Anda di halaman 1dari 40

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka
Pembahasan

SOLUSI ASIMTOTIK PADA PERSAMAAN DIFUSI


DENGAN WAKTU SINGKAT

Gusrian Putra & Ahmad Syarif

Program Magister Matematika


Universitas Andalas

December 22, 2022

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Pendahuluan Latar Belakang Masalah
Tinjauan Pustaka Rumusan Masalah
Pembahasan Pembatasan Masalah

Latar Belakang Masalah

Persamaan Difusi dan Metode Perturbasi


Persamaan difusi diperkenalkan pada tahun 1855 oleh Adolf Fick,
seorang fisikawan Jerman [1]. Secara umum, persamaan difusi
dapat diselesaikan dengan transformasi Laplace atau Fourier.
Namun, hasilnya muncul dalam bentuk integral konvolusi yang
tidak dapat memberikan profil solusi secara jelas. Untuk mengatasi
hal tersebut, metode perturbasi dapat digunakan untuk melihat
perubahan profil solusi yang terjadi terhadap suatu parameter yang
bernilai kecil (disebut parameter perturbasi). Solusi yang dihasilkan
dari metode ini dikenal sebagai solusi asimtotik.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Pendahuluan Latar Belakang Masalah
Tinjauan Pustaka Rumusan Masalah
Pembahasan Pembatasan Masalah

Latar Belakang Masalah

Metode Perturbasi dan Solusi Asimtotik


Pada makalah ini akan ditentukan solusi asimtotik dari persamaan
difusi dengan parameter perturbasi berupa waktu singkat (t ≪ 1)
dan syarat awal tak-kontinu loncat sehingga dapat diketahui
prilaku solusi sesaat setelah kondisi awal mulai berdifusi. Solusi
yang dihasilkan pada kasus ini juga dikenal sebagai solusi waktu
singkat (small time solution). Pada kasus ini, penyelesaian
persamaan tersebut tidak dapat lagi dilakukan dengan
menggunakan metode pertubasi biasa karena adanya syarat awal
yang tak-kontinu loncat. Untuk mengatasi hal ini, digunakan
metode pencocokan asimtotik (asymptotic matching ).

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Pendahuluan Latar Belakang Masalah
Tinjauan Pustaka Rumusan Masalah
Pembahasan Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas berdasarkan latar belakang adalah
bagaimana menentukan solusi waktu singkat dari persamaan difusi
dengan menggunakan metode pencocokan asimtotik.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Pendahuluan Latar Belakang Masalah
Tinjauan Pustaka Rumusan Masalah
Pembahasan Pembatasan Masalah

Pembatasan Masalah

Pembatasan Masalah
Pada makalah ini persamaan difusi yang akan diselesaikan dibatasi
untuk kasus satu dimensi dengan syarat awal yang tak-kontinu
loncat.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka Metode Perturbasi
Pembahasan

Metode Perturbasi
Metode perturbasi digunakan untuk menentukan solusi
aproksimasi, yang ditulis dalam bentuk ekspansi barisan, dari suatu
sistem yang memuat suatu parameter bernilai kecil (disebut
parameter perturbasi). Sistem tersebut dapat berupa persamaan
aljabar, persamaan diferensial, persamaan beda, dan lain-lain.
Solusi yang diperoleh dari metode perturbasi ini disebut solusi
ekspansi asimtotik atau disingkat solusi asimtotik, dengan bentuk
baku

f (x) = f0 (x) + εf1 (x) + ε2 f2 (x) + .... (1)

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka Metode Perturbasi
Pembahasan

Barisan Asimtotik
Definisi 2.2.1[4] Misalkan δn (ε), n=0,1,2,..., adalah barisan fungsi
sedemikian sehingga δn = O(δn−1 ) untuk ε ≪ 1. Barisan ini
disebut barisan asimtotik.

Ekspansi Asimtotik
Definisi 2.2.2[4] Jika f (ε) dapat ditulis f (ε) ∼ N
P
n=0 an δn (ε)
bilamana ε → 0, untuk suatu konstanta an , maka f (ε) dikatakan
mempunyai ekspansi asimtotik relatif terhadap barisan asimtotik
δn (ε) untuk ε ≪ 1 atau cukup disingkat f (ε) mempunyai ekspansi
asimtotik.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka Metode Perturbasi
Pembahasan

Pencocokan Asimtotik
Sebagai contoh ilutrasi, pandang masalah nilai batas berikut:

d 2y dy
ε 2
+2 − y = 0, 0 ≤ x ≤ 1, (2)
dx dx
dengan syarat batas

y (0) = 0 dan y (1) = 1. (3)

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka Metode Perturbasi
Pembahasan

Pencocokan Asimtotik
Misalkan solusi asimtotik dari persamaan (2) berbentuk

y (x) = y0 (x) + εy1 (x) + O(ε2 ), dengan ε ≪ 1. (4)

Diharapkan terdapat dua ekspansi asimtotik, yang satu valid ketika


x = O(1) dan yang lain valid ketika x = O(ε). Proses membuat
dua ekspansi tersebut menjadi konsisten disebut pencocokan
asimtotik (asymptotic matching ).

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka Metode Perturbasi
Pembahasan

Aproksimasi WKB
Pada subbab sebelumnya telah digunakan ekspansi aljabar
terhadap parameter perturbasi untuk memperoleh solusi asimtotik
dari suatu persamaan diferensial. Ekspansi ini menjadi semakin
rumit analisisnya ketika dilakukan pencocokan (matching )
terhadap solusi yang berubah perlahan secara eksponensial, atau
bersifat disipatif, atau memiliki lapisan batas (kasus singular).
Ekspansi aljabar seperti ini tidak selalu berhasil. Sebagai contoh
ilustrasi, perhatikan masalah nilai batas berikut:

ε2 y ′′ (x) + ϕ(x)y (x) = 0 dengan y (0) = 0 dan y (1) = 1. (5)

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka Metode Perturbasi
Pembahasan

Aproksimasi WKB
Jika menggunakan ekspansi aljabar, maka proses pencocokan akan
gagal karena tidak ada suku yang balance dengan suku leading
order ϕ(x)y (x). Jika ada turunan pertama dalam kasus ini, maka
ekspansi tersebut dapat digunakan, walaupun terdapat masalah
perturbasi singular. Pengembangan metode perturbasi untuk
masalah tersebut diusulkan oleh Wentzel, Kramers dan Brillioun di
tahun 1920an [4] dengan menggunakan solusi asimtotik sebagai
berikut:
 
ψ0 (x)
y = exp + ψ1 (x) + O(ε) . (6)
ε

Ekspansi (6) dikenal dengan sebutan ekspansi WKB.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Model Difusi
Pandang persamaan difusi untuk kasus waktu singkat (t ≪ 1)
dengan syarat awal tak-kontinu loncat yang diberikan oleh:

∂ ∂2
c(x, t) = D 2 c(x, t), untuk − ∞ < x < ∞ dan t > 0, (7)
∂t ∂x
dengan c(x, t) adalah distribusi panas atau konsentrasi bahan
kimia pada posisi x dan waktu t, dan D adalah koefisien difusi.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Syarat Awal
(
f0 (x), untuk x ≤ 0,
c(x, 0) = (8)
0, untuk x > 0.

dengan f0 adalah fungsi yang turunan pertama dan turunan


keduanya kontinu. f0 → 0 bilamana x → −∞, f0 (0) ̸= 0 dan
Z 0
f0 (x)dx = ftot . (9)
−∞

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Daerah Asimtotik
1 Daerah I: x < 0

Pada daerah ini terjadi pemulusan konsentrasi awal secara


bertahap.
2 Daerah II: |x| ≪ 1
Ciri utama pada daerah ini adalah pemulusan seketika dari
ketak-kontinuan loncat konsentrasi awal
3 Daerah III: x > 0
Terdapat fluks dari x < 0 ke daerah ini, sehingga diperkirakan
terjadi perubahan langsung dari c(x, t) = 0 menjadi
c(x, t) ̸= 0.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah I
Ekspansi c(x, t) untuk t ≪ 1 dapat ditulis sebagai berikut:

c(x, t) = f0 (x) + tf1 (x) + t 2 f2 (x) + O(t 3 ). (10)

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah I
Perhatikan bahwa

c(x, t) = f1 (x) + 2tf2 (x) + 3t 2 f3 (x) + ..., (11)
∂t


c(x, t) = f0′ (x) + tf1′ (x) + t 2 f2′ (x) + ...,
∂x

∂2
c(x, t) = f0′′ (x) + tf1′′ (x) + t 2 f2′′ (x) + .... (12)
∂x 2

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah I
1 Pada saat O(1) diperoleh persamaan

f1 (x) = Df0′′ (x) (13)

2 Pada saat O(t) diperoleh persamaan

2f2 (x) = Df1′′ (x). (14)

Dari persamaan (13) dan (14) diperoleh


(4)
f1′′ (x) = Df0 (x),
1 2 (4)
f2 (x) = D f0 (x).
2

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah I
Dengan demikian,
1 (4)
c(x, t) = f0 (x) + tDf0′′ (x) + t 2 D 2 f0 (x) + O(t 3 ). (15)
2
Perhatikan bahwa c(x, t) meningkat pada daerah dimana f0′′ > 0,
dan sebaliknya. Perhatikan juga bahwa bilamana x → 0− maka
c(x, t) ∼ f0 (0). Namun pada x > 0, c(x, t) diharapkan bernilai
kecil dan solusi di daerah I dan III tidak akan cocok (match) tanpa
adanya lapisan batas yang berpusat di titik asal, yaitu di daerah
daerah II.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah III


Dengan menggunakan ekspansi WKB sampai O(t) dalam bentuk
A(x)
c(x, t) = e − t
+B(x) ln t+C (x)
. (16)

Persamaan (16) selanjutnya disubstitusikan ke (7) dan dianalisis di


masing-masing orde.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah III


Saat O t12 diperoleh


A(x) = DA2x . (17)

dengan solusi

x2
A(x) = + βx + Dβ 2 . (18)
4D
dimana β adalah suatu konstanta.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah III


Saat O lnt t diperoleh


Ax Bx = 0. (19)

Berdasarkan hasil sebelumnya, maka haruslah

B(x) = b, (20)

dengan b adalah suatu konstanta.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah III


Saat O 1t diperoleh


B(x) = −D(Axx + 2Ax Cx ). (21)

Berdasarkan hasil sebelumnya, maka diperoleh


 
1
C (x) = − b + ln(x + 2βD) + d,
2

dengan d adalah suatu konstanta.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah III


Jadi aproksimasi WKB untuk daerah ini memberikan solusi dalam
bentuk
1 x2
  
2
c(x, t) = exp − + βx + Dβ + bln t
t 4D
  
1
− b+ ln(x + 2βD) + d . (22)
2
(23)

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah II
Pada lapisan batas (daerah II), lakukan skala ulang η = txα , dengan
t ≪ 1, |η| = O(1), α > 0 akan ditentukan, dan c(x, t) = C (η, t).

∂ ∂ α ∂ ∂
c(x, t) = C (η, t) = − η C (η, t) + C (η, t)(24)
∂t ∂t t ∂η ∂t
∂ ∂ 1 ∂
c(x, t) = C (η, t) = α C (η, t)
∂x ∂x t ∂η
∂2 ∂2 1 ∂2
c(x, t) = C (η, t) = C (η, t). (25)
∂x 2 ∂x 2 t 2α ∂η 2

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah II
Dari sistem persamaan sebelumnya diperoleh

∂ α ∂ 1 ∂2
C (η, t) − η C (η, t) = D 2α 2 C (η, t). (26)
∂t t ∂η t ∂η

Karena C (η, t) = O(1) pada lapisan batas, maka balance yang


mungkin adalah antara suku kedua dan ketiga pada persamaan
(26), yaitu

t −1 = t −2α ⇔ α = 1/2.

Dengan demikian persamaan (26) menjadi

∂ 1 ∂ 1 ∂2
C (x, t) − η C (x, t) = D C (x, t). (27)
∂t 2t ∂η t ∂η 2
Gusrian Putra & Ahmad Syarif
Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah II
Karena C (η, t) = O(1), maka dapat digunakan ekspansi
C (η, t) = C0 (η) + O(t), sehingga pada saat leading order diperoleh

1 d d2
− η C0 (η) = D 2 C0 (η). (28)
2 dη dη
d
Misalkan w (η) = C0 (η), maka persamaan (28) menjadi

1 dw
− ηw = D . (29)
2 dη

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Analisis Daerah II
Dengan menggunakan metode pemisahan variabel, solusi
persamaan (29) diberikan oleh:
2 /4D
w (η) = Ge −η , dengan G = ±e K , K = const. (30)

d
Karena w (η) = C0 (η), maka solusi dari persamaan (28)

diberikan sebagai berikut:
Z η
2
C0 (η) = F + G e −s /4D ds. (31)
−∞

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Pencocokan Asimtotik
x
Dengan menggunakan pengskalaan ulang η = √
t
maka diperoleh
1 Solusi daerah I

C (η, t) = f0 (η t) + O(t), (32)

2 Solusi daerah III


η2 βη Dβ 2

C (η, t) = exp − − 1 − + bln t
4D t 2 t
  
1 1
− b+ ln(ηt + 2βD) + d .
2 (33)
2

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Pencocokan Asimtotik
Karena C (η, t) = C0 (η) + O(t), maka untuk t ≪ 1 diperoleh
syarat pencocokan pada daerah I dan III sebagai berikut:
1 Untuk η → −∞

C0 (η) ∼ f0 (0), (34)

2 Untuk η → ∞

η2 βη Dβ 2

C (η, t) ∼ exp − − 1 − + bln t
4D t 2 t
  
1 1
− b+ ln(ηt + 2βD) + d .
2 (35)
2

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Pencocokan Asimtotik
Dari persamaan (31) dan (34) diperoleh C0 (η) ∼ F = f0 (0)
bilamana η → −∞. Selanjutnya bilamana η → ∞, dengan
menggunakan pengintegralan parsial dan mengganti F = f0 (0),
persamaan (31) dapat ditulis ulang menjadi
Z ∞
2 2D −η2 /4D
C0 (η) = f0 (0) + G e s /4D ds − e (36)
−∞ η
 
1 −η2 /4D
+O e . (37)
η2

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Pencocokan Asimtotik
Agar persamaan (36) konsisten dengan syarat pencocokan (33),
maka haruslah
Z ∞
2
f0 (0) + G e −s /4D ds = 0. (38)
−∞
R∞ 2
Diketahui bahwa 0 e −t dt = π2 [4]. Akibatnya
p
R ∞ s 2 /4D √ f0 (0)
−∞ e ds = 4πD. Dengan demikian G = − √ . Oleh
4πD
karena itu
η2
 
c(x, t) = C0 (η) ∼ exp − + ln(−2DG ) − ln η . (39)
4D

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Pencocokan Asimtotik
Agar konsisten dengan syarat pencocokan (33), maka mestilah
1
β = 0, b = dan d = ln(−2DG ).
2

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Model
Perhatikan masalah nilai awal untuk persamaan difusi berikut:

∂ ∂2
c(x, t) = c(x, t), untuk − ∞ < x < ∞ dan t > 0, (40)
∂t ∂x 2
dengan syarat awal
(
e x , untuk x ≤ 0,
c(x, 0) = (41)
0, untuk x > 0.

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Model
Perhatikan bahwa f (x) = e x adalah fungsi yang turunan pertama
dan turunan keduanya kontinu, e x → 0 bilamana x → −∞, e 0 = 1
dan
Z 0
e x dx = 1. (42)
−∞

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Solusi Daerah I
Dalam contoh ini, koefisien difusi D = 1. Dengan demikian
0
diperoleh G = − √f04πD
(0)
= − √e4π = − √14π . Berdasarkan persamaan
(15), solusi untuk daerah I (x < 0) diberikan oleh

1
c(x, t) = e x + te x + t 2 e x + O(t 3 ). (43)
2

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Solusi Daerah III


Selanjutnya berdasarkan  persamaan
 (22) dengan β = 0, b = 1/2,

e 0
dan d = ln(−2DG ) = ln −2(1) − √2π = −0, 2258, diperoleh
solusi untuk daerah III (x > 0) sebagai berikut:
 2 
x 1
c(x, t) ∼ exp − + ln t − ln x − 0, 2258 . (44)
4t 2

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Solusi Daerah III


Terakhir, berdasarkan persamaan (39) diperoleh solusi untuk
daerah II (|x| ≪ 1) sebagai berikut:
 2   
η 2
C0 (η) = exp − + ln − √ − ln η . (45)
4 4π

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Figure: Profil solusi asimtotik persamaan difusi untuk masing-masing


daerah

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Figure: Profil solusi asimtotik persamaan difusi untuk masing-masing


daerah

Gusrian Putra & Ahmad Syarif


Analisis Awal
Pendahuluan Analisis Asimtotik Daerah I
Tinjauan Pustaka Analisis Asimtotik Daerah III
Pembahasan Analisis Asimtotik Daerah II
Contoh

Figure: Profil solusi asimtotik persamaan difusi untuk masing-masing


daerah

Gusrian Putra & Ahmad Syarif

Anda mungkin juga menyukai