Anda di halaman 1dari 2

Tinjauan Pustaka

Laboratorium merupakan tempat bagi praktilan untuk menguji atau meneliti dengan
bantuan alat dan bahan tertentu sesuai dengan kebutuhan objek yang akan diuji (Hendrawan
et al., 2021). Pemahaman tentang pengelolaan laboratorium sangat penting untuk dimiliki
oleh pihak-pihak yang terkait dengan laboratorium, baik secara langsung maupun tidak.
Laboratorium harus dikelola dan di manfaatkan dengan baik, karena Laboratorium kimia
merupakan salah satu jenis laboratorium yang dianggap cukup berbahaya dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat (Vendamawan,
2015). Laboratorium yang menjadi pusat sumber belajar bagi mahasiswa. Keberadaan
laboratorium ini memungkinkan mahasiswa untuk dapat memanfaatkan pusat sumber belajar
secara mandiri dalam mengembangkan kemampuannya (Dewi, 2019).
Pemahaman tentang pengelolaan laboratorium sangat penting untuk dimiliki oleh
pihak-pihak yang terkait dengan laboratorium, baik secara langsung maupun
tidak.Laboratorium harus dikelola dan di manfaatkan dengan baik, karena Laboratorium
kimia merupakan salah satu jenis laboratorium yang dianggap cukup berbahaya dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat (Raharjo, 2017).
Kesalahan penggunaan alat merupakan salah satu penyebab tidak akuratnya data yang
dihasilkan. Selain mengenal nama alat-alat tersebut kita juga harus mengetahui fungsi dari
alat-alat yang ada di laboratorium,dengan mengetahui nama, bentuk, dan fungsi alat yang
akan digunakan maka akan mempermudah dalam melakukan praktikum. Mahasiswa yang
menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam praktikum sehingga
mahasiswa memperoleh hasil praktikum seperti yang diharapkan. Oleh karena itu
pelaksanaan praktikum melibatkan alat-alat, maka perlu penguasaan tentang alat-alat
praktikum dengan baik sehungga dapat menunjang kelancaran praktikum (Ayuni et., al
2018).
Alat merpukan material pendukung kerja praktik saat meneliti dan menguji suatu
penelitian di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsungnya
praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan. Setiap alat memiliki
nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika
alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Mengenal alat
dan bahan dapat membuat praktikan melakukan tahapan demi tahapan demi tahapan dengan
berjalan lancar (Yunisa, 2014). Pengetahuan cara penggunaan alat laboratorium perlu
dikuasai oleh peserta didik yang ingin melakukan kerja praktik di laboratorium (Andriani,
2016).
Setiap alat yang akan dioperasikan harus dalam kondisi yang baik. Alat harus dalam
keadaan bersih, berfungsi dengan baik, terkalibrasi peralatan digunakan untuk melakukan
suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya
alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktuwaktu dapat digunakan. Alat laboratoium
sebaiknya diletakkan atau dikelompokkan berdasarkan penggunaanya. Perlatan laboratorium
diperlukan perawatan agar saat digunakan dapat menghasilkan hasil yang pasti dan tepat
sesuai teori. Sebelum alat digunakan hendaknya diperiksa dulu kelengkapannya. Alat
dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Setelah selesai dipergunakan semua alat
harus dibersihkan kembali dan jangan disimpan dalam keadaan kotor. Kelengkapan alat
tersebut harus dicek terlebih dahulu sebelum diletakkan kembali. Setiap alat yang agak rumit
selalu mempunyai buku petunjuk atau keterangan penggunaan. Maka sebelum alat digunakan
hendaknya kita membaca terlebih dahulu petunjuk penggunaan alat dan petunjuk
pemeliharaan atau perawatannya. Setiap alat baru terlebih dahulu diperiksa atau dibaca buku
petunjuk sebelum digunakan (Vendamawan, 2015).
Kategori peralatan laboratorium dibagi menjadi 3 kategori, ada Peralatan kategori I,
Peralatan kategori II, dan Perlatan kategori III. Peralatan kategori I termasuk dalam alat yang
pengoprasiannya dan perawatannya mudah dan memiliki resiko bahaya pengunaannya
rendah, tetapi akurasi dari hasil pengukurannya rendah. Contoh dari peralatanj kategori I
yaitu gelas kimia, labu Erlenmeyer, labu ukur, corong, gelas ukur, pipet, timbangan,
thermometer, dan pengaduk magnetik. Peralatan kategori II merupakan peralatan yang
pengoprasiannya dan perawatannya sedang dan memiliki resiko penggunaan alatnya juga
sedang. Penggunaan peralatannya butuh pelatihan khusus. Contoh peralatan kategori II yaitu
spektrofotometer, elisa reader dan washer, refraktrometer, waterbath shaking, autoklaf,
sentrifugasi, oven, pH meter, dan melting point. Peralatan kategori III adalah alat yang cara
pengoperasian dan perawatannya sulit, risiko penggunaan tinggi, akurasi/ kecermatan
pengukurannya tinggi, serta sistem kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan
khusus/tertentu dan bersertifikat. (Noer & Ritonga, 2021).
Saat penyimpanan dan penataan alat perlu memperhatikan jenis bahan dasar penyusun
alat tersebut. Pentingnya mengetahui bahan dasar dari suatu alat agar kita dapat menentukan
cara penyimpanannya. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang
terbuat dari gelas atau porselen. Dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda
perlu juga diperhatikan. Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di tempat yang lebih
tinggi, agar mudah diambil dan disimpan Kembali (Raharjo, 2017).
Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi,
salah satu strategi yang sangat potensial dalam rangka meningkatkan produktivitas, kualitas
serta daya saing komoditas tanaman adalah melalui pendekatan pemuliaan tanaman. Melalui
kegiatan pemuliaan, diharapkan dapat dihasilkan beragam kultivar unggul baru, selain
memiliki produktivitas yang tinggi, juga memiliki beberapa karakter lain yang mendukung
upaya peningkatan kualitas dan daya saing. Saat ini kehidupan masyarakat tidak jauh dari
sektor daratan, salah satunya sektor pertanian. Sehingga kebutuhan dan keinginan masyarakat
semakin beragam sejalan dengan berlalunya waktu. Usaha dan inovasi diperlukan dalam
bidang pertanian guna meningkatkan produksi dan memperbaiki kualitas tanaman, sehingga
hasilnya dapat memenuhi keinginan konsumen. Oleh karena itu, ilmu pemuliaan tanaman
dibutuhkan karena mempelajari Teknik memodifikasi genotipe atau merakit kultivar/varietas
unggul yang berguna bagi kehidupan manusia. Meningkatkan inovasi produksi tanaman
menjadi lebih baik pada populasi sehingga tanaman tersebut berguna untuk masyarakat.
Pemuliaan tanaman merupakan kerja praktik untuk mengubah susunan genetik tanaman
secara tetap (baka) sehingga menghasilkan hasil yang sesuai dengan keinginan pemulianya
(Koryati et al., 2022).

Anda mungkin juga menyukai