OF PLEURA
◦ Tempat Bekerja
◦ RS Melania Bogor
◦ RS Vania Bogor
◦ RS Trimitra Cibinong
Anatomy Pleura
◦ Pleura adalah membran serosa yang
melingkupi parenkim paru, mediastinum,
diafragma serta tulang iga
◦ Terdiri dari 2 membran yaitu
1. Pleura visceral = lapisan yang melekat pada
permukaan paru
2. Pleura Parietal = lapisan yang melekat pada
dinding dada
▪ Pleura parietalis mendapat darah dari ▪ Pleura paretalis yang mengandung serabut-
arteri interkostalis. serabut saraf yang disuplai oleh :
1. Saraf interkostalis pada regio kosta dan
▪ Pleura visceralis mendapat darah dari
sirkulasi bronchial yang mengalir ke tepi diafragma. Rasa nyeri akan
dalam vena-vena pulmonal. diteruskan ke dinding dada.
▪ Tekanan perfusi sirkulasi bronkial pleura 2. Saraf phrenikus pada daerah diafragma
visceralis lebih rendah dibanding tengah. Rasa nyeri akan diteruskan ke bahu
sirkulasi interkostalis pleura parietalis
ipsilateral.
karena ada drainase ke sistem vena.
▪ Pleura visceralis tidak mengandung serabut-
serabut saraf sensorik.
Lymphatics
▪ Fungsi utama membran pleura → mengikuti pergerakan dinding paru terhadap dinding dada.
▪ Pleura visceralis → mendukung paru secara mekanis terhadap bentuk paru, membatasi
pengembangan dan pengempisan paru.
▪ Pleura berperan dalam sistem pernapasan melalui tekanan pleura yang ditimbulkan oleh
rongga pleura.
▪ Tekanan pleura bersama tekanan jalan napas akan menimbulkan tekanan transpulmoner yang
selanjutnya akan memengaruhi pengembangan paru.
▪ Pengembangan paru terjadi bila kerja otot dan tekanan transpulmoner berhasil mengatasi rekoil
elastik (elastic recoil) paru dan dinding dada
▪ Jumlah cairan rongga pleura diatur keseimbangan Starling yang ditimbulkan oleh tekanan
pleura dan kapiler, kemampuan sistem penyaliran limfatik pleura serta keseimbangan elektrolit.
Fisiologi Pleura
▪ Pleura normal memiliki permukaan licin, mengkilap dan semitransparan.
▪ Ketebalan pleura viceral 20-80 μm > pleura parietan 30-40 μm
▪ Luas permukaan pleura viseral sekitar 4.000 cm2 pada laki-laki dewasa berat sekitar 70 kg
▪ Terdapat cairan 0,1-0,2 ml/kg
▪ Pembentukan cairan pleura ditentukan oleh keseimbangan tekanan hidrostatik dan onkotik
rongga pleura
▪ Pembentukan cairan pleura berasal dari kapiler pada pleura parietal (0,01ml/kgBB/jam) dan
produksi cairan pleura terutama dari kapiler yang berada di atas kosta > pleura yang berada di
ruang interkosta.
▪ Penyerapan melalui stoma pembuluh limfe, yang terdapat hanya pada pleura parietal
(0,2ml/kgBB/jam) pars torakal, diafragma dan mediastinal.
Filtrasi cairan Pleura
▪ Proses kelunya cairan dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah
▪ Dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan tekanan
onkotik
▪ Tekanan Hidrostatik berasal dari pompa jantung dan
efek gravitasi pembuluh darah
▪ Tekanan Hidriostatik → mendorong cairan dari kaliper
ke interstitial
▪ Tekanan onkotik adalah tekanan yang dihasilkan oleh
protein plasma terutama albumin.
▪ Tekanan onkotik → perpindahan cairan dari tekanan
rendah → tekanan tinggi , menarik cairan dari
interstitial → kapiler
Aliran Limfatik
▪ Kapiler limfatik adalah pembuluh mikro berdinding tipis untuk mengalirkan dan memproses
cairan ektraseluler.
▪ Kapiler limfatik diameter lebih besar dari kapiler darah dan memiliki katub satu arah → kapiler
limfatik → kelenjar getah bening dan berakhir sirkulasi vena
▪ Cairan dan zat terlarut mamasuki limfatik pleura melalui stoma yang tersebar di seluruh kosta ,
mediastinum, diafragma
▪ Plera parietal → kelenjar intercostal, mamae interna, mediastinum posterior, dan diafragma
▪ Pleura visceral → kelenjar bronchopulmonalis
▪ Rongga pleura berhubungan dengan pleura parietalis
melalui stomas
▪ Lubang berdiameter 0,5-20 μm (dibentuk dari lapisan
mesotelial) dapat dilewati partikel sebesar eritrosit.
▪ Cairan dari stomas mengalir ke lacuna lalu ke limfatik
infrakostal → kelenjar parasternal dan periaortic →
thoracic duct→ sistem vena sistemik
▪ Kepadatan stoma 100 stomata/cm2 di pleura
interkostalis dan 8.000 stomata/cm2 di pleura
mediastinal.
▪ Kapasitas eliminasi limfatik pleura secara umum 20 –
28 x lebih besar dibandingkan pembentukan cairan
pleura
▪ Efusi pleura terjadi = kecepatan pembentukan cairan
pleura > kecepatan pembuangannya atau adanya
gangguan atau obstruksi pada system limfatik.
Fisiology Cairan Pleura
▪ Fitrasi caiarn pleura berasal dari
kapiler sistemik pleura parietal →
jaringan interstitial plauera parietal →
rongga pleura
▪ Sedangkan tekanan onkotik absorbsi
cairan dalam rongga kapiler ke pleura
parietal
▪ Eliminasi akumulasi cairan pleura
terutama diatur oleh sistem limfatik
sistemik pleura parietal.
23
Penyebab penumpukan
cairan pleura
26
Differentiating Exudative
Pleural Effusions
Appearance of Pleural Fluid
◦ Gross appearance?Bau?
◦ Berdarah, maka periksa Ht cairan pleura dan
dibandingkan dengan Ht darah tepi
◦ Ht cairan pleura > 50% pertimbangkan chest tube.
◦ Ht cairan pleura 1% - 50% : keganasan pleura, emboli paru
atau traumatik yang mengakibatkan terjadinya efusi pleura.
◦ Ht cairan pleura < 1% : tidak bermakna
◦ Keruh seperti susu, periksa supernatan dan
lakukan centifuge bila menetap kemungkinan suatu
chylothorax atau pseudochylothorax.
27
Pleural Fluid Protein
▪ Biasanya meningkat.
▪ > 0,5 gr/dL : kemungkinan pleurisy Tb
▪ < 0,5 gr/dL : kemungkinan urinotoraks, efusi 2nd dialisis
peritoneal, bocornya LCS atau misplacement dari central intra
vaskuler line.
29
Pleural Fluid White Cell Count and
Differential
◦ Dikirim dengan tube dengan antikoagulan.
◦ Hitung jenis leukosit cairan pleura 1000/μL membedakan eksudat dan
transudat secara kasar.
◦ > 10.000/μL efusi empiema/parapneumonik .
◦ Sel sebaiknya dikelompokkan :
▪ Sel PMN : efusi akibat pneumonia, emboli paru, pankreatitis, abses dan awal Tb.
▪ Sel MN : efusi akibat penyakit kronis.
▪ Eosinofil (>10 %) : akibat udara, darah, asbestos, drugs (nitrofurantoin/dantrolene).
▪ Sel mesotelial : efusi parapneumonik.
▪ Limfosit kecil : efusi malignant atau Tb, pertimbangkan needle biopsi dari pleura.
30
Pleural Fluid Cytology
31
Immunohistochemical and Other Studies for
Diagnosting Malignancy
▪ Membedakan adeno Ca dengan mesotelioma
dengan pewarnaan antibodi spesifik.
33
Transudative Pleural Effusion
▪ Sindrom Nefrotik
▪ Penyakit perikardial
▪ Hidrotoraks hepatik
▪ Dialisis peritoneal
▪ Obstruksi traktus urinarius (urinothorax)
▪ Myxedema
▪ Fontan procedure
▪ Penyebab lainnya :
▪ Subarachnoid pleural fistula
▪ Central venous obstruction
▪ Emboli paru
34
35
36
37
Tension Pneumothorax
1. Identifiy the 2nd rib, 2nd
intercostal space, and the
mid-clavilicular line (center
of the collar bone).
2. Insert the needle just over the
3rd rib, through the
intercostal muscles and into
Insert a 14 gauge Angiocath- the chest cavity.
type needle through the 2nd 3. A "hiss" of air confirms the
intercostal space in the mid- presence of pneumothorax
and is effective treatment for
clavicular line. The 1st rib cannot normally
it. be
felt. The 2nd rib can
4.be Slide
felt just
the catheter over the
below the collar bone. Theneedle2nd and into the chest
intercostal space is thecavity.
area
between the 2nd and5. 3rd rib. a syringe and aspirate
Attach
all the free air.
6. Leave the catheter and
syringe in place so you can
remove more free air as it
accumulates.
38
39