Matemathik Diskrit 2
Matemathik Diskrit 2
Dapat digambarkan
dengan diagram panah
Misalkan R adalah relasi yang menyatakan mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa pada semester ganjil,
yaitu :
R = {(Amir, IF251), (Amir, IF323), (Budi, IF221), (Budi, IF251), (Cecep, IF323)}
Amir
• IF221
• IF251
Budi
• IF342
Cecep
• IF323
0 1 0 1 1 1 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 1 1
A B
0 0 0 1 0 1 1 0 0
A B
Tabel Graf
4
2
9
3
A A 15
B B
RELASI N-ARY
Definisi Terapan
Relasi yang lebih umum Dalam salah satu model
menghubungkan lebih dari BASISDATA (database) yaitu
dua buah himpunan. relasional
Contoh :
Dik :
Seleksi
(operator σ) Contoh :
“Tampilkan semua mahasiswa yang mengambil
Proyeksi mata kuliah matematika diskrit”
(operator π)
Contoh :
Misal untuk relasi MHS kita
tampilkan semua mahasiswa Memilih kolom tertentu dari suatu
yang mengambil mata kuliah tabel, jika ada beberapa baris
Join
matematika diskrit. Operasi yang bernilai sama, maka hanya (operator )
selesinya diambil satu kali)
σMatKul=“Matematika Diskrit”(MHS) Contoh :
πNIM, Nama(MHS) Menggabungkan dua buah tabel
menjadi satu bila kedua tabel
memiliki atribut sama.
NIM Nama
Contoh :
Jawab : 100 Andi NIM, Nama(MHS1,MHS2)
Menghasilkan tupel
101 Budi
(100,Andi,Matematika
Diskrit, A) dan (105,Hamzah, 102 Irwan
Matematika Diskrit, B)
103 Ahmad Lanjutan Join
104 Sinta
105 Hamzah
LANJUTAN RELASI OPERASI JOIN
Contoh
MHS 1 MHS 2
NIM Nama JK NIM Nama Matkul Nilai
100 Andi L 100 Andi Matematika Diskrit A
Gabungkan
101 Budi L 100 Andi Sistem Operasi B
M
102 Irwan L 101 Budi Algoritma 1 D
e
107 Wanto L n 102 Irwan Algoritma 1 C
109 Rini P j 102 Irwan Sistem Digital C
a 103 Ahmad Algoritma 1 E
d
104 Sinta Algoritma 1 B
i
NIM Nama JK Matkul Nilai
100 Andi L Matematika Diskrit A
100 Andi L Sistem Operasi B
101 Budi L Algoritma 1 D
102 Irwan L Algoritma 1 C
102 Irwan L Sistem Digital C
IMPLIKASI (PROPOSISI BERSYARAT)
Tabel Kebenaran
p q p→q
p → q Pernyataan berbentuk
“jika p, maka q”, T T T
:
T F F Contoh :
p → q = Jika nilai ujian akhir anda 80 atau lebih, maka anda
Proposisi p = hipotesis (kondisi) F T T akan mendapat nilai A.
Proposisi q = konklusi (konsekuen)
F F T
T = True
F = False
VARIAN PROPOSISI BERSYARAT
Konvers : q → p
Bi-implikasi (bi-kondisional)
Tabel Kebenaran
p ↔ q Pernyataan berbentuk
“p jika,dan hanya jika q”,
p q p↔q
Modus tollen
Silogisme Hipotesis
Simplifikasi
Penjumlahan
Konjungsi
INFERENSI
1. Modus ponen : Kaidah ini didasarkan pada tautology (p ˄ (p → q)) → q, yang dalam hal ini, p
dan p q adalah hipotesis, sedangkan q adalah konklusi
pq
Contoh :
p
Misal implikasi “Jika 20 habis dibagi 2, maka 20 adalah bilangan genap
--------------- dan hipotesis “20 habis dibagi 2” keduanya benar. Maka menurut
modus ponen, inferensinya berikut :
q
Jika 20 habis dibagi 2, maka 20 adalah bilangan genap
20 habis dibagi 2
20 adalah bilangan genap
Modus ponen menyatakan bahwa jika hipotesa p dan implikasi p q benar, maka konklusi q benar.
INFERENSI
2. Modus tollen
pq
~q
~p
Contoh :
Misalkan implikasi “Jika n bilangan ganjil, maka n2 bernilai ganjil”
Dan hipotesis “n2 bernilai genap” keduanya benar. Maka menurut modus
tollen, inferensi berikut :
Adalah benar
INFERENSI
3. Silogisme Hipotesis
pq
qr
pr Contoh :
Misalkan implikasi “Jika saya belajar dengan giat, maka saya cepat lulus kuliah”.
Dan implikasi “Jika saya cepat lulus kuliah, maka saya cepat nikah” adalah benar.
Maka menurut kaidah silogisme, inferensinya …
Jika saya belajar dengan giat, maka saya cepat lulus kuliah
Jika saya cepat lulus kuliah, maka saya cepat kerja
Adalah benar
INFERENSI
4. Silogisme disjungtif
pq
~p
---------------
q Contoh
“Saya belajar dengan giat atau saya menikah tahun depan. “
“Saya tidak belajar dengan giat. Karena itu, saya menikah tahun depan.”