Modelling (Bagian 2)
Dr. Rosa Delima, S.Kom., M.Kom.
Lukas Chrisantyo, S.Kom., M.Eng.
Agata Filiana, S.Kom., M. Sc.
Maria Nila Anggia Rini, S.T., M.T.I.
Model
Logical-Physical
Konseptual → Implementasi
› Diagram Crow’s Foot memiliki jenis tampilan yang cenderung lebih efisien
daripada Chen Notation.
› Atribut dituliskan dalam kotak entitas, dengan melengkapi informasi PK dan FK.
Belah ketupat relationship bisa ditiadakan.
› Diupayakan tidak ada lagi relationship many-to-many. Relationship ini hanya ada
dalam level konseptual dan untuk implementasinya karena sehubungan dengan
sifat kunci, maka perlu ada tindakan khusus.
› Semua M:N diubah menjadi 1:M dan M:1 dengan bantuan tambahan bridge table
atau entitas asosiatif.
› Demikian pula untuk relationship one-to-one, desainer harus memiliki
argumentasi yang kuat untuk mempertahankan relationship ini.
Notasi ERD Crow’s Foot
Relationship dan Kardinalitasnya
menjadi paints
Implementasi Atribut Komposit
▸ Implementasikan konsep atribut komposit menjadi ERD Crow’s Foot cukup
mudah. Kita bisa menggantikan langsung sub-atribut komposit menjadi atribut
yang setara dengan atribut-atribut lain.
menjadi
Implementasi Atribut Multivalued
Ada dua solusi:
1. Apabila jumlah nilai atributnya terukur (tidak dinamis) dapat
menggunakan cara implementasi atribut komposit.
2. Apabila jumlah nilai atributnya tidak terukur, bisa berbeda-beda
tergantung kondisi, maka harus dibuatkan tabel baru.
Untuk contoh atribut telepon dapat menggunakan solusi (1) apabila jumlah
nilainya dibatasi misalnya hanya dua.
Sedangkan untuk atribut pelanggaran, perlu dibuatkan tabel terpisah.
Implementasi Atribut Multivalued
3. Ternary Relationship
relationship yang melibatkan tiga
tipe entitas.
Kekuatan Relationship
Kekuatan Relationship
› Konsep kekuatan relationship didasarkan pada bagaimana menentukan PK dari
tabel yang saling berhubungan.
› Ingat lagi bahwa PK dapat menjelma menjadi FK di tabel anak/referencing
relation.
› Secara default, relationship terjadi dengan membuat PK dari tabel induk
muncul sebagai FK di tabel anak.
› Ketika membuat dan mengisi tabel juga jangan lupa untuk selalu berurutan dari
tabel induk dahulu baru tabel anak.
Relationship Kuat vs Lemah
› Strong (Identifying) Relationship
• Entitas anak keberadaannya bergantung pada entitas induk
• PK dari entitas anak berisi komponen PK dari entitas induk
• Umumnya membentuk composite key untuk PK-nya.
› Weak (Non-Identifying) Relationship
• Entitas anak keberadaannya tidak bergantung pada entitas induk
• PK dari entitas anak tidak berisi komponen PK dari entitas induk
Contoh Relationship Kuat
› Relationship Kuat, juga
disebut identifying
relationship, muncul saat PK
dari referencing relation/tabel
anak yang terhubung memiliki
komponen PK dari referenced
relation/tabel induk.
› Contoh di samping termasuk
relationship kuat karena tabel
mtkDitawarkan memiliki PK
komposit:
{idMtk, grup, semester, tahun}
Revisit Konten Tabel
Contoh Relationship Lemah
› Pada kasus ini relationship lemah
terjadi antara tabel matakuliah dan
tabel mtkDitawarkan karena
idMtkDitawarkan adalah PK dari tabel
mtkDitawarkan, sementara idMtk
hanya menjadi FK.
› PK dari tabel mtkDitawarkan tidak
“mewarisi” komponen PK dari tabel
matakuliah. Dapat berupa Surrogate
Key
› Cara menggambarkan relationship
lemah ini adalah dengan garis
putus-putus.
Revisit Konten Tabel
Pro-Cons Kekuatan Relationship
▸ Menurut Anda?
Pro Kuat Con Kuat Pro Lemah Con Lemah
Entitas Lemah
Entitas Asosiatif
Entitas Lemah
› Entitas lemah adalah entitas yang memenuhi dua kondisi:
• Existence-dependent; entitas tidak bisa muncul tanpa entitas yang
terhubung dengannya.
• Entitas ini memiliki PK yang secara parsial atau keseluruhan diturunkan dari
entitas induknya.
› Contoh:
› mtkDitawarkan adalah entitas lemah terhadap matakuliah,
› dependent juga merupakan entitas lemah terhadap employee.
› Dengan kata lain entitas lemah = entitas anak.
Contoh Entitas Lemah
Contoh Entitas Lemah
dalam Relationship Kuat
Entitas Asosiatif (Bridge Table)
› Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, usahakan kondisi akhir dari model
berada dalam relationship 1:M.
› Relationship 1:1 boleh terjadi, namun harus hati-hati dan diperhatikan
penggunaannya.
› Jika relationship M:N muncul, kita perlu membuat sebuah jembatan antar entitas
yang terikat pada relationship itu.
› Entitas asosiatif dipakai untuk mengimplementasikan relationship M:N antar dua
entitas atau lebih.
› Entitas asosiatif terdiri dari PK dari tiap entitas yang terhubung.
Contoh
Entitas
Asosiatif
› Pembendaan kata kerja:
mengambil > pengambilan