Anda di halaman 1dari 7

168 Jurnal Demokrasi & Otonomi Daerah, Volume 14, Nomor 3, September 2016, hlm.

157-236

honnya dibagikan sebagai hadiah dalam bentuk Arief,A.2001.Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta:
konsesi HPH, HTI dan perkebunan untuk ke- Penerbit Kanisius
luarga, teman, dan rekan kerja Soeharto, dan Bloomfield, D., Ghai,Y., dan Reilly, B. 2000.
juga untuk para anggota kunci militer dan elit Menganalisis Konflik yang Mengakar.
politik dalam rangka menjamin kesetiaan Jakarta: The British Council
mereka. Maka tak pelak, pihak yang menguasai Fisher, S., Ludin, J., Williams, S., Abdi, D.I.,
hutan memiliki kekayaan dan pengaruh yang Smith, R., dan Williams, S. 2001.Mengelola
sangat besar terhadap derap perpolitikan dan Konflik, Keterampilan dan Strategi
perekonomian di Indonesia. Persepsi dan pema- untuk Bertindak. Jakarta: The British
haman masyarakat desa terhadap perusahaan Council
pengelola hutan tanaman industri kurang baik dan Ishak, 2010. Posisi Politik Masyarakat Dalam
cendrung negatif, seolah-olah pemerintah pusat Era Otonomi Daerah. Jakarta: Penaku
maupun daerah hanya mementingkan kepenti- Mitchell, B., Setiawan, B., dan Rahmi, D.H.
ngan perusahaan, sedangkan hak-hak atas pe- 2000. Pengelolaan Sumberdaya dan
mukiman dan lahan mereka diabaikan. Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
Permasalahan seperti di atas itulah yang University Press
sampai sejauh ini belum ada titik temu untuk Miles, H.B., dan Huberman, A.M.,1992.
mencapai kesepakatan oleh kedua belah pihak, Qualitative Data Analysis: A Sourcbook
memang sudah ada beberapa upaya penyele- of New Methods. Tjetjeb Rohendi Rohidi,
saian sengketa ini. Resolusi Konflik masyarakat Penerjemah: Analisis Data Kualitatif,
dengan PT. Riau Andalan Pulp and Paper di Jakarta: Universitas Indonesia Press
Kecamatan Sungai Mandau adalah: perlunya Maleong. L.J., 1997. Metodologi Penelitian
Mediasi Ulang. Mediasi sebetulnya bukanlah hal Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya
yang baru bagi masyarakat awam, termasuk Rustiadi E. 2005. Sumberdaya Bersama,
dalam menyelesaikan konflik lahan konsesi Kerangka Teori Dasar: Isu dan
antara masyarakat dengan PT. RAPP. Jika me- Tantangan Masa Depan di Indonesia.
diasi persamaannya adalah musyawarah, maka IPB Bogor.
sudah sejak lama masyarakat menggunakannya Saaty, T.L.,1993. Pengambilan Keputusan
sebagai ruang dalam penyelesaian sengketa dan Bagi Para Pemimpin. LPPM. Jakarta.
konflik-konflik yang terjadi didalam masyarakat. Simangunsong, M, 2010. Tesis. Kelola Konflik
Namun seiring dengan berjalannya waktu, me- Kawasan Konservasi Suaka Margasatwa
diasi atau musyawaah seperti kehilangan pamornya, Danau Pulau Besar dan Danau Bawah
ketika model-model penyelesaian sengketa dan di Kabupaten Siak Propinsi Riau.
konflik lebih banyak menggunakan ruang-ruang Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
pengadilan dan ruang formal lainnya. Usman, S. 2001. Konflik dan Resolusi Konflik
Sumberdaya Alam Perspektif Sosiologi.
DAFTAR RUJUKAN Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar
Awang, S.A., 2003. Politik Kehutanan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Masyarakat. Yogyakarta: Debut Wahana Yogyakarta: UGM.
Sinergi Wardani, A. 2006. Tesis. Konflik Sumber Daya
--------------, 2006. Sosiologi Pengetahuan Hutan : Studi Kasus Konflik Taman Hutan
Deforestasi: Konstruksi Sosial dan Raya Sultan Adam di Desa Mandiangin
Perlawanan. Yogyakarta: Debut Wahana Kalimantan Selatan. Yogyakarta: UGM.
Sinergi Tidak Diterbitkan.
169

KONTRIBUSI BUMDES
DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DESA

Anwar Basri
FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293

Abstract: The Role BUMDes of the State in Economic Development the Village. Since its
establishment three years ago, the vast BUMDes village has undertaken various activities aimed at
developing the village economy is based on the principle of solidarity extensive. Providing capital
funding for the establishment of enterprises belonging to this vast country allocation came from the
village fund aims to spur a planned program of village government in encouraging the growth of
productive ventures so as to sustain the growth of real income of the village. The aim of this study
is the first to analyze the contribution in strengthening economic BUMDes vast village. Second,
identify constraints BUMDes in Developing Economic Role in Rural vast. Third, Take Measures for
Economic Development in Rural vast. While the methods used in this study is a qualitative research,
in which researchers will go directly to the courts to examine the object of his study and provide
direct interaction with people who aim to get in-depth information. The results of this study, it was
revealed that the role of the village BUMDes vast as the economic driving quite successful, especially
in the “drums” are handled BUMDes. Through these efforts, the villagers had extensive access that
is easy to cross the river, so that the activities of people in the economy becomes effective. In
addition, there is also a BUMDes main source for the Village des vast. While it can be said to be
good, BUMDes extensive homework still has quite a bit, especially the issue of budget transparency
and the interests of certain groups in the structure of the organization BUMDes.

Abstrak: Peranan BUMDes dalam Pembangunan Ekonomi Desa. Sejak berdiri tiga tahun yang
lalu, BUMdes Desa Banglas telah melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk membangun
ekonomi Desa Banglas berdasarkan prinsip kebersamaan. Pemberian modal anggaran untuk
pendirian Badan Usaha Milik Desa Banglas ini berasal dari Alokasi Dana desa tersebut bertujuan
untuk memacu program yang telah direncanakan pemerintahan desa dalam mendorong tumbuhnya
usaha-usaha produktif sehingga dapat menopang pertumbuhan pendapatan asli desa. Tujuan
enelitian ini adalah untuk menganalisis kontribusi BUMDes dalam penguatan ekonomi, meng-
identifikasi kendala BUMDes dalam peranannya membangun Ekonomi, menawarkan langkah-
langkah untuk pembangunan ekonomi di Desa Banglas Kabupaten Kepualan Meranti. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni peneliti akan terjun langsung
ke lapangan untuk meneliti obyek kajiannya dan mengadakan interaksi langsung dengan
masyarakat yang bertujuan mendapatkan informasi yang mendalam. Hasil penelitian ini terungkap
bahwa kehadiran negara dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Banglas melalui pembentukan
BUMDes Banglas Bestari memiliki tiga manfaat, yakni Pehambahan PADes, Mengurangi Monopoli
Usaha oleh Kelompok Tertentu, dan adanyaU paya Pembangunan Desa Secara Mandiri. Dengan
demikian, peran negara (pemerintah) dalam membangun ekonomi di Desa Banglas sudah dimulai
dari pelaku ekonomi terkecil. Terdapat beberapa masalah peranan Negara dalam membangun
ekonomi di Desa Banglas, yaitu Sejak menjadi BUMDes SHU selalu mengalami penurunan, ber-
kurangnya alokasi SHU untuk dana sosial, berkurangnya dana alokasi SHU untuk pembangunan
desa, dan adanya stagnasi jumlah tunggakan.
Kata Kunci: BUMDes, pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat

PENDAHULUAN Kepulauan Meranti. Di kabupaten ini dari 96


Pemerintah desa dalam hal untuk meningkat- Desa yang ada sampai dengan Tahun 2010 tidak
kan pendapatan desa dapat mendirikan Badan ada Desa yang memiliki Badan Usaha Milik Desa
Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan (BUMDes), namun dengan dikeluarkan Pera-
potensi desa. Berdasarkan itu Pemerintah Kabu- turan Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti
paten Kepulauan Meranti dimungkinkan untuk Tahun 2011 Nomor 42 tentang Badan Usaha
mengadakan penelitian tentang Dampak Politik Milik Desa yang mengharuskan setiap desa me-
Ekonomi Pendirian Badan Usaha Milik Desa ngalokasikan anggaran Dana Desa untuk
Terhadap Pendapatan Asli Desa di Kabupaten pembentukan Badan Usaha Milik Desa. Sejak

169
170 Jurnal Demokrasi & Otonomi Daerah, Volume 14, Nomor 3, September 2016, hlm. 157-236

Tahun anggaran 2012 seluruh desa di Kabupaten Des ini berasal dari Alokasi Dana Desa tersebut
Kepulauan Meranti sudah menglokasikan Dana bertujuan untuk memacu program yang telah di-
Alokasi Desa untuk mendirikan Badan Usaha rencanakan pemerintahan desa dalam mendo-
Milik Desa, besar anggaran untuk pembentukan rong tumbuhnya usaha-usaha produktif sehingga
Badan Usaha Milik desa tersebut sesuai dengan dapat menopang pertumbuhan pendapatan asli
Hasil Musyawarah desa bersangkutan, sehingga desa. Dari konteks tersebut, ternyata upaya untuk
disetiap desa terdapat perbedaan angka angga- meningkatkan PADes tersebut banyak menim-
ran pendirian Badan Usaha Milik Desa. bulkan persoalan di tengah-tengah masyarakat.
Salah satu desa di Kabupaten Kepulauan Kebijakan pemerintah terkait pembangunan
Meranti yang berhasil mendirikan BUMDes desa selama ini juga dinilai tidak memperhatikan
adalah Desa Banglas. Pembentukan BUMDes kondisi faktual infrastruktur yang ada di desa,
mengacu pada Peraturan Desa Banglas Keca- ketersediaan prasarana ekonomi dan aktivitas
matan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Me- ekonomi, pelayanan pendidikan, kesehatan, ke-
ranti Nomor 02 Tahun 2012 yang berpedoman sempatan kerja sehingga diversifikasi usaha di
pada Peraturan Bupati Kepulauan Meranti desa sangat terbatas. Lebih lanjut, desa menjadi
Nomor 42 Tahun 2011 di atas. Sumber modal tidak mandiri dan hanya menggantungkan usaha
awal BUMDes di Desa Banglas adalah sebesar atau pencaharian nafkah kepada sektor pertanian
Rp. 580.170.616,-. Inilah yang menjadi pijakan semata. Akibat program program pemerintah
dan dasar operasional pengguliran dana yang yang tidak berdasarkan pada potensi dan ke-
akan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk me- khasan daerah tersebut telah menyebabkan ba-
nunjang aktivitas ekonomi di Desa Banglas. nyak potensi yang berada di desa menjadi tidak
BUMDes di Desa Banglas mengalami pe- berkembang (Robinson, 2005).
ningkatan jumlah pemanfaat dari klasifikasi usaha Secara umum kondisi tersebut dapat di-
yang ada, tahun 2012 jumlah pemanfaat seba- katakan telah mencapai tahap kejenuhan. Untuk
nyak 369, kemudian tahun 2013 berjumlah 451 mengatasi persoalan kemiskinan, upaya yang
pemanfaat, tahun 2014 BUMDes Desa Banglas perlu dilakukan tidak lagi semata mata me-
kembali mengalami peningkatan yang signifikan ngandalkan pada kebijakan ekonomi makro,
dengan jumlah 493. Ini menandakan bahwa ke- tetapi juga diimbangi dengan kebijakan mikro
beradaan BUMDes di Desa Banglas memang berupa terobosan yang secara langsung mem-
membantu dalam usaha warga meningkatkan berikan pengaruh pada peningkatan produk-
produktivitasnya. Penambahan jumlah pemanfaat tivitas golongan miskin tersebut, utamanya de-
seperti yang dijabarkan di atas, ternyata tidak ngan peningkatan pembangunan desa yang ter-
disertai dengan peningkatan jumlah pengguliran integrasi (Ismawan, 2002).
dana, ini dibuktikan dengan turunnya jumlah dana Tujuan penelitian ini adalah untuk meng-
yang digulirkan sejak tahun 2012, sehingga analisis kontribusi BUMDes dalam penguatan
berdampak pada berkurangnya jumlah SHU ekonomi, mengidentifikasi kendala BUMDes
(laba) dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Ter- dalam peranannya membangun Ekonomi, mena-
jadi ketidakstabilan dalam pengguliran dana yang warkan langkah-langkah untuk pembangunan
berdampak pada ketidakstabilan pendapatan ekonomi di Desa Banglas Kabupaten Kepualan
BUMDes. Kondisi ini semakin dipersulit dengan Meranti.
adanya beberapa pemanfaat yang pola pemba-
yarannya bermasalah sehingga mengganggu METODE
laporan keuangan saat tutup buku. Fokus penelitian adalah mendeskripsikian
Sejak berdiri tiga tahun yang lalu, BUMdes dan menganalisis peranan Negara dalam hal ini
Desa Banglas telah melakukan berbagai kegiatan pembentukan BUMDes di Desa Banglas Ke-
yang bertujuan untuk membangun ekonomi Desa camatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan
Banglas berdasarkan prinsip kebersamaan. Pem- Meranti tahun 2012-2014. Pembentukan BUM-
berian modal anggaran untuk pendirian BUM- Des pada tahun 2012 lalu dinilai bertujuan untuk
Kontribusi BUMDes dalam Pembangunan Ekonomi Desa (Basri) 171

melakukan pembangunan ekonomi masyarakat yang hanya menunggu pembangunan dari peme-
Desa Banglas, dan untuk melihat capaian dan rintah daerah atau pemerintah pusat.
faktor-faktor dalam pelaksanaan BUMDES ini Di Desa Banglas sendiri, usaha BUMDes
perlu dilakukan kajian mendalam. Sesuai dengan yang merupakan potensi di desa Banglas adalah
metode penelitian dan teknik pengumpulan data sarana penyeberangan yang disebut masyarakat
yang digunakan dalam penelitian ini, maka unutk setempat sebagai “kempang”. Kempang ini sa-
menganalisis data yang telah dikumpulkan dari ngat vital bagi warga desa Banglas ketika ingin
lapangan, teknis analisa data yang digunakan melintasi sungai yang ada di Desa Banglas. Setiap
adalah analisis deskriptif. Melalui teknik ini, akan satu kali menyeberang akan dikenakan biaya
digambarkan seluruh data atau fakta yang dipe- Rp.10.000. Biaya penyeberangan itulah yang
roleh dengan mengembangkan kategori-kategori nantinya akan menjadi PADes Desa Banglas
yang relavan dengan tujuan penelitian dan penaf- disamping usaha-usaha lainnya yang dikelola
siran terhadap hasil analisis deskriptif dengan BUMdes.
berpedoman pada teori-teori yang sesuai. Terdapat tiga kategori yang secara rutin
memnafaatkan kempang di Desa Banglas sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN media transportasi, yakni Sepeda Motor, Se-
Kontribusi BUMDes dalam Pembangunan peda Motor dengan Keranjang dan orang.
Ekonomi Adapun pendapatan total per hari sebesar
Adapun Kontribusi BUMDes Banglas Rp.525.000, per bulan Rp.15.750.000 dan per
Bestari terhadap Perekonomian Desa Banglas tahun Rp.189.000.000. ini adalah rincian
dapat dijabarkan berikut ini: pendapat kotor sebelum dikurangi biaya-biaya
Adanya Penambahan PADes dalam operasional kempang tersebut.
Tujuan didirikannya BUMDes adalah dalam Seluruh pengeluaran per tahun dalam ope-
rangka memperkuat perekonomian desa yang rasional kempang adalah sebesar Rp.133.200.
dalam arti detil adalah meningkatkan kesejah- 000 dengan rincian pengeluaran untuk upah
teraan dan kualitas penghidupan masyarakat tekong, sewa kempang dan minyak solar.ini
desa tersebut, yang ditinjau dari segi ekonomi belum biaya tidak terduga 5 % dari pendapatan
desa. Itulah mengapa dalam melaksanakan per hari. Penghasilan bersih berdasarkan peng-
kegiatannya, BUMDes harus berorientasi pada hitungan dan rincian yang penulis rumuskan di
kebutuhan dan potensi desa. Artinya BUMDes atas dari usaha kempang yang dikelola oleh
harus memprioritaskan pada usaha dalam rangka BUMDes bestari Desa Banglas adalah sebesar
pemenuhan kebutuhan masyarkat seperti peme- Rp.46.350.000.penghasilan ini nantinya juga
nuhan pasokan barang sembako, fasilitas pe- akan disetorkan ke Kas Bumdes untuk dikeklola
menuhan hajat hidup seperti sarana air bersih, dan dikalkulasikan dengan usaha lain dari
sarana komunikasi, dan mobilitas agar masya- BUMDes Banglas Bestari.
rakat memiliki aksesbilitas yang baik untuk in- Hal yang lain posisi BUMDes sebagai
teraksi dengan luar desa. penyumpang PADes di Desa Banglas juga dapat
Tujuan lain pembentukan BUMDes yaitu dilihat dari keberadaan BUMDes ini ketika
peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADesa). mendapat pendampingan. Sewaktu UED-SP di
Jika PADesa bisa ditingkat maka secara makro Desa Banglas yang kemudian dilakukan pen-
ekonomi desa, akan didapat dana pengelolaan dampingan, modal BUMDes ini telah mendapat
dan pembiayaan pembangunan untuk desa ter- tambahan RP.500.000.000 (Lima Ratus Juta
sebut. Sehingga apabila pembangunan di desa Rupiah). Ini tentu saja juga menambah PADes
dapat berjalan dengan baik, diharapkan akan Desa Banglas.
berimbas pada naiknya kualitas hidup masya- Terdapat dua hal yang menjadi keuntungan
rakat. Karena salah satu tetapnya miskin desa utama keberadaan BUMDes di Desa Banglas
yang tergolong miskin karena secara relatif tidak sejauh ini, yakni adanya penambahan PADes
memiliki infrastruktur fasilitas-fasilitas penting pasca pendampingan dan transportasi lebih
172 Jurnal Demokrasi & Otonomi Daerah, Volume 14, Nomor 3, September 2016, hlm. 157-236

murah dengan adanya kempang. Persoalan yang sudah berhasil mengatur rumah tangganya sendiri
terjadi pada desa umumnya di Indonesia adalah dan menciptakan desa yang mandiri yang tidak
minimnya PADes dan sulitnya akses ke luar. hanya bergantung kepada anggaran dana desa
yang ada.
Mengurangi Monopoli Usaha Desa mandiri berpeluang dibangun dan
Keberadaan BUMDes Banglas Bestari juga dikembangkan melalui UU No 6/2014 tentang
bermaksud untuk mengurangi kegiatan mono- Desa (UU Desa). Pasal 87 UU Desa dan pasal
polis yang dipraktikkan oleh oknum yang memiliki 132 PP 43 sama-sama memakai frasa “desa
modal. Misalnya dalam menetapkan harga dapat” mendirikan BUMDes. Artinya, setiap
transportasi kempang seperti yang disinggung desa diberi peluang yang sama untuk mendirikan
sebelumnya. Kempang sebagai alat transportasi BUMDes, meski bukanlah sesuatu yang bersifat
inti dan sangat vital untuk akses warga dulunya kewajiban yang memaksa. Dengan demikian
dikuasai oleh pemilik kempang dengan harga BUMDes merupakan kelembagaan desa ber-
yang cukup tinggi, yakni Rp.15.000 untuk satu basis kebutuhan desa, bukan bentukan dari atas
kali jalan. Meskipun masyarakat keberatan de- yang targeted.
ngan harga tersebut, namun karena hanya kem- Pendirian BUMDes harus diletakkan se-
pang satu-satunya alat transportasi mau tidak bagai strategi jitu dalam mengelola asset desa.
mau masyarakat menerimanya. Saat ini, setelah Gagasan pendiriannya harus diorganisir melalui
BUMDes memiliki kempang sendiri dengan tarif mekanisme musyawarah desa, yakni sebuah
yang lebih murah, yakni hanya Rp. 10.000 untuk forum demokratis yang mempertemukan BPD,
satu kali jalan, masyarakat merasa sangat terbantu. Pemerintah Desa dan Kelompok warga. Mus-
Diharapkan pembentukan BUMDes be- yawarah desa ini sendiri merupakan man-datory
rangkat dari partisipatif dan inisiatif masyarakat UU Desa yang hendak melembagakan demo-
desa, karena yang mengetahui secara pasti dan krasi lokal melalui perbincangan isu-isu strategis,
detil tentang semua potensi desa dan sumber salah satunya soal pendirian BUMDes. Di-
daya desa adalah masyarakat itu sendiri. Prinsip samping mekanisme musyawarah desa,dalam
emansipatif pelru dikedepankan karena dalam mendirikan BUMDes ini seharusnya desa telah
hal ini perbedaan gender tidak boleh menjadi memiliki daftar inventarisasi asset.
penghalang kemajuan desa. Bahkan potensi atau Mendirikan BUMDes pada dasarnya
sumber daya yang dapat dikembangkan bisa membangun tradisi berdemokrasi didesa untuk
berasal dari pihak wanita. Misalnya industri ru- mencapai derajat ekonomi masyarakat desa yang
mah tangga yang berbasis pada pembuatan ma- lebih tinggi. Dengan berbekal daftar inventarisasi
kanan, alat rumah tangga ataupu kerajinan tangan dan peta asset desa, forum musyawarah desa
yang memiliki nilai jual. melakukan praktik deliberative democracy un-
Selain itu prinsip kebersamaan (member tuk menyepakati gagasan pengelolaan dan pe-
base) menjadi kekuatan tersendiri dalam mem- manfaatan aset-aset desa melalui BUMDes.
bangun sistem kerekatan antar anggota mas-
yarakat, terutama dalam menjalankan usaha Masalah BUMDes Membangun Ekonomi
bersama. Dengan berusaha secara bersama- Pemerintah desa dalam pembangunan
sama diharapkan akan membangkitkan keman- ekonomi di Desa Banglas melalui pembentukan
dirian dalam diri masyarakat, sehingga tidak BUMDes disertai dengan berbagai hambatan,
megharapkan lagi jenis-jenis bantuan dari peme- baik secara langsung maupun tidak langsung.
rintah baik yang bersifat hibah ataupun pinjaman. Meskipun telaahan mengenai program pember-
dayaan banyak mengemukakan kelemahan-
Adanya Pembangunan Desa Secara Mandiri kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan
Kontribusi Bumdes ini ialah sebagaisalah program dan ketidakberhasilan kelompok sa-
satu pembangunan desa mandiri yang dapat ber- saran untuk mencapai tujuan, namun harus diakui
jalan dengan percaya diri bahwa desa memang bahwa ada banyak program pemberdayaan ya-
Kontribusi BUMDes dalam Pembangunan Ekonomi Desa (Basri) 173

ng berhasil dan mencapai tujuan yang ditetapkan. yang kemudian berimbas pada berkurang alo-
Kendala yang terjadi dalam pelaksanaan BUM- kasi dana yang diperuntukkan untuk pemba-
Desa ini dapat berasal dari kepribadian individu ngunan desa ini sama dengan yang telah dibahas
dalam komunitas dan bisa juga berasal dari sis- tadi, yakni lemahnya pengawasan dan pola pe-
tem sosial. Kendala-kendala tersebut adalah: nagihan yang belum konsisten. Jika hal ini terus
Berkurangnya SHU dan Dana Sosial berlanjut, dikhawatirkan akan terjadi kemero-
Berdasarkan laporan Musyawarah Desa sotan hasil usaha BUMDes, dan pada akhirya
Pertanggungjawaban Tahunan (MDPT) dari mengalami kebangkrutan.
Tahun Anggaran 2012 sampai Tahun Anggaran
2014, BUMDes Banglas Bestari dari segi laba Stagnasi Jumlah Tunggakan
selalu mengalami penurunan, dan penurunan itu Berdasarkan data statistik yang penulis
juga disertai dengan turunnya Dana Sosial. dapat dari MDPT BUMDes Banglas Bestari dari
Berkurangnya Dana Sosial tersebut disebabkan tahun 2012 sampai tahun 2014, telah terjadi pe-
oleh berkurangnya Sisa Hasil Usaha (SHU), ninggakan jumlah uang yang tertunggak oleh
yang mana 15% dari SHU adalah diperuntukkan pemanfaat. Inilah salah satu penyebab terjadinya
untuk Dana Sosial. Logikanya jika SHU ber- penurunan laba sejak tahun 2012. Telah terkadi
kurang, maka jumlah Dana Sosial juga otomatis tunggakan yang cukup banyak oleh pemanfaat,
berkurang. baik yang meminjam dalam bentuk UED maupun
Terjadinya penurunan adalah adanya be- SP. Namun yang patut mendapat sorotan adalah
berapa kendala dalam pola penagihan atas pin- adanya stagnasi tunggakan antara taun 2013 dan
jaman warga. Terdapat kekeliruan dalam tata tahun 2014. Tahun 2013 total tunggakan sebesar
cara peminjaman dan penagihan pinjaman ter- Rp.22.571.444,-, tahun 2014 juga sama jum-
sebut. Dari data laporan MDPT dapat disimpul- lahnya, artinya dalam waktu satu tahun tidak ada
kan bahwa berkurangnya laba dan dana sosial pembayaran dari yang tertunggak tahun 2014,
BUMDes Banglas Bestari disebabkan oleh dua disinilah letak persoalan dan sekaligus penyebab
hal, yakni tidak tercapainya target pengembalian turunnya laba (SHU) tahun 2013 dan tahun 2014.
pinjaman oleh pemanfaat; kurangnya inisiatif Masyarakat yang kurang melakukan hubu-
petugas dalam penagihan. Peran pemerintah ngan dengan masyarakat luar dapat menyebab-
untuk meningkatkan pengetahuan petugas soal kan kurangnya mendapat informasi tentang
dana bergulir seharusnya lebih ditingkatkan me- perkembangan dunia. Hal ini mengakibatkan
ngingat minimnya pendidikan dan pelatihan yang masyarakat tersebut terasing dan tetap terkurung
ada selama ini dalam pola-pola pemikiran yang sempit dan la-
ma. Selain itu mereka cenderung tetap memper-
Berkurangnya Pembagian SHU tahankan tradisi yang tidak mendorong kearah
Berdasarkan Anggaran Dasar BUMDes kemajuan. Jika suatu masyarakat kurang me-
Banglas Bestari Desa Banglas BAB IV Pasal 1 lakukan hubungan dengan masyarakat luar,
s/d 4 tentang pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
alokasi SHU yang diperuntukkan membangun pada masyarakat tersebut menjadi lambat. Hal
desa adalah 10% dari SHU. Dengan berku- ini disebabkan mereka kurang atau belum me-
rangnya SHU sejak tahun 2012, dana sumba- nerima informasi tentang kemajuan masyarakat
ngan untuk pembangunan desa juga berkurang. lain. Disamping itu penjajahan juga dapat menye-
Sumbangan SHU BUMDes untuk pembangunan babkan terlambatnya perkembangan IPTEK
Desa Banglas selalu mengalami penurunan sejak pada suatu masyarakat.
tahun 2012. Ini tentu saja merupakan hasil yang Kondisi masyarakat di Desa Banglas yang
cukup mengecewakan mengingat banyak per- kurang adanya akses dengan masyarakat luar
putaraan dana yang digulirkan oleh BUMDes mengakibatkan masyarakat sulit untuk menerima
Banglas Bestari. suatu perubahan dan perkembangan. Ini menjadi
Penyebab berkurangnya SHU tersebut salah satu kendala dalam pengembangan
174 Jurnal Demokrasi & Otonomi Daerah, Volume 14, Nomor 3, September 2016, hlm. 157-236

BUMDes yang selama 3 tahun ini berdiri belum tukan BUMDes Banglas Bestari memiliki tiga
mampu menampung ide-ide dari luar sehingga manfaat, yakni Penambahan PADes, Mengurangi
perkembangnnya terkendala. Masyarakat juga Monopoli Usaha oleh Kelompok Tertentu, dan
berpikiran demikian, banyak peluang untuk me- adanya Upaya Pembangunan Desa Secara
ngembangkan potensi Desa Banglas dengan Mandiri. Dengan demikian, peran negara (pe-
keberadaan BUMDes ini, namun kurangnya merintah) dalam membangun ekonomi di Desa
komunikasi dengan masyarakat luar mengakibat- Banglas sudah dimulai dari pelaku ekonomi ter-
kan Desa Banglas belum begitu merasakan man- kecil. Terdapat beberapa masalah peranan ne-
faat adanya BUMDes ini. gara dalam membangun ekonomi di Desa Banglas,
Selain itu, adarasa curiga terhadap hal-hal yaitu Sejak menjadi BUMDes SHU selalu
baru yang datang dari luar dapat menghambat mengalami penurunan, berkurangnya alokasi
terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. SHU untuk dana sosial, berkurangnya dana
Sikap ini bisa dijumpai dalam masyarakat yang alokasi SHU untuk pembangunan desa, dan
pernah dijajah oleh bangsa-bangsa barat. Mereka adanya stagnasi jumlah tunggakan antara tahun
tak bisa melupakan pengalaman-pengalaman 2013 dan tahun 2014. Dengan demikian,
pahit selama masa penjajahan. Akibatnya, semua BUMDes Banglas Bestari disimpulka mengalami
unsur-unsur baru yang berasal dari bangsa barat masalah yang cukup serius, terutama soal tu-
selalu dicurigai dan sulit mereka terima. nggakan dan manajemen. Meskipun demikian,
usaha BUMDes terutama di bidang transportasi
Adanya Kelompok kepentingan patut diapresiasi. Adanya sarana penyeberangan
Beberapa kegiatan tertentu lebih mudah
yang disebut masyarakat setempat sebagai
berubah dibandingkan beberapa kegiatan lain,
“kempang”. Kempangini sangat vital bagi warga
terutama bila kegiatan tersebut tidak berbenturan
desa Banglas ketika ingin melintasi sungai yang
dengan nilai-nilai yang dianggap sakral oleh ko-
ada di Desa Banglas. Biaya penyeberangan itulah
munitas. Sebagai contoh di banyak wilayah, du-
yang nantinya akan menjadi PADes Desa Banglas
kungan terhadap perempuan yang mencalonkan
disamping usaha-usaha lainnya yang dikelola
diri sebagai pemimpin dirasakan masih sangat
BUMdes.
kurang karena masyarakat umumnya masih
menganggap bahwa pemimpin adalah laki-laki
sebagaimana yang diajarkan oleh agama atau DAFTAR PUSTAKA
sesuai dengan sistem patriaki. Ali Mufiz, 1995. Pengantar Administrasi
Modal fisik terdiri dari dua kelompok, yaitu Negara. Jakarta: Universitas Terbuka
bangunan dan infrastruktur. Bangunan dapat Andy Sutardy, Engkoem Damini, 1973. Pokok-
berupa rumah, gedung perkantoran, toko dan pokok Ilmu Administrasi dan Manajemen.
lain-lain. Sedangkan infrastruktur dapat berupa Jakarta: Ikhtiar Baru
jalan raya, jembatan, jaringan listrik dan telepon Handayaningrat, Soewarno, 1982. Pengantar
dan sebagainya. Modal fisik selalu terkait erat Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen.
dengan modal manusia. Modal fisik tidak dapat Jakarta: Gunung Agung
digunakan apabila tidak ada modal manusia yang Ibnu Syamsi, 1983. Pokok-pokok Organisasi
menggerakkan atau memanfaatkan atau me- dan Manajemen. Jakarta: Bina Aklsara
laksanakan kegiatan di dalamnya. Oleh karena Koentjaraningrat, 1990.Kebudayaan, Mentalitas,
itu, modal fisik sering disebut sebagai pintu masuk dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia
(entry point) untuk melakukan perubahan atau Pustaka
pemberdayaan masyarakat. Soetjitro, 1988.Pembinaan Ketahanan Masyarakat
Desa. Jakarta: Gramedia
SIMPULAN Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Administrasi.
Kehadiran negara dalam pemberdayaan Bandung: Alfabeta.
masyarakat di Desa Banglas melalui pemben-

Anda mungkin juga menyukai