Anda di halaman 1dari 6

JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara

Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
EVALUASI PROGRAM REHABILITASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI
BOJONEGORO
Sri Kasiami
Program Studi Ilmu Administrasi Publik, FISIP, Universitas Bojonegoro
Jl. Lettu Suyitno, No.2, Kec, Bojonegoro
sri.kasiami@gmail.com

Abstract
This research is motivated by field data collected by researchers in the pre-research that in
Bojonegoro Regency there are still houses that are not suitable for habitation. Therefore, the
Bojonegoro Regency Government held a rehabilitation program for uninhabitable houses with
the aim of improving the physical condition of the uninhabitable houses to make them fit for
habitation. In 2017 researchers found that only 93 houses had been rehabilitated according to
the program, while a total of 101 houses were unfit for habitation. This means that there are
still some uninhabitable houses that have not passed this rehabilitation program. What is the
mechanism for the rehabilitation of uninhabitable houses? This study uses a qualitative method
with a qualitative descriptive type. Then the data collection techniques used are interviews,
observation, and documentation so that the results are more accurate. The data analysis
technique used is Miles and Huberman.
Keywords : Evaluation, Rehabilitation Program, Uninhabitable House

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data lapangan yang dikumpulkan peneliti dalam pra
research bahwa di Kabupaten Bojonegoro masih terdapat rumah yang tidak layak huni. Oleh
karenanya Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengadakan program rehabilitasi rumah tidak
layak huni dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi fisik rumah-rumah yang tidak layak huni
tersebut agar menjadi layak huni. Pada tahun 2017 peneliti menemukan bahwa baru ada 93
rumah yang sudah direhabilitasi sesuai program, sementara ada total 101 rumah tidak layak
huni. Artinya masih ada beberapa rumah tidak layak huni yang belum lolos program
rehabilitasi ini. Bagaimanakah mekanisme program rehabilitasi rumah tidak layak huni ini?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif kualitatif. Kemudian
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi agar
hasinya lebih akurat. Teknik analisis data yang digunakan adalah Miles and Huberman.
Kata Kunci : Evaluasi, Program Rehabilitasi, Rumah Tidak Layak Huni, Bojonegoro

JIAN – Volume 3 No 2, Agustus 2019 32


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
PENDAHULUAN tidak sepenuhnya bisa membiayai rumah
Rumah merupakan sarana untuk yang akan diperbaiki, namun bantuan
berlindung dari alam, memberi tersebut diharapkan menjadi starter bagi
ketentraman hidup dan pusat kegiatan masyarakat untuk menciptakan rumah yang
budaya. Serta tempat beristirahat setelah layak huni. Syarat keluarga yang menerima
bertugas untuk memenuhi kebutuhan bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni
sehari- hari. Rumah Sederhana adalah adalah :
rumah yang dibangun dengan 1. Mengajukan proposal beserta KK dan
menggunakan bahan bangunan dan KTP.
kontruksi sederhana akan tetapi masih 2. Keluarga rumah tangga miskin dan tidak
memenuhi standart kebutuhan minimal dari mampu.
aspek kesehatan, keamanan, dan 3. Kepemilikan tanah atas nama sendiri
kenyamanan dengan mempertimbangkan yang dibuktikan dengan surat
dan memanfaatkan potensi lokal dan cara kepemilikan tanah.
hidup. 4. Jika kepemilikan tanah atas nama orang
Rumah memiliki fungsi yang sangat tua harus disertai dengan surat izin
besar bagi individu dan keluarga tidak dengan mengetahui kepala desa.
hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga 5. Kondisi foto rumah yang
mental dan social. Dari segi fisik rumah memprihatinkan sehingga tidak layak
berarti suatu bangunan tempat kembali dari huni.
berpergian, bekerja, tempat tidur dan Menurut data bahwa masih terdapat
beristirahat memulihkan kondisi fisik dan 101 rumah yang diajukan serta 93 rumah
mental yang letih dari melaksanakan tugas yang mendapatkan bantuan rehabilitasi
sehari-hari. Sedangkan dari segi psikologis rumah tidak layak huni. Terdapat 8 rumah
rumah berarti suatu tempat untuk tinggal yang yang tidak terealisasi disebabkan
dan untuk melakukan hal-hal tersebut di rumah tersebut sudah pernah mendapatkan
atas, yang tentram, damai, menyenangkan bantuan dari program serupa serta
bagi penghuninya. rumah dalam pengertian mengundurkan diri karena tidak mau
psikologis ini lebih mengutamakan situasi mengeluarkan biaya tambahan. Oleh sebab
dan suasana daripada kondisi dan keadaan itu, diperlukannya evaluasi dalam
fisik rumah itu sendiri. Pada kenyataannya, penyaluran bantuan, baik yang dilakukan
untuk mewujudkan rumah yang memenuhi oleh pihak Pemerintah Kabupaten,
persyaratan tersebut bukanlah yang mudah. Pemerintah Kecamatan maupun Aparatur
Ketidakberdayaan mereka memenuhi Desa dalam memperlancar program
kebutuhan rumah yang layak huni tersebut serta ketepatan sasaran program
berbanding lurus dengan pendapatan dan terhadap masyarakat fakir miskin penerima
pengetahuan tentang fungsi rumah itu bantuan. Berdasarkan uraian diatas penulis
sendiri. Pemberdayaan fakir miskin juga tertarik untuk mengkaji dalam sebuah
mencakup upaya Rehabilitasi Rumah Tidak skripsi yang berjudul “Evaluasi Program
layak Huni (RTLH). Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
Bantuan rehabilitasi rumah tidak (RLTH) Di Kabupaten Bojonegoro tahun
layak huni merupakan salah satu program 2017”
yang ditunggu-tunggu oleh Masyarakat Evaluasi program ini juga
Bojonegoro. Di Tahun 2017 ada 416 rumah menggunakan landasan teori yaitu :
penduduk yang tidak layak huni. Setelah Evaluasi adalah suatu usaha untuk
diverifikasi dan survei kemensos mengukur dan sumber nilai secara objektif
memberikan 100 kuota dengan bantuan dari pencapaian hasil-hasil yang
sebesar Rp10.000.000,00 kepada setiap direncanakan sebelumnya, dimana hasil
penerimanya. Walaupun bantuan tersebut evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi

JIAN – Volume 3 No 2, Agustus 2019 33


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
umpan balik untuk perencanaan yang akan Penulis menggunakan jenis penelitian
dilakukan di depan (Yusuf, 2000: 3). deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
Dalam hal ini Yunus menitikberatkan (decriptive research), “adalah jenis
kajian evaluasi dari segi manajemen, penelitian yang dimaksudkan untuk
dimana evaluasi itu merupakan salah satu mengeksplorasi dan mengklarifikasi
fungsi atau unsur manajemen, yang misinya mengenai suatu fenomena atau kenyataan
adalah untuk perbaikan fungsi atau sosial sosial (Masri Singarimbun dan Sofyan
manajemen lainnya, yaitu perencanaan. Effendi, 1990, h. 87).
Selain itu menurut Jones evaluasi adalah Penulis menyajikan penelitian ini
suatu aktivitas yang dirancang untuk dengan menggunakan jenis penelitian
menimbang manfaat program dalam Naturalistik juga disebut metode kualitatif
spesifikasi 24riteria, teknik pengukuran, yaitu: metode penelitian yang digunakan
metode analisis dan bentuk rekomendasi untuk meneliti pada kondisi obyek yang
(Jones, 1994 : 357). Selanjutnya Weiss alami.
(dalam Jones, 1994: 355) mengemukakan Dalam penelitian ini, peneliti
bahwa evaluasi adalah kata 24riteri yang memfokuskan pada :
meliputi segala macam pertimbangan, 1. Kesesuaian Rumah yang diajukan
penggunaan kata tersebut dalam arti umum dengan kriteria yang telah ditentukan.
adalah suatu istilah untuk menimbang 2. Mekanisme Pengajuan Bantuan Sosial
manfaat. Seseorang meneliti atau Rumah Tidak Layak Huni
mengamati suatu fenomena berdasarkan 3. Pelaksanaan Program Rumah Tidak
ukuran yang eksplisit dan kriteria. Layak Huni
Sementara itu program merupakan 4. Kendala pelaksanaan program Rumah
unsur pertama yang harus ada demi Tidak Layak Huni.
tercapainya kegiatan pelaksanaan karena Teknik penentuan informan
dalam program tersebut telah dimuat dilakukan dengan purposive sampling,
berbagai aspek, yang antara lain adalah: dimana informan akan ditentukan
1. Adanya tujuan yang ingin dicapai berdasarkan kriteria tertentu.
2. Adanya kebijakan-kebijakan yang harus Sementara itu teknik pengumpulan
diambil dalam pencapaian tujuan itu data dilakukan dengan cara observasi,
3. Adanya aturan-aturan yang dipegang wawancara mendalam, dan dokumentasi.
dengan prosedur yang harus dilalui Teknik analisis data yang dipakai
4. Adanya perkiraan anggaran yang perlu adalah Milles dan Huberman, yang
atau dibutuhkan menggunakan 3 tahap yaitu reduksi data,
5. Adanya strategi dalam pelaksanaan penyajian data, dan penarikan kesimpulan/
Unsur keduanya yang harus dipenuhi verifikasi.
dalam pelaksanaan program adalah
adanya kelompok orang yang menguji HASIL DAN PEMBAHASAN
sasaran program sehingga kelompok Evaluasi program ini harus ditinjau
orang tersebut merasa ikut dilibatkan dari prosedur, syarat, dan mekanisme
dan membawa hasil program yang pengajuannya terlebih dahulu. Karena hal
dijalankan dan adanya perubahan dan ini akan memberikan info mendalam dan
peningkatan dalam kehidupannya. detail terkait evaluasi program rehabilitasi
Bila tidak memberikan manfaat pada rumah tidak layak huni ini.
kelompok orang maka boleh dikatakan Menurut Peraturan Menteri Nomor
program tersebut telah gagal dilaksanakan. 20 Tahun 2017 Pasal 1 Ayat 1, Rumah
Tidak Layak Huni yang disebut RTLH
METODE PENELITIAN adalah tempat tinggal yang tidak memenuhi
syarat kesehatan, keamanan, dan sosial.

JIAN – Volume 3 No 2, Agustus 2019 34


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
Dengan adanya program ini dapat fungsi dan ketersediaan dana dan
membantu mengembalikan keberfungsian sumber lainnya.
sosial fakir miskin melalui upaya c. Membuat rincian jenis/bahan bangunan
memperbaiki kondisi RTLH baik sebagin yang diperlukan serta besarnya biaya d.
maupun seluruhnya yang dilakukan secara Melaksanakan pembelian bahan
gotong royong agar tercipta kondisi rumah bangunan dibuktikan dengan kuintansi
yang layak sebagai tempat tinggal. atau faktur pembelian bahan bangunan
Berikut adalah kriteri RTLH : e. Mendokumentasikan pelaksanaan
a. Dinding dan/ atau atap dalam kondisi program RTLH meliputi kondisi awal,
rusak yang dapat membahayakan proses pengerjaan, dan hasil akhir. f.
keselamatan penghuni. Pelaksanaan kegiatan RTLH dapat
b. Dinding dan/atau atap terbuat dari bahan diabntu oleh pendamping sosial
yang mudah rusak/lapuk Program RTLH di daerah
c. Lantai terbuat dari tanah, papan, dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi
bambu/semen, atau keramik dalam bersama Dinas Sosial Kota/Kabupaten
kondisi rusak. sebagai upaya untuk mengatasi masalah
d. Tidak memiliki tempat mandi, cuci dan kemiskinan
kakus; dan/atau
e. Luas tanah kurang dari 7,2 m2 /orang 1. Kesesuaian Rumah yang diajukan
(tujuh koma dua meter persegi dengan kriteria yang telah ditentukan.
perorang). Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi
Permohonan Bantuan Sosial Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Kabupaten Bojonegoro ”Rumah yang
Huni yang diajukan oleh pemilik rumah, diusulkan rata rata sudah sesuai dengan
masyarakat, atau lembaga kesejahteraan kriteria yang telah ditentukan. Dengan
sosial dilakukan dengan mekanisme melihat luas tanahnya yang kurang dari 7,2
sebagai berikut : m 2 /orang, atap dan dinding dalam kondisi
a. Mengajukan permohonan Bantuan rusak dan bahannya yang mudah lapuk,
Sosial Rehabilitasi Sosial RTLH kepada tidak mempunyai kamar mandi yang layak,
Lurah/Kepala Desa . dan lantai yang masih terbuat dari tanah.”
b. Lurah/Kepala Desa melakukan (Hasil Wawancara, dengan .....19 Juni
musyawarah. 2019) .
c. Lurah/Kepala Desa mengajukan Agar pelaksanaan Program
permohonan dalam bentuk proposal Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
kepada dinas sosial daerah Kabupaten Bojonegoro berjalan dengan
kabupaten/kota. lancar. Dinas Sosial mengadakan
d. Dinas sosial derah kabupaten/kota sosialisasi kepada warga masyarakat di
melakukan verifikasi dan validasi calon Kabupaten Bojonegoro tentang Program
penerima Bantuan Sosial Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni dengan
RTLH berdasarkan data terpadu menjelaskan syarat dan kriteria rumah yang
program penanganan Fakir Miskin. dapat diajukan untuk bantuan Rehabilitasi.
Pelaksanaan kegiatan RTLH Di Tahun 2017 ada sebanyak 416 rumah
dilaksanakan oleh kelompok penerima penduduk tidak layak huni namun
Bantuan Sosial dengan mekanisme : berdasarkan data yang didapat, jumlah
a. Melakukan penilain dan menentukan pemohon bantuan hanya sebanyak 101
bagian rumah yang akan diperbaiki rumah. Dengan diadakannya survey sesuai
b. Menetapkan prioritas bagian rumah kriteria rumah yang telah ditentukan,
yang akan diperbaiki berdasarkan pada jumlah penerima bantuan Rehabilitasi

JIAN – Volume 3 No 2, Agustus 2019 35


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
Rumah Tidak Layak Huni sebanyak 93 4. Kendala pelaksanaan program
rumah. Rumah Tidak Layak Huni. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Kasi Penanganan
2. Mekanisme Pengajuan Bantuan Sosial Fakir Miskin Dinas Sosial Kabupaten
Rumah Tidak Layak Huni Berdasarkan Bojonegoro “Kendala dalam pelaksanaan
hasil wawancara dengan Kasi Penanganan program RTLH ada berbagai macam
Fakir Miskin Dinas Sosial Kabupaten sebagai berikut :
Bojonegoro “Untuk pengajuan program a. Rumah yang sudah diajukan pada Dinas
RTLH harus mengajukan proposal dengan Sosial sudah pernah menerima bantuan
menyertakan KTP, KK, Kepemilikan Rehabilitasi
Tanah atas nama sendiri jika kepemilikan b. Kepemilikan tanah bukan atas nama
tanah milik orang tua harus disertai surat pribadi melainkan orang lain tapi tidak
kuasa dengan mengetahui kepala desa disertai surat kuasa
setempat.” (Hasil Wawancara, 19 Juni c. Penerima bantuan keberatan (yang
2019). dimaksut keberatan disini adalah uang
Mekanisme Pengajuan pemohon bantuan Rehabilitas harus murni untuk
Bantuan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak pembelanjaan bahan bangunan dan tidak
Huni mengajukan Proposal kepada untuk membiaya pekerja/tukang
Lurah/Kepala Desa. Lurah/Kepala Desa bangunan)” (Hasil Wawancara 19 Juni
melakukan musyawarah dan mengajukan 2019).
permohonanan kepada Dinas Sosial
KESIMPULAN
KAbupaten Bojonegoro dan dilakukannya
Program Rehabilitasi Rumah Tidak
verifikasi data calon penerima bantuan
Layak Huni di Kabupaten Bojonegoro
Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni. Tahun 2017 belum berjalan maksimal
3. Pelaksanaan Program Rumah Tidak dikarenakan dalam tahun 2017 Rumah
Layak Huni. Berdasarkan hasil wawancara Tidak Layak Huni berjumlah 416 Rumah
dengan Kasi Penanganan Fakir Miskin tetapi dalam proses pengajuan Permohonan
Dinas Sosial Kabupaten Bojonegoro Bantuan Rehabilitasi hanya sejumlah 101
“Setelah pengajuan proposal dan proposal Rumah. Dalam tahap pelaksanan Rumah
diterima oleh Dinas Sosial. Dinas Sosial Tidak Layak Huni tahun 2017 hanya
melakukan survey atas rumah yang di terealisasi sejumlah 93 Rumah dengan
ajukan dengan kriteria yang sudah kuota 100 Rumah. Jadi ada 7 Rumah yang
ditentukan. Menentukan bagian mana yang tidak menerima bantuan dan menolak
harusnya di renovasi.” (Hasil Wawancara, bantuan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak
19 Juni 2019). Huni dikarenakan Kepemilkan Tanah
Dalam pelaksanaan Rumah Tidak bukan milik sendiri, Penerima sudah pernah
Layak Huni kelompok penerima bantuan menerima bantuan rehabilitasi dan juga
melakukan penilaian dan menentukan penerima keberatan atas pengeluaran biaya
bagian rumah yang akan di rehabilitasi pekerja bangunan.
sesuai fungsi dan ketersediaan dana
bantuan. Perincian bahan bangunan DAFTAR PUSTAKA
dibuktikan dengan kuitansi atau faktur Buku-buku:
pembelian bahan bangunan. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Mendokumentasikan pelaksanaan program Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.
Rumah Tidak Layak Huni serta Rineka Cipta. Subagyo, Joko. 1997.
pelaksanaan yang diabntu oleh Pendamping Metode Penelitian Dalam Teori
Desa Praktek. Jakarta: Pustaka Al–Kautsar.

JIAN – Volume 3 No 2, Agustus 2019 36


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi
Percobaan. Bandung :CV.ARMICO. Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Hadi, Sutrisno. 1984. Bimbingan Remaja Rosdakarya.
Menulis Skripsi, Thesis. Yogyakarta: Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi.
GAMA 2006. Metode Penelitian Survei.
Sugiyono. 1994. Metode Penelitian Jakarta: LP3ES
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2004.
Bandung: ALFABETA Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bandung: Sinar Baru.
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: ALFABETA Perundangan-undangan :
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Peraturan Menteri Sosial Republik
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Indonesia Nomor 20 Tahun 2017
Bandung: ALFABETA tentang Rehabilitasi Sosial Rumah
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Tidak Layak Huni dan Sarana
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Prasarana Lingkungan
Remaja Rosdakarya.

JIAN – Volume 3 No 2, Agustus 2019 37

Anda mungkin juga menyukai