Anda di halaman 1dari 11

PENGELOLAAN BARANG BERBAHAYA

APA ITU KLASIFIKASI DANGEROUS GOODS


KELAS 2? YUK KITA PAHAMI!
Oleh:Wahyu Padma Baskara (2102037), Khansa Ikhsa Billy Cahyo (2102031)
31 Maret 2023

Apa itu Dangerous Goods?


Barang berbahaya (dangerous goods) merupakan suatu bahan atau unsur
zat yang dapat mengakibatkan bahaya secara nyata terhadap keselamatan,
kesehatan dan harta milik seseorang apabila dimuat menggunakan pesawat udara.
Ancaman yang ditimbulkan akan berakibat pada keselamatan penerbangan
(Hafriyani, 2022).

Kelas Klasifikasi Dangerous Goods

(sumber: Berita Asta, 2021)


Berdasarkan PM Perhubungan No. PM 90 tahun 2013, terdapat 9 kelas
klasifikasi dangerous goods, yaitu , 1) bahan peledak (explosives); 2) gas yang
dimampatkan, .dicairkan, atau dilarutkan dengan tekanan (gas material); 3) cairan
mudah menyala atau terbakar (flammable liquids); 4) bahan atau barang padat
mudah menyala atau terbakar (flammable solids); 5) bahan atau barang
pengoksidasi (oxidizing substances); 6) bahan atau barang beracun dan mudah
menular (toxic and infectious substances); 7) bahan atau barang material
radioaktif (radioactive material); 8) bahan atau barang perusak (corrosive
substances); dan 9) bahan atau zat berbahaya lainnya (miscellaneous dangerous
substances). Salah satu kelas dalam dangerous goods yang akan penulis jelaskan
secara spesifik, yaitu pada kelas 2 terkait Gases (bahan yang mengandung gas).

Hal Penting dalam Dangerous Goods


Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengiriman dangerous goods,
yaitu:
1. Handling and storage label
(sumber: Dinastindo Pratama, 2023)
Label ini bertujuan untuk mempertegas klasifikasi dangerous
goods dan memberikan panduan bagaimana kita harus menagani
dangerous goods saat di transportasikan atau saat disimpan. Handling and
Storage label telah di rekomendasikan oleh International Organization for
Standarisation sebagai standar baku dalam sebuah perusahaan.
2. UN Number

(sumber: Label Master, 2023)


UN number atau UN ID adalah 4 digit nomor yang di gunakan
untuk mengidentifikasi zat atau benda yang dikategorikan sebagai
Dangerous Goods . UN number diawali oleh UN 0001 dan di akhiri oleh
UN3500, ketentua tersebut telah tercantum dalam "Rekomendasi
transportasi bahan berbahaya" (Recommendations on the Transport of
Dangerous Goods), yang juga dikenal sebagai Orange Book ("Buku
Oranye"). 
3. MSDS: Material Safety Data Sheet atau Lembaran Data Keselamatan

(sumber: PT Kualitas Indonesia Sistem, 2023)


MSDS merupakan form yang berisi tentang data – data, fakta dan
informasi tentang karakter suatu zat . MSDS sangat diperlukan pada saat
pengiriman (untuk membuat shipper declaration for dangerous goods) ,
penggunaan produk/zat secara aman, petunjuk penyimpanan serta menjadi
suatu panduan bagi tenaga penyelamat dan tenaga medis (emergency
rescue) dalam menagani kasus kecelakaan atau tumpahan yang
diakibatkan oleh zat kimia.

Kelas 2 Dangerous Goods: Gas Material


Gas material merupakan semua bahan gas termasuk yang sudah
dikompresi. Bahan gas yang dilarang bisa berupa gas yang mudah terbakar atau
tidak mudah terbakar, hingga gas beracun. Gas meliputi barang berbahaya seperti
zat yang memiliki tekanan uap 300 kPa atau lebih besar dari 50 ° c atau yang
benar-benar gas pada 20° c pada tekanan atmosfer standar (Saputra, 2018). Kelas
ini meliputi gas dikompresi, gas cair, gas-gas terlarut, gas cair didinginkan,
campuran dari satu atau lebih gas dengan satu atau lebih uap zat dari kelas lain.
Adapun 3 kelas lanjutan yang terdapat pada kelas 2 ini, yaitu:
A. Kelas 2.1: Flammable Gas (Gas Mudah Terbakar)

(sumber: tokoalatlaboratorium, 2019)


Flammabel Gas merupakan gas yang dimampatkan, dicairkan atau
dilarutkan dengan tekanan. Flammabel Gas adalah zat atau bahan yang mudah
menguap (Lanin, 2009). Contoh gas yang mudah terbakar adalah Butane, gas
LPG, Propane, Hydrogen, Lighters, Acetylene.
Keterangan Gambar
Butane

(sumber: calor, 2023)


LPG

(sumber: andromeid.id, 2016)


Propane

(sumber: energi indogas nusantara, 20202)


Acetylene

(sumber: JT Racking System, 2019)


Dalam hal pengangkutan tabung gas tersebut pada umumnya, dapat
diangkut dengan menggunakan colt diesel double dan colt diesel engkel.
(sumber: mitsubishi motor, 2023)
Adapun metode yang dapat dilakukan dalam proses penyimpanan
flammable Gas, yaitu:
1. Gas mudah terbakar harus disimpan di tempat yang telah ditetapkan
dengan jelas, dan diberi tanda “Dilarang Merokok”.
2. Lengkapi identifikasi tempat penyimpanan dengan simbol B3 yang sesuai
dan pastikan MSDS telah tersedia
3. Area penyimpanan gas mudah terbakar harus terletak jauh dari peralatan
yang menimbulkan bung api.
4. Gunakan material tahan api sebagai struktur bangunan dan letakkan pada
lokasi yang jauh dari nyala api, pengelasan atau operasi-operasi lain yang
menimbulkan panas
5. Pastikan bahwa tabung berisi gas mudah terbakar memiliki label
identifikasi yang jelas.
6. Ijin memasuki area penyimpanan hanya diberikan pada personel-personel
yang telah memperoleh pelatihan untuk mengantisipasi bahaya yang ada.
Apabila dalam proses penyimpanannya mengalami kendala, adapun
langkah penanganan yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Ijinkan hanya personel yang telah terlatih untuk menangani gas mudah
terbakar seperti penyimpanan dan distribusi.
2. Tabung harus ditangani dengan hati-hati agar wadah atau label identifikasi
tidak rusak
3. Semua alat di area penyimpanan harus terbuat dari material yang tidak
menimbulkan bunga api.
4. Adanya pelatihan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam pekerjaan
tersebut mengenai penanggulangan & penyelamatan bahaya kebakaran.
5. Harus tersedia jalan untuk penyelamat diri beserta petunjuknya. Buat
denah & letak alat pemadam kebakaran & alarm dini.
6. Penggunaan APD bagi personil yang menangani material tersebut.
B. Kelas 2.2: Non-Flammable Gas (Gas Tidak Mudah Terbakar)

(sumber: tokoalatlaboratorium, 2019)


Non-Flammable Gas merupakan gas mampat, gas cair, gas dalam larutan,
gas cair yang dibekukan, campuran satu atau lebih gas dengan satu atau lebih uap
bahan kelas lainnya (Unionlogistic, 2022). Contoh gas tidak mudah terbakar
adalah Nitrogen, Oxygen, Fire extinguisher, Carbon dioxide Neon, Helium.

Keterangan Gambar
Nitrogen

(sumber: PT Cakrabuana, 2023)


Oxygen

(sumber: suara pemerintah, 2021)


Fire
extinguisher

Sumber: bhinneka, 2021)


Helium

(sumber: Alibaba, 2022)


Adapun salah satu metode penyimpanan Non-Flammable Gas khususnya
pada fire extinguisher, adalah:
1. Tempatkan di tempat yang mudah di akses, tidak terhalang oleh benda
lain, serta terhindar dari cuaca extrem dan sinar matahari.
2. Letakan pada dinding, minimal 15 cm di atas lantai atau idealnya 125 cm
di atas laintai
3. Jarak pemasangan fire extinguisher satu dengan lainnya adalah 15 meter.
C. Kelas 2.3: Gas Poison (Gas Beracun)
(sumber: tokoalatlaboratorium, 2019)
Gas beracun merupakan gas bertekanan yang mudah terbakar atau yang
beracun saat terapapar langsung maupun tidak langsung (Unionlogistic, 2022).
Contoh gas beracun adalah karbon monoksida, semprotan (obat nyamuk, wangi-
wangian) aerosols of low toxicity, dan gas air mata.

Keterangan Gambar
aerosols of low toxicity

(sumber: tokopedia, 2023)


Gas air mata

(sumber: tokopedia, 2023)


Contoh penyimpanan semprotan aerosols of low toxicity, yaitu dengan
tidak menyimpan ditempat yang berair atau lembab untuk menghindari karat pada
kaleng yang dapat menyebabkan kebocoran gas. Apabila manusia tidak sengaja
menghirup gas tersebut, maka dapat memindahkan korban ke tempat lain untuk
menghirup udara segar, dan jika perlu longgarkan pakaian korban agar lebih
mudah dan nyaman untuk bernapas (Jaclyn, 2022). Sedangkan, apabila manusia
secara tidak sengaja terkena gas air mata, maka terdapat beberapa langkah yang
dapat dilakukan, yaitu:
1. Menjauh dari titik pelepasan gas air mata.
2. Bersihkan mata dengan air bersih setidaknya selama 15 menit.
3. Menghirup udara di dalam pakaian anda.
4. Melepaskan pakaian yang sudah terkontaminasi gas air mata.
5. Anda bisa membasuh wajah dan kulit dengan air bersih.

Kesimpulan
Dangerous goods merupakan suatu bahan atau unsur zat yang dapat
mengakibatkan bahaya secara nyata terhadap keselamatan, kesehatan dan harta
milik seseorang apabila dimuat menggunakan pesawat udara. Dangerous Goods
memiliki 9 kelas, salah satunya yaitu kelas 2 terkait Gas Material. Kelas 2 ini
memiliki 3 kelas lanjutan, yaitu Flammable Gas, Non-Flammable Gas, dan Gas
Poison. Masing-masing kelas lanjutan tersebut memiliki cara penyimpanan dan
penanganan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Hafriyani. 2022. Analisis Tingkat Pengetahuan Pengguna Jasa Pengiriman Cargo
tentang Dangerous Goods di Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo. Jurnal
Manajemen Bisnis, Akuntansi dan Keuangan (JAMBAK). 1 (1): 3.
Jaclyn. 2022. Kena Obat Nyamuk Semprot, Ini Pertolongan Pertamanya. Diakses
pada 28 Maret 2023, https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-
umum/kena-obat-nyamuk-semprot-ini-pertolongan-pertamanya.
Saputra. 2018. Klasifikasi Barang Berbahaya (Dangerous Goods). Diakses pada
28 Maret 2023, dari
https://airsideportal.wordpress.com/2018/11/03/klasifikasi-barang-
berbahaya-dangerous-goods/.
Unionlogistic. 2022. Klasifikasi Barang Berbahaya atau Dangerous Goods.
Diakses pada 28 Maret 2023, dari
https://www.unionlogistics.co.id/klasifikasi-barang-berbahaya-atau-
dangerous-goods/.

Anda mungkin juga menyukai