Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

IMPLEMENTASI SILA KELIMA PANCASILA


DALAM KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL

Dosen Pengampu
HARYADI., SH., MH

Disusun Oleh:
Fadel Azza (30) A1011231083
Ahmad Irham Alamsyah (23) A1011231076
Hafidh Ade Putra (12) A1011231065
Wirata Carloes (29) A1011231082
Muhammad Aldi (16) A1011231069

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Implementasi Sila
Kelima Pancasila Dalam Kebijakan Pendidikan Nasional. Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Haryadi., SH., MH pada mata
kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pembangkit bilangan acak semu bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Haryadi., SH., MH, selaku dosen
mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi kami mengenai materi yang telah
disampaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
bekerja sama dengan baik untuk saling memberi pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi dan demi kesempurnaan makalah
ini.

Pontianak, 9
Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................................

1.1. Latar Belakang................................................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................................

1.3. Tujuan..............................................................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................................................

2.1. Efektivitas Implementasi Sila Kelima Pancasila Dalam Kebijakan Pendidikan


Nasional Indonesia Dalam Mencapai Tujuan Keadilan Sosial............................................................

2.2. Implementasi Sila Kelima Pancasila Tercermin Dalam Kebijakan Kebijakan


Pendidikan...............................................................................................................................................

2.3. Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Untuk Mewujudkan Keadilan Sosial Dalam
Sistem Pendidikan Nasional.................................................................................................................

2.4. Peran Kebijakan Bantuan Pendidikan Dalam Mendukung Implementasi Sila


Kelima Pancasila Dalam Menciptakan Keadilan Sosial Dalam Pendidikan....................................

2.5. Dampak Implementasi Sila Kelima Pancasila Dalam Kebijakan Pendidikan


Nasional Terhadap Pemerataan Akses Dan Mutu Pendidikan Di Seluruh Indonesia.....................

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................................

3.1. Kesimpulan....................................................................................................................................

3.2. Saran..............................................................................................................................................

ii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia adalah sebuah falsafah yang menjadi
panduan dalam menjalankan berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah
satu sila dalam Pancasila yang memiliki peran penting adalah Sila Kelima, yaitu
"Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Sila ini mengandung makna
mendalam tentang prinsip kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan sosial bagi seluruh
warga negara Indonesia. Dalam konteks kebijakan pendidikan nasional, implementasi
Sila Kelima memiliki peran krusial dalam menciptakan sistem pendidikan yang merata,
inklusif, dan berkeadilan.
Pendidikan merupakan sarana utama dalam mewujudkan potensi individu dan
membangun fondasi yang kuat bagi pembangunan bangsa. Namun, tantangan seperti
disparitas pendidikan antarwilayah, kesenjangan akses pendidikan, serta perbedaan
perlakuan dalam sistem pendidikan masih menjadi isu krusial di Indonesia. Oleh karena
itu, implementasi Sila Kelima dalam kebijakan pendidikan nasional menjadi sangat
relevan dan penting untuk dibahas. Melalui implementasi yang baik, diharapkan
pendidikan dapat menjadi sarana untuk mewujudkan keadilan sosial sekaligus mengatasi
ketidakmerataan dalam akses dan mutu pendidikan.

Dalam konteks global yang terus berubah, di mana tantangan ekonomi, sosial, dan
teknologi semakin kompleks, pemahaman yang mendalam tentang bagaimana
implementasi Sila Kelima Pancasila berdampak pada kebijakan pendidikan nasional
menjadi sangat penting. Oleh karena itu, penelitian mengenai hal ini akan memberikan
wawasan yang berharga bagi para pembuat kebijakan, praktisi pendidikan, dan
masyarakat umum untuk terus memperbaiki sistem pendidikan agar lebih adil dan
inklusif sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana efektivitas implementasi Sila Kelima Pancasila dalam Kebijakan Pendidikan
Nasional Indonesia dalam mencapai tujuan keadilan sosial?
2. Bagaimana implementasi sila kelima Pancasila tercermin dalam kebijakan kebijakan
pendidikan yang ada saat ini?
3. Apa saja upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan keadilan sosial dalam
sistem pendidikan nasional?
4. Bagaimana peran kebijakan bantuan pendidikan dalam mendukung implementasi Sila
Kelima Pancasila dalam menciptakan keadilan sosial dalam pendidikan?
5. Apa dampak implementasi Sila Kelima Pancasila dalam kebijakan pendidikan nasional
terhadap pemerataan akses dan mutu pendidikan di seluruh Indonesia?

1.3. Tujuan
1. Untuk menganalisis sejauh mana Sila Kelima Pancasila diterapkan dalam kebijakan
pendidikan nasional Indonesia.
2. Untuk mencari solusi-solusi dan strategi konkret untuk mengatasi permasalahan dalam
sistem pendidikan nasional Indonesia.
3. Untuk menganalisis dampak dan efektivitas upaya-upaya tersebut dalam menciptakan
kesetaraan akses dan peluang pendidikan bagi semua lapisan masyarakat.
4. Untuk menilai efektivitas kebijakan-kebijakan tersebut dalam mencapai tujuan keadilan
sosial dalam pendidikan.
5. Mengevaluasi apakah implementasi Sila Kelima Pancasila dalam kebijakan pendidikan
telah berhasil menciptakan pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan di
seluruh Indonesia.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam konsepsi Bung karno sila ini diformulasikan dengan rumusan


Kesejahteraan Sosial'. Sila kelima dari falsafah pancasila ini dilihat dari segi fungsinya
dapat dikatakan sebagai sila yang berkedudukan sebagai tujuan. Sila kelima ini bukanlah
dasar negara, tetapi adalah tujuan paling utama, tujuan pokoknya, yaitu mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Hazairin). Dengan menunjuk sila
kelima sebagai sila yang berkedudukan sebagai tujuan berarti telah sempurnalah unsur-
unsur yang diperlukan untuk membentuk satu kesatuan pandangan hidup (way of life
atau weltans chuung). Apabila sila pertama, kedua dan ketiga merupakan sila - sila yang
menggambarkan pandangan hidup yang diyakini bangsa Indonesia, sila keempat
menggambarkan cara-cara yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan hidup yang dicita-
citakan, maka sila kelima menggambarkan tujuan hidup berbangsa dan bernegara yang
dicita-citakan bangsa Indonesia.

Sila kelima intinya terletak pada rumusan " Keadilan Sosial" (social Justice).
Plato dalam bukunya 'Republic' 'The four cardival virtues'. Empat kebajikan tersebut
adalah pengendalian diri (discipline), keberanian(courage), kearifan (wisdom), dan
keadilan (justice). Sedan Liang Gie berpendapat bahwa kebajikan adalah yang
mencakup seluruhnya di atas (all-embracing virtue).

Istilah keadilan berasal dari bahasa arab :al-ada:lah, yang padanan bahasa I
adalah : justice. Namun sesungguhnya justice sendiri semula berasal dari bahasa latin:
justitia (dari akar kata: jus).Al-'adlu yang kemudian berubah kata menjadi al-ada:lah
diartikan sebagai menempatkan atau meletakan sesuatu pada tempat yang semestinya
(proporsional). Sedang istilah justice mempunyai arti ganda. Ia dapat berarti hukum, bisa
berarti sikap tidak memihak (impartiality), dan dapat berarti persamaan dalam perlakuan
(equality of treatment). Dalam khazanah kefilsafatan akan ditemukan beberapa difinisi
atau batasan mengenai keadilan antara lain sebagai berikut:

Aristoteles mendefinisikan keadilan sebagai kelayakan dalam tindakan manusia

6
(fairness in human action).adapun yang dimaksud dengan kelayakan adalah sebagai titik
tengah di antara kedua ujung yang ekstrim, atau lebih terkenal dengan teori
"The Golden Means".

Thomas Aquino merumuskan makna keadilan sebagai suatu kemauan untuk


memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya'

Samuel pufendorf mendefinisikan keadilan sebagai 'kecenderungan yang bersifat tetap


dan tak kunjung hilang untuk memberikan kepada setiap orang akan haknya'

Isaiah Berlin, mendefinisikan keadilan dengan kalimat keadilan terlaksana bilamana hal-
hal yang sama diperlakukan secara sama, & hal-hal yang tak sama secara tidak sama

Notonagoro membatasi pengertian keadilan sebagai dipenuhinya segala sesuatu yang


merupakan sesuatu hak di dalam hubungan hidup kemanusiaan sebagai sesuatu wajib

Sayid Qutub membatasi pengertian keadilan sebagai 'satu sikap yang mutlak, yang tidak
menunjukkan kecenderungan cinta atau marah, tidak merubah ketentuan-ketentuan
karena kasih sayang atau benci.

Dari beberapa batasan seperti di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud 'KEADILAN' adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan
kewajiban, atau sikap yang mutlak untuk meletakkan hak dan kewajiban secara
proporsional, dan tidak merubah ketentuan-2 karena kasih sayang atau benci.

7
BAB III
PEMBAHASAN

2.1. Efektivitas Implementasi Sila Kelima Pancasila Dalam Kebijakan


Pendidikan Nasional Indonesia Dalam Mencapai Tujuan Keadilan Sosial
Pancasila sebagai pedoman dalam menetapkan segala kebijakan di Indonesia.
Salah satu kebijakan yang harus di tetapkan pemerintah adalah kebijakan dalam
pendidikan nasional. Kebijakan pendidikan merupakan suatu hal pokok untuk
menetukan arah dan pedoman dalam menyelengarakan pendidikan dalam suatu negara.
(DR. H. Masduki Duryat, 2022)

Menurut pasal 1 undang undang sistem Pendidikan nasional nomor 20 tahun


2003, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menajadi manusia
beriman dan bertakwah kepada tuhan yang maha esa, berakhlah mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Hal tersebut berarti pemerintah harus mengambil kebijakan Pendidikan yang


lebih tepat seperti adanya pemerataan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
dan meningkatkan kemampuan tenaga pendidikan terciptnya tenaga pelajar yang
berdaya saing. Selain itu pemerintah juga harus menyediakn sarana dan prasarana untuk
menunjang dalam proses pendidikan sehingga meningkatnya mutu pendidikan yang
berdaya saing.

Dengan adanya kebijakan seperti itu maka tercapailah tujuan nasional bangsa
indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang tertuang dalam Pembukaan
Undang Undang Dasar Alinea ke empat. Selain itu dengan adanya kebijakan tersebut
berdampak signifikan dalam kehidupan bangsa Indonesia kedepannya baik itu dalam
segi ekonomi, sosial dan lainnya.

8
Dasar dari kebijakan pendidikan yaitu:

1. Undang-Undang Dasar 1945 meliputi. Undang-Undang Dasar Republik


Indonesia Undang-Undang Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang
peraturan pemerintah, dan lainnya
2. Dalam pembukaan UUD 1945
3. Pasal 31 UUD 1945 3)UU RI No: 20 Tahun 2003 tentang pendidikan
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional.

2.2. Implementasi Sila Kelima Pancasila Tercermin Dalam Kebijakan


Kebijakan Pendidikan
1. Perencanaan Implementasi Sila Kelima Pancasila dalam Kebijakan Pendidikan
Dalam perencanaan implementasi Sila Kelima Pancasila dalam kebijakan pendidikan,
beberapa langkah kunci melibatkan:

 Analisis Nilai-nilai Keadilan Sosial: Menelaah nilai-nilai keadilan sosial yang


terkandung dalam Sila Kelima Pancasila dan relevansinya dalam konteks
pendidikan.
 Penetapan Tujuan Kebijakan: Menyusun tujuan jangka panjang dan jangka
pendek yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan sosial untuk diwujudkan dalam
pendidikan.
 Strategi Implementasi: Merancang strategi dan rencana tindakan konkret yang
akan diterapkan dalam kebijakan pendidikan untuk mencapai tujuan
keadilan sosial.

2. Penerapan Nilai-nilai Keadilan Sosial dalam Kebijakan Pendidikan

Penerapan nilai-nilai keadilan sosial dalam kebijakan pendidikan melibatkan:

9
 Pembaharuan Kurikulum: Memasukkan materi-materi yang mengajarkan nilai-
nilai keadilan sosial dalam kurikulum pendidikan.
 Pemerataan Akses: Menerapkan program-program yang memastikan akses
pendidikan yang sama bagi semua lapisan masyarakat, termasuk yang marginal.
 Pengurangan Disparitas Mutu: Mengidentifikasi dan mengurangi disparitas mutu
pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan.

3. Tujuan Implementasi dalam Kebijakan Pendidikan

Tujuan dari implementasi nilai-nilai keadilan sosial dalam kebijakan pendidikan


mencakup:

 Pemerataan Akses dan Kesempatan: Mewujudkan kesempatan pendidikan yang


setara bagi semua individu, tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi.
 Peningkatan Mutu Pendidikan: Meningkatkan mutu pendidikan dengan
memastikan bahwa pendidikan yang berkualitas dapat diakses oleh semua warga.
 Pengembangan Karakter: Membangun karakter siswa yang memiliki kesadaran
sosial dan semangat keadilan.

4. Hasil dan Dampak Implementasi

Hasil dan dampak dari implementasi Sila Kelima Pancasila dalam kebijakan pendidikan
bisa mencakup:

 Peningkatan Kesetaraan: Terlihat dari berkurangnya disparitas akses pendidikan


antara wilayah perkotaan dan pedesaan serta kelompok sosial.
 Peningkatan Mutu Pendidikan: Terlihat dari peningkatan nilai ujian, tingkat
kelulusan, dan kemampuan siswa.

5. Dasar Hukum yang Berkaitan

Dasar hukum yang berkaitan dengan implementasi Sila Kelima Pancasila dalam
kebijakan pendidikan meliputi:

10
 Undang-Undang Dasar 1945: Pasal-pasal yang menetapkan prinsip-prinsip
Pancasila sebagai dasar negara.
 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional: Ketentuan-ketentuan yang
mengarahkan penerapan nilai-nilai keadilan sosial dalam sistem pendidikan.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Peraturan yang lebih spesifik
mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan.

Dengan menggabungkan langkah-langkah perencanaan, penerapan, tujuan, hasil, dan dasar


hukum di atas, implementasi Sila Kelima Pancasila dalam kebijakan pendidikan dapat lebih
efektif dan memberikan dampak yang positif dalam mewujudkan keadilan sosial
dalam pendidikan.

2.3. Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Untuk Mewujudkan Keadilan Sosial


Dalam Sistem Pendidikan Nasional
1. Perancanaan Yang Di Lakukan Pemerintah Untuk Mewujudkan Keadilan
Sosial Dalam Sistem Pendidikan

Keadilan dapat diartikan sebagai persamaan di depan hukum, persamaan hak atas
kompensasi, persamaan hak untuk bertahan hidup, persamaan hak dalam pembangunan,
tidak merugikan semua pihak, dan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan
dapat menopang masa depan bangsa dan bangsa yang maju, berdaulat, adil dan makmur.
Apabila pendidikan dapat terselenggara secara adil, adil dan baik, maka generasi penerus
bangsa akan semakin berkualitas, sehingga menjadikan Indonesia sebagai bangsa dan negara
yang tidak hanya mampu bersaing tetapi juga unggul. Bersaing di kancah internasional.

Rencana pemerintah untuk mencapai keadilan sosial dalam sistem pendidikan dapat
mencakup berbagai langkah dan kebijakan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan
yang sama bagi semua orang untuk memperoleh kesempatan, kesempatan dan manfaat dari
pendidikan.

11
Berikut beberapa contoh langkah yang dapat diambil pemerintah untuk mewujudkan hal
ini:

1. Akses terhadap pendidikan Pemerintah harus memastikan seluruh lapisan


masyarakat mempunyai akses terhadap pendidikan yang berkualitas, tanpa
memandang latar belakang ekonomi, sosial, atau etnis.
2. Program Beasiswa dan Bantuan Keuangan Pemerintah dapat memberikan
berbagai bentuk bantuan keuangan, seperti beasiswa atau subsidi pendidikan,
untuk membantu keluarga miskin membiayai pendidikan anak-anaknya.
3. Pendidikan Inklusif Mengembangkan sistem pendidikan inklusif yang
mengakomodasi semua jenis siswa, termasuk siswa berkebutuhan khusus. .
4. Pemerintah dapat memastikan bahwa kurikulum pendidikan mencakup isu-isu
sosial dan budaya yang relevan bagi semua kelompok masyarakat
5. Pelatihan Guru Pastikan guru cukup terlatih dalam menangani keberagaman
siswa.
6. Menyediakan materi pembelajaran Pemerintah dapat mendukung pengembangan
dan distribusi materi pembelajaran yang inklusif secara budaya dan lingkungan.
7. Mengumpulkan data dan informasi yang relevan mengenai keterlibatan dan
prestasi siswa dari berbagai kelompok masyarakat. Hal ini membantu pemerintah
memahami kemungkinan adanya kesenjangan dalam sistem pendidikan dan
mengambil tindakan yang tepat.
8. Berkonsultasi dengan Pemangku Kepentingan Melibatkan masyarakat, orang tua,
dan kelompok advokasi dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan
terkait pendidikan.
9. Pemerintah harus berusaha untuk mempersempit kesenjangan pendidikan antara
daerah perkotaan dan pedesaan. Hal ini mungkin melibatkan investasi pada
fasilitas dan pelatihan guru di daerah terpencil.

Evaluasi dan Pembaharuan Sistem pendidikan harus terus dievaluasi dan diperbarui agar
tetap relevan dan efektif dalam mencapai tujuan keadilan sosial.

12
2. Penerapan Pemerintah Untuk Mewujudkan Keadilan Sosial Dalam Sistem
Pendidikan

Pencapaian keadilan sosial dalam sistem pendidikan oleh pemerintah melibatkan


berbagai strategi dan kebijakan yang bertujuan untuk memastikan akses yang setara
terhadap pendidikan berkualitas bagi semua orang tanpa memandang latar belakang
sosial, ekonomi, ras, atau latar belakang lainnya. Berikut adalah beberapa langkah yang
biasanya dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan ini :

1. Alokasi anggaran yang adil


Pemerintah harus mengalokasikan anggaran pendidikan secara merata untuk
memastikan bahwa semua sekolah, terutama di daerah tertinggal, memiliki
sumber daya yang cukup untuk menyelenggarakan pendidikan berkualitas.
2. Program beasiswa dan bantuan keuangan
Pemerintah dapat memperkenalkan program beasiswa dan bantuan keuangan
bagi siswa dari latar belakang ekonomi rendah atau kelompok marginal lainnya.
Hal ini akan membantu mengurangi beban biaya pendidikan dan memastikan
potensi siswa tidak terhambat.
3. Kurikulum Inklusif
Mengembangkan kurikulum yang mencerminkan keragaman budaya, sejarah dan
pengalaman masyarakat merupakan sebuah langkah penting.
4. Aksesibilitas Fisik
Pemerintah harus memastikan bahwa fasilitas pendidikan dapat diakses dengan
mudah oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas fisik. ini
5. Pendidikan usia dini
Memberikan berbagai kesempatan prasekolah dapat membantu menutup
kesenjangan awal dalam kemampuan belajar.
6. Pemantauan dan evaluasi
Pemerintah perlu memantau dan mengevaluasi efektivitas kebijakan dan program
yang ada secara berkala untuk memastikan tujuan keadilan sosial tercapai.
7. Keterlibatan Masyarakat

13
Melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait pendidikan
dapat membantu memastikan kebijakan yang mencerminkan kebutuhan dan
aspirasi lokal.
8. Mempromosikan pendidikan inklusif
Pendidikan inklusif menekankan bahwa semua siswa, termasuk mereka yang
berkebutuhan khusus, mempunyai hak yang sama atas pendidikan yang layak.
9. Mengatasi kesenjangan sejak dini
Pemerintah dapat merancang program yang berfokus pada pengurangan
kesenjangan sejak usia dini, misalnya dengan memastikan bahwa anak-anak
menerima kesehatan dan gizi yang memadai sejak lahir.

Semua langkah tersebut harus dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan, karena
mencapai keadilan sosial dalam sistem pendidikan merupakan tujuan jangka panjang yang
memerlukan upaya terus menerus.

3. Tujuan Pemerintah Untuk Mencapai Keadilan Sosial Dalam Sistem


Pendidikan

Tujuan pemerintah untuk mencapai keadilan sosial dalam sistem pendidikan dapat
berbeda-beda tergantung pada kondisi nasional dan kebijakan yang diterapkan. Namun,
biasanya mencakup beberapa aspek penting:

1. Kesempatan yang Sama


Pemerintah berupaya untuk memastikan bahwa semua warga negara memiliki
akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas tanpa memandang latar
belakang sosial, ekonomi atau etnis.
2. Penghapusan diskriminasi
Pemerintah berupaya menghapuskan segala bentuk diskriminasi dalam
pendidikan, termasuk atas dasar gender, ras, agama atau disabilitas. H
3. Kualitas Pendidikan yang Merata

14
Pemerintah berusaha untuk memastikan bahwa kualitas pendidikan yang
diberikan di berbagai wilayah negara sama baiknya. Hal ini melibatkan
penyediaan guru berkualitas, kurikulum yang relevan, dan fasilitas yang
memadai di seluruh wilayah.
4. Pendidikan Inklusif
Tujuan ini melibatkan memastikan bahwa semua peserta didik, termasuk anak-
anak dengan kebutuhan khusus, memiliki akses ke pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan mereka. Hal ini bisa meliputi penyediaan pendidikan inklusif
di sekolah-sekolah reguler atau pendekatan khusus untuk pendidikan anak-anak
dengan kebutuhan khusus.
5. Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah dapat berupaya untuk menggerakkan masyarakat dalam proses
pendidikan dengan melibatkan orang tua, komunitas lokal, dan pemangku
kepentingan lainnya. Ini membantu membangun kesadaran tentang pentingnya
pendidikan dan melibatkan semua pihak dalam peningkatan sistem pendidikan.

Tujuan-tujuan ini sering kali diwujudkan melalui kebijakan pendidikan yang mencakup
pengaturan pendanaan, kurikulum, pelatihan guru, akses fisik, dan berbagai program
pendidikan khusus. Dengan mewujudkan keadilan sosial dalam sistem pendidikan,
pemerintah berharap dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, setara, dan berdaya
saing.

4. Hasil dan Dampak Dari Keadilan Sosial Dalam Sistem Pendidikan

Penerapan sistem pendidikan yang berkeadilan sosial mempunyai banyak dampak positif
terhadap individu, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan. Hasil dan dampak utama
dari keadilan sosial dalam pendidikan meliputi :

1. Akses Kesempatan yang Merata


Keadilan sosial mengadvokasi kesetaraan akses terhadap pendidikan bagi semua
individu, tanpa memandang status sosial atau latar belakang mereka. Pendekatan

15
terhadap pendidikan ini dapat membantu mempersempit kesenjangan dalam
kesempatan pendidikan dan memastikan bahwa setiap orang memiliki
kesempatan yang sama untuk berhasil.
2. Peningkatan Kualitas Hidup
Dengan pendidikan yang merata, individu memiliki peluang lebih besar untuk
mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang diperlukan
untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Pendidikan memberikan landasan
bagi perkembangan pribadi dan profesional.
3. Mengurangi Ketidaksetaraan
Keadilan sosial membantu mengurangi ketidaksetaraan dalam masyarakat,
termasuk kesenjangan pendidikan. Ini dapat membantu mengurangi
ketidaksetaraan sosial dan ekonomi di jangka panjang.
4. Pengurangan Kemiskinan
Pendidikan yang merata dapat memberikan peluang untuk mengurangi angka
kemiskinan. Individu yang memiliki pendidikan yang baik cenderung memiliki
peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan
berpenghasilan lebih tinggi.
5. Peningkatan Kesadaran Sosial

Pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai keadilan sosial dapat membantu membangun
kesadaran sosial di kalangan siswa. Ini dapat mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam
kegiatan sosial dan kemanusiaan.

5. Dasar Hukum yang Berkaitan

Keadilan sosial dalam pendidikan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan


dan inklusif. Dalam jangka panjang, generasi yang berpendidikan lebih baik cenderung
memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pembangunan berkelanjutan. Secara
keseluruhan, keadilan sosial dalam sistem pendidikan mempunyai dampak positif yang
luas tidak hanya terhadap individu, namun juga terhadap masyarakat dan negara secara
keseluruhan. Terlepas dari makna keadilan, nampaknya dapat ditemukan landasan

16
hukum yang memperkuat status keadilan atas kesempatan pendidikan. Setidak-tidaknya
dapat dijumpai dalam beberapa landasan hukum di antaranya:

UU Republik Indonesia No 20 tentang SPN tahun 2003, yang berbunyi:

a. Pasal 4 ayat 1, bahwa “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis


dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.
b. Pasal 5 ayat 1, bahwa ”Setiap warga negara mempunyai hak yang
sama untuk memperoleh pendidikan bermutu”
c. Pasal 5 ayat 2, Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
d. Pasal 5 ayat 3, Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang
serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan
layanan khusus.
e. Pasal 5 ayat 4, warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
f. Pasal 5 ayat 5, setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat.

2.4. Peran Kebijakan Bantuan Pendidikan Dalam Mendukung Implementasi


Sila Kelima Pancasila Dalam Menciptakan Keadilan Sosial Dalam Pendidikan
1. Peran Kebijakan Bantuan Pendidikan dalam Menciptakan Keadilan
Sosial dalam Pendidikan

Kebijakan bantuan pendidikan memiliki peran yang signifikan dalam mendukung


implementasi Sila Kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia, khususnya dalam konteks menciptakan keadilan sosial dalam pendidikan.
Dalam pembahasan ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana kebijakan bantuan
pendidikan memainkan peran penting dalam mewujudkan keadilan sosial dalam
pendidikan.

17
2. Akses Pendidikan yang Merata

Salah satu aspek penting dari keadilan sosial dalam pendidikan adalah
memastikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan
bantuan pendidikan dapat membantu dalam mencapai tujuan ini dengan cara berikut:

 Mengatasi Keterbatasan Ekonomi: Bantuan pendidikan, seperti beasiswa atau


subsidi biaya pendidikan, membantu siswa dari keluarga kurang mampu untuk
tetap melanjutkan pendidikan mereka tanpa terhalang oleh kendala ekonomi. Ini
meratakan akses pendidikan.
 Mengurangi Kesengajaan: Dengan memberikan bantuan kepada kelompok-
kelompok yang memerlukan, kebijakan bantuan pendidikan dapat mengurangi
kesenjangan dalam akses pendidikan yang mungkin timbul karena faktor-faktor
seperti kesengajaan.

3. Peningkatan Mutu Pendidikan

Selain memeratakan akses, kebijakan bantuan pendidikan juga dapat berperan dalam
meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan:

 Mendorong Kualitas Guru: Bantuan pendidikan dapat dialokasikan untuk


pelatihan guru, peningkatan kualifikasi, dan pengembangan profesionalisme.
Guru yang berkualitas adalah salah satu faktor penting dalam mutu pendidikan.
 Fasilitas dan Sumber Daya: Bantuan pendidikan juga dapat digunakan untuk
memperbaiki fasilitas sekolah, menyediakan buku teks, dan teknologi
pendidikan. Hal ini berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan

4. Evaluasi dan Peningkatan Kebijakan

18
Penting untuk mencatat bahwa kebijakan bantuan pendidikan harus dievaluasi secara
berkala untuk memastikan efektivitasnya dalam mencapai tujuan keadilan sosial dalam
pendidikan. Evaluasi ini dapat melibatkan:

 Penentuan Efektivitas Bantuan: Evaluasi akan membantu menentukan apakah


bantuan pendidikan telah mencapai sasarannya dan memberikan manfaat yang
diharapkan.
 Perbaikan Kebijakan: Hasil evaluasi dapat digunakan untuk memperbaiki
kebijakan bantuan pendidikan agar lebih efisien dan efektif dalam menciptakan
keadilan sosial dalam pendidikan.

Dalam kesimpulan, kebijakan bantuan pendidikan memiliki peran yang sangat penting
dalam mendukung implementasi Sila Kelima Pancasila dengan menciptakan keadilan
sosial dalam pendidikan. Melalui berbagai bentuk bantuan, kebijakan ini memastikan
bahwa semua warga negara Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk
mendapatkan pendidikan berkualitas, yang merupakan landasan untuk pembangunan
yang inklusif dan berkelanjutan.

2.5. Dampak Implementasi Sila Kelima Pancasila Dalam Kebijakan Pendidikan


Nasional Terhadap Pemerataan Akses Dan Mutu Pendidikan Di Seluruh Indonesia
1. Penerapan

Sebagai masyarakat Indonesia kita harus mampu menjaga keutuhan suatu


bangsa. Banyak cara untuk menjaga keutuhan bangsa dengan menjadikan sumber daya
manusia untuk menjadi lebih baik, salah satunya dalam bidang pendidikan faktor utama
penentuan kemajuan suatu negara. Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar dan
diwajibkan untuk seluruh warga Negara Indonesia untuk memperolehnya. Nilai
Pancasila yang terkandung didalamnya sangat penting untuk kita implementasikan
dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada lingkungan sekolah, maka dari itu peneliti
mengacu pada salah satu sila pada Pancasila untuk sebuah implementasi dalam
pembelajaran.

19
Nilai-nilai Pancasila merupakan sumber dari karakter bangsa, pendidikan, dan
budaya yang diwujudkan pada masyarakat tanpa terkecuali, khususnya pada siswa yang
merupakan generasi bangsa Indonesia. Sistem penerapan nilai-nilai Pancasila secara
tidak langsung berupa kebiasaan. Pada pengembangan moral perlu dilaksanakan dengan
melatih mental siswa agar lebih percaya diri.

1) Guru memberikan pengertian terkait penerapan sila kelima Pancasila (keadilan


sosial)
2) Guru menjelaskan secara logis dan mudah dipahami oleh siswa terkait penerapan
sila kelima Pancasila (keadilan sosial);
3) Ketika diluar jam pelajaran guru mengajak siswa untuk bercerita arti penting dari
penerapan sila kelima Pancasila (keadilan sosial);
4) Guru memberikan pemahaman sesuai dengan norma-norma agama, agar siswa
tidak melenceng dari peraturan yang sesuai agama;
5) Guru memberikan pengertian terkait penerapan sila kelima Pancasila (keadilan
sosial).sesuai dengan kemampuan siswa;
6) Disaat kegiatan belajarmengajar guru tetap mengaitkan materi dengan penerapan
sila kelima Pancasila (keadilan sosial) yang saling memberikan keadilan,
memberi bantuan hanya pada teman yang disukai saja dan gotong-royong
bersama teman tanpa memilih-milih teman;
7) Memberikan arahan untuk penerapan sila kelima Pancasila (keadilan sosial);
8) Memberikan pengajaran untuk menolong teman.

2. Dampak Implementasi sila kelima terhadap pendidikan di Indonesia


1) Memiliki sikap yang adil terhadap teman disekolah ataupun dirumah.
2) Menghormati hak-hak guru, siswa dan orang lain.
3) Menjalankan kewajiban sebagai siswa dan mendapatkan hak sebagai siswa.
4) Berperilaku disiplin dan jujur
5) Tidak membeda-bedakan dalam bergaul antar sesame.
6) Menaati peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah.

20
7) Tidak melakukan hal-hal yang tidak terpuji terhadap teman.
8) Menghargai hasil karya teman.

3. Manfaat Implementasi sila kelima terhadap pendidikan di Indonesia


1) Ikut serta dalam kegiatan gotong-royong di lingkungan sekolah.
2) Menghargai hak dan kewajiban yang telah dikeluarkan oleh orang lain.
3) Mengikuti kegiatan setiap upacara hari senin.
4) Mengikuti kegiatan senam pada jum’at pagi dan beramal.
5) Bersikap adil terhadap sesama teman.
6) Tidak membeda-bedakan antara teman satu dengan yang lain.
7) Memberi ucapan kepada teman yang mendapatkan juara kelas.
8) Membantu teman yang sedang kesusahan dan tidak memilih saat membantu
teman.

4. Tujuan Implementasi Sila Kelima Terhadap Pendidikan Indonesia

Implementasi pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dapat berupa pelajaran


kelompok, kegiatan diskusi, presentasi, serta kegiatan-kegiatan yang lainnya, selain itu
sebagai pengembangkan kepribadian siswa, pihak sekolah membuat kegiatan
extrakulikuler. Ekstrakulikuker ini berfungsi untuk mengembangkan bakat atau potensi
diri yang dimilikinya, kemudian sikap tenggang rasa, hal ini berlandaskan pada manusia
menyukai kedamaian dengan tujuan merasa nyaman, seperti halnya menerima tanpa
mebeda-bedakan,selanjutnya sikap yang tidak semena-mena terhadap siswa lain, kita
hidup untuk saling menghargai dan tidak menyakiti, maka dari itu kontrollah diri
masing-masing dengan sebaik mungkin.

Sikap selanjutnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, seperti halnya


dengan mengikuti bakti sosial maupun acara lain disekolah, serta mengembangkan sikap
peduli terhadap lingkungan serta memiliki sikap saling menghormati satu sama lain.
Terakhir adalah berani membela kebenaran dan keadilan, tidak berupa kejahatan saja
melainkan bisa berupa hak dan kewajiban sebagai masyarakat.

21
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Landasan Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam
berkaitannya dengan dunia pendidikan. Pada makalah ini berusaha memuat tentang :
landasanhukum,landasan filsafat,landasan sejarah,landasan sosial budaya,landasan
psikologi,danlandasan ekonomi.Jadi Pendidikan yang diterapkan di Indonesia, tidak
boleh tidak haruslah berakar pada kebudayaan Indonesia.

“Selanjutnya Pasal 1 Ayat 7 berbunyi : Tenaga Pendidik adalah anggota masyarakat


yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidikan. Menurutayat ini yang
berhak menjadi tenaga kependidikan adalah setiap anggota masyarakat
yangmengabdikan dirinya dalam penyelenggaraan pendidikan. Sedang yang dimaksud
denganTenaga Kependidikan tertera dalam pasal 27 ayat 2, yang mengatakan tenaga
kependidikanmencakup tenaga pendidik, pengelola/kepala lembaga pendidikan,
penilik/pengawas, peneliti, dan pengembang pendidikan, pustakawan, laporan, dan
teknisi sumber belajar.”

3.2. Saran
Semoga setelah membaca makalah ini pembaca mampu memperhatikan perkembangan
pendidikan dan hal-hal yang mendasari tentang pendidikan baik landasan yang
bersifathukum, filsafat dan juga dasar yang membangun mutu pendidikan di Indonesia.

22
DAFTAR PUSTAKA
Risdianto, D. (2017). Perlindungan Terhadap Kelompok Minoritas Di Indonesia Dalam
Mewujudkan Keadilan Dan Persamaan Di Hadapan Hukum. Jurnal Rechts
Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 6(1), 125-142.
Samidi, R., & Suharno, S. (2018). Implementasi nilai keadilan sosial melalui pendidikan
perspektif TGKH Zainuddin Abdul Majid. Fikri: Jurnal Kajian Agama, Sosial
Dan Budaya, 3(2), 374-384.
Undang-undang R.I, Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,Copyright © 2021 Journal Dirasah: Vol. 4, No. 1. Februari 2021. p-
ISSN: 2615-0212, e-ISSN:2621-2838.
Puji Lestari, S. C. (2020). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Pada Sila . Jurnal Hukum,
130-144.
Noor, H. M., & Dewi, F. R. (2019). Peran Bantuan Pendidikan dalam Mewujudkan
Keadilan Sosial di Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, 5(3),
374-386.
Mulyasa, E. (2018). Kebijakan Pendidikan: Teori dan Praktik. Remaja Rosdakarya.
Hanafi, I., & Hariri, A. (2017). Implementasi Keadilan Sosial dalam Kebijakan
Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan Sosiologi, 5(1), 15-30.
Saputra, R. (2020). Akses Pendidikan yang Merata: Upaya Mewujudkan Keadilan Sosial
di Sektor Pendidikan. Jurnal Pendidikan Inklusif, 6(2), 123-138.
Supriyanto, T., & Suryani, N. (2019). Peningkatan Mutu Pendidikan melalui Bantuan
Pendidikan: Studi Kasus dari Indonesia. Jurnal Kebijakan dan Manajemen
Publik, 7(2), 84-94.
Pratama, A., & Putra, W. R. (2018). Evaluasi Kebijakan Bantuan Pendidikan: Studi
Kasus di Daerah X. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 4(1), 45-60.

Anda mungkin juga menyukai