Anda di halaman 1dari 16

Tugas Mata Kuliah

Penemuan Hukum

KAJIAN DAN RINGKASAN BUKU


BAB I DAN BAB IV

Dibuat Oleh
YONGKY PUTUT ANGKI ANATA
NIM. 5622220050
KELAS 1C

MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS PANCASILA
2022

1|Yongky Putut A NIM. 5622220050 - Kelas 1C


1. Sebagai bentuk sebuah reaksi terhadap peristiwa bermasalah

(problematika) yang dipaparkan dalam persitiwa hukum/konflik

hukum/persitiwa yuridikal;

2. Pemberian jawaban atas pertanyaan hukum yang ditimbulkan oleh

kejadian kongkret. Miasal : Pertanyaan tentang tafsiran, peraturan

hukum, makna dari fakta hukum;

3. Menemukan penyelesaian dan jawaban berdasarkan kaidah hukum, yang

PENEMUAN HUKUM lebih atau kurang persis (cermat terinci);


1

4. Penemuan Hukum merupakan aspek penting dari ilmu hukum dan praktik

hukum;

5. Penemuan Hukum dalam ilmiah berbeda dengan penemuan hukum

dalam praktik. Ilmuan Hukum dapat berfilsafat tanpa batas tentang

semua kemungkinan penyelesaian teoritikal. Sedangkan dalam praktik

hukum hakim harus memberikan putusan dalam jangka yang masuk akal.

6. Putusan hukum jika diperlukan bantuan negara dapat dipaksakan;

“Putusan Mahkamah Eropa, memutuskan berbeda dari Penasihat hukum

terdakwa”

1. Penemuan hukum selalu berkenaan dengan aturan hukum yang memuat


CONTOH PENEMUAN
2
HUKUM rumusan umum dan sejumlah kejadian yang pada dasarnya tidak

terbatas;

2. Fakta yang dihadapkan kepada hakim oleh salah satu pihak pada sengketa

yang bersangkutan;

2|Yongky Putut A NIM. 5622220050 - Kelas 1C


3. Fakta-fakta tersebut tidak hanya ditetapkan, melainkan harus diseleksi

dan dinilai, di buktikan berdasarkan aturan-aturan hukum;

4. Putusan yang dibuat oleh hakim, mempunyai arti untuk penyelesaian

kejadian-kejadian di masa mendatang;

5. Putusan hakim mutlak menjadi pengetahuan tentang hukum positif;

6. Yurisorudensi adalah Keseluruhan putusan yang ditugasi dengan

penerapan hukum yang didalamnya aturan hukum di interpretasikan /

aturan yang baru yang tetapkan.

1. Penemuan hukum oleh Hakim sebagai tindakan otoritas publik (tindakan

pemerintah) terkait monopoli otoritas publik untuk menggunakan

kekerasan yang dapat dipaksakan (jika diperkukan);

2. Syarat atau tuntutan yang harus ditetapkan bagi penemuan hukum oleh

hakim, jika penemuan hukum itu menghasilkan pembentukan hukum;

3. Syarat Penemuan Hukum oleh hakim yaitu (a) Dasar putusan hakim dapat
LEGITIMASI PENEMUAN
3 diakseptasi atau diterima (b) dirumuskan melalui pertanyaan (persoalan)
HUKUM
tentang legitimitas putusan hakim.

4. Dasar putusan hakim dapat diakseptasi atau diterima melalui

argumentasi dan jawaban-jawaban yang terbebas dari politik dan

memiliki kekuasaan demokratik;

5. Penemuan hukum oleh hakim adalah sah (legitim) apabila menghasilkan

putusan yang adil. Memutuskan penerapan sebuah aturan sesuai dengan

kepastian hukum;

3|Yongky Putut A NIM. 5622220050 - Kelas 1C


• Pembedaan antara penemuan hukum dalam sistem Eropa

Kontinental dengan Sistem Anglo Amerika tidak hanya pada

keberlakuan hukum-hakim.

• Pembedaan juga dapat dilakukan berkenaan dengan cara hakim


KARAKTERISTIK KHUSUS
4
melakukan penalaran. Hakim Eropa Kontinental menggunanakan

penalaran Deduktif yaitu menerapkan aturan umum pada kasus-

kasus khusus. Hakim Anglo Amerika melakukan penalaran

Induktif yaitu serangkaian kasus khusus menuju suatu aturan

umum.

4|Yongky Putut A NIM. 5622220050 - Kelas 1C


Penemuan hukum merupakan salah satu cara dalam mencari dan/atau

menemukan kaidah hukum yang dapat digunakan untuk memberikan

keputusan yang tepat atau benar, dalam suatu sengketa atau


KESIMPULAN
5
problematika yang ada di dalam masyarakat guna untukn memberikan

kepastian hukum, berdasarkan keputusan yang berkeadilan. Salah satu

cara dalam menemukan hukum melalui Putusan Hakim/Yurisprudensi.

5|Yongky Putut A NIM. 5622220050 - Kelas 1C


PENEMUAN HUKUM
Yongky Putut Angkianata
NIM. 5622220050
Kelas 1C

Dosen Pengajar
Dr. Tetti Samosir, SH, MH.

Magister Kenotariatan - Universitas Pancasila


Tahun 2022
AGENDA
PEMBAHASAN
BAB I
a. Penemuan Hukum oleh Hakim
b. Contoh Ilustrasi Penemuan Hukum
c. Legitimitas Pada Penemuan Hukum

BAB II
a. Karakteristik Khusus Penemuan Hukum
b. Otoritas Preseden
PENEMUAN HUKUM OLEH HAKIM 3

1. Sebagai bentuk sebuah reaksi terhadap peristiwa bermasalah (problematika)


yang dipaparkan dalam persitiwa hukum/konflik hukum/persitiwa yuridikal;

2. Pemberian jawaban atas pertanyaan hukum yang ditimbulkan oleh kejadian


kongkret. Miasal : Pertanyaan tentang tafsiran, peraturan hukum, makna dari
fakta hukum;

3. Menemukan penyelesaian dan jawaban berdasarkan kaidah hukum, yang lebih


atau kurang persis (cermat terinci);

4. Penemuan Hukum merupakan aspek penting dari ilmu hukum dan praktik
hukum;

5. Penemuan Hukum dalam ilmiah berbeda dengan penemuan hukum dalam


praktik. Ilmuan Hukum dapat berfilsafat tanpa batas tentang semua
kemungkinan penyelesaian teoritikal. Sedangkan dalam praktik hukum hakim
harus memberikan putusan dalam jangka yang masuk akal.

6. Putusan hukum jika diperlukan bantuan negara dapat dipaksakan;


CONTOH PENEMUAN HUKUM
“Putusan Mahkamah Eropa, memutuskan berbeda dari Penasihat hukum terdakwa”

1. Penemuan hukum selalu berkenaan dengan aturan hukum yang memuat rumusan umum dan
sejumlah kejadian yang pada dasarnya tidak terbatas;
2. Fakta yang dihadapkan kepada hakim oleh salah satu pihak pada sengketa yang bersangkutan;
3. Fakta-fakta tersebut tidak hanya ditetapkan, melainkan harus diseleksi dan dinilai, di buktikan
berdasarkan aturan-aturan hukum;
4. Putusan yang dibuat oleh hakim, mempunyai arti untuk penyelesaian kejadian-kejadian di masa
mendatang;
5. Putusan hakim mutlak menjadi pengetahuan tentang hukum positif;
6. Yurisorudensi adalah Keseluruhan putusan yang ditugasi dengan penerapan hukum yang didalamnya
aturan hukum di interpretasikan / aturan yang baru yang tetapkan.
5

LEGITIMITAS PADA PENEMUAN HUKUM

• Penemuan hukum oleh Hakim sebagai tindakan otoritas publik (tindakan pemerintah) terkait monopoli
otoritas publik untuk menggunakan kekerasan yang dapat dipaksakan (jika diperkukan);

• Syarat atau tuntutan yang harus ditetapkan bagi penemuan hukum oleh hakim, jika penemuan hukum
itu menghasilkan pembentukan hukum;

• Syarat Penemuan Hukum oleh hakim yaitu (a) Dasar putusan hakim dapat diakseptasi atau diterima (b)
dirumuskan melalui pertanyaan (persoalan) tentang legitimitas putusan hakim.

• Dasar putusan hakim dapat diakseptasi atau diterima melalui argumentasi dan jawaban-jawaban yang
terbebas dari politik dan memiliki kekuasaan demokratik;

• Penemuan hukum oleh hakim adalah sah (legitim) apabila menghasilkan putusan yang adil.
Memutuskan penerapan sebuah aturan sesuai dengan kepastian hukum;
Buku Halaman 8-12 6

LEGITIMITAS PADA PENEMUAN HUKUM

PENGAMBILAN PUTUSAN SECARA PERADILAN NEGARA BEBAS RASIONALITAS SBG


DEMOKRATIK POLITIK PENYELESAIAN PROBLEMATIKA
LEGITIMITAS
hakim harus mendalami Peradilan negara harus Suatu tindakan atau sebuah
keadalam makna presis dari dihindari dari dominasi pilihan penataan bertumpu pada akal.
istilah-istilah yang muncul ideologi partai politik, Berpegang teguh pada prosedur
dalam perundang-undangan prasangka-prasangka, putusan yang diatur secara cermat
atau ia dihadapkan (di bersifat pribadi atau memilik terinci, pengambilan pututsan
konfrintasikan) pada situasi dpt pandangan hidup tertentu. dengan memberikan perlakuan
diterapkan berbagai aturan yanng sama atau memberikan
hukum. Prespekti Demokratif, pertanggungjawaban atas suatu
hakim harus sebanyak mungkin tindakan dengan argumentasi
mengerahkan ikhtiar untuk yang layak.
menafsirkan UU berdasarkan
maksud pembuat UU.
BAB IV
PENEMUAN HUKUM DALAM TATANAN
HUKUM ANGLO AMERIKA
KARAKTERISTIK KHUSUS

• Pembedaan antara penemuan hukum dalam sistem


Eropa Kontinental dengan Sistem Anglo Amerika
tidak hanya pada keberlakuan hukum-hakim.

• Pembedaan juga dapat dilakukan berkenaan


dengan cara hakim melakukan penalaran. Hakim
Eropa Kontinental menggunanakan penalaran
Deduktif yaitu menerapkan aturan umum pada
kasus-kasus khusus. Hakim Anglo Amerika
melakukan penalaran Induktif yaitu serangkaian
kasus khusus menuju suatu aturan umum.
KEWIBAWAAN (OTORITAS) PRESEDEN 9

Hakim Inggris berkewajiban mengikuti putusan-pututsan sendiri yang terdahulu dan putusan dari
instansi peradilan yang lebih tinggi dengan pendekatan teori yang berbeda. Ada 3 (tiga) pendekatan
terhadap masalah kewibawaan (otoritas) atau keberlakuan preseden :

PENDEKATAN POSITIVISTIK PENDEKATAN TRADISIONAL PENDEKATAN KONVENSIONAL


Hukum harus dipandang sebagai Pendekatan Tradisioanl, Preseden Cara sama seperti dalam cara
perintah dari yang berdauluat tidak memiliki kewibawaan pendekatan Positivistik, namun
(the souverign) dan bahwa karena sudah ada putusan terlebih disini dadalam praktiknya para
peradilan bertumpu pada daulu, melainkan karena pakar hukum (profesional)
kewenangan yang di delegasikan preseden-preseden itu merupakan memberikan argumen sesuai
oleg yang berdaulat itu. pencerminan dari pengalaman- dengan yang lazim dengan cara-
pengalaman dan pandangan
Pandangan Positivisme, dijelaskan cara yang bermakna
dimasa lalu yang dihayati dengan
dari fakta bahwa persoalan cara yang sama. Pandangan &
memperhitungkan tuntuan
hukum aktual tentang kasus yang Pengalaman tersebut merupakan pergaulan masyarakat dan
tengah dihadapi hakim sudah perwujudan dari identitas interaksi sosial.
diputus terlebih dahulu atau sudah masyarakat hukum
diberikan jawabannya bersangkutan.
Presentation title 10

KESIMPULAN
Penemuan hukum merupakan salah satu cara dalam
mencari dan/atau menemukan kaidah hukum yang
dapat digunakan untuk memberikan keputusan yang
tepat atau benar, dalam suatu sengketa atau
problematika yang ada di dalam masyarakat guna
untukn memberikan kepastian hukum, berdasarkan
keputusan yang berkeadilan. Salah satu cara dalam
menemukan hukum melalui Putusan
Hakim/Yurisprudensi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai