Anda di halaman 1dari 5

Alat pencitraan

Perbedaan X-Ray,CT-scan, dan MRI


Ketika anda merasakan gangguan kesehatan dan memutuskan untuk mencaritahu ke
rumah sakit, biasanya dokter akan menyarakan anda untuk melakukan beberapa
pemeriksaan. hal ini dilakukan dokter agar bisa tahu keadaan gangguan sehatan anda lebih
tepat, sehingga bisa diatasi dengan cara yang tepat pula. beberapa pemeriksaan yang harus
anda jalani diantaranya adalah pemeriksaan X-ray,CT-scan, dan MRI.

Inilah perbedaan pemeriksaan X-ray,CT-scan, dan MRI.

X-ray (Roentgen)

X-ray atau roentgen adalah pemberian dosis radiasi ionisasi dalam jumlah kecil pada tubuh
untuk menghasilkan citra atau gambaran tubuh bagian dalam. X-ray merupakan cara
atau treatment yang paling tua dan sering digunakan untuk pencitraan di dalam dunia
medis. X-ray konvensional (rontgen) merupakan pengambilan gambar dari suatu obyek
dengan menggunakan sinar-X. Obyek yang akan diamati akan disinari dengan sinar-X, dan
dibelakangnya diletakkan film untuk menangkap gambar yang dihasilkan. X-ray biasanya
sering digunakan untuk melihat ada atau tidaknya faktur atau patah tulang dan melihat
gambar pada bagian dada seseorang.

CT scan

CT scan adalah perkembangan dari X-ray (roentgen). CT scan sering digunakan untuk
mendapatkan gambaran dalam dari berbagai sudut kecil dari organ tulang tengkorak, otak
serta dapat juga untuk organ lain di seluruh tubuh. Alat CT scan adalah generator
pembangkit sinar-X yang bila dioperasikan oleh operator akan mengeluarkan sinar-X dalam
jumlah dan waktu tertentu. Sinar-X tersebut akan melewati jaringan tubuh yang akan
diperiksa dan ditangkap oleh detektor. Oleh karena adanya perbedaan masa organ tubuh
yang dilewati maka gambaran yang ditangkap juga berbeda-beda. Inilah yang akan
direkonstruksi oleh sistem komputer yang canggih sehingga menghasilkan suatu potongan
gambar organ tubuh. CT scan sangat sensitif mendeteksi penyakit dalam jaringan tubuh
lunak seperti otak, hati, dan untuk melihat penyebaran suatu sel kanker dalam tubuh. Alat
ini juga digunakan untuk melihat gangguan di bagian kepala. CT scan juga memberikan
gambar organ internal yang tidak mungkin untuk digambarkan dengan bantuan X-ray.

MRI

 
MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan suatu alat diagnostik terbaru untuk
memeriksa dan mendeteksi tubuh Anda dengan menggunakan medan magnet yang besar
dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan
radioaktif. Selama pemeriksaan MRI, akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh
bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal inilah yang akan ditangkap
oleh antena dan dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor
menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam. Kelebihan
MRI jika dibandingkan dengan peralatan lain adalah gambar yang dihasilkan lebih jelas
serta dapat dilihat dari berbagai sisi tanpa melibatkan pengunaan radiasi, memberikan hasil
tanpa perlu mengubah posisi pasien dan tidak menggunakan kontras untuk sebagian besar
pemeriksaan MRI. MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat
jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama otak,
sumsum tulang belakang dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan X-ray biasa
maupun CT scan.

Kelas I, II, III

• Kelas I

Alat kesehatan yang kegagalan atau salah penggunaannya tidak menyebabkan akibat yang
berarti. Penilaian : hanya pada mutu dan produk

Contoh kelas I: kapas , tissue. Kaca Mata

• 2. Kelas IIa

Alat kesehatan yang kegagalannya atau salah penggunaannya dapat memberikan akibat yang
berarti kepada pasien tetapi tidak menyebabkan kejadian yang serius. Harus memenuhi persyaratan
yang cukup lengkap untuk dinilai tetapi tidak memerlukan uji klinis.

Contoh kelas II : Alkohol, Suture (BENANG OPERASI)

• Kelas IIb

Alat kesehatan yang kegagalannya atau salah penggunaannya dapat memberikan akibat yang
sangat berarti kepada pasien tetapi tidak menyebabkan kecelakaan yang serius. Harus memenuhi
persyaratan yang lengkap termasuk analisa resiko dan bukti keamanannya untuk dinilai tetapi tidak
memerlukan uji klinis.

CONTOH: Lung Ventilator, Bone Fixation Plate

• 4. Kelas III

Alat kesehatan yang kegagalan atau salah penggunaannya dapat memberikan akibat yang
serius kepada pasien atau perawat/operator. Harus mengisi formulir dan memenuhi persyaratan yang
lengkap termasuk analisa resiko dan bukti keamanannya untuk dinilai serta memerlukan uji klinis.
Contoh: alat RADIOLOGI (radiasi), CT scan karena terdapat paparan sinar radiasi yang dapat
menyebabkan karsinogenik pagi operatornya

Sediaan parenteralcairan, padat, semipadat

Sertifikat

1. Cek SNI, apakah ada SNI yang terkait bila ada harus diterapkan terlebih dahuluu
2. Cek LS Pro, mencari Lembaga Sertifikasi sesuai produk
3. Permohonan dan mengumpulan persyaratan dokumen
4. Tinjauan permohonan
5. Evaluasi, mengecek produksi, manajemen perusahaan, termasuk mengecek bahan
6. Peninjauan hasil evaluasi
7. Pemberian sertifikat dan lisensi

Diagnostic imaging

Bentuksediaan IV dan IM untuk epilepsy

Rute Intravena
Rute Intravena (IV) memanfaatkan sistem peredaran darah untuk menyebarkan
baik cairan, elektrolit, zat makanan maupun obat, termasuk juga darah dan
komponen-komponennya. Beberapa
keuntungan
menggunakan rute Intravena ni adalah merupakan
rute yang langsung dapat menyebarkan terapi ke
seluruh tubuh, dapat dilakukan pada pasien tidak
sadar maupun yang tidak kooperatif, absorbsi obat
langsung ke aliran darah. Namun rute ini mempunyai dapat
menuai kerugian, yaitu : dapat terjadi kelebihan
cairan, embolus udara, septikemia maupun
infeksi setempat, thrombophlebitis, hematom, nyeri
dan juga reaksi hipersensitifitas.
Secara umum suntikan Intravena mempunyai arti pemberian pengobatan dalam
jumlah sedikit yang langsung dimasukan ke dalam aliran vena. Metode ini
mengharapkan reaksi obat yang cepat. Biasanya, obat intravena akan diberikan
dalam lingkungan di mana unit darurat dan peralatan resusitasi tersedia. Karena
risiko anafilaksis, epinefrin harus tersedia.
Rute ini menggunakan jarum 20G – 23G dan sebuah torniquet yang berguna untuk
membendung vena.

Rute Intramuskular
Suntikan Intramuskular (IM) merupakan teknik memasukan obat dengan
memanfaatkan perfusi otot, memberikan penyerapan sistemik yang cepat dan
menyerap dosis yang relatif besar. Pilihan lokasi dalam suntikan Intramuskular ini
harus mempertimbangkan keadaan umum pasien, usia, dan jumlah obat yang
diberikan. Lokasi yang direncanakan untuk suntikan harus diperiksa untuk mencari
tanda-tanda adanya peradangan, dan harus bebas dari lesi kulit. Demikian pula, 2-4
jam setelah suntikan, lokasi suntikan harus diperiksa untuk memastikan tidak ada
reaksi yang merugikan. Dokumentasi berupa foto dan notifikasi diperlukan pada
suntikan yang dilakukan berulang atau sering, untuk memastikan rotasi yang
seimbang. Hal ini dapat mengurangi ketidaknyamanan pasien akibat suntikan yang
berlebihan dari salah satu lokasi, dan mengurangi kemungkinan komplikasi, seperti
atrofi otot atau abses steril yang dihasilkan dari jeleknya absorbsi jaringan.

Perlu prosedur steril, sakit, dapat terjadi infeksi di tempat 

Perlu prosedur steriil, sakit, dapat terjadi iritasi di tempat injeksi, resiko terjadi kadar obat yang
tinggi kalau diberikan terlalu cepat.

Pasien yang telah berumur dan pasien kurus cenderung memiliki lebih sedikit otot
daripada yang lebih muda atau pasien yang aktif. Oleh karena itu lokasi suntikan
harus dinilai banyaknya massa otot. Pada pasien yang memiliki massa otot sedikit
lebih baik melakukan penggembungan otot sebelum penyuntikan.

Ada lima lokasi yang tersedia untuk suntikan Intramuskular, yaitu:

 Otot deltoid lengan atas, yang digunakan untuk vaksin seperti hepatitis B dan tetanus
toksoid.
 Lokasi dorsogluteal memanfaatkan musculus Gluteus maximus. Catatan, ada komplikasi
yang terkait dengan lokasi ini, karena ada kemungkinan merusak nervus sciatic
atau arteriGluteal superior jika penusukan jarum salah. Beyea dan Nicholl (1995)
melaporkan suntikan ke lokasi dorsogluteal, cairan yang disuntikan lebih sering masuk ke
dalam jaringan adiposa daripada otot, dan akibatnya memperlambat laju penyerapan obat.
 Lokasi ventrogluteal merupakan pilihan yang lebih aman dalam mengakses musculus
Gluteus medius. Lokasi ini merupakan lokasi utama untuk suntikan Intramuskular karena
menghindari semua saraf utama dan pembuluh darah dan tidak ada komplikasi
dilaporkan. Selain itu, jaringan adiposa pada lokasi ventrogluteal memiliki ketebalan
yang relatif konsisten, yaitu: 3.75 cm dibandingkan dengan 1-9 cm pada lokasi
dorsogluteal, sehingga memastikan bahwa ukuran jarum 21G akan menembus area otot
gluteus medius.
 Vastus lateralis adalah otot paha depan terletak di sisi luar tulang paha. Lokasi ini
umunya dipilih pada pasien anak-anak. Risiko yang terkait dengan otot ini adalah cedera
pada nervus femoralis dan atrofi otot dikarenakan suntikan yang sering. Beyea dan
Nicholl (1995) mengemukakan bahwa lokasi ini aman untuk pasien anak-anak sampai
usia tujuh bulan.
 Musculus Rektus femoris adalah otot paha anterior yang jarang digunakan, tetapi mudah
dicapai jika menyuntik diri sendiri atau untuk bayi

Untuk penserita epilepsi digunakan rute IntraVena

keuntungan dan kerugian

Anda mungkin juga menyukai