Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MNA Dan Syarat Batas
JURUSAN MATEMATIKA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia
yang tak terhingga sehingga penyusun masih diberikan kesempatan dan nikmat kesehatan
untuk menyelesaikan suatu makalah yang berjudul “Titik Singular reguler Dan Ileguler”.
Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW.
Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan
bahan pengajaran. Penyusun menyadari bahwa tidak ada karya manusia yang sempurna di
dunia ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penyusun mengharapkan masukan
baik berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penyusunan
makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Materi mengenai masalah nilai awal titik singular (singular initial value problems)
adalah salah satu topik yang penting dalam teori persamaan diferensial biasa (ordinary
differential equations, ODEs) dan memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang ilmu,
termasuk fisika, teknik, dan ilmu komputer. Dalam konteks ini, "titik singular" mengacu pada
situasi di mana persamaan diferensial tidak memiliki solusi analitik yang halus di titik awal
tertentu. Terdapat dua jenis titik singular yang umum, yaitu titik singular reguler dan ileguler.
Materi ini memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, termasuk mekanika
kuantum, kosmologi, teori kontrol, dan simulasi komputer. Memahami bagaimana menangani
masalah nilai awal titik singular, baik yang reguler maupun ileguler, merupakan salah satu
aspek penting dalam penyelesaian persamaan diferensial yang relevan dengan fenomena fisik
atau teknik yang kompleks.
B. RUMUSAN MASALAH
1. menentukan solusi-solusi titik singular reguler?
2. menentukan solusi-solusi titik singular ilereguler?
3. contoh soal dan solusi umum?
C. TUJUAN MASALAH
1. Dapat menentukan solusi-solusi titik singular reguler
2. Dapat menentukan solusi-solusi titik singular ilereguler.
3. Dapat memberikan serta merumuskan solusi umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
y = x ∑ an x n
λ
n=0
n=0 n=0
dan turunan-turunannya
y’ = λa0 x λ−1+ ( λ+1 ) a1 x λ + ( λ+2 ) a2 x λ+1 +…
Untuk Pers.(28.1). [Kita telah menuliskan a n (λ¿¿ 1)¿ untuk menujukkan koefisien-
koefisien yang dihasilkan melalui metode ini Ketika λ= λ 1.]
Jika P(x) dan Q(x) adalah hasilbagi dari polimonial-polinomial,biasanya lebih mudah
jika terlebih dahulu jik kalikan (28.1) dengan penyebut umum terendahnya dan kemudian
menerapkan metode Frobenius pada persamaan yang dihasilkan.
SOLUSI UMUM
Metode Frobenius selalu menghasilkan satu solusi untuk (28.1) dalam bentuk (28.5).
Solusi umumnya (lihat Teorema8.2) memiliki bentuk y = c 1 y 1(x) + c 2 y 2(x) di mana dan c 1
dan c 2 adalah konstanta sembarang dan y 2 (x) adalah solusi kedua dari (28.1) yang
independen secara linear dari y 1 (x) . Metode untuk memperoleh solusi kedua ini tergantung
dari hubunganantara kedua akar dari persamaan indisialnya.
∞
y 2(x) = x λ 2 ∑ an (λ 1) x n (28.5)
n=0
Di mana y 2 (x ) diperoleh dengan cara yang identik dengan y 1 (x) melalui metode Frobenius,
dengan menggunakan λ 2untuk menggantikan λ 1.
Kasus 2. Jika λ 1=λ2 maka
∞
y 2 ( x ) = y 1 ( x ) ∈ x+ x λ¹ ∑ b n (λ1 )x n (28.7)
n=0
Untuk menghasilkan solusi ini, biarkan rumus rekursi dalam suku-suku 2, dan
gunakan rumus tersebut untuk menentukankoefisien-koefisien a, (n >= 1) dalam suku-suku 2
dan a B deg di mana koefisien a_{n} tetap sembarang. Masukkan nilai-nilaia_{e} ini ke
dalam Pers. (28.2) untuk memperoleh fungsi y(lambda, x) yang tergantung dari variabel 2
dan . Maka
y2 ( x) =
∂λ |
∂ y (λ , x )
λ=λ₁ (28.8)
∞
=d −1 y 1 ( x ) ∈ x + x λ₂∑ d n (λ )x
2 ( x) 2 n
y (28.9)
n=0
Untuk menghasilkan solusi ini, pertama-tama cobalah metode Frobenius, dengan λ 2. Jika
metode ini menghasilkan metode kedua, maka solusi ini adalah y 2 ( x ) , yang memiliki bentuk
(28.9) dengan d −1 =0. Jika tidak, bekerjalah seperti dalam Kasus 2 untuk menghasilkan
y ( λ , x ) , di mana
∂
y ₂ ( x )=
∂λ
[ λ− λ2 ) y ¿ λ=λ₂ (28.10)