Pasar monopoli timbul akibat adanya praktek monopoli, yaitu pemusatan kekuatan ekonomi
oleh satu pelaku usaha atau penjual yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau
pemasaran atas barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat
dan dapat merugikan kepentingan umum.
Walau di pasar monopoli penjual tidak memiliki saingan, belum tentu ia dapat memperoleh
keuntungan yang besar. Hal ini mungkin saja terjadi bila biaya produksi berada diatas harga
pasar. Sehingga kurva permintaan yang ada di monopoli sama dengan kurva permintaan
pasar. Di mana pada kurva permintaan pasar, kurva penerimaan rata-rata dan kurva
penerimaan marginal dapat ditentukan. Bagi perusahaan monopolis, kurva penerimaan rata-
rata dan kurva penerimaan marginal dapat ditentukan. Bagi perusahaan monopolis, kurva
penerimaan marginal lebih rendah dari harga, karena penjual harus menurunkan harga dengan
tujuan barangnya dapat terjual.
Pada saat sekarang perusahaan yang seratus persen bersifat monopoli jarang ditemui,
mungkin hanya beberapa komoditi jasa seperti telepon, gas, air, dan listrik yang benar-benar
dikuasai oleh penjual tunggal (di Indonesia dipegang oleh perusahaan pemerintah). Tetapi
mereka pun harus menghadapi persaingan dari industri lain, dan untuk jangka panjang tidak
ada perusahaan yang benar-benar bebas dari serangan pesaing, artinya kemungkinan pasar
monopoli tidak akan ada lagi.
Sisi Positif:
1. Memotivasi penggunaan dan inovasi baru dari teknologi, dengan tujuan biaya per unit
dapat ditekan sehingga keuntungan dapat ditingkatkan.
2. Meningkatkan produksi secara masal dan meningkatkan produktivitas, sehingga status
sebagai pemegang monopoli dapat dipertahankan.
3. Kesejahteraan karyawan relatif lebih baik.
4. Aktivitas dan kreativitas bagian penelitian dan pengembangan perusahaan lebih
diperhatikan
Sisi Negatif:
1. Ketidakadilan karena monopoli memperoleh keuntungan diatas keuntungan normal.
Jumlah produksi ditentukan oleh monopolis sesuai dengan keuntungan yang ingin
diperolehnya.
2. Memproduksi output pada tingkat lebih rendah daripada output kompetitif (yang sesuai
dengan permintaan konsumen).
3. Mengenakan harga lebih tinggi daripada harga kompetitif.
4. Terjadi eksploitasi monopolis terhadap pemilik faktor produksi dan konsumen.
Pemecahan Masalah:
Salah satu langkah yang dapat dilakukan Pemerintah untuk mengatasi monopoli adalah
dengan mengeluarkan kebijakan perekonomian mengenai:
1. Membatasi ruang gerak monopolis dengan campur tangan pemerintah dalam produksi dan
harga.
2. Melakukan regulasi ekonomi terhadap monopoli bila kemunculannya tidak dapat
dihindari lagi.
3. Kebijakan anti-trust yang berupaya mencegah monopolis atau penyalahgunaan anti
kompetitif.
4. Pengenaan Pajak
Monopoli gagal mengalokasikan sumber daya secara efisien. Monopoli memproduksi jumlah
barang yang lebih sedikit dari pada yang diinginkan masyarakat, dan harganya menjadi lebih
tinggi. Mankiw mengemukakan bahwa para pembuat kebijakan di pemerintah untuk
mengatasi masalah monopoli ini dengan beberapa cara yaitu:
1. Meningkatkan kompetisi dengan Undang-undang antitrust
Pemerintah memperoleh kekuasaan atas industri swasta dari undang-undang antitrust,
kumpulan peraturan untuk mengekang kekuasaan monopoli oleh suatu perusahaan.
2. Mengatur perilaku monopoli dengan regulasi
Pemerintah dapat mengatur perilaku monopoli, contoh mengatur monopoli alamiah,
seperti perusahaan air dan listrik, perusahaan-perusahaan ini tidak diizinkan untuk
menaikkan semaunya mereka tanpa melihat sebagian besar kondisi masyarakat.
3. Kepemilikan public
Kebijakan ke 3 yang digunakan pemerintah untuk mengatasi monopoli adalah
kepemilikan public yakni mengatur monopoli alamiah yang dijalankan oleh perusahaan
swasta, pemerintah dapat menjalankan monopoli itu sendiri, solusi ini umum digunakan
banyak Negara, dimana pemerintah mengoperasikan utilitas-utilitas umum seperti
perusahaan telepon, air, dan listrik (Zakaria, 2018:141).
Ada dua macam bentuk hubungan antara perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalam
pasar oligopoli yaitu sebagai berikut :
Biasanya perusahaan yang bermain dalam persaingan oligopoli adalah perusahaan yang telah
mapan, baik dari segi pengalaman, modal, sumber daya (manusia dan bahan baku) serta
teknologi. Oleh karena itu, untuk persaingan oligopoli agaknya sukar bagi perusahaan baru
untuk memasukinya, terutama pada persaingan yang didalamnya terdapat kesepakatan/kartel.