Dia merupakan salah satu tokoh terkenal pada masa revolusi kemerdekaan.
Bersama dengan Idjon Djanbi, Alex Kawilarang dikenal sebagai pendiri Kopassus
yang kemudian dikenal sebagai satuan pasukan khusus paling terkenal dari TNI
Angkatan Darat.
Namun sayangnya, karena perbedaan prinsip dengan pemerintah kala itu,
Kawilarang memilih bergabung dengan Permesta dan melakukan pemberontakan.
Bagaimana kisahnya? Berikut profil dan biografi Alex Kawilarang.
Lebih menyedihkan lagi, ayahnya tewas saat menjadi tawanan Jepang diatas kapal
bersama dengan para Romusha. Kapal mereka ditenggelamkan oleh kapal selam
Inggris, HMS Tradewind (Simatupang, 1972). Kawilarang sendiri berhasil selamat
namun menderita cacat seumur hidup karena perlakuan Jepang.
Bebas dari Jepang, Kawilarang memilih bekerja sebagai kepala pabrik karet di
Sumatera Selatan. Pasca kemerderkaan Indonesia, Kawilarang mmemilih
bergabung dengan TNI dengan pangkat mayor. Tugasnya sebagai perwira
penghubung pasukan Inggris.
Namun pernikahan tersebut hanya berlangsung beberapa tahun saja dan bercerai
di tahun 1958. Ia kemudian menikah lagi dengan wanita bernama Henny Olga
Pondaag yang memberinya seorang anak bernama Pearl Hazel Kawilarang.
Mendirikan Kopassus
Pengalaman Bertempur Bersama sahabatnya Letkol Slamet Riyadi dalam
pertempuran menumpas RMS di Maluku .Membuat Dia dan Slamet Riyadi
berpikir perlunya Indonesia mempunyai satuan pasukan khusus. Pertempuran
itupun menewaskan sahabatnya Letkol Slamet Riyadi dan Gagasan ini kemudian
Dia Teruskan.
Dalam buku biografi Alex Kawilarang yang berjudul A.E. Kawilarang: untuk Sang
Merah Putih (1988) disebutkan bahw ia meminta Moh. Idjon Djanbi, mantan
pasukan Belanda yang mempunyai pengalaman pasukan khusus untuk melatih
satuan tersebut. Idjon Djanbi kemudian dikenal sebagai komandan pertama dari
Kesatuan Komando Tentara Territorium III (Kesko TT). Kesatuan ini kemudian
berganti nama menjadi RPKAD. Dan kelak dikenal sebagai komando pasukan
khusus atau Kopassus.