Anda di halaman 1dari 3

Beberapa hari terakhir hampir seluruh daerah di Kalimantan Selatan mengalami hujan.

Saat
musim penghujan biasanya juga diikuti dengan munculnya beberapa penyakit, salah satu
diantaranya adalah demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemoragic fever (DHF).

Penyakit DBD ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albocpictus dan bisa menyerang siapa saja dari berbagai usia, yang dapat berujung fatal bila
tidak tertangani dengan tepat. Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau yang biasa dikenal dengan
istilah DBD atau demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
diperantai oleh nyamuk Aedes Aegepty betina dan Aedes Albopictus. 

Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:

1. Derajat I : Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan
dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi.
2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.
3. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan lemah,
tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai dengan kulit dingin dan gelisah.
4. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur

Pemeriksaan Penunjang Laboratorium

Infeksi virus ini bisa sangat membahayakan apabila tidak segera dilakukan pengobatan.
Sayangnya, tak sedikit orang yang masih mengabaikan DBD karena gejalanya yang bisa
dikatakan mirip dengan masalah kesehatan lain yang ringan, misalnya flu biasa. 

Pada DHF umumnya dijumpai trombositopenia (100.000/UL atau kurang) dan hemokonsentrasi
yang dapat dilihat dari meningginya nilai hematocrit sebanyak 20% atau lebih dibandingkan
dengan nilai hematokrit pada masa konvalensi. (IKA FKUI, 2005: 612).

Dampaknya, banyak sekali kasus DBD yang berujung fatal karena terlambatnya pengobatan.
Inilah mengapa sangat penting mengetahui gejala DBD. Secara umum, masalah kesehatan ini
akan menimbulkan gejala antara empat sampai 10 hari setelah tubuh digigit nyamuk jenis Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Apabila ini terjadi pada anak pertama kali, gejalanya bisa lebih
parah dibandingkan dengan orang dewasa. 

Gejala DBD Fase Awal yang Perlu Diwaspadai

Sebenarnya, meski tampak mirip, gejala DBD dan penyakit lainnya masih bisa dilihat
perbedaannya. Berikut ini beberapa gejala umum dari DBD yang perlu diketahui:

 Demam Tinggi yang Terjadi Secara Mendadak


Demam memang menjadi gejala pada hampir semua masalah kesehatan. Namun, pada DBD,
demam akan terjadi secara tiba-tiba. Perbedaan lainnya adalah demam pada DBD bisa mencapai
40 derajat Celsius, dan tidak diikuti dengan gejala lainnya, seperti pilek, hidung tersumbat, atau
batuk. Biasanya, demam akan terjadi antara dua hingga tujuh hari. 

 Otot Terasa Nyeri

Tak hanya demam, pengidap DBD juga cenderung akan merasakan nyeri pada beberapa bagian
tubuh, misalnya otot, tulang, sendi, dan belakang mata. Biasanya, gejala ini akan diikuti dengan
tubuh yang berkeringat dan menggigil. Durasi terjadinya gejala tersebut antara 4 hingga 10 hari
ketika virus memasuki tubuh. Nyeri otot juga terjadi bersama dengan sakit kepala dan demam
tinggi. 

 Sakit Kepala

Beberapa jam setelah mengalami demam, gejala berikutnya yang muncul adalah sakit kepala
parah yang terjadi di sekitar dahi. Sakit kepala parah juga disertai dengan rasa nyeri pada bagian
belakang mata. Kondisi ini merupakan gejala umum yang sering terjadi. Mungkin dengan
mengonsumsi beberapa obat sakit kepala dapat membantu meredakannya. 

 Mual dan Muntah 

Gejala DBD lainnya yang bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa adalah mual dan
muntah. Gangguan ini juga termasuk dalam masalah pencernaan yang turut dapat menimbulkan
rasa tidak nyaman pada perut atau punggung. Masalah ini dapat terjadi selama dua hingga empat
hari setelah paparan virus masuk dan menyerang di tubuh.

 Tubuh Mengalami Kelelahan

Demam disertai nyeri otot dan masalah pencernaan yang terjadi pada pengidap DBD dapat
membuat nafsu makan menurun. Akibatnya, tubuh menjadi kelelahan karena kurangnya asupan
makanan dan sistem imun tubuh yang melemah. 

 Munculnya Ruam Merah

Ruam merah merupakan gejala DBD yang paling khas. Ruam pada DBD biasanya berwarna
kemerahan atau merah muda pucat yang muncul di wajah, dada, tangan dan kaki. Gejala DBD
ini biasanya dimulai pada hari ketiga dan berlangsung selama 2–3 hari.

Bila kamu mengalami gejala DBD seperti di atas, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri
ke dokter. Dokter akan membantu kamu mendapatkan diagnosis dan penanganan terbaik. Hal ini
mampu untuk menghindari segala komplikasi berbahaya yang dapat disebabkan oleh virus
dengue akibat gigitan nyamuk ini.

 
Cara Penanganan DBD pada Anak dan Orang Dewasa

Faktanya, tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah. Bila gejalanya ringan, DBD bisa
diatasi sendiri dengan perawatan rumahan. Kamu bisa mengonsumsi obat yang sesuai resep
dokter untuk meredakan gejala demam dan nyeri yang muncul. Pastikan juga kamu menjaga
tubuh tetap terhidrasi dengan baik dengan memperbanyak minum air putih.

Sedangkan untuk demam berdarah yang parah, perawatan medis oleh ahli medis berpengalaman
dapat membuat gangguan yang terjadi menjadi lebih baik dan mencegah komplikasi berbahaya.
Hal ini sudah terbukti menurunkan angka kematian lebih dari 20 persen menjadi kurang dari 1
persen. 

“Gejalanya yang mirip dengan flu biasa membuat demam berdarah sering dianggap sepele
dan tidak segera ditangani. Padahal, dampak yang bisa ditimbulkan tanpa adanya
penanganan sangat berbahaya. Oleh karena itu, gejala dbd sangat penting untuk diketahui
sehingga pengobatan bisa segera dilakukan.”

Pasien harus segera ke dokter begitu merasakan gejala-gejala siklus awal DBD, agar dapat segera
ditangani dengan cepat dan tepat.  Mengingat obat untuk membunuh virus Dengue hingga saat
ini belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih terus dikembangkan, cara terbaik
yang dapat kita lakukan adalah melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M
Plus di lingkungan kita.

3M Plus, yaitu:
1. Menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin.
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
3. Mendaur ulang/memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan.
Plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk:
1. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
2. Menanam tanaman pengusir nyamuk
3. Tidur menggunakan kelambu
4. Memasang kawat kasa di lubang ventilasi
5. Menggunakan repellent/ lotion anti nyamuk
6. Tidak menggantung pakaian yang sudah dipakai
7. Memasang ovitrap/lavitrap/ mosquito trap
8. Larvasidasi di tempat yang sulit dikuras/ ditutup.

Mari bersama kita lakukan langkah-langkah pencegahan tersebut untuk mencegah penularan
DBD di sekitar kita.  Ingat, kamu harus selalu menjaga kesehatan diri dan lingkungan, ya!

Anda mungkin juga menyukai