MASTOIDITIS KRONIS
Disusun oleh
Mega Fadhilah
NIPP : 20224010021
Pembimbing:
2023
LAPORAN KASUS
A. Pengalaman
Pasien perempuan usia 72 tahun datang dengan keluhan nyeri telinga kanan
sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri terutama dirasakan di bagian belakang telinga,
bertambah nyeri bila berbaring ke arah telinga kanan, nyeri juga dirasakan menjalar ke
kepala serta pipi kan terus - menerus disertai pusing seperti berputar. Satu hari
sebelumnya pasien mengeluh demam dan perasaan panas pada bagian telinga
kanannya. Selain itu pasien juga mengatakan ada cairan yang keluar dari telinga kanan
berwarna kuning kehijauan dan berbau tapi tidak menyengat. Pasien juga sering
mengalami batuk, pilek, yang kambuh-kambuhan selama 1 tahun ini, dan sembuh
setelah dibawa berobat ke klinik. Selain itu pendengaran telinga kanan terasa berkurang
dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke poli THT dan
gambaran mastoiditis
Kronis?
C. Pembahasan
Otitis Media (OM) merupakan penyakit infeksi pada telinga bagian tengah
yang meliputi sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Walaupun OM paling sering terjadi pada
anak- anak usia enam bulan sampai tiga tahun, namun OM dapat juga terjadi pada
sekret yang keluar dari telinga secara terus menerus atau hilang timbul. 1,2
Durasi waktu yang membedakan Otitis Media Akut (OMA) dan OMSK
sampai saat ini belum ada keseragaman. World Health Organization (WHO)
maupun jamur. Bakteri penyebab yang sering ditemukan pada pasien dengan
(4-7%), Proteus mirabilis (3-20%), Eschericia coli (1-21%) dan Proteus vulgaris
(0,9-3%). Bakteri anaerob juga dapat menjadi penyebab, seperti Bacteroides sp.
nucleatum (3- 4%). Sedangkan jamur yang kerap ditemukan yaitu Aspergilus sp.
Otitis Media Supuratif Kronik dibagi menjadi dua tipe, yaitu OMSK tipe
antero- inferior telinga. Tipe ini disebut juga dengan tipe aman karena tidak
Perforasi membrane timpani terjadi di bagian atik atau marginal. OMSK ini
disebut juga sebagai OMSK tipe bahaya karena sering berhubungan dengan
proses kerusakan tulang akibat kolesteatoma, granulasi, atau osteitis sehingga
4. Mastoiditis Kronis
b) Mastoiditis + colesteatoma
c) Campuran 1 dan 2
a) Mastoiditis Insipien
Infeksi primer mastoid tanpa adanya hubungan dengan telinga bagian tengah.
Inflamasi pada lapisan epithel dengan erosi pada septa-septa tulang dalam
c) Mastoiditis Sub-akut
Infeksi persisten pada telinga tengah atau episode rekuren OMA dengan
Patogensis OMSK belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini
OMSK merupakan stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi
yang sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus. OMA
Selanjutnya akan diikuti dengan edema dan fibrosis hingga akhirnya terjadi
Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada OMSK adalah Mastoiditis.
terapi, higenitas buruk, predisposisi genetic dan faktor anatomi seperti disfungsi
tuba Eustachius.
Saluran tersebut berfungsi sebagai drainase cairan dan udara dari telinga tengah.
tulang mastoid dan ikut menginfeksi lapisan epitel mastoid dan menimbulkan
erosi septa-
septa tulang. Jika dibiarkan, maka akan terbentuk koalesen dari rongga mastoid
sehingga rongga yang tadinya berisi udara akan terisi oleh pus. Koalesen adalah
menjadi nekrotik, pus yang terkumpul dalam rongga mastoid akan keluar melalui
kortek sampai di bawah periost dibelakang daun telinga dan membentuk abses
subperiosteal retrourikuler.
OMA, infeksi saluran pernafasan atas, trauma pada membrane timpani dan
Pada Mastoiditis dapat dijumpai tanda dan gejala klinis sebagai berikut:
b) Ottorhea
c) Pendengaran berkurang
d) Demam
e) Sakit kepala
abses
h) Liang telinga bagian atas belakang turun (sagging). Hal ini disebabkan
- Vertigo
- Nistagmus spontan
a) Anamnesis
minggu. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah
- Penurunan pendengaran
- Tinitus
- Otalgia
- Vertigo
- Demam tinggi
- Fotofobia
perujukan segera:
- Muntah proyektil
- Penurunan kesadaran
atau gejala lain dari infeksi saluran pernafasan atas, serta faktor resiko seperti
gizi kurang atau higenitas yang buruk, ditambah riwayat keluarnya secret
b) Pemeriksaan Fisik
disertai dengan deficit neurologis berupa rasa baal atau kelemahan dan
ekstrakranial.
2) Pemeriksaan Telinga
pendengaran.
hal berikut:
adalah:
atau atik.
dengan atau tanpa otorea. Sekret telinga pada OMSK dapat bersifat
- Timpanosklerosis
- Tes Penala
Teridiri atas tes Rinne, Weber dan Schwabach yang berfungsi untuk
Tes ini dilakukan dengan jarak 0,6 m atau satu lengan dari belakang
kombinasi kata yang terdiri atas satu sampai dua suku kata.
3) Pemeriksaan Penunjang
tuli ringan bila diantara 26-40 dB, tuli sedang antara 41-55 dB,
tuli sedang berat antara 56-70 dB, tuli berat antara 71-90 dB, dan
(BCBERA)
mikrotia), juga pada pasien otitis media dan kelainan telinga luar
telinga.
iv. Pencitraan
intraoperatif.
- Kolesteatoma
dilakukan foto rontgen dan CT Scan dengan temuan perkabutan difus sel-sel
akan didapatkan hasil tuli konduktif, tuli sensorineural atau tuli campuran.8,9
8. Tatalaksana
Beberapa studi menyatakan antibiotik adalah terapi utama dalam mastoiditis,
Pasien dengan komplikasi minimal tanpa ada riwayat komorbid dan temuan
memonitor pasien. Hal ini dikarenakan keadaan pasien dengan mastoiditis dapat
liang telinga diangkat; dinding runtuk (canal wall down) atau dipertahankan; dinding
utuh (canal wall up). Prosedur dapat termasuk rekonstruksi pendengaran saat
ostikuloplasti dan timpanoplasti, graft autolog dan pemasangan alat bantu dengar.9,10
timpani dan mastoid dari seluruh jaringan patologik. Dinding oembatas antara liang
telinga luar dan tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiganya
menjadi satu ruangan. Tujuannya yaitu untuk membuang semua jaringan patologik
seluruh rongga mastoid dan merendahkan dinding posterior liang telinga. Teknik ini
temporalis, memberikan hasil yang baik terkait fungsi pendengaran dan eradikasi
Timpanoplasti
dengan atau tanpa memperbaiki struktur osikular. Prosedur ini diharapkan dapat
pasien OMSK, termasuk pasien dengan perforasi sentral sedang hingga besar.10
Obliterasi Mastoid
Obliterasi dapat dilakukan dengan berbagai teknik atau material termasuk autolog
dilakukan
pada mastoidektomi dinding runtuh atau tahap selanjutnya setelah dinding runtuh.
Meatoplasti
untuk membantu ventilasi dan sebagai akses yang mudah untuk membersihkan
Rehabilitasi
kualitas hidup pasien, terutama pada pasien dengan tuli sensorineural. Pada pasien
atau secret yang masih aktif tidak direkomendasikan untuk menggunakan ABD
konvensional. Pada kondisi ini disarankan unruk menggunakan alat bantu dengar
a) Komplikasi Intratemporal
b) Komplikasi ekstratemporal
1) Intrakranial
- Abses otak
- Meningitis
- Empiema subdural
- Hidrosefalus otitik
2) Ekstrakranial
- Abses subperiosteal
- Abses bezold
intravena dosis tinggi perlu diberikan secepatnya pada pasien dengan komplikasi
ceftazidime dengan durasi 4-8 minggu sesuai kondisi pasien. Pengambilan sampel
pus dan kultur juga diperlukan. Konsultasi bedah saraf diperlukan untuk
1. Identitas Pasien
Nama : Ny N
Umur : 72 tahun
No. RM 00308947
Masuk RS : 21/03/2023
2. Anamnesis
a. Keluhan utama
Pasien perempuan usia 72 tahun datang dengan keluhan nyeri telinga kanan
sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri terutama dirasakan di bagian belakang telinga,
bertambah nyeri bila berbaring ke arah telinga kanan, nyeri juga dirasakan menjalar ke
kepala serta pipi kan terus - menerus disertai pusing seperti berputar. Satu hari
sebelumnya pasien mengeluh demam dan perasaan panas pada bagian telinga
kanannya. Selain itu pasien juga mengatakan ada cairan yang keluar dari telinga kanan
berwarna kuning kehijauan dan berbau tapi tidak menyengat. Pasien juga sering
mengalami batuk, pilek, yang kambuh-kambuhan selama 1 tahun ini, dan sembuh
setelah dibawa berobat ke klinik. Selain itu pendengaran telinga kanan terasa berkurang
dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke poli THT
gambaran mastoiditis
- Riwayat DM (-)
- Riwayat DM (-)
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
- TD : 168/89
- Suhu : 36.9 0C
- RR : 20 x /menit
- SpO2 : 99%
Thorax :
Perkusi : Sonor
Abdomen :
Perkusi : Timpani
Ekstremitas :
b. Status Lokalis
1) Telinga
Auricula
o Deformitas (-) (-)
o Hiperemis (-) (-)
o Edema (-) (-)
o Nyeri tekan (-) (-)
Daerah Preauricula:
o Deformitas (-) (-)
o Hiperemis (-) (-)
o Edema (-) (-)
Daerah Retrouricular
o Edema (+) (-)
o Hiperemis (-) (-)
o Nyeri tekan (+) (-)
o Sulcus (-) (-)
CAE
o Serumen (-) (-)
o Edema (-) (-)
o Hiperemis (+) (-)
o Otore (+) (-)
Membran timpani
o Intak (-) (+)
o Hiperemis (-) (-)
o Bulging (-) (-)
o Cone of light (-) (+)
2) Hidung
Dextra Sinistra
3) Tenggorok
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Diagnosis
6. Diagnosis banding
- Barotitis Media
7. Tatalaksana
Program mastoidektomi
a. Pre-op
- Inj. Ceftriaxone 1 gr
- Inf. RL 20 tpm
- Puasakan
b. Operasi
Mastoidektomi (S)
c. Post-op
Pasien perempuan usia 72 tahun datang dengan keluhan nyeri telinga kanan
sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri terutama dirasakan di bagian belakang telinga,
bertambah nyeri bila berbaring ke arah telinga kanan, nyeri juga dirasakan menjalar ke
kepala serta pipi kan terus - menerus disertai pusing seperti berputar. Satu hari
sebelumnya pasien mengeluh demam dan perasaan panas pada bagian telinga
kanannya. Selain itu pasien juga mengatakan ada cairan yang keluar dari telinga kanan
berwarna kuning kehijauan dan berbau tapi tidak menyengat. Pasien juga sering
mengalami batuk, pilek, yang kambuh-kambuhan selama 1 tahun ini, dan sembuh
setelah dibawa berobat ke klinik. Selain itu pendengaran telinga kanan terasa berkurang
Perjalanan penyakit dari Otitis Media Kronis Supuratif (OMSK) bermula dari
infeksi liang telinga luar yang merambat menuju telinga bagian tengah atau biasa
disebut Otitis Media Akut (OMA). OMA paling sering disebabkan oleh bakteri
yang buruk dan infeksi saluran pernafasan atas. Pasien memiliki riwayat higenitas
telinga yang buruk dan riwayat batuk pilek berulang karena sering terpapar hujan.
Semua faktor tersebut memudahkan bakteri untuk tumbuh pada liang telinga. Hal ini
liang telinga dan iritasi sehingga bakteri dapat lebih mudah menginfeksi telinga.
Selanjutnya OMA akan melewati stadium 1 yaitu okulsi tuba, lalu stadium 2
yaitu eritema, kemudian stadium 3 yaitu supuratif atau buldging. Pada stadium ini,
biasanya pasien akan mengeluhkan nyeri hebat pada telinga. Kasus buldging
membrane timpani dapat mengalami perforasi dengan sendirinya atau bisa dibantu
dengan gejala klinis keluar cairan dari liang telinga atau ottorhea. Hal ini berhubungan
dengan robeknya membrane timpani. OMSK dibagi menjadi dua jenis, yaitu OMSK
benigna dan OMSK maligna. Pada OMSK benigna robekan membrane timpani
dikategorikan sebagai OMSK tipe aman. Pada OMSK maligna, perforasi membrane
timpani terjadi di bagian atik atau marginal. OMSK ini disebut juga sebagai OMSK
tipe bahaya karena sering berhubungan dengan proses kerusakan tulang akibat
sehingga ketika terjadi infeksi, perjalanan penyakit dapat mencapai tulang mastoid
dan ikut menginfeksi lapisan epitel mastoid dan menimbulkan erosi septa-septa
tulang. Jika dibiarkan, maka akan terbentuk koalesen dari rongga mastoid sehingga
Pada pasien ditemukan gambaran foto rontgen air cellulae mastoidea sinistra
Diagnosis banding dari OMSK tipe benigna adalah Otitis Media Akut, OMSK
Maligna dan Barotitis Media. OMSK dan OMA bisa dibedakan berdasarkan stadium
OMA, apabila OMA masih berada pada stadium 1-3, maka pada pemeriksaan fisik
membrane timpani akan ditemukan masih dalam keadaan intak. Selanjutnya OMSK
tipe benigna dan tipe maligna bisa dibedakan melalui pemeriksaan letak robekan
membrane timpani, jika robekan berada di tengah maka merupakan OMSK tipe
benigna
sedangkan jika ada di atik atau marginal maka merupakan OMSK tipe maligna.
Barotitis media adalah kerusakan yang terjadi pada bagian telinga tengah akibat
perubahan tekanan tiba-tiba. Gejala klinis yang mungkin muncul adalah nyeri dan
rasa penuh di telinga, tinnitus, kesulitan mendengar, keluar darah pada telinga dan
hidung dan kesulitan menggerakan salah satu sisi wajah. Pada barotitis media, perlu
pesawat, scuba diving, sky diving dan aktivitas-aktivitas lain yang melibatkan
Edukasi menjaga kebersihan telinga agar tidak terjadi infeksi berulang dan
penggunaan alat bantu dengar juga penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
DAFTAR PUSTAKA