Anda di halaman 1dari 3

Project Background

Deforestasi

Menurut FAO (2020) sebanyak 1, 5 juta mil persegi hutan dunia telah hilang sejak tahun
1990, deforestasi terjadi dengan laju 10 juta hektar per tahunnya.

Indonesia menjadi salah satu Negara yang kehilangan banyak area hutan selama dua dekade
terakhir. Menurut data dari Global Forest Watch, Indonesia kehilangan 9, 75 juta hektar
hutan primer antara tahun 2002 sampai 2020.

Kurangnya pengawasan wilayah hutan menjadi salah satu faktor pendorong yang
menyebabkan banyaknya aktivitas pembukaan lahan hutan di Indonesia.

Dampak

Deforestasi yang terjadi hingga saat ini sudah banyak memberi dampak negatif bagi
kehidupan seperti bencana alam longsor, banjir, kekeringan, pemanasan global serta
terancamnya kehidupan satwa liar akibat habitatnya yang hilang.

Tindakan

Menanggapi permasalahan tersebut, sudah seharusnnya kita dapat menghentikan aktivitas


deforestasi. Mencegah deforestasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
menyelamatkan kelestarian hutan.

Studi Kasus
Samosir merupakan sebuah pulau yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Dalam 5 tahun
terakhir, pulau ini mengalami pembangunan yang sangat pesat karena menjadi salah satu
prioritas pengembangan pariwisata di Indonesia sehingga di khawatirkan akan menggangu
ekosistem hutan yang ada. Bagaimana perubahan lahan hutan di pulau ini selama lima
tahun kedepan?

Metode
Bagaimana teknologi GIS dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan lahan hutan di
masa depan?

Sistem informasi geografis digunakan dalam kajian ini untuk mengidentifikasi lokasi dan luas
wilayah yang berpotensi mengalami deforestasi atau mungkin juga berpotensi mengalami
reforestasi dimasa depan.
Prediksi tutupan lahan hutan di modelkan menggunakan GIS dan Artificial Neural Network.
Dengan pendekatan berbasis GIS, Imagery Landsat dari tahun 2013, 2017, dan 2022 di
kombinasikan dengan prediktor spasial seperti kedekatan dengan jalan dan pemukiman.

Spatial Predictors

Jarak hutan ke jalan. Keberadaan akses jalan di suatu kawasan akan mempengaruhi
kemudahan pembangunan suatu wilayah, sehingga jarak hutan ke jalan menjadi salah satu
variabel yang dipertimbangkan sebagai faktor perubahan lahan di pulau samosir

Jarak hutan ke permukiman. Aktivitas permukiman di dekat wilayah hutan dikhawatirkan


akan menggangu ekosistem hutan yang ada. Semakin dekat jarak permukiman ke hutan maka
semakin tinggi potensi kerusakan ekosistem hutan, sehingga jarak hutan ke permukiman
menjadi salah satu variabel yang dipertimbangkan sebagai faktor perubahan lahan di pulau
samosir.

Berikut ini adalah hasil prediksi tutupan lahan di wilayah hutan pulau samosir pada tahun
2027. Luas wilayah hutan di prediksikan sebesar 9.926 hektar, bertambah sebesar 1.697
hektar dari luasan hutan pada tahun 2022 sementara luas wilayah non hutan berkurang
1.697 hektar dari luas wilayah non hutan pada tahun 2022 . "percent of correctness" dari
hasil prediksi tutupan lahan sebesar 83,63 persen, hasil ini menunjukkan bahwa prediksi
tutupan lahan cukup akurat.
Samosir land cover changes for 2027

Berikut ini adalah hasil deteksi perubahan tutupan lahan di kawasan hutan pulau Samosir
pada tahun 2027. Luas yang diprediksi akan mengalami deforestasi adalah 331 hektar
sedangkan luas hutan yang diprediksi untuk reboisasi adalah 1.749,9 hektar.

Anda mungkin juga menyukai