Anda di halaman 1dari 5

Bapak Pramuka Sedunia, Lord Baden-Powell, yang bersahabat dengan Rudyard

Kipling, menggunakan kisah karya Kipling yang terkenal yaitu The Jungle Book.
Kisah yang terbit pertama kali pada 1894 itu oleh banyak kritikus sastra digolongkan
sebagai cerita fabel, karena tokoh-tokohnya sebagian besar adalah binatang.
Kecuali satu tokoh, Mowgli, seorang "manusia anak serigala" (man cub), yang
diasuh sejak kecil oleh kawanan serigala.

Baden-Powell yang menggagas dan mendirikan gerakan kepramukaan (the


Scouting movement) pada 1907, pada awalnya memang hanya mengkhususkan diri
pada pendidikan anak-anak lelaki yang berusia antara 12 sampai 17 tahun. Namun
dia melihat, banyak anak-anak yang lebih muda usianya, tertarik juga ikut dalam
gerakan yang didirikannya. 

Maka seizin Kipling, Baden-Powell menggunakan kisah dalam The Jungle Book
sebagai media pembelajaran untuk anak-anak yang masuk dalam golongan Cub (di
Indonesia disebut Pramuka Siaga yang berusia antara 7 sampai 10 tahun).

Baden-Powell pada 1916 dan 1917 bahkan kemudian menyusun buku berjudul The
Wolf Cub's Handbook, buku panduan untuk mendidik anak-anak dalam golongan
Cub tersebut. Itulah sebabnya, para tokoh binatang dalam The Jungle Book, menjadi
akrab bagi para Pramuka. Seperti Sere Khan di harimau, Akela dan Raksha
serigala, Baloo beruang, Bagheera macan hitam (black panther), Sere Khan si
harimau, serta Chil si burung elang.

Persahabatan dan Kerja Sama

Belakangan, dua binatang yaitu serigala dan elang, sering pula digunakan dalam
berbagai lambang kepramukaan. Kali ini pun akan diceritakan cerita fabel tentang
persahabatan serigala dan elang, yang juga bisa digunakan sebagai media
pendidikan kepramukaan.

Kisahnya dimulai di rimba raya pada kaki Gunung Menjulang. Serigala baru saja
menempuh perjalanan menyusuri rimba itu, saat tiba di tepi sebuah sungai. Sambil
menjulurkan kepalanya, Serigala minum air sungai itu. "Ah, bertapa menyegarkan,"
ujar sang Serigala.

Tiba-tiba dari angkasa terbang dengan kecepatan tinggi menukik ke bawah sang
Elang. Masuk ke dalam sungai, kedua cakarnya mencengkeram seekor ikan, yang
segera dibawanya pergi.
"Hei, Elang". Serigala berteriak mencoba memanggil, tetapi sang Elang sudah pergi
menjauh. Taka da tanggapan, Serigala melangkahkan kaki kembali. Belum terlalu
jauh melangkah, Elang sudah kembali. Sambil bertengger di batang pohon, Elang
mengepak-ngepakkan sayapnya. "Ada apa Serigala?" tanya Elang.

Serigala senang Elang kembali menemuinya. Dia butuh bantuan Elang untuk
mencari sahabatnya, Anjing Hutan, yang tak bisa ditemui di sarangnya. Anak Anjing
Hutan bercerita, ayahnya dijerat dengan jaring oleh pemburu liar dan sekarang
entah dibawa ke mana. "Aku sudah berkeliling rimba raya mencari ke tempat-tempat
yang biasa didatangi Anjing Hutan sahabatku itu, tapi tak bertemu juga,".

Elang tahu, inilah saatnya untuk membantu. Terbang tinggi di angkasa, akan
memudahkan Elang untuk melihat ke bawah, ke sekitar rimba raya. Apalagi mata
elang sangat tajam, sehingga bisa melihat hal-hal yang kecil sekali pun dari atas.
Tak perlu menunggu lama, Elang segera terbang mengitari rimba raya. Hanya butuh
beberapa saat, Elang telah kembali menemui Serigala.

"Ayo ikut, aku lihat Anjing Hutan di dalam kandang di tepi rimba. Dekat tenda-tenda
para pemburu liar itu," ajak Elang yang segera diikuti Serigala.

Di tepi rimba raya, langkah Serigala terhenti. Dia sudah melihat Anjing Hutan
sahabatnya berada dalam kandang. Tapi bagaimana cara membebaskan
sahabatnya itu? Kalau dia maju mendekati kandang itu, bisa saja dirinya pun akan
ditangkap para pemburu liar. Elang dan Serigala kemudian berunding.

"Hei, hei, lihat, lihat, ada ikan jatuh dari langit," teriak seorang pemburu,
membangunkan teman-temannya yang berada di dalam tenda.

Mereka tidak tahu bahwa Elang yang melempar ikan-ikan tangkapannya dair
angkasa. "Ayo ambil, ayo ambil, lumayan dapat ikan gratis". Para pemburu itu
berebutan mengambil ikan-ikan yang dijatuhkan berulangkali oleh Elang. 
Berbekal taktik yang disusun bersama Serigala, maka Elang menjatuhkan ikan-ikan
itu makin lama makin menjauh dari tenda-tenda para pemburu liar itu. Mereka tanpa
sadar ikut saja mengambil ikan-ikan tersebut, sampai jaraknya cukup jauh dan
situasi di sekitar tenda sudah tak ada orang lagi.

Secepat kilat Serigala berlari mendekati kandang tempat Anjing Hutan ditahan.
Dengan moncong dan cakar di kakinya, Serigala berhasil membuka kandang itu.
Anjing Hutan yang telah bebas kemudian mengikuti Serigala berlari masuk ke dalam
rimba raya. Kembali ke sarangnya, Anjing Hutan kemudian mengajak anak dan
istrinya menjauh. Mereka akan membuat sarang baru di dekat sarang Serigala.

Para pemburu liar kembali ke tenda mereka, dan melihat kandang sudah terbuka.
Tangkapan mereka si Anjing Hutan sudah tidak ada. Sementara ketika mereka akan
memasukkan ikan-ikan yang mereka tangkap, tiba-tiba dari langit Elang membawa
kawanannya, sekian banyak burung Elang menyerbu para pemburu liar. 

Tak ada persiapan membela diri karena tangan mereka masih sibuk memegang
ikan, para pemburu liar itu kocar-kacir. Tenda mereka tinggalkan begitu saja,
demikian pula ikan-ikan yang tadi sudah diambil, dibuang para pemburu liar yang
berlari menyelamatkan diri. Elang dan kawanannya segera mengambil kembali ikan-
ikan itu.

Begitulah kisah Elang dan Serigala, yang di dalamnya banyak pelajaran yang dapat
dipetik para Pramuka, terutama para Pramuka Siaga. Semangat persahabatan, aling
membantu dan bekerja sama, dengan menyusun taktik yang tepat, akan
menghasilkan sesuatu yang berguna.

    
Ini bisa menjadi momen keluarga yang bagus dan membuat anak jadi makin bijak
dalam menentukan sikapnya. Berikut terdapat cerita anak islami tentang kejujuran
yang bisa kakak bawakan menjelang tidur:

Dikisahkan terdapat seorang anak kecil pergi untuk menuntut ilmu. Sebelum ia
memulai perjalanan, ibunya berpesan untuk tidak pernah berbohong, "Anakku,
jangan sekali-kali kau berdusta karena kejujuran akan selalu membawamu pada
keselamatan meski awalnya terlihat seperti akan membinasakanmu."

Si anak memegang erat pesan ibunya agar tidak berbohong kemudian memulaii
perjalanan. Di tengah jalan ia bertemu dengan segerombolan perampok yang
mendodongkan senjata kepadanya.

"Hei anak kecil, apa kau membawa uang?" tanya mereka. 

Dalam hati anak kecil itu merasa takut tapi ia tetap berusaha jujur. Si perampok
merasa tidak yakin, ia menanyai kembali si anak kecil,"Benarkah kau membawa
uang? Setiap orang yang kami tanyai selalu menjawab tidak dan akhirnya kami
rampas hartanya."

Para perampok itu berusaha menakut-nakuti si anak kecil pengembara. Si anak kecil
tetap mengiyakan pertanyaan perampok dan mereka tertawa-tawa, tidak mau
percaya terdapat anak kecil lusuh yang mengaku membawa uang di depan para
perampok bersenjata.

"Jangan menghina kami dasar anak kecil. Siapa yang menyuruhmu?" Anak kecil itu
menggeleng dan menunjukkan sedikit dari uang yang dibawanya.

"Kenapa kamu berkata jujur? Tidak takutkah kamu uangmu kami ambil?" tanya si
pemimpin perampok yang kini bertambah kebingungan.

"Kata ibuku jangan pernah berbohong, karena kejujuran pasti akan


menyelamatkanku, dan aku pasti tahu itu terjadi," kata anak kecil dengan polosnya.

"Aku selama ini sama sekali tidak pernah merasakan takut jika Allah murka karena
aku merampok orang lain, aku berterima kasih padamu anak kecil, sungguh kau
adalah peringatan yang sangat keras untukku," ujar si Pemimpin perampok itu yang
kemudian menangis dan meletakkan senjatanya.

Ia dan komplotan perampoknya bahkan bertaubat kepada Allah setelah bertemu si


anak kecil itu.

Kejujuran adalah akhlak yang baik, jadi cerita di atas tidak hanya membawa tentang
kejujuran, tapi juga termasuk cerita anak islami tentang akhlak baik. Semoga dengan
dibacakannya cerita anak islami, sang anak bisa tumbuh bersama hikmah yang
terkandung di dalamnya. (PK)

Anda mungkin juga menyukai