Anda di halaman 1dari 96

PENERAPAN SISTEM OTOMASI PADA PERPUSTAKAAN

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UIN SYARIF


HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh

INDRA GIANTONI ROSSI


NIM. 104025000863

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
ABSTRAK

Indra Giantoni Rossi


Penerapan Sistem Otomasi Pada Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sistem otomasi perpustakaan merupakan aplikasi atau penerapan


teknologi informasi dan komunikasi pada perpustakaan secara keseluruhan
maupun pada bidang-bidang tertentu saja yang dapat mengurangi partisipasi
manusia dalam hal ini pustakawan dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan
sehari-hari perpustakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
cakupan sistem otomasi yang diterapkan di Perpustakaan Fakultas Ushuluddin
dan Filsafat, untuk mengetahui manfaat sistem otomasi perpustakaan yang dapat
dirasakan oleh para pengguna perpustakaan Fakultas ushuluddin dan Filsafat
serta untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh pihak
perpustakaan Fakultas ushuluddin dalam menerapkan sistem otomasi atau
komputerisasi, sehingga nantinya dapat dicari solusi terbaik guna mengatasi
masalah-masalah tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis yaitu
menggambarkan kondisi lapangan secara apa adanya. Pada hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sistem otomasi perpustakaan yang diterapkan pada
Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat mencakup kegiatan pengadaan,
pengolahan, sirkulasi, dan penelusuran bagi pengguna. Selain itu sistem otomasi
mampu memberikan manfaat yang cukup besar bagi pengguna untuk
melakukan penelusuran informasi melalui katalog online (komputer). Masalah-
masalah yang dihadapi pengelola perpustakaan ketika menerapkan sistem
otomasi adalah masih terjadinya kerusakan pada sistem yang mengakibatkan
terganggunya kegiatan pengadaan, minimnya dana atau anggaran perpustakaan
untuk pengembangan dan perawatan sistem, program aplikasi Bookmark sulit
dikembangkan karena masih under DOS, ketidaklengkapan fungsi menu
Bookmark, dan belum adanya pengelola perpustakaan yang memiliki
kompetensi khusus di bidang sistem otomasi.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas berkah,

rahmat, dan nikmatnya yang diberikan olehNya dan diiringi doa restu dari

berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi

sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana dalam bidang Ilmu

Perpustakaan dan Informasi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya adalah :

1. Bapak DR. Abdul Chair, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Rizal Saiful Haq, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan

Informasi, serta Bapak Pungki Purnomo, M.LIS selaku Sekretaris Jurusan

Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Bapak Ade Abdul Haq, M.Hum selau dosen pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Agus Rifai, SS, S.IP selaku Kepala Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat, beserta staf-staf lainnya tempat penulis melakukan

penelitian skripsi.

5. Keluarga penulis, papa, mama, mbak ninda, mas Hendri, dan si kecil

Lintang, terima kasih supportnya yang besar selama ini.


6. Retna Endah Kusma Dewi, yang telah mengisi setiap inchi kehidupan

penulis, yang selalu menemani penulis dan memberikan dukungan tiada

henti, terima kasih, semoga kisah ini berakhir indah untuk kita.

7. Teman-teman Jurusan IPI angkatan 2004, Aje, Gigih, Lesdi, Tedi, Yono,

Mulki, Gunaevi, Ichal, Yasser, Sahal, Barna, Ijul, Agil, Dian, Ihsan, Retna,

Puji, Wiwi, Ien, Meti, Hani, Putri, Muji, dan Jurusan IPI angkatan 2003,

sungguh berteman dengan kalian dapat memberi warna tersendiri dalam hati

penulis.

8. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih

atas semua bantuannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna,

oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak dalam rangka perbaikan

skripsi ini sangat diharapkan, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima

kasih.

Ciputat, Oktober 2008

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………
i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………
vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….
vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah……………………………………… 1
B. Perumusan dan Pembatasan
Masalah………………………… 5
C. Tujuan dan Manfaat
Penelitian………………………………. 6
D. Sistematika
Penulisan………………………………………… 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR


A. Sistem Layanan dan Perpustakaan Peguruan
Tinggi…………. 9
1. Sistem
Layanan…………………………………………….. 9
a. Layanan
Teknis……………………………………….. 9
b. Layanan Pengguna
(user)……………………………... 14
2. Perpustakaan Perguruan
Tinggi……………………………. 17
B. Sistem Otomasi
Perpustakaan………………………………… 19
1. Definisi
Sistem……………………………………………... 19
2. Definisi Otomasi
…………………………………………… 23
3. Sistem Otomasi
Perpustakaan……………………………… 24
4. Unsur-Unsur Sistem Otomasi
Perpustakaan……………….. 25
a. Pengguna
(User)………………………………………. 25
b. Perangkat Keras
(Hardware)………………………….. 26
c. Perangkat Lunak
(Software)…………………………... 27
d. Jaringan
(Network)……………………………………. 29
e. Data…………………………………………………
…. 29
f. Metadata……………………………………………
…. 31
g. Manual………………………………………………
… 33
5. Cakupan Sistem Otomasi
Perpustakaan……………………. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Metode
Penelitian……………………………………………... 36
B. Teknik Pengumpulan
Data……………………………………. 36
C. Populasi dan
Sampel…………………………………………..38
D. Sumber
Data…………………………………………………... 39
E. Teknik Pengolahan
data……………………………………….. 39
F. Teknik Analisa
Data…………………………………………... 40

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS


USHULUDDIN DAN FILSAFAT
A. Sejarah Singkat Perpustakaan
FUF…………………………… 41
B. Visi dan Misi Perpustakaan
FUF……………………………… 42
C. Struktur Organisasi Perpustakaan
FUF……………………….. 43
D. Koleksi Perpustakaan
FUF……………………………………. 44
E. Layanan Perpustakaan
FUF…………………………………… 45
F. Unsur-Unsur Sistem Otomasi Perpustakaan
FUF…………….. 46

BAB V HASIL PENELITIAN


A. Penerapan sistem otomasi di Perpustakaan
FUF……………… 50
B. Manfaat sistem otomasi Perpustakaan FUF bagi
pengguna….... 66
C. Masalah-Masalah yang dihadapi dalam penerapan sistem
otomasi di Perpustakaan
FUF……………………………………………..
7
7

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………
…. 79
B. Saran…………………………………………………………
… 80

DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………….. 82

LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Menu
Pengadaan………………………………………………………. 51
Gambar 2. Menu
Pengolahan……………………………………………………… 52
Gambar 3. Menu
Sirkulasi…………………………………………………………. 53
Gambar 4. Menu
Peminjaman…………………………………………………….. 54
Gambar 5. Menu
Pengembalian…………………………………………………… 54
Gambar 6 & Gambar 12. Menu Penelusuran………………………………….55
& 59
Gambar 7. Menu Penelusuran
Peminjam………………………………………….. 56
Gambar 8. Menu Item Cadangan Untuk
Peminjam……………………………….. 56
Gambar 9 & Gambar 20. Menu
Berita……………………………………………. 57
Gambar 10. Menu Kontrol
Pemesanan……………………………………………. 58
Gambar 11. Menu Item
Details…………………………………………………… 58
Gambar 13. Menu Penelusuran kata
kunci……………………………………….. 60
Gambar 14. Menu Penelusuran
Judul…………………………………………….. 61
Gambar 15. Menu Penelusuran
Seri………………………………………………. 61
Gambar 16. Menu Penelusuran
Pengarang……………………………………….. 62
Gambar 17. Menu Penelusuran
Subjek…………………………………………… 63
Gambar 18. Menu Penelusuran
Barcode………………………………………….. 63
Gambar 19. Menu Penelusuran
Konten…………………………………………… 64
Gambar 21. Menu Program
Komputer……………………………………………. 66
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keadaan Koleksi Utama Program


Studi…………………………………. 44
Tabel 2. Koleksi
Pendukung………………………………………………………. 45
Tabel 3. Jenis Kelamin
Responden……………………………………………….. 67
Tabel 4. Jenjang Semester
Responden……………………………………………. 68
Tabel 5. Metode pengguna dalam melakukan penelusuran bahan
pustaka………. 69
Tabel 6. Jenis Katalog Yang Digunakan
Pengguna………………………………. 70
Tabel 7. Pengetahuan pengguna mengenai sistem otomasi perpustakaan………..
71
Tabel 8. Tanggapan pengguna tentang keberadaan sistem otomasi di
perpustakaan……………………………………………………………
. 72
Tabel 9. Tanggapan pengguna tentang proses sirkulasi dengan menggunakan
sistem otomasi
perpustakaan…………………………………………………… 73
Tabel 10. Persepsi pengguna tentang tingkat kemudahan menggunakan katalog
komputer (OPAC)………………………………………………………
74
Tabel 11. Persepsi pengguna tentang manfaat katalog komputer (OPAC) dalam
menemukan bahan
pustaka……………………………………………… 75
Tabel 12. Persepsi pengguna mengenai hasil penelusuran dengan menggunakan
katalog komputer
(OPAC)……………………………………………… 76
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era

informasi saat ini, membuat manusia terus berlomba meningkatkan

kesejahteraan akan berbagai kebutuhan dalam hidupnya, baik itu kebutuhan

primer seperti sandang, pangan, dan papan maupun kebutuhan sekunder dan

tertier yang berupa hiburan, kemewahan, dll. Begitupun dengan kebutuhan akan

informasi, yang merupakan keterkaitan antara manusia sebagai makhluk sosial

dengan lingkungan disekitarnya. Ada fenomena baru yang tengah berkembang

saat ini, dimana informasi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan

manusia sehari-hari. Oleh karena itu perpustakaan sebagai salah satu lembaga

informasi yang berperan menyebarluaskan informasi jauh-jauh hari telah

menyiapkan solusi akan tuntutan masyarakat yang menginginkan kemudahan

dalam mengakses informasi.

Informasi kini telah berkembang sehingga dapat tersimpan dalam

berbagai bentuk, baik yang tercetak, tidak tercetak maupun elektronik.

Keberadaan teknologi informasi berperan penting terhadap lahirnya berbagai

macam bentuk informasi. Dalam hal ini perpustakaan memiliki posisi yang

krusial, yaitu sebagai penyedia, pengelola, serta penyebarluasan informasi

kepada masyarakat. Perpustakaan dan pustakawannya tidak bisa lagi hanya

menunggu pengunjung atau pemakai datang ke perpustakaan, melainkan harus


lebih pro aktif menawarkan jasa pelayanan informasinya, tentunya dengan

bantuan teknologi informasi berupa perangkat komputer dan aplikasinya yang

menghadirkan berbagai kemudahan baik untuk pustakawan ataupun pemakai

(user). Aplikasi komputer yang terintegrasi dengan layanan diperpustakaan

yang selanjutnya diterapkan pada semua bidang pekerjaan perpustakaan dapat

menjadi inti yang mendasari dimulainya era sistem layanan perpustakaan

terautomasi.

Tentunya hal ini berhubungan erat dengan kemajuan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) perpustakaan, penggunaan perangkat

teknologi informasi baik keras (hardware) maupun lunak (software) mutlak

dibutuhkan dalam sebuah lembaga informasi baik itu perpustakaan, pusat

penelitian, maupun pusat informasi saat ini. Aplikasi TIK pada perpustakaan

dapat memberikan pengelolaan perpustakaan yang lebih baik, disamping

keefektifan dan keefisienan dari segi waktu, biaya hingga sumber daya manusia

(SDM). Penerapan teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan dapat

diaplikasikan sebagai sebuah sistem yang dapat memberikan kemudahan kepada

pustakawan dan pemakai (user) dalam melakukan berbagai kegiatan

perpustakaan, seperti entri katalog dan sistem temu kembali secara online

(OPAC).

Perpustakaan perguruan tinggi (PT) sebagai unit kerja penyedia layanan

informasi merupakan perpustakaan yang berada di bawah pengawasan dan

dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi
mencapai tujuannya1. Tujuan atau visi dan misi masing-masing perguruan tinggi

tentu berbeda-beda, sebagai contoh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki

target yang harus dicapai yakni menjadi Universitas Riset yang dimana seluruh

civitas akademikanya harus memiliki kompetensi keilmuan, keislaman, dan

keindonesiaan. Dalam pengertian ini, perguruan tinggi yang dimaksud adalah

Univeristas, tingkat fakultas, tingkat jurusan, institut, sekolah tinggi, dan

akademi serta berbagai badan bawahannya seperti lembaga penelitian2.

Perpustakaan perguruan tinggi umumnya berada didalam lingkungan

kampus, pemakainya adalah civitas akademika perguruan tinggi tersebut, tugas

dan fungsinya yang utama adalah menunjang proses pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat yang termaktub dalam Tri Dharma Perguruan

Tinggi. Dalam pengelolaan dan tanggung jawabnya adalah perguruan tinggi

yang bersangkutan3. Untuk tingkat Universitas disebut Unit Pelaksana Teknis

(UPT) perpustakaan selanjutnya perpustakaan Fakultas, perpustakaan Jurusan,

Perpustakaan Program Pasca Sarjana, dan sebagainya4. Salah satu hal yang

sangat penting bagi keberadaan sebuah perpustakaan khususnya perpustakaan

perguruan tinggi adalah koleksinya. Koleksi yang memadai akan berpengaruh

pada tingkat keefektifan peminjaman terhadap bahan pustaka. Perpustakaan

juga harus memiliki berbagai subjek dari bahan pustaka dengan bermacam

bentuk dan jenisnya. Oleh sebab itu, perpustakaan harus meiliki metode-metode

1
Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1994), h. 65.
2
Ibid, h. 65.
3
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan:suatu pendekatan prktik (Jakarta: Sagung Seto, 2006),
h. 38.
4
Ibid, h. 38.
guna mengatasi tuntutan tersebut, diantaranya dengan melakukan migrasi sistem

layanan perpustakaan yang sebelumnya masih bersifat manual menjadi sebuah

sistem yang terotomasi.

Perpustakaan Fakultas Ushuluddin sebagai sebuah perpustakaan fakultas

berada pada ruang lingkup perpustakaan perguruan tinggi memiliki tanggung

jawab dan tugas memenuhi layanan informasi kepada seluruh civitas

akademika. Oleh karena itu keefektifan sistem layanan yang diterapkan

perpustakaan Fakultas Ushuluddin menjadi faktor yang paling penting dalam

mencapai tujuan dan tugas perpustakaan tersebut. Layanan pembaca menjadi

tolak ukur bagi keberhasilan kerja suatu perpustakaan, namun tugas layanan

tidak mungkin berdiri sendiri, tetapi harus didukung oleh tugas pembinaan

koleksi, yang menyangkut pengadaan, pengolahan, dan pemeliharaan koleksi.

Oleh karena itu, pengukuran keberhasilan kerja suatu perpustakaan tidak boleh

hanya dengan melihat dari sisi pelayanannya saja, tetapi juga pembinaan

koleksinya. Secara umum layanan pemakai didefinisikan sebagai aktifitas

perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan,

khususnya kepada anggota perpustakaan yang ada dilingkungannya. Layanan

perpustakaan yang baik dapat dilihat dari kemampuannya memberikan

informasi yang tepat kepada pemakai pada saat informasi itu dibutuhkan.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian

mengenai penerapan dan penggunaan sistem otomasi perpustakaan di

perpustakaan Fakultas ushuluddin sebagai sebuah perpustakaan fakultas yang

bertanggung jawab memenuhi layanan informasi segenap civitas akademika


baik fakultas maupun Universitas, serta pengaruhnya terhadap pelayanan teknis

perpustakaan dan kinerja staf perpustakaan (pustakawan) dan para penggunanya

(user). Untuk itu, judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Penerapan

Sistem Otomasi Pada Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta”

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Dalam perumusan masalah ini penulis membuat beberapa pertanyaan

penelitian (Research Question) sebagai berikut :

1. Bagaimana cakupan sistem otomasi yang diterapkan di perpustakaan

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat serta pengaruhnya terhadap kinerja staf

perpustakaan dalam memberikan layanan informasi kepada pengguna

(user)?

2. Apakah manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat dengan diterapkannya sistem otomasi

perpustakaan?

3. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh pihak perpustakaan dalam

menerapkan sistem otomasi atau komputerisasi pada perpustakaan Fakultas

Ushuluddin?

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka penulis

membatasi masalah penelitian agar tidak meluas dan dapat lebih fokus pada

masalah yang akan diteliti, yaitu :


1. Penelitian dilakukan pada Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah penerapan sistem

otomasi dilihat dari aspek cakupan, manfaat, dan pengaruh atau dampak

yang ditimbulkan setelah sistem otomasi tersebut diterapkan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui cakupan sistem otomasi yang diterapkan di

Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat dan pengaruhnya

terhadap kinerja staf perpustakaan/pustakawan dalam memberikan

layanan kepada pengguna (user).

b. Untuk mengetahui manfaat sistem otomasi perpustakaan yang dapat

dirasakan oleh para pengguna perpustakaan Fakultas ushuluddin dan

Filsafat

c. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh pihak

perpustakaan Fakultas ushuluddin dalam menerapkan sistem otomasi

atau komputerisasi, sehingga nantinya dapat dicari solusi terbaik

guna mengatasi masalah-masalah tersebut.

2. Manfaat Penelitian

a. Memberikan informasi mengenai kondisi riil perpustakaan Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


b. Menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana penerapan

sistem otomasi terhadap sebuah perpustakaan secara nyata dengan

berbagai kelebihan dan kekurangannya.

c. Memberikan masukan atau saran kepada pihak manajemen

perpustakaan sebagai salah satu pedoman dalam pengembangan

sistem pengelolaan perpustakaan terotomasi.

d. Menambah khazanah ilmu pengetahuan dibidang perpustakaan

khususnya yang terkait dengan sistem otomasi perpustakaan.

D. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan lebih terarah mengenai

permasalahan yang dijadikan pokok pembahasan skripsi ini, maka penulis

memberikan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan yang menerangkan tentang

latar belakang masalah, perumusan dan pembahasan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab Kedua, tinjauan literatur, yang mencoba memaparkan landasan

teoritis penelitian, yang terdiri dari definisi dan jenis layanan perpustakaan,

pengertian perpustakaan perguruan tinggi, pengertian sistem otomasi

perpustakaan, unsur-unsur sistem otomasi perpustakaan, dan cakupam sistem

otomasi perpustakaan.
Bab Ketiga, merupakan metodologi penelitian, yaitu metode penelitian

yang digunakan penulis, teknik pengumpulan data, jumlah populasi dan sampel,

sumber data yang diperoleh, teknik pengolahan data, serta analisa data.

Bab Keempat, berisi tentang gambaran umum perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat, yang terdiri dari sejarah singkat perpustakaan FUF,

visi dan misi, struktur organisasi, koleksi perpustakaan FUF, layanan

perpustakaan FUF, dan unsur-unsur sistem otomasi perpustakaan FUF.

Bab Kelima, adalah hasil penelitian yang meliputi penerapan sistem

otomasi di perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, manfaat sistem

otomasi perpustakaan Fakultas Ushuluddin pengguna (user), masalah-masalah

yang dihadapi dalam penerapan sistem otomasi di perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat

Bab Keenam, yaitu penutup tersiri dari kesimpulan dan saran-saran,

skripsi ini juga dilengkapi dengan lampiran

.
BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Sistem Layanan dan Perpustakaan Perguruan Tinggi

1. Sistem Layanan

Sistem layanan merupakan kerangka dasar kegiatan atau aktifitas yang

dilakukan perpustakaan. Selain infrastruktur fisik dan pengembangan

koleksinya, kualitas sebuah perpustakaan juga bisa diukur melalui kinerja

sistem layanan yang ada didalamnya. Secara umum sistem layanan pada sebuah

perpustakaan terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Layanan Teknis

Layanan teknis merupakan kegiatan utama pada sebuah perpustakaan.

Variasi kegiatan tersebut tergantung kepada jenis perpustakaan dan ruang

lingkup organisasinya. Sebuah perpustakaan yang besar dapat membagi tugas

dan pekerjaan kepada berbagai bidang, bagian, subbagian, divisi, urusan seksi,

subseksi dan lain sebagainya. Sedangkan perpustakaan yang relatif kecil dapat

menyederhanakan pembagian ke dalam orang dan jabatan yang terbatas pula.

Namun pada prinsipnya ada beberapa hal yang memiliki kesamaan5. Kegiatan

itu meliputi :

5
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktik (Jakarta: Samitra Media
Utama, 2004), h. 146.
1) Pengadaan koleksi bahan pustaka

Menurut Soeatminah, pengadaan koleksi atau akuisisi adalah proses

menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu

perpustakaan, kolaksi yang diadakan oleh suatu perpustakaan hendaknya

relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap, dan terbitan mutakhir, agar

tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani6. Sutarno NS dalam

bukunya yang berjudul Manajemen Perpustakaan berpendapat bahwa

pengadaan atau akuisisi bahan pustaka merupakan proses awal dalam

mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi. Bagi perpustakaan

yang baru terbentuk atau didirikan, kegiatan pengadaan ini meliputi

pekerjaan penentuan kriteria koeksi perpustakaan dan pembentukan koleksi

awal. Sedangkan untuk perpustakaan yang sudah berjalan, kegiatan

pengadaan untuk menambah dan melengkapi koleksi yang sudah ada7.

Pengadaan koleksi dapat berasal dari berbagai macam sumber, seperti

hadiah, tukar-menukar, titipan, dan pembelian. Pengadaan koleksi terbagi

atas dua tahap kegiatan, yaitu yang pertama pembentukan koleksi pertama,

ketika perpustakaan baru dibentuk sebagai dasar untuk pengembangan lebih

lanjut yang didasarkan kepada kebijakan dan rencana ketika akan

membangun sebuah perpustakaan. Pembentukan dan pengisian koleksi

tersebut yang merupakan dasar pembinaan dan pengembangan selanjutnya,

kemudian yang kedua adalah pembinaan dan pengembangan sebagai

6
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992),
h. 71.
7
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan, h. 146-147.
kelanjutan pengadaan agar sumber informasi bertambah lengkap dan

memadai8

2) Pengolahan pustaka

Pengolahan atau “processing” adalah pekerjaan yang diawali sejak

koleksi diterima di perpustakaan sampai dengan penempatan di rak atau

di tempat tertentu yang telah disediakan. Untuk kemudian siap dipakai

oleh pemakai. Pekerjaan pengolahan koleksi yang berbentuk tercetak

(printed matter) dan yang terekam (recorded matter) dibedakan dan

dipisahkan, meskipun ada pekerjaan yang memiliki kesamaan9. Tahapan

kegiatan kerja pengolahan meliputi :

a) Inventarisasi, yaitu mencatat setiap eksemplar buku dalam buku

induk, kemudian memberi nomor induk/inventaris setiap eksemplar

buku dan mencatatnya dalam buku yang bersangkutan.

b) Klasifikasi, yaitu kegiatan mengelompokkan buku: buku yang

subjek/isinya sama dikumpulkan dan yang berbeda dipisahkan.

Sistem klasifikasi yang dipakai diantaranya adalah DDC (Dewey

Decimal Classification), UDC (Universal Decimal Classification),

LC (Library of Congress Classification).

c) Katalogisasi, yaitu membuat katalog untuk semua judul buku milik

perpustakaan, kemudian menyusun kartu katalog yang telah dibuat

sesuai dengan susunan yang ditentukan oleh perpustakaan.

8
Sutarno NS, Tanggung Jawab Perpustakaan : dalam mengembangkan masyarakat informasi
(Jakarta: Panta Rei, 2005), h.101
9
Sutarno, Manajemen Perpustakaan, h. 151.
d) Memberi label buku, yaitu memberi label sandi buku yang ditempel

pada punggung buku, kemudian membuat kartu buku untuk setiap

eksemplar dan disimpan dalam kantong yang ditempel di dalam

buku.

e) Penyusunan kartu katalog adalah kegiatan menyajikan katalog

perpustakaan agar dapat digunakan oleh peakai perpustakaan untuk

mencari dan menemukan lokasi suatu buku yang dikehendakinya.

f) Penyusunan buku adalah kegiatan menempatkan buku-buku yang

sudah selesai diolah dan elah dilengkapi dengan label di dalam

rak/lemari buku, buku diatur sesuai dengan sandi buku, yang

merupakan kode kelompok subjek/isi buku.

3) Pemeliharaan koleksi (Maintenance)

Pemeliharaan dan perwatan koleksi perpustakaan adalah kegiatan

menjaga atau mengusahakan agar bahan pustaka yangdimiliki oleh

perpustakaan awet dan terawat dengan baik. Tugas ini meliputi10:

a) Reproduksi, yaitu bahan pustaka yang langka dan harus dilestarikan

perlu dibuatkan fotokopi, pustaka aslinya disimpan sementara

fotokopinya untuk dipinjamkan.

b) Penjilidan, perpustakaan perlu menjilid majalah yang sudah lengkap

satu volume atau satu tahun agar tidak berserakan sehingga mudah

rusak atau hilang, kemudian buku-buku yang jilidannya rusak dan

10
Sutarno,,Manajemn perpustakaan, h. 126.
masih mungkin untuk dijilid ulang, sehingga tetap dapat

dimanfaatkan.

c) Laminasi, yaitu proses pengawetan dengan cara menyemprotkan

bahan kimia berbagai manuskrip, naskah, dokumen yang kuno,

terutama yang kertasnya sudah lapuk sehingga mudah hancur.

d) Penyiangan bahan pustaka, yaitu mengurangi koleksi yang umurnya

sudah tua, isinya sudah kadaluwarsa dan tidak cocok untuk dibaca,

kemudian buku-buku yang rusak dan tidak mungkin diperbaiki lagi,

serta buku yang jumlah kopinya terlalu banyak.

4) Administrasi perpustakaan

Sutarno NS mengungkapkan bahwa kegiatan administrasi perpustakaan

disini adalah kegiatan yang berada di sekretariat (ketatausahaan). Ada

yang menyatakan bahwa kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan

penunjang kegiatan pokok seperti pengadaan, pengolahaan dan

pemeliharaan bahan pustaka.11. Kegiatan yang dimaksud dan bersifat

administrasi meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan dan

kerumahtanggaan. Kegiatan administrasi yang termasuk kedalam

ketatausahaan antara lain12 :

• Urusan surat-menyurat.

• Penyusunan agenda pimpinan.

• Penyusunan agenda kegiatan masing-masing bidang, bagian, seksi

atau bagian atau urusan dan seterusnya.


11
Sutarno, Manajemen Perpustakaan, h. 168.
12
Sutarno, Tanggung Jawab Perpustakaan, h. 124 - 125
• Penyiapan dan pengaturan rapat/pertemuan.

• Penyiapan konsep.

• Kearsipan.

• Dokumentasi.

• Absensi pegawai.

• Penyusunan laporan.

• Penyiapan format.

• Penghimpunan data statistic.

• Pengetikan dan pengolahan data.

• Evaluasi dan pelaporan

b. Layanan Pengguna

Sebagai pusat informasi, perpustakaan memiliki tujuan menciptakan

masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi.

Masyarakat yang demikian senantiasa mengikuti peristiwa dan perkembangan

mutakhir karena menguasai sumber informasi dan ilmu pengetahuan13.

Masyarakat sebagai pengguna perpustakaan perlu diberikan pelayanan (service)

yang memadai guna memenuhi kebutuhan merekaakan informasi. Layanan

perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama di setiap perpustakaan.

Layanan tersebut merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan

masyarakat, dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan penyelenggaraan

perpustakaan. Oleh karena itu dari sana akan dikembangkan gambaran dan citra

13
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 25.
perpustakaan, sehingga seluruh kegiatan perpustakaan akan diarahkan dan

terfokus kepada bagaimana memberikan layanan yang baik sebagaimana

dikehendaki oleh masyarakat pemakai. Layanan yang baik adalah yang dapat

memberikan rasa senang dan puas kepada pemakai14. Layanan pengguna yang

umumnya ada di perpustakaan adalah :

1) Layanan sirkulasi

Salah satu kegiatan utama atau jasa utama perpustakaan adalah peminjaman

buku dan materi lainnya. Kegiatan peminjaman dan pengembalian ini sering

dikenal dengan nama sirkulasi. Bagian ini, terutama meja sirkulasi, sering

kali dianggap sebagai ujung tombak jasa perpustakaan karena bagian inilah

yang pertama kali berhubungan dengan pamakai serta paling sering

digunakan pemakai. Karenanya untuk kerja staf sirkulasi dapat berpengaruh

terhadap citra perpustakaan15. Untuk melayani peminjaman dapat dipilih

salah satu sistem peminjaman yang kiranya sesuai dengan situasi dan

kondisi perpustakaan. Sistem peminjaman ada 2 yaitu16 :

a) Sistem Layanan Terbuka

Layanan terbuka adalah suatu sistem layanan yang memperbolehkan

pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi untuk melihat-lihat,

membuka-buka pustaka, dan mengambilnya dari tempat penyimanan

untuk dibaca di tempat atau dipinjam untuk dibawa pulang. Dalam

bahasa Inggris sistem layanan ini dosebut “open access”.

14
Sutarno, Tanggung Jawab Perpustakaan, h.70-71.
15
Sulistyo Basuki, Pengantar lmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h.
257.
16
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, h. 130.
b) Sistem Layanan Tertutup

Layanan tertutup adalah suatu sistem layanan yang tidak

memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi.

Pengunjung memilih pustaka yang ingin dipinjamnya melalui katalog

perpustakaan, dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat minta kepada

petugas untuk mengambilkannya. Dalam bahasa Inggris sistem

pelayanan ini disebut “close access”

2) Jasa Layanan Rujukan (Referens)

Menurut Soeatminah, pelayanan referensi adalah kegiatan kerja yang berupa

pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan untuk menemukan

informasi. Bantuan tersebuat berupa jawaban pertanyaan-pertanyaan dengan

menggunakan koleksi referensi, baik yang ada di perpustakaan sendiri

maupun perpustakaan lain, di dalam maupun di luar negeri17. Pelayanan

referensi merupakan layanan lansung, karena ada komunikasi antara petugas

dan penanya. Oleh karena itu, petugas referensi dituntut memiliki kecakapan

dan keterampilan menganlisa pertanyaan, karena kadang-kadang

penyampaian pertanyaannya tidak jelas, sedang petugas referensi

diharapkan mampu menjawab pertanyaan dengan cepat, tepat dan benar.

Layanan referensi merupakan layanan yang hanya dapat diberikan terbatas

di perpustakaan, hal ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya

keterbatasan koleksi, menurut isi dan sifatnya hanya dibaca pada bagian

17
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, h. 152.
tertentu, tidak semua isinya (dari halaman depan sampai yang terakhir),

pertimbangan keselamatan dan keutuhan koleksi, dan untuk kepentingan

orang banyak, serta penelitian18. Yang merupakan bahan pustaka referensi

diantaranya adalah kamus, ensiklopedia, almnak, direktori, buku pedoman

dan petunjuk, dan buku tahunan.

2. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Keberadaan perpustakaan pada sebuah perguruan tinggi merupakan

suatu kebutuhan primer yang harus dipenuhi guna menunjang kegiatan

perkuliahan dan penelitian. Bahkan eksistensi sebuah perpustakaan di perguruan

tinggi menjadi salah satu bahan pertimbangan wajib dalam proses akreditasi

yang dilakukan Departemen Pendidikan Nasional pada perguruan tinggi

tertentu.

Para ahli di bidang ilmu perpustakaan memiliki pemahaman masing-

masing mengenai pengertian perpustakaan perguruan tinggi. Sutarno NS

mengemukakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi berada dilingkungan

kampus, pemakainya adalah civitas akademika perguruna tinggi tersebut, tugas

dan fungsinya yang utama adalah menunjang proses pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat (tercantum dalam Tri Dharma perguruan tinggi),

pengelola dan penanggung jawabnya adalah perguruan tinggi yang

18
Sutarno, Manajemen Perpustakaan, h. 73.
bersangkutan, untuk tingkat universitas disebut Unit Pelaksana Teknis (UPT)

perpustakaan19.

Lain lagi yang dikemukakan oleh Profesor Sulistyo Basuki yaitu

perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di bawah

pengawasan dan dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan utama membantu

perguruan tinggi mencapai tujuannya20. Dalam pengertian ini, perguruan tinggi

adalah Universitas, fakultas, jurusan, institute, sekolah tinggi dan akademi serta

berbagai badan bawahannya seperti lembaga penelitian.

Pada Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, perpustakaan perguruan tinggi

merupakan perpustakaan yang didirikan disetiap fakultas atau jurusan di

lingkungan perguruan tinggi; dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional dengan memperhatikan secara serius

hal-hal seperti pembinaan koleksi, pembinaan sumber tenaga, standarisasi dan

pembiayaan21.

Berdasarkan beberapa uraian pengertian perpustakaan perguruan tinggi

diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi

merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi baik

universitas, institut, akademi, maupun sekolah tinggi yang bertugas memenuhi

kebutuhan informasi seluruh civitas akademika dimana pengawasan dan

pengelolaannya berada ditangan perguruan tinggi yang bersangkutan.

19
Ibid,. h. 28
20
Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1994), h. 65
21
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan
Nusantara, 2000), Cet. 2
B. Sistem Otomasi Perpustakaan

1. Definisi Sistem

Definisi sistem terbagi menjadi dua pendekatan yaitu penekanan pada

prosedur dan penekanan pada komponen22, definisi sistem yang lebih

menekankan pada prosedur adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Definisi lain dari sistem

berdasarkan penekanan komponennya adalah kumpulan dari elemen-elemen

yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan yang ditulis oleh Save M.

Dagun, sistem diuraikan sebagai kumpulan bagian-bagian atau hal-hal yang

bersifat konsisten, teratur, saling terkait, interaktif dan saling tergantung;

terbentuk atas dasar prinsip, rencana, skema dan metode yang rasional dan

dapat dimengerti23. Konsep sistem juga dijelaskan oleh Bonar Simangunsong

yang mengungkapkan bahwa sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari

komponen-komponen dan unsur-unsur yang saling berinteraksi menuju suatu

tujuan tertentu yang terdiri dari beberapa subsistem yang berdiri sendiri namun

saling berkaitan atau bagian dari supersistem yang merupakan induknya,

semuanya terpadu membentuk totalitas24.

22
Syopiansyah Jaya Putra dan A’ang Subiyakto, Pengantar Sistem Informasi (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h. 25 - 26
23
Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, h.
24
Bonar Simangunsong, Sistem Informasi Manajemen (Jakarta: Panelrindo, 1991), h. 5.
Sistem memiliki beberapa karakteristik, yaitu25:

a) Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-

komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu

subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli

betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau

subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat – sifat dari

sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi

proses sistem secara keseluruhan. Jadi, dapat dibayangkan jika dalam

suatu sistem ada subsistem yang tidak berjalan/berfungsi sebagaimana

mestinya. Tentunya sistem tersebut tidak akan berjalan mulus atau

mungkin juga sistem tersebut rusak sehingga dengan sendirinya tujuan

sistem tersebut tidak tercapai.

b) Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu

kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari

sistem tersebut.

c) Lingkungan Luar Sistem (Environments)

25
Artikel diakses pada tanggal 21 April 2008 pukul 14.08 WIB dari
http://media.diknas.go.id/media/document/3311.pdf
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem

yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat

bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem

tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari

sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang

lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau

tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.

d) Penghubung (Interface) Sistem

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke yang lainnya.

Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input)

untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan

penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang

lainnya membentuk satu kesatuan.

e) Masukan (Input) Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.

Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan

masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang

dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah

energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh

didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang


digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal

input untuk diolah menjadi informasi.

f) Keluaran (Output) Sistem

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau

kepada supersistem. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang

dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa

pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

g) Pengolah (Process) Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan

merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan

mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain

menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah

data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-

laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.

h) Sasaran (Objectives) atau Tujuan (Goal)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem

tidak mempnyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan

sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan

berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Perbedaan suatu sasaran

(objectives) dan suatu tujuan (goal) adalah, goal biasanya dihubungkan


dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup

yang lebih sempit. Bila merupakan suatu sistem utama, seperti misalnya

sistem bisnis perusahaan, maka istilah goal lebih tepat diterapkan. Untuk

sistem akuntansi atau sistem-sistem lainnya yang merupakan bagian atau

subsistem dari sistem bisnis, maka istilah objectives yang lebih tepat.

Jadi tergantung dari ruang lingkup mana memandang sistem tersebut.

Seringkali tujuan (goal) dan sasaran (objectives) digunakan bergantian

dan tidak dibedakan.

Berdasarkan penjabaran pengertian sistem diatas, maka penulis

menyimpulkan bahwa sistem merupakan suatu bentuk sempurna jaringan kerja

yang memiliki komponen-komponen sebagai pendukungnya dalam mencapai

sasaran (objectives) atau tujuan (goal) tertentu.

2. Definisi Otomasi (Automation)

Peter Salim mengemukakan pengertian otomasi (automation) yakni

merupakan teknik atau sistem menjalankan atau mengendalikan proses alat-alat

serba otomatis dengan alat elektronis untuk mengurangi penggunaan tenaga

manusia26. Salim kemudian memberikan pengertian otomasi dalam kamusnya

yang lain yaitu, otomasi (automation) merupakan perkembangan dan

26
Peter Salim, Salim’s Ninth Collegiate English – Indonesian Dictionary (Jakarta: Modern
English Press, 2000), h. 124.
penggunaan peralatan secara mekanis yang dikombinasikan dengan sistem

pengawasan otomatis atau terotomatis27.

Otomasi perpustakaan menurut Sulistyo Basuki adalah penerapan

teknologi informasi untuk kepentingan perpustakaan serta konsep proses atau

hasil membuat mesin swatindak atau swakendali dengan menghilangkan

campur tangan manusia dalam proses tersebut28. Penulis memberikan suatu

kesimpulan tentang otomasi perpustakaan dengan merujuk pada definisi-definisi

sebelumnya yakni otomasi perpustakaan merupakan aplikasi atau penerapan

teknologi informasi dan komunikasi pada perpustakaan secara keseluruhan

maupun pada bidang-bidang tertentu saja yang dapat mengurangi partisipasi

manusia dalam hal ini pustakawan dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan

sehari-hari perpustakaan.

3. Sistem Otomasi Perpustakaan

Sistem otomatisasi perpustakaan (library automation system) adalah

seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di perpustakaan terutama

bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran besar, dengan kandungan

cantuman tekstual yang dominant, dan dengan fasilitas utama dalam hal

menyimpan, menemukan, dan menyajikan informasi29

27
Peter Salim, The Contemporary English – Indonesian Dictionary (Jakarta: Modern English
Press, 1991),
28
Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia, h. 96
29
Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital dari A sampai Z (Jakarta: Cita Karyakarsa
Mandiri, 2008), h. 222
4. Unsur – Unsur Sistem Otomasi Perpustakaan

Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur

atau syarat yang saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya, unsur-unsur

atau syarat tersebut adalah30 :

a) Pengguna (users)

Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi

perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu

dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi

pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota

perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka ?

Seberapa melek komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka ? Apakah

pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab

dalam mengembangkan sebuah sistem automasi perpustakaan. Automasi

Perpustakaan baru bisa dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik

staf maupun anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi

perpustakaan adalah untuk memberikan manfaat kepada pengguna.

Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-

kebutuhan mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang

dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yang

bisa dan tidak bisa dilakukan oleh suatu sistem komputer . Kebutuhan dapat

30
Ikhwan Arif, “Konsep dan Perencanaan Dalam Otomasi Perpustakaan.” artikel diakses pada
21 April 2008 dari http://www.lib.ugm.ac.id/data/download/1073443876_MakalahAP.doc
dirincikan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa

juga keliru.

Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan

dan pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan

untuk menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk

menjadi operator, teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan dan

dilatih sesuai bidang yang akan dioperasikan.

b) Perangkat Keras (Hardware)

Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah

data menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa

komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah sistem komputer yang

memerlukan program untuk menjalankannya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer adalah

sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung pada manusia yang

mengoperasikan dan software yang digunakan.

Kecenderungan perkembangan komputer :

• Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar

• Harga terjangkau (murah)

• Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi

• Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan

Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf

yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum

transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk


mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk

yang mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi

produk dari vendor penyedia komputer.

c) Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk

mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai.

Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam

berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam

waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih

handal, dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-user).

Untuk mendapatkan software kini sudah banyak tersedia baik dari luar

maupun dalam negeri dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan dan harga

yang bervariasi. Di perpustakaan software yang dikenal antara lain CDS/ISIS,

WINISIS yang mudah didapat dan gratis freeware dari Unesco atau dari

beberapa perguruan tinggi sekarang telah banyak membuat dan

mengembangakan sistem perpustakaannya sendiri seperti SIPUS 2000 di

UGM, Sipisis di IPB. Masih banyak lagi perguruan tinggi dan institusi

pengembang software yang mengembangkan SIP dengan kemampuan yang

tidak kalah sip. Sistem Informasi Perpustakaan ini difungsikan untuk pekerjaan

operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi,

keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain

dalam lingkup operasi perpustakaan.


Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu

sistem kerja yang berjalan, untuk menilai suatu software tentu saja banyak

kriteria yang harus diperhatikan. Beberapa kriteria untuk menilai software

adalah sebagai berikut :

• Kegunaan : fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan

menghasilkan informasi tepat pada waktu (realtime) dan relevan untuk

proses pengambilan keputusan.

• Ekonomis : biaya yang dikeluarkan sebanding untuk mengaplikasikan

software sesuai dengan hasil yang didapatkan.

• Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi besar

dan terus-menerus.

• Kapasitas : mampu menyimpan data dengan jumlah besar dengan

kemampuan temu kembali yang cepat.

• Sederhana : menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan mudah

dan interaktif dengan pengguna

• Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan

institusi serta maupun memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Memilih dan membeli perangkat lunak merupakan suatu proses

tersedianya dukungan pemakai, karena diperlukan banyak pelatihan dan

pemecahan masalah sebelum sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Salah

satu cara untuk memastikan dukungan pelanggan adalah memilih perangkat

lunak yang digunakan oleh sejumlah perpustakaan. Sekelompok besar pengguna

biasanya menjustifikasikan layanan dukungan pelanggan sebagai hal yang


subtansial. Selain itu, pengguna dapat saling membantu dalam pemecahan

masalah. Spesifikasi perangkat keras harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan

minimum operasi perangkat lunak.

d) Jaringan (Network)

Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi perpustakaan

karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi sendiri serta

adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi.

Komponen perangkat keras jaringan antara lain : komputer sebagai server dan

klien, Network Interface Card ( LAN Card terminal kabel (Hub), jaringan

telepon atau radio, modem.

Hal yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan komputer

adalah :

• Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)

• Lokasi dari hardware : komputer, kabel, panel distribusi, dan sejenisnya

• Protokol komunikasi yang digunakan

• Menentukan staf yang bertanggun jawab dalam pembangunan jaringan.

e) Data

Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai

kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan,

benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet,

angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits,

bytes, fields, records, file dan database.


Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data

tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan

informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam

periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data

file (data file storage) ke dalam model sistem informasi; dengan begitu,

kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah

dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.

Model dasar sistem informasi

Data Pengolahan Informasi

Gambar 2. Model Pengembangan Sistem Info

Penyimpanan

Masukan Pengolahan Keluaran


f) Metadata

Metada merupakan istilah baru dan bukan merupakan konsep baru di

dunia pengelola informasi. Perpustakaan sudah lama menciptakan metada

dalam bentuk pengkatalokan koleksi .

Definisi metadata sangat beragam ada yang mengatakan “data tentang

data” atau “informasi tentang informasi”, pengertian dari beberapa definisi

tersebut bahwa metadata adalah sebagai bentuk pengindentifikasian, penjelasan

suatu data, atau diartikan sebagai struktur dari sebuah data. Dicontohkan

metadata dari katalog buku terdiri dari : judul, pengarang, penerbit, subyek dan

sebagainya. Metada yang biasa digunakan di perpustakaan adalah Marc dan

Dublin Core.

1) INDOMARC

Machine Readable Cataloging (MARC) merupakan salah satu hasil dan

juga sekaligus salah satu syarat penulisan katalog koleksi bahan pustaka

perpustakaan. Standar metadata katalog perpustakaan ini dikembangkan

pertama kali oleh Library of Congress, format LC MARC ternyata sangat besar

manfaatnya bagi penyebaran data katalogisasi bahan pustaka ke berbagai

perpustakaan di Amerika Serikat. Keberhasilan ini membuat negara lain turut

mengembangkan format MARC sejenis bagi kepentingan nasionalnya masing-

masing.

Format INDOMARC merupakan implementasi dari International

Standard Organization (ISO) Format ISO 2719 untuk Indonesia, sebuah format
untuk tukar-menukar informasi bibliografi melalui format digital atau media

yang terbacakan mesin (machine-readable) lainnya. Informasi bibliografi

biasanya mencakup pengarang, judul, subyek, catatan, data penerbitan dan

deskripsi fisik.

Indomarc menguraikan format cantuman bibliografi yang sangat

lengkap terdiri dari 700 elemen dan dapat mendeskripsikan dengan baik

kebanyakan objek fisik sumber pengetahuan, seperti jenis monograf (BK),

manuskrip (AM), dan terbitan berseri (SE) termasuk; Buku Pamflet, Lembar

tercetak, Atlas, Skripsi, tesis dan disertasi (baik diterbitkan ataupun tidak), dan

Jurnal Buku Langka.

2) Dublin Core

Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang digunakan

untuk web resource description and discovery. Gagasan membuat standar baru

agaknya dipengaruhi oleh rasa kurang puas dengan standar MARC yang

dianggap terlalu banyak unsurnya dan beberapa istilah yang hanya dimengerti

oleh pustakawan serta kurang bisa digunakan untuk sumber informasi dalam

web. Elemen Dublin Core dan MARC intinya bisa saling dikonversi.

Metadata Dublin Core memiliki beberapa kekhususan sebagai berikut:

a. Memiliki deskripsi yang sangat sederhana

b. Semantik atau arti kata yang mudah dikenali secara umum.

c. Expandable memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Dublin Core terdiri dari 15 unsur yaitu :

1. Title : judul dari sumber informasi


2. Creator : pencipta sumber informasi

3. Subject : pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam

bentuk kata kunci atau nomor klasifikasi

4. Description : keterangan suatu isi dari sumber informasi, misalnya berupa

abstrak, daftar isi atau uraian

5. Publisher : orang atau badan yang mempublikasikan sumber informasi

6. Contributor : orang atau badan yang ikut menciptakan sumber informasi

7. Date : tanggal penciptaan sumber informasi

8. Type : jenis sumber informasi, nover, laporan, peta dan sebagainya

9. Format : bentuk fisik sumber informasi, format, ukuran, durasi, sumber

informasi

10. Identifier : nomor atau serangkaian angka dan huruf yang

mengidentifikasian sumber informasi. Contoh URL, alamat situs

11. Source : rujukan ke sumber asal suatu sumber informasi

12. Language : bahasa yang intelektual yang digunakan sumber informasi

13. Relation : hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber informasi

lainnya.

14. Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu

15. Rights : pemilik hak cipta sumber informasi

g) Manual

Manual atau biasa disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana

memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat

lunak. Prosedur merupakan aturan-aturan yang harus diikuti bilamana


menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Banyak peripheral

perangkat keras maupun sistem tidak berjalan dengan optimal karena

dokumentasi yang tidak memadai atau pengguna tidak mengerti manual yang

disediakan. Manual harus dibaca dan dimengerti walau serumit apapun. Manual

adalah kunci bagi kelancaran sistem.

Manual atau prosedur dapat juga mencakup kebijakan-kebijakan

khususnya dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan pengeluaran data

membutuhkan format komunikasi bersama. Pertemuan-pertemuan mungkin

perlu sering diadakan diantara anggota-anggota jaringan untuk menentukan

standar-standar dan prosedur-prosedur.

5. Cakupan Sistem Otomasi Perpustakaan

Sebuah sistem otomasi perpustakaan mencakup beberapa aspek bidang

kerja pada perpustakaan. Dengan penerapan otomasi perpustakaan, aspek

bidang kerja perpustakaan tersebut dapat berjalan lebih efektif dan efisien dalam

kaitannya dengan pelayanan terhadap pengguna (user). Sistem otomasi pada

perpustakaan mencakup diantaranya :

a) Pengadaan (acquisition), yaitu semua kegiatan yang berkaitan dengan

pengadaan bahan pustaka yang dilakukan baik melalui pembelian,

pertukaran maupun berupa hadiah. Termasuk didalamnya kegiatan

pengecekan bibliografi (pre order bibliographic checking) yang dilakukan

sebelum pemesanan dan penerimaan bahan pustaka, pemrosesan, faktur, dan

pemeliharaan arsip yang berhubungan dengan pengadaan.


b) Pengatalogan (cataloguing), yaitu semua kegiatan yang dilakukan dalam

rangka mempersiapkan cantuman (record) bibliografi untuk pembutan

katalog yang digunakan sebagai sarana temu balik informasi.

c) Pengawasan Informasi (circulation control), yaitu semua kegiatan yang

berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka, biasanya

untuk penggunaan diluar perpustakaan. Dengan kata lain, kegiatan ini

berhubungan dengan pengontrolan peredaran koleksi perpustakaan.

d) Pengawasan serial (serials control), yaitu kegiatan pengawasan koleksi

terbitan berkala seperti majalah, jurnal, dan bulletin.

e) Pengelolaan keanggotaan, yaitu sebuah kegiatan administrative pengelolaan

perpustakaan, yang meliputi kegiatan penerimaan layanan keanggotaan,

pembuatan kartu tanda anggota, layanan surat keterangan bebas tagihan, dan

lain-lain.

f) Katalog online (OPAC), yaitu penyediaan fasilitas temu balik koleksi

perpusakaan melalui terminal komputer untuk digunakan oleh pengguna

perpustakaan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah dengan menggunakan pendekatan deskriptif-analitis, yaitu pendekatan

penelitian untuk mengeksposisi atau menggambarkan kondisi lapangan secara

apa adanya31.

Untuk mendukung penelitian ini penulis membagi jenis data yang akan

diolah menjadi 2 bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer

berupa data kualitatif wawancara dan data kuantitatif berbentuk angket. Data

sekunder merupakan data yang didapat dengan membaca buku-buku sebagai

literature.

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode sebagai berikut

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), bertujuan untuk

mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam

material yang terdapat diruangan perpustakaan, seperti buku, majalah,

dokumen, catatan dan kisah-kisah sejarah dan lain-lainnya. Pada

hakekatnya data yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini

31
Moh. Nazir, Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988). Cet. 3. h. 72
dapat dijadikan landasan dasar dan alat utama bagi pelaksanaan

penelitian lapangan32.

2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu teknik pengumpulan data

dengan cara mendatangi langsung kepada objek yang sedang diteliti,

dengan cara :

a. Observasi, merupakan pengamatan langsung untuk mengumpulkan

data yang diperlukan. Dalam metode ini penulis akan mengamati

secara langsung penggunaan sistem otomasi pada beberapa bidang

kerja perpustakaan di perpustakaan Fakultas Ushuluddin, seperti

penelusuran literatur, katalog online (OPAC), pengolahan, dan

sirkulasi.

b. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui

bercakap-cakap atau berdialog dan berhadapan muka dengan orang

yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti33. Secara teknis

penulis akan mewawancarai salah seorang informan dalam

penelitian ini, yaitu Kepala Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat.

c. Angket/Kuesioner, yaitu penyebaran angket berupa pertanyaan-

pertanyaan untuk mendapat data yang objektif dimana responden

yang dimaksud adalah pengguna dapat memilih jawaban-jawaban

32
Mardalis, Metode Penelitian: suatu pendekatan proposal. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.
28.
33
Ibid, h. 64.
yang telah disediakan. Metode kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup dengan skala Likert dan skala Guttman. Skala

Likert digunakan untuk pilihan jawaban kuesioner yang berjumlah 5

variabel, sedangkan skala Guttman digunakan untuk pilihan jawaban

kuesioner yang membutuhkan ketegasan seperti jawaban “Ya” atau

“Tidak”. Pada kuesioner tertutup, responden hanya tinggal memilih

jawaban yang telah disediakan oleh peneliti dengan memberikan

tanda cross (X).

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup

yang ingin diteliti34. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

pustakawan/pengelola perpustakaan dan pengguna (user) Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin. Untuk populasi pengguna perpustakaan, peneliti merujuk pada

jumlah pengunjung perpustakaan pada bulan Oktober tahun 2007 yang

berjumlah 368 orang35.

“Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan
keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri
keberadaan populasi yang sebenarnya”.36

Dalam pengambilan sampel, penulis mengambilnya secara acak, teknik

ini berdasarkan konsep seleksi secara acak (random selection), yang pada

dasarnya setiap elemen populasi dapat mempunyai kesempatan yang sama

untuk menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah 15% dari jumlah

34
Sugiarto. Et. al, Teknik Sampling. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 2.
35
Laporan Perkembangan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin & Filsafat tahun 2007
36
Sugiarto, Teknik Sampling, h. 2..
populasi pengunjung perpustakaan yaitu 55 orang. Pengambilan sampel

sebanyak 15% dari jumlah populasi ini didasarkan pada pendapat Arikunto yang

mengatakan bahwa jika subjeknya besar (populasi lebih dari seratus orang)

maka sampel dapat diambil antara 10%-15%37.

D. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari lapangan seperti pengguna

(user) dan staf perpustakaan. Data primer terdiri dari data kualitatif

berupa hasil wawancara dengan informan dalam hal ini kepala

perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan salah satu staf perpustakaan,

serta data kuantitatif berupa jawaban-jawaban responden (pengguna

perpustakaan) dalam bentuk kuesioner tertutup.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan dengan cara

membaca buku-buku sebagai literatur, yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah data-data diperoleh maka langkah selanjutnya adalah mengolah

data melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Editing, yakni mempelajari kembali berkas-berkas data yang telah

terkumpul, sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui dan dinyatakan

baik, sehingga dapat disiapkan untuk proses berikutnya.

b. Tabulating, yaitu mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban

responden kedalam tabulasi atau tabel yang kemudian dicari prosentasenya

37
Suharsini Arikunto, Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek.(Jakarta: Rineka Cipta,
1996), h.120.
untuk dianalisa, adapun untuk memperoleh data angket telah ditabulasikan

dan prosentasikan digunakan rumus :

P = f x 100%
N

Dimana P = Angka prosentase untuk setiap kategori

f = Frekwensi jawaban responden

N = Jumlah responden

F. Teknik Analisa Data

Dalam analisa data ini penulis akan menggunakan skala prosentase

sederhana untuk menganalisa data kuantitatif. Sedangkan untuk menganalisa

data kualitatif wawancara, penulis menggunakan teknik penalaran penyimpulan.

Data-data yang telah diteliti kemudian diolah dengan pengukuran sederhana dan

untuk diperhitungkan yang kemudian diinterpretasikan secara rasional.


BAB IV

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS


USHULUDDIN DAN FILSAFAT

A. Sejarah singkat Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Seiring dengan perubahan status perguruan tinggi yang sebelumnya

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menjadi Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, maka disiplin ilmu yang dahulu hanya

terfokus pada kajian-kajian keislaman kini telah mengalami perkembangan

yang signifikan. Berbagai kajian ilmu pengetahuan umum hadir di setiap

fakultas baik yang telah ada sebelumnya maupun yang baru muncul dan

dalam proses akreditasi. Fakultas Ushuluddin sebagai salah satu fakultas

tertua di lingkungan Universitas Islam Negeri kini memiliki peran yang

cukup penting dengan bertambahnya program studi kajian ilmu pengetahuan

umum khususnya di bidang filsafat dan pemikiran Islam. Perubahan nama

fakultas menjadi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat sudah cukup mewakili

keberadaan kajian dispilin ilmu yang baru.

Dengan perubahan nama fakultas dan penambahan berbagai kajian

disiplin ilmu umum yang baru, maka keberadaan perpustakaan fakultas

sebagai salah satu pusat layanan informasi yang mendukung kegiatan

belajar mengajar bagi seluruh civitas akademika Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat tak pelak lagi telah menjadi unsur yang sangat vital. Perpustakaan

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat berdiri pada tahun 1999, sebelumnya


perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat hanya berupa kumpulan

koleksi-koleksi milik dosen dan pengajar di lingkungan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat dan belum memiliki ruangan tersendiri. Kini

Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat telah menjadi pusat layanan

informasi yang cukup memadai bagi seluruh civitas akademika Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat dengan ruangan yang cukup representatif dan

koleksi-koleksi yang beragam bentuk, jenis maupun subjeknya.

B. Visi dan Misi Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

1. Visi

Menjadi pusat pembelajaran dan penelitian untuk studi Islam dan

kajian-kajian yang relevan dengan program studi yang ada di

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

2. Misi

1) Mengolah dan menyediakan bahan-bahan pustaka yang sesuai

dengan bidang kajian yang ada di Fakultas Ushuluddin untuk

keperluan pembelajaran dan penelitian.

2) Mengumpulkan karya-karya khusus bidang kajian tafsir dan

studi Al-Quran Indonesia.

3) Mengumpulkan karya-karya para civitas akademika yang ada di

lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat dan karya-karya

mengenai Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.


C. Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat

DEKAN
FUF

PEMBANTU
DEKAN 1

KEPALA
PERPUSTAKAAN
FUF

LAYANAN LAYANAN TATA


TEKNIS PEMAKAI USAHA

Dekan FUF : Dr. Amin Nurdin, MA

Pembantu Dekan 1 FUF : Dr. Hamid Nasuhi, MA

Kepala Perpustakaan FUF : Agus Rifai, SS, S.IP

Layanan Teknis : Mudiana

Layanan Pemakai : Minarti

Tata Usaha : Ahmad Zaelani


D. Koleksi Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Sampai dengan tahun 2007, Perpustakaan Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat mempunyai koleksi sebanyak 5.185 judul dan 11.419

eksemplar, yang terdiri dari koleksi buku, jurnal, majalah, koleksi audio

visual, dan karya ilmiah dosen dan mahasiswa. Berikut merupakan keadaan

koleksi utama program studi dan koleksi pendukung.

Tabel 1
Keadaan Koleksi Utama Program Studi

Jumlah

No Jenis Koleksi Judul Eksemplar

1 Tafsir Hadits 344 1150

2 Perbandingan Agama 352 495

3 Aqidah Filsafat 860 970

4 Sosiologi Agama 341 357

5 Pemikiran Politik Islam 233 383

Jumlah 2130 3355


Tabel 2
Koleksi Pendukung

Jumlah

No Jenis Koleksi Judul Eksemplar

1 Koleksi Umum 389 546

2 Koleksi Referensi 158 457

3 Jurnal/Majalah 128 1128

4 Thesis/isertasi 54 54

5 Skripsi 1237 1237

6 Laporan Penelitian 102 200

7 Koleksi CD ROM 91 317

8 Ching Kung Corner 105 606

9 Iranian Corner 745 3457

10 Turki Corner 46 62

Jumlah 3055 8064

E. Layanan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Pada dasarnya layanan yang ada di Perpustakaan FUF hampir sama

dengan layanan yang ada di perpustakaan-perpustakaan lain. Layanan di

perpustakaan FUF terbagi menjadi 2 bagian yakni layanan teknis seperti

pengadaan bahan pustaka, pengolahan, pemeliharaan rutin, dan administrasi


perpustakaan. Layanan pemakai yang ada adalah layanan peminjaman

(sirkulasi), layanan rujukan (referens), layanan ruang baca, dan layanan

penelusuran literatur dengan menggunakan katalog online (OPAC).

F. Unsur-Unsur Sistem Otomasi Perpustakaan Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

khususnya dalam bidang perpustakaan, tuntutan pengguna perpustakaan pun

semakin kompleks dan semakin banyak. Pengguna tentu menginginkan

pelayanan perpustakaan yang lebih cepat dan akurat. Hal ini mendorong

pihak Perpustakaan FUF untuk menerapkan sistem yang telah

terkomputerisasi, sehingga pelayanan kepada pengguna dapat dilakukan

lebih cepat dan akurat. Oleh karena itu, pada tahun 2001 secara resmi

perpustakaan FUF mulai menerapkan sistem otomasi perpustakaan.

Dalam penerapannya, sistem otomasi di Perpustakaan FUF tentu

tidak lepas keterkaitannya dengan unsur-unsur yang mendukung sistem

otomasi tersebut. Berikut ini merupakan unsur-unsur sistem otomasi yang

ada di perpustakaan FUF.

1. Perangkat Lunak (Software)

Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat menggunakan

software Bookmark sebagai program aplikasi perpustakaannya.

Software tersebut dirancang untuk dapat digunakan secara stand alone

computer (single user). Bookmark merupakan software aplikasi berbasis

DOS. Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat mendapatkan


program aplikasi Bookmark ini secara hibah atau hadiah dari salah satu

kolega staf perpustakaan pada waktu itu38. Saat ini program aplikasi

Bookmark telah berganti nama menjadi NCI Bookman, perubahan itu

diikuti oleh perubahan platform software itu sendiri yang sebelumnya

hanya berbasis DOS kini telah berbasis Windows sehingga mudah

dikembangkan, namun pihak Perpustakaan FUF belum berniat

menggunakan software tersebut. Baru-baru ini pihak perpustakaan FUF

sedang melakukan upaya migrasi program aplikasi perpustakaan

menjadi software aplikasi berbasis windows (under windows) dengan

menggunakan aplikasi perpustakaan Senayan versi Stable3 yang

didesain/dirancang oleh Departemen Pendidikan Nasional untuk

dipergunakan secara gratis (freeware) dengan cara mengunduh

(download) di situs resmi Depdiknas.

Program aplikasi Bookmark mempunyai 4 menu utama, yaitu:

Setup, Add/edit Content/Item, Circulation menu (sirkulasi), dan

penelusuran.

1) Setup, berfungsi untuk startup awal ketika aplikasi Bookmark

pertama kali dijalankan pada sebuah komputer untuk single user.

2) Add/edit content/item, berfungsi untuk melakukan proses pengolahan

koleksi.

38
Wawancara pribadi dengan Kepala Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Bapak
Agus Rifai, SS, S.Ag pada hari Kamis tanggal 25 September 2008
3) Circulation menu merupakan menu sirkulasi yang didalamnya

terdapat submenu peminjaman, pengembalian, penelusuran, berita-

berita, dan pemesanan koleksi.

4) Menu penelusuran berfungsi untuk mencari/menemukan koleksi-

koleksi perpustakaan FUF. Pada menu penelusuran ini terdapat

submenu penelusuran kata kunci, penelusuran judul, penelusuran

pengarang, penelusuran subjek, penelusuran barcode, penelusuran

isi, berita-berita, kirim pesan, dan keluar.

2. Perangkat Penunjang Aplikasi Bookmark

Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat memiliki 5

komputer stand alone sebagai perangkat penunjang sistem otomasi

perpustakaan. 2 komputer berfungsi untuk penelusuran pengguna

(OPAC) dengan keadaan 1 komputer mengalami kerusakan dan 3

komputer berfungsi sebagai perangkat operasional bagi staf

perpustakaan.

Pada dasarnya program aplikasi Bookmark berjalan pada sistem

operasi berbasis DOS, sehingga tidak memerlukan spesifikasi perangkat

keras (hardware) yang tinggi. Dengan kecepatan prosesor minimal 100

MHz, memori 16 Mb, monitor VGA, dan media storage/Hard Disk 400

Mb, program aplikasi Bookmark dapat berjalan dengan stabil.

3. Buku Panduan (Manual Guide) Bookmark

Program aplikasi Bookmark dilengkapi dengan buku panduan

yang berisi penjelasan dalam mengoperasikan program aplikasi tersebut.


Namun ketika peneliti mengecek keberadaan buku panduan tersebut,

pihak perpustakaan FUF menyatakan buku panduan tersebut hilang.

4. Pengguna (user)

Pengguna sistem otomasi perpustakaan FUF adalah seluruh

staf perpustakaan FUF dan pengguna perpustakaan yang terdiri dari

seluruh civitas akademika Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Pengguna

yang memiliki kartu keanggotaan mendapatkan layanan peminjaman

koleksi (kecuali koleksi referensi), layanan referens/rujukan, layanan

ruang baca dan layanan katalog online, sedangkan pengguna yang tidak

memiliki kartu keanggotaan hanya mendapat layanan ruang baca dan

layanan katalog online.


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Penerapan Sistem Otomasi di Perpustakaan Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat

Secara umum penerapan sistem otomasi (Bookmark) di

Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat mencakup 2 bagian, yaitu

penerapan sistem otomasi untuk pengelola perpustakaan (pengadaan,

pengolahan, sirkulasi) dan penerapan sistem otomasi untuk pengguna

(penelusuran)39.

1. Pengadaan

Menu pengadaan pada program aplikasi Bookmark memiliki

beberapa fungsi yang dapat membantu staf perpustakaan, diantaranya adalah

fungsi Add Content yang berguna untuk entri baru koleksi yang belum

terdaftar dalam sistem. Pada menu pengadaan ini satf perpustakaan juga bisa

melakukan penyuntingan koleksi dengan fasilitas fungsi Edit Content.

Sedangkan untuk menghapus entri sistem menyediakan fungsi Delete.

Ketika berjalan normal, menu pengadaan pada sistem ini berjalan cukup

baik. Namun ketika peneliti melakukan uji coba, kinerja sistem agak

terhambat. Hal ini dikarenakan kerusakan teknis pada sirkuit memori

39
Wawancara pribadi dengan Kepala Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Bapak
Agus Rifai, SS, S.Ag pada hari Kamis tanggal 25 September 2008.
komputer yang mengakibatkan entri baru yang masuk kedalam sistem tidak

dapat tersimpan.

Gambar 1. Menu Pengadaan

2. Pengolahan Koleksi

Program aplikasi Bookmark dilengkapi dengan menu pengolahan.

Dengan aplikasi ini pengelola dapat melakukan kegiatan pengolahan koleksi

secara efektif. Jika dalam keadaan normal pada entri pengolahan ini

pengelola dapat mengetahui entri mana yang sudah diolah dan mana yang

belum diolah. Karena entri yang sudah diolah akan otomatis tersimpan pada

database. Keadaan saat ini pada perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat memiliki 2 perangkat komputer (PC) yang saling terhubung (LAN),

namun kedua perangkat komputer tersebut mengalami kerusakan pada RAM

atau sirkuit memori (low memory) dan sistem Bookmark itu sendiri

terutama pada menu pengadaan, sehingga ketika peneliti mencoba


memasukkan entri pada menu pengadaan sistem tidak mampu

menyimpannya dengan baik. Namun untuk kegiatan pengolahan sistem

berjalan dengan normal, ketika peneliti mencoba memasukkan entri sistem

mampu merespon dan menyimpan dengan baik, hal itu dibuktikan ketika

peneliti mencoba membuka kembali database pengolahan maka entri yang

telah dimasukkan dapat ditemukan kembali. Dengan demikian jika sistem

berjalan normal fasilitas menu pengolahan dengan menggunakan aplikasi

Bookmark dapat meningkatkan kinerja staf perpustakaan menjadi lebih

cepat dan efektif.

Gambar 2. Menu Pengolahan


3. Sirkulasi

Gambar 3. Menu Sirkulasi

Menu sirkulasi pada program aplikasi Bookmark memiliki beberapa

fungsi, yaitu :

1) Peminjaman (Loans), pada menu ini jika ada anggota yang ingin

meminjam koleksi, maka staf perpustakaan akan menscan kode barcode

anggota, koleksi yang dipinjam, dan memasukkan tanggal peminjaman

yang selanjutnya tanggal pengembalian koleksi secara otomatis akan

keluar. Dengan bantuan menu ini staf perpustakaan akan lebih mudah

dan lebih cepat dalam melayani pengguna yang ingin meminjam koleksi

perpustakaan.
Gambar 4. Menu Peminjaman

2) Pengembalian (Returns), berfungsi untuk mencatat jika ada koleksi yang

dikembalikan oleh peminjam. Sistem akan secara otomatis memeriksa

tanggal pengembalian dengan menscan koleksi yang dipinjam, apakah

koleksi dikembalikan tepat waktu atau terlambat. Jika terlambat maka

anggota akan dikenakan denda sesuai dengan tata tertib yang berlaku di

perpustakaan FUF.

Gambar 5. Menu Pengembalian


3) Penelusuran (Public Access Search), fungsi penelusuran juga tersedia di

menu sirkulasi ini, karena untuk mempermudah staf perpustakaan dalam

melakukan pengecekan terhadap koleksi. Dengan bantuan menu ini staf

perpustakaan akan lebih mudah dalam melakukan pengecekan terhadap

keadaan koleksi di perpustakaan.

Gambar 6. Menu Penelusuran

4) Penelusuran peminjam (Borrower Search), fungsi ini berguna untuk

melihat data anggota perpustakaan yang sedang meminjam koleksi, serta

dapat melihat jenis koleksi apa yang sedang dipinjam. Data-data yang

ada dalam menu ini adalah nama anggota perpustakaan, status, dan

program studi mahasiswa.


Gambar 7. Menu Penelusuran Peminjam

5) Item cadangan untuk peminjam (Reserved Item For Borrower),

berfungsi untuk mengetahui koleksi-koleksi mana yang sedang dan tidak

dipinjam.

Gambar 8. Menu Item Cadangan Untuk Peminjam


6) Berita (News), berfungsi sebagai papan pengumuman untuk staf

perpustakaan jika ada publikasi atau pemberitahuan-pemberitahuan yang

berkaitan dengan kegiatan perpustakaan, namun di Perpustakaan

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat penerapan fungsi menu berita ini

belum berjalan.

Gambar 9. Menu Berita

7) Kontrol pemesanan (Reservation Control), berfungsi untuk menampung

permintaan koleksi yang belum ada baik dari pengguna perpustakaan

maupun staf perpustakaan yang nantinya ditindaklanjuti pada saat

pengadaan koleksi. Untuk sementara menu kontrol pemesanan ini belum

berjalan, hal ini dapat dilihat dari daftar pemesanan koleksi yang masih

kosong.
Gambar 10. Menu Kontrol Pemesanan

8) Item details, berfungsi untuk melihat profil item koleksi jika ada. Pada

menu ini pustakawan dapat melihat deskripsi koleksi baik fisik maupun

non-fisik dengan cara menscan koleksi dengan menggunakan barcode,

yang otomatis dapat mengakses langsung profil koleksi yang diinginkan.

Gambar 11. Menu Item Details


4. Penelusuran

Gambar 12. Menu Penelusuran

Pada menu penelusuran ini, pengguna akan mendapatkan beberapa

alternatif dalam memilih jenis entri yang akan ditelusur. Dengan adanya

menu penelusuran ini pengguna perpustakaan akan lebih mudah dalam

melakukan penelusuran bahan pustaka di perpustakaan ini. Menu-menu

penelusuran koleksi melalui kategori subjek, judul, pengarang, dan kata

kunci dapat memberikan alternatif pencarian bagi pengguna. Hal ini akan

membuat proses penelusuran koleksi menjadi lebih cepat, efektif dan

efisien. Fungsi yang ada pada menu penelusuran diantaranya adalah:

1) Penelusuran kata kunci, pada fungsi ini pengguna perpustakaan dapat

menelusur koleksi dengan menggunakan entri kata kunci, sehingga

dapat mempersempit cakupan pencarian entri koleksi. Sebagai contoh

entri kata kunci “agama”, maka sistem akan secara otomatis mendaftar
semua koleksi yang berhubungan dengan kata agama seperti contoh

dibawah ini.

Gambar 13. Menu Penelusuran kata kunci

2) Penelusuran judul, dengan memasukkan entri judul koleksi yang

diinginkan maka pengguna dapat langsung menemukan judul koleksi

pada daftar yang telah tersedia pada sistem. Pada contoh dibawah,

penulis mencoba mencari entri judul koleksi “Ilmu Filsafat”, maka yang

menjadi cakupan koleksi denga judul tersebut berjumlah 15 judul

koleksi.
Gambar 14. Menu Penelusuran Judul

3) Penelusuran seri, fungsi penelusuran seri ini pengguna dapat mencari

koleksi berdasarkan seri koleksi. Pada contoh dibawah ini penulis

mencoba melakukan penelusuran koleksi dengan seri “Filsafat Islam”,

maka yang ditemukan oleh sistem adalah 2 item koleksi yang dilengkapi

dengan nomor panggil, letak koleksi, dan jumlah eksemplar yang

tersedia.

Gambar 15. Menu Penelusuran Seri


4) Penelusuran pengarang, selanjutnya penulis mencoba melakukan

penelusuran berdasarkan nama pengarang, hasilnya adalah ketika

penulis mengentri nama pengarang Harun Nasution maka sistem akan

secara otomatis mendaftar semua judul koleksi karangan Harun

Nasution yang ada di perpustakaan FUF.

Gambar 16. Menu Penelusuran Pengarang

5) Penelusuran subjek, dengan fungsi ini pengguna dapat melakukan

pencarian koleksi dengan memasukkan entri subjek yang diinginkan,

pada percobaan berikut penulis memasukkan entri subjek “politik

islam”, kemudian sistem akan mendaftar seluruh judul koleksi yang

memiliki subjek politik islam.


Gambar 17. Menu Penelusuran Subjek

6) Penelusuran barcode, fungsi ini berguna bagi pustakawan untuk

memeriksa dan mengecek status dan lokasi item koleksi dengan cara

menscan koleksi menggunakan barcode.

Gambar 18. Menu Penelusuran Barcode


7) Penelusuran konten/isi, saat ini untuk sementara fungsi penelusuran

konten belum berfungsi, ketika penulis mencoba memasukkan kategori

entri judul, pengarang, seri, dan kata kunci sistem tidak mampu

merespon dengan baik.

Gambar 19. Menu Penelusuran Konten

8) Berita, berfungsi sebagai papan pengumuman untuk staf perpustakaan

jika ada publikasi atau pemberitahuan-pemberitahuan yang berkaitan

dengan kegiatan perpustakaan, namun di Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat penerapan fungsi menu berita ini belum

berjalan.
Gambar 20. Menu Berita

9) Program Komputer, pada dasarnya fungsi program komputer ini berguna

untuk mendeteksi program-program komputer apa saja yang sedang

berjalan saat sistem sedang aktif, sehingga pengguna dapat mengetahui

sejak dini jika terjadi masalah (troubleshooting) pada sistem yang

nantinya akan ditindaklanjuti oleh pustakawan. Namun ketika penulis

mencoba fungsi ini ternyata belum berjalan dengan baik, hal ini terbukti

dengan tidak terdeteksinya program komputer yang sedang berjalan

padahal ada 2 program yang tengah berjalan (multitasking).


Gambar 21. Menu Program Komputer

B. Manfaat Sistem Otomasi Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat Bagi Pengguna (user)

Sistem otomasi yang diterapkan di Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat tentu memiliki manfaat dan kegunaan yang dapat

dirasakan oleh pengguna perpustakaan. Oleh sebab itu, untuk mengetahui

bagaimana tanggapan dan opini pengguna Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat mengenai manfaat sistem otomasi perpustakaan,

maka penulis memberikan beberapa pertanyaan yang disajikan dalam

bentuk kuesioner. Jumlah kuesioner yang penulis ajukan adalah sebanyak 55

kuesioner.
Kuesioner tersebut dibagikan kepada para pengguna perpustakaan

yang kebetulan sedang berada di dalam perpustakaan maupun yang ada

diluar perpustakaan dan bersedia menjadi responden.

Tabel 3

Jenis Kelamin Responden

Responden

Pertanyaan Kategori Jawaban F %

a. Laki-laki 28 51

Jenis Kelamin Responden b. Perempuan 27 49

Jumlah 55 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa pengunjung Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat lebih banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu

berjumlah 28 orang atau 51 % responden, dibandingkan dengan pengunjung

berjenis kelamin perempuan yakni 27 orang atau 49 % responden. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa minat berkunjung ke perpustakaan antara

laki-laki dan perempuan hampir berimbang.


Tabel 4

Jenjang Semester Responden

Responden

Pertanyaan Kategori Jawaban F %

I (Satu) 11 20

III (Tiga) 13 23,6

Semester V (Lima) 9 16,4

VII (Tujuh) 9 16,4

IX (Sembilan) 13 23,6

Jumlah 55 100

Dari tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa frekwensi kunjungan

mahasiswa ke Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat menurut

jenjang semester terbagi hampir merata, yaitu mahasiswa semester 1

berjumlah 11 orang atau 20 % responden, mahasiswa semester III berjumlah

13 orang atau 23,6 %, mahasiswa semester V berjumlah 9 orang atau 16,4

%, mahasiswa semester VII berjumlah 9 orang atau 16,4 %, dan mahasiswa

semester IX berjumlah 13 orang atau 23,6 %.

Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat memang sangat dibutuhkan oleh seluruh mahasiswa

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat pada semua jenjang semester untuk

mendukung kegiatan perkuliahan.


Tabel 5

Metode pengguna dalam melakukan penelusuran bahan pustaka

Responden

Pertanyaan Kategori Jawaban F %

a. Menelusur melalui katalog 36 65,5

1.1 Bila anda ingin b. Mencari langsung ke rak koleksi 17 31,4

mencari buku di c. Bertanya ke petugas perpustakaan 2 3,5

perpustakaan, apa d. Bertanya ke teman - -

yang anda lakukan e. Bertanya ke dosen pengajar - -

Jumlah 55 100

Pada tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa dari 55 responden, yang

menjawab melalukan penelusuran melalui katalog sebanyak 36 orang atau

65,5 %, 17 orang atau 31,4 % memilih mencari langsung ke rak koleksi,

serta sebanyak 2 orang atau 3,5 % lebih memilih untuk bertanya ke petugas

perpustakaan. Tidak ada responden yang melakukan penelusuran bahan

pustaka dengan cara bertanya keteman dan bertanya ke dosen pengajar.

Tabel diatas menunjukkan bahwa melakukan penelusuran bahan

pustaka melalui katalog masih menjadi metode yang paling banyak

digunakan oleh pengguna perpustakaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya adalah jika menelusur melalui katalog maka waktu yang

diperlukan untuk mencari bahan pustaka akan lebih cepat


Tabel 6

Jenis katalog yang digunakan pengguna

Responden

Pertanyaan Kategori Jawaban F %

1.2 Jika anda menelusur melalui

katalog, jenis katalog apakah yang a. Katalog komputer 30 83,3

sering anda gunakan

b. Katalog tercetak 6 16,7

Jumlah 36 100

Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa 30 orang atau 83,3 % lebih

memilih menelusur menggunakan katalog komputer, sedangkan 6 orang

atau 16,7 % memilih katalog tercetak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk

melakukan penelusuran bahan pustaka jenis katalog komputer lebih banyak

diminati oleh pengguna perpustakaan daripada katalog tercetak (kartu).

Selain itu hasil perhitungan diatas dapat mendukung fakta bahwa pengguna

sadar bahwa dengan menggunakan katalog komputer (OPAC) proses

penelusuran informasi menjadi lebih cepat dan akurat.


Tabel 7

Pengetahuan pengguna mengenai sistem otomasi perpustakaan

Responden

Pertanyaan Kategori Jawaban F %

2.1 Apakah anda pernah mendengar a. Ya 36 65,5

istilah sistem otomasi perpustakaan


b. Tidak 19 34,5

Jumlah 55 100

Pada tabel 7 diatas, responden yang menjawab bahwa ia pernah

mendengar istilah sistem otomasi perpustakaan sebanyak 36 orang atau 65,5

%, sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah mendengar istilah

sistem otomasi perpustakaan adalah sebanyak 19 orang atau 34,5 %. Hal ini

mengindikasikan bahwa mayoritas pengguna perpustakaan telah mengenal

istilah sistem otomasi perpustakaan walaupun tidak mendetail.

Selanjutnya pada tabel 8 penulis akan mencoba mencari tahu

bagaimana tanggapan pengguna perpustakaan terhadap sistem otomasi

perpustakaan yang telah diterapkan.


Tabel 8

Tanggapan pengguna tentang keberadaan sistem otomasi di perpustakaan

Responden

Pertanyaan Kategori Jawaban F %

2.2 Bagaimana tanggapan a. Sangat membantu 13 36,1

anda dengan adanya sistem b. Membantu 13 36,1

otomasi perpustakaan c. Agak membantu 9 25

d. Tidak membantu 1 2,8

e. Sangat tidak membantu - -

Jumlah 36 100

Dari tabel 8 diatas, 13 orang atau 36,1 % responden menganggap

bahwa sistem otomasi perpustakaan dapat membantu pengguna dalam

menemukan informasi di perpustakaan. Sebanyak 9 orang atau 25 %

menyatakan agak membantu, dan 1 orang atau 2,8 % menyatakan tidak

membantu. Hasil perhitungan tabel 8 diatas menunjukkan sikap responden

yang cukup positif terhadap penerapan sistem otomasi di Perpustakaan

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Keadaan demikian juga dapat

memperkuat fakta bahwa keberadaan sistem otomasi pada sebuah

perpustakaan sangat membantu pengguna khususnya dalam hal penelusuran

bahan pustaka.
Pada tabel berikutnya yaitu tabel 9, penulis ingin mengetahui

tanggapan pengguna perpustakaan tentang proses sirkulasi (peminjaman dan

pengembalian) dengan menggunakan sistem otomasi

Tabel 9

Tanggapan pengguna tentang proses sirkulasi dengan menggunakan sistem

otomasi perpustakaan

Responden

Pertanyaan Kategori Jawaban F %

2.3 Menurut anda apakah dengan a. Sangat cepat 8 22,2

sistem komputerisasi (otomasi) b. Cepat 14 38,9

proses peminjaman dan c. Agak cepat 10 27,8

pengembalian koleksi dapat d. Tidak cepat 1 2,8

dilakukan dengan cepat e. Biasa saja 3 8,3

Jumlah 36 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa 8 orang atau 22,2 % responden

menyatakan bahwa sistem otomasi yang diterapkan membuat proses

sirkulasi (peminjaman dan pengembalian) berlangsung sangat cepat, 14

orang atau 38,9 % responden menjawab cepat, 10 orang atau 27,8 %

responden menjawab agak cepat, 1 orang atau 2,8 % menjawab bahwa

sistem otomasi tidak membuat cepat proses sirkulasi, dan 3 orang atau 8,3 %

menyatakan biasa saja.


Hasil jawaban tabel diatas menunjukkan bahwa sistem otomasi

membuat proses sirkulasi (peminjaman dan pengembalian) dapat

berlangsung secara cepat. Yang berarti juga memberikan keefektifan dan

keefisienan dari segi waktu sehingga dapat meringankan beban kerja staf

perpustakaan.

Tabel 10

Persepsi pengguna tentang tingkat kemudahan menggunakan katalog

komputer (OPAC)

Responden

Pertanyaan Kategori Jawaban F %

3.1 Apakah menurut anda a. Sangat mudah digunakan 9 16,7

katalog komputer (OPAC) b. Mudah digunakan 23 42,6

mudah digunakan c. Agak sulit digunakan 18 33,3

d. Sulit digunakan 4 7,4

e. Sangat sulit digunakan - -

Jumlah 54 100

Pada tabel 10 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 9 orang atau 16,7

% responden menyatakan katalog komputer (OPAC) sangat mudah

digunakan, diikuti dengan sebanyak 23 orang atau 42,6 % responden

menyatakan mudah digunakan. Responden yang menjawab OPAC agak


sulit digunakan sebanyak 18 orang atau 33,3 %, dan 4 orang atau 7,4 %

responden menjawab OPAC sulit digunakan.

Tabel diatas menunjukkan responden yang menjawab bahwa katalog

komputer (OPAC) agak sulit digunakan cukup signifikan, hal ini

dimungkinan karena program aplikasi Bookmark untuk penelusuran bahan

pustaka yang ada di Perpustakaan Fakultas ushuluddin dan Filsafat tidak

user friendly atau kurang dimengerti oleh pengguna.

Tabel 11

Persepsi pengguna tentang manfaat katalog komputer (OPAC) dalam

menemukan bahan pustaka

Responden

Pertanyaan Kategori Jawaban F %

3.2 Apakah katalog komputer a. Sangat membantu 10 18,5

(OPAC) membantu anda b. Membantu 19 35,2

dalam menemukan bahan c. Agak membantu 19 35,2

pustaka di perpustakaan d. Tidak membantu 6 11,1

e. Sangat tidak membantu - -

Jumlah 54 100

Hasil perhitungan pada tabel 11 diatas menunjukkan bahwa

sebanyak 10 orang atau 18,5 % responden menyatakan bahwa katalog

komputer sangat membantu dalam menemukan bahan pustaka di


perpustakaan, 19 orang atau 35,2 % responden menjawab membantu, 19

oarang atau 35,2 % menjawab agak membantu, dan 6 orang atau 11,1 %

responden menjawab tidak membantu.

Jawaban pada tabel 11 tersebut mengindikasikan bahwa katalog

komputer (OPAC) secara umum dapat membantu pengguna dalam

melakukan penelusuran bahan pustaka di perpustakaan yang berdampak

pada waktu yang digunakan pengguna untuk menemukan bahan pustaka

akan semakin minim, sehingga pengguna tidak perlu membuang banyak

waktu untuk mencari koleksi di rak.

Tabel 12

Persepsi pengguna mengenai hasil penelusuran dengan menggunakan

katalog komputer (OPAC)

Responden

Pertanyaan Kategori F %

Jawaban

3.3 Hasil penelusuran katalog computer

(OPAC) biasanya memuat informasi a. Ya 44 83

judul buku, nomor kelas, pengarang, dan

tata letak buku tersebut, apakah setelah

anda lihat ke rak tempat buku itu berada, b. Tidak 9 17

apakah anda menemukan buku tersebut

Jumlah 53 100
Tabel diatas memperlihatkan 44 orang atau 83 % responden

menyatakan bahwa hasil penelusuran katalog komputer sesuai dengan letak

buku di rak koleksi, sedangkan 9 orang atau 17 % reponden menjawab hasil

penelusuran katalog komputer tidak sesuai dengan letak buku di rak koleksi.

Hasil tersebut menunjukkan tingkat ketersesuaian hasil penelusuran koleksi

pada katalog komputer dengan keadaan koleksi di rak cukup baik.

C. Masalah-masalah Yang Dihadapi Dalam Penerapan Sistem Otomasi

di Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Sistem otomasi yang diterapkan pada Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat tentu memiliki berbagai hambatan-hambatan dan

masalah yang dapat mempengaruhi kinerja pengelolaan perpustakaan

tersebut, seperti yang diungkapkan oleh nara sumber penulis Bapak Agus

Rifai yang juga merupakan kepala perpustakaan FUF. Beliau menuturkan

masalah-masalah itu diantaranya adalah40 :

1) Minimnya dana yang dimiliki oleh perpustakaan untuk melakukan

pengadaan perangkat sistem otomasi baik hardware maupun software,

serta kurangnya dukungan dana untuk perawatan sistem yang sudah ada,

oleh karena itu untuk pengadaan sistem aplikasi perpustakaannya pihak

Perpustakaan FUF mendapatkan software tersebut dengan cara hibah

(hadiah) dari kolega salah satu staf perpustakaan.

40
Wawancara pribadi dengan Kepala Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Bapak
Agus Rifai, SS, S.Ag pada hari Kamis tanggal 25 September 2008.
2) Aplikasi Bookmark masih berbasis DOS (under DOS), sehingga pihak

perpustakaan kesulitan untuk melakukan pengembangan pada sistem,

seperti merubah konfigurasi tampilan maupun database sistem.

3) Ketidaklengkapan program aplikasi Bookmark seperti tidak adanya

menu laporan statistik data pengunjung dan evaluasi mengenai koleksi

yang sudah tidak terpakai lagi, serta tidak adanya menu pencetakan

kartu katalog, sehingga masih ada beberapa bagian kerja yang harus

dilakukan secara manual.

4) Belum adanya pengelola perpustakaan yang memiliki kompetensi

khusus untuk dapat menangani masalah pada sistem otomasi jika terjadi

masalah pada sistem baik bersifat software maupun hardware, sehingga

pihak pengelola perpustakaan masih bergantung pada staf IT Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang membahas tentang penerapan sistem otomasi pada

Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, maka dapat ditarik kesimpulan

diantaranya adalah :

1) Penerapan program aplikasi Bookmark sebagai sebuah sistem otomasi yang

dapat memberikan kemudahan bagi staf perpustakaan dan pengguna

perpustakaan dalam melakukan kegiatan rutin perpustakaan seperti

pengadaan, pengolahan, sirkulasi, dan penelusuran. Untuk kegiatan

pengadaan sistem tidak mampu menyimpan entri dengan baik disebabkan

oleh kerusakan pada sirkuit memori (low memory) dan kerusakan pada

sistem Bookmark itu sendiri khususnya pada fasilitas menu pengadaan.

2) Katalog komputer (OPAC) sebagai salah satu alat penelusuran yang paling

banyak digunakan dengan prosentase pengguna sebanyak 83,3 %

menunjukkan bahwa pengguna perpustakaan cenderung lebih banyak

menggunakan katalog komputer sebagai alat penelusuran daripada katalog

manual (kartu katalog) hal ini dapat dikarenakan katalog komputer (OPAC)

dapat membuat penelusuran menjadi lebih cepat.

3) Sebanyak 88,9 % responden atau sekitar 48 orang menganggap bahwa

katalog komputer membantu mereka dalam menemukan informasi yang

mereka cari. Hal ini didukung oleh pernyataan pengguna yang menganggap
adanya ketersesuaian antara informasi yang ada pada katalog komputer

dengan letak koleksi di rak, yaitu dengan prosentase 83 %.

4) Layanan sirkulasi sebagai sebuah layanan yang berhubungan langsung

dengan pengguna mendapat pengaruh yang cukup besar dengan

diterapkannya sistem otomasi, hal ini dibuktikan dengan prosentase 88,9 %

responden menjawab bahwa sistem otomasi membuat proses sirkulasi

menjadi lebih cepat.

5) Masalah-masalah yang dihadapi Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat dalam menerapkan sistem otomasi antara lain masih terjadinya

kerusakan pada sistem yang mengakibatkan terganggunya kegiatan

pengadaan, minimnya dana dan anggaran yang dimiliki perpustakaan untuk

dapat mengembangkan sistem dan perawatan sistem yang sudah ada,

program aplikasi Bookmark yang masih under DOS sehingga sulit untuk

dikembangkan, aplikasi Bookmark tidak memiliki menu evaluasi dan

pelaporan sehingga ada beberapa bagian yang harus dikerjakan secara

manual, belum adanya staf perpustakaan yang memiliki kompetensi khusus

di bidang otomasi.

B. Saran-saran

1) Proses migrasi sistem penting dilakukan, mengingat saat ini sistem aplikasi

Bookmark masih under DOS sehingga sulit untuk dikembangkan.


2) Pihak perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat agar memperbaiki

segala kerusakan yang terjadi pada perangkat penunjang sistem otomasi

perpustakaan baik yang berupa kerusakan teknis maupun non teknis.

3) Pihak pengelola Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat agar lebih

memperhatikan perawatan perangkat pendukung sistem otomasi agar

berjalan dengan maksimal.

4) Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat perlu untuk menambah staf

atau memberikan pelatihan terhadap staf yang sudah ada agar memiliki

kompetensi khusus di bidang otomasi perpustakaan guna mengembangkan

sistem otomasi yang sudah berjalan.


DAFTAR PUSTAKA

Arif, Ikhwan “Konsep dan Perencanaan Dalam Otomasi Perpustakaan.”


Artikel diakses pada 21 April 2008 dari
http://www.lib.ugm.ac.id/data/download/1073443876_MakalahAP.doc

Arikunto, Suharsini. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek, Jakarta:


Rineka Cipta, 1996.

Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama, 1993.

_________, Periodisasi Perpustakaan Indonesia, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 1994.

Budiman, Lukman. “Analisis Persyaratan Sistem Otomasi Sirkulasi : Studi


Kasus di Perpustakaan Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor.” Skripsi
S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2003.

Dagun, Save M., Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga


Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 2000.

Jaya Putra, Syopiansyah dan A’ang Subiyakto. Pengantar Sistem Informasi,


Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Mardalis. Metode Penelitian: suatu pendekatan proposal, Jakarta: Bumi


Aksara, 1995.

Nasuhi, Hamid dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi), Jakarta: Ceqda, 2007.

Nazir, Moh. Metode Penelitian, Cet. 3, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital dari A sampai Z, Jakarta: Cita


Karyakarsa Mandiri, 2008.

Rifai, Agus.Wawancara Pribadi, pada hari Kamis tanggal 25 September 2008

Salam, Syamsir. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: UIN Jakarta Press,


2006.

Salim, Peter. Salim’s Ninth Collegiate English – Indonesian Dictionary, Jakarta:


Modern English Press, 2000.
__________, The Contemporary English – Indonesian Dictionary, Jakarta:
Modern English Press, 1991.

Simangunsong, Bonar. Sistem Informasi Manajeme, Jakarta: Panelrindo, 1991.

Sismanto. Manajemen Perpustakaan Digital, Jakarta: Afifa Pustaka, 2007.

Soeatminah. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, Yogyakarta:


Kanisius, 1992.

Sugiarto. Et. al. Teknik Sampling, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:


Sagung Seto, 2006.

__________, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,


2003.

__________, Tanggung Jawab Perpustakaan : dalam mengembangkan


masyarakat informasi, Jakarta: Panta Rei, 2005.

http://media.diknas.go.id/media/document/3311.pdf artikel diakses pada tanggal


21 April 2008 pukul 14.08 WIB

Anda mungkin juga menyukai