Anda di halaman 1dari 19

BAB 3.

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan Explanatory Research, yaitu
penelitian yang menjelaskan hubungan keterkaitan antar beberapa variabel
melalui pengujian hipotesis (Imam, 2005:2). Metode analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

3.2 Populasi dan Sampel


Menurut Arikunto (2016:134) populasi adalah keseluruhan objek penelitian.
Populasi terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik
tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Populasi penelitian adalah seluruh perangkat desa di wilayah
Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso yang berjumlah 100 Orang. Terdiri
dari Desa Cangkring 15 orang, Desa Walidono 15 orang, Desa Prajekan Kidul 15
orang, Desa Prajekan Lor 13 Orang, Desa Tarum 14 Orang, Desa Sempol 13
orang, dan Desa Bandilan 15 orang.
Arikunto (2006:131) mengemukakan bahwa apabila subjek populasi kurang
dari 100 maka sebaiknya seluruhnya di ambil sebagai responden. Dikarenakan
seluruh perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan berjumlah 100 orang,
maka responden dari penelitian ini disebut sampel jenuh yaitu seluruh perangkat
desa di wilayah Kecamatan Prajekan yang berjumlah 85 orang.

3.3 Jenis dan Sumber Data


Jenis data penelitian ini adalah kualitatif yang dikuantitatifkan. Data
kuantitatif adalah data yang diangkakan. Data kuantitatif berfungsi untuk
mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan diteliti. Data
kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari penyebaran
kuesioner.

36
37

Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Data primer yang
diperoleh secara langsung melalui kuesioner yang diberikan kepada seluruh
Perangkat Desa di Wilayah Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah metode survei dengan menggunakan
kuesioner. Kuesioner didistribusikan secara langsung kepada seluruh Perangkat
Desa di Wilayah Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso yang menjadi target
responden.

3.5 Identifikasi Variabel


Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian :
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
dalam perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependent). Variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu Lingkungan Kerja Fisik (X1), Hubungan Interpersonal
(X2), dan Program Evaluasi Kinerja (X3).
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang
sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
pelayanan publik (Y).

3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas penelitian adalah Lingkungan Kerja Fisik,
Hubungan Interpersonal, dan Program Evaluasi Kinerja. Sedangkan variabel
terikatnya adalah Pelayanan Publik.
38

3.6.1 Definisi Operasional


Masing-masing definisi operasional variabel akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Lingkungan Kerja Fisik (X1)
Menurut Sedarmayanti (2009:26), lingkungan kerja fisik adalah semua
keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja dimana dapat
mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung sedangkan
menurut (Nitisemito, 2008:183) Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Berdasar definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa lingkungan kerja fisik
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan bekerja yang memengaruhi
karyawan dalam melaksanakan beban tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam
suatu organisasi sangatlah penting, dalam hal ini diperlukan adanya pengaturan
maupun penataan faktor-faktor lingkungan kerja fisik dalam penyelenggaraan
aktivitas organisasi.
Pada masing-masing desa di wilayah Kecamatan Prajekan setelah dilakukan
observasi awal ada beberapa pembuktian mengenai dampak yang disebabkan oleh
lingkungan kerja yang kurang memadai dalam melakukan pekerjaan. Sehingga
banyaknya keluhan dan masukan yang berasal dari masyarakat untuk
memaksimalkan pelayanan publik.
Indikator lingkungan kerja fisik adalah sebagai berikut :
a. Tersedianya fasilitas kerja
Apabila fasilitas kerja cukup memadai, perangkat desa akan maksimal dalam
melakukan pelayanan publik kepada masyarakat desa.
b. Penerangan
Penerangan yang memadai akan meminimalisir kesalahan yang mungkin
terjadi dalam melakukan pekerjaan sehingga pelayanan publik akan terbilang
baik.
c. Sirkulasi udara
Sirkulasi yang cukup akan membuat perangkat desa merasa nyaman dalam
melakukan pelayanan publik kepada masyarakat.
39

d. Kebisingan
Kebisingan yang disebabkan oleh lingkungan sekitar akan berpengaruh
terhadap pekerjaan perangkat desa. Selain mengganggu konsentrasi juga dapat
mengganggu pelayanan publik yang ada di kantor desa.
e. Lingkungan yang bersih
lingkungan bersih akan membuat perangkat desa nyaman dalam melakukan
pekerjaan.
f. Ruang Gerak
Ruang gerak akan menentukan apakah perangkat desa dapat leluasa
melakukan pekerjaan atau tidak.
g. Warna
Warna yang ada di tempat kerja akan menambah semangat dalam melakukan
pekerjaan.
h. Keamanan.
Keamanan lingkungan kerja akan menambah rasa aman dan tenang perangkat
desa dalam melakukan pelayanan publik.

2. Hubungan Interpersonal
Hubungan Interpesonal adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain
dalam situasi kerja dan dalam organisasi sebagai motivasi untuk bekerjsama
secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis, dan sosial
(Robbins, 1999). Menurut Siagian (2000) Hubungan antar manusia adalah
keseluruhan hubungan baik yang bersifat formal maupun informal yang perlu
diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu tim work yang intim dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah di tetapkan.
Berdasar pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
hubungan interpersonal adalah hubungan antar manusia yang bersifat formal
maupun nonformal yang dilakukan seseorang kepada orang lain dalam situasi
kerja dengan tujuan untuk mengembangkan rasa bahagia dan rasa puas, serta
kegiatan untuk meningkatkan dan mengembagkan hasil yang lebih produktif dan
memuaskan.
40

Di berbagai desa di Wilayah Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso,


hubungan interpersonal antar perangkat desa terbilang harmonis dan bersifat
kekeluargaan hal tersebut didapatkan dari beberapa wawancara yang dilakukan
dilapangan dengan salah satu perangkat desa. Karena hubungan interpersonal
terjalin baik maka akan mudah dalam melakukan pelayanan publik kepada
masyarakat desa.
Indikator hubungan interpersonal diantaranya :
a. Saling menghargai/toleransi
Sesama perangkat desa yang ada di wilayah Kecamatan Prajekan saling
menghargai satu sama lain walaupun hubungan mereka sudah terjalin
harmonis seperti kekeluargaan.
b. Loyalitas
Loyalitas dalam bekerja antar perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan
selalu terjaga.
c. Keterbukaan
Sesama perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan saling terbuka dalam
menyampaikan informasi mengenai pekerjaan.
d. Keakraban
Perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan memiliki keakraban yang
cenderung harmonis seperti kekeluargaan.
e. Perilaku positif
Perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan tetap berperilaku positif
meskipun hubungan antar sesama seperti keluarga sendiri.
f. Dukungan
Sesama perangkat desa di Wilayah Kecamatan Prajekan saling memberi
dukungan dalam melakukan pekerjaan
g. Empati
Sesama perangkat desa di Wilayah Kecamatan Prajekan saling memiliki
empati untuk menjaga hubungan baik antar sesama.
41

3. Program Evaluasi Kinerja


Program sering dikaitkan dengan perencanaan, persiapan, dan desain atau
rancangan. Menurut Saifudin Anshari (2004), program adalah daftar terinci
mengenai acara dan usaha yang akan dilaksanakan. Sedangkan menurut Tesaurus
Bahasa Indonesia, sinonim program adalah strategi, cetak biru, desain, muslihat,
dan rencana.
Evaluasi kinerja menurut Mangkunegara (2005:47) adalah tindakan
pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang
ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut digunakan untuk umpan balik
yang memberikan informasi tentang prestasi, pelaksanaan suatu rencana dan apa
yang diperlukan perusahaan dalam penyesuaian-penyesuaian dan pengendalian.
Dari berbagai uraian penjelasan tersebut, maka program evaluasi kinerja
merupakan sebuah rencana atau strategi yang akan dilakukan untuk menunjang
keberhasilan dari suatu pekerjaan. Sehingga program evaluasi kinerja dapat
dikatakan sebagai tolak ukur penilaian para pekerja, indikator dalam
mengevaluasi kinerja.
Program evaluasi kinerja yang dilakukan di setiap desa yang berada di
Wilayah Kecamatan Prajekan dilakukan oleh Kepala Desa didampingi oleh BPD.
Dalam mengevaluasi membahas bersama mengenai kotak saran dan membahas
pekerjaan perangkat desa selama melakukan pelayanan publik. Evaluasi tersebut
dilakukan sebanyak satu kali dalam satu bulan.
Terdapat beberapa indikator evaluasi kinerja yang telah di sebutkan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan program penilaian kinerja perangkat desa.
Pelaksanaan program penilaian kinerja kepada perangkat desa secara periodik.
b. Periode waktu pelaksanaan program penilaian kinerja perangkat desa.
Waktu pelaksanaan program penilaian kinerja perangkat desa yang dilakukan
dalam periode tertentu.
c. Yang melakukan evaluasi atau program penilaian kinerja perangkat desa.
Program evaluasi kinerja yang dilakukan oleh perangkat desa didampingi oleh
BPD.
42

d. Alat yang digunakan dalam melakukan program evaluasi kinerja perangkat


desa.
Penggunaan alat untuk mendukung program evaluasi kinerja seperti form
penilaian

4. Pelayanan Publik
Menurut UU No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik yaitu setiap
institusi penyelenggara Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum
lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Perangkat desa di setiap desa yang berada di wilayah Kecamatan Prajekan
wajib memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan baik dalam hal barang, jasa, atau pelayanan administratif
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Beberapa indikator pelayanan publik yang dijelaskan dalam pembahasan
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Keandalan (reliability)
Perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan selalu memberikan pelayanan
yang baik sesuai standart kualitas yang ditetapkan.
b. Ketanggapan (responsiveness)
Perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan selalu menyelesaikan
pekerjaan dengan cepat dan tepat sesuai kebutuhan masyarakat.
43

c. Keyakinan (confidence)
Perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan selalu meyakinkan dalam
melaksanakan tugas pelayanan terhadap masyarakat di masing-masing desa.
d. Empati (emphaty)
Perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan memiliki empati untuk
menyelesaikan keluhan masyarakat.
e. Berwujud (tangible)
Perangkat desa di wilayah Kecamatan Prajekan memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada masyarakat desa.

3.6.2 Skala Pengukuran Variabel


Pada penelitian ini, pengukuran yang digunakan adalah skala likert.
Penelitian ini menggunakan skala likert dari 1-5 untuk setiap jawaban responden
yaitu 1=Sangat Tidak Setuju (STS); 2=Tidak Setuju (TS); 3=Cukup (C); 4=Setuju
(S); dan 5=Sangat Setuju (SS).

3.7 Metode Analisis Data


3.7.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan berbagai macam atau
bentuk karakteristik data yang berasal dari sampel penelitian. Hal yang paling
sering ditemui pada statistik deskriptif adalah berupa mean, median, modus,
varians, standar deviasi dan maksimum-minimum. Metode ini perlu dilakukan
untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan
memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai sample penelitian.

3.7.2 Uji Instrumen Penelitian


a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengatur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pernyataan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
(Arikunto, 2006:208). Uji validitas sebagai alat ukurdalam penelitian ini
44

menggunakan product moment pearson’s,yaitu dengan cara mengkorelasikan tiap


pertanyaan dengan skor total, kemudian hasilkorelasi tersebut dibandingkan
dengan angka kritis signifikan 5% dengan, dengan menggunakan rumus
(Prayitno, 2010:70) :

Keterangan :
r : koefisien korelasi
X : nilai indikator variabel bebas
Y : nilai indikator variabel bebas
n : jumlah data (responden atau sample)

Pengukuran validitas dilakukan dengan menguji taraf signifikasi product


moment pearson’s. Suatu variabel dikatakan valid, apabila variabel tersebut
memberi nilai signifikasi <5% dan r hitung lebih besar daripada r tabel.
Langkah-langkah melakukan uji validitas dengan SPSS :
1) Membuat skor total masing-masing variabel (tabel perhitungan skor)
2) Klik Analyze - Correlate - Bivariate (Gambar/Output SPSS)
3) Memasukkan seluruh item variabel X ke Variabels
4) Cek list Pearson ; Two Tailed ; Flag
5) Klik OK

Hal yang dilakukan jika kuesioner tidak valid :

1) Memperbaiki pertanyaan yang tidak valid dan membagikan ulang kepada


responden.
2) Melakukan drop (membuang item-item soal yang tidak valid) terhadap
kuesioner yang tidak valid.
3) Melakukan prediksi kuesioner valid
45

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk
dapat digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
(Arikunto, 2006:178). Uji reliabilitas ini menunjukkan konsistensi suatu
instrumen dalam memberikan hasil pengukuraan ketika pengukuran dilakukan
berulang-ulang. Rumus pengukuran reliabilitas adalah sebagai berikut :
Suatu variable dikatakan reliabel jika pada hasil uji reliabilitas memberikan
nilai Croncbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali, 2013:48). Pada penelitian ini, untuk
mengukur reliabel tidaknya data yang terdapat dalam penelitian ini maka
menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
= koefisien reliabilitas
k = jumlah variabel bebas dalam persamaan
r = koefisien rata-rata
Langkat-langkah melakukan Uji Reliabilitas dengan SPSS :
1) Membuka lembar kerja baru dalam program SPSS – Variabel View pada
SPSS Data Editor.
2) Pada bagian Name ditulis Item_1 sampai Item_5 – Decimals diganti angka 0
(Nol).
3) Klik Analyze – Scale – Reliability Analysis
4) Memasukkan seluruh item variabel X ke Items
5) Memastikan pada model terpilih Alpha
6) Klik OK

Hal yang dilakukan ketika data tidak reliabel :

1) Mengamati output reliabilitas bagian Item-Total Statistics, pada kolom


Cronbach’s Alpha If Item Deleted
2) Mencari nilai paling tinggi, akan ditunjukkan oleh item (butir) x1.1.
3) Jika item x1.1 rela digugurkan (deleted) dan diuji ulang reliabilitasnya maka
koefisien reliabilitas akan meningkat.
46

4) Apabila memang harus dilakukan, maka harus berhati-hati dalam


mempertimbngkan kecukupan item dari variabel yang bersangkutan (dalam
hal ini X1), agar tidak menjadikan angket kurang representatif.
5) Jika angket masih dirasa kurang reliabel, tindakan tersebut dapat dilakukan
ulang sampe 5 nomer.
6) Selesai, melihat apakah nilai Alpha dengan jumlah item (butir) lebih sedikit
dari sebelumnya.

c. Uji Normalitas Data


Uji normalitas model bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen, variabel independen mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau
mendekati normal. Penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dalam
pengujian normalitas data penelitian. Uji Kolmogorov-Smirnov adalah pengujian
normalitas data dengan cara membandingkan distribusi data yang akan diuji
normalitasnya dengan distribusi normal baku. Pengambilan keputusan atas
pngujian ini adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat adanya perbedaan yang
signifikan atau dapat dikatakan data terdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat adanya perbedaan yang
signifikan atau dapat dikatakan data terdistribusi normal.

Langkah-langkah uji normalitas data padaSPSS :


1) Klik Analyze – Descriptive Statistics – Explore
2) Memasukan variabel yang akan dilakukan pengujian normalitas pada jendela
Explore.
3) Klik plots pada jendela Explore dan centang Normality plot with tests
4) Klik Continue – OK
5) Hasil pengujian ditampilkan pada jendela output
47

Hal yang dilakukan ketika data tidak normal :


1) Membuang Outliers
2) Transformasi Data
3) Mengubah Analisis ke Non-Parametrik

3.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda


Model regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas kepada variabel terikat dalam penelitian ini sebagai berikut :
Y=β0+β1X1+β2X2+β3X3+e
Keterangan:
Y = Pelayanan Publik
X1 = Lingkungan Kerja Fisik
X2 = Hubungan Interpersonal
X3 = Evaluasi Kinerja
β = Koefisien Regresi
e = Error
β0 = Konstanta

3.7.4 Uji Asumsi Klasik


Sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian asumsi
klasik terlebih dahulu, agar data memenuhi syarat pengujian. Uji asumsi klasik
yang digunakan ada tiga, yaitu uji normalitas model, uji multikolinieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas Model
Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji
Kolomogorov-Smirnov (Santosa, 2014:349).
48

Langkah-langkah Uji Normalitas Model :

1) Menyiapkan Data – Variabel View – Name (ubah sesuai kriteria) – Decimals


(diubah Nol) – Label (Ubah sesuai Kriteria).
2) Klik Data View – masukan data sesuai nama variabel
3) Muncul Unstandardized residual (RES_1) – Analyze – Regression – Linear.
4) Muncul Regression Linear – Memasukan Variabel Y ke Dependent dan
variabel X ke kotak Independent(s) – Save
5) Muncul Linear Regression: Save – Pada Residual centang Unstandardized –
Continue – OK
6) Pada Data View muncul Variabel RES_1
7) Analyze – Non Parametrics Tests – Legacy Dialogs – Subnebu 1-sample K-S.
8) Muncul One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test – Unstandardized Residuals
– Variable List – Pilih Normal
9) OK

Hal yang dilakukan ketika data tidak normal :


1) Membuang Outliers
2) Transformasi Data
3) Mengubah Analisis ke Non-Parametrik

b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model
regresi. Nilai-nilai yang digunakan untuk menguji otokolerasi mencakup: nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF) dengan ketentuan, jika VIF > 10,
maka dikatakan ada multikolinieritas. Salah satu cara untuk melihat terjadinya
multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Faktor)
dengan ketentuan apabila nilai VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas (Gujarati,
2005:299). Apabila dari model regresi yang terjadi multikolinieritas, maka ada
beberapa langkah yang harus dilakukan. Untuk mengatasinya yaitu dengan
49

menghapus salah satu variabel koliner, sepanjang tidak menyebabkan


specification error (Yarnest, 2004:68).

Langkah-langkah Uji Multikolinieritas :

1) Menyiapkan tabulasi – Variabel View – isi bagian Name, Decimals (harus


nol), dan Label (Variabel X1, X2, Y) – bagian Measure diubah menjadi Scale.
2) Data View – Memasukkan data yang telah disiapkan
3) Analyze – Regression – Linear.
4) Muncul Linear Regression – kotak Independent(s) untuk variabel X –
Dependent untuk variabel Y – Method – Enter – Statistics.
5) Linear Regression Statistics – Convariance matrix – Colinierity Diagnostics –
Continue
6) OK, untuk melihat terjadi multikolinieritas perhatikan output Coefficients

Hal yang perlu dilakukan jika terjadi Mutikolinieritas :

1) Jika terdapat variabel prediktor yang memiliki nilai VIF lebih dari 5 atau 10,
maka salah satu variabel tersebut perlu dikeluarkan dari model. Tujuannya
adalah untuk mengeluarkan informasi yang redundant yang sebenarnya sudah
diwakili oleh variabel prediktor yang lain. Mengeluarkan salah satu variabel
prediktor tidak akan menurunkan nilai R kuadrat secara drastis, jika memang
terdapat multikolinieritas dalam model. Untuk menghasilkan kombinasi
variabel prediktor yang menghasilkan R kuadrat tertinggi, maka digunakan
metode regresi stepwise dalam SPSS.
2) Transformasi data dilakukan misalnya menjadi bentuk logaritma atau bentuk
diferensarialnya. Tansformasi data ke dalam diferensial lebih cocok untuk data
time series. Sementara untuk data-data penelitian survei sosial kurang cocok
karena akan sulit menginterpretasikan model diferensialnya.
3) Principal Component Analysis (PCA) digunakan untuk menyederhanakan atau
menggabungkan jumlah variabel prediktor menjadi lebih sedikit jumlah
variabel tanpa mereduksi satupun variabel prediktor, namun dengan
menjadikannya dalam satu skor. Hasil dari PCA adalah skor dari variabel
50

prediktor baru yang memiliki korelasi yang minimum sehinggi efektif untuk
mengatasi multikolinieritas.
4) Partial Least Square Regression(PLS). Penggunaan PCA bisa dipastikan akan
mendapatkan variabel prediktor baru yang memiliki korelasi minimum
diantara variabel prediktornya. Permasalahan yang mungkin muncul adalah,
variabel prediktor baru tersebut bisa saja tidak memiliki hubungan yang
signifikan juga dengan variabel respon (Y). Jika hal tersebut dilakukan, maka
permasalahan baru berikutnya akan muncul yaitu tidak signifikannya model
regresi. Jalan tengah untuk mengatasi masalah tersebut adalah PLS, dimana
secara perhitungan masih mempertimbangkan variabel prediktor yang
memiliki hubungan tinggi dengan variabel respon namun mencari kombinasi
variabel prediktor yang memiliki nilai korelasi minimum diantara mereka.

c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam sebuah persamaan regresi berganda perlu diuji mengenai sama atau
tidaknya varian residual dari observasi yang satu dengan observasi lainnya. Jika
residual mempunyai varian yang sama, maka hal tersebut disebut
homoskedatisitas. Jika varian tidak sama, maka disebut heteroskedastisitas.
Persamaan regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Santosa
(2014:352) menjelaskan bahwa untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat sebagai berikut:
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada tidak membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar, dan menyempit) maka akan
terjadi masalah heteroskedastisitas; dan
2) Jika tidak ada pola jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka
0 (nol) pada sumbu-sumbu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Langkah-langkah melakukan Uji Heteroskedastisitas :

1) Langkah Analisis Pertama. Klik menu “Analyze”, lalu klik “Regression”, dan
pilih “Linear”. Setelah itu akan keluar jendela “Linear Regression”, kemudian
masukkan variabel-variabel berdasarkan kategorinya, yakni dependent atau
independent.
51

2) Melakukan PLOTS. Sebelum meng-klik tombol “Plots”, pastikan tulisan pada


kotak “Method” adalah “Enter”. Saat tombol “Plots” di-klik, maka akan
muncul jendela “Linear Regression: Plots”. Di sana ada tulisan *SRESID
untuk ditaruh ke kotak Y dan tulisan *ZPRED taruh di kotak X. Sisanya
abaikan saja dan bisa langsung klik “Continue”.
3) Tutup Untuk Melihat Hasil. Semuanya sudah ter-setting dengan baik dan kini
saatnya melihat hasil. Klik “OK” untuk menutup jendela dan melihat output
dari pengujian yang dilakukan. Hasil yang disuguhkan berupa grafik dengan
titik-titik, ada yang menyebar dan ada juga yang berkumpul di sisi tertentu.

Cara yang dilakukan jika terjadi Heterokedastisitas :

1) Dengan cara transformasi data.


2) Dengan cara weighted least square (WLS) atau regresi linear dengan
menggunakan pembobot.
3) Dengan cara membiarkannya namun menggunakan koefisien estimasi yang
robust atau kebal terhadap pelanggaran heteroskedastisitas, yaitu koefisien
estimasi Huber White.

3.7.5 Uji Hipotesis


a. Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
(variabel bebas) secara individu berbepengaruh terhadap variabel dependen
(variabel terikat). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat
signifikasi sebesar 0,05 (α = 5%). Proses pengujian sebagai berikut (Priyanto,
2010:142).

Keterangan:
t : test signifikan dengan angka korelasi
bi : koefisien regresi
Se (bi) : standart error dari koefisien korelasi
52

Formulasi hipotesis uji t :


1. H0 : bi = 0,1 = 1,2,3
H0 diterima dan Ha ditolak, tidak ada pengaruh secara parsial (individu)
antaravariabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
2. Ha : bi ≠ 0,1 = 1,2,3
H0 ditolak dan Ha diterima, ad pengaruh secara parsial (individu) antara
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
3. Level of significane 5%
4. Kriteria pengambilan keputusan
a) Jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel : H0 diterima berarti tidak ada pengaruh
secara parsial antara variabel bebas terhadap terikat.
b) Jika t hitung > t tabel atau t hitung < - t tabel : H0 ditolak berarti ada
pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Langkah-langkah dalam melakukan uji t menggunakan SPSS :


1) Klik Analyze > Compare Means > Independent-Samples T Test...
Setelah langkah ini dilakukan, maka jendela Independent-Samples T Test
akan terbuka.
2) Memilih Variabel yang diuji pada kotak Test Variable(s)
Variabel test_akhir diuji untuk melihat adanya perbedaan point yang
diperoleh dari masing-masing kelompok. Nama variabel dipindahkan ke
kotak Test Variabel(s). Pilihan boleh lebih dari satu.
3) Memilih Groupping Variable
Grouping Variable adalah variabel yang memberikan karakteristik yang
menjadikan pembeda antara kelompok, misalnya jenis kelamin, jenis
perlakuan, dan lain-lain.
4) Mentukan dua jenis kelompok pada Define Groups.
Dua jenis kelompok yang akan digunakan ditentukan terlebih dahulu
dengan memasukkan dua value pada variabel group (variabel kelompok).
5) Klik OK
Hasil analisis akan muncul pada jendela output.
53

3.8 Kerangka Pemecahan Masalah


Kerangka pemecahan masalah bertujuan untuk menjelaskan tahap-tahap
yang dilakukan mulai awal penelitian sampai penelitian selesai. Gambar 3.1
menunjukkan kerangka pemecahan masalah dalam penelitian ini.
START

Pengumpulan data penelitian pada


seluruh perangkat desa di wilayah
Kecamatan Prajekan

Variabel Dependen: Variabel Independen :


Pelayanan Publik 1. Lingkungan kerja Fisik
2. Hubungan Interpersonal
3. Program Evaluasi Kinerja

Tidak
Uji Normalitas Data Perbaikan

Ya

Analisis Regresi Linier Berganda

Uji Asumsi Klasik : Melanggar


1. Normalitas Model
Perbaikan
2. Multikolinieritas
3. Heteroskedastisitas

Ya

Uji Hipotesis
Uji T

Pembahasan dan Kesimpulan

STOP

Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah


54

Keterangan :
1. Start, dimulai penelitian.
2. Dimulai dari pengumpulan data primer melalui penyebaran kuesioner kepada
seluruh Perangkat Desa di Wilayah Kecamatan Prajekan Kabupaten
Bondowoso.
3. Menghitung semua variabel yang diteliti yaitu lingkungan kerja fisik,
hubungan interpersonal, program evaluasi kinerja, dan pelayanan publik.
4. Melakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Jika data tidak normal maka dilakukan transformasi data
dengan menstandarisasi.
5. Menganalisis tingkat pengaruh variabel independen (lingkungan kerja fisik,
hubungan interpersonal, dan program evaluasi kinerja perangkat desa)
terhadap variabel dependen (pelayanan publik) dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda.
6. Melakukan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengatahui apakah dalam
variabel dan model regresinya terjadi kesalahan dengan melakukan uji
normalitas model, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
7. Melakukan uji hipotesis yang bertujuan untukmengetahui pengaruh
lingkungan kerja fisik, hubungan interpersonal, dan evaluasi kinerja perangkat
desa terhadap pelayanan publik. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
uji t.
8. Setelah melakukan tahapan pengujian maka dilakukan pembahasan
mengenaihasil penelitian, membuat kesimpulan, dan saran atas penelitian.
9. Stop, penelitian selesai.

Anda mungkin juga menyukai