Anda di halaman 1dari 43

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS KINERJA SISTEM LAMANDATA MENGGUNAKAN


METODE IT BALANCED SCORECARD UPAYA
MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK
STUDI KASUS : (PUPR BWS VII BENGKULU)

Oleh
RANIA AMANDA SAFIRA
NPM. G1F019041

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
1

1. Latar Belakang

Sistem informasi saat ini sangat berkembang pesat dan sudah menjadi
kebutuhan setiap instansi pemerintahan (Ernande, 2022). Sistem informasi
berguna sebagai penunjang dan pendukung proses bisnis agar bisa berjalan
dengan efektif dan efisien. Semakin berkembangnya teknologi informasi,
maka hal tersebut juga mendorong manusia dalam melakukan aktivitasnya.
Salah satu manfaat dari perkembangan teknologi dan informasi ini yaitu
dapat mempermudah memperoleh informasi yang cepat dan akurat. Untuk
mendapatkan informasi secara cepat dan akurat, teknologi komputer adalah
alat bantu yang paling tepat. Teknologi komputer dapat diterapkan dalam
semua bidang dan setiap kalangan. Kemajuan teknologi tersebut lah yang
mewajibkan semua instansi untuk mengikuti perkembangan teknologi dan
terus meningkatkan kemampuannya dalam menyimpan, mengelola,
menghasilkan data dan informasi yang lebih akurat dan efisien (Instalasi et
al., 2020).
Sistem informasi permintaan data atau e-data adalah sebuah sistem
yang diciptakan untuk menyimpan beberapa informasi dan data penting agar
data tersebut terkumpul dengan baik dan terorganisir, sehingga dapat
menghasilkan informasi yang akurat dan terbaru serta untuk menjaga
keamanan data tersebut (Warman et al., 2021). Perencanaan sistem ini
menggunakan aplikasi basis data. Yang dimaksud dengan basis data adalah “
Koleksi dari data-data yang terorganisasi dengan cara sedemikian rupa
sehingga data mudah disimpan dan dimanipulasi (diperbaharui, dicari,
diolah dengan perhitungan-perhitungan tertentu, serta dihapus)” (Warman et
al., 2021). Basis data merupakan komponen penting dalam sistem
informasi, karena basis data menyediakan informasi bagi para pengguna
(Putra & Budiman, 2020). Secara singkat sistem informasi permintaan data
membuat pekerjaan lebih efektif dan membuat pengguna nyaman dalam
berkerja. Tata kelola dalam sistem ini juga berpengaruh terhadap kualitas
pelayanan publik (Reyhannisa Erico Dwi Ramadhana & Fatmawati, 2020).
2

Semakin efisien penggunaan sistem tersebut dan data yang dihasilkan


akurat, maka semakin meningkat juga pelayanan publik dari instansi
tersebut.
Pekerjaan Umum Balai Wilayah Sumatera VII merupakan satuan
kerja yang melaksanakan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai
yang meliputi perencanaan, pendayagunaan sumber daya air dan
pengendalian daya rusak air pada sungai, danau, waduk, bendungan, dan
tampungan air lainnya. Tentunya dalam pelaksanaan tugas tersebut, instansi
sudah menyiapkan struktur organisasi sesuai bidangnya. Salah satunya
adalah bagian SISDA. Sistem Infromasi Sumber Daya Air (SISDA)
dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 Tentang
Sumber Daya Air yang telah dibatalkan kembali pada Undang-Undang 11
Tahun 1974 Tentang Pengairan, bahwa pemerintah pusat dan daerah wajib
menyelenggarakan pengelolaan sistem informasi. Maka, BWS VII sebagai
unit pelaksana teknis pusat mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan
hal tersebut. Salah satu program kerja yang sudah SISDA terapkan adalah
pengembangan website Layanan Permintaan data (LAMANDATA).
Layanan Permintaan Data (LAMANDATA) merupakan aplikasi
berbasis website yang menangani proses permintaan dan pendistribusian
data kepada pemohon. Pemohon adalah orang yang mengajukan permintaan
data, dengan adanya sistem ini pemohon dapat lebih mudah dalam
melakukan permintaan data karena dapat diakses secara online. Pemohon
juga dapat mengetahui status terakhir dari pengajuan permintaan data
melalui kode yang dikirimkan ke e-mail setelah melakukan perngisian
formulir demi transparasi proses permintaan data. Contoh data yang sering
diajukan oleh pemohon adalah data hidrologi atau curah hujan, data das,
proyek dan peta pengairan. Kebanyakan orang yang melakukan permintaan
data adalah mahasiswa dan konsultan, dimana data tersebut berguna sebagai
penelitian dan sumber informasi yang akurat.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan karyawan SISDA,
dapat disimpulkan bahwa sistem ini terbentuk atas inisiatif tim SISDA
3

sendiri dikarenakan sebelum adanya sistem ini, data-data yang sudah


terkumpul belum ada wadahnya. Dengan adanya sistem ini maka data yang
sudah terkumpul akan terorganisir dan mempermudah dalam melakukan
pencarian data. Sistem ini sudah dibangun dari tahun 2020 dan baru
terealisasikan pada tahun 2021. Adapun beberapa masalah yang ditemukan
selama 2 tahun ini adalah sistem yang terkadang eror dikarenakan server,
keluhan dari pemohon atas permintaan data yang terlalu lama dikarenakan
disposisi masih bersifat manual, dan masih banyak yang melakukan
permintaan data secara langsung dibanding menggunakan sistem tersebut.

Gambar 1 Grafik Status Permintaan Data Seluruh Pengguna


Dari grafik diatas dapat dilihat total keseluruhan permintaan yang masuk
sebanyak 73 formulir. Dapat dilihat juga lama proses permintaan data yang
lebih dari 7 hari masih cukup tinggi, serta beberapa permintaan data ada
yang ditolak dan masih dalam status pencarian data.
Dari beberapa rumusan masalah diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan analisis terhadap kinerja sistem tersebut untuk melihat sejauh
mana sistem tersebut sudah mencapai tujuannya terutama dalam
meningkatkan pelayanan publik. Menurut penelitian (Fauzan et al., 2023)
pengukuran kinerja digunakan untuk mengetahui perkembangan perusahaan
tersebut beroperasional dengan baik, sedangkan menurut (Negara &
Makassar, 2021) mengatakan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu hal
4

yang penting. Karena dengan adanya kinerja, maka akan diketahui tingkat
pencapaian hasil yang telah dicapai, atau akan diketahui seberapa jauh
pelaksanaan tugas-tugas telah dilaksanakan. Salah satu faktor penting dalam
perusahaan adalah penilaian atau pengukuran kinerja. Karena hal tersebut
digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan tersebut dalam
menjalankan fungsinya terutama di bagian sistem informasi (Pardanawati et
al., 2020).
Penelitian ini menggunakan metode IT Balanced Scorecard
dimana metode ini menggunakan empat perspektif untuk menilai kinerja IT
yaitu perspektif kontribusi organisasi, persepektif orientasi pengguna,
keunggulan operasional, dan orientasi di masa depan (Wijaya, 2018).
Keunggulan IT BSC antara lain, mampu menghasilkan rencana strategi yang
memiliki karakteristik komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur
(Haryani & Hidayah, 2019). Tujuan penggunaan IT Balanced Scorecard
merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja IT sebagai fasilitas bagi
pelaporan manajemen, menunjukkan efektifitas dan nilai tambah dari IT,
menumbuhkan consensus diantara stakeholder mengenai tujuan strategis IT
dan mengkomunikasikan kinerja, resiko dan kemampuan IT (Syarif et al.,
2018). Penyusunan perangkat evaluasi IT Balanced Scorecard dimulai
dengan menganalisis tujuan bisnis perusahaan berupa visi perusahaan, misi
perusahaan, tujuan strategis perusahaan, serta keselarasannya dengan misi
dan tugas pokok SISDA yang merupakan divisi IT pada perusahaan.
Kemudian mulai menentukan ukuran dari masing-masing perspektif
berdasarkan visi dan misi perusahaan. Selanjutnya melakukan pengukuran
kinerja dari masing-masing perspektif. Pengukuran ini dilakukan melalui
empat perspektif yaitu perspektif pengguna, perspektif kontribusi
perusahaan, perspektif operasionalisasi dan perspektif masa depan (Syarif et
al., 2018).
Dalam proses penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data kuantitatif yang didapat dari penyebaran kuesioner
kepada 80 responden yang merupakan pengguna sistem LAMANDATA dan
5

karyawan SISDA. Dimana pada survei pertama, peneliti sudah melakukan


wawancara pada tiga karyawan SISDA. Responden dalam survei ini akan
terus bertambah dan diperbarui sampai mencapai target sampel yang
ditentukan oleh peneliti.

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah sistem tersebut sudah memiliki kinerja yang optimal sesuai
dengan pengukuran IT Balanced Scorecard ?
2. Apakah sistem tersebut mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik
pada instansi tersebut ?
3. Apa rekomendasi yang tepat untuk permasalahan tersebut ?

2. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, berikut ini


adalah batasan masalah yang diterapkan dalam penelitian ini:
1. Penelitian ini dilakukan hanya untuk menganalisis kinerja pada website
Lamandata (Layanan Permintaan Data).
2. Objek penelitian ini yaitu karyawan bagian SISDA dan pengguna sistem
tersebut.
3. Sampel yang digunakan hanya 80 responden.

4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kinerja sistem Lamandata apabila diukur dengan IT
Balanced Scorecard.
2. Untuk mengetahui apakah dengan adanya sistem ini dapat meningkatkan
pelayanan publik pada instansi.
6

3. Membuat rekomendasi terhadap kinerja sistem Lamandata sesuai dengan


hasil pengukuran IT Balanced Scorecard.

5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini adalah:


1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang analisis kinerja sistem menggunakan metode IT Balanced
Scorecard dan menerapkan teori selama kuliah dalam praktek yang
sebenarnya.
2. Bagi PU BWS VII, hasil penelitian ini dapat menjadi evaluasi dalam
memaksimalkan kinerja sistem tersebut dan melakukan pengukuran
kinerja secara berkala agar penerapan SI dapat di maksimalkan, serta dapat
menjadi rekomendasi jika ingin melakukan pengembangan sistem
Lamandata.

6. Landasan Teori

6.1 Sistem Informasi

Menurut (Putri, R. J., 2015). Sistem informasi permintaan data adalah


sistem yang dirancang untuk memungkinkan pengguna untuk meminta,
mengakses, dan mengambil data yang dibutuhkan dari sistem informasi
dengan cara yang efektif dan efisien. Sistem ini memungkinkan pengguna
untuk mengajukan permintaan data yang spesifik dan mendapatkan hasil yang
relevan dan berguna dalam waktu yang singkat.

Menurut (Hakim, Z., Sakuroh, L., & Awaludin, S., 2019). Sistem
informasi permintaan data dapat berupa aplikasi atau platform yang
digunakan untuk mengakses data yang tersimpan dalam berbagai sumber data
organisasi. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk memilih data yang
dibutuhkan dan memilih format tampilan yang diinginkan.
7

Contoh dari sistem informasi permintaan data adalah Business


Intelligence (BI) dan Online Analytical Processing (OLAP). BI dan OLAP
memungkinkan pengguna untuk mengakses data yang terdapat dalam
berbagai sumber data dan melakukan analisis data yang kompleks dan
mendalam untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih baik dan efektif.
Dalam bisnis, sistem informasi permintaan data menjadi sangat penting untuk
memastikan bahwa pengambilan keputusan dapat didasarkan pada data yang
akurat dan terpercaya. Hal ini dapat membantu meningkatkan kinerja bisnis
dan memberikan keuntungan kompetitif yang lebih besar.

6.2 Analisis Kinerja Sistem Informasi

Menurut (Molly, B., Tanaamah, A. R., & Sitokdana, M. N. N., 2017).


Analisis kinerja sistem informasi pemintaan data penting dilakukan untuk
memastikan bahwa sistem tersebut berjalan secara optimal dan efisien dalam
menyediakan data yang dibutuhkan oleh pengguna.
Menurut (Aryani, L., Andrianti, A., Astri, L. Y., & Rohaini, E., 2022).
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam analisis kinerja sistem informasi
pemintaan data antara lain:
1. Menentukan key performance indicators (KPI) adalah indikator
kinerja utama yang digunakan untuk mengukur kinerja sistem
informasi pemintaan data. KPI yang umumnya digunakan adalah
waktu respon, tingkat kepuasan pengguna, efisiensi pengambilan data,
dan akurasi data.
2. Memantau waktu respon adalah waktu yang dibutuhkan sistem
informasi untuk menanggapi permintaan data dari pengguna. Sistem
informasi pemintaan data yang efektif harus dapat memberikan waktu
respon yang cepat sehingga pengguna dapat segera memperoleh data
yang dibutuhkan.
3. Memeriksa tingkat kepuasan pengguna harus menjadi perhatian utama
dalam analisis kinerja sistem informasi pemintaan data. Hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan survei atau kuesioner kepada pengguna
8

untuk mengetahui sejauh mana sistem informasi pemintaan data dapat


memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna.
4. Memperhatikan efisiensi pengambilan data merujuk pada kemampuan
sistem informasi pemintaan data untuk mengambil data dengan cara
yang efisien dan akurat. Sistem informasi pemintaan data yang efektif
harus dapat mengambil data dari sumber yang berbeda secara cepat
dan akurat.
5. Memastikan akurasi data sistem informasi pemintaan data harus
mampu memberikan data yang akurat dan terpercaya. Oleh karena itu,
sistem ini harus dilengkapi dengan kontrol keamanan dan validasi data
untuk memastikan bahwa data yang disediakan oleh sistem informasi
adalah data yang akurat dan dapat dipercaya.
Dengan melakukan analisis kinerja sistem informasi pemintaan data
secara berkala, organisasi dapat meningkatkan kinerja sistem tersebut
sehingga pengguna dapat memperoleh data yang dibutuhkan dengan cepat,
akurat, dan efisien. Hal ini dapat membantu meningkatkan efektivitas dan
efisiensi operasional organisasi secara keseluruhan.

6.3 Lamandata

Lamandata merupakan aplikasi berbasis website yang menangani


proses permintaan data dan pendistribusian data kepada pemohon. Pemohon
dapat mengajukan permintaan data dengan lebih mudah karena dapat
dilakukan melalui laman website ini. Dan juga dapat mengetahui status
terakhir dari pengajuan permintaan data anda demi transparansi proses
permintaan data.

6.4 Optimalisasi Pelayanan Publik

Menurut (Shiba, S. H., 2021). Optimalisasi pelayanan publik dalam


layanan permintaan data dapat dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya:
1. Memastikan ketersediaan data yang dibutuhkan untuk meningkatkan
efisiensi dalam layanan permintaan data, pemerintah dapat memastikan
9

ketersediaan data yang dibutuhkan tersedia dan mudah diakses oleh


masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan
berbagai sumber data yang tersedia, seperti data publik, data internal
pemerintah, dan data sektor swasta.
2. Memperbarui dan menyediakan informasi secara real-time, pemerintah
dapat menggunakan teknologi informasi untuk memperbarui informasi
terkait data secara real-time sehingga masyarakat dapat mengakses
informasi terkini dan akurat. Misalnya, dengan menyediakan aplikasi
permintaan data atau portal data yang dapat diakses oleh masyarakat.
3. Meningkatkan kualitas layanan permintaan data, pemerintah dapat
meningkatkan kualitas layanan permintaan data dengan memberikan
pelatihan dan pengembangan pada petugas layanan publik untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam
memberikan pelayanan yang baik dan efektif.
4. Meningkatkan aksesibilitas layanan, pemerintah dapat memperluas
akses layanan permintaan data dengan memastikan bahwa layanan ini
dapat diakses oleh semua masyarakat tanpa terkecuali. Pemerintah
dapat menggunakan teknologi seperti mobile apps dan website untuk
memudahkan masyarakat dalam mengajukan permintaan data.
5. Meningkatkan keamanan dan privasi data, pemerintah harus
memastikan bahwa data yang diberikan oleh masyarakat melalui
layanan permintaan data aman dan terlindungi dari penyalahgunaan.
Pemerintah dapat menggunakan sistem keamanan yang tepat untuk
melindungi data pribadi masyarakat dan memastikan privasi mereka
terjaga.
Dengan melakukan optimalisasi pelayanan publik dalam layanan
permintaan data, diharapkan bahwa masyarakat dapat memperoleh akses yang
lebih mudah dan efektif terhadap data yang dibutuhkan. Hal ini dapat
membantu meningkatkan partisipasi dan partisipasi aktif masyarakat dalam
pengambilan keputusan publik, serta mendorong transparansi dan
akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.
10

6.5 KPI (Key Performance Indicator)

Menurut (Soemohadiwidjojo, 2015) menjelaskan bahwa KPI atau


Indikator Kinerja Utama adalah serangkaian indikator kunci yang bersifat
terukur dan memberikan informasi sejauh mana sasaran strategis yang
dibebankan kepada suatu organisasi telah berhasil dicapai. Unsur-unsur yang
terdapat dalam KPI terdiri atas tujuan strategis, indikator kunci yang relevan
dengan sasaran strategis tersebut, sasaran yang menjadi tolak ukur, dan
kerangka waktu atau periode berlakunya KPI tersebut. Memilih KPI dan
menetapkan sasaran KPI yang tepat akan dapat mengarahkan organisasi pada
identifikasi proses perbaikan atau peningkatan kinerja. Pemilihan indikator
kinerja yang kurang tepat akan mengakibatkan terjadinya pengukuran kinerja
yang tidak efisien atau kontraproduktif. KPI dapat berbentuk ukuran kualitatif
maupun kuantitatif, tergantung pada kebutuhan dan karakter organisasi. Inti
pemilihan KPI adalah indikator tersebut dapat diukur yang artinya untuk
setiap KPI baik kualitatif maupun kuantitatif telah terdedia informasi tentang
jenis data-data yang akan digali, sumber data, dan cara mendapatkan data
tersebut. Dalam mengukur performa bagian TI dengan menggunakan KPI,
terdapat beberapa variabel yang digunakan. KPI digolongkan ke dalam dua
kelompok utama. Kelompok pertama adalah KPI untuk individu atau tim dan
kelompok kedua adalah KPI untuk sistem yang digunakan pada bagian TI.
Kedua kelompok KPI ini sama pentingnya dan perlu diperhatikan untuk
mendapatkan hasil pengukuran performa yang maksimal. Setelah
merumuskan KPI untuk setiap sasaran strategis yang ada, maka tahapan
berikutnya adalah menentukan angka target untuk setiap KPI.
Penetapan angka target ini sebaiknya mengikuti metode Spesific,
Measurable, Achievable, Relevant dan Time-Bound (SMART). Bersifat
spesifik yaitu target harus bersifat spesifik, detail dan terfokus. Bersifat
measurable atau terukur yaitu indikator kinerja harus dapat diukur secara
objektif, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Bersifat achievable
atau dapat dicapai yaitu sasaran atau target yang ditetapkan merupakan hal
yang masuk akal, realistis dan dapat dicapai. Bersifat relevan yaitu indikator
11

kinerja yang dipilih sesuai dengan lingkup bisnis dan aktivitas/proses bisnis
organisasi/divisi yang terkait. Bersifat time bound atau batasan waktu, yaitu
pencapaian sasaran atau target indikator kinerja memiliki batasan waktu yang
jelas (Soemohadiwidjojo, 2015).
Menurut (Pella, 2010) dalam menyusun KPI, total bobot harus berjumlah
100, target ditentukan berdasarkan kesepakatan dan juga data pencapaian
tahun sebelumnya, penulisan angka target dapat berupa % atau nominal atau
rupiah yang tergantung pada jenis KPI. Langkah-langkah untuk menyusun
pengukuran KPI yang dapat memenuhi kebutuhan para stakeholder, yang
disebut sebagai 6C:
1. Collect: mencari input pengukuran dari strategi perusahaan,
target bisnis perusahaan, proses inti bisnis, harapan pelanggan,
baik internal maupun 14 eksternal, hasil pekerjaan setiap unit
kerja dan hasil pekerjaan setiap individu pemegang jabatan
dalam unit kerja.
2. Create: menemukan key result area yang penting dan key
performance indicator yang sejalan bersama pihak atasan.
3. Cultivate: melakukan review sistematis atas semua indikator
yang telah ditemukan. Tujuannya agar setiap indikator
memiliki keterkaitan dan diyakini penting diperhatikan untuk
meningkatkan performa perusahaan.
4. Cascade: memperkuat hubungan indikator mulai dari level
tertinggi sampai ke level operasional.
5. Connect: menghubungkan setiap indikator dengan setiap
individu pemegang jabatan, memasukkan indikator sebagai
pedoman perencanaan pekerjaan dan melakukan aktivitas
coaching and counseling selama proses pekerjaan.
6. Confirm: mengevaluasi efektivitas indikator yang telah dipakai,
mengecek apakah perusahaan telah memilih indikator,
memperbaiki sistem pengukuran performance sesuai dengan
perkembangan yang muncul.
12

6.6 IT Balanced Scorecard

Balance Scorecard merupakan pengukuran kinerja yang dikembangkan


oleh Kaplan dan Norton dimana digunakan untuk mengukur kinerja
management atau strategic management system dari visi dan strategi
perusahaan dan diterjemahkan ke dalam aspek penting dalam suatu bisnis
(Aminatun, W., Parno, P., & Pratiwi, A., 2021).
Menurut (Zizlavsky, 2014), ada lima prinsip dasar untuk strategy-focused
organization dalam menggunakan balance scorecard, antara lain:
1. Menerjemahkan strategi ke dalam istilah operasional dengan
menggunakan balanced scorecards and strategy maps.
2. Menyelaraskan organisasi ke dalam cascading the highest-level
scorecard ke strategis unit bisnis, support department, dan external
partners.
3. Membuat strategi untuk menciptakan strategic awareness dengan
menggunakan personal scorecards dengan related incentives.
4. Membuat strategi proses yang berkelanjutan dengan menghubungkan
anggaran dengan strategi, melaksanakan proses untuk belajar dan
beradaptasi strategi perusahaan.
5. Mobilize leadership untuk perubahan ke strategic management
system.
Dalam melakukan penyusunan balance scorecard, ada empat perspektif
yang harus dilakukan, antara lain (Pratiwi, 2019):
1. Financial Perspective : bagaimana kita memuaskan saham ?
2. Customer Perspective: bagaimana kita memuaskan pelanggan ?
3. Internal Business Perspective : terdiri dari 3 pross bisnis utama yaitu
inovasi, operasi dan aftersales services.
4. Learning and Growth Perspective : terdiri dari 3 ukuran antara lain
mengenai kepuasan pekerja, retensi pekerja dan produktivitias pekerja.
Jika dalam sisi management ada pengukuran kinerja dengan menggunakan
Balance Scorecaard, maka seiring dengan perkembangan teknologi informasi
bahwa perlu dilakukannya sebuah pengukuran kinerja khusunya untuk teknlogoi
13

informasi. Hal tersebut dilakukan agar teknologi informasi yang digunakan


dapat di ukur serta di evaluasi berdasarkan hasil pengukuran yang telah
dilakukan.
Menurut (Win Van Grembergen, 2017), IT Balanced
Scorecard merupakan transisi dari framework balance scorecard. Berdasarkan
pengukuran kinerja IT Balance Scorecard, Grembergen menjelaskan ada 4
perspektif didalam  IT Balance Scorecard, antara lain:
1. Customer orientation: menjadi supplier pilihan untuk semua layanan
informasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui hubungan
supplier.
2. Corporate contribution: untuk memungkinkan dan berkontribusi terhadap
pencapaian tujuan bisnis melalui penyampaian layanan informasi bernilai
tambah secara efektif.
3. Operational excellence: memberikan layanan tepat waktu dan efektif pada
tingkat dan biaya layanan yang ditargetkan.
4. Future orientation: untuk mengembangkan kemampuan internal untuk
terus meningkatkan kinerja melalui inovasi, pembelajaran, dan
pertumbuhan organisasi pribadi.

6.7 Kerangka Berpikir

Menurut (Sugiyono, 2017) kerangka berpikir merupakan konseptual


tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di
identifikasi sebagai masalah yang penting. Variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Kinerja Sistem (X), sedangkan variabel terikat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pelayanan Publik (Y).

Kinerja Sistem H1 Pelayanan Publik


(X) (Y)

Gambar 1 Kerangka Berpikir


14

6.7.1 Hipotesis Penelitian


H1 : Diduga kinerja sistem berpengaruh positif terhadap pelayanan
publik pada PUPR BWS VII Bengkulu.

6.8 Definisi Konseptual

Menurut (Julians, A. R., & Sitokdana, M. N. N., 2022). Definisi


konseptual adalah deskripsi atau penjelasan mengenai konsep atau ide dasar
dalam suatu bidang atau konteks tertentu.

Menurut (Lestari, E. A. K., Anjarwani, S. E., & Agitha, N., 2018).


Definisi ini berfokus pada karakteristik, atribut, atau elemen yang membentuk
suatu konsep, sehingga memudahkan pemahaman dan interpretasi yang lebih
baik.

6.8.1 Variabel Eksogen


Menurut (Sugiyono, 2017). Variabel eksogen adalah variabel yang
dianggap mempengaruhi atau memengaruhi variabel lain dalam sebuah
model atau sistem. Dalam analisis statistik atau ekonometri, variabel
eksogen biasanya digunakan untuk menjelaskan penyebab atau faktor-
faktor luar yang mempengaruhi perilaku variabel endogen, yaitu variabel
yang diteliti atau diamati pada penelitian ini adalah, sebagai berikut:

6.8.1.1 Kinerja Sistem (System Performance) (X)

Menurut (Syarif, A. F., Basuki, P. N., & Wijaya, A. F.,


2018). Kinerja sistem (system performance) merujuk pada
kemampuan suatu sistem dalam mencapai tujuan atau target
tertentu. Tujuan atau target tersebut dapat berbeda-beda tergantung
pada jenis sistem yang diamati, tetapi umumnya meliputi
ketersediaan, keandalan, kinerja, efisiensi, dan kualitas layanan.
15

6.8.1.1.1 Indikator Kinerja Sistem (System Performance)

Menurut (Syarif, A. F., Basuki, P. N., & Wijaya,


A. F., 2018). Kinerja sistem dapat diukur menggunakan
berbagai metrik atau ukuran kinerja, yang sering disebut
sebagai indikator kinerja sistem. Beberapa contoh indikator
kinerja sistem yang umum digunakan meliputi:
1. Orientasi pengguna: indikator ini mengukur seberapa
sering sistem tersedia dan beroperasi dengan baik.
2. Kontribusi bisnis: indikator ini mengukur nilai bisnis dari
investasi TI serta peneliti ingin mengetahui bagaimana
komitmen perusahaan terhadap penggunaan TI di masa
depan.
3. Keunggunalan operasional: indikator ini mengukur
efisiensi operasional sistem.
4. Orientasi masa depan: indikator ini menilai kinerja TI
berdasarkan cara pandang dari departemen itu sendiri,
yaitu pelaksanaan, para praktisi dan profesional yang ada.

6.8.2 Variabel Endogen


Menurut (Sugiyono, 2017). Variabel endogen adalah variabel
dalam sebuah model atau sistem yang menjadi fokus utama dalam
analisis atau penelitian. Variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain dalam
model atau sistem tersebut dan tidak dapat diubah secara langsung dalam
sebuah eksperimen atau intervensi.

6.8.2.1 Pelayanan Publik (Public Service) (Y)

Menurut (Arofah, Y., 2019). Pelayanan publik adalah


ukuran-ukuran yang digunakan untuk mengukur kualitas dan
efektivitas layanan yang diberikan oleh lembaga pemerintah atau
organisasi publik kepada masyarakat. Beberapa indikator
pelayanan publik yang umum digunakan antara lain:
16

6.8.2.2 Indikator Pelayanan Publik (Public Service)

Menurut (Arofah, Y., 2019). Meningkatkan kualitas


pelayanan publik menjadi salah satu prioritas dalam upaya
meningkatkan kepercayaan dan partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan.
Beberapa indikator pelayanan publik yang umum digunakan antara
lain:
1. Responsiveness: Indikator ini mencakup kemampuan
pemerintah atau organisasi publik untuk memberikan
respons yang cepat dan memadai terhadap kebutuhan dan
permintaan masyarakat.
2. Efektivitas: Indikator ini mencakup kemampuan
pemerintah atau organisasi publik dalam memberikan
layanan yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
masyarakat.
3. Kepuasan masyarakat: Indikator ini mencakup tingkat
kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang
diberikan oleh lembaga pemerintah atau organisasi
publik.
Dalam mengukur kinerja pelayanan publik, penggunaan
indikator-indikator di atas sangat penting untuk memastikan bahwa
pelayanan yang diberikan memenuhi kebutuhan dan kepuasan
masyarakat serta efektif dan efisien dalam penggunaan sumber
daya.

6.9 Definisi Operasional

Menurut (Haryani, L., & Hidayah, I., 2014). Pengertian operasional


dalam variabel adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai objek
penelitian ditinjau dari suatu hal yang dapat diteliti.
Menurut (Fitriani, R., & Sugiyono, S., 2018). Definisi operasional adalah
yang dihubungkan dengan variabel dengan memberikan arti penting atau
17

memberikan suatu keterkaitan yang diharapkan untuk mengukur variabel.


Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Menurut (Nabilah, A. F. I., Prabowo, W. A., & Kristiyanto, D. Y., 2023).
Definisi operasional adalah penjabaran lebih lanjut tentang definisi
konseptual yang di klasifkasikan dalam bentuk variabel sebagai petunjuk
untuk mengukur dan mengetahui baik buruknya pengukuran dalam suatu
penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Tabel 1 Indikator Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan Pernyataan


Website Lamandata
memberikan
Bagaimana kah penilaian

Orientasi Pengguna bapak sapai saat ini terkait


pelayanan sistem dengan baik
sistem lamandata yang
dibagun?
Kinerja Sistem
Bagaimanakah karyawan Website Lamandata
PUPR BES VII Bengkulu memberikan kemampuan
berupaya keras meningkatkan efektivitas dan
(X) Kontribusi Bisnis mewujudkan Visi dan Misi efisiensi pengadaan dan
perusahaan kepada keakuratan dalam

pengguna sistem pengolahan informasi.


lamandata?
Website Lamandata

Keunggulan Operasional Bagaimana jika sistem memberikan kualitas

mengalami error atau keamanan sistem yang cukup


kegagalan sistem di server baik terhadap pengguna.
18

website lamandata?
Memberikan pelatihan
Apa saja yang dilakukan kepada karyawan dalam
Orientasi Masa Depan pihak PUPR BWS VII penerapan TI mendukung
jika ada komplain dari pelayanan yang baik
pihak pengguna? kepada pengguna
Apakah sistem lamandata Website Lamandata
Pelayanan Publik sudah cukup baik dari segi memberikan respond atau
Responsiveness pelayanan yang baik
(Y) pelayanan?
terhadap pengguna.
Apakah sistem lamandata Pelayanan yang diberikan
sudah cukup baik dalam karyawan sudah cukup baik

Efektivitas memberikan data yang dalam memberikan


informasi kebutuhan untuk
dibutuhkan pengguna?
pengguna.
Apakah layanan sistem Pengguna sudah cukup puas
lamandata sudah cukup menggunakan website
Kepuasan Pengguna Lamandata dalam
puas bagi pengguna?
memberikan informasi.

7. Metode Penelitian

7.1 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian ini dilakukan,


yakni dimulai dari observasi dan pengajuan judul dilakukan bulan akhir
Februari 2023, dengan rincian sebagai berikut:

7.2 Subyek Penelitian

Menurut (Palupi, D., 2022). Subyek penelitian adalah orang, tempat, atau
benda yang diamati dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran. Adapun
subyek penelitian dalam tulisan ini adalah PUPR BWS VII Bengkulu yang
beralamat di Jl. Batang Hari No.25, Nusa Indah, Kec. Ratu Agung, Kota
Bengkulu 38223.
19

7.3 Tahapan Penelitian

Menurut (Silalahi, U., & Atif, N. F., 2015). Tahapan penelitian adalah
level atau tingkatan bisa disebut juga jenjang dalam sebuah aktivitas
penelitian. Dimana tahapan tersebut terdapat memiliki proses yang dilakukan
secara terstruktur, runtut, baku, logis dan sistematis. Berikut tahapan
penelitian, yaitu:

Gambar 2 Tahapan Penelitian

Gambar 2 merupakan tahapan penelitian yang akan dilakukan. Berikut


adalah penjelesan dari setiap tahap:
1. Menentukan tempat penelitian langkah yang paling pertama
dilakukan adalah mencari tempat penelitian untuk melakukan
penelitian. Tempat penelitian dilakukan di PUPR BWS VII
Bengkulu.
20

2. Persiapan dan perencanaan, pada tahapan ini peneliti


melalukan persiapan dan perencanaan penelitian, yaitu:
a. Mengidentifikasi masalah, untuk dipecahkan atau
diselesaikan. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan
keragu-raguan. Membuat rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada tahap ini
dirumuskan permasalahan apa yang akan dikaji dan
menentukan batasan masalahnya serta menjelaskan tujuan
dan manfaat penelitian ini.
b. Pengumpulan data, peneliti akan mengumpulkan data,
sebagai berikut:
a. Studi pustaka, dengan melakukan studi pustaka akan
mendapatkan informasi untuk mendukung penulisan
yang berkaitan dengan topik yang diangkat. Studi.
Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari data internal
objek penelitian, seperti data yang diperoleh dari buku
dan jurnal yang berhubungan dengan judul penelitian.
b. Kuesioner, dilakukan perencanaan kuesioner. Setelah
itu menyebarkan kuesioner online berupa google form
yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya
kan diisi dan dijawab responden.
c. Wawancaram dilakukan langsung kepada salah satu
karyawan di PUPR BWS VII Bengkulu.
3. Pehitungan IT Balanced Scorecard, sebagai berikut:
Mekanisme perhitungan untuk masing-masing perspektif
diawali dengan penentuan nilai sasaran strategis untuk setiap
komponen yang dinilai pada bagian ukuran strategis. Nilai
sasaran strategis ini berasal dari wawancara dengan salah satu
karyawan PUPR BWS VII Bengkulu. Untuk memperoleh nilai
kondisi aktual dapat diperoleh dari perhitungan sebagai
21

berikut: total dari perkalian antara jumlah responden yang


menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’ dengan nilai bobot. Nilai bobot ‘ya’
adalah 2 dan ‘tidak’ adalah 1. Kemudian nilai total tersebut
dibagi dengan jumlah responden. Kemudian nilai total tersebut
dikalikan 50 persen (50 persen karena skala ada 2, maka 100
persen.
4. Analisis perhitungan IT Balanced Scorecard, sebagai berikut:
Untuk mendapatkan nilai pencapaian (hasil yang diperoleh dari
kondisi aktual) dengan perhitungan nilai hasil perkalian
tersebut dibagi dengan sasaran strategis dan dijadikan dalam
bentuk persentase. Untuk menghitung hasil pembobotan tujuan
strategis menggunakan perumusan sebagai berikut: (1) Bobot=
nilai bobot bersumber dari pihak manajemen, (2) Hasil
Tujuan= Hasil Ukuran/100 x Bobot, (3) Hasil Ukuran= hasil
rata-rata dari pencapaian pengelohan data dengan bersumber
dari masing-masing perspektif.
Setelah analisis perhitungan IT Balanced Scorecard selesai
dibuat, maka langkah berikutnya adalah menentukan Key
Performance Indicator (KPI) untuk setiap bagian kinerja
sistem. Berikut ini merupakan KPI dari masing-masing
indikator IT Balanced Scorecard yaitu:
a. Kontribusi bisnis, ukuran dan strategi adalah
pengendalian biaya TI dimana indikator pencapaian
kinerja dinyatakan dengan persentase realisasi anggaran
TI.
b. Orientasi pengguna, ukuran dan strategi adalah
peningkatan kepuasan pengguna dimana indikator
pencapaian kinerja dinyatakan dengan persentase
kepuasan pengguna.
c. Keunggulan operasional, ukuran dan strategi adalah
dimana indikator pencapaian kinerja dinyatakan dengan
22

persentase realisasi kegiatan kerja TI dan kecepatan


waktu respon perangkat TI oleh pengguna.
d. Orientasi masa depan dimana indikator pencapaian
kinerja dinyatakan dengan persentase pelatihan
terhadap para karyawan agar tetap menjaga pelayanan
dengan baik terhadap pengguna.
5. Kesimpulan dan saran, sebagai berikut: pada tahap ini terdapat
kesimpulan dan saran yang akan menjawab rumusan masalah
dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.

7.3.1 Identifikasi Masalah

7.3.2 Studi Literatur

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh (Arofah, 2012) tentang


penyusunan IT Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja divisi TI
pada PT. Pertamina UPMS V Surabaya. Penelitian ini menggunakan IT
Balanced Scorecard untuk menyusun kinerja TI pada PT. Pertamina
sehingga melalui metode ini diharapkan dapat menentukan dan
mengetahui kinerja TI perusahaan. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat
enam sasaran strategi yang digunakan oleh divisi TI. Dari enam sasaran
strategi tersebut terdapat satu tujuan strategi untuk domain kontribusi
perusahaan, satu tujuan strategis untuk domain pengguna, dua sasaran
strategis untuk domain keunggulan operasional dan dua sasaran strategi
yang termasuk dalam domain orientasi masa depan. KPI divisi TI
diperoleh dari hasil penurunan sasaran strategis dengan perolehan enam
sasaran strategis yang menghasilkan 8 KPI.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Sholichah, R., 2016) tentang


penggunaan IT Balanced Scorecard sebagai metode untuk mengevaluasi
kinerja TI Data Center Dinas Perhubungan Kota Batu. Dalam penelitian
ini menerapkan IT Balanced Scorecard untuk mengevaluasi kesenjangan
pada Data Center, serta menentukan rekomendasi untuk proses perbaikan
23

tata kelola TI. Hasil evaluasi kinerja rata – rata berada pada persentase
45,38% hingga 53,67% dan yang diharapkan (to-be) oleh Dinas
Perhubungan Kota Batu berada pada 70% hingga 83,57%. Berdasarkan
pengukuran kinerja saat ini diberikan penyusunan rekomendasi agar
dapat meningkatkan sesuai nilai yang diharapkan yang mengacu pada
analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) yang sudah
dibuat agar lebih mempermudah dalam penyusunan rekomendasi.
Adapun rekomendasi yang diberikan adalah membuat penyusunan
dokumen yang dilakukan beserta standar prosedurnya, dilakukannya
pengukuran dan monitoring segala prosedur yang ada sehingga mudah
ditanggulangi ketika terjadi penyimpangan, memberikan pelatihan
kepada para personil TI, serta melakukan penelitian terhadap teknologi
yang sedang berkembang sebagai referensi pengembangan sistem
kedepannya.

7.3.2.1 Visi
Menurut (Muchson. M., 2017) menjelaskan bahwa visi
adalah gambaran terkait hal-hal yang akan dicapai di masa yang
akan datang. Visi juga merupakan impian seseorang atau
perusahaan di masa depan, bisa dibilang seperti imajinasi/angan-
angan. Kata kunci dari perumusan visi adalah menjadi sukses,
menjadi dokter, menjadi bisnis berskala internasional, menjadi
bisnis yang menguntungkan, menjadi bisnis yang unggul, menajadi
bisnis yang mempunyai daya saing, menjadi bisnis yang
mengutamakan pelayanan, kualitas, harga yang terjangkau untuk
semua kalangan, menjadi bisnis pada bidang kuliner yang
mengutamakan pelayanan, kehigienisan, rasa, inovasi dalam menu
dan kepuasan pelanggan sehingga bisnis menjadi lebih
menguntungkan.
24

7.3.2.2 Misi
Menurut (Yunus, 2016) menjelaskan bahwa misi adalah
sekumpulan kegiatan utama dalam mencapai visi perusahaan yang
harus dilakukan. Misi juga akan menentukan arah dan batasan
proses pencapaian tujuan serta merupakan jawaban atas alasan
mengapa didirikan organisasi. Misi harus memiliki batasan yang
jelas serta mencakup tujuan utama perusahaan, mengandung hal-
hal yang diharapkan oleh semua pegawai, dan harus dapat
digunakan dalam membantu proses evaluasi organisasi. Misi
sendiri bisa dikatakan sebagai alat untuk mendeskripsikan keadaan
sekarang, dimanakah kita sekarang (dari perspektif waktu),
siapakah dan apa kekuatan kita, dan lain-lain.

7.4 Penentuan KPI

Penentuan KPI (Key Performance Indicator) dalam Balanced Scorecard


untuk IT dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Identifikasi tujuan strategis IT: KPI yang ditetapkan dalam Balanced


Scorecard harus didasarkan pada tujuan strategis IT yang telah
ditetapkan. Tujuan strategis dapat mencakup pengembangan sistem
informasi baru, peningkatan produktivitas IT, peningkatan kualitas
layanan IT, dan sebagainya.
2. Identifikasi perspektif Balanced Scorecard: perspektif dalam
Balanced Scorecard untuk IT dapat mencakup perspektif pelanggan,
perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran.
3. Identifikasi KPI dalam setiap perspektif: setelah perspektif ditentukan,
langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi KPI dalam setiap
perspektif. Misalnya, untuk perspektif pelanggan, KPI yang dapat
digunakan adalah waktu respon pengaduan pelanggan, tingkat
25

kepuasan pelanggan, atau jumlah pengaduan pelanggan yang


diselesaikan dengan benar.
4. Tentukan target KPI: setelah KPI ditetapkan, tentukan target KPI
untuk setiap indikator. Target KPI harus spesifik, dapat diukur, dapat
dicapai, relevan, dan waktu tertentu.
5. Monitor dan evaluasi KPI: setelah KPI ditetapkan, langkah
selanjutnya adalah memonitor dan mengevaluasi KPI secara berkala.
Hal ini akan memungkinkan organisasi untuk mengetahui apakah
tujuan strategis telah dicapai dan KPI telah mencapai target yang telah
ditetapkan.
Dalam menentukan KPI, penting untuk mempertimbangkan
keterkaitan antara KPI satu dengan yang lain dan bagaimana KPI tersebut
dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan strategis organisasi secara
keseluruhan. KPI yang terkait dan saling mendukung akan membantu
organisasi untuk mencapai keberhasilan jangka panjang.

7.5 Uji Instrumen

Uji instrumen penelitian merupakan suatu proses untuk mengevaluasi dan


menguji kevalidan dan keandalan instrumen penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian. Adapun beberapa tahapan yang biasanya dilakukan dalam
uji instrumen penelitian, antara lain:

7.5.1 Uji Validitas


Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali & Laten, 2019 dalam (Sari, 2022). Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi,
efektifitas mengukur apakah pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner
yang sudah dibuat benar-benar dapat mengukur pertanyaan yang hendak
diukur atau tidak uji validitas yang dapat diketahui dengan melihat r
hitung, apabila r hitung sig. ≤ 0,05 = valid dan r hitung sig. > 0,05 = tidak
valid (Ghozali, 2014).
26

Analisis dapat dilakukan melalui cara mengkorelasikan antara skor


item dengan skor total. Dimana, koefisien nilai signifikansinya lebih
kecil dari 5% yang menunjukan bahwa item tersebut sudah dapat
dikatakan benar sebagai pembentuk indikator. Ada beberapa metode
yang dapat digunakan dalam uji validitas IT Balanced Scorecard, antara
lain:
1. Content validity: dilakukan untuk memastikan bahwa indikator
yang digunakan dalam Balanced Scorecard relevan dan sesuai
dengan tujuan strategis organisasi. Uji validitas konten dapat
dilakukan dengan memeriksa kesesuaian antara indikator yang
digunakan dengan konsep dan tujuan organisasi.
2. Construct validity: dilakukan untuk memastikan bahwa indikator
yang digunakan dalam balanced scorecard dapat dihubungkan
dengan variabel lain yang relevan. Uji validitas konstruk dapat
dilakukan dengan menganalisis hubungan antara indikator yang
digunakan dengan variabel lain yang relevan.
3. Criterion-related validity: dilakukan untuk memastikan bahwa
indikator yang digunakan dalam Balanced Scorecard dapat di
pertanggungjawabkan dan memiliki hubungan yang signifikan
dengan variabel lain yang relevan. Uji validitas kriteria dapat
dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dari indikator
yang digunakan dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.
4. Face validity: dilakukan untuk memastikan bahwa indikator yang
digunakan dalam balanced scorecard dapat dipahami oleh
pengguna dan terlihat masuk akal. Uji validitas tampilan dapat
dilakukan dengan memeriksa apakah indikator yang digunakan
dapat diterima oleh pengguna dan terlihat relevan dengan tujuan
organisasi.

Setelah uji validitas dilakukan, data yang diperoleh dapat dianalisis


untuk mengevaluasi apakah indikator yang digunakan dalam IT Balanced
Scorecard dapat mengukur pencapaian tujuan strategis organisasi dengan
27

baik atau tidak. Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan dan pengembangan lebih lanjut terhadap IT Balanced
Scorecard agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap
pencapaian tujuan strategis organisasi.

7.5.2 Uji Reliabilitas


(Ulum, I., Ghozali, I., & Purwanto, A., 2014) dalam (Achyarsyah,
P., & Artio, D., 2021) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari peubah atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran
yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Tinggi rendahnya
reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut nilai
koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai rxx
mendekati nilai 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap
sudah cukup memuaskan jika ≥ 0.700.
Menurut (Jonathan, A., 2023). Uji reliabilitas dalam penggunaan
IT Balanced Scorecard dilakukan untuk memastikan bahwa indikator
yang digunakan dalam Balanced Scorecard dapat menghasilkan data
yang konsisten dan dapat diandalkan. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan dalam uji reliabilitas IT Balanced Scorecard, antara lain:
1. Internal consistency reliability: dilakukan untuk memastikan bahwa
setiap indikator yang digunakan dalam balanced scorecard
mengukur konsep yang sama dan memiliki konsistensi antar-
indikator. Uji reliabilitas konsistensi internal dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik Cronbach's alpha untuk mengukur
konsistensi antar-indikator dalam sebuah dimensi atau domain.
2. Test-retest reliability: dilakukan untuk memastikan bahwa indikator
yang digunakan dalam balanced scorecard menghasilkan data yang
konsisten pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas test-retest dapat
dilakukan dengan memberikan kembali instrumen yang sama pada
28

responden dalam jangka waktu tertentu dan membandingkan


hasilnya.
3. Inter-rater reliability: dilakukan untuk memastikan bahwa indikator
yang digunakan dalam balanced scorecard menghasilkan data yang
konsisten antar-penilai. Uji reliabilitas inter-penilai dapat dilakukan
dengan membandingkan hasil pengukuran yang dilakukan oleh dua
atau lebih penilai yang bekerja secara independen.

Setelah uji reliabilitas dilakukan, data yang diperoleh dapat dianalisis


untuk mengevaluasi apakah indikator yang digunakan dalam IT Balanced
Scorecard dapat menghasilkan data yang konsisten dan dapat diandalkan.
Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dan
pengembangan lebih lanjut terhadap IT Balanced Scorecard agar dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pencapaian tujuan
strategis organisasi.

7.6 Populasi dan Sample

(Ul’fah Hernaeny, M. P., 2021), menyatakan bahwa sampel merupakan


bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
respentativ (mewakili).
(Retnawati, H., 2017, September), menyatakan bahwa teknik sampel
untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan diantaranya Probability Sampling
dan Non-Probability Sampling. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
teknik sampel sampling jenuh yang terdapat di Non-Probability Sampling.
(Dalimunthe, H., 2018), mendefinisikan sampling jenuh teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
29

Jadi dari penjelasan teknik sampel diatas penulis tidak menentukan


sampel, karena seluruh anggota populasi akan diteliti. Sampel yang diambil
oleh peneliti adalah jumlah populasi pengguna di PUPR BWS VII Bengkulu
sebanyak 73 Pengguna Sistem dan 7 Karyawan Sisda, dan di dapat jumlah
sampel sebanyak 80 responden.

7.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu


melalui penyeberan kuesioner. Menurut (Rachmawati, T., 2017) kuesioner
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada cara responden untuk
mereka jawab.

7.7.1 Data Primer


Menurut (Suhono, T., & Al Fatta, H., 2021). Data primer
merupakan sumber data yang secara langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data diambil dari angket yang dibagikan kepada
responden yang sudah ditetapkan, kemudian responden akan menjawab
pertanyaan sesuai dengan aturan yang terdapat dalam kuesioner. Sumber
data primer yang digunakan dalam penelitian berasal dari jawaban
responden melalui pengisian kuesioner.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
kuesioner dengan menggunakan google form yang disebarkan kepada
karyawan dan masyarakat tentang kepuasan masyarakat dalam
menggunakan website lamandata.

7.7.2 Data Sekunder


Menurut (Ruswianto, N., Utami, E., & Arief, M. R., 2018) data
sekunder merupakan data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. Dalam
penelitan ini, peneliti dapat memperoleh tambahan data melalui berbagai
sumber data seperti jurnal, artikel, buku sebagai pelangkap serta
penunjang data yang diperlukan.
30
31

7.8 Pengolahan Data

Menurut (Nainggolan, D. Y., & Wijaya, A. F., 2019). Pengolahan data


dalam Balanced Scorecard (BSC) melibatkan beberapa tahap, yang meliputi:

1. Identifikasi data yang diperlukan: pada tahap ini, perlu di identifikasi


jenis data yang dibutuhkan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam
aspek-aspek yang diukur oleh BSC. Data yang dibutuhkan bisa berupa
data keuangan maupun non-keuangan seperti data pelanggan, proses
bisnis, dan pertumbuhan dan pembelajaran.
2. Pengumpulan data: data yang diperlukan harus dikumpulkan dengan
menggunakan metode yang relevan, seperti survei, wawancara,
observasi, atau eksperimen. Selama proses pengumpulan data, penting
untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan akurat dan terkini.
3. Validasi dan pemrosesan data: setelah data dikumpulkan, perlu
dilakukan validasi dan pemrosesan data untuk memastikan bahwa data
tersebut benar-benar dapat digunakan dan sesuai dengan tujuan
pengukuran kinerja perusahaan.
4. Analisis data: setelah data divalidasi dan diproses, dilakukan analisis
data untuk mengidentifikasi tren atau pola dalam kinerja perusahaan
dan untuk mengevaluasi apakah tujuan yang ditetapkan dalam BSC
tercapai.
5. Interpretasi data: interpretasi data merupakan tahap terakhir dalam
pengolahan data. Pada tahap ini, hasil analisis data digunakan untuk
mengambil keputusan atau untuk membuat rekomendasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.

Pengolahan data dalam BSC harus dilakukan secara terus-menerus


untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan tetap tercapai dan untuk
mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau perubahan dalam
strategi bisnis perusahaan.
32

7.9 Analisis Hasil Pengukuran

Berdasarkan pada metodologi, maka hasil akhir pada masing-masing


perspektif dimasukkan ke kategori pada nilai dalam range percentage yang
diperlihatkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2 Hasil Pengukuran IT Balanced Scorecard

Perspektif Skor Akhir Range Percentage


Kontribusi Bisnis 73.7% Baik
Orientasi Pengguna 74.8% Baik
Keunggulan Operasional 71.1% Baik
Orientasi Masa Depan 71.8% Baik

Pada kontribusi bisnis yang memiliki range percentage cukup, perlu


adanya perbaikan dan peningkatan. Berdasarkan faktor efektivitas dan
efisiensi sistem transaksi pada KPI persentase menggunakan TI dalam
meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem transaksi memiliki target
sebesar 95% dengan hasil capaian sebesar 73% sehingga masih jauh untuk
memenuhi capaian target. Maka rekomendasi pada capaian yang dimiliki
pada KPI persentase menggunakan TI dalam meningkatkan efektivitas dan
efisiensi sistem transaksi yaitu optimalisasi terkait efektivitas dan efisiensi
sistem agar tidak terjadi penurunan serta disesuaikan dengan tujuan
perusahaan yaitu penerapan sistem informasi lamandata yang
berkesinambungan.

Pada orientasi pengguna yang memiliki range percentage bernilai cukup


sehingga sangat perlu dilakukan peningkatan yang optimal. Hal ini
dikarenakan pada faktor kepuasan pelanggan memiliki enam key performance
indicator yang masih jauh dari persentase target yang telah ditentukan.
Berdasarkan key performance indicator kemudahan pengguna pada sistem
lamandata dengan target yang ditentukan adalah 98% dengan hasil capaian
sebesar 73%, maka rekomendasi yang diberikan adalah perlu adanya
sosialisasi terhadap sistem informasi yang ada pada sistem lamandata untuk
33

menambah wawasan dari pengguna sistem lamandata.

Pada keunggulan operasional yang memiliki range percentage cukup,


perlu adanya perbaikan dan peningkatan. Berdasarkan faktor efisiensi
operasional pada key performance indicator kecepatan respon perangkat TI
tiap kategori user yang memiliki target 10 detik pada tiap pelanggan yang
melakukan transaksi ditemukan realisasi yang melebihi target, ini berarti
respon yang diberikan sudah sangat baik dan harus tetap dipertahankan dan
ditingkatkan.
Pada orientasi masa depan yang memiliki range percentage cukup, perlu
adanya perbaikan dan peningkatan. Berdasarkan faktor meningkatkan
pengembangan sistem dengan persentase pelaksanaan pelatihan terhadap
pengguna internal memiliki target sebesar 98% dengan hasil capaian sebesar
71% sehingga masih jauh untuk memenuhi capaian target, maka rekomendasi
yang diberikan adalah melakukan pelatihan dan pengembangan terhadap
karyawan dan pengguna terutama terhadap sistem yang diperbarui. Hal
tersebut perlu dilakukan untuk memberikan pengaruh positif dan
perkembangan yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

7.10 Penyusunan Rekomendasi

Berdasarkan Analisa-analisa yang dilakukan, dibuat penyusunan


rekomendasi salah satunya sebagai berikut:
1. Orientasi Pengguna
a. Penyusunan dan pembuatan dokumentasi untuk keperluan
pengukuran layanan sistem lamandata.
b. Melakukan monitoring terhadap pengukuran kualitas sistem
lamandata beserta prosedurnya.
c. Menetapkan parameter pengukuran efektifitas layanan sistem
lamandata yang kemudian di dokumentasikan dan terus dipantau.
2. Kontribusi Bisnis
34

a. Membuat dokumentasi mengenai penggunaaan dana dan alokasi


sumber daya anggaran.
b. Melakukan pengecekan pada sumber daya infrastruktur secara
berkala untuk menghindari kerusakan sistem.
c. Membuat dokumen prosedur untuk penanggulangan layanan
sistem lamandata sudah tidak sesuai dengan bisnis proses, beserta
cara mengatasinya.
3. Keunggulan Operasional
a. Membuat penyusunan dokumentasi mencakup pendefinisian
masing-masing standart prosedur pengembangan layanan sistem
lamandata.
b. Melakukan monitoring dan pemantauan secara berkala terhadap
layanan sistem lamandata oleh karyawan.
c. Melakukan pengecekan pada sumber daya dan infrastruktur
secara berkala untuk menghindari kerusakan pada sistem.
4. Orientasi Masa Depan
a. Memberikan pelatihan dan fasilitas terhadap karyawan untuk
mengasah kemampuan IT nya, agar dapat lebih berkembang.
b. Pemberian sosialisai kepada para personil IT agar semua alur
kerja dijalankan sesuai prosedur yang sudah terdefinisi.
c. Penyusunan dokumentasi prosedur pembagian pekerjaan sesuai
dengan keahlian bidangnya masing-masing.

7.11 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian


1 Tandiontong, Pengaruh Efektifitas Efektifitas dalam penerapan
M., Rajampi, Penerapan Metode Balance Scorecard pada PT
R., & Carolina, Balance Scorecard PLN (Persero) Distribusi
V. (2011) Dalam Meningkatkan Jabar dan Banten
Kinerja Perusahaan yang
(Studi Kasus Pada PT dimanfaatkan secara
35

PLN (Persero) maksimal member


Distribusi Jabar Dan pengaruh yang signifikan
Banten) terhadap peningkatan
kinerja perusahaan

2 Penerapan Balanced Diperlukan peningkatan


Tandiontong,
Scorecard Sebagai
M., & Yoland, E. yang lebih signifikan dalam
Alat Pengukuran
R. (2011) penerapan Balance
Kinerja Yang
scorecard untuk
Memadai.
memaksimalkan performa
3 Analisis Balance Kinerja pada PT. Astra
Soraya Hanuma
Scorecard Sebagai Honda Motor sangat baik
Endang Kiswara
Alat Pengukuran
SE.,
Kinerja Perusahaan
M.Si., Akt.
(Studi Kasus Pada PT.
(2011)
Astra Honda Motor)
4 Performance Harus ada peningkatan yang
Ghassan F. Al-
Evaluation And lebih signifikan dalam
Matarneh
Adoption Of penerapan balance scorecard
(2011)
Balanced Scorecard untuk memaksimalkan
(BSC) In Jordanian performa
Industrial Companies
5 Designing A Balanced Diperlukan evaluasi yang
Khawla H.
Scorecard To Measure lebih signifikan dalam
Kalaf (2012)
A Bank’s penerapan balance
Performance: A Case Scorecard untuk
Study. memaksimalkan performa
36

DAFTAR PUSTAKA

Arofah, C. (2012). Identifikasi persepsi konsep sukar dan kesalahan konsep buffer


pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Malang tahun ajaran
2011/2012 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Malang).

Al-Matarneh, G. F. (2011). Performance Evaluation and Adoption of Balanced


Scorecard in Jordanian Industrial Companies. European journal of Economics,
Finance and administrative Sciences, 35, 1-10.

Al-Najjar, S. M., & Kalaf, K. H. (2012). Designing a balanced scorecard to measure a


bank's performance: A case study. International journal of business
administration, 3(4), 44-53.

Achyarsyah, P., & Artio, D. (2021). ASPEK-ASPEK PENILAIAN KINERJA


DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR PUSAT
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (BPK RI)
(Studi Kasus Pada Auditorat Keuangan Negara V). Jurnal Oikonomia, 19(2).

Arofah, Y. (2019). PENGUKURAN KINERJA PELAYANAN PUBLIK DENGAN


METODE BALANCE SCORECARD (Studi di Kecamatan Jatinangor
Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat). VISIONER: Jurnal Pemerintahan
Daerah di Indonesia, 11(1), 1-10.

Aryani, L., Andrianti, A., Astri, L. Y., & Rohaini, E. (2022). Analisis Kinerja Sistem
Informasi Pada Kribo. Id dengan Metode IT Balanced Scorecard. Jurnal Ilmiah
Media Sisfo, 16(1), 10-19.

Aminatun, W., Parno, P., & Pratiwi, A. (2021). Penilaian Kinerja Bank Mega Syariah
Dengan Metode Balanced Scorecard Periode 2015-2019. Etihad: Journal of
Islamic Banking and Finance, 1(1), 66-81.
37

Ernande, A. (2022). Sistem Monitoring Permintaan dan Pengiriman Bahan Baku


Produksi (Studi Kasus PT. Mowilex Indonesia). 1(1).

Dalimunthe, H. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap


Kinerja Karyawan Usaha Pembungkusan Garam Konsumsi. JKBM (Jurnal
Konsep Bisnis Dan Manajemen), 5(1), 53-62.

Fauzan, A. W., Zulpahmi, Z., & Sumardi, S. (2023). Pengukuran Kinerja Perusahaan
Dengan Balanced Scorecard di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Widya
Cipta: Jurnal Sekretari Dan Manajemen, 7(1), 18–22.
https://doi.org/10.31294/widyacipta.v7i1.14547.

Fitriani, R., & Sugiyono, S. (2018). Perilaku Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas X
Sma Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Journal of Culinary Education and
Technology, 7(2).

Grembergen, V. W., & Bruggen, V. R, 2017. Measuring and Improving Corporate


Information Technology Through The Balanced Scorecard Technique. In
Proceedings of the Europian Conference on the Evaluation of Information
Technology, Delft, The Netherlands.

Hanuma, S., & Kiswara, E. (2011). Analisis Balance scorecard sebagai alat


pengukur kinerja perusahaan (Studi Kasus pada PT Astra Honda
Motor) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS DIPONEGORO).

Haryani, L., & Hidayah, I. (2019). It Balanced Scorecard Dan Implementasinya


Dalam Penyelarasan Ti Dengan Strategi Bisnis. Semnasteknomedia Online, 2(1),
2-08–7. https://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/article/view/491.

Haryani, L., & Hidayah, I. (2014). IT Balanced Scorecard dan Implementasinya


dalam Penyelarasan TI dengan Strategi Bisnis. SEMNASTEKNOMEDIA
ONLINE, 2(1), 2-08.
38

Hakim, Z., Sakuroh, L., & Awaludin, S. (2019). Sistem Informasi Persediaan Barang
Berbasis Web Pada CV Telaga Berkat. Jurnal Sisfotek Global, 9(1).

Humanitisri, N., & Ghozali, I. (2019). Perusahaan Sebagai Variabel Mediasi, Dan
Visibilitas Sebagai Variabel Moderasi Dalam Hubungan Antara Csr Dengan
Reputasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2015-2016). Diponegoro Journal of Accounting, 7(4).

Instalasi, U., Di, V., & Telkomsat, P. T. (2020). SISTEM INFORMASI


PERMINTAAN DAN PENGADAAN BARANG. 01(01), 126–133.

Julians, A. R., & Sitokdana, M. N. N. (2022). Analisis Penerapan Smart City


Menggunakan IT Balanced Scorecard. JATISI (Jurnal Teknik Informatika dan
Sistem Informasi), 9(2), 766-776.

Jonathan, A. (2023). ANALISIS PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI


INFORMASI PADA CV. PANCA PAKERTI PAPERINDO MENGGUNAKAN IT
BALANCED SCORECARD (Doctoral dissertation, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta).

Lee Booksh, R., Pella, R. D., Singh, A. N., & Drew Gouvier, W. (2010). Ability of
college students to simulate ADHD on objective measures of attention. Journal
of Attention Disorders, 13(4), 325-338.

Lestari, E. A. K., Anjarwani, S. E., & Agitha, N. (2018). Rancang Bangun Sistem
Informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas pada Sekretariat Daerah Provinsi
Berbasis Web. Journal of Computer Science and Informatics Engineering (J-
Cosine), 2(1).

Molly, B., Tanaamah, A. R., & Sitokdana, M. N. N. (2017). Analisis Kinerja Sistem
Informasi dan Teknologi Informasi untuk Menunjang Kinerja Karyawan
Menggunakan Framework IT Balanced Scorecard (Studi Kasus pada Wi-Fi
39

Universitas Kristen Satya Wacana). J. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput, 4(4), 318-
332.

Muchson, M., 2017. Enterpreneurship (Kewirausahaan). Jakarta: Guepedia.

Nabilah, A. F. I., Prabowo, W. A., & Kristiyanto, D. Y. (2023). Rekomendasi


Pengukuran Kinerja Menggunakan Information Technology Balanced Scorecard
dan Strategy Maps. JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi), 7(1), 25-36.

Nainggolan, D. Y., & Wijaya, A. F. (2019). Analisis Kinerja Sistem Pengolahan Data
Berbasis Web Menggunakan IT Balanced Scorecard Sebagai Sarana Untuk
Menunjang Kinerja Pegawai Pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Sragen. Jurnal SITECH: Sistem Informasi dan Teknologi, 2(1), 87-94.

Negara, I. A., & Makassar, U. M. (2021). ENREKANG. 2.

Pardanawati, S. L., Rukmini, R., & Fatyasin, M. L. N. (2020). Analisis Pengukuran


Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Kartu Skor Berimbang. Jurnal Akuntansi
Dan Pajak, 21(01), 48–58. https://doi.org/10.29040/jap.v21i1.795

Palupi, D. (2022). PERANCANGAN IT BALANCED SCORECARD DI


PERGURUAN TINGGI. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan (JIAKu), 1(1),
34-47

Putra, Y., & Budiman, A. (2020). ARTIKEL ILMIAH SISTEM MANAJEMEN BASIS
DATA.

Putri, R. J. (2015). Sistem Informasi Akuntansi.

Rachmawati, T. (2017). Metode pengumpulan data dalam penelitian


kualitatif. UNPAR Press, 1, 1-29.

Retnawati, H. (2017, September). Teknik Pengambilan Sampel. In Disampaikan


Pada Workshop Update Penelitian Kuantitatif, Teknik Sampling, Analisis Data,
40

Dan Isu Plagiarisme (pp. 1-7).

Reyhannisa Erico Dwi Ramadhana, R. E. D., & Fatmawati, A. (2020). Sistem


Informasi Manajemen Keuangan Di Pondok Pesantren Adh-Dhuha. Jurnal
Teknik Informatika (Jutif), 1(2), 93–99.
https://doi.org/10.20884/1.jutif.2020.1.2.20.

Ruswianto, N., Utami, E., & Arief, M. R. (2018). Perancangan data primer untuk
layanan e-government berbasis ketugasan dengan pendekatan model diagram
raci (study kasus: Pemerintah kota magelang). SEMNASTEKNOMEDIA
ONLINE, 6(1), 1-4.

Syarif, A. F., Basuki, P. N., & Wijaya, A. F. (2018). Analisa Kinerja Sistem
Informasi / Teknologi Informasi pada PT. Bank Central Asia Menggunakan
Kerangka IT Balanced Scorecard. JSI: Jurnal Sistem Informasi (E-Journal),
10(1), 1491–1502. https://doi.org/10.36706/jsi.v10i1.8039.

Silalahi, U., & Atif, N. F. (2015). Metode penelitian sosial kuantitatif.

Soemohadiwidjojo, A. T. (2015). Panduan Praktis Menyusun KPI. Raih Asa Sukses.

Suhono, T., & Al Fatta, H. (2021). P PENYUSUNAN DATA PRIMER SEBAGAI


DASAR INTEROPERABILITAS SISTEM INFORMASI PADA
PEMERINTAH DAERAH MENGGUNAKAN DIAGRAM RACI (Studi Kasus:
Pemerintah Kabupaten Purworejo). JNANALOKA, 35-44.

Shiba, S. H. (2021). TA: Analisis Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Transaksi


E-toll Menggunakan Metode IT Balanced Scorecard pada PT Jasa Marga
Cabang Surabaya-Gempol (Doctoral dissertation, Universitas Dinamika).

Sholichah, R. (2016). Evaluasi Kinerja Teknologi Informasi Data Center Dinas


Perhubungan Kota Batu Menggunakan IT Balanced Scorecard (Doctoral
dissertation, Universitas Brawijaya).
41

Sari, M., Siswati, T., Suparto, A. A., Ambarsari, I. F., Azizah, N., Safitri, W., &
Hasanah, N. (2022). Metodologi penelitian. Global Eksekutif Teknologi.

Sugiyono, F. X. (2017). Instrumen Pengendalian Moneter: Operasi Pasar


Terbuka (Vol. 10). Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank
Indonesia.

Tandiontong, M., & Yoland, E. R. (2011). Penerapan balanced scorecard sebagai alat
pengukuran kinerja yang memadai. Maksi, 5(2), 220204.

Tandiontong, M., Rajampi, R., & Carolina, V. (2011). Pengaruh Efektifitas


Penerapan Metode Balance Scorecard Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan
(Studi Kasus Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jabar dan Banten). Maksi,
220109.

Ul’fah Hernaeny, M. P. (2021). Populasi Dan Sampel. Pengantar Statistika, 1, 33.

Ulum, I., Ghozali, I., & Purwanto, A. (2014). Intellectual capital performance of
Indonesian banking sector: a modified VAIC (M-VAIC)
perspective. International Journal of Finance & Accounting, 6(2), 103-123.

Warman, F. P. A., Edward, R., & Tama, B. J. (2021). Perancangan Sistem Aplikasi
Data Spareparts ATM PT Swadharma Sarana Informatika Berbasis Java. Jurnal
Riset Dan Aplikasi Mahasiswa Informatika (JRAMI), 2(02), 364–371.
https://doi.org/10.30998/jrami.v2i02.788.

Wijaya, R. (2018). Analisis Model IT Menggunakan Balanced Scorecard Untuk


Pengembangan Sistem Teknologi Informasi. Jurnal Sistem Informasi, 1–10.
http://cls.maranatha.edu/khusus/ojs/index.php/jurnal-sistem-informasi/article/
view/470.

Yunus, E., 2016. Manajemen Strategis. Yogyakarta.


42

Zizlavsky, O. (2014). The balanced scorecard: Innovative performance measurement


and management control system. Journal of technology management &
innovation, 9(3), 210-222.

Anda mungkin juga menyukai