Anda di halaman 1dari 6

ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR AIR PADA INTI SAWIT


DI KERNEL SILO PADA STASIUN KERNEL DENGAN
METODE RANCANGAN ACAK LENGKAP

Muhammad Fauzi Wijaya, Suliawati, Bonar Harahap


Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Sumatera Utara, Indonesia
muhammad.fauzi0306@gmail.com; suliawati93@yahoo.co.id; bonhar1968@gmail.com

Abstrak
PT. Socfindo Kebun Aek Loba sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan tandan buah sawit
hingga menjadi CPO, kernel, dan cangkang dalam setiap aktivitas produksinya selalu berusaha untuk
menghasilkan produk yang berkualitas baik dengan menerapkan standar kualitas produksi. Didalam proses
kernel kita harus tau bagaimana pengaruh suhu terhadap kadar air pada inti sawit. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kadar air pada inti sawit di kernel silo PT. Socfindo Kebun Aek
Loba. Pada penelitian ini digunakan metode regresi linier dan rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian
dilakukan dengan lima kali pengulangan pada setiap percobaan untuk menentukan data analisis kadar air inti
sawit di kernel silo. Berdasarkan metode regresi linier yang dilakukan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar
-1,00 menunjukkan bahwa terjadi korelasi negatif sempurna antara suhu pengeringan (X) dan kadar air (Y).
Nilai koefisien korelasi menunjukkan keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y yang berlawanan, hal
ini berarti bahwa semakin meningkatnya nilai variabel X (suhu) maka nilai dari variabel Y (kadar air) akan
semakin menurun. Pada metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) diperoleh hasil bahwa Fhitung 154,106 >
Ftabel 2,61, yang berarti H0 ditolak (suhu tidak berpengaruh terhadap kadar air) dan H1 diterima (suhu
berpengaruh terhadap kadar air). Dapat disimpulkan bahwa percobaan masing-masing suhu yang diberikan
berpengaruh nyata terhadap kadar air yang dihasilkan.

Kata-Kata Kunci : , Kadar Air, Regresi Linier dan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

I. Pendahuluan maksimal 7% di PT. Socfindo Kebun Aek Loba,


dengan suhu 50oC-90oC.
Minyak inti sawit (palm kernel oil) merupakan Pada PT. Socfindo Kebun Aek Loba pernah
salah satu jenis minyak dan lemak yang diperoleh mengalami kadar air yang tinggi pada kernel,
dengan cara ekstraksi inti sawit. Pada temperatur sehingga melebihi batas standart yang telah
ruang, PKO berbentuk cair dan dapat difraksinasi ditetapkan oleh perusahaan. Akibatnya, kernel yang
berdasarkan perbedaan kelarutan antara komponen dihasilkan tidak maksimal atau lebih cepat
trigliserida. Produk fraksinasinya adalah fraksi cair terjadinya pertumbuhan jamur (mikroba) pada
dan semi padat yang disebut dengan palm kernel kernel. Oleh karena itu suhu pada kernel silo sangat
olein (PKOl) dan palm kernel stearin (PKSt). perlu diperhatikan agar kernel yang dihasilkan dapat
Fraksinasi PKO dapat dilakukan dengan cara fisika memenuhi standart dengan kualitas yang baik. Pada
dan kimia[1]. penelitian kali ini peneliti menggunakan metode
Kernel hasil dari pemisahan antara cangkang pemanasan menggunakan oven fisher scientific
dan kernel (inti sawit) yang masuk ke kernel silo untuk mengetahui kadar air.
masih mempunyai kadar air yang tinggi sekitar 15- PT. Socfindo Kebun Aek Loba sebagai
18%. Silo kernel adalah alat yang berbentuk tabung perusahaan yang bergerak dalam industri
besar yang di isi dengan kernel yang akan pengolahan tandan buah sawit hingga menjadi CPO,
dikeringkan untuk mengurangi kadar air yang Kernel, dan Cangkang dalam setiap aktivitas
terdapat pada kernel. Pengeringan di Silo Kernel produksinya selalu berusaha untuk menghasilkan
berfungsi untuk menonaktifkan mikroorganisme produk yang berkualitas baik dengan menerapkan
sehingga proses pembentukan jamur atau proses standar kualitas produksi. Didalam proses kernel kita
kenaikan asam dapat dibatasi pada saat kernel perlu tau bagaimanakah pengaruh suhu terhadap
disimpan, sehingga kadar air kernel mencapai 6-7%. kadar air pada inti sawit di kernel silo pada stasiun
Prinsip kerja pada kernel silo ialah dengan kernel di PKS PT. Socfindo Kebun Aek Loba.
menggunakan hawa panas melalui steam heater yang Tujuan dari penelitian ini adalah :
dihembuskan oleh fan dalam ruangan kernel silo. 1. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kadar
Temperatur udara yang dihembuskan kebagian atas air pada inti sawit di kernel silo PT. Socfindo
dan bagian bawah silo kernel. Hal ini menyebabkan Kebun Aek Loba.
udara panas dapat terbagi secara merata didalam 2. Untuk mengetahui informasi kadar air pada inti
ruang kernel silo. Pengeringan pada kernel silo itu sawit di PKS PT. Socfindo Kebun Aek Loba.
dilakukan selama ±4 jam, berkapasitas 30 ton. 3. Untuk mengetahui suhu yang optimum yang
Dengan pemberian panas secara kontiniu diharapkan menghasilkan kadar air yang terbaik pada inti
akan mengurangi kadar air sampai mencapai sawit di Kernel Silo.

197 Buletin Utama Teknik Vol. 17, No. 2, Januari 2022


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

II. Tinjauan Pustaka Tabel 2. Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi


Besar Koefisien Interpretasi Koefisien
2.1.Tanaman Kelapa Sawit Korelasi (Positif Atau Korelasi
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Negatif)
Jacq) merupakan tanaman penghasil minyak nabati 0,00 Tidak ada korelasi
0,01 - 0,20 Korelasi sangat lemah
yang dibutuhkan baik untuk dikonsumsi oleh 0,021 - 0,40 Korelasi lemah
manusia dan dapat juga dijadikan bahan bakan 0,41 - 0,70 Korelasi sedang
minyak. Kebutuhan penggunaan minyak dan lemak 0,071 - 0,99 Korelasi tinggi
dunia semakin meningkat setiap tahun, sedangkan 1,00 Korelasi sempurna
produksinya relatif masih kurang dibanding dengan
permintaan. 2.5. Rancangan Acak Lengkap
Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan
2.2. Inti Sawit rancangan yang paling sederhana jika dibandingkan
Inti sawit (kernel) adalah bagian dari buah sawit dengan rancangan-rancangan percobaan lainnya.
yang telah dipisahkan dari daging buah dan Dalam rancangan ini tidak terdapat lokal kontrol,
cangkang yang telah diolah di stasiun nut dan sehingga sumber keragaman yang diamati hanya
kernel. Inti sawit berbentuk bulat padat berwarna perlakuan dan galat. Berikut merupakan perhitungan
coklat kehitaman yang mengandung lemak, protein, jumlah kuadrat untuk ulangan sama [5]:
serat, dan air. Kernel diolah kembali menjadi
minyak inti sawit (Palm Kernel Oil). Sedangkan FK = Faktor koreksi
ampasnya atau bungkil biasanya digunakan sebagai
bagan makanan ternak[2].Komposisi inti sawit dapat
dilihat pada Tabel 1. JKT = Jumlah kuadrat total

Tabel 1. Komposisi Inti Sawit


Komponen Kadar Komponen (%)
Minyak 47-52
Air 6-7 JKP = Jumlah kuadrat perlakuan
Protein 7,5-9,0
Selulosa 5
Abu 2
Kadar Kotoran 10
Inti Pecah 15 JKG = Jumlah kuadrat galat

2.3 Regresi Linier


Persamaan regresi linier sederhana merupakan
suatu model persamaan yang menggambarkan Berikut merupakan gambar dari tabel analisis
hubungan satu variabel bebas/ predictor (X) dengan variansi yaitu :
satu variabel tak bebas/ response (Y), yang biasanya
digambarkan dengan garis lurus[3].

2.4.Analisis Korelasi
Analisis korelasi dapat didefinisikan sebagai
metode statistika yang digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan antara dua variabel. Kata
variabel sendiri dapat diartikan sebagai karakteristik
dari objek yang diteliti. Pada analisis korelasi
peneliti mengukur keeratan hubungan antara dua
variabel saja tanpa memperhatikan variabel yang
dipengaruhi atau variabel yang mempengaruhi dan
berapa besar pengaruh suatu variabel terhadap
variabel yang lain. Dari analisis korelasi yang
dilakukan didapatkan suatu nilai yang disebut Gambar 1. Analisis Variansi
sebagai koefisien korelasi. Koefsien korelasi bisa
bernilai positif atau negatif dan nilai koefisien 2.6. Uji Hipotesis
korelasi berkisar antara -1 sampai dengan +1.Berikut Hipotesis adalah jawaban sementara sebelum
merupakan interprestasi terhadap koefisien percobaan dilaksanakan yang didasarkan pada hasil
korelasi[4]. studi. Hipotesis biasanya memuat pernyataan-
pernyataan yang bersifat netral atau hal yang umum
terjadi[6].

Buletin Utama Teknik Vol. 17, No. 2, Januari 2022 198


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

H 0 : τ1 = … = τi = 0 (perlakuan tidak berpengaruh


terhadap respon yang diamati)
H1: paling sedikit ada satu i dimana τi ≠ 0

III. Metodologi Penelitian


6. Menguji hasil perhitungan kadar air dengan
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan
Lokasi pada penelitian ini adalah di PT. regresi linier.
Socfindo Kebun Aek Loba Kecamatan Aek Kuasan,
Kabupaten Asahan. Waktu penelitian dilaksanakan 3.4. Analisa dan Evaluasi
pada bulan april hingga penelitian selesai. Adapun yang dimaksud dengan analisa dan
evaluasi adalah :
3.2. MetodePengumpulan Data a. Analisa
Berikut merupakan metode pengumpulan data Menguraikan tentang hasil yang diperoleh dari
yang digunakan yaitu: pengolahan data untuk diterapkan dalam
1. Data Primer pemecahan masalah pada waktu yang akan
Data primer adalah data yang diperoleh dengan datang.
mengadakan pengamatan secara langsung pada b. Evaluasi
perusahaan serta melakukan wawancara Menilai sesuatu yang berhubungan dengan
langsung dengan personil perusahaan yang ada kemajuan, pertumbuhan, perkembangan dalam
kaitannya dengan penelitian ini. Seperti suhu rangka tujuan pendidikan, serta dapat berupa
(temperatur awal), alat dan bahan serta berat bukti-bukti dan penilaian apakah suatu kopetensi
awal sampel. telah tercapai.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh Berdasarkan hasil pengolahan data yang
dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen dilakukan, maka dibuat suatu kesimpulan dari
serta arsip-arsip perusahaan yang ada kaitannya permasalahan dalam pembahasan tersebut, ditarik
dengan penelitian ini. Seperti data-data produksi, kesimpulan tentang pemecahan masalah yang
dan kadar air yang teruapkan. dilakukan dan memberikan saran-saran yang
diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam
3.3. Pengolahan Data aplikasinya maupun studi berikutnya.
Setelah data diperlukan dianggap cukup, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahaan IV. Pengumpulan dan Pengolahan Data
data yaitu : Pengumpulan data meliputi data suhu
1. Menentukan temperatur awal. Langkah pertama (temperatur awal), alat dan bahan serta berat awal
yang di lakukan dalam pengolahan data adalah sampel. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
dengan menentukan temperatur awal yang April – Mei 2021.Data analisis kadar air inti sawit di
diperoleh berdasarkan ketetapan dari perusahaan kernel silo dilakukan dengan lima kali pengulangan
yaitu pada suhu 50oC-90oC. pada setiap percobaan. Berdasarkan perhitungan dari
2. Menentukan temperatur sesudah didinginkan. data yang diperoleh di PT. Socfindo Kebun Aek
Langkah kedua yang dilakukan adalah Loba maka diperoleh hasil sebagai berikut:
menentukan temperatur sesudah dilakukan
pendinginan menggunakan decikator. Tabel 3. Hasil Analisis Kadar Air Pada Kernel
3. Menimbang berat awal. Langkah selanjutnya
adalah menimbang berat awal berdasarkan
ketetapan sampel yang digunakan yaitu 10 gr.
4. Menimbang berat akhir. Langkah selanjutnya
adalah menimbang berat akhir sesudah di oven
dan di masukkan kedalam decikator untuk
dilakukan pendinginan.
5. Menghitung % kadar air dengan rumus :
Sebelum di oven :
(Brutto = Tarra + Netto)

Setelah di oven :
(Netto = Brutto -Tarra)

Keterangan :
Netto : Berat bersih
Brutto : Berat kotor Berikut merupakan rata-rata % kadar airpada
Tarra : Wadah kosong kernel dari setiap percobaan berdasarkan masing-
masing suhu :

199 Buletin Utama Teknik Vol. 17, No. 2, Januari 2022


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Tabel 4. Rata-Rata Hasil Analisis Kadar Air Pada JKG = Jumlah kuadrat galat
Kernel

JKG = 25.717,3 - 24. 150, 194


JKG = 1567,106

Berikut merupakan tabel analisis variansi yaitu:

Tabel 6. Analisis Variansi

4.1. Rancangan Acak Lengkap (RAL)


Berikut merupakan tabulasi data perlakuan dan
pengulangan antara suhu dan kadar air yang
dihasilkan adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Tabulasi Data Perlakuan dan Pengulangan


Antara Suhu Dan Kadar Air

Berdasarkan perhitungan diatas maka diperoleh


pengujian hopotesis sebagai berikt:

F hitung = 154,106
F tabel = 2,61

Maka diperoleh F hitung 154,106 > Ftabel


2,61, yang berarti H0 ditolak (suhu tidak
berpengaruh terhadap kadar air) dan H1 diterima
Berikut merupakan perhitungan jumlah kuadrat (suhu berpengaruh terhadap kadar air). Dapat
untuk ulangan sama yaitu : disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan
Y = 1027,5 terhadap unit-unit percobaan memberikan pengaruh
Y2 = 1.055.756,25 yang nyata terhadap respon yang diamati atau
t =5 percobaan masing- masing suhu yang diberikan
r =9 berpengaruh nyata terhadap kadar air yang
dihasilkan.
FK = Faktor koreksi
4.2. Regresi Linier
Berikut merupakan perhitungan korelasi antara
1.055.756,25 variabel bebas X (suhu) dan variabel terikat Y
FK = (kadar air).
5.9
FK = 23.461,25 Tabel 7. Perhitungan Korelasi Variabel Bebas X
(Suhu) dan Variabel Terikat Y (Kadar Air)
JKT = Jumlah kuadrat total

JKT = 49178,55 - 23.461,25


JKT = 25.717,3

JKP = Jumlah kuadrat perlakuan

428.503
JKP = − 23.461,25
9
JKP = 47. 611,44 - 23.461,25
JKP = 24. 150, 194

Buletin Utama Teknik Vol. 17, No. 2, Januari 2022 200


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

ƩX = 630 Maka diperoleh persamaan regresi linier


ƩY = 79,5 sederhana sebagai berikut :
ƩX2 = 45.600 Y = a + bx
ƩY2 = 715,48 Y = 15,34 + (- 0,093x)
ƩXY = 5.425,1 Y = 15,34 - 0,093x
(ƩX)2 = 396. 900
(ƩY)2 = 6.320,25 4.5 Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Air Pada
X bar = 70 Inti Sawit
Y bar = 8,83 Berdasarkan dari hasil perhitungan diperoleh
grafik pengaruh suhu terhadap kadar air pada inti
Digunakan untuk menentukan besarnya koefisien sawit dapat dilihat pada gambar berikut :
korelasi jika data yang digunakan berskala interval
atau rasio.
  
n XY −   X   Y 
 
  
r=
   
2
  
2

n X 2
−   X   n Y 2 −   Y  
     
      

9(5.425,1) − (630 x79,5)


r=
(9 x 45.600) − (396.900) (9 x715,48) − (6.320,25)

− 1.259,1 − 1.259,1
r= =
13.500 119,07 116,1895x10,9119

− 1.259,1
r= = - 1,00
1267,85 Gambar 2. Grafik Hubungan Suhu Terhadap
Kadar Air Pada Inti Sawit
Hasil perhitungan koefisien korelasi antara
suhudan kadar air adalah -1,00 yang berarti kedua
V. Analisa dan Pembahasan
variabel tersebut memiliki tingkat hubungan dengan
korelasi sempurna.
5.1. Analisis Kadar Air Pada Kernel
4.3. Perhitungan Koefisien Determinasi Berikut merupakan hasil kadar air pada kernel
Berikut merupakan perhitungan dari koefisien yaitu :
determinasi yaitu :
Tabel 8. Hasil Analisis Kadar Air Pada Kernel
Kondisi Pengeringan Kadar Air
r =-1 (0C) (%)
r2 = (-1) 2 50 10,72
r2 = 1 55 10,1
60 9,7
4.4. Perhitungan Regresi 65 9,3
Berikut merupakan perhitungan regresi yang 70 8,9
digunakan untuk melihat pengaruh antara dan kadar 75 8,5
air pada kernel : 80 8,1
85 7,52
90 6,66
𝑛 (ƩXY)−(ƩX)(ƩY)
b=
𝑛(ƩX2 )−(ƩX)2
9(5.425,1) - (630) (79,5) Dari analisis yang dilakukan dengan lima kali
b= percobaan diperoleh kadar air terbaik pada inti sawit
9(45.600) - 396.900
adalah 6,66% yaitu pada suhu maksimal 90 oC.
- 1259,1 = -0,093
b= Dimana semakin tinggi suhu yang digunakan maka
13500 kadar air yang dihasilkan semakin rendah. Suhu
pengeringan tidak boleh kurang atau lebih dari yang
Berikut merupakan persamaan regresi linier ditetapkan. Jika suhu kurang maka kadar air inti
sederhana : sawit masih tinggi sehingga akan membantu
Y = a + bx mempercepat tumbuh nya jamur pada inti sawit.
a = Ybar – b (Xbar) Sebaliknya jika suhu terlalu tinggi akan
a = 8,83– (-0,093) (70) menyebabkan kualitas inti rendah sehingga minyak
a = 8,83 + 6,51 yang akan dihasilkan dari kernel (inti sawit) akan
a = 15,34 sedikit.

201 Buletin Utama Teknik Vol. 17, No. 2, Januari 2022


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

5.2.Analisis Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dengan
Berdasarkanperhitungan yang dilakukan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) maka
dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) diperoleh hasil bahwa Fhitung 154,106 > Ftabel
maka diperoleh hasil bahwa Fhitung 154,106 > 2,61, yang berarti H0 ditolak (suhu tidak
Ftabel 2,61 (Fhitung lebih besar daripada Ftabel), berpengaruh terhadap kadar air) dan H1 diterima
yang berarti H0 ditolak (suhu tidak berpengaruh (suhu berpengaruh terhadap kadar air). Dapat
terhadap kadar air) dan H1 diterima (suhu disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan
berpengaruh terhadap kadar air). Dapat disimpulkan terhadap unit-unit percobaan memberikan
bahwa perlakuan yang diberikan terhadap unit-unit pengaruh yang nyata terhadap respon yang
percobaan memberikan pengaruh yang nyata diamati atau percobaan masing-masing suhu
terhadap respon yang diamati atau percobaan yang diberikan berpengaruh nyata terhadap kadar
masing- masing suhu yang diberikan berpengaruh air yang dihasilkan.
nyata terhadap kadar air yang dihasilkan. 5. Berdasarkan metode regresi linier yang
dilakukan diperoleh nilai koefisien korelasi
5.3.Analisis Regresi Linier sebesar -1,00 menunjukkan bahwa terjadi
Dari analisis korelasi yang dilakukan korelasi negatif sempurna antara suhu
didapatkan suatu nilai yang disebut sebagai pengeringan (X) dan kadar air (Y). Nilai
koefisien korelasi. Koefsien korelasi bisa bernilai koefisien korelasi menunjukkan keeratan
positif atau negatif dan nilai koefisien korelasi hubungan antara variabel X dan variabel Y yang
berkisar antara -1 sampai dengan +1. Korelasi berlawanan, hal ini berarti bahwa semakin
negatif ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang meningkatnya nilai variabel X (suhu) maka nilai
bernilai negatif begitu juga sebaliknya korelasi dari variabel Y (kadar air) akan semakin
positif ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang menurun.
bernilai positif. Nilai koefisien korelasi sebesar -
1,00 menunjukkan bahwa terjadi korelasi negatif
sempurna antara suhu pengeringan (X) dan kadar Daftar Pustaka
air (Y). Nilai koefisien korelasi menunjukkan
keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y [1] H. A. Hasibuan, D. Siahaan, and S. Sunarya,
yang berlawanan, hal ini berarti bahwa semakin 2012, Kajian Karakteristik Minyak Inti Sawit
meningkatnya nilai variabel X (suhu) maka nilai dari Indonesia Dan Produk Fraksinasinya Terkait
variabel Y (kadar air) akan semakin menurun. Dengan Amandemen Standar Codex,” J.
Stand., vol. 14, no. 2, p. 98, doi:
VI. Kesimpulan 10.31153/js.v14i2.91.
Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang [2] A. B. Rantawi, A. Mahfud, and E. R.
telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan Situmorang, 2017, Korelasi Antara Kadar Air
sebagai berikut : pada Kernel Terhadap Mutu Kadar Asam
1. Dari analisa yang dilakukan dapat disimpulkan Lemak Bebas Produk Palm Kernel Oil Yang
bahwa pengaruh suhu terhadap kadar air pada Dihasilkan ( Studi Kasus pada PT XYZ ),” Ind.
inti sawit di kernel silo adalah semakin tinggi Eng. J., vol. 6, no. 1, pp. 36–42.
suhu yang digunakan maka kadar air yang [3] Yuliara I Made, 2016, Modul Regresi Linier
dihasilkan semakin rendah. Suhu pengeringan Sederhana,” Fak. Mat. Dan Ilmu Pengetah.
tidak boleh kurang atau lebih dari yang Alam Univ. Udayana, pp. 1–10.
ditetapkan. Jika suhu kurang maka kadar air inti [4] C. C. Astuti, 2017, Analisis Korelasi untuk
sawit masih tinggi sehingga akan membantu Mengetahui Keeratan Hubungan antara
mempercepat tumbuh nya jamur pada inti sawit. Keaktifan Mahasiswa dengan Hasil Belajar
2. Dari hasil analisa yang dilakukan pada kernel Akhir,” JICTE (Journal Inf. Comput. Technol.
(inti sawit) diperoleh bahwa kandungan kadar air Educ., vol. 1, no. 1, p. 1, doi: 10.21070/
pada PT. Socfindo Kebun Aek Loba yaitu 6%- jicte.v1i1.1185.
7% telah memenuhi standar SNI. [5] A. H. Primandari, Percobaan Satu Faktor:
3. Dari analisa yang dilakukan dapat disimpulkan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
bahwa suhu optimum yang diperoleh berada [6] B. S. Adinugraha and T. N. Wijayaningrum,
pada suhu 90 oC, karena pada suhu 90 oC 2004, Rancangan Acak Lengkap Dan
diperoleh kadar air sebesar 6,6% adalah yang Rancangan Acak Kelompok Pada Bibit Ikan,”
baik dan memenuhi standar dari PT. Socfindo Semin. Nas. UMS, pp. 47–56.
Kebun Aek Loba.

Buletin Utama Teknik Vol. 17, No. 2, Januari 2022 202

Anda mungkin juga menyukai