Anda di halaman 1dari 4

LEGENDA

Asal Usul Desa Kajar


Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
Scene 1
Untuk menjalankan dakwahnya sunan muria ingin membangun masjid di sekitar
lereng gunung muria, beliau pun mulai mencari tempat yang cocok untuk dibangun
masjid.
Beliau menghampiri istrinya yang sedang duduk di teras rumah.
S.Muria : Saya harus pergi untuk menyebarkan agama islam.
Istri S.Muria : Dengan apa kau akan menyebarkan agama islam wahai suamiku.
S.Muria : Insyaallah dengan izin Allah SWT Saya akan mencari tempat yang tepat
untuk dibangunkan sebuah masjid untuk beribadah kepada Allah SWT.
Istri S.Muria : Baiklah, saya akan selalu mendoakan dan akan selalu memohon kepada
Allah agar engkau selalu berada di dalam perlindungannya.
S.Muria : Amin amin ya robbal alamin.
Susan muria segera menyiapkan perbekalannya (dibantu oleh istrinya), setelah siap
semua beliau berpamitan dengan istrinya (istri menyalami tangan S.Muria) dan mulai
melangkah pergi bersama seekor kerbau meninggalkan rumahnya. Istri sunan muria
melihat dari teras rumah langkah demi langkah suaminya,setelah tak terlihat lagi
punggung suaminya beliau segera mengambil air wudhu dan mulai sholat, di dalam
shalatnya ia memohon kepada Allah SWT agar sentiasa menjaga suaminya
Istri S.Muria : Ya Allah ya rabb hanya kepada engkau aku memohon, hanya kepada
engkau aku meminta pertolongan, jagalah langkah suami hamba lindungi ia, janganlah
engkau biarkan segala hal jahat mendekatinya amin amin ya rabbal alamin.

Scene 2
Tidak jauh dari rumah Sunan muria bertemu dengan para pengikutnya (4 pemuda).
Pemuda 1 : Ingin pergi kemanakan engkau wahai umar said
S.Muria : Saya akan pergi untuk mencari tempat yang tepat untuk dibangunkan masjid
Pemuda 2 : Apakah engkau akan pergi sendiri hei umar?
S.Muria : Insyaallah, Allah akan selalu bersama saya disetiap langkah yang saya ambil
(para pemuda saling bertatapan memberi isyarat kagum terhadap jawabannya)
Pemuda 3 : Bolehkan kami ikut denganmu umar?
Pemuda 4 : Iya, bolehkan kami ikut? kami pun ingin membantumu untuk mencari
lahan dan membangun masjid itu.
S.Muria : Masyaallah, teruslah berbuat baik teman teman, insyaallah Allah akan
memberi rahmat kepada kalian sekalian.
Sunan muria dan rombongannya pun mulai berjalan meninggalkan desa.
Scene 3
Sunan Gunung Muria (Raden Umar Said) yang melakukan perjalanan guna
menentukan tempat untuk membangun masjid. Mulanya Kanjeng Sunan melakukan
perjalanan untuk menentukan daerah yang tepat guna mendirikan masjid, Ketika
sampai pada suatu tempat beliau membuat sepasang watu lumpang dan alu untuk
memasak.
S.Muria : Beristirahatlah kalian semua, duduklah kalian sebagaimana mestinya, saya
akan memasak untuk makan kita.
Semua Pemuda : Baiklah.
Karena sunan muria hanya membawa bekal untuk dirinya saja, maka ia harus
membagi bekal tersebut dengan 4 orang lainnya. Setelah semuanya selesai dimasak
mereka mulai memakannya.
Pemuda 3 : terima kasih umar, maaf kita belum menyiapkan perbekalan yang cukup
untuk perjalanan kita
S.Muria : Tidak apa apa, Insya Allah perbekalan yang saya bawa cukup untuk kita
semua, asal kalian tidak serakah.
Semua Pemuda : Nggeh.

Scene 4
Sudah 2 hari mereka melakukan perjalanan dan belum juga menemukan tempat yang
cocok untuk dibangun masjid. Sunan Muria beserta rombongan kemudian
melanjutkan perjalanan, sesampainya di suatu tempat yang dirasa sudah cocok Sunan
Muria beserta rombongan berhenti dan istirahat
S.Muria : Saya rasa tempat ini cocok untuk kita bangun masjid,bagaimana menurut
kalian?
Pemuda 1 : Iya sunan, tempat ini sepertinya bagus
S.Muria : Baiklah kalian beristirahat dulu disini saya akan memasak nasi
Sunan Muria kemudian menanak nasi di kuali kecil, saat itu ada rombongan desa
setempat ( 4 cewe 3 cowo) yang berada disekitar tempat peristirahatan sunan muria
dan rombongannya mereka mencium bau aroma nasi yang wangi.
Cewe 2 : Aroma apa ini wangi sekali
Cewe 1 : Entahlah, tapi aromanya berasal dari balik batu disana (menunjuk batu besar)
Cowo 2 : Ayo coba kita lihat siapa yang sedang memasak dibalik batu itu
Mereka mulai turun dari kursi masing masing dan berjalan menuju batu besar di depan
pandangannya.
Cowo 1 : Weh siapa itu (sambil menunjuk rombongan sunan muria dari kejauhan)
Cewe 1 : Ngga tau coba saja kita lewat situ.
Cowo 2 : Ayo ayo
Cewe 2 : Tidak sopan lewat depan orang yang lagi duduk
Cowo 3 : Udah gapapa ayo kita lihat saja
Cewe 3 : Ayo cepat jalan malah berhenti disini ngapain
Mereka mulai berjalan menghampiri rombongan sunan muria,bukannya menyapa
dengan baik malah mereka berkata.
Cowo 2 : Wah kalau masak di kuali kecil mana cukup itu dimakan banyak orang
Cewe 2 : Untuk makan orang satu aja belum tentu cukup itu
Mereka pergi meninggalkan rombongan sunan muria dengan tertawa satu sama lain.
Kebetulan Kanjeng Sunan mendengar pembicaraan rombongan tadi. Kanjeng Sunan
kemudian bersabda "wong kajar...pangananmu suk ki tunggak".
Mendengar perkataan sunan muria para pemuda rombongannya langsung terbangun
dan menoleh ke arah rombongan warga setempat.
Pemuda 3 : Ada apa ini
Pemuda 1 : Sepertinya rombongan tadi berkata hal yang tidak mengenakkan
Pemuda 2 : Siapakan rombongan tadi?
S.Muria : Mereka adalah warga watu lumpang orang kajar
Mereka menyadari bahwa orang orang tadi adalah warga dari watu lumpang dan mulai
saat itulah daerah watu lumpang disebut dengan daerah kajar

Scene 5
Sunan muria kembali menanak nasi, setelah nasinya matang ia menyadari kerbau yang
beliau tunggangi telah lepas
Ada 4 perempuan berteriak melihat kerbau yang lepas
Semua perempuan : haaaaa kerbau lepas kerbau lepas awassss
P.1 : Kerbaunya siapa ini
P.2 : Awas awas
P.3 : Kerbaunya lari ke atas
P.4 : Itu yang punya kerbau sepertinya (menunjuk sunan kalijaga) dengan cepat
beliau langsung mengajak rombongannya untuk pergi
S.Muria : Tempat ini tidak cocok untuk dijadikan masjid daerahnya kurang tinggi ayo
kita pergi
Semua Pemuda : Nggeh
Mereka kemudian berlari mengikuti arah kerbau yang terlepas, Sunan muria
meninggalkan kuawi yang berisi nasi tadi dan meninggalkan daerah yang ia sebut
sebagai daerah KAJAR.

TAMAT…..

Anda mungkin juga menyukai