artinya atas supersisi ini adalah meningkatkan kompetensi
dan visi yang artinya penglihatan. Dari guru kelas bawah dalam merencanakan
pengertian tersebut Giarti (2015: 40) pembelajaran tematik. Rumusan masalah PTS
mendefinisikan supervisi adalah posisi yang ini adalah “Apakah supervisi kelompok
melihat atau kedudukan yang lebih tinggi dengan pendekatan kolaboratif dapat
daripada yang dilihat. Sementara Merukh dan meningkatkan kompetensi guru dalam
Sulasmono (2016: 31) menjelaskan bahwa menyusun perencanaan pembelajaran tematik
supervisi pendidikan adalah upaya perbaikan guru kelas bawah SD Negeri Ungaran 05
pengajaran sebagai upaya agar terjadinya Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
pertumbuhan jabatan profesional guru. Semarang”. Sedang tujuan PTS ini adalah
Supervisi kelompok merupakan satu cara meningkatkan kompetensi guru guru kelas
melaksanakan supervisi yang ditujukan pada bawah SD Negeri Ungaran 05 Kecamatan
dua atau lebih guru (Pusat Pengembangan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dalam
Tenaga Kependidikan, 2014: 7). menyusun perencanaan pembelajaran tematik.
Menurut Sahertian, (2000:44-52). Ada pun hipotesis yang dikemukakan dalam
pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan PTS ini adalah “Supervisi kelompok dengan
yang memadukan cara pendekatan direktif dan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan
non–direktif kedalam satu pendekatan baru. kompetensi menyusun perencanaan
Dalam pendekatan ini baik supervisor maupun pembelajaran tematik bagi guru kelas bawah
guru bersama-sama, bersepakat untuk SD Negeri Ungaran 05 Kecamatan Ungaran
menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam Barat Kabupaten Semarang”
melaksanakan proses percakapan terhadap
masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini METODE PENELITIAN
didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi Penelitian ini termasuk jenis penelitian
kognitif beranggapan bahwa belajar adalah tindakan namun bukan tindakan kelas
hasil panduan antara kegiatan individu dengan melainkan tindakan sekolah. Jadi penelitian ini
lingkungan pada gilirannya nanti berpengaruh nukan berbasis kelas melainkan berbasis

39
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2018
sekolah, walaupun penelitian ini juga Tabel 1. Kategori Tingkat Keberhasilan
melibatkan para guru di sekolah yang diteliti Skor Kategori
1- 7 Sangat tidak baik
yaitu di SD Negeri Ungaran 05.
8 – 14 Tidak baik
Penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) 15 – 21 Kurang baik
bulan. Siklus I dilakukan selama minggu ke-2 22 – 27 Baik
bulan Pebruari 2017 dan Siklus II dilakukan 28 – 35 Sangat baik
pada minggu ke-empat bulan Pebruari 2017.
PTS ini dilakukan di SD Negeri Ungaran 05 Data hasil observasi dianalisis dngan
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten teknik kualitatif dan dilakukan pada proses
Semarang. Subjek penelitian ini adalah para refleksi di akhir setiap siklus. Data kualitatif
guru kelas bawah (guru kelas I, II, dan guru diperoleh dari observer yang melakukan
kelas III) SD Negeri Ungaran 05 Kecamatan observasi pada kegiatan tindakan. Data yang
Ungaran Barat Kabupaten Semarang. terkumpul kemudian dipilah dan ditemukan
Teknik pengumpulan data adalah permasalahan yang perlu ditingkatkan
teknik observasi untuk menilai proses sehingga tujuan tindakan dapat tercapai,
supervisi dan studi dokumen untuk menilai dengan demikian dapat melakukan perbaikan
kualitas RPP. Instrumen yang digunakan pada siklus kedua.
dalam penelitian ini adalah lembar observasi Langkah-langkah pokok dalam PTS ini
kegiatan supervisi dalam buku Supervisi meliputi: 1) Menetapkan fokus masalah; 2)
Implementasi Kurikulum 2013, Bahan Ajar Merencanakan tindakan; 3) Melaksanakan
Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Kepala tindakan; 4) Mengumpulkan data
Sekolah. Instrumen ini digunakan oleh (pengamatan); 5) Refleksi, analisis, dan
pengawas SD UPTD Kecamatan Ungaran interpretasi; 6) Merencanakan tindak lanjut.:
Barat untuk memantau proses pelaksanaan Tahap menetapkan fokus masalah dimulai
tindakan oleh Kepala Sekolah. Data tentang dengan tindakan merenungkan atau
skor RPP para guru sebelum tindakan, dan skor memikirkan hasil supervisi awal sebelum
RPP yang diperoleh para guru setelah siklus I. Tahap merencakan tindakan dilakukan
mendapatkan tindakan melalui siklus I dan sebagai upaya mempersiapkan langkah
siklus II diperoleh dengan menggunakan pemecahan masalah-masalah yang ditemukan
Iinstrument monitoring dan evaluasi. dalam refleksi awal. Melalui perencanaan ini
Penelitian ini menggunakan teknik maka diharapkan tindakan supervisi akan lebih
teknik kuantitatif dan teknik kualitatif dalam sistematis dan terarah. Langkah-langkah
menganalisis data. Teknik kuantitatif perencanaan proses supervisi ini mencakup:
digunakan untuk menganalisis skor evaluasi (a) menyusun rencana supervisi terhadap Guru
kualitas RPP tematik yang disusun para Guru dalam menyusun RPP tematik, dan (b)
baik pada tahap pra siklus, siklus I maupun menyusun instrumen monitoring dan evaluasi
siklus II. Skor dihitung dengan cara: (1) terhadap RPP.
memberi skor tiap aspek yang diperoleh Guru Tahap Pelaksanaan Tindakan berupa
dalam rentang 1-5; dan (2) menghitung jumlah kegiatan supervisi kelompok dengan
skor kumulatif dari seluruh aspek RPP yang pendekatan kolaboratif dilakukan sesuai
disusun Guru. Kategori tingkat keberhasilan dengan rencana yang telah disusun yaitu
para Guru adalah sebagai berikut. mensupervisi guru secara kelompok dalam
merencanakan pembelajaran tematik.
Walaupun supervise dilakukan secara
kelompok namun RPP harus disusun oleh guru

40
Peningkatan Kompetensi Guru Kelas Bawah Dalam Menyusun Perencanaan … | Rukayah
secara individu. Langkah pengamatan HASIL PENELITIAN DAN
dilakukan terhadap proses supervisi akademik PEMBAHASAN.
yang dilakukan peneliti. Pada tahap refleksi. Hasil Penelitian
Hasil Refleksi Awal
peneliti bersama guru mendiskusikan
Kondisi awal merupakan kondisi
kelebihan dan kelemahan pelaksanaan sebelum tindakan dilakukan dalam siklus I.
tindakan dalam siklus I dan siklus II, baik dari Sebagai supervisor, peneliti melakukan
perencanaan, tindakan, dan pengamatan. supervisi akademik kunjungan kelas, terutama
Dalam tahap Rencana tindak lanjut, segala untuk memonitor dan meng-evaluasi dokumen
kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan rencana pembelajaran yang disusun para guru
siklus I difungsikan sebagai bahan evaluasi kelas bawah.
Supervisi awal menunjukkan bahwa
dan dasar perencanaan tindakan pada siklus II.
para guru kelas bawah belum melaksanakan
Indikator keberhasilan dalam PTS ini pembelajaran tematik. Guru –guru kelas awal
adalah jika semua guru kelas bawah SD Negeri masih menerapkan pembelajaran secara
Ungaran 05 Kecamatan Ungaran Barat terpisah. Mereka belum mampu mengelola
Kabupaten Semarang, memperoleh skor pembelajaran tematik, sementara Kepala
kumulatif minimal 22 atau sudah masuk ke Sekolah juga belum pernah melakukan
dalam kategori Baik. supervisi tentang penyusunan RPP tematik.
Secara ringkas data tentang kompetensi
guru kelas bawah dalam merencanakan
pembelajaran tematik di kelasnya adalah
sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Supervisi Akademik tarhadap Guru Kelas Bawah


Jenis Administrasi
No Guru Kelas Silabus Promes RPP
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 I V V V
2 II V V V
3 III V V V
Keterangan:
1. Produk orang lain
2. Produk hasil KKG
3. Produk sendiri

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa orang lain. Para guru belum menerapkan
pada awal semester II tahun pelajaran pembelajaran tematik di kelas masing-masing,
2016/2017 para guru kelas bawah di SD sehingga RPP yang ada hanya berfungsi
Negeri Ungaran 05 Kecamatan Ungaran terbatas sebagai dokumen semata.
Barat, menggunakan perangkat-perangkat Data kompetensi guru kelas bawah
rencana pembelajaran baik silabus maupun dalam merencanakan pembelajaran tematik
program semesteran hasil KKG, sementara adalah sebagai berikut.
untuk RPP para Guru menggunakan RPP karya

Tabel 3. Hasil Monitoring Dan Evaluasi Terhadap RPP


Sebelum Tindakan
No Guru Kelas Perolehan Skor Kategori
1 I 13 Tidak Baik
2 II 15 Kurang Baik
3 III 13 Tidak Baik
Sumber: Data Penelitian
41
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2018

Hasil Tindakan Siklus I Para guru diberi petunjuk-petunjuk yang


Dalam Siklus I peneliti -yang berstatus operasional dan mudah untuk dilaksanakan,
sebagai Kepala Sekolah di SD tempat serta didampingi dalam menyusun RPP
penelitian-, melakukan tindakan dengan tematik.
membantu penyelesaian masalah-masalah Hasil tindakan berupa supervisi
guru dalam merencanakan pembelajaran akademik dengan pendekatan kolaboratif
tematik. Secara bersama-sama diidentifikasi terhadap guru kelas bawah di dalam
kesulitan para guru dalam merencakan merencanakan pembelajaran tematik pada
pembelajaran tematik. Berdasarkan temuan Siklus I adalah sebagai berikut:
itu, peneliti kemudian memberikan solusi
terhadap kesulitan yang dihadapi para guru.

Tabel 4. Hasil Monitoring dan Evaluasi Terhadap RPP Pada Tindakan


Siklus I
Perolehan Skor
Guru
No
Kelas Sebelum tindakan Siklus I
Peningkatan
Skor Kategori Skor Kategori
1 I 13 TB 18 KB 5 skor
2 II 16 KB 24 B 8 skor
3 III 13 TB 20 KB 7 skor
Sumber: Data penelitian

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil observasi masih


setelah mendapat tindakan supervisi dari terdapat kekurangan pada penjelasan tentang
peneliti maka terjadi perubahan kompetensi ragam metode pembelajaran yang dapat
Guru dalam menyusun RPP Tematis. Guru dipilih. Hal tersebut tampak pula dalam hasil
Kelas I, meningkat perolehan skornya RPP yang menunjukkan bahwa guru masih
sebanyak 5 skor yaitu dari 13 menjadi 18, yang kesulitan untuk memilih ragam metode
berarti meningkat dari kategori Tidak Baik pembelajaran, khususnya metode
menjadi Kurang Baik. Jadi terdapat pembelajaran yang inovatif. Penjelasan awal
peningkatan kemampuan guru kelas I dalam pada siklus pertama tentang pemilihan media
merencanakan pembelajaran tematik. Guru pembelajaran juga masih perlu diperjelas. Dari
Kelas II, meningkat perolehan skornya dua permasalahan yang ditemukan dalam
sebanyak 8 skor yaitu dari 16 menjadi 24, yang siklus pertama, maka pada tidakan supervisi
berarti meningkat dari kategori Kurang Baik siklus kedua perlu memberikan perhatian yang
menjadi Baik. Jadi terdapat peningkatan lebih banyak pada dua hal tersebut.
kemampuan guru kelas II dalam Hasil Tindakan Pada Siklus II
merencanakan pembelajaran tematik. Guru Tindakan melalui Siklus II tetap
Kelas III meningkat perolehan sokrnya dilakukan karena indikator keberhasilan PTS
sebanyak 7 skor yaitu dari 13 menjadi 20, yang ini belum sepenuhnya tercapai. Memang ada
berarti meningkat dari kategori Tidak Baik satu Guru yang kemmpaun menyusun RPP
menjadi Kurang Baik. Jadi terdapat Tematisnya sudah mencapai kategori Baik
peningkatan kemampuan guru kelas III dalam namun perolehan skornya belum maskimal.
merencanakan pembelajaran tematik. Pada siklus II, supervisi dilakukan dengan
membantu guru mengidentifikasi kekurangan-

42
Peningkatan Kompetensi Guru Kelas Bawah Dalam Menyusun Perencanaan … | Rukayah
kekurangan dari RPP tematik yang telah Hasil tindakan berupa supervisi
disusun pada siklus I. Karena kekurangan akademik dengan pendekatan kolaboratif
umumnya lebih pada pemilihan meode dan terhadap guru kelas bawah di dalam
media pembelajaran yang tepat dan bervariasi merencanakan pembelajaran tematik pada
makan para guru diberi arahan-arahan yang Siklus II adalah sebagai berikut.
lebih operasional dan mudah dilaksanakan
oleh guru tentang ke dua hal tersebut.

Tabel 5. Hasil monitoring dan evaluasi terhadap RPP pada


tindakan siklus II
Perolehan Skor
Guru
No Siklus I Siklus II Peningkatan
Kelas
Skor Kategori Skor Kategori
1 I 18 KB 22 B 4 skor
2 II 24 B 27 B 3 Skor
3 III 20 KB 24 B 4 skor
Sumber: Data penelitian

Tabel di atas menunjukkan bahwa naik 4 skor dari kategori Kurang Baik dengan
supersisi kelompok dengan pendekatan perolehan skor 20 meningkat menjadi kategori
kolaboratif pada siklus II telah menghasilkan Baik dengan skor 24. Jadi terdapat
perubahan-perubahan: (1) Skor Guru Kelas I peningkatan kompetensi guru kelas III dalam
naik 4 skor dari kategori Kurang Baik (skor 18) merencanakan pembelajaran tematik.
meningkat menjadi kategori Baik dengan skor Secara keseluruhan peningkatan
22. Jadi terdapat peningkatan kompetensi guru kompetensi guru kelas bawah SD Negeri
kelas I dalam merencanakan pembelajaran Ungaran 05 Kecamatan Ungaran Barat
tematik; (2) Skor Guru Kelas II naik 3 skor dari Kabupaten Semarang dalam merencanakan
kategori Baik (skor 24), meningkat menjadi pembelajaran Tematik dari sejak kondisi awal,
kategori Baik (skor 27). Jadi ada peningkatan siklus I, dan siklus II tergambar dalam tabel
kompetensi guru kelas II dalam merencanakan berikut ini.
pembelajaran tematik; (3) Skor Guru Kelas III

Tabel 6. Hasil Monitoring dan Evaluasi RPP Sebelum


Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Perolehan Skor
Guru Sebelum
No Siklus I Siklus II
Kelas tindakan
Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori
1 I 13 TB 18 KB 22 B
2 II 16 KB 24 B 27 B
3 III 13 TB 20 KB 24 B
Sumber: Data penelitian

Tabel di atas menunjukkan bahwa pembelajaran tematik mulai pra siklus, siklus
terjadi peningkatan kompetensi guru Kelas I, sampai siklus II. Rincian peningkatan itu
bawah SD Negeri Ungaran 05 Kecamatan adalah sebagai berikut.
Ungaran Barat dalam merencanakan

43
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2018
(1) Skor Guru Kelas I, meningkat 9 skor, dari dilaksanakannya supervisi kepala sekolah
kategori Tidak Baik (skor 13) menjadi terhadap guru sebagai bentuk tindakan, maka
kategori Baik. (skor 22). Dengan dapat terjadi peningkatan kompetensi guru.
perkataan lain terdapat peningkatan Hasil di atas juga sejalan dengan pendapat
kemampuan guru kelas I dalam Darmawan (2014: 31) yang menyatakan
merencanakan pembelajaran tematik. bahwa Guru dapat ditingkatkan
(2) Skor Guru Kelas II, meningkat 11 skor, kompetensinya melalui supervisi akademik
dari kategori Kurang Baik (skor 16) karena dalam supervisi terjadi peningkatan
menjadi kategori Baik. (skor 27). Dengan pengertian teori dan penerapan pengetahuan
perkataan lain terdapat peningkatan Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
kemampuan guru kelas II dalam penelitian yang dilakukan oleh Argiani dan
merencanakan pembelajaran tematik.. Slameto (2015) yang menunjukkan bahwa
(3) Skor Guru Kelas III, meningkat 11 skor, pelaksanaan supervisi dapat meningkatkan
dari kategori Tidak Baik (skor 13) kompetensi pedagogik guru. Perbedaan
menjadi kategori Baik. (skor 24). Dengan tindakan dalam penelitian ini dengan
perkataan lain terdapat peningkatan penelitian Argiani dan Slameto (2015) adalah
kemampuan guru kelas III dalam bentuk tindakan yang dilakukan Kepala
merencanakan pembelajaran tematik. Sekolah. Tindakan yang gunakan dalam
Pembahasan penelitian ini adalah supervisi kelompok,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sementara penelitian Argiani dan Slameto
telah terjadi peningkatan kompetensi guru (2015) adalah supervisi kunjungan kelas.
kelas bawah SD Negeri Ungaran 05 Selain itu, penelitian ini juga sejalan dengan
Kecamatan Ungaran Barat dalam penelitian Astuti (2017: 58) yang menemukan
merencanakan pembelajaran tematik dari pra bahwa dengan dilaksanakannya supervisi
siklus, siklus I sampai siklus II melalui akademik maka dapat terjadi peningkatan
supervisi kelompok dengan pendekatan kemampuan guru. Melalui pelaksanaan
kolaboratif. Hasil tersebut sejalan dengan yang supervisi, kepala sekolah dapat melakukan
dikemukakan oleh Rosilawati (2014: 59) bimbingan dan pengarahan sehingga terjadi
bahwa pelaksanaan supervisi akademik dapat peningkatan kompetensi guru yang pada
mengembangkan kemampuan guru dalam akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja
merencanakan dan mengelola proses guru dan proses pembelajaran. Sujoko (2017:
pembelajaran. Prasojo (2011: 13) juga 95) mengungkapkan bahwa salah satu cara
menjelaskan bahwa tujuan supervisi adalah untuk meningkatkan mutu sebuah sekolah
untuk mengembangkan profesionalitas guru adalah pelaksanaan supervisi, melalui
dalam perencanaan pembelajaran melalui supervisi guru dapat dibimbing dan diarahkan
kegiatan-kegiatan reflektif. Dengan sehingga terjadi peningkatan kompetensi yang
dilaksanakannya supervisi kelompok dengan akhirnya dapat meningkatkan mutu sebuah
pendekatan kolaboratif sebagai kegiatan sekolah. Pendapat Sujoko (2017) relevan
reflektif maka dapat terjadilah peningkatan dengan penelitian ini, yang mana penelitian ini
kompetensi guru sebagaimana ditunjukkan dilaksanakan agar terjadi peningkatan
dalam hasil penelitian di atas. Tindakan yang kompetensi guru melalui supervisi.
dilakukan dalam penelitian, yang telah
menyebabkan terjadinya peningkatan SIMPULAN DAN SARAN
kompetensi guru ini sejalan dengan pandangan Simpulan
Syarif (2011: 112) bahwa dengan Paparan hasil tindakan di atas
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
44
Peningkatan Kompetensi Guru Kelas Bawah Dalam Menyusun Perencanaan … | Rukayah
kompetensi guru kelas bawah SD Negeri Melalui Penelitian Dan Penulisan
Ungaran 05 Kecamatan Ungaran Barat Karya Ilmiah. Prosiding Seminar
Kabupaten Semarang. dalam merencanakan Nasional PAK II Dan Call For Papers,
pembelajaran tematik sebagai dampak dari Tema: Profesionalisme dan Revolusi
dilaksanakannya supervisi kelompok dengan Mental Pendidik Kristen. Sekolah
pendekatan kolaboratif. Tinggi Teologi Simpson.
Saran Giarti, S. 2015. Peningkatan Kompetensi
Sesuai dengan paran hasil dan
Pedagogik Guru SD melalui Supervisi
simpulan di atas makan kepada Kepala
Akademik. Scholaria, 5 (3): 37 – 46.
Sekolah disrankan agar 1) melaksanakan
supervisi kelompok dengan pendekatan Jaya, S., Samsudi, & Prihatin, T. 2015.
kolaboratif terhadap guru kelas bawah guna Supervisi Akademik Kolaborasi Untuk
meningkatkan kompetensi Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional
merencanakan pembelajaran tematik, dan 2) Guru Produktif Sekolah Menengah
mengarahkan guru agar selalu mempersiapkan Kejuruan. Educational Management, 4
rencana pembelajaran dengan baik, agar (2): 158-167.
efektifitas dan efisiensi pembelajaran dapat Merukh, N.E.M. & Sulasmono, B.S. 2016.
terjamin. Pengembangan Model Supervisi
Akademik Teknik Mentoring Bagi
DAFTAR PUSTAKA Pembinaan Kompetensi Pedagogik
Argiani, A.R. dan Slameto. 2015. Supervisi
Guru Kelas. Kelola: Jurnal
Kunjungan Kelas Untuk Meningkatkan
Manajemen Pendidikan, 3 (1): 30-48.
Kompetensi Pedagogik Guru SDN
Cukil 01, Tengaran, Kabupaten Nugroho, I.A. 2016. Pendekatan Ilmiah
Semarang. Kelola: Jurnal Manajemen Dalam Pembelajaran Lintas
Pendidikan, 2 (1): 1-11. Kurikulum Di Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Ikhlasul Workshop.
Astuti, S. 2017. Supervisi Akademik untuk
Meningkatkan Kompetensi Guru di SD Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun
LaboratoriumUKSW. Scholaria, 7(1): 2005Tentang Standar Nasional
49 – 59. Pendidikan.

Bahri, Saiful. 2014. Supervisi Akademik Permendiknas nomor 14 Tahun 2007 Tentang
Dalam Peningkatan Profesionalisme Standar Isi Untuk Program Paket A,
Guru. Jurnal Visipena, V (1): 100-112. Program Paket B, dan Program Paket
C.
Darmawan, I P.A. 2014. Menjadi Guru Yang
Terampil. Bandung: Kalam Hidup. Prasojo, L.D. 2011. Supervisi Pendidikan.
Yogyakarta: Gava Media.
Darmawan, I P.A. 2017. Faktor Yang
Mempengaruhi Profesionalitas Guru. Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan.
Prosiding Seminar Nasional PAK II 2014. Supervisi Implementasi
Dan Call For Papers, Tema: Kurikulum 2013, Bahan Ajan
Profesionalisme dan Revolusi Mental Implementasi Kurikulum 2013 Untuk
Pendidik Kristen. Sekolah Tinggi Kepala Sekolah. Jakarta: Pusat
Teologi Simpson. Pengembangan Tenaga Kependidikan.

Degeng, I N.S. & Darmawan, I P.A. 2017. Rosilawati, T. 2014. Supervisi Akademik
Peningkatan Profesionalisme Pendidik Dalam Upaya Peningkatan Motivasi
45
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2018
Guru Menyusun Perangkat Persiapan
Pembelajaran. Jurnal Penelitian
Tindakan Sekolah dan Kepengawasan,
1 (2): 57-62.
Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan
Teknik Supervisi Pendidikan dalam
rangka Pengembangan Sumberdaya
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Saptaningrum, E. & Kusdaryani, W. 2010.
Model Pakem Melalui Pendekatan
Tematik Untuk Pembelajaran Sains
SD. Jurnal Penelitian Pembelajaran
Fisika, 1 (1):92-104.
Sujoko, E. 2017. Strategi Peningkatan Mutu
Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT
di Sekolah Menengah Pertama. Kelola:
Jurnal Manajemen Pendidikan, 4 (1):
83-96.
Syarif, H.M. 2011. Pengaruh Komunikasi
Interpersonal dan Supervisi Kepala
Sekolah terhadap Kinerja Guru. Media
Akademika, 26 (1): 125-137.
Tryanasari, D., Mursidik, E.M., & Riyanto, E.
2013. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Terpadu Berbasis
Kearifan Lokal Untuk Kelas III
Sekolah Dasar Di Kabupaten Madiun.
Premiere Educandum: Jurnal
Pendidikan Dasar dan Pembelajaran. 3
(2): 132-172.
Yusak, L. & Darmawan, I P.A. 2017. Supervisi
Kepala Sekolah Di SD Negeri
Kalongan 02, Desa Kalongan,
Kecamatan Ungaran Timur. Prosiding
Seminar Nasional PAK II dan Call For
Papers, Tema: Profesionalisme dan
Revolusi Mental Pendidik Kristen.
Sekolah Tinggi Teologi Simpson.

46

Anda mungkin juga menyukai