STRATEGIS
2020-2024
DIREKTORAT ASIA TIMUR DAN PASIFIK
Santo Darmosumarto
Direktorat Asia Timur dan Pasifik terakreditasi kepada 18 negara/teritori yang terbagi
menjadi 2 sub-kawasan, yaitu kawasan Asia Timur serta Kawasan Pasifik dan Oseania. Kedua
sub-kawasan memiliki dinamika dan fokus tersendiri dalam membangun dan meningkatkan
hubungan luar negeri dengan masing-masing kawasan. Dalam pelaksanaan diplomasi di
kawasan, Direktorat Asia Timur dan Pasifik bekerja sama dengan 18 Perwakilan RI yang terdiri
dari 8 KBRI, 8 KJRI, dan 2 KRI.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, hubungan bilateral dan konektivitas RI dengan
negara-negara sahabat di kawasan Asia Timur dan Pasifik secara umum semakin menguat. Ke
depannya, hubungan bilateral RI dengan negara mitra di Kawasan Asia Timur dan Pasifik akan
dilaksanakan sesuai dengan 5 prioritas diplomasi Indonesia, yaitu 1) membangun kemandirian
dan ketahanan kesehatan nasional atau National Health Security; 2) mendukung pemulihan
ekonomi dan pembangunan hijau/pembangunan berkelanjutan; 3) memperkuat sistem
perlindungan WNI; 4) terus berkontribusi untuk memajukan berbagai isu kawasan dan dunia;
dan 5) diplomasi bekerja untuk menjaga kedaulatan dan integritas wilayah.
Dalam kaitan tersebut, pengejawantahan 5 prioritas diplomasi di kawasan Asia Timur
dan Pasifik ke depan akan dilaksanakan melalui berbagai upaya memajukan agenda nasional
bidang kebijakan luar negeri, terutama perluasan pasar ekspor dan daya saing produk
Indonesia dengan fokus sasaran pada pasar prospektif, peningkatan kerja sama maritim,
penjagaan integritas wilayah, serta sentralitas Indonesia dalam perdamaian dan keamanan di
kawasan.
Di kawasan Asia Timur, kemitraan perdagangan dan investasi Indonesia dengan 3 (tiga)
negara mitra utama yakni RRT, Jepang, dan Korea Selatan terus meningkat. Kerja sama RI-
RRT juga diperkuat melalui sinergi visi Poros Maritim Dunia dan Belt and Road Initiative RRT
untuk merealisasikan konektivitas maritim di kawasan melalui berbagai pembangunan. Di
tengah pandemi, tercatat kerja sama erat Travel Corridor Agreement (TCA) dan pengadaan
vaksin Covid-19 dengan RRT dan Korea Selatan. Adapun pembentukan TCA dengan Jepang
yang telah digagas pada saat pertemuan Presiden RI-PM Jepang di Bogor, Oktober 2020,
belum dapat direalisasikan karena perkembangan pandemi yang belum membaik.
Kemitraan Indonesia dengan Pasifik Selatan semakin diperkokoh dengan visi “Pacific
Elevation” yang menitikberatkan kerja sama ekonomi dan konektivitas (khususnya dengan
Kawasan Timur Indonesia) dalam rangka mewujudkan perdamaian dan kemakmuran bersama
di Pasifik. Salah satunya dengan disepakatinya Indonesia-Australia Comprehensive Economic
Partnership Agreement (IA-CEPA) serta negosiasi Preferential Trade Agreement (PTA) dengan
Fiji dan Papua Nugini.
Selain fokus di bidang ekonomi, Direktorat Asia Timur dan Pasifik juga terus berupaya
memagari kepentingan Indonesia di Kawasan. Dalam kaitan ini, diplomasi RI perlu dilanjutkan
untuk menjunjung kedaulatan NKRI. Indonesia juga perlu terus menjaga stabilitas dan
perdamaian di kawasan Asia Timur dan Pasifik, antara lain dalam penanganan isu Laut China
Selatan, Laut China Timur dan Semenanjung Korea, maupun tindak lanjut penandatanganan
Regional Comprehensive Economic Partnership dengan 4 (empat) negara besar di Kawasan
yaitu: Australia, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan.
Menyadari arti penting dan strategis Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Kementerian Luar
Negeri sebagai salah satu ujung tombak hubungan luar negeri dituntut mampu beradaptasi
dengan cepat dan menyikapi dinamika yang terjadi untuk mengoptimalkan capaian diplomasi
Indonesia di kawasan ini. Salah satu upaya untuk merespon tantangan tersebut antara lain
dilaksanakan melalui proses penataan organisasi Kementerian Luar Negeri dengan tujuan
untuk lebih memperkuat infrastruktur internal diplomasi yang ada. Berbagai upaya yang
dilakukan pada gilirannya diharapkan dapat mewujudkan diplomasi Indonesia yang memberikan
nilai manfaat ekonomi bagi kepentingan nasional.
Pada tahun 2021 akan dilaksanakan perubahan organisasi pada Direktorat Jenderal
Asia Pasifik dan Afrika yang semula terdiri dari 7 (tujuh) Satuan Kerja menjadi 8 (delapan)
Satuan Kerja. Sesuai SOTK baru, Direktorat Asia Timur dan Pasifik akan dimekarkan menjadi
Direktorat Asia Timur serta Direktorat Pasifik dan Oseania. Dengan pemekaran Direktorat Asia
Timur dan Pasifik, diharapkan pelaksanaan 5 prioritas polugri akan lebih efektif, efisien, fokus
dan terarah.
Urgensi penataan organisasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika melalui
pemekaran Direktorat Asia Timur dan Pasifik tersebut didasarkan pada pertimbangan dan
analisa kebutuhan diplomasi Indonesia ke depan, antara lain:
• Kawasan Asia Timur dan Pasifik memiliki arti penting dalam percaturan politik luar negeri
Indonesia. Dinamika dan tantangan dalam mengelola hubungan dan kerja sama bilateral
dengan negara-negara di kawasan ini sangat intense dan berdampak signifikan
terhadap capaian polugri dan diplomasi Indonesia di kawasan ini.
• Secara geo-ekonomi nature kerja sama negara-negara di kawasan Asia Timur dan
kawasan Pasifik berbeda. Negara-negara besar di Asia Timur seperti Jepang, Korea
Selatan, RRT merupakan pasar unggulan dan mitra dagang serta investor utama di
kawasan. Sementara negara-negara di Pasifik pun secara nature kerja sama juga
memiliki perbedaan dan kekhususan skala engagement: Australia dan Selandia Baru
vis-à-vis negara-negara kepulauan di Pasifik.
• Keberadaan Direktorat Asia Timur penting untuk memastikan dan menjaga kepentingan
ekonomi Indonesia dan berkontribusi bagi stabilitas kawasan melalui jalur bilateral
khususnya dengan tiga negara kunci yaitu RRT, Jepang dan Korea Selatan. Sementara
itu, keberadaan Direktorat Pasifik dan Oseania sangat strategis untuk mendukung upaya
diplomasi Pemri dalam menghadapi isu-isu besar guna melaksanakan Pacific Elevation
di Kawasan Pasifik dan Oseania sebagai tindak lanjut Indonesia-South Pacific Forum
(ISPF) dan Pacific Exposition.
• Direktorat Pasifik dan Oseania juga akan berperan sebagai salah satu ujung tombak
diplomasi RI di Kawasan Pasifik guna memagari kedaulatan NKRI.
• Selain itu, Indonesia perlu melakukan kerja sama khusus dengan Australia dan Selandia
Baru. Kedua negara ini merupakan mitra penting bagi Indonesia di forum regional dan
multilateral khususnya dalam meng-engage negara-negara Pasifik lainnya. Keberadaan
Direktorat Pasifik dan Oseania akan mendukung kepentingan Indonesia secara khusus
dalam hal Geo-Politik dan Geo-Ekonomi di kawasan Pasifik.
• Dinamika politik domestik di masing-masing negara di Pasifik sangat tinggi sehingga
keberadaan Direktorat Pasifik dan Oseania akan sangat penting untuk memagari
kepentingan Indonesia.
• Kawasan Pasifik memiliki karakteristik khusus dimana terdapat hubungan yang sangat
erat antara diplomasi bilateral dengan diplomasi regional.
Dalam menjalankan peran serta menghadapi tantangan selama 5 (lima) tahun ke depan
dan memenuhi harapan para stakeholders, Direktorat Asia Timur dan Pasifik perlu memiliki
gambaran permasalahan, tantangan, peluang dan potensi yang dimiliki Direktorat Asia Timur
dan Pasifik sebagai dasar untuk menentukan strategi perencanaan lima tahun mendatang.
Analisis SWOT Direktorat Asia Timur dan Pasifik adalah sebagai berikut:
Internal
Eksternal
Kesimpulan Analisa Faktor Internal (KAFI)
Score Kesimpulan
No Faktor Internal Bobot Rating
(3x4) (Prioritas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kekuatan (Strength)
1 Kualitas SDM yang kompeten 20 4 80 I
Kelemahan (Weakness)
Opportunities (Strength)
Threats (T)
Keterangan :
Bobot didasarkan pada dampak yang ditimbulkan pada keberhasilan kini dan kedepan dengan
nilai total 100.
Rating adalah setiap faktor yang menggunakan pendekatan skala 1 sampai dengan 4 dengan
keterangan 1 (paling tidak menonjol), 2 (tidak menonjol), 3 (menonjol), 4 (sangat menonjol).
ANALISIS TOWS
KAFE
II.2 MISI
Dalam upaya mencapai visi tersebut, Direktorat Jenderal Asia Timur dan Pasifik telah
menetapkan 3 (tiga) misi yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 2020-2024, sebagai
berikut:
a. Memberikan nilai manfaat ekonomi yang optimal melalui hubungan luar negeri di Kawasan
Asia Timur dan Pasifik untuk mendukung struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan
berdaya saing
b. Memajukan kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh di Kawasan Asia
Timur dan Pasifik
c. Meningkatkan infrastruktur diplomasi Direktorat Asia Timur dan Pasifik untuk mendukung
peningkatan kualitas manusia Indonesia.
a. Nilai manfaat diplomasi ekonomi yang optimal melalui hubungan luar negeri di
Kawasan Asia Timur dan Pasifik
Nilai manfaat diplomasi ekonomi, keuangan dan pembangunan adalah jumlah nominal
manfaat yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan promosi perdagangan, investasi dan
pariwisata
Hubungan luar Negeri adalah setiap kegiatan yang menyangkut aspek bilateral, regional dan
internasional yang dilakukan oleh Pemerintah di tingkat Pusat dan daerah, atau Lembaga-
lembaganya, Lembaga, badan usaha, organisasi-organisasi, Lembaga swadaya masyarakat,
atau warga negara Indonesia.
Tujuan/Sasaran Strategis tersebut diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai
dengan 2024 sebagai berikut:
Target
Indikator Kinerja
Tujuan/Sasaran Strategis
Utama 2020 2021 2022 2023 2024
b. Dukungan dan komitmen nasional atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan
internasional di Kawasan Asia Timur dan Pasifik yang tinggi
Dukungan adalah sokongan/bantuan
Komitmen adalah (upaya) perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu
Tinggi adalah (mendukung) secara penuh
Kebijakan luar negeri adalah sikap dan langkah Pemerintah Republik Indonesia yang diambil
dalam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional, dan subyek hukum
internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan
nasional.
Kesepakatan internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan sebutan apa pun, yang diatur
oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh Pemerintah Republik Indonesia
dengan subyek hukum internasional, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada Pemerintah
Republik Indonesia yang bersifat hukum publik.
Tinggi adalah mendukung secara penuh dalam konteks dukungan.
Tujuan/Sasaran Strategis tersebut diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai
dengan 2024 sebagai berikut:
Target
Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja
Strategis Utama 2020 2021 2022 2023 2024
Infrastruktur Diplomasi adalah seluruh sumber daya, sarana dan prasarana yang digunakan
untuk pelaksanaan diplomasi dan hubungan luar negeri.
Tujuan/Sasaran Strategis tersebut diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai
dengan 2024 sebagai berikut:
Target
Tujuan/Sasaran
Indikator Kinerja Utama
Strategis 2020 2021 2022 2023 2024
Infrastruktur
Diplomasi yang kuat Nilai Akuntabilitas Kinerja
di Direktorat Asia Instansi Pemerintah 78 78 79 79 79
Timur dan Pasifik (AKIP) Direktorat Asia (BB) (BB) (BB) (BB) (BB)
Timur dan Pasifik
Lampiran 1: Matriks Arah Kebijakan dan Strategi
Lampiran 2: Matriks Target Kinerja
LAMPIRAN
Lampiran 1: Matriks Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Asia Timur dan Pasifik
Arah Kebijakan Kementerian No Strategi Kementerian Luar No Strategi Unit Organisasi Direktorat
No
Luar Negeri Negeri Asia Timur dan Pasifik
3. Mendorong keikutsertaan
pengusaha/perusaahaan dari negara
mitra dalam kegiatan-kegiatan
Arah Kebijakan Kementerian No Strategi Kementerian Luar No Strategi Unit Organisasi Direktorat
No
Luar Negeri Negeri Asia Timur dan Pasifik
promosi perdagangan dan investasi
di dalam negeri.
3. Memperkokoh diplomasi RI di
Pasifik.
3. Penguatan integritas NKRI dan 1. Meningkatkan kerja sama bilateral, 1. Mengkombinasikan peningkatan
diplomasi politik keamanan regional dan internasional dalam kerja sama di bidang yang menjadi
pemeliharaan perdamaian dan prioritas kawasan Pasifik a.l. di
keamanan internasional. bidang SDGs, perikanan dan
kelautan, lingkungan, konektivitas
dan keamanan.
2. Meningkatkan kerjasama
penanggulangan terorisme dengan
negara-negara di kawasan Asia
Timur dan Pasifik, termasuk dengan
pemberian bantuan teknis dan
peningkatan kapasitas.
1. Jumlah 5 7 7 8 8
Negara
akreditasi di
Kawasan Asia
Timur dan
Pasifik yang
mencapai
target
peningkatan
nilai
perdagangan
dengan
Indonesia
2. Jumlah 1 2 2 3 4
Negara
akreditasi di
Kawasan Asia
Timur dan
Pasifik yang
mencapai
target
peningkatan
nilai investasi
dengan
Indonesia
3. Jumlah 0 3 3 4 6
negara
akreditasi di
kawasan Asia
Timur dan
Pasifik yang
Sasaran TARGET ALOKASI ANGGARAN (JUTA RUPIAH)
Program/Kegiatan Program/Indikato
r 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
mencapai
target
peningkatan
jumlah
wisatawan
mancanegara
ke Indonesia
5. Jumlah 5 8 8 10 10
Kesepakatan
hasil
perundingan
di Bidang
Ekonomi,
Sosial dan
Budaya di
kawasan Asia
Timur dan
Pasifik.
7. Jumlah 6 8 8 10 10
Kesepakatan
Hasil
Perundingan
di Bidang
Kemaritiman,
Polkam dan
Perbatasan di
Kawasan Asia
Timur dan
Pasifik