Disusun Oleh
Nazwa Nurbaiyiti(123STYC22)
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul: Prinsip-Prinsip Pendekatan Secara Holistik Dalam Konteks
Keperawatan
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Penulis
( Nazwa Nurbaiyiti )
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Holistic Care 3
1. Pengertian Holistic Care----------------------------------------- 3
2. Sejarah Holistic Care 3
3. Perawatan Holistic Care 4
4. Macam-macam Cabang Penyembuhan Holistic Care--------------5
5. Teknik Pengobatan/penerapan Holistic Care------------------------7
6. Motto Klinik Holistic Care--------------------------------------- 8
B. Holisme 8
C. Humanisme 9
1. Pengertian Humanisme 9
2. Ciri-ciri teori Humanisme----------------------------------------
A. Kesimpulan 11
B. Kritik dan Saran 11
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata „holistik‟ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai pengertian “ciri
pandangan yang menyatakan bahwa keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih penting dari
pada satu-satu bagian dari suatu organisme”.Berdasarkan pengertian kata holistik diatas
maka istilah „pelayanan yang holistik‟ adalah pelayanan yang bersifat menyeluruh, tidak
terbagi- bagi. Pelayanan yang memandang, memahami, mendekati dan memperlakukan
manusia sebagai satu keseluruhan yang utuh. Ini merupakan sebuah pengakuan bahwa
hakikat manusia adalah memang terdiri atas unsur-unsur dan aspek-aspek yang berbeda-
beda (multidimensional), namun demikian kepelbagaian itu tidak dipahami sebagai yang
bersiafat dikhotomis (dapat dipisah-pisahkan atau saling dipertentangankan) ataupun
hirarkis (seolaholah ada unsur yang lebih penting atau lebih mulia dari unsur lainnya).
Perawat meyakini manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang
utuh berespons terhadap suatu perubahan yang terjadi antara lain karena gangguan
kesehatan dan penyimpangan pemenuhan kebutuhan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan
secarra holistik dan unik diperlukan pendekatan yang komprehensif dan bersifat individual
bagi tiap sistem klien.
Holistik juga merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan
yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi
dimensi lainnya. Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai
kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional,
intelektual, sosial dan spiritual.Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek
yang harus dimilikiindividu adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.
4
Keperawatan adalah pelayanan profesional oleh seseorang/lebih kepada
seseorang/sekelompok orang yang menghadapi masalah kesehatan aktual dan potensial
disuatu tatanan pelayanan kesehatan. Keperawatan adalah ilmu terapan dari berbagai
kelompok ilmu. Keberhasilan perawat profesional adalah tergantung kemampuan
mensintesa ilmu dan mengaplikasikannya, sehingga perawat mengetahui alasan mengapa
perlu mengerjakan sesuatu dan apa yang di lakukan. Keperawatan adalah pengetahuan
tentang perilaku dan kesehatan manusia sepanjang daur kehidupan manusia. Berlandaskan
falsafah keperawatan yang meyakini manusia sebagai individu yang unik dan holistik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Holistic Care
1. Pengertian Holistic Care
Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral,
imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud
bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.
6
2. Sejarah Holistic Care
3. Perawatan Holistic
7
4. Dimensi Perawatan Holistik
Dimensi hubungan antara bio- psiko- sosial dan spiritual seseorang. Dimensi
pemahaman bahwa seseorang merupakan satu kesatuan secara utuh tanpa bisa
dipisahkan.
8
b. Holistik Modern.
Tapi perlu juga Anda ketahui bahwa tidak semua alternatif adalah holistik. Jika
suatu pengobatan alternatif tidak memandang permasalahan kesehatan secara
menyeluruh, pengobatan tersebut berarti bukan pengobatan holistik.
9
Bijaksana. Menekankan pemikiran bijak yang melihat faktor moralitas
dan keselarasan.
Dari segi pemikiran, prinsip dasar Ananopathy juga ada tiga yaitu
Contoh beberapa “penyakit serius” yang bisa Anda taklukkan setelah menguasai
beberapa teknik Ananopathy, tanpa obat-obatan kimia dan operasi adalah:
Diabetes melitus,
Kolesterol tinggi dan sakit jantung, Stroke,
Asam urat dan rematik,
Tumor dan kanker,
TBC,
Maag akut dan kronis,
Hepatitis,
Gagal ginjal,
Demam berdarah.
AIDS
10
tindakan sementara (kambuhan) sehinnga sampai ada istilah Pasien Langgangan Dokter.
Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan berimbang
Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan
Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah
Silaturahmi Doktrin
Pancaran Bio energy (Pranaisasi)
Stimulan promotor dengan Nutrisi
herbal
Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.
Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.
B. Holisme
Holisme, bila ditelusuri dari akarnya berasal dari konsep Aristoteles (filosof dari
Yunani), Baruch Spinoza (filosof Belanda), dan WilliamJames (filosof dan psikolog
dari Amerika),yang berkaitan dengan pergerakan Gestalt sebelum perang dunia.
Holisme adalah nama yang diberikan kepada keyakinan bahwa adalah semua terkait
erat. Holistik melihat dirinya terus-menerus sebagai bagian dari keseluruhan dan
menganggap yang lain (manusia, hewan, tumbuhan atau objek) sebagai yang lain.
Konsep holisme selalu mengemukakan bahwa organisme merupakan satu kesatuan
yang utuh, bukan terbagi-bagi dalam bagian- bagian. Sehingga pikiran dan tubuh bukan
merupakan bagian yang terpisah, tetapi merupakan satu bagian yang utuh, dan apabila
terjadi sesuatu pada salah satunya maka akan berpengaruh pada keseluruhan.
11
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkahlaku sebagai kesatuan
yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen berbeda. Jiwa dan tubuh bukan
dua unsur terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan dan apa yang terjadi dibagian satu akan
mempengaruhi bagian lain. Hukum inilah yang semestinya ditemukan agar dapat dipahami
berfungsinya setiap komponen.
Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada
bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-
hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
Organisme memiliki satu dorongan yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (self
actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merealisasikan
potensi inheren yang dimilikinya pada ranah maupun terbuka baginya.
Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal.
Potensi organisme, jika terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan
kepribadian yang sehat dan integral.
Penelitian komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian
ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.
C. Humanisme
1. Pengertian Humanisme
Perkembangan psikologi humanistik tidak lepas dari pandangan psikologi holistik
dan humanistik. ”Humanisme" dipandang sebagai sebuah gagasan positif oleh kebanyakan
orang. Humanisme mengingatkan kita akan gagasan-gagasan seperti kecintaan akan peri
kemanusiaan, perdamaian, dan persaudaraan. Tetapi, makna filosofis dari humanisme jauh
lebih signifikan: humanisme adalah cara berpikir bahwa mengemukakan konsep peri
kemanusiaan sebagai fokus dan satu-satunya tujuan. Kamus umum mendefinisikan
humanisme sebagai "sebuah sistem pemikiran yang berdasarkan pada berbagai nilai,
karakteristik, dan tindak tanduk yang dipercaya terbaik bagi manusia, bukannya pada
otoritas supernatural mana pun".
12
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal -
hal yang positif. Kemampuan positif ini disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik
beraliran humanisme biasanya menfokuskan pengajarannya pada pembangunan
kemampuan yang positif. Kemampuan positif tersebut erat kaitannya dengan
pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi merupakan
karateristik sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme. Dalam teori
pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan manusia di sini berarti
mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri
orang yang belajar secara optimal.
13
yang terjadi dalam individu meliputi bagian atau domain diantaranya domain kognitif,
afektif dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanisme menekankan
pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka dan nilai - nilai yang dimiliki oleh
setiap individu.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan Konsep
Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah,
serta ilahia yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat
Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis
terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang
lainnya.
Holisme, bila ditelusuri dari akarnya berasal dari konsep Aristoteles (filosof dari
Yunani), Baruch Spinoza (filosof Belanda), dan WilliamJames (filosof dan psikolog dari
Amerika),yang berkaitan dengan pergerakan Gestalt sebelum perang dunia. Holisme adalah
nama yang diberikan kepada keyakinan bahwa adalah semua terkait erat. Holistik melihat
dirinya terus-menerus sebagai bagian dari keseluruhan dan menganggap yang lain
(manusia, hewan, tumbuhan atau objek) sebagai yang lain. Konsep holisme selalu
mengemukakan bahwa organisme merupakan satu kesatuan yang utuh, bukan terbagi-bagi
dalam bagian- bagian. Sehingga pikiran dan tubuh bukan merupakan bagian yang terpisah,
tetapi merupakan satu bagian yang utuh, dan apabila terjadi sesuatu pada salah satunya
maka akan berpengaruh pada keseluruhan
Perkembangan psikologi humanistik tidak lepas dari pandangan psikologi holistik
dan humanistik. ”Humanisme" dipandang sebagai sebuah gagasan positif oleh kebanyakan
orang. Humanisme mengingatkan kita akan gagasan-gagasan seperti kecintaan akan peri
kemanusiaan, perdamaian, dan persaudaraan. Tetapi, makna filosofis dari humanisme jauh
lebih signifikan: humanisme adalah cara berpikir bahwa mengemukakan konsep peri
kemanusiaan sebagai fokus dan satu-satunya tujuan. Kamus umum mendefinisikan
humanisme sebagai "sebuah sistem pemikiran yang berdasarkan pada berbagai nilai,
karakteristik, dan tindak tanduk yang dipercaya terbaik bagi manusia, bukannya pada
otoritas supernatural mana pun".
B. Kritik dan Saran
Setelah membaca dan memahami makalah ini diharapkan agar mahasiswa/I
mengerti dan menerapakannya dalam kehidupan sehari-hari lebih-lebih kita sebagai
Perawat
15
Daftar Pustaka
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, hlm 646
Eka Darmaputra, Membangun Manusia Indonesia Seutuhnya Di Pedesaan. Bambang
Budijanto, ed.,Pesat, Salatiga, 1994, hlm 41
Vinay K. Samuel, Serving with the Poor in Asia. MARC, USA, p. 145
Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Nursalam.
(2001)
http://www.pedomannews.com/opini/berita-opini/ekonomi/1920-konsep-caringmenurut
jean-watson
http://staff.undip.ac.id/psikfk/meidiana/2010/06/04/konsep-caring/
http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/
http://ceritaanni.wordpress.com/2011/10/08/teori-humanistik-maslow-
roger/ http://tepmalang.blogspot.com/2011/09/teori-humanistik-carl-
rogers.html http://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/15/teori-belajar-
humanistik/ http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-
humanisme/
16