Anda di halaman 1dari 11

FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY (FNAB)

Definisi
Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) atau biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)
adalah suatu prosedur diagnostik untuk mengidentifikasi benjolan atau massa yang superfisial
(di bawah kulit). Cara biopsi ini adalah sebuah jarum halus yang berongga dimasukkan ke
dalam massa tersebut kemudian sel-sel yang terambil diwarnai dan dilihat dibawah
mikroskop.
Biopsi aspirasi jarum halus adalah prosedur operasi minor yang sangat aman dan
sangat kurang invasif dibandingkan dengan biopsi yang lain.Biopsi jarum halus membantu
membedakan lesi inflamasi, reaktif, atau fibrosis dari neoplasma serta lesi neoplastik jinak
dari yang ganas. Biopsi jarum halus relatif aman, sederhana, dan hemat biaya, dan itu
ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan pasien. Namun, teknik yang tepat diperlukan untuk
memastikan hasil yang akurat. Karena ada resiko akibat halusnya jarum, sel yang terambil
menjadi sedikit dan sel yang patologis bisa tidak terambil.

Sejarah
Biopsi aspirasi jarum halus ini pertama kali dilakukan di Amerika Serikat pada tahun
1891 di Maimonides Medical Center, yang meminimalisir biopsi dengan operasi terbuka dan
perawatan setelah biopsi. Sekarang ini, biopsi aspirasi jarum halus digunakan secara luas
untuk mendiagnosis kanker.

Indikasi
Secara umum, biopsi aspirasi jarum halus digunakan untuk mengidentifikasi benjolan
atau massa yang mencurigakan yang terlihat atau teraba di bawah kulit, atau yang terdeteksi
oleh alat-alat pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen, mammografi atau ultrasonografi.

Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi absolut untuk FNAB. Jika masaa dekat dengan organ atau
struktur yang vital, FNAB dapat dilakukan dengan bimbingan CT scan atau USG jika
tersedia.
Gambar. FNAB dengan Bantuan USG
Pasien dengan gangguan pembekuan darah perlu mendapat perhatian khusus. Perlu
dilakukan konsultasi medis dan pengobatan yang tepat sebelum prosedur. Pada pasien yang
menggunakan antikoagulan, sebaiknya dihentikan terlebih dahulu sebelum prosedur. Apabila
antikoagulan tidak dapat dihentikan dengan aman, harus dipertimbangkan penggunaan jarum
dengan diameter sekecil mungkin, gesekan sesedikit mungkin dan atau menggunakan
panduan ultrasonografi untuk mengidentifikasi dan menghindari pembuluh darah.

Alat
Alat yang dibutuhkan terlihat pada gambar :

Gambar. Alat-alat FNAB

 Jarum: Sebagian besar literatur menggunakan jarum 22-27 Gauge dengan panjang
yang sesuai dengan hub yang transparan atau bening.
 Syringe 10ml. Jarum suntik yang lebih besar belum terbukti memberikan hisap yang
lebih besar.
 Pistol grip jarum suntik, ini sangat dianjurkan dan memungkinkan daya hisap lebih
seragam dan manipulasi jarum lebih mudah.
 Kapas yang mengandung alkohol atau iodium.
 Kaca slide untuk membuat sediaan.

Prosedur
1. Persiapan
Beberapa persiapan dibutuhkan sebelum melakukan prosedur :
 Tidak menggunakan aspirin atau obat anti-inflamasi non-steroid (misalnya ibuprofen,
naproxen) selama satu minggu sebelum prosedur;
 Asupan makanan dihentikan beberapa jam sebelum prosedur;
 Tes darah rutin (termasuk tes pembekuan darah) dilakukan dua minggu sebelum
biopsi;
 Pastikan riwayat penggunaan obat antikoagulan darah;
 Antibiotik profilaksis dapat diberikan.
 Sebelum prosedur dimulai, tanda-tanda vital (denyut nadi, tekanan darah, suhu,
pernafasan) diperiksa. Pada keadaan tertentu mungkin dibutuhkan pemasangan jalur
intravena, pasien sangat gelisah mungkin perlu diberikan obat penenang dengan jalur
intravena. Untuk pasien yang tidak terlalu gelisah dapat diberikan obat oral (Valium)
dapat diresepkan sebelum prosedur.

2. Posisi Pasien
Posisi pasien sangat menentukan keberhasilan dari biopsi. Pasien diposisikan
sedemikian rupa sehinga massa dapat dipalpasi secara optimal. Jika massa sulit dipalpasi
maka dapat dilakukan biopsi dengan bantuan ultrasonografi atau CT.

3. Anastesi
Penggunaan anestesi lokal sebelum biopsi jarum halus bergantung pada kebijaksanaan
masing-masing dokter. Beberapa penulis tidak merekomendasikan penggunaan anestesi lokal
sebelum biopsi jarum halus, terutama untuk massa dangkal. Mereka mencatat bahwa suntikan
anestesi lokal dapat menyebabkan rasa sakit sesakit biopsi jarum halus itu sendiri. Selain itu,
infiltrasi anestesi lokal bisa membuat massa kecil lebih sulit untuk teraba. Seorang penulis
merekomendasikan penempatan es kecil di kulit di atasnya sebelum biopsi. Untuk anak-anak,
penerapan 30-60 menit topikal anestesi sebelum prosedur dapat mengurangi rasa sakit dan
kecemasan.
Penulis lain berpendapat bahwa penggunaan anestesi lokal mengurangi
ketidaknyamanan pasien dan kecemasan. Lidocaine 1-2% dengan atau tanpa epinefrin
1:100.000 adalah obat pilihan. Kadang-kadang, infiltrasi lebih dalam anestesi diperlukan jika
massa target meradang.
4. Teknik
Biopsi aspirasi jarum halus adalah prosedur sederhana yang memerlukan waktu
beberapa menit. Sangat ideal jika ada ahli patologi pada saaat aspirasi dilakukan, hal ini
memungkinkan penilaian langsung dari kecukupan spesimen. Jika sel-sel tidak cukup,
aspirasi dapat diulang. Kadang-kadang diagnosis dapat dibuat dengan segera.
Kulit yang akan dibiopsi dibersihkan dengan kapas yang mengandung isopropil
alkohol 70%. Untuk operator dengan tangan kanan dominan, massa digenggam dengan
tangan kiri dan diusahakan stabil.
Sebuah jarum suntik siap pakai dengan jarum 23-gauge terpasang ditempatkan tepat
di bawah permukaan kulit. Tekanan negatif dibuat dengan menarik plunger jarum
suntik.Jarum dimasukkan pada massa dan ditarik berulang tanpa keluar dari kulit, kira-kira
sebanyak enam kali. Jika yang ditemukan adalah kista, maka harus benar-benar dievakuasi,
dengan cairan dan kapsul dikirim untuk sitologi. Ingat bahwa cairan kista mungkin mendilusi
spesimen dan membuat interpretasi sitologi tidak mungkin dilakukan. Dengan demikian,
sangat ideal bila mengasipirasi bagian padat dari massa.

Gambar. Teknik FNAB

Setetes kecil cairan yang telah disedot ditempatkan pada slide kaca, seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Sebuah smear dilakukan dengan meletakkan satu
slide kaca di atas setetes cairan dan menarik slide terpisah untuk menyebarkan cairan, seperti
yang ditunjukkan pada gambar kedua di bawah. Sediaan yang basah ditempatkan di dalam
ethyl alkohol 95% dan lakukan pewarnaan dan teknik sesuai teknik Papanicolau. Sediaan ini
dapat memberi informasi detail dan dapat menentukan dimana asal dari tumor metastasis.
Spesimen dikeringkan dengan udara kemudian diwarnai dengan pewarnaan Wright- Giemsa
apabila diagnosis banding meliputi tumor kelenjar saliva, limfoproliperatif, dan atau lemak.
Setelah itu sediaan siap dilihat dibawah mikroskop dan dievaluasi secara sitologis.

Gambar. Teknik pembuatan preparat dari hasil FNAB

5. Perawatan setelah prosedur


Analgesik ringan dapat diberikan setelah prosedur untuk mengurangi rasa sakit. Obat-
obatan seperti aspirin tidak dianjurkan untuk dikonsumsi sampai dengan 48 jam setelah
prosedur kecuali ada indikasi yang kuat.

Sensitivitas
Biopsi aspirasi maupun biopsi biasa memiliki dua macam hasil yaitu positif dan
negatif. Dikenal ada dua istilah positif yaitu “true positive” dan “false positive”, demikian
pula dengan hasil negatif, terdapat “true negative” dan “false negative”.
a. True positive : bila memberikan hasil yang sesuai dengan keadaan penyakitnya,
misalnya menemukan keganasan pada keadaan yang benar-benar ganas. True
positive inilah yang seringkali disebut sensitivitas suatu pemeriksaan.
b. True negative : tidak ditemukannya suatu hasil pada keadaan yang emang benar-
benar tidak ada penyakitnya.
c. False positive : Adalah bila memberikan hasil pada keadaan yang idak ada
penyakitnya seperti misalnya memberikan hasil keganasan padahal sebenarnya
hanya pertumbuhan yang jinak.
d. False negative : yaitu tidak ditemukannya keganasan pada keadaan yang
sebenarnya ada keganasan.

Komplikasi
Biopsi aspirasi jarum halus memiliki tingkat morbiditas yang sangat rendah. Dalam
beberapa penelitian besar, hanya sejumlah komplikasi kecil dicatat, komplikasi parah jarang
terjadi. Komplikasi biasanya tergantung pada tempat biopsi. Komplikasi umum yang dapat
terjadi antara lain :
1. Hematoma merupakan komplikasi yang signifikan dan paling umum. Hematoma
kebanyakan hilang tanpa pengobatan. Risiko hematoma diyakini dapat dikurangi
dengan penggunaan jarum 23 gauge atau lebih kecil . Tekanan langsung pada tempat
biopsi setelah prosedur juga dianjurkan.
2. Infeksi setelah biopsi jarum halus jarang. Menyapu kulit dengan kapas alkohol atau
yodium dianjurkan sebelum biopsi jarum halus untuk meminimalkan kemungkinan
infeksi.
Prosedur FNAB pada pasien THT-KL sama dengan prosedur FNAB di bagian lain,
namun yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa kebanyakan FNAB pada pasien THT
adalah mengambil spesimen dari massa pada leher. Leher merupakan bagian tubuh di mana
terdapat banyak struktur-struktur penting seperti pembuluh darah, saraf, otot dan sebagainya
sehingga diperlukan kehati-hatian yang lebih. Jika hal-hal tersebut luput dari perhatian,
makan akan menimbulkan komplikasi seperti :
 Kelumpuhan saraf laring yang mengikuti biopsi jarum halus dari kelenjar tiroid
jarang. Satu penelitian melaporkan 4 : 10000 pasien dengan kelumpuhan pita suara
setelah biopsi jarum halus dari nodul tiroid. Perubahan suara pada pasien terjadi 1
atau 2 hari setelah biopsi jarum halus, dan kelumpuhan pita suara dapat dikonfirmasi
oleh laringoskopi fleksibel. Kelumpuhan pada semua pasien menghilang spontan
dalam 6 bulan.
 Tusukan yang menembus trakea saat biopsi jarum halus dari kelenjar tiroid dapat
menyebabkan batuk dan hemoptisis ringan. Gejala-gejala tersebut hanya sesaat dana
dan akan sembuh dalam beberapa menit.
 Dalam sejumlah kecil kasus, biopsi jarum halus telah dikaitkan dengan infark dan
nekrosis dari massa leher dibiopsi. Sebagian besar kasus infark diikuti biopsi jarum
halus kelenjar tiroid.
 Perluasan sel-sel ganas akibat biopsi jarum halus merupakan keprihatinan teoritis
tetapi tampaknya sangat langka dan tidak memiliki makna klinis signifikan bila
digunakan jarum berukuran 23 gauge atau lebih kecil.
 Kasus kematian akibat biopsi massa leher telah dilaporkan. Kematian tersebut
disebabkan biopsi jarum halus pada tumor badan karotid. Penyebab langsung adalah
trombosis dari arteri karotis interna. Untuk alasan ini, kebanyakan dokter enggan
untuk melakukan biopsi jarum halus ketika diagnosis tumor badam karotid dicurigai.
Tumor ini dan tumor Glomus lainnya lebih baik diidentifikasi oleh pencitraan. Saat
ini, MRI adalah studi pencitraan pilihan diikuti dengan CT. Angiografi tetap berguna
jika diagnosis tidak jelas atau jika curiga terjadi embolisasi.

Kegunaan dalam Klinik


Melihat dari beberapa keuntungan teknik biopsi aspirasi dan jarangnya komplikasi,
teknik ini sangat berguna dalam :
1. Dengan biopsi aspirasi dapat ditegakkan diagnosa secara cepat sehingga pengobatan
dapat diberikan dengan segera. Biopsi aspirasi sebaiknya dilakukan pada penderita-
penderita sebagai berikut :
a. Pembesaran kelenjar getah bening leher tetapi tumor primernya tidak
diketemukan pada pemeiksaan endoskopi atau pemeriksaan sinar tembus.
b. Menentukan metastase dari dua tumor primer atau pembesaran kelenjar yang
tidak biasanya seperti letaknya yang kontralateral.
c. Setelah pengobatan baik operasi dan radiasi kemudian timbul lagi dengan
pembesaran kelenjar getah bening yang baru sehingga perlu ditentukan apakah
ini suatu metastase atau rekurensi.
d. Dengan adanya biopsi aspirasi dapat dipakai untuk menentukan adanya
peradangan akut atau kronis, baik yang spesifik, nonspesifik maupun
granulomatosa.
2. Biopsi aspirasi dapat dipakai untuk menentukan stadium keganasan, misalnya dalam
tumor primer yang sulit diketahui.
3. Kegunaan ekonomis terutama bagi daerah yang jauh dari fasilitas yang memadai
biopsi aspirasi lebih menguntungkan terutama untuk mengurangi ketergantungan
pemakaian alat-alat canggih.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
a. RINGAN
Terdiri dari :
 Kesadaran penuh
 Tanda-tanda vital (TTV) stabil
 Pemenuhan kebutuhan mandiri
b. SEDANG
Memiliki minimal 3 (tiga) poin di bawah
Terdiri dari :
 Kesadaran penuh s/d apatis
 Tanda-tanda vital (TTV) stabil
 Memerlukan tindakan medis & perlukaan (diluar obs) minimal 3 (tiga) tindakan
perhari
 Memerlukan observasi
 Pemenuhan kebutuhan di bantu sebagian s/d seluruhnya

c. BERAT
Memiliki minimal 2 (dua) poin di bawah
Terdiri dari :
 Kesadaran penuh s/d samnolent
 Tanda-tanda vital (TTV) tidak stabil
 Memakai alat bantu organ vital
 Memerlukan tindakan pengobatan & perawatan yang intensif
 Memerlukan observasi yang ketat
 Pemenuhan kebutuhan di bantu seluruhnya

Tingkat Kesadaran GCS


Tabel kesadaran menggunakan GCS:
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E,V, dan M.
Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan
terendah adalah 3 yaitu E1V1M1

Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :


 Compos Mentis (conscious) (GCS: 15‐14): kesadaran normal, sadar sepenuhnya,
dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya
 Apatis (GCS: 13‐12): keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh
 Delirium (GCS: 11-10): gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak,
berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal
 Somnolen (GCS: 9-7) (obtundasi, letargi): kesadaran menurun, respon psikomotor
yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah
dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal
 Sopor coma (stupor) (GCS: 6‐4): keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.
 Coma (GCS: 3) (comatose): tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga
tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Tekanan Darah (TD)

TD Sistol TD Diastol Klasifikasi TD

< 90 Hipotensi

90 ‒ 119 < 80 Normal

120 ‒ 139 80 ‒ 89 Prehipertensi

140 ‒ 159 90 ‒ 99 Hipertensi derajat 1

≥ 160 ≥ 100 Hipertensi derajat 2

Nadi (N) dan detak jantung (HR: Heart Rate)

Frekuensi N atau HR
N atau HR Klasifikasi Diagnosis Banding

< 60 Bradikardi

60 ‒ 100 Normal Tak ada kelainan

> 100 Takikardi

Hubungan HR dan N

Hubungan HR dan N Bentuk Nadi Diagnosis Banding

(HR - N) ≤ 10 Tak ada kelainan

(HR - N) > 10 Pulsus defisit AF[2]

Tegangan Nadi

Tegangan Nadi Bentuk Nadi Diagnosis Banding

Tidak berubah Tak ada kelainan

Kuat dan lemah berubah-ubah Pulsus alternan Gagal jantung

Elastisitas Pembuluh Nadi

Elastisitas Pembuluh Nadi Diagnosis Banding

Elastis Tak ada kelainan

Keras seperti kawat Aterosklerosis

Suhu atau Temperatur (t)

Suhu (°C) Kesan Manajemen

Untuk neonatus:
< 36,5 Hipotermia
 Inkubator
 Perawatan bayi lekat (KMC: Kangaroo mother care)
36,5 ‒ 37,5 Normal  Minum yang cukup

 Minum yang banyak

37,5 ‒ 37,9 Demam  Kompres air hangat seluruh permukaan tubuh


 Baju yang tipis
 Atur suhu lingkungan
 Sama seperti manajemen demam di atas

≥ 38 Demam tinggi  Koreksi suhu dengan terapi cairan


 Mandi air hangat
 Antipireti

Anda mungkin juga menyukai