METODE PENELITIAN
36
37
Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Data primer yang
diperoleh secara langsung melalui kuesioner yang diberikan kepada seluruh
Perangkat Desa di Wilayah Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso.
d. Kebisingan
Kebisingan yang disebabkan oleh lingkungan sekitar akan berpengaruh
terhadap pekerjaan perangkat desa. Selain mengganggu konsentrasi juga dapat
mengganggu pelayanan publik yang ada di kantor desa.
e. Lingkungan yang bersih
lingkungan bersih akan membuat perangkat desa nyaman dalam melakukan
pekerjaan.
f. Ruang Gerak
Ruang gerak akan menentukan apakah perangkat desa dapat leluasa
melakukan pekerjaan atau tidak.
g. Warna
Warna yang ada di tempat kerja akan menambah semangat dalam melakukan
pekerjaan.
h. Keamanan.
Keamanan lingkungan kerja akan menambah rasa aman dan tenang perangkat
desa dalam melakukan pelayanan publik.
2. Hubungan Interpersonal
Hubungan Interpesonal adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain
dalam situasi kerja dan dalam organisasi sebagai motivasi untuk bekerjsama
secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis, dan sosial
(Robbins, 1999). Menurut Siagian (2000) Hubungan antar manusia adalah
keseluruhan hubungan baik yang bersifat formal maupun informal yang perlu
diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu tim work yang intim dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah di tetapkan.
Berdasar pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
hubungan interpersonal adalah hubungan antar manusia yang bersifat formal
maupun nonformal yang dilakukan seseorang kepada orang lain dalam situasi
kerja dengan tujuan untuk mengembangkan rasa bahagia dan rasa puas, serta
kegiatan untuk meningkatkan dan mengembagkan hasil yang lebih produktif dan
memuaskan.
40
4. Pelayanan Publik
Menurut UU No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik yaitu setiap
institusi penyelenggara Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum
lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Perangkat desa di setiap desa yang berada di wilayah Kecamatan Prajekan
wajib memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan baik dalam hal barang, jasa, atau pelayanan administratif
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Beberapa indikator pelayanan publik yang dijelaskan dalam pembahasan
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Keandalan (reliability)
Perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan selalu memberikan pelayanan
yang baik sesuai standart kualitas yang ditetapkan.
b. Ketanggapan (responsiveness)
Perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan selalu menyelesaikan
pekerjaan dengan cepat dan tepat sesuai kebutuhan masyarakat.
43
c. Keyakinan (confidence)
Perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan selalu meyakinkan dalam
melaksanakan tugas pelayanan terhadap masyarakat di masing-masing desa.
d. Empati (emphaty)
Perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan memiliki empati untuk
menyelesaikan keluhan masyarakat.
e. Berwujud (tangible)
Perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada masyarakat desa.
Keterangan :
r : koefisien korelasi
X : nilai indikator variabel bebas
Y : nilai indikator variabel bebas
n : jumlah data (responden atau sample)
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk
dapat digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
(Arikunto, 2006:178). Uji reliabilitas ini menunjukkan konsistensi suatu
instrumen dalam memberikan hasil pengukuraan ketika pengukuran dilakukan
berulang-ulang. Rumus pengukuran reliabilitas adalah sebagai berikut :
Suatu variable dikatakan reliabel jika pada hasil uji reliabilitas memberikan
nilai Croncbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali, 2013:48). Pada penelitian ini, untuk
mengukur reliabel tidaknya data yang terdapat dalam penelitian ini maka
menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
= koefisien reliabilitas
k = jumlah variabel bebas dalam persamaan
r = koefisien rata-rata
Langkat-langkah melakukan Uji Reliabilitas dengan SPSS :
1) Membuka lembar kerja baru dalam program SPSS – Variabel View pada
SPSS Data Editor.
2) Pada bagian Name ditulis Item_1 sampai Item_5 – Decimals diganti angka 0
(Nol).
3) Klik Analyze – Scale – Reliability Analysis
4) Memasukkan seluruh item variabel X ke Items
5) Memastikan pada model terpilih Alpha
6) Klik OK
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model
regresi. Nilai-nilai yang digunakan untuk menguji otokolerasi mencakup: nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF) dengan ketentuan, jika VIF > 10,
maka dikatakan ada multikolinieritas. Salah satu cara untuk melihat terjadinya
multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Faktor)
dengan ketentuan apabila nilai VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas (Gujarati,
2005:299). Apabila dari model regresi yang terjadi multikolinieritas, maka ada
beberapa langkah yang harus dilakukan. Untuk mengatasinya yaitu dengan
49
1) Jika terdapat variabel prediktor yang memiliki nilai VIF lebih dari 5 atau 10,
maka salah satu variabel tersebut perlu dikeluarkan dari model. Tujuannya
adalah untuk mengeluarkan informasi yang redundant yang sebenarnya sudah
diwakili oleh variabel prediktor yang lain. Mengeluarkan salah satu variabel
prediktor tidak akan menurunkan nilai R kuadrat secara drastis, jika memang
terdapat multikolinieritas dalam model. Untuk menghasilkan kombinasi
variabel prediktor yang menghasilkan R kuadrat tertinggi, maka digunakan
metode regresi stepwise dalam SPSS.
2) Transformasi data dilakukan misalnya menjadi bentuk logaritma atau bentuk
diferensarialnya. Tansformasi data ke dalam diferensial lebih cocok untuk data
time series. Sementara untuk data-data penelitian survei sosial kurang cocok
karena akan sulit menginterpretasikan model diferensialnya.
3) Principal Component Analysis (PCA) digunakan untuk menyederhanakan atau
menggabungkan jumlah variabel prediktor menjadi lebih sedikit jumlah
variabel tanpa mereduksi satupun variabel prediktor, namun dengan
menjadikannya dalam satu skor. Hasil dari PCA adalah skor dari variabel
50
prediktor baru yang memiliki korelasi yang minimum sehinggi efektif untuk
mengatasi multikolinieritas.
4) Partial Least Square Regression(PLS). Penggunaan PCA bisa dipastikan akan
mendapatkan variabel prediktor baru yang memiliki korelasi minimum
diantara variabel prediktornya. Permasalahan yang mungkin muncul adalah,
variabel prediktor baru tersebut bisa saja tidak memiliki hubungan yang
signifikan juga dengan variabel respon (Y). Jika hal tersebut dilakukan, maka
permasalahan baru berikutnya akan muncul yaitu tidak signifikannya model
regresi. Jalan tengah untuk mengatasi masalah tersebut adalah PLS, dimana
secara perhitungan masih mempertimbangkan variabel prediktor yang
memiliki hubungan tinggi dengan variabel respon namun mencari kombinasi
variabel prediktor yang memiliki nilai korelasi minimum diantara mereka.
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam sebuah persamaan regresi berganda perlu diuji mengenai sama atau
tidaknya varian residual dari observasi yang satu dengan observasi lainnya. Jika
residual mempunyai varian yang sama, maka hal tersebut disebut
homoskedatisitas. Jika varian tidak sama, maka disebut heteroskedastisitas.
Persamaan regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Santosa
(2014:352) menjelaskan bahwa untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat sebagai berikut:
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada tidak membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar, dan menyempit) maka akan
terjadi masalah heteroskedastisitas; dan
2) Jika tidak ada pola jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka
0 (nol) pada sumbu-sumbu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
1) Langkah Analisis Pertama. Klik menu “Analyze”, lalu klik “Regression”, dan
pilih “Linear”. Setelah itu akan keluar jendela “Linear Regression”, kemudian
masukkan variabel-variabel berdasarkan kategorinya, yakni dependent atau
independent.
51
Keterangan:
t : test signifikan dengan angka korelasi
bi : koefisien regresi
Se (bi) : standart error dari koefisien korelasi
52
Tidak
Uji Normalitas Data Perbaikan
Ya
Ya
Uji Hipotesis
Uji T
STOP
Keterangan :
1. Start, dimulai penelitian.
2. Dimulai dari pengumpulan data primer melalui penyebaran kuesioner kepada
seluruh Perangkat Desa di Wilayah Kecamatan Prajekan Kabupaten
Bondowoso.
3. Menghitung semua variabel yang diteliti yaitu lingkungan kerja fisik,
hubungan interpersonal, program evaluasi kinerja, dan pelayanan publik.
4. Melakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Jika data tidak normal maka dilakukan transformasi data
dengan menstandarisasi.
5. Menganalisis tingkat pengaruh variabel independen (lingkungan kerja fisik,
hubungan interpersonal, dan program evaluasi kinerja perangkat desa)
terhadap variabel dependen (pelayanan publik) dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda.
6. Melakukan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengatahui apakah dalam
variabel dan model regresinya terjadi kesalahan dengan melakukan uji
normalitas model, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
7. Melakukan uji hipotesis yang bertujuan untukmengetahui pengaruh
lingkungan kerja fisik, hubungan interpersonal, dan evaluasi kinerja perangkat
desa terhadap pelayanan publik. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
uji t.
8. Setelah melakukan tahapan pengujian maka dilakukan pembahasan
mengenaihasil penelitian, membuat kesimpulan, dan saran atas penelitian.
9. Stop, penelitian selesai.