Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH PANCASILA

HAKIKAT NILAI SILA DALAM PANCASILA LIMA

OLEH :

KELOMPOK 3

1. RAVINDA NINDYA WULANDARI (A021221049


2. WITRI FAUZIANA UCHY (A021221048)
3. GHAITSA TIARA RAMADHANI (B011221175)
4. WILDAN DINUSSALAM (F041221059)
5. ADHELIA FEBRIANTI (G051221060)
6. BEATRICE SADRY LYSANTI (G051221066)

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


FATMAWATI RASYID, S.Ip., M.Si

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah

memberikan kesehatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul hakikat nilai sila dalam pancasila lima dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah umum

pancasila di Universitas Hasanuddin. Selain itu, penulis juga berharap

agar makalah ini dapat menambah wawasan pembaca tentang hakikat

sila kelima pancasila.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada ibu

Fatmawati Rasyid selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan

dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait hakikat nilai sila

kelima pada pancasila. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada

sumua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dari

setiap pembaca agar perbaikan dapat dilakukan

Makassar, 3 April 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................. 7
A. Pengertian Pancasila .................................................................................... 7
B. Sejarah lahirnya pancasila .......................................................................... 9
C. Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup dalam
bernegara dan berbangsa ...................................................................................... 12
1. Pancasila sebagai dasar negara .............................................................. 12
2. Pancasila sebagai ideologi bangsa ......................................................... 14
D. Hakikat Sila Kelima ...................................................................................... 19
1. KEADILAN SOSIAL ...................................................................................... 22
E. Realita kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara yang
berdasar pada sila kelima ...................................................................................... 25
F. keterkaitan kesetaraan dikalangan masyarakat dengan hakikat sila
kelia.............................................................................................................................. 28
G. Analisis contoh kesetaraan gender terhadap sila kelima yang
terjadi di Indonesia .................................................................................................. 29
H. Solusi atau upaya pencegahan untuk mengatasi kasus
deskriminasi gender................................................................................................ 32
BAB III ............................................................................................................................. 34
A. Kesimpulan.................................................................................................... 34
B. Saran ............................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 36

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara etimologis pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu

panca (lima) dan sila (alas atau dasar). Jadi, pancasila adalah lima dasar

yang harus dipatuhi dan dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat.

Perbuatan yang menyimpang dari Pancasila berarti juga menyimpang dari

kehidupan tatanan Bangsa Indonesia yang luhur. Secara historis,

pancasila sebagai landasan Negara erat kaitannya dengan komitmen

pemerintah jepang terhadap Indonesia yaitu kemerdekaan Indonesia.

Pancasila memiliki peran yang sangat besar bagi bangsa Indonesia.

Karena itu pancasila memiliki banyak fungsi, yaitu sebagai dasar Negara,

sistem filsafat, ideologi Negara, pandangan hidup bangsa, sumber hukum

Negara, cita-cita dan tujuan Negara.

Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap

warganya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut.

Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap

pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan

makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sedari nilai-nilai

makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.

Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari keseluruhan nilai

tersebut terkandung di dalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa

bernegara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak lepas

4
dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan sampai sekarang, kita selalu

menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.

Semua sila-sila pancasila memiliki hakikatnya masing-masing. Hakikat

dari sila kelima pancasila berarti mengembangkan perbuatan luhur

dengan cara kekeluargaan dan gotong royong, selalu bersikap adil. Selain

itu masyarakat harus seimbang antara hak dan kewajibandengan juga

menghormati hak-hak orang lain. Realitanya dalam kehidupan masyarakat

terkait nilai kelima pancasila, terkait cita-cita nasional bangsa Indonesia

yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur pada kenyataannya

tidaklah berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dimana salah satu

faktornya adalah kurangnya penegakan keadilan dalam kehidupan

masyarakat.1

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pancasila?

2. Bagaimana sejarah lahirnya pancasila?

3. Mengapa pancasila dijadikan dasar Negara dan pandangan hidup

dalam bernegara dan berbangsa?

4. Apa hakikat sila kelima pancasila?

5. Bagaimana realita kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara yang berdasar pada sila kelima?

6. Bagaimana keterkaitan kesetaraan gender yang sering menjadi

perbincangan dikalangan masyarakat dengan hakikat sila kelima?

1
Kansil. 1998. Pancasila dan undang undang dasar. Jakarta : PT Grafindo

5
7. Bagaimana analisis contoh kesetaraan gender terhadap sila

kelima yang terjadi di Indonesia?

8. Bagaimana solusi atau upaya pencegahan yang tepat untuk

mengatasi kasus diskriminasi gender yang melanggar hakikat sila

kelima?

C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan dan menggali

makna serta arti dari sila ke-5 Pancasila, Makalah ini bertujuan untuk

memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai yang

dipegang oleh bangsa Indonesia dalam mengembangkan dan

membangun negara yang adil dan sejahtera. Selain itu, makalah ini juga

bertujuan untuk menunjukkan relevansi dan pentingnya nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia saat ini,

serta bagaimana nilai-nilai ini dapat diimplementasikan dalam kebijakan

dan tindakan pemerintah maupun masyarakat secara lebih efektif dan

efisien. Dengan demikian, makalah ini diharapkan dapat memberikan

wawasan dan inspirasi bagi pembaca untuk memperdalam pemahaman

tentang Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara merupakan konsepsi yang telah

disusun sedemikian rupa. Pancasila merupakan representasi warga

negara dan tujuan dalam bernegara. Secara luas, makna Pancasila

sebagai dasar negara adalah Pancasila digunakan sebagai dasar oleh

negara dalam mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara.

Selain itu, arti Pancasila sebagai dasar negara juga dapat dimaknai

dengan dijadikannya Pancasila sebagai pedoman dan prinsip dasar dalam

kehidupan. KBBI mendefinisikan Pancasila sebagai dasar negara serta

falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila,

yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan

beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5)

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Secara historis, proses pancasila diawali saat diselenggarakannya

sidang BPUPKI pertama. Kala itu, Dr. Radjiman Wedyodiningrat

mengajukan suatu masalah yakni pembentukan calon rumusan dasar

Negara. Dalam sidang tersebut, ketiga tokoh yakni Mohammad Yamin,

Soepomo, dan Soekarno mengungkapkan rumusannya mengenai dasar

Negara. Kemudian pada 1 Juni 1945, Soekarno berpidato secara lisan

mengenai calon rumusan dasar Negara Indonesia yang disebut pancasila

yang berarti lima dasar. Adapun saran mengenai nama pancasila diterima

7
Soekarno dari seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya. Pada

17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Keesokan harinya, Undang-Undang Dasar 1945 disahkan, termasuk

bagian pembukaan yang mana didalamnya memuat lima prinsip dasar

Negara yang disebut pancasila. 2

Secara terminologi Pancasila dapat diartikan sebagai lima prinsip

dasar negara. Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah

melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkai alat-alat

perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang

merdeka, maka Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera

megadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah

berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang dikenal

dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 Aturan

Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan erdiri atas 2

ayat. Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea

tersebut tercantum rumusan Pancasilla sebagai berikut :

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kemanusiaan yang adildan beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2
Hadi, Hardiano. 2001. Pancasila secara etimologi dan histori. Jurnal kewarganegaraan.
46(3):267.

8
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD

1945 inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar

negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili

seluruh rakyat Indonesia.3

B. Sejarah lahirnya pancasila

Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno berpidato mengenai rumusan

dasar Negara Indonesia. Kemudian Soekarno memberi istilah dasar

Negara dengan nama “Pancasila”. Menurut prof. Mr Muhammad Yamin,

perkataan pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua

suku kata dan mengandung dua macam arti, yaitu: Panca artinya “lima”

dan Syila artinya “batu sendi, alas, atau dasar”. Sedangkan menurut huruf

Dewanagari “Syiila” yang artinya peraturan tingkah laku yang

penting/baik/senonoh. Dari kata “Syiila” ini dalam bahasa Indonesia

menjadi “susila” artinya tingkah laku yang baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar

Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan

hidup bangsa, pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang berada,

tumbuh dan berkembang bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu

kala. Oleh karena keluhuran sifat nilai-nilai pancasila tersebut, dia

merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam hidup masyarakat

pendukungnya yaitu masyarakat Indonesia. Dengan begitu, kedudukan

nilai-nilai pancasila merupakan ukuran bagi baik-buruknya atau benar-

salahnya sikap warga Negara secara nasional. Dengan kata lain, nilai

3
Surip, Ngadino dkk. 2016. Pancasila dalam Makna dan Aktualisasi. Yogyakarta: Andi.

9
pancasila merupakan tolok ukur, penyaring, atau alat penimbang, bagi

semua nilai yang ada, baik dari dalam maupun luar negeri.

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia sebelum

disahkannya pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah

diimplementasikan dan mereka pada jiwa bangsa Indonesia sejak zaman

dahulu sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang berupa nilai-

nilai adat-istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religious. Nilai-nilai tersebut

sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pedoman hidup.

Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh

para pendiri Negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat Negara

Indonesia. Proses perumusan materi pancasila secara formal tersebut

dilakukan dalam sidangsidang BPUPKI pertama sidang panitia Sembilan,

sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disahkan sebagai dasar filsafat

maupun ideology Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sidang

BPUPKI pertama dilaksanakan pada tanggal 29Mei-1Juni 1945,

sedangkan siding kedua dilaksanakan pada tanggal 10-16Juli 1945. Pada

tahun 1947 Ir. Soekarno mempublikasikan bahwa pada tanggal 1 Juni

diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. Pidato Prof. Muhammad Yamin

berisikan lima asas dasar Negara, yaitu: peri kebangsaan, peri

kemanusiaan , peri ketahanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.

Selanjutnya Soepomo menyatakan gagasannya tentang rumusan lima

dasar Negara yaitu: persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan

batin, musyawarah, dan keadilan rakyat. Pada tanggal 1 Juni

1945Soekarno menyampaikan pidatonya pada sidang BPUPKI. Isi pidato

10
nya terdapat beberapa susunan terkait lima asas sebagai dasar Negara

Indonesia, yaitu: Nasionalisme atau kebangkitan nasional,

Internasionalisme atau peri kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi,

Kesejahteraan social, dan Ketuhanan yang berkebudayaan.3 Setelah

Undang-Undang Dasar 1945 berlaku kebali sebagai konstitusi di

Indonesia sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan dasar Negara Republik

Indonesia termuat di dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945, yang dinamakan dengan Pancasila.

Basis pancasila adalah ketuhanan yang maha esa dan puncaknya

adalah keadilan sosial yang merupakan tujuan dari empat sila yang

lainnya, yaitu untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Dengan demikian, sila ketuhanan yang maha esa memuat

dimensi vertikal dari kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan

kemasyarakatan, sedangkan sila-sila lainnya memuat dimensi horizontal

dari tiga segi kehidupan nasional itu. Keterkaitan erat antara dimensi

vertikal dan dimensi horizontal dalam pancasila adalah bahwa dimensi

horizontal itu sesungguhnya adalah juga dalam kerangka dimensi vertikal,

karena dimensi horizontal dan dimensi vertikal ditentukan oleh hakikat

Tuhan Yang Maha Esa.4

4
Notanagoro. 2018. Pancasila secara ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara

11
C. Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup dalam

bernegara dan berbangsa

1. Pancasila sebagai dasar negara

Secara etimologis, istilah dasar negara maknanya identik dengan

istilah grundnorm (norma dasar), rechtsidee (cita hukum), staatsidee (cita

negara), philosophische grondslag (dasar filsafat negara). Secara

terminologis atau secara istilah, dasar negara dapat diartikan sebagai

landasan dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara.

Dasar negara juga dapat diartikan sebagai sumber dari segala sumber

hukum negara. Secara teoritis, istilah dasar negara, mengacu kepada

pendapat Hans Kelsen, disebut a basic norm atau Grundnorm. Norma

dasar ini merupakan norma tertinggi yang mendasari kesatuan-kesatuan

sistem norma dalam masyarakat yang teratur termasuk di dalamnya

negara yang sifatnya tidak berubah. Maka dari itu, kedudukan dasar

negara berbeda dengan kedudukan peraturan perundang-undangan hal

ini karena dasar negara merupakan landasan dasar dalam pembuatan

peraturan perundang-undangan. Implikasi dari kedudukan dasar negara

ini, maka dasar negara bersifat permanen sementara peraturan

perundang-undangan bersifat fleksibel artinya peraturan ini dapat diubah

dan dibentuk sesuai dengan tuntutan zaman dan keadaan masyarakat.

Menurut nota DPR-GR tanggal 9 Juni 1966, yang menegaskan

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan

dipadatkan oleh PPKI atas nama bangsa Indonesia untuk menjadi dasar

negara Republik Indonesia, maka Pancasila diartikan sebagai cita-cita

12
bangsa dan pandangan hidup dalam alinea keempat Pembukaan UUD

1945.

Soekarno menyebut dasar negara dengan menggunakan bahasa

Belanda, Philosophische grondslag bagi Indonesia merdeka.

Philosophische grondslag itulah fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-

dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan

gedung Indonesia merdeka. Soekarno juga menyebut dasar negara

dengan istilah ‘Weltanschauung’ atau pandangan dunia. Dapat

diumpamakan, Pancasila merupakan dasar atau landasan tempat gedung

Republik Indonesia itu didirikan. Selain pengertian yang diungkapkan oleh

Soekarno, “dasar negara” dapat disebut pula “ideologi negara”, seperti

dikatakan oleh Mohammad Hatta “Pembukaan UUD, karena memuat di

dalamnya Pancasila sebagai ideologi negara, beserta dua pernyataan

lainnya yang menjadi bimbingan pula bagi politik negeri seterusnya,

dianggap sendi daripada hukum tata negara Indonesia. Undang-undang

ialah pelaksanaan daripada pokok itu dengan Pancasila sebagai

penyuluhnya, adalah dasar mengatur politik negara dan perundang-

undangan negara, supaya terdapat Indonesia merdeka seperti dicita-

citakan: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.

Sebagai Dasar Negara Pancasila Berfungsi memiliki beberapa fungsi

di antaranya sebagai berikut :

1) Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber

tertib hukum Indonesia. Dengan demikian, Pancasila merupakan asas

13
kerohanian hukum Indonesia yang dalam Pembukaan Undang-

Undang Negara Republik Indonesia dituliskan lebih lanjut ke dalam

empat pokok pikiran.

2) Meliputi suasana kebatinan (Geistlichen Hintergrund) dari UUD 1945.

3) Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar

tertulis maupun tidak tertulis).

4) Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang

mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk

penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-

cita moral rakyat yang luhur.

5) Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan

negara, para pelaksana pemerintahan. Hal tersebut dapat dipahami

karena semangat tersebut adalah penting bagi pelaksanaan dan

penyelenggaraan negara karena masyarakat senantiasa tumbuh dan

berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika

masyarakat.

2. Pancasila sebagai ideologi bangsa

Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep,

pengertian dasar, cita-cita; dan logos yang berarti ilmu. Ideologi secara

etimologis, artinya ilmu tentang ide-ide (the science of ideas), atau ajaran

tentang pengertian dasar Dalam KBBI, ideologi didefinisikan sebagai

kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang

memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi juga

diartikan sebagai cara berpikir seseorang atau suatu golongan. Ideologi

14
dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program

sosial politik. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa beberapa

komponen penting dalam sebuah ideologi, yaitu sistem, arah, tujuan, cara

berpikir, program, sosial, dan politik. Adapun, beberapa tokoh atau pemikir

Indonesia yang mendefinisikan ideologi sebagai berikut:

a. Ideologi adalah seperangkat gagasan/pemikiran yang berorientasi pada

tindakan dan diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.

b. Ideologi adalah hasil refleksi manusia berkat kemampuannya menjaga

jarak dengan dunia kehidupannya.

c. Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan, dan simbol-simbol

sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan

pedoman kerja (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau

bangsa itu.

Ideologi nasional Indonesia dikenal sebagai Pancasila, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi masyarakat, negara, dan negara Indonesia. Asas

agama, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial

hanyalah sebagian kecil dari cita-cita yang terkandung dalam Pancasila

yang menjadi landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Identitas

dan karakter bangsa Indonesia dibentuk oleh Pancasila yang turut

memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

Pancasila sebagai ideologi Bangsa ini memiliki lima nilai yang

terkandung didalamnya yang diharapkan dapat direalisasikan oleh

pemerintah dan masyarakat sebagai pedoman kehidupan agar

15
tercapainya cita - cita dan tujuan bernegara seperti yang tertuang dalam

Alinea ke 4 Undang Undang Dasar 1945, sebagai berikut :

1. Pada sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”

yang diartikan bahwa Tuhan adalah segalanya dan pemegang

tahta tertinggi bagi mereka yang meyakini-Nya. Kecintaan dan

ketaatan manusia kepada Tuhan-Nya akan menjadi pedoman

manusia dalam bertingkah laku. Negara menjamin setiap warganya

untuk memeluk agama dan beribadah sesuai agamanya masing

masing, serta memberikan toleransi dari setiap umat beragama.

Dan negara juga memberikan kebebasan untuk setiap agama yang

dianut oleh warga negaranya.

2. Pada sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil dan

Beradab” yang berarti negara dan masyarakat luas bertanggung

jawab dalam pelaksanaan Hak Asasi Manusia dalam hal ini ada

Undang - Undang yang mengatur tentang HAM yang mengikat

warga negara untuk mematuhinya, hal ini merupakan tolak ukur

keberadaban serta solidaritas suatu bangsa terhadap setiap warga

negara. Serta adanya jaminan kedudukan yang sama dalam hukum

dan pemerintahan dan kewajiban untuk menjunjung tinggi hukum

dan pemerintahan yang ada bagi setiap warga negaranya.

3. Pada sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia” yang artinya

dalam kehidupan berbangsa dan terdiri dari berbagai ras, suku,

agama, daerah, dan bahasa. Namun perbedaan yang ada justru

membuat negara kita beragam dan memiliki banyak budaya yang

16
harus dijaga dan dilestarikan. Keberagaman negara Indonesia

menjadi hal yang menarik unik dimata dunia internasional.

Persatuan dalam diri seluruh bangsa harus dipupuk agar setelah

dewasa pun tetap mempunyai rasa cinta dan bangga terhadap

negara. Pada era globalisasi sekarang ini makin berkurangnya rasa

persatuan dan nasionalisme masyarakat Indonesia. Hal itu terjadi

karena derasnya arus modernisasi yang tumbuh selain itu juga

berakhirnya Orde Baru yang otoriter yang berkuasa lebih dari tiga

puluh dua tahun. Saat reformasi negara kita menjadi negara

demokrasi dalam arti yang sesungguhnya. Namun karena

demokrasi itu pula banyak hal buruk berdampak pada negara kita.

Salah satunya terlepasnya Timor Timur dari Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan sekarang berganti nama menjadi Timor

Leste.

4. Sila keempat berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan” artinya

komitmen terhadap demokrasi yang wajib disukseskan. Dalam sila

keempat yang berpegang pada kerakyatan dalam arti negara kita

adalah negara yang menjunjung aspirasi dan kepentingan

seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dalam negara Indonesia,

rakyatlah yang berdaulat. Rakyat mempunyai peran penting dalam

keberlangsungan pemerintahan negara.

5. Sila kelima berbunyi “ Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat

Indonesia “ sila kelima ini merupakan perwujudan dari empat sila

17
lainnya. Keadilan yang dimaksudkan adalah adil untuk seluruh

elemen masyarakat. Keadilan itu juga bisa dalam bentuk hukum-

hukum yang berlaku kepada seluruh warga negara tanpa

terkecuali. Sebagai negara hukum, Indonesia memang masih jauh

dari fakta yang ada. Banyak kecurangan dalam proses peradilan

yang terjadi di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Hal itu ironi

tersendiri karena sebagai negara yang berpegang pada peradilan

justru para penegak hukum yang banyak melakukan pelanggaran.

Pancasila memiliki peran konkret sebagai ideologi Indonesia, terutama

di era globalisasi yang mempengaruhi masyarakat dalam perkembangan,

sebagai berikut :

a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku

warga negara harus didasarkan pada preskripsi moral. Misalnya kasus

bullying yang marak terjadi di kalangan generasi muda, kasus ini bisa

terjadi karena banyak faktor mulai dari ekonomi hingga psikologis. Oleh

karena itu, diperlukan norma-norma penuntun yang lebih jelas, baik dalam

bentuk persuasif, imbauan maupun penjabaran nilai-nilai Pancasila ke

dalam proses hukum yang memberikan rambu yang jelas dan hukuman

yang setimpal bagi pelanggarnya.

b. Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak

sesuai dengan sila-sila Pancasila. Contohnya, kasus korupsi yang

menyebabkan kemiskinan kian bertambah buruk. Hal ini bertentangan

nilai kebenaran, keadilan, tenggang rasa, dan saling mencintai.

18
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara bagi generasi muda

adalah untuk memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga

ancaman berupa penyalahgunaan narkoba, bullying, dan kekerasan

seksual dapat dicegah. Nilai - nilai Pancasila penting untuk ditanamkan

sejak dini baik melalui pendidikan formal dan pengajaran orang tua, hal ini

bertujuan agar anak - anak memiliki sifat nasionalisme sejak dini untuk

menghindari perilaku menyimpang. Di samping itu, Pancasila sebagai

ideologi negara pada hakikatnya mengandung dimensi realitas, idealitas,

dan fleksibilitas yang memuat nilai-nilai dasar, cita-cita, dan keterbukaan

sehingga generasi muda mampu menerima kedudukan Pancasila secara

terbuka. 5

D. Hakikat Sila Kelima

Keadilan adalah suatu keadaan dimana seseorang menerima

perlakuan yang sesuai dengan Haknya dan sesuai dengan Harkat dan

martabatnya sehingga tampak sama derajatnya dimata orang lain.

Keadilan dilindungi Undang-Undang untuk kebaikan bersama. Tidak pilih

kasih dan pandangan siapapun, setiap orang diperlakukan sesuai hak dan

kewajibannya. Dalam Pancasila sila ke-5 berbunyi "Keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia" yang artinya seluruh warga Indonesia berhak

5 Paristiyanti Nurwadani, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan

Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 2016, 1(1):80-119.

19
mendapatkan keadilan yang merata. Berikut beberapa pengertian

keadilan menurut para Ahli :

1. Aristoteles

Dalam karyanya berjudul “Etika Nichomachea” memaparkan mengenai

pemikiran-pemikirannya tentang keadilan. Bagi Aristoteles, keutamaan

terlihat dari keataatan terhadap hukum (hukum polis pada saat itu baik

yang tertulis maupun yang tidak tertulis) merupakan suatu keadilan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keadilan merupakan

keutamaan dan sifatnya umum. Artinya keadilan akan tercapai jika

beberapa pihak diperlakukan secara sama atau sebaliknya, beberapa

pihak tersebut tidak diperlakukan secara sama. Aristoteles juga

membedakan keadilan menjadi beberapa hal, yakni:

a. Keadilan Distributif, merupakan keadilan yang menuntut setiap pihak

mendapatkan apa yang menjadi haknya secara proporsional. Keadilan

distributif meyakini jika konsep adil akan terjadi apabila tiap pihak

secara sama rata mendapatkan haknya. Contoh keadilan distributif

bisa dilihat dari konteks hubungan negara dengan masyarakat. Negara

harus memberikan apa yang menjadi hak warga negaranya, seperti

perlindungan, fasilitas publik, rasa aman serta nyaman dan lain

sebagainya.

b. Keadilan Komutatif, merupakan penentuan hak di antara berbagai

pihak, baik secara fisik atau non fisik. Prinsip keadilan ini menyangkut

pada hak milik seseorang, baik yang dari sebelumnya telah dimiliki

ataupun yang didapat melalui cara sah. Defisini lainnya, keadilan

20
secara komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang dengan tidak

melihat jasa-jasa yang dilakukan. Contoh keadilan komutatif ialah

memperlakukan setiap orang secara adil. Tidak hanya mendapat

haknya, namun juga harus menerima sanksi atau hukuman ketika

melakukan suatu kesalahan.

c. Keadilan Natural, adalah jenis keadilan yang bersifat tetap dan cocok

untuk semua kalangan masyarakat. Konsep keadilan ini sering disebut

juga keadilan kodrat alam. Prinsip utama dari jenis keadilan ini ialah

orang akan diperlakukan sesuai dengan cara ia memperlakukan orang

lain. Contohnya jika seseorang suka membantu pihak lain, maka orang

tersebut suatu saat nanti juga akan dibantu pihak lain.

d. Keadilan Konvensional, adalah jenis keadilan yang ditetapkan oleh

komunitas atau organisasi tertentu. Tujuan penetapan keadilan ini

ialah untuk memenuhi kebutuhan pihak tersebut. Jenis keadilan ini

bisa berubah, bergantung pada bentuk pemerintahan suatu negara.

Contohnya setiap warga negara wajib membayar biaya jalan tol agar

bisa menggunakan fasilitas tersebut.

e. Keadilan Korektif, adalah jenis keadilan yang menghendaki adanya

ganti rugi atau pemulihan sebagai upaya menyeimbangkan suatu hal

akubat adanya ketidakadilan. Contohnya seorang pembunuh akan

dihukum setimpal karena telah membunuh. Contoh lainnya seseorang

harus meminta maaf ketika berbuat kesalahan kepada orang lain.6

21
1. KEADILAN SOSIAL

Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat

disegala bidang kehidupan dan lapisan masyarakat seperti halnya dalam

politik, hokum, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial budaya.

Keadilan sosial mengandung arti tercapainya keseimbangan pribadi dan

masyarakat. Kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan jasmani dan

rohani. Makna sila kelima pancasila berarti mengembangkan perbuatan

luhur dengan cara kekeluargaan dan gotong royong, selalu bersikap adil.

Selain itu masyarakat harus seimbang antara hak dan kewajiban dengan

juga menghargai hak –hak orang lain.

Hakikat sila kelima terdapat pada pembukaan UUD 1945 pada alenia

kedua yang berbunyi "Dan perjuangan kebangsaan Indonesia telah

sampailah kepada sat yang berbahagia dengan selamat setausa

menghantarkan rakyat Indonesia ke dean pintu gerbang kemerdekaan

Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berkedaulat, adil, dan

makmur". Dalam sila kelima, terkandung nilai-nilai yang merupakan

tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama, maka di dalam sila

kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam

kehidupan bersama. Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat

keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan

dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan

masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan

6
Herman. 2019. Pancasila Dalam Kedudukan dan Fungsinya Sebagai Dasar Negara. Jakarta :
Manggu Makmur Tanjung Lestari.

22
Tuhannya. Sila kelima, “Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

memiliki makna yaitu :

a. Keadilan

Makna yang paling baik dalam dasar Pancasila dalam sila kelima ialah

keadilan harus menjadi sesuatu yang menjadi hak setiap masyarakat

Indonesia. Misalnya, berdasarkan Undang-Undang setiap masyarakat

berhak memiliki Hak yang sama dalam proses hukum.

b. Adil

Makna sila kelima Pancasila berikutnya ialah proses pengembangan

sikap adil sesama manusia, yang menjadi unsur naluriah dalam

pembentukan kedamaian rakyat/masyarakat Indonesia. Pengertian adil di

sini ialah serangkaian perilaku yang menempatkan sesuatu sesuai dengan

posisi atau porsinya.

c. Hak dan kewajiban

Makna sila kelima Pancasila yang selanjutnya ialah adanya wujud

menyeimbangkan, dan menyelaraskan, serta menyerasikan antara hak

dan kewajiban dalam masyarakat. Contoh hak dan kewajiban warga

negara dalam hal ini, yaitu menjaga kedaulatan Indonesia dengan cara

memberikan penanaman jiwa nasionalisme.

d. Kerja sama

Makna sila kelima Pancasila yang keempat adalah saling melakukan

berbagai bentuk kerja sama dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam

bidang ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Upaya ini dilakukan agar

mendapatkan keadilan.

23
e. Kedermawanan

Pelaksanaan sebagai wujud tindakan ataupun penerapan nilai keadilan

selanjutnya adalah mengembangkan sikap kedermawanan kepada

sesama makhluk hidup, dengan cara saling berbagi dan tolong menolong.

Jika hal tersebut terus dilakukan tentunya kehidupan akan makin tertata

dengan baik penuh dengan kasih sayang antar-rakyat Indonesia.

f. Bekerja keras

Membiasakan hidup hemat, sederhana, dan bekerja keras merupakan

satu di antara makna dalam sila kelima Pancasila. Upaya tersebut

dilakukan agar segenap masyarakat bisa menjalankan perannya sebagai

bentuk perubahan sosial.

g. Tolong menolong

Tolong-menolong kepada sesama menjadi satu di antara bagian

penting dalam penerapan dan pengamalan Pancasila, khususnya sila

kelima. Kebiasaan baik ini tentunya akan memberikan pengaruh yang

sangat besar terhadap kebahagiaan yang dilakukan seseorang.

h. Menjauhi sikap tidak baik

Makna sila kelima Pancasila yang terakhir ialah menjauhi sikap-sikap

yang dinilai tidak baik, salah satu di antaranya seperti pemerasan

terhadap orang lain. Hal ini dilakukan agar seseorang bertangung jawab

atas apa yang menjadi tugasnya.7

7
Sutoyo. 2011. Pendidikan untuk perguruan tinggi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

24
E. Realita kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara yang

berdasar pada sila kelima

Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara diupayakan agar tidak mengakibatkan

perpecahan yang merugikan setiap orang bahkan dapat merugikan

Negara Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa terdapat nilai-nilai

yang bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sekitar. Tanpa nilai-nilai

Pancasila tersebut, masyarakat Indonesia tidak akan memiliki pandangan

atau pedoman untuk menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegra di

dalam negara yang memiliki budaya beragam.8

Termasuk pada sila kelima, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

Indonesia. Masyarakat Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa manusia

memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata hukum. Untuk

menciptakan keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia maka dalam

hal ini perlu adanya kesadaran dan perkembangan sikap dan suasana

kekeluargaan dan gotong royong untuk segenap masyarakat Indonesia.

Untuk itu, perlu adanya kesadaran sikap yang adil antar sesama dan

menjaga antara hak dan kewajiban serta menghormati harkat dan

martabat orang lain. Implementasi Sila Kelima Pancasila : menanamkan

sikap tolong menolong sehingga dapat terwujud kehidupan yang rukun

dan damai. kerja keras juga diperlukan dalam implementasi sila kelima ini

untuk mencapai kesejahteraan bersama.

8
Asshiddiqie, J. 2018. Konstitusi Keadilan Sosial. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

25
Akan tetapi pada realitanya, Sila ini masih kerap menjadi dilema ketika

melihat kenyataan yang ada di negeri ini. Khususnya dengan banyaknya

ketimpangan sosial yang terjadi. Hal tersebut sebagaimana disampaikan

Buya Syafi’i Ma’arif saat menjadi salah satu pemateri dalam Kuliah Pakar,

yang diselenggarakan oleh Program Doktor Politik Islam-Ilmu Politik,

Megister Ilmu Pemerintahan, Megister Hubungan Internasional dan

Ahmad Syafi’I Ma’arif (ASM) School of Political Thought and Humanity

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kuliah pakar yang digelar) di

Ruang Sidang Direktur Pascasarjana UMY ini, membahas tentang

permasalahan sosial yang ada di Indonesia. Selain Buya Syafi’i Ma’arif,

hadir pula Apolo Safano Rektor Universitas Cendrawasih Papua sebagai

pembicara. Buya Syafi’i berpendapat banyak politisi yang tidak faham

dengan bangsanya sendiri. “Tidak banyak menteri, Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) dan politisi yang faham dengan kondisi ini. Pembangunan

yang tidak merata menyebabkan ketimpangan pada daerah yang berada

jauh dari hingar bingar cepatnya perputaran ekonomi. Sebagai contoh,

Papua menjadi daerah yang menduduki peringkat pertama tingkat

kemiskinan, sedangkan DKI Jakarta menempati posisi paling buncit,”

ujarnya.

Buya juga menyampaikan bahwa “keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia” menjadi sila yang kerap menjadi dilema ketika melihat

kenyataan yang ada di negeri ini. Banyaknya ketimpangan sosial yang

menjadi pekerjaan rumah bagi para politisi seakan tidak berpedoman

dengan pancasila. Padahal Pancasila menurut Buya, bisa menjadi

26
pedoman dalam bernegara bagi para pemimpin saat ini. Contohnya

Program bantuan untuk desa yang dimiliki pemerintah pusat sebenarnya

juga cukup besar guna membangun daerah yang termasuk dalam

kawasan 3T. Papua pun menjadi daerah yang mendapatkan bantuan

tersebut, akan tetapi keadaan di sana masih saja cukup memprihatinkan.

Sebagaimana diungkapkan Apolo Safano selaku Rektor Universitas

Cendrawasih. Menurutnya, para petingi tingkat kampung yang ada di

Papua sering meninggalkan kewajibannya untuk pergi membawa uang

bantuan pemerintah tersebut. “Di sana, begitu dapat dana kampung dari

pemerintah, pejabat kampung langsung pergi. Alasannya pergi ke kota

untuk beli keperluan desa, tapi satu tahun tidak balik-balik. Sehingga dana

itu tidak dapat dirasakan oleh rakyatnya,” ungkapnya.

Selain itu juga, tingginya sifat konsumtif warga Papua menyebabkan

dana yang diberikan kepada warga cepat habis tanpa menghasilkan

sesuatu. “Orang Papua itu konsumtif, dikasih uang sejuta, sehari itu juga

langsung habis,” tegasnya. Apolo pun sependapat dengan Buya Syafi’i,

bahwa permasalahan pada negeri ini bisa diatasi apabila pejabat dan

rakyat yang ada di Indonesia bisa menanamkan nilai–nilai Pancasila

dengan baik.9

9
Srijayanti. Realita berkehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan sila kelima
pancasila. Jurnal pancasila. 12(1):15.

27
F. keterkaitan kesetaraan dikalangan masyarakat dengan hakikat

sila kelia

Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi kita sebagai

manusia. Hak untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan

dan bebas menentukan pilihan hidup tidak hanya diperuntukan bagi para

laki-laki, perempuan pun mempunyai hak yang sama pada hakikatnya.

Sayangnya sampai saat ini, di masyarakat masih saja ada yang

beranggapan bahwa perempuan itu lemah dan hanya menjadi sosok

pelengkap. Sosok perempuan yang berprestasi dan bisa

menyeimbangkan antara keluarga dan karir menjadi sangat langka

ditemukan. Perempuan seringkali takut untuk berkarir karena tuntutan

perannya sebagai ibu rumah tangga.

Kesetaraan gender adalah prinsip bahwa individu, terlepas dari jenis

kelamin mereka, memiliki hak yang sama dan kesempatan yang sama

dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Kesetaraan gender berarti

meniadakan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, serta

mempromosikan hak dan kesempatan yang sama bagi semua orang.

Keterkaitan antara kesetaraan gender dan Sila ke-5 "Keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia" adalah sangat erat. Sila ke-5 mencerminkan

prinsip-prinsip demokrasi sosial yang menyatakan bahwa semua warga

negara harus diperlakukan dengan adil dan setara dalam segala aspek

kehidupan, termasuk kesempatan pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan

akses ke layanan publik lainnya.

28
Ketidaksetaraan gender dapat menjadi penghalang bagi tercapainya

kesetaraan dan keadilan sosial. Diskriminasi terhadap perempuan dalam

berbagai bidang kehidupan dapat menghambat kemajuan sosial dan

ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, menjunjung tinggi kesetaraan

gender adalah bagian yang penting dari mempromosikan keadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam praktiknya, penerapan kesetaraan

gender dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai

cara, seperti memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan

perempuan dalam pendidikan, pekerjaan, dan akses ke layanan publik.

Selain itu, juga penting untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan

melawan segala bentuk kekerasan dan diskriminasi berdasarkan jenis

kelamin. 10

G. Analisis contoh kesetaraan gender terhadap sila kelima yang

terjadi di Indonesia

Pada karakteristik gender sendiri terkait kepada membedakan

Maskulinitas dan Feminitas. Maskulinitas yaitu laki-laki dianggap kuat,

rasional, dan tegas, maka sering kali dalam masyarakat terdapat bias

gender bahwa pria dianggap tabu apabila mengerjakan pekerjaan rumah

seperti memasak, membersihkan rumah, dan mengurus anak. Sedangkan

Feminitas yaitu wanita dikenal lemah lembut, emosional, keibuan, afektif,

dan irasional yang seringkali terjadi bias gender seperti wanita diragukan

10
Aminullah. Implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Jurnal ilmiah
IKIP Mataram. 3(1):620.

29
kemampuannya untuk menduduki suatu jabatan dalam

pekerjaan. Dampak dari bias gender ini adalah sebagai berikut:

• Kekerasan seksual

Kekerasan seksual termasuk salah satu jenis kekerasan berbasis

gender. Kekerasan seksual adalah penyerangan terhadap seksualitas

seseorang tanpa persetujuan orang tersebut. Kekerasan seksual

menimbulkan rasa tidak nyaman dengan memposisikan korban sebagai

objek, bukan manusia dengan kehendak atas tubuh, pikiran dan tindakan

mereka sendiri. Ada dua aspek penting dalam kekerasan seksual:

pertama, aspek pemaksaan dan aspek tidak adanya persetujuan dari

korban. Kedua, jika korban tidak/belum mampu memberikan persetujuan,

misalnya kekerasan seksual pada anak atau individu dengan

disabilitas.Pelaku kekerasan seksual tidak terbatas gender dan hubungan

dengan korban. Artinya, tindakan berbahaya ini bisa dilakukan oleh laki-

laki maupun perempuan kepada siapapun termasuk istri atau suami,

pacar, orangtua, saudara kandung, teman, kerabat dekat, hingga orang

yang tak dikenal. Kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja, termasuk

rumah, tempat kerja, sekolah, atau kampus. Tindakan kekerasan seksual

ini bertentangan dengan sila kelima karena merugikan martabat dan has

asasi manusia seseorang.

• Diskriminasi tenaga kerja perempuan

Seringkali, perempuan menjadi subjek diskriminasi berbasis gender di

tempat kerja. Misalnya, kesenjangan upah. Gaji yang sama untuk

30
pekerjaan yang sama adalah hak asasi manusia, tetapi perempuan

berkali-kali ditolak aksesnya ke upah yang adil dan setara. Saat ini, rata-

rata perempuan di seluruh dunia hanya memperoleh sekitar 77% dari

penghasilan laki-laki untuk pekerjaan yang sama. Hal ini menyebabkan

kesenjangan ekonomi bagi perempuan, bisa menghambat perempuan

untuk mandiri secara utuh, bahkan meningkatkan risiko kemiskinan di

kemudian hari.

• Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap

seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan

atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran

rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,

pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum

dalam lingkup rumah tangga. Penelantaran rumah tangga adalah

seseorang yang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya,

padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan

atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau

pemeliharaan kepada orang tersebut. Selain itu, penelantaran juga

berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi

dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di

dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang

tersebut.

Kekerasan terhadap perempuan, yaitu setiap tindakan kekerasan

berdasarkan jender yang menyebabkan, atau dapat menyebabkan

31
kerugian atau penderitaan fisik, seksual, atau psikologis terhadap

perempuan, termasuk ancaman untuk melaksanakan tindakan tersebut

dalam kehidupan masyarakat dan pribadi.11

H. Solusi atau upaya pencegahan untuk mengatasi kasus

deskriminasi gender

kekerasan berbasis gender yang sering dialami perempuan merupakan

manifestasi dari hubungan historis yang menempatkan perempuan tidak

setara dengan laki-laki sehingga menghasilkan dominasi dan

diskriminasi terhadap perempuan. Bahkan dominasi ini membuat laki-laki

melakukan pencegahan terhadap kemajuan perempuan. Hal – hal ini

dianggap hal yang wajar karena hal ini dilanggengkan oleh beberapa

individu, keluarga, hingga masyarakat. Jadi secara inti kekerasan ini

terjadi karena perempuan berada dalam posisi subordinasi (dinomor

dua-kan).

Setelah mengetahui dampak dan penyebabnya, tentu perlu

dilakukan pencegahan, penanganan, hingga pemulihan terhadap korban

yang mengalami kekerasan berbasis gender. Namun, untuk melakukan

hal tersebut, perlu dilakukan sinergis antara individu, keluarga,

komunitas, hingga negara. Pencegahan, penanganan, dan pemulihan ini

tidak bisa dilakukan individi per individua tau negara saja.

Dalam hal ini, pencegahan dan penanganan yang bisa dilakukan

dalam konteks negara. Misalnya, memasukkan asas persamaan antara

11
Ani Sulianti et.al. Implementasi nilai-nilai pancasila pada sila kelima. Jurnal pendidikan sosial.

32
laki-laki dan perempuan dan membuat peraturan perundang-undangan

yang tepat. Kemudian yang tak kalah penting, negara wajib menahan diri

untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap perempuan. Tindakan yang

harus dilakukan masyarakat untuk melakukan pencegahan dan

penanganan. Tidak hanya penanganan, pencegahan, tetapi juga

perlindungan. Seperti pernyataan sebelumnya, diperlukan sinergis antara

individu, keluarga, komunitas, hingga negara untuk mengambil peran

dalam penanganan dan pencegahan kekerasan berbasis gender ini.

Adapun kewajiban Negara adalah :

- Memasukkan asas persamaan atntara laki – laki dan perempuan.

- Membuat peraturan perundang-undangan yang tepat dan upaya

lainnya dimana perlu memasukkan sanksi-sanksi yang melarang

semua tindakan diskriminasi.

- Menetapkan perlindungan hokum terhadap korban diskriminasi

untuk menjamin perlindungan bagi korban melalui pengadilan

nasional yang kompeten dan badan-badan pemerintah lainnya.

- Mengambil semua langkah yang tepat, termasuk upaya legislative

untuk mengubah dan menghapuskan undang-undang, peraturan-

peraturan, dan kebijakan-kebijakan yang merupakan tindak

diskriminasi.12

2020. 7(2):130.
12
Leback, Karen. 2012. Teori-teori Keadilan. Bandung: Nusa Media.

33
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung

makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat

Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah maupun batiniah.

Penegakan hukum yang adil merupakan kesejahteraan manusia lahir dan

batin. Kesejahteraan rakyat lahir batin yaitu terjaminnya sandang, pangan,

papan, rasa keamanan, dan keadilan serta kebebasan dalam memeluk

agama. Pancasila sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia berhak

mendapatkan keadilan baik dalam bidang hukum, ekonomi, politik dan

kebudayaan sehingga terciptanya masyarakat yang adil dan makmur.

Perwujudan dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

diwujudkan melalui kegiatan sehari-hari yang dilakukan masyarkat. Setiap

warga harus mengembangkan sikap kekeluargaan, kerjasama, kerja

keras, peduli sesama, dan adil terhadap sesama warganya. Sikap suka

memberikan pertolongan kepada orang ini perlu diajarkan sejak usia dini

agar dapat berdiri sendiri dan dengan sikap yang demikian ia tidak

menggunakan hak miliknya untuk usaha-usaha yang bersifat semena-

mena terhadap orang lain, tidak melakukan hal hal yang bersifat

pemborosan, dan hal-hal lain yang bertentangan dengan nilai-nilai

Pancasila. Nilai pancasila digali oleh nilai-nilai luhur nenek moyang

34
bangsa Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

B. Saran

Seharusnya pemerintah melaksanakan apa yang menjadi tujuan

utama dari sila kelima pancasila. Seperti pada bidang hukum, ekonomi,

pendidikan, dll. Bukan saja pemerintah yang bertanggung jawab untuk

terwujudnya tujuan dari sila kelima, namun juga peran dari masyarakat

dan lingkungan serta para pendidik untuk ikut menanamkan rasa

keadilan kepada setiap orang tanpa membedakan ras, agama, latar

belakang, warna kulit, dll. Sehingga para calon penerus bangsa

Indonesia memiliki jiwa sesuai dengan isi dari sila kelima yang akhirnya

tercipta rasa persatuan sebagai rakyat Indonesia yang kekeluargaan,

kegotong royongan dan penuh keadilan.

35
DAFTAR PUSTAKA

Kansil. 1998. Pancasila dan undang undang dasar. Jakarta : PT Grafindo

Hadi, Hardiano. 2001. Pancasila secara etimologi dan histori. Jurnal

kewarganegaraan. 46(3):267.

Surip, Ngadino dkk. 2016. Pancasila dalam Makna dan Aktualisasi.

Yogyakarta: Andi.

Notanagoro. 2018. Pancasila secara ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara

Paristiyanti Nurwadani, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi,

Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 2016, 1(1):

80-119.

Herman. 2019. Pancasila Dalam Kedudukan dan Fungsinya Sebagai

Dasar Negara. Jakarta : Manggu Makmur Tanjung Lestari.

Sutoyo. 2011. Pendidikan untuk perguruan tinggi. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Asshiddiqie, J. 2018. Konstitusi Keadilan Sosial. Jakarta: PT Kompas

Media Nusantara.

Srijayanti. Realita berkehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara

berdasarkan sila kelima pancasila. Jurnal pancasila. 12(1):15.

Aminullah. Implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan

bermasyarakat. Jurnal ilmiah IKIP Mataram. 3(1):620.

Ani Sulianti et.al. Implementasi nilai-nilai pancasila pada sila kelima. Jurnal

pendidikan sosial. 2020. 7(2):130.

Leback, Karen. 2012. Teori-teori Keadilan. Bandung: Nusa Media.

36

Anda mungkin juga menyukai