Anda di halaman 1dari 42

FREDERICH W.

A FROUBEL ( Pendiri TK )

(Disusun untuk memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Sejarah PAK)

Disusun Oleh :

NOVITA ANGGA RANI / 22.1.1.1.2202


Semester II

DOSEN PENGAMPU :

Drs. Siani Listio

Sekolah Tinggi Pendidikan Agama Kristen


(STIPAK) Duta Harapan Malang
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan kepada Bapa yang ada di surga, Putera dan Roh Kudus karena telah

memberikan keberkahan kepada saya. Karena keberkahan-Nya yang luar biasa, maka penulis

dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan waktu yang ditentukan.

Penulis sangat menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam penulisan makalah

ini. Hal ini pasti menjadi suatu pembelajaran bagi penulis supaya lebih baik lagi. Penulis

sangat terbuka pada kritikan dan saran yang sangat membantu.

Demikian kata pengantar yang bisa penulis sampaikan. Penulis juga berharap sekalian

selalu diberikan kedamaian hati dan cinta kasih Tuhan Yesus, Dalam lindungan Yesus penulis

mengharapkan pertolongan. Puji Tuhan. Amin.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

TK (Taman Kanak-kanak ) merupakan lembaga pendidikan jenjang (tingkat) sekolah

sebelum sekolah dasar (SD) yang memberikan pembinaan kepada anak yang baru lahir

sampai anak usia 6 tahun. Melalui lembaga ini memberikan dorongan pendidikan untuk

menumbuhkan dan mengembangkan jasmani dan rohani secara maksimal agar anak siap

untuk melalui jenjang selanjutnya. Penyelenggaraan TK bertujuan untuk memaksimalkan

pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya

pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual) dan sosial emosional (sikap dan

perilaku serta agama).


TK (Taman Kanak-kanak ) mempunyai fungsi yang sangat penting seperti yang

tertuang dalam UUPA (Undang Undang Pendidikan Anak), yaitu anak mempunyai hak untuk

tumbuh, berkembang, bermain, beristirahat, berekreasi dan belajar dalam suatu pendidikan.

Jadi belajar adalah hak, bukan suatu kewajiban. Karena belajar adalah hak, maka belajar

harus menyenangkan, kondusif, dan menjadikan anak termotivasi, antusias serta selalu

bersemangat, agar anak tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Bermain merupakan suatu kegiatan belajar pada anak. Dengan bermain anak

mengalami proses pembelajaran melalui berbagai hal, karena dengan bermain dapat melatih

aspek-aspek perkembangan pada anak, misalnya aspek bahasa, kognitif, fisik motorik, sosial

emosi, serta moral dan nilai-nilai agama.

Salah satu kurikulum TK yang masih digunakan sampai saat ini yaitu kurikulum yang

dibuat oleh Friederich Wilhem August Froebel atau Froebel; 21 April 1782 - 21 Juni 1852,

beliau merupakan tokoh pendidikan yang karya dan pemikirannya masih dijadikan acuan

bagi dunia pendidikan modern. Dalam kurikulum Frobel terdiri dari pemberian (gifts) dan

keterampilan (kerajinan tangan), permainan yang mengacu pada nyanyian dengan gerak

badan, pemeliharaan tanaman dan anjangsana. Walaupun berlainan persis tapi cara berfikir

dan konsepnya masih sama.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik beberapa pokok permasalahan untuk

dianalisis dan dikaji di dalam makalah Friederich Wilhem August Froebel. Pokok

permasalahannya adalah :

a. Riwayat Hidup

b. Dasar Pendidikan

c. Asas - asas Pendidikan

d. Praktek Pendidikan
II. PEMBAHASAN

A. Riwayat Hidup

Friederich Wilhem August Froebel atau Froebel; 21 April 1782 - 21 Juni 1852 adalah

anak bungsu dari 5 laki-laki bersaudara. Ibunya meninggal ketika Froebel berumur 9 bulan.

Ayahnya adalah seorang pendeta yang tinggal di desa oberweis bach yang letaknya di hutan

Thuringia, jerman. Ia melayani 5000 penghuni dari 6 Desa di negeri kecil yang bernama

Schwarzburg-Rudolstadt. Karena kesibukannya sebagai pendeta ayahnya cenderung

melalaikan kebutuhan Frederick muda yang kehilangan ibu itu. Masa kanak-kanak Frederick

dipersulit sesudah ayahnya menikah lagi, khususnya sesudah ibu tirinya melahirkan bayi.

Froebel menjuluki ibu tirinya sebagai “ibu tiri klasik’’, sebagaimana tokoh itu diperlihatkan

dalam cerita dongeng Jerman. Menurut Frederick muda, ibu tirinya hanya mementingkan

kebutuhan anak kandungnya sendiri, sehingga kebutuhan Frederick yang rindu akan kasih

sayang seorang ibu dihiraukannya.

Tetapi untungnya Frederich masih mendapatkan kasih sayang dari kedua Kakaknya

yaitu christoph dan Christian. Sementara August dan Traugott tidak ada hubungannya,

kakaknya August meninggal semasa masih muda dan Traugott tidak begitu memperhatikan

Frederick. Sebenarnya christoph lah kakak yang merangkap sebagai ibu dalam kehidupan

Frederick. Mengingat bahwa Christopher dan Kristian sudah meninggalkan rumah ayahnya

maka mereka jarang di rumah, hanya saja ketika pertolongan darurat dibutuhkan oleh

adiknya. Lebih buruknya lagi Ayahnya melalaikan kebutuhan anak bungsunya, Frederich

dilarang pergi ke luar pagar yang mengelilingi halaman gedung pastori. Sehingga tidak ada

kesempatan bagi Frederick untuk bermain dengan anak laki-laki sebayanya, ia hanya bisa

menerima dan menjalani kehidupan dalam dirinya sendiri.


Namun, Pendeta Froebel tetap bertanggung jawab sebagai seorang ayah dia juga

bersusah payah untuk mengajar Frederich untuk membaca, tetapi pengalaman mereka

membawa dampak pada kedua belah pihak sehingga hubungan mereka semakin buruk. Dari

sudut ayah, Frederich tidak berbakat suatu pendapat yang dianggap benar oleh Frederick

sendiri. Mengenai pengalaman ini Froebel pernah menulis “ dari kedua peserta itu, salah

satunya bukanlah guru yang mampu, dan yang lainnya bukanlah murid yang rajin”. Karena

Swacitranya buruk frederick tidak menghargai dirinya sendiri bahkan ia sering bertindak

nakal suatu tindakan yang membuktikan benar semua pendapat buruk tentang dirinya yang

diungkapkan oleh orang sekitarnya.

Kemudian hari, Frederich mendatangi sekolah desa khusus untuk anak perempuan,

meskipun keputusan itu bertentangan dengan peraturan sekolah sendiri. mereka membaca

Alkitab dan menghafal nyanyian rohani yang dipakai pada saat kebaktian di hari Minggu.

Bagi Frederich, dari semua mata pelajaran yang dipelajari hanya ilmu hitung saja yang

mudah, pelajaran yang sulit mengenai tata bahasa dan menulis. Di sepanjang hidupnya

Frederich mengalami kesulitan untuk menyampaikan gagasannya secara jelas (sama dengan

pengalaman Pestalozzi).

Warga jemaat sering berkunjung ke rumah ayahnya, mereka mengalami

kesulitan-kesulitan dalam rumah tangga yang sebaiknya jangan didengar oleh seorang anak

kecil tetapi Frederick ada di sana dan ia mendengar pembicaraan tentang hal-hal gelap dalam

kehidupan manusia termasuk masalah seksual. Frederich merasa bingung dengan makna

tersebut, sehingga ia merasa gelisah terhadap kehidupan manusia. Untunglah Christoph dan

mampu menenangkan kekhawatiran adiknya. untuk menjelaskan tatanan seksual dalam


kehidupan, yang bertolak dari proses bertumbuh yang berlaku untuk berbagai macam

tanaman yang disukai Frederick .

Ketika Frederich berumur 10 tahun ia diangkat anak oleh paman Hoffman yang

berasal dari ibunya dan melayani jemaat di Stadt-Ilm. Istri dan anak paman Hoffman

meninggal beberapa tahun sebelumnya. Paman Hoffman mengangkat Frederich karena ia

merasa sayang kepada keponakannya yang kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya

sehingga ia meminta persetujuan dari pihak sang ayah untuk menjadi wali Frederich. Jika

Frederick tidak diselamatkan dari kehidupan buruk di pastori ayahnya maka kemungkinan

besar ia tidak punya keinginan mendirikan Kindergarten di kemudian hari.

Pada hari pertama di rumah Pamannya ia merasa dihargai oleh orang dewasa di

sekitarnya perasaan tersebut dicatat dalam biografi. isi autobiografinya adalah di rumah Ayah

kekerasan dan kemuraman merajalela sedangkan di rumah paman justru kebalikannya yang

dikenal yaitu kebaikan hati dan kasih. Di rumah Ayah saya menjumpai ketidakpercayaan

sementara di rumah paman saya menerima kepercayaan. Di rumah Ayah saya merasa

terbelenggu tetapi di rumah paman saya menikmati kemerdekaan. Lagi pula di tempat

Paman terdapat taman-taman yang terbuka luas bagi saya, sehingga saya bebas berkelana

ke seluruh dunia daerah asal saya pulang tepat waktu.

Dia menyukai semua mata pelajaran Kecuali bahasa Latin alasannya karena ia tidak

berhasil dalam vak. Kenakalannya berbeda sekali di rumah dengan di sekolah kalau di

sekolah perilakunya sangat baik ia menarik kesimpulan bahwa Frederick bukanlah anak nakal

karena pembawaan ia dijadikan nakal oleh kelakuan yang ia terima dari tangan orang dewasa

sekitarnya. Penilaian itu diperkuat oleh tinjauannya terhadap gaya mengajar yang tampak
dalam diri 2 guru di sekolah : 2 guru di sekolah kami, yang satu amat keras dan kaku dalam

berhubungan dengan anak didik dan yang satu lagi amat baik hati dan agak terbuka alhasil

yang pertama itu tidak memiliki pengaruh meskipun ia berusaha memaksa kami berbuat

sesuatu, sedangkan yang kedua dapat berbuat hal-hal sesuka hatinya walaupun ia tidak

pernah memaksa kami untuk berbuat apa-apa.

Sikap terhadap agama pun mulai disukai oleh Frederich, khotbah yang dibawakan

oleh pamannya juga ia nikmati. Ketika friderich mendengar bacaan dari Injil yang

berhubungan dengan peristiwa dalam kehidupan Yesus, ia sering menangis. Kemudian ia

bersumpah untuk mengikuti Yesus dan ia menjadi warga gereja seumur hidupnya walaupun ia

tidak selalu aktif dalam urusan jemaat. Ketika Frederick berumur 15 tahun ia kembali ke

rumah ayahnya. Ayahnya masih sama menganggap Frederich tidak berbakat dalam berbagai

hal, Frederich juga meminta untuk bersekolah lagi, tapi ayahnya memberi nasehat supaya ia

bekerja.

Selanjutnya ia dipanggil sebagai Froebel, ia senang membaca buku-buku tentang

Kehutanan dan ilmu ukur. Isinya amat menarik perhatiannya dan pandangannya terhadap

agama pun berubah. Ia menulis bahwa Tuhan yang dijumpai di tengah-tengah tanaman

dikenal lebih jelas dan berarti daripada Tuhan yang disaksikan melalui kebaktian gerejawi

yang formal. Selama bekerja di hutan Ia sangat senang dan bersatu dengan alam dan akan

timbul nanti teori dan praktek pendidikan yang ia akan kembangkan tapi setelah 2 tahun Ia

pulang lagi. Di kemudian hari, ayahnya menyuruh untuk mengirim uang kepada kakaknya

Traugott yang belajar pada fakultas kedokteran di Universitas jena. Dari sana ia memiliki

keinginan untuk bersekolah lagi, akhirnya dia minta izin kepada ayahnya untuk belajar disana

selama 8 Minggu. Sang ayah pun menyetujui Froebel untuk sekolah lagi tetapi ia
menggunakan warisan ibunya untuk bersekolah. Sebagai mahasiswa ia mengikuti kuliah

menggambar di bidang teknik. Pada umur 17 tahun memulai studinya di universitas ia

mengikuti kuliah ilmu-ilmu kimia, mineralogi, dan tumbuh-tumbuhan. Sesudah belajar di

Universitas China 2 Tahun Lamanya Froebel mengalami kesulitan sehingga ia harus

meninggalkan Universitas itu. Sebagian dana atau yang berupa warisan dari ibu yang

seharusnya untuk membayar sekolah ia pinjamkan kepada Traugott, ia berjanji akan

mengembalikannya tetapi Traugott meninggalkan Universitas tanpa memenuhi janji tersebut.

Ayahnya tidak mau menolong Froebel sehingga ia dipenjarakan di penjara kepunyaan

Universitas ia tinggal disana selama 9 Minggu. Alhasil ayahnya membayarkan hutang itu asal

saja Froebel membatalkan segala hak untuk menerima warisan yang sewajarnya ia terima

sesudah ayahnya wafat. Keputusan ini mirip dengan kerelaan esau menjual hak

kesulungannya kepada Yakub karena hak itu tidak dinilai cukup tinggi. Sesudah Froebel

dilepaskan dari penjara ia terpaksa pulang, di rumah ia menyibukkan diri dengan belajar

mandiri, ia berusaha membaca dengan seluas-luasnya ia membaca dari pengarang ternama

umpamanya scheeling, Schiller, goethe dan wieland. 3 tahun kemudian ia menerima kabar

bahwa pamannya Hoffman telah meninggal wafatnya Paman itu memberi kesempatan baru

karena dengan warisan yang diterima ia dapat meneruskan pendidikan tetapi kali ini ia

mengambil jurusan di bidang arsitektur di Frankfurt. Tibanya Di sana ia mulai ragu pada

dirinya sendiri dan kebetulan di sana ia berjumpa dengan dokter Anton gruner kepala sekolah

Teladan di Frankfurt suatu lembaga pendidikan yang didasarkan pada asas-asas yang

dikembangkan oleh pestalozzi, pembicaraan tersebut mengubah rencananya dia diajak untuk

menjadi pengajar di sekolah tersebut undangan tersebut dipandangnya sebagai panggilan dari

Tuhan karena itu Froebel setuju tetapi ia ingin lebih dahulu mengunjungi sekolah tersebut.

ketika kembali di Swiss ia memulai panggilan hidupnya sebagai seorang guru, ia mengajar

mengenai vak hitung, menggambar, ilmu ukur dan bahasa jerman kepada 40 anak laki-laki
berumur 9-11th. Menerapkan hasil tinjauan yverdon dalam metode mengajar yang berlaku

di Frankfurt : umpannya ia mengutamakan pengalaman langsung ketimbang teori yang agak

kosong.

Di samping itu Froebel juga mengajar di sekolah teladan dokter Grunner, ia menjadi

guru pribadi bagi 3 anak laki-laki dari keluarga von holzhausen. Ketika waktunya sudah

genap untuk maju lagi ia menerima warisan dari tante pihak Ibunya dan ia kembali ke

perguruan tinggi tetapi kali ini ia menjadi seorang mahasiswa di Universitas Gottingen. ia

mengikuti kuliah ilmu kimia organis dan geologi. Meskipun ia sudah berumur 31 tahun Ia

mendaftarkan diri dalam dinas militer khususnya dalam divisi sukarelawan yang diadakan

oleh Baron Von lutzow, untuk menentang tentara Napoleon yang menyerbu negeri-negeri

Jerman. Di samping ia menjadi militer Ia juga memiliki 2 orang sahabat pemuda yang

bernama Wilhem Middendorff dan Heinrich Langethal. Persahabatan itu menunjukkan

pertumbuhan dalam diri Froebel yang mengingat bahwa ia sebelumnya cenderung tinggal

sendirian. Pada tahun 1814-1816 Froebel bekerja di museum mineralogi di bawah

pengawasan Profesor Weiss. Ia juga merasa bahwa ia sudah dilengkapi oleh penelitian di

bidang ilmu pengetahuan alam khususnya ilmu kristal untuk menemukan kesatuan dalam

teori dan praktek pendidikan yang diperlukan. Pikiran Froebel di bidang pendidikan tidak

akan ada kalau seandainya kakaknya christoph tidak meninggal, ia meninggal karena ditulari

penyakit tifus sebagai hasil dari merawat serdadu-serdadu Prancis, para tawanan perang.

Sementara Froebel mendapatkan undangan dari perguruan tinggi di kota stockholm Swedia

untuk menjadi dosen di bidang ilmu pelikan atau mineralogi, tetapi ia menolak undangan

tersebut karena kedua saudaranya bermufakat supaya Froebel membuka sekolah khusus

untuk ketiga anak laki-laki Kristoff dan kedua Putra Christian sendiri.
Sekolah itu dibuka pada tanggal 16 November 1816 di bawah nama Institut pedagogis

universal dari Jerman. Beberapa bulan kemudian iparnya membeli usaha tani kecil di desa

keilhao, Ia pun memindahkan sekolah itu ke sana yang dibuka kembali pada tanggal 24 Juni

1817 selama 14 tahun berikutnya Froebel merangkap sebagai guru dan kepala sekolah di situ,

sebelum Froebel pindah tempat ke griesheim, ia mengundang dua sahabatnya yaitu

Middendorf dan langenthal.

Pada bulan September 1818 Froebel menikah dengan HenryEtta Wilhelmine

Hoffmeister, seorang janda Yang usianya 3 tahun lebih tua daripada Froebel, istrinya adalah

putri dari seorang petugas Departemen Pertahanan dalam pemerintahan Rusia, ia pernah

belajar di Universitas Berlin, Henrita bertemu dengan Froebel Ketika ia bekerja di museum.

Hubungan Froebel dengan janda christoph pun mengalami kesulitan dengan dampak yang

negatif atas pengelolaan urusan sekolah itu kesulitan itu timbul disebabkan oleh surat Bela

sungkawa yang Froebel kirimkan sesudah christoph meninggal. Ipranya menafsirkan surat itu

bahwa Froebel akan menikahinya padahal maksud Froebel hanyalah ikut memelihara

keponakannya saja. Memang perasaan tiada itu harus dihormati Mengingat bahwa uangnya

lah yang dipakai untuk membeli usaha tani tadi di tempat itulah Froebel mendirikan

sekolahnya. Menengok dari sekolahan yang didirikan oleh Froebel banyak sekali orang tua

yang mengeluhkan sekolah di sana karena dianggap sekolah di sana itu tidak sesuai penyebab

kedua adalah pertentangan antara Froebel dan adanya hubungan Froebel yang buruk dengan

ketiga keponakan laki-lakinya. Ditengah kesulitan yang dihadapi oleh Froebel ia juga masih

mampu menulis buku yang berjudul pendidikan umat manusia yang diterbitkan pada tahun

1826.
Pada tahun 1828 Ia dan Middendorf berpergian ke gottingen karena Froebel merasa

perlu untuk bertukar pikiran dengan karl krause seorang filsuf terkenal. Pada tanggal 12

Agustus 1831, semua surat yang di watersee telah diterima dari Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan di Swiss tidak lama sesudah pembukaan sekolah itu Terbitlah artikel tentang

sekolah Froebel dalam surat kabar. Barok menarik kesimpulan bahwa istana tersebut tidak

memenuhi syarat kebutuhan per sekolahan. Akhirnya Froebel, barop dan middendorf mampir

ke salah satu tempat makan di sana ia membicarakan tentang pendidikan, Lalu ada seorang

pedagang yang tertarik dengan pembicaraan tersebut dan ia pun menyuruh mereka

mendirikan sekolah untuk mendidik anak-anak sebaik mungkin. Para pedagang tersebut juga

mengirimkan uang banyak untuk keperluan mereka membangun sekolah tersebut. Froebel

juga disuruh untuk membuka rumah yatim piatu burgdorf. Pada musim panas tahun 1835

Froebel dan lengettal di samping istri mereka pindah ke burkfrof. Mereka tidak hanya

membangun sekolah dan asrama tetapi mereka juga membangun Suatu kelas bagi 60 bakal

guru baik laki-laki maupun perempuan di sana Froebel juga menyediakan sajak dan cerita

sederhana nyanyian mainan gerakan badan benda dan bahan yang dapat mereka gunakan

untuk meninjau suatu pembelajaran anak tersebut. Sesudah bekerja disana selama 3 tahun dan

hasil memuaskan ia ingin pulang ke tanah airnya karena dua alasan yang pertama kesehatan

istrinya merosot dan kedua ia ingin mendirikan suatu sekolah khusus untuk anak kecil. Pada

tanggal 13 Mei 1839, istrinya meninggal. Froebel membangun sekolah dengan maksud untuk

anak-anak hendaknya bertumbuh lebih bebas seperti tanaman sampai ia berbunga indah. Die

kindergarten adalah nama TK tersebut. Di sekolah tersebut anak tidak hanya menghabiskan

waktu saja tetapi permainan itu lebih berhasil apabila terdapat peralatan yang memupuk daya

cipta anak. Tahun 1843 Ia menerbitkan buah pikirannya yang berjudul ibu dan nyanyian

permainan. Isinya terdiri atas nyanyian sajak gambar dan sebagainya bahannya menarik bagi

si kecil dengan buku itu dalam tangan ibu ia melibatkan anak dalam kegiatan yang memupuk
perasaan daya ingat mencipta dan menghafal. Ketika berumur 40 Froebel bepergian ke

berbagai tempat di Jerman untuk menyampaikan gagasan tentang TK. Kehidupan Froebel di

Liebenstein diperkaya oleh kedatangan 2 wanita, wanita pertama bernama nona louise levin,

yang bekerja sebagai pembantu di rumah Kompleks persekolahan di Keihou, perempuan

yang kedua bernama Ibu Berta Vonn Marenholtz Beoluw. Perempuan ini penyokong proyek

TK, akan tetapi berita tentang menikahnya Froebel untuk yang kedua kali mengejutkan Ibu

Berta. Kekasih Froebel yang pertama diperintahkan untuk ditutup oleh menteri pendidikan

dan kebudayaan dalam pemerintahan Rusia, Froebel dan teman-temannya termasuk Ibu

Marenholtz berusaha meyakinkan sang menteri untuk tentang keadaan yang sebenarnya tetapi

Bapak menteri itu tak rela mengakui kesalahannya yang berarti mencabut surat larangan atas

berlangsungnya taman kanak-kanak.

Pada tanggal 21 Juni 1852 pendiri taman kanak-kanak itu meninggal dunia seluruh

hidupnya adalah perwujudan dari semboyan yang dicetak pada halaman pertama mingguan

yang pernah ia terbitkan yakni marilah kita hidup demi kepentingan anak-anak kita. Froebel

mengakui hutangnya kepada Pestalozzi. Ribuan pendidikan bersyukur pada Froebel karena

pendidikan bagi anak kecil saat ini.

B. DASAR PENDIDIKAN

Froebel mendasarkan pandangannya tentang pendidikan pada keyakinan rohani dan

kecenderungan hakiki dari anak untuk berkembang. Teori pendidikan yang tidak tumbuh

dalam rohani adalah hal yang asing tetapi pendidikan yang rohani sebelah bersifat berat.

Anak didik adalah seorang makhluk hidup yakni seorang pribadi yang senangtiasa dalam

proses perkembangan sebagai akibat dari tenaga pendorong batin yang ada di dalamnya teori

dan praktek pendidikan yang berintegritas penuh mencerminkan kedua kenyataan itu. Kedua

dasar teologi dan ilmu jiwa itu ialah :


I. Dasar Teologi

Pandangan teologis Froebel berasal dari pembacaan atas karya mazhab “ romantis” di

bidang filsafat Jerman seperti yang diwakili oleh Schelling dan muridnya, novalis, penelitian

di bidang ilmu alam, khususnya ilmu kristal dan iman Kristen pribadi.

Para peserta dalam mazhab romantis Jerman itu cenderung mengutamakan hubungan

yang menjurus antara dunia alam dan dunia kecerdasan. Apabila seseorang yang meneliti

suatu objek alami, maka ia sewajarnya didorong ke suatu kenyataan yang cerdas atau rohani

karena jati diri objek alami itu tidak tercakup hanya menurut sifatnya yang dapat diteliti

secara alamiah. Mempelajari kitab-kitab suci tertentu tidaklah mutlak, karena kenyataan ilahi

itu sudah tampak dalam dunia alam, walaupun memang kitab agama seperti Alkitab masih

berguna untuk memperoleh keterangan historis tentang cerita kehidupan paguyuban

keagamaan tertentu. Alhasil para pemikir romantis itu termasuk Froebel dituduh memihak

pada aliran atheisme dan panteisme. Bahkan ia merasa diri terhina karena tuduhan itu

menodai baik namanya maupun imannya. Menurut penulis, Froebel bukanlah seorang atheis

ataupun seorang panteis, Froebel adalah seorang panentheis yaitu seorang pemeluk gagasan

bahwa roh Allah terserap dalam segala sesuatu, namun julukan tersebut sifatnya dangkal

dalam kasus Froebel karena tidak mencakup hakikat dan nilai-nilai yang terwujud dalam gaya

hidupnya. Ia menganggap bahwa Froebel adalah seorang yang setia beribadah kepada Allah

Bapa Tuhan Yesus Kristus.

A. Ajaran Tentang Allah

I. Adalah Kesatuan Asli : Kesatuan ini adalah Allah, segala sesuatu datang dari

kesatuan Ilahi, yakni Allah dan karena itu mempunyai asal dari dalam kesatuan ilahi
yakni hanya dalam Allah saja. singkatnya Allah adalah sumber segala sesuatu di

dalam segala sesuatu terdapat kesatuan Ilahi yaitu Allah yang hidup dan berkuasa.

II. kesatuan Allah dan Implikasinya Untuk Pendidikan

Froebel memaparkan dimensi pedagogik yang tersirat dalam ajaran tersebut,

yaitu tentang pengertian pendidikan, ilmu pengetahuan, ilmu pendidikan, teori

pendidikan dan praktek pendidikan. setiap istilah dirumuskan dengan keyakinan

tentang ilahi.

Pendidikan terdiri dari pelayanan yang mengantar manusia yang sedemikian

rupa supaya hukum batin dari kesatuan ilahi dapat dihayati dan diamalkan secara

murni tidak bercacat dan bebas, pendidikan juga dimaksudkan untuk memperlengkapi

manusia dengan semua peralatan dan sarana yang ia perlukan untuk mencapai tujuan

mulia.

Melalui rumusan tersebut Froebel menjunjung tinggi martabat manusia.

Manusia mempunyai nalar yang memampukannya untuk mengembangkan cara baru

untuk memecahkan setiap masalah-masalah tertentu. Tetapi pendidikan hanya

mengembangkan kemampuan berpikir belum lengkap karena tidak memperhatikan

unsur lain seperti tabiat manusia sebagai perwujudan dari Allah Yang Esa. Oleh

karena itu pendidikan juga disebut sebagai proses yang membimbing dan

memperlengkapi seseorang yang bersifat rohani dan tidak hanya bersifat intelektual

saja.

Ilmu pengetahuan mencakup tentang kehidupan dan segala pengetahuan yang

berhubungan dengan hukum kekal. Pengetahuan hendaknya menghasilkan


orang-orang yang siap menerima dirinya sendiri sebagai perwujudan persatuan ilaihi.

jadi kumpulan pengetahuan itu sendiri Walaupun memang diperoleh berdasarkan

penelitian ilmiah tetapi tidak berhak untuk dinamakan ilmu tentang kehidupan kecuali

sifat yang Ilahi. Ilmu juga bukanlah sesuatu yang hanya dihasilkan oleh para ahli demi

kepentingan orang lain melainkan ilmu pendidikan juga mencakup usaha seseorang

untuk berefleksi atas arti pengetahuan kehidupan.

Teori pendidikan merupakan sistem petunjuk-petunjuk yang berasal dari

pengetahuan dan penelaah Han hukum tersebut tujuannya untuk membimbing orang

yang cerdas yang dapat berpikir untuk memilih pekerjaan sebagai sarana untuk

mencapai alasan hidupnya. Setiap orang yang berpikir sistematis tentang

pertumbuhannya secara intelektual dan rohani sedang menghasilkan teori pendidikan.

Praktek pendidikan terdiri dari prakarsa dari orang yang benar itu untuk

menerapkan pengetahuan tersebut agar berkembang dan bertumbuh menuju ke

sasarannya untuk menjawab alasan mengapa ia hidup? Pertumbuhan seorang pribadi

secara Nawari dan rohani mencakup ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan tentang

kehidupan, ilmu pendidikan dan teori pendidikan.

Ada tiga keuntungan utama bagi para pemimpin kristen yang terlibat dalam

pelayanan pendidikan agama Kristen, pertama Froebel memelopori penggunaan

istilah-istilah yang memperkaya kemampuan orang untuk memikirkan dan

membicarakan pendidikan secara Terinci, trouble menggunakan istilah yaitu ilmu

pendidikan, ilmu teori pendidikan dan praktek pendidikan. Kedua pokok teologi atau

iman pribadi yang dianut oleh para pemikir yang sudah dipelajari tentu saja

mempengaruhi pandangan terhadap pendidikan Tetapi hanya Froebel yang dengan

sengaja menggambarkan gagasan pedagogis yang tersirat dalam pandangan

teologisnya. Ketiga Froebel yakin bahwa karena jati diri ilahinya maka Setiap orang
berhak dan wajib melibatkan diri dalam pemikiran yang berpotensi untuk

menghasilkan kehidupan yang paling bermutu.

Keyakinan teologis propel tentang kesatuan ilahi tampak ketika perhatiannya

berpaling pada agama sebagai vak mutlak dalam kurikulum sekolah. Agama adalah

usaha Insani untuk menyadarkan diri akan perasaan pada asalnya manusia bersatu

dengan Allah sebagai dasar atau pendorong untuk mengamalkan kesatuan itu dalam

semua keadaan dan hubungannya. Agama dianjurkan sebagai pengalaman dinamis

yang berproses pada perkembangan. pandangan agama sebagai proses dinamis itu

berasal dari pengalaman problem yang bekerja di laboratorium kristalogi Universitas

Berlin, pengalamannya dengan tanaman misalnya pohon atau bunga kemudian ia

menarik sebuah kesimpulan bahwa prinsip itu berlaku dalam sebuah hubungan

manusiawi termasuk dalam ikatan agama.

Pendidikan agama juga memperlancar perasaan dalam diri seseorang bahwa

manusia berasal dari Allah dari perasaan ketergantungan pada alam maka ruang

lingkup pendidikan agama diperluas sebagai mencakup pengajaran tertentu, misalnya

pendidikan agama mengajar seseorang tentang Allah, pekerjaan dan hubungannya

dengan manusia. Pengetahuan tentang Allah adalah sarana untuk mencapai sasaran

yang lebih bermakna yaitu untuk mengetahui pertanggungjawaban serta

pelaksanaannya dalam kehidupannya akan tetapi Pendidikan Agama dapat berhasil

Dikembangkan oleh pelajar. Jika ada seseorang yang tidak beragama itu adalah hal

yang mustahil terjadi, karena karena masalah tersebut timbul karena adanya orang tua

yang tidak memperhatikan anaknya mengenai agama atau dunia rohani. bila dunia

rohani itu tidak dipenuhi maka ada kemungkinan besar bahwa anak itu tidak akan

memenuhi alasan Abadi mengapa ia hidup yaitu memenuhi jati diri sebagai makhluk

ilahi yang mencari kesatuan dengan Allah.


III. Allah adalah kesatuan yang Tritunggal

Froebel menjelaskan tentang agama Kristen : pengertian dan keyakinan yang

jelas teguh dan yang selalu berakar dalam pandangan yang bebas dari ilusi apapun.

Agama adalah pengejawantahan dan penyingkapan Allah Yang Esa, kekal, hidup dan

yang hanya ada karena kemauannya saja. Menurut Froebel pola Tritunggal tampak

dalam jati diri Allah adalah contoh asli bagi setiap orang yang ingin memperoleh

pengetahuan yang sebenarnya tentang setiap benda atau objek di dunia termasuk juga

sesamanya manusia. Di dalam pola tersebut terdapat tiga unsur yaitu kesatuan(

Unity), antara bagian batiniah dan lahiriyah dari objek atau makhluk hidup tertentu,

kekhasan( individuality) yang membedakan benda atau makhluk itu dari sejenisnya

dan keanekaragaman yang semakin berbeda ( manifoldness in ever countiuing

diversity ) yang memperkaya seluruhnya. Froebel juga menulis bahwa segala sesuatu

harus mengejawantahkan dan menyingkapkan dirinya secara tritunggal, yaitu dalam

dan sebagai kesatuan, dalam dan sebagai kekhasan, dalam dan sebagai

keanekaragaman yang semakin berbeda. umpamanya kita mempelajari sebuah buku.

Awalnya Kita sadar akan kesatuannya yang tampak antara gagasannya yaitu bagian

yang batiniah dan gaya ucapannya yang lahiriah. Kita mencatat sifatnya yang khas,

dan yang ketiga buku itu menjadi sebagian dari keanekaragaman dunia buku yang

memperkaya seluruh bidang perbukuan. Jadi dengan ketiga unsur tersebut kita dapat

memahami dan menghargai apa itu perihal buku.

B. Pengertian Tentang Yesus

Bagi Froebel Yesus amat penting sebagai contoh sempurna tentang apa artinya

seseorang yang mengejawantahkan kesatuannya dengan yang Esa. Froebel menamakan Yesus
“Anak Allah”. Begitu pula dalam teologi Froebel tidak ada pembicaraan tentang Yesus

sebagai juru selamat. Setiap orang yang percaya kepada Yesus berarti ia ingin mengikuti

jejak Yesus khususnya dalam hubungannya yang intim dengan Allah, dan rasul juga

mengatakan bahwa tidak ada Golgota dan juga tidak ada kubur yang terbuka, alasannya ialah

manusia gagal dalam kehidupannya bukan karena tabiatnya yang berdosa melainkan karena

kekurangan pendidikan yang bermutu. Jadi percaya kepada Yesus berarti melibatkan orang

dalam pengalaman yang lebih luas daripada yang hanya berkaitan dengan penggunaan

kata-kata tertentu saja untuk mengakui bahwa keinginan hidup selaras dengan gaya hidup

Yesus mencabut sebagian dari arti menjadi percaya kepadanya.

C. Pengertian Teologis Tentang Manusia

I. Manusia adalah Pengejawantahan Roh Allah

Bagi Froebel setiap orang hendaknya dilihat dan diperlakukan sebagai

pengejawantahan dari Roh Allah dalam rupa seorang manusia. Manusia adalah

pengejawantahan dari Roh Allah namun ia bukan makhluk yang sudah jadi, melainkan

makhluk yang sedang dalam perkembangan kepribadian. Melalui swakaji ( self activity)

yang mengalami kembali intisari pengalaman umat manusia yang hidup sebelumnya.

Manusia memulai kehidupannya dari taman Eden, Ia menikmati ciptaan sekitar dan merasa

ia bagian dari seluruhnya lalu ia semakin sadar akan tanggung jawab moralnya sama seperti

perkembangan umat manusia ia melihat bahwa Allah memasukkannya bagi kemerdekaan

yang bertanggung jawab dan bukan untuk perbudakan dalam bentuk apapun.

II. Tabiat Manusia

Froebel menganggap bahwa ajaran yang begitu menghina Allah yang menyatakan diri

dalam manusia yang berpotensi bertindak baik ataupun berbuat salah : Manusia tidak

bertabiat jahat secara wajar, pembawaannya pun tidak bersifat dan berkecenderungan buruk,

jahat dan bersalah kecuali memang kita menganggap bahwa segala sesuatu yang memiliki
sifat, benda, jasmaniah, terbatas Ilhai, dan Fana secara otomatis harus jahat, buruk dan

bersalah. Walaupun banyak orang merasa bahwa Froebel belum berpikir cukup dalam

tentang tabiat manusia namun pembaca wajib mempertimbangkan alasan mengapa ia

menolak keberadaan dosa sebagaimana dijelaskan oleh para ahli teolog sezamannya.

Perhatiannya terhadap pendidikan tidak menghapuskan ke dangkalan pandangan teologisnya

tetapi dengan catatan pokok teologinya diletakkan dalam wawasan yang lebih lengkap.

III. Tugas Manusia

Froebel memahami manusia sebagai pengejawantahan dari Roh Allah sesuai dengan

pandangan mulia tentang manusia yang dilambangkan sebutan itu, Froebel melihat kesamaan

antara keterlibatan roh pada penciptaan dan roh manusia yang memperkuat orang menjadikan

sesuatu, membuat sesuatu, melaksanakan sesuatu. Pokok teologi inilah yang mendasari

pentingnya keterlibatan anak secara langsung dalam semua pengalaman belajar, khusus yang

mengutamakan nilai-nilai melaksanakan, membangun dan membuat. Dalam bimbingan

Froebel tidak mengizinkan anak membongkar benda yang mereka sudah buat untuk

memperoleh bahan untuk menghasilkan sesuatu yang lain, tetapi mereka diwajibkan berpikir

tentang bagaimana bentuk benda yang lama itu dapat diubah untuk menjadi sesuatu yang

baru, itulah yang diajarkan Froebel, bahwa membongkar adalah kegiatan yang gampang

sementara membangun menuntut pemikiran dan perencanaan yang lebih seksama. Froebel

juga berpikir bahwa bekerja adalah untuk mewujudkan hakikat keilahiannya ke dalam

bentuk-bentuk tertentu, bahwa dalam prosesnya ia memperoleh sandang dan pangan maka

sebaiknya hal itu dianggap sebagai tambahan yang tidak bermakna. Froebel menganggap

bahwa dunia pendidikan sebagai suatu pelayanan yang begitu mulia.


2. Dasar Ilmu Jiwa

A. Pendahuluan

Seorang psikolog merupakan orang yang pernah berefleksi atas pelaku dan gaya

berpikir, namun ia bukanlah seorang ahli ilmu jiwa. pada sudut ini ilmu jiwa belum ada

sebelum tahun 1879, tak kalah wilhelm (max) wundt dosen di Leipzig, mendirikan

laboratorium ilmu jiwa yang pertama. Froebel meninjau gaya bertindak dan berpikir orang

khususnya pada anak-anak tetapi kesimpulannya tidak dibenarkan oleh penelitian yang

dilaksanakan para pekerja modern di bidang pendidikan. dibandingkan dengan pemikiran lain

Froebel meninjau para pemikir sebelumnya maka penyelidikannya jauh lebih teratur.

Dalam hal ini menarik sekali untuk mencatat bagaimana pemikiran tentang tahap

perkembangan yang perlu dilalui oleh setiap orang yang menyerupai tugas perkembangannya

digambarkan havighurst dalam buku klasiknya yang berjudul Human Development and

Education. Di dalam buku tersebut dirumuskan tugas perkembangan itu timbul pada waktu

tertentu dalam kehidupan perseorangan, kalau ia melaksanakan tugas dan secara memuaskan

maka semakin berbahagia dan berhasil untuk tugas perkembangan yang menyusul dan

sebaliknya jika pekerjaan itu gagal dalam pelaksanaan tugas tertentu maka ia semakin tidak

berbahagia secara pribadi yang tidak menerima persetujuan dari masyarakat sehingga tugas

perkembangan yang menyusul semakin sulit baginya. Pada pokoknya Froebel

menggambarkan tiga pokok atau tiga tahap yaitu masa bayi masa kanak-kanak dan masa

tanggung.

Di samping itu Froebel juga menunjukkan sifat-sifat khas untuk golongan umur

tertentu tanpa mengatakan bahwa ada kemungkinan dalam hal-hal tertentu semua anak dari

golongan umur tertentu sama sifatnya, ia mengatakan bahwa tahap perkembangan harus

dilalui secara menguatkan oleh setiap orang sebelum ia memulai tahap perkembangan yang
menyusul. Marilah kita memeriksa kesimpulan tentang sifat keras yang berlaku untuk setiap

tahap perkembangan

B. tahap masa bayi: dari lahir hingga usia 3 tahun

Orang tua menyadari bahwa bayi yang baru lahir adalah seorang yang tak berdaya dan

mereka memiliki kemampuan untuk mengubah irama yang biasa dalam rumah mereka. Bayi

cenderung menjadi ahli dalam menggunakan peralatan yang tersedia padanya ia dapat

mengenal alam sebagai kenyataan yang berlutut seperti yang disebutkan dalam pendahuluan

bagian dasar pendidikan. Bayi juga dapat memiliki kekuatan jasmani seperti tangisan gerakan

tangan dan lengan serta melawan hal yang tidak ia senangi misalnya lapar basah sakit dingin

atau panas. Jika orang tua peduli terhadap anaknya maka ia mendahulukan keperluan yang

diperlukan bayinya sebelum bayi tersebut menangis, ketika keperluan si bayi tersebut

terpenuhi maka bayi tersebut menjadi diam. Pada perkembangan ini bayi dinamakan saugling

( yang menyusu atau menghisap) dengan alasan karena ia sibuk menghisap begitu banyak

kesan yang beraneka ragam dari dunia sekitarnya tanpa membeda-bedakan. Masa bayi ini

cenderung berakhir dan masa kanak-kanak dimulai ketika lengan dan kaki dikembangkan

sedemikian rupa sehingga bayi dapat berjalan sendiri, memprakarsai kegiatan tertentu dan

tidak hanya bereaksi saja. Menurut Froebel ketika bayi tersenyum ia telah mengambil

langkah besar dalam perkembangan karena dia baru saja menemukan dirinya. Senyum

berasal dari dalam perasaan baik sebagai perseorangan maupun sebagai perasaan dari

hubungan sosial dengan sang ibu. Masa bayi cenderung berakhir dan masa kanak-kanak

dimulai ketika lengan dan kaki dikembangkan sedemikian rupa sehingga bayi dapat berjalan

sendiri berlari dan lain-lain. Menurut Froebel bayi sedang mengejawantahkan kenyataan

batiniah atau keinginan ke dalamnya yang lahiriyah atau kegiatan.


C. Masa Kanak-kanak ( masa permulaan pendidikan) : usia 3-7 tahun

Sejak kelahirannya bayi terlibat dalam proses mengendalikan otot menjelang akhir

tahun kedua pertumbuhan jasmani sudah bertumbuh sedemikian kuat sehingga ia mampu

duduk berdiri berjalan dan makan sendiri, boleh dikatakan bahwa pada saat ia mampu

mengucapkan kata pertama ia sudah mengambil langkah raksasa yang memisahkannya dari

semua makhluk yang lain Froebel menamakan masa ini masa permulaan pendidikan yang

sebenarnya. Guru pertama adalah orang tua atau penggantinya. Ketika anak melafalkan bunyi

bahasa yang mendekati ucapan yang benar untuk benda tertentu maka seharusnya orang tua

juga membalas ucapan bayi tersebut dengan bahasa yang dimaksudkan anak tetapi secara

benar dan nyaring sambil menunjuk pada objek tersebut, tugas ini diulangi sampai si anak

benar-benar bisa dalam ucapannya dengan bunyi bahasa yang benar.

Froebel Juga melarang orang tua untuk meniru ucapan bayi meskipun sangat lucu.

Froebel adalah penduduk pertama yang dapat menggambarkan fungsi yang benar dan

bermain dalam pengalaman pendidikan: bermain adalah suatu tahap paling tinggi dalam

perkembangan anak-anak bahkan perkembangan umat manusia. Bermain adalah kegiatan

Insani yang paling murni dan rohani dan sekaligus pula kegiatan kas bagi kehidupan Insani

pada umumnya. Di samping perlunya anak bermain karena demikianlah mereka diciptakan

oleh Tuhan hendaklah orang tua juga menyediakan pakaian yang selaras dengan

kebutuhannya dalam bermain di sini problem menganjurkannya tapi hal itu masih

mewujudkan orang, pakaian yang dijahit baik untuk laki-laki maupun perempuan menerima

gaya pakaian yang dipakai oleh orang dewasa. Disini dapat ditanyakan bahwa bagaimana

anak perempuan dapat berlari melompat mengambil bagian dalam semua macam kegiatan

jasmani bila rok atau gaunnya panjang ? Bagaimana anak laki-laki dapat bermain dengan
bebas aktif jika pakaian yang ia pakai tidak memungkinkan banyak bergerak bebas? Menurut

Froebel membatasi kegiatan jasmani anak adalah sama halnya dengan mengikat nalarnya

karena nalar anak tersebut menjadi tidak bebas untuk menjelajahi lingkungannya. Bukan

hanya itu saja yang perlu diperhatikan contoh lainnya adalah bahan warna dan coraknya pun

hendaklah bersifat pedagogis dalam arti bahwa pakaian itu mengkomunikasikan nilai-nilai

tertentu. Intinya masa kanak-kanak ini berporos pada kebahagiaan hidup demi pentingnya

hidup sehingga perasaan dan minat yang batiniah dalam diri anak dijadikan sebagai yang

lahiriah atau kelihatan. Froebel juga menamakan masa anak tanggung ini sebagai masa untuk

belajar dan masa untuk menerima pendidikan.

D. Masa Anak-anak Tanggung ( masa untuk belajar) usia 7-10th

Menurut Froebel pendidikan berarti pengalaman belajar mengajar yang dilaksanakan

secara formal dan teratur entah itu dibawa bimbingan orang tua ataupun guru di dalam kelas,

maksudnya ialah untuk memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang lahiriah, Kas dan

khusus.

Siapakah anak yang perlu dididik itu? pertama Ia adalah seorang makhluk yang

mempelajari jati dirinya sebagai anggota keluarga. Anak yang mengenal dirinya sebagai

pribadi yang dikasih secara otomatis ia akan mendorong perkembangannya untuk ambil

bagian dalam kehidupan keluarga. Ketika anak tersebut sudah tertarik dalam kegiatan itu

maka sebagai orang tua harus bersedia untuk menyambut dengan baik setiap usaha yang

ditawarkan anak itu kepada kedua orang tuanya entah itu menolong dan lain sebagainya.

Janganlah orang tua menolak tawaran tersebut dengan menjawab ayah terlalu sibuk sekarang

atau pergilah, karena itu akan membuat hati sang anak tersinggung. Selain anak tersebut juga

rajin untuk menolong kedua orang tuanya sang anak juga ingin memperoleh semua
pengetahuan yang dimiliki sang ayah dengan upaya bertanya, demikian pula keadaan anak

perempuan yang rajin menolong ibu sambil bertanya terus.

Dalam diri anak juga terdapat minat untuk memeriksa dan menjelajahi banyak benda

dan pengalaman seperti permainan dan olahraga bersama dengan anak sebayanya, akan tetapi

hasratnya juga muncul pada kegiatan di bengkel kerja sang ayah di gunung dan ladang di

taman kepunyaannya dan di lapangan olahraga selain itu anak juga berminat untuk bermain

musik ia juga cenderung untuk menikmati irama dalam lagu, akan tetapi kehidupan anak

tidak terlalu bahagia setiap orang juga sudah bekerja dengan anak menyadari bahwa anaknya

memiliki sifat yang buruk seperti keras kepala rakus kerja mementingkan diri sendiri, malas

aku tidak tunduk dan yang memberontak terhadap hal-hal rohani. Sikap tersebut muncul

karena kesalahan dari orang tua itu sendiri. tidak jarang orang dewasa menghapuskan sifat

keingintahuan dalam diri anak dengan hasil menimbulkan perasaan bersalah Oleh karena itu

setiap orang dewasa wajib untuk membangun sifat baik yang sudah dicatat dan menjauhkan

diri dari semua tindakan yang memadamkan kebahagiaan hidup yang dirasakan sang anak.

C. ASAS-ASAS PENDIDIKAN

Ada berapa asas pendidikan sudah tersirat dalam bagian dasar di atas khususnya dasar

teologi. Sekarang kita akan membahas asas-asas pendidikan yg Froebel kembangkan

sebagai hasil reaksi atau keyakinan teologis yang menjadi darah daging kehidupannya adalah

peran pengalamannya sebagai guru sekolah dasar selama bertahun-tahun. Froebel

menganggap bahwa asas-asas itu bermakna untuk berbagai tahap pendidikan namun paling

terberat adalah pendidikan bagi anak di sekolah menengah pertama.

1. Pendidikan adalah Pengalaman Rohani

Pada hakikatnya pendidikan bersifat pengalaman rohani baik menurut proses maupun

tujuannya. Tujuannya adalah untuk membimbing orang lain tanpa menyesuaikan diri dengan
irama rohani yang tampak dalam alam pada umumnya dan dalam manusia pada khususnya

yaitu sama dengan mengharapkan air akan mengalir ke atas dan tidak ke bawah. Intinya

bersifat latihan dan bukan pendidikan karena bimbingan tersebut belum menjangkau manusia

yang sebenarnya

Froebel juga memeriksa dunia alam dengan seksama seperti sebuah kristal ia melihat

tanda tentang perubahan dan perkembangan. Kebenaran yang sama ditunjukkan oleh proses

mengetahui, manusia mampu untuk memperoleh gagasan yaitu sesuatu yang bukan benda

menurut arti yang biasa tentang benda jasmani tertentu serta manfaatnya. Sehingga bisa

dikatakan bahwa pengalaman pendidikan bersifat rohani. Pendidikan juga terdiri dari

pelayanan yang mengantar manusia untuk berpikir secara cerdas dan semakin sadar akan

dirinya. pendidikan yang dimaksudkan itu akan memperlengkapi manusia dengan semua

peralatan dan sarana yang ia perlukan untuk mencapai tujuan mulia tersebut.

2. Asas Perkembangan

Mengingat bahwa Froebel meninggal pada tahun 1852 dan buku Darwin berjudul The

Origin of Species atau asal mula jenis makhluk hidup baru diterbitkan pada tahun 1859 maka

kita tidak tahu apakah ia akan menyambut teori evolusi yang termuat di dalamnya atau tidak,

seperti yang diketahui Darwin melihat keanekaragaman dalam makhluk hidup sebagai hasil

refleksi alam yang terjadi selama ribuan bahkan jutaan tahun lamanya dan bukan sebagai

hasil penciptaan Allah pada titik waktu tertentu. Berbeda dengan teori evolusi Darwin,

Froebel juga menunjukkan pada perubahan dalam semua benda sebagai hasil kekuatan batin

yang mendorong tiap-tiap benda atau makhluk untuk mencapai kemungkinan rohani yang

terdapat di dalamnya, Froebel juga mengatakan bahwa terdapat satu hukum yang menentukan

bagaimana setiap makhluk akan berkembang dan menjadi sempurna dan yang tetap berlaku

secara mutlak di mana saja sebagai hubungan yang wajar antara ciptaan dan pencipta.
pemikiran Froebel ini sama dengan pemikiran orang lain di sekitarnya tetapi keunikan pada

sumbangan Froebel terletak pada kemampuannya untuk menerapkannya di bidang

pendidikan. Perkembangan juga termasuk dalam asas pendidikan, perkembangan juga

menunjuk pada proses menyatakan kekuatan dan keterampilan dalam rangka memanfaatkan

pengetahuan untuk memenuhi tabiat rohani. Ada 4 pola perkembangan yang tampak dalam

pendidikan yaitu :

a. Benih yang menghasilkan kedewasaan kelak, sudah ada dalam anak.

Pada asas ini perlu ada dalam diri seorang perkembangan anak. Pada zaman

Froebel merupakan yang serupa dipertahankan oleh mazhab ilmu hayat yang dipimpin

oleh oken. Menurut kelompok pemikir itu setiap bibit mengandung seluruh tanaman

dalam bentuk kecil termasuk akar tangkai dan daun.Iironisnya pandangan global lebih

dekat dengan hasil penelitian ilmu hayat modern daripada pandangan yang diucapkan

secara angkuh oleh kilpatrick.

b. Hubungan bagian keutuhan / glied gonzess

Hubungan ini sangat erat dengan hubungan benih yang menghasilkan

kedewasaan kelak tetapi titik beratnya berbeda dan oleh karena itu kita akan

membahasnya dalam seksi khusus. Bagian dari proses pertumbuhan mencakup cara

menghubungkan perorangan dengan kelompok dan tiap kelompok berhubungan

dengan satuan lebih luas lagi. Menganjurkan bagaimana pendidikan dapat turut

memasyarakatkan anak seperti mencatat garis lingkaran pada lantai ruang kelas,

berdoa bernyanyi dan mengambil bagian dalam permainan sederhana. Semuanya itu

dimaksudkan untuk mempertinggi perasaan kebersamaan dalam setiap anak. Untuk

mengembangkan hubungan timbal balik yang sehat antara perseorangan dan keutuhan

adalah salah satu asas yang perlu menyoroti praktek pendidikan.


c. Yang batin itu didorong menjadi lahir

Gagasan Ini diucapkan oleh Froebel. Boleh dikatakan bahwa Froebel

menjelaskannya dengan jenis binatang rendah seperti batu karang yang tidak

berpindah tempat, kerangkanya menutupi bagian tubuhnya yang besar. Dalam

simbolisme trouble sebagian dari tubuh lahiriah sudah menjadi ke dunia yang

batinnya menjadi lahiriyah, contoh lainnya dalam pendidikan manusia, melalui

pendidikan, bakat yang batin ya diantara menjadi kelihatan antara lain melalui

kegiatan kecerdasan, terampil dan yang bersifat seni.

d. Asas perlawanan

Pada intinya asas ini berarti bahwa alam berkutub, keadaan tertentu seimbang dengan

kebalikannya, antara kedua kutub ini terdapat perlawanan tetapi perlawanannya bersifat

dinamis dan tidak statis. pada permukaan, keadaan berkutuk menyerupai pemikiran dialektis

Hegel dengan pola yang mencakup hubungan tesis antitesis sintesis, seperti yang tampak

dalam surat yang Froebel kirimkan kepada krause “ Saya melihat proses perkembangan itu

berjalan dari penguraian ke sintesis. Proses ini tampak dalam pikiran murni begitu pula dalam

segala sesuatu yang hidup.

Froebel memprotes bahwa ia menemukan hukum berlawanan itu sebagai hasil refleksi

atas pengalamannya dengan alam, contohnya ia menyebut hubungan berlawanan antara

sebuah kubus dan sebuah bola dalam arti kubus mencontoh keadaan yang tidak bergerak

padahal bola itu mencontoh keadaan yang bergerak. Pada sisi kubus mewakili permukaan

datar sedangkan bola mengejawantahkan permukaan benda. Titik temu antara keduanya

terdapat dalam bentuk silinder yang mempunyai satu permukaan benda yang

memungkinkannya berputar dan dua permukaan datar berarti ia dapat ditegakkan, contoh
lainnya mengenai pengalaman pendidikan yaitu nalar yang berlawanan dengan alam tetapi

kemudian kedua keduanya dipersatukan melalui bahasa dengan berpikir seorang pelajar

dipimpin untuk memperoleh pengetahuan dan pengertian yang dalam. Arti reaksi berlaku

dalam pertumbuhan iman yang lebih matang dalam diri anak.

3. Penyampaian Arti Melalui Bhs. Lambang ( simbol )

Froebel meninjau Bagaimana anak memanfaatkan benda tertentu untuk

melambangkan benda yang lain, binatang ataupun orang, misalnya salah satu batang pohon

dapat melambangkan seekor kuda, suatu gerbong kereta api atau batang yang sama dianggap

bedil tak kalah anak membayangkan diri sebagai seorang serdadu, tetapi tidak banyak

pendidik yang memanfaatkan atau menggunakan teori dan praktek yang dibuat oleh frobel.

Froebel juga melaporkan beberapa anak laki-laki sedang sibuk di tempat

masing-masing, yang satu membangun gedung rumah dari kertas karton dan yang lain

membuat pemandangan alam dari tanah liat ada juga yang membuat bangunan gedung gereja

dari potongan kayu dan lain-lain. pada umumnya mereka merasa puas tapi sudah memeriksa

buatan rekannya, mereka ingin membuat Jalan yang menghubungkan buatan satu dengan

yang lain menjadi ikannya suatu desa. Menurut Froebel anak-anak melihat buatannya

sebagai lambang desa, tempat tinggal mereka. Simbol desa itu tampak karena simbolisasi

adalah gaya berpikir wajar bagi anak-anak dan tidak hanya untuk anak-anak, kemampuan

untuk membuat simbol adalah kegiatan yang amat kan bagi semua makhluk manusia. hampir

semua alat yang digunakan oleh Froebel berporos pada simbol karena ia yakin bahwa dalam

nalar anak telah ada permulaan gagasan tentang hal tertentu walaupun mereka belum

menyadarinya. Sebagian besar pendidikan terdiri dari pimpinan yang akan menolong anak
memilih simbol yang paling sesuai dengan perasaan atau gagasan yang hanya dapat

disampaikan melalui simbol tertentu.

Bila Froebel berhenti pada titik ini saja maka gagasannya akan disambut dengan baik

tetapi di sini ia memperluas kesimpulannya sehingga menjadi tidak masuk akal misalnya, ia

menulis bahwa angka tertentu tidak dipilih secara arbitrer malahan setiap angka yang

kelihatan dalam alam umpamanya 5 daun pada tangkai tanaman tertentu. Pembahasan

Froebel tentang tata bahasa lebih memalukan lagi karena berakar dalam khayalan dan bukan

bukti yang meyakinkan umpamanya ia amat serius ketika ia menulis kalimat” semua hukum

dunia batiniyah dan lahiriyah baik secara bersama maupun sendiri harus dinyatakan dalam

bahasa harus terdapat dalam bahasa itu sendiri”.

4. Belajar dengan berbuat

Pendekatan Froebel sesuai dengan asas yang serupa yang dianjurkan oleh Comenius

tetapi Froebel memperluas gagasan itu untuk mencakup semua pengalaman belajar di

samping verb menulis membaca berpidato menyanyi dan berhitung. Dalam teori dan praktek

Global dapat 4 bentuk utama tentang swakaji yakni bermain, bernyanyi, menggambar dan

memelihara tanaman serta anak binatang.

a. Bermain

Bermain mencakup baik kegiatan mandiri maupun yang dipimpin oleh orang tua

ataupun guru. Froebel menggunakan bermain secara mandiri selain itu dia juga menggunakan

unsur tugas yang disediakan akan lebih mencolok daripada unsur belajar sehingga hasil

pengalaman belajar menjadi beban yang harus ditanggung dan bukan kegiatan yang

menyenangkan hati anak Itulah sebabnya dalam teori dan praktek pendidikan yang

diutamakan Froebel adalah mengenai pengalaman belajar tentang bersifat bermain entah anak

tersebut terlibat dalam kegiatan jasmani, intelektual, pengalaman belajar yang bersangkutan
dijadikan permainan, yakni suatu pengalaman yang ia nikmati. Froebel juga menerapkan

pemberian (gaben gifts). Menurutnya pemberian tersebut melambangkan hakikat dan proses

alamiah yang bersifat Ilahi atau rohani. Jadi melalui penggunaan pemberian itu anak akan

memahami rupa dan karya yang tampak di dalam alam di samping mengenal dirinya sebagai

kesatuan di bawah kesatuan Ilahi. Pemberian tersebut terdiri dari 10 kotak pemberian seperti

lidi, tali, manik-manik, kertas, tanah liat dan lilin. Tujuan pemberian tersebut untuk

kemampuan melihat persepsi akan dikembangkan lebih seksama. Froebel merencanakan

bahan swakaji atau kerajinan tangan sebagai penerapan pengetahuan dan pengertian yang

anak peroleh dari pengalamannya dengan pemberian-pemberian tadi meskipun bahannya

berbeda. Pengalaman belajar tersebut memberikan kecenderungan bagi anak untuk melihat

persamaan dan perbedaan antara berbagai benda untuk melihat hubungan antara bagian dan

keutuhan. dalam pemikiran Froebel pengalaman bermain melibatkan pelajaran gerak badan

seperti ketika anak bermain badannya bergerak bebas ia melambaikan tangan melompat

menari berjalan pelan-pelan dan sebagainya semuanya berkaitan langsung dengan perasaan

anak. untuk anak tanggung permainan ini berubah menjadi olahraga seperti permainan bola

bergulat bertinju berlari dan permainan berburu serta peperangan, melalui semuanya itu

diperoleh keuntungan baik bagi anak yaitu baiknya tentang jasmani maupun intelektual dan

moral.

b. Bernyanyi

Dalam sebuah permainan juga mencakup pengalaman bernyanyi, khususnya untuk

anak-anak pada masa bayi dan taman kanak-kanak, menyanyi adalah cara pokok untuk

belajar. Banyak sekali nyanyian yang dapat dinyanyikan seperti nyanyian rohani sederhana.

Froebel berpendapat bahwa bernyanyi itu tidak hanya dibatasi dengan menyanyikan lagu

tertentu. Dalam kegiatan menyanyi itu juga termasuk semua macam kegiatan dan ucapan

yang berirama, seperti permainan dan ucapan yang dibuat sang ibu sendiri, senandung,
membuat gerakan irama seperti membunyikan sendok atau sepotong kayu dan menghafalkan

syair.

c. Menggambar

Kecenderungan menggambar tampak dalam diri anak yang baru mampu memegang

pensil. Mula-mula si anak akan membuat garis pada kertas putih, ia heran tetapi senang

dengan hasilnya dan asik untuk membuatnya lagi, akibatnya dari garis yang tidak lurus tadi

menjadi lurus akibat terlatih Untuk terus belajar. Hasil dari menggambar dan membicarakan

gambar itu anak memperbaiki kemampuannya untuk menggambar dan menjelaskan.

d. Memelihara tanaman atau binatang kecil dan atau beranjang sana

Setiap anak memiliki kesempatan untuk memelihara bunga atau tanaman lain yang

dapat dipelihara atau disayangi. Ketika anak bermain dengan kucing atau anjing si anak

tersebut menunjukkan kasihnya untuk makhluk lain sementara itu anak anjing atau anak

kucing itu menjilat tangan atau pipinya sebagai simbol dari perhatian anak binatang itu.

Froebel melihat kesempatan ini merupakan dampak positif untuk si anak untuk jangka

panjang yakni ketika sudah dewasa. Ketika Froebel tinggal di rumah Pamannya, ia

menikmati kesempatannya untuk menjelajahi padang rumput, hutan, dan ladang di

sekitarnya. Belajar tentang alam di bawah pimpinan akan mempertinggi penghargaan

terhadap alam dan sekaligus mengatur menjaga supaya anak tidak bertindak kejam terhadap

makhluk hidup di sekitarnya, tetapi yang perlu dipelajari ialah bahwa belajar langsung dari

alam akan menolong anak untuk menerima dirinya sebagai gambar dan karya Allah.

E. Kesinambungan

Froebel lebih tekun dalam usahanya untuk mengutamakan dimensi kesinambungan

yang perlu diperhatikan, anak yang masuk TK adalah anak yang sedang bertumbuh dari tahap

bayi sampai siap untuk dipisahkan dari ibunya selama jangka waktu yang lebih panjang.
Disana guru juga wajib membangun pengalaman belajar berdasarkan asas kesinambungan ini

supaya pertumbuhan anak tetap mengalir seperti air di sungai.

D. PRAKTEK PENDIDIKAN

Dalam Pembahasan dasar teologi dan psikologis pendidikan menurut Froebel juga

tersirat berbagai unsur yang harus diperhatikan dalam bidang pendidikan. Pertama kita akan

membahas tujuan umum pendidikan, kurikulumnya dibagi menjadi 3 yaitu kurikulum dipakai

oleh ibu, kurikulum untuk taman kanak-kanak dan kurikulum untuk sekolah dasar serta

beberapa pikiran tentang metodologi, peranan guru dan hubungan sekolah serta keluarga.

I. Tujuan Umum

Tujuan pendidikan agama Kristen berdasarkan pikiran Froebel:

1. Pendidikan adalah pencapaian kehidupan yang setia, tidak bersalah dan karena itu

suci…. tujuan yang paling Luhur bagi manusia adalah menjadi seorang yang

bijaksana. Dalam tujuan ini Froebel menggabungkan dua alasan mengapa guru

mengajar yaitu hendaknya anak didik’’ takut akan Tuhan’’ bertindak setia kepada

sesamanya dan kepada Allah, menjadi orang yang takut akan Tuhan adalah sama

dengan menjadi orang yang bijaksana dan itulah tujuan pendidikan dan kehidupan itu

sendiri.

2. Pendidikan hendaknya mengantar serta membimbing orang untuk mengetahui dirinya

sejelas mungkin, untuk mengalami pendamaian dengan alam dan kesatuan dengan

Allah, dalam pengertian bahwa pendidikan hendaknya menolong orang untuk

memperoleh pengetahuan tentang dirinya dan umat manusia tentang alam dan Allah

serta mengamalkan kehidupan yang tidak bersalah dan suci.

3. Tujuan utama pengajaran dan usaha persekolahan adalah untuk menegaskan kemauan

anak, mengembangkan dalam lingkungan sosial yang suci supaya ia menjadi kuat,

suci dan tidak bimbang. Kemauan itu adalah kegiatan nalar yang senantiasa bertitik
tolak dan titik tertentu ke arah tertentu, ke tujuan tertentu sesuai dengan tabiat

manusia yang hakiki, dalam ketiga tujuan tersebut terdapat beberapa keprihatinan

yang perlu menjadi patokan bagi seorang guru. Pertama Froebel bertitik tolak dari

dalil bahwa anak adalah kesatuan yang terdiri atas tabiat yang rohani, nalar,

emosional, alamiah yang cenderung memiliki sebuah swakaji.

Pendidikan agama menurut Froebel adalah untuk mengembangkan suasana dan pengalaman

belajar yang berporos pada kasih, pengetahuan, pengertian dan keterampilan yang diperoleh

melalui bimbingan dari guru dan swakaji anak untuk menolongnya mengamalkan kelakuan

yang sesuai dengan jati dirinya sebagai anak Allah yang bersatu dengan alam, sesama

manusia dan Allah di dalam proses belajar ini anak akan belajar mengenai berdoa, menyanyi

lagu rohani dan cerita Alkitab sebagai pengalaman yang wajib bagi anak didik.

2. Kurikulum

Kurikulumnya terdiri atas 4 golongan usia yakni anak prasekolah, taman

kanak-kanak, anak kecil dan anak tanggung.

a. Prasekolah

Di sini Froebel hanya membahas 4 pelajaran dari bukunya yang berbahasa Inggris

berjudul Mottoes and Commentariaes of Froebel’s Mother Play. Masing-masing bab

terdiri dari selembar lukisan dari ukiran kayu, sajak pendek dan penafsiran atas

peristiwa yang tampak dalam lukisan tersebut. dalam lukisan kelihatan dua atau tiga

orang kakak dan seorang adik prasekolah ataupun seorang anak prasekolah saja yang

terlibat dalam kegiatan sesuai dengan asas swakaji.

1. Sajak yang berjudul si anak laki-laki dan bulan purnama mencerminkan rasa

terpesona yang dialami anak ketika melihat bulan purnama. Froebel

menganjurkan supaya sang ibu atau orang dewasa memanfaatkan pengalaman

anak tersebut dalam peristiwa alamiah yang mempesona seperti bulan, untuk
menunjukkan perhatian anak kepada Allah, sang pencipta segala sesuatu

termasuk bulan dan anak itu sendiri.

2. Bab yang berjudul kerugian dijelaskan bahwa buku tersebut menolong kaum

ibu untuk mendidik anak tentang berbagai macam kerugian yang dialami

sebagai akibat dari ketidak waspadaan dari pihak anak. “ Buku Itu

menjelaskan bahwa seorang ibu menasehati anaknya bahwa kalau kita ingin

mempunyai barang kita harus waspada dan jangan tergoda oleh sesuatu yang

lain, seperti yang sudah diceritakan bahwa seorang adik lalai atas rotinya

karena ya hanya memikirkan tentang air burung hilang karena kakak tidak

waspada. Sehingga kakak itu mencari burung tersebut di pohon tetapi tidak

ada ketika dilihat bahwa burung tersebut ada di bawah ia segera

mendapatkannya tetapi di situ ada buah rambus yang menarik perhatiannya

sehingga ia memakan buahnya dan alhasil burung tersebut bisa lolos”.

3. Pelajaran yang ketiga berjudul si kecil sebagai tukang kebun, di sini

dijelaskan bahwa kaum ibu harus memberi petunjuk untuk melipat jari tangan

kiri membentuk pucuk bunga bakung sedangkan jari tangan kanan menyerupai

kaleng penyiram tanaman. Froebel menghancurkan kaum Ibu mendidik anak

dengan meniru kegiatan itu seperti seorang perempuan yang di latar depan

yang sibuk menyiram tanaman sedangkan dilatarbelakangi seorang anak

laki-laki sedang memberikan sesuatu kepada siswa yang tidak ia kenal. Dalam

kegiatan tersebut memberikan pelajaran yaitu mengenai keterlibatan anak

dalam pengalaman memelihara kebun dan memberi seseorang.

4. Beribadah di gereja, buku tersebut menjelaskan bagaimana anak merasakan

kesatuan hidup, walaupun secara tidak sadar. Seperti ia mengikuti ibadah di


gereja ketika ia menyanyikan sebuah lagu yang merasakan nada dari perasaan

itu dan saya tidak sadar memasukkannya ke dalam perasaannya sendiri.

B. masa kanak-kanak atau taman kanak-kanak

Kurikulum yang pertama adalah mengenai berbagai peristiwa dan pekerjaan

sehari-hari yang terjadi dalam keluarga. seperti ibu yang memasak, ayah yang mencabut

rumput liar di kebun dapat mengajarkan kepada anak tentang perbedaan rupa daun, antara

daun yang sudah tua dengan tunas dan antara tanaman sayuran dan rumput liar. bagi anak

kecil, Froebel merencanakan kurikulum yang paling teratur yaitu pemberian dan

keterampilan ( kerajinan tangan), permainan yang berporos pada nyanyian yang diiringi

dengan gerak badan sesuai dengan syair dari lagunya.

I. Pemberian

Dalam pembelajaran ini guru memberikan pemberian pertama yang terdiri atas

sebuah kotak yang berisi dengan 6 bola wol yang masing-masing berwarna

merah,kuning,biru,jingga,hijau dan ungu 6 helai benang yang panjangnya masing-masing

berbeda 6 jarum sepotong kayu pendek dua potongan kayu tipis dan pendek. Dengan semua

peralatan itu guru mengajarkan warna dasar lalu menyuruh anak murid untuk memilih dan

mengidentifikasi setiap warna lalu guru mengajarkan nama setiap benda lain yang di kotak

itu.

Dalam pemberian yang kedua guru memberikan semua benda yang sama kecuali

benda yang berada dalam kotak terbuat dari kayu bukan wol, dan bentuknya juga silinder

pendek, kubus dan bola. Di bawah bimbingan guru anak belajar tentang sifat khas dari setiap

benda dan cara memanfaatkannya.

Pemberian ketiga anak belajar tentang hubungan antara bagian dan keseluruhan

dengan memberi anak 8 kotak kubus yang sama besarnya diharapkan anak-anak akan bisa

membentuk kubus itu sebagai satu kesatuan, lalu anak diajak untuk menghitung kubus itu,dan
diselaraskan dengan angka yang ada di kubus itu dengan begitu diharapkan anak tidak akan

menghafalkan angka secara buta.

Pemberian keempat Masih terdiri dari balok namun susunannya berbeda bukan 8

kubus yang sama besarnya lagi melainkan 4 balok persegi panjang dua kubus yang sama

besar dan 4 balok persegi empat, dua diantara balok ini sama besarnya dengan salah satu

kubus itu, dengan semua pemberian itu diharapkan anak-anak belajar walaupun balok itu

tidak sama besar namun bila setiap balok disusun kembali dengan baik bagian-bagian itu

akan menghasilkan satu kesatuan lagi yaitu menjadi kubus yang semula ada dalam kotak.

Pemberian kelima dalam pemberian ini pembelajaran tentang hubungan akan semakin

sulit, memang bentuk kubus masih ada namun kali ini lebih majemuk karena terdiri atas

kubus yang dipotong 2 agar membentuk segitiga dan kubus lain yang dipotong 4 untuk

membentuk empat segitiga, dalam hal ini diharapkan anak-anak mampu menyusun semua

segitiga menjadi utuh kembali sebagai satu kesatuan yang membentuk sebuah kubus.

Pemberian keenam menuntut pemahaman dan keterampilan baru anak tetap sama

anak-anak akan diberi kotak berbentuk kubus tapi bagian kakinya tidak lagi kubus atau

bagian yang dapat dijadikan kubus namun berbentuk balok kubus dan empat persegi panjang

yang berbeda ukurannya, dan pembelian lain froebel memperkenalkan anak dengan kotak

datar yang terdiri atas mosaic kayu yakni balok persegi empat dan berbagai macam balok

segitiga khususnya segitiga siku-siku segitiga sama kaki atau setengah bujur sangkar dan

segitiga sama sisi dan segitiga tumpul.

Penjelasan tentang 6 pemberian tersebut menunjukkan jenis pengalaman belajar yang

direncanakan oleh froebel bagi-bagi masa anak-anak Dan semuanya itu dilakukan untuk

menolong anak belajar berdasarkan swakajinya, penggunaan peralatan di samping bimbingan

lisan. dan proses pembelajaran tidak bergantung lagi hanya pada pengalaman lisan saja.

II. Kerajinan tangan atau occupation beschaftigung smittel


Kerajinan tangan adalah kesempatan belajar kedua yang dipersiapkan oleh froebel,

seperti yang kita sebutkan di atas pengalaman belajar yang digolongkan kerajinan tangan itu

berproses pada penggunaan bahan yang dapat digunting dilipat dicat singkatnya bahan yang

tidak tersusun kembali melainkan bahan yang diubah sesuai dengan bimbingan guru dan

sesuka hati anak.

III. Nyanyian yang diiringi dengan gerak badan

Asas ini memakai kapur tulis untuk menggambar lingkaran pada lantai, anak-anak

anak-anak dilatih untuk berdiri pada garis itu dan terkadang masing-masing anak memegang

tangan anak yang ada di sebelah kiri atau kanannya sambil menyanyi bersama. Dengan

bermain seperti ini anak-anak belajar memperoleh sikap sosial yang selaras dan juga bekerja

sama dalam kelompok.

IV. pemeliharaan tanaman atau binatang kecil dan panjang sana

Dalam asas ini anak-anak dapat menanam bibit, menyiraminya, meninjau penampilan

Tunas dan bagaimana daun pertama tampak dan bertumpuk. Anak-anak juga bernyanyi dan

memilih lagu yang berisi mengenai ucapan syukur pada tuhan atas tanaman. Melalui

kurikulum ini anak dididik untuk melihat berbagai macam bentuk, memanfaatkan bahan

untuk membangun sesuatu yang lain untuk bekerja dan belajar dalam kelompok.

C. masa anak tanggung( SD)

Terdiri atas empat golongan pelajaran utama yaitu agama. IPA dan matematika,

bahasa dan seni karya.

I. Agama

Terdapat empat pengalaman yang tergolong dalam vak pendidikan agama yaitu

nyanyian rohani dan doa perbendaharaan gereja, peristiwa-peristiwa dalam kehidupan


Yesus, tabiat Allah yang diet jawantahkan ke dalam segala ciptaannya dan bimbingan

yang menolong anak didik menang atas kesulitan yang dialami.

II. IPA dan matematika

Froebel mengutamakan bagaimana Allah menyatakan kesatuan Ilahi di dalamnya.

subjeknya bukanlah gambaran atau penjelasan yang termuat dalam buku melainkan

seperti batu, daun, bunga, serangga, binatang tertentu yang diperiksa secara langsung

mentah di ruang kelas atau ketika berjalan di padang rumput, hutan, taman, atau tepi

danau. Menurut Froebel matematika adalah pikiran yang kelihatan, suatu

pengejawantahan dari ketaatan pada hukum alam bahkan suatu kesaksian pada

kehidupan itu sendiri.

III. Bahasa

Froebel mengajarkan bahasa dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. Dengan dalil

ini berarti anak dididik tidak disuruh menghafalkan asas-asas tata bahasa sebagai

tugas belajar yang tersendiri, tetapi mempelajari bagaimana ucapan lisan, cerita,

syair dan sebagainya.

IV. Seni dan Karya seni

Ada tiga tujuan melalui mata pelajaran seni :

1. Anak akan dilibatkan dalam pengalaman menggambar, mengecat, menyanyi

dan memakai bahan seperti tanah liat agar seorang anak menjadi seniman.

2. Pengalaman menggambar atau membuat sesuatu dari tanah liat contohnya

timbul perasaan senang atau gembira dalam diri anak tersebut.

3. Anak tidak hanya membuat sesuatu tapi mereka juga diperkenalkan pada

karya seni yang bermutu agar mereka belajar memahami dan menghargai

bidang seni.
3. Metodologi

Froebel menggunakan metode yang memungkinkan untuk dipakai mengembangkan

seseorang sesuai dengan tabiatnya, yaitu:

a. Berdoa

b. Percakapan

c. Menghafalkan

d. mengucapkan jawaban secara bersama

e. Bermain

f. Swakaji

g. meninjau dan memeriksa

h. Pelaporan

i. Bertanya

j. mengajar berdasarkan pola-pola

k. Bercerita

l. latihan dan ulangan

4. Peranan Guru

Peranan guru dapat mengantarkan anak supaya dapat berkembang dengan seimbang ia

dapat mengembangkan bakat yang sudah ada dalam dirinya. Dengan tindakan tersebut anak

tidak meremehkan tugas guru tetapi mengedepankan tugas tersebut.

Seorang guru juga harus mengetahui kapan ia perlu mempersiapkan pengalaman

belajar yang berkaitan dengan sifat keingintahuan anak tersebut. Pengalaman belajar yang

dipersiapkan itu juga harus menolong anak berkembang secara berimbang baik jasmani,

nalar, dan rohani. Guru juga harus mempersiapkan pengalaman belajar selengkap mungkin

dan sekaligus rela mengubah rencana itu demi pengalaman belajar yang lebih mendalam.

tugas mengajar juga tidak harus guru melainkan juga dapat diperoleh dari keluarganya.
5. peranan keluarga

Di sini Froebel kembali mengangkat peranan ayah yang sama pentingnya dengan

pernan Ibu dalam proses perkembangan dan pendidikan anak. Keluarga mesti diproduksi

menjadi wadah yang bisa mengembangkan semua probabilitas yang tersirat dalam tabiat anak

sebagai mahluk yang diproduksi segambar dengan Allah.

Froebel melihat orang tua/keluarga sebagai kunci utama memperbaharui pendidikan

sehingga ia menyusun buku pegangan khusus untuk kaum ibu.

III. PENUTUP

KESIMPULAN

Masa kanak-kanak Froebel sangat memprihatinkan, ia ditinggal ibunya meninggal

ketika ia berumur 9 tahun. Ayahnya menikah lagi dan memiliki seorang anak alhasil Froebel

tidak diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Sewaktu Froebel berumur 10 tahun Paman dari

pihak ibunya menyelamatkan kehidupan Froebel yang kurang perhatian dan kurang kasih

sayang dari kedua orang tuanya. Pamannya meminta izin kepada ayah Froebel untuk

mengangkat Froebel menjadi anaknya. Di rumah pamannya Ia banyak belajar suatu hal.

Ketika Froebel sudah besar ia bersekolah di Universitas Jena tetapi ada suatu kendala saat ia

bersekolah yaitu masalah keuangan yang memburuk. Meskipun ia sudah tidak bersekolah lagi

ia memanfaatkan waktunya untuk belajar mandiri dengan membaca buku-buku yang bermutu

tinggi.

Sewaktu pamannya meninggal ia mendapatkan warisan sehingga ia bertekad untuk

bersekolah lagi tapi di jurusan lainnya. Tetapi disisi lain Ia mempunyai minat untuk mengajar,

minatnya muncul ketika dimulai di Framework dan dipertinggi dibawah pengalaman dengan

pestalozzi di Yverdun. Pertumbuhan intelektualnya diperlancar melalui pengalaman di


Universitas Berlin tetapi pengacaranya terputus oleh perang dengan Perancis proble waktu itu

masuk tentara Prusia.

Tanggal 16 November 1816 Froebel membuka sekolah di grieshem tempat tinggal

iparnya janda christoph. 12 tahun kemudian ia membuka Taman kanak-kanak karena ia yakin

yakin bahwa mesti ada kesempatan bagi anak untuk berkembang dalam suasana aman dan

bahagia sebelum masuk ke sekolah dasar dan lebih penting lagi dengan pendirian taman

kanak-kanak, jutaan anak yang hidup di pelosok dunia diperkaya karena diberi kesempatan

untuk dapat bertumbuh terbuka melalui taman kanak-kanak. Froebel menyumbangkan

pandangan pendidikan sebagai ilmu. pertama ia merumuskan arti 3 istilah yang perlu masuk

ke dalam perbendaharaan kata para pendidik: ilmu pendidikan, teori pendidikan dan praktek

pendidikan. Tujuan, kurikulum, Metodologi, peranan guru segalanya ditentukan oleh pikiran

dasar yang ia pertahankan.

Dasar pendidikan yang kedua adalah ilmu jiwa atau lebih tepat tinjauan terhadap gaya

bertindak anak. hakikat tinjau ini dapat diringkaskan dalam dua dalil pokok : pertama anak

berhak diperlakukan sebagai anak dan bukan sebagai orang dewasa, yang kedua orang tua

atau guru wajib memberi bimbingan kepada anak untuk menolongnya mencapai prestasi

sesuai dengan setiap tahap perkembangannya.

Froebel juga bisa dikatakan sebagai seorang rasul dalam kehidupan pendidikan

anak-anak. Banyak hal pemikiran serta cara, metode pendidikan yang digunakan oleh trouble

untuk anak-anak prasekolah. Kurikulumnya dulu masih dipakai sampai saat ini misalnya

mengenai urutan pemakaian kotak pemberian atau gifts, bernyanyi dengan menggerakkan

anggota tubuhnya, kerajinan tangan dan lain-lain. Karena dengan kurikulum tersebut

anak-anak dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginannya tanpa didorong

oleh kemauan orang dewasa.


DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Perkembangan pikiran Dan Praktek pendidikan agama Kristen: Dari Yohanes Amos

Comenius Hingga Berkembangan pak di Indonesia (no date) Google Buku. Google. Available

at:https://www.google.co.id/books/edition/Sejarah_perkembangan_pikiran_dan_praktek/UFh

wh1ovLYkC?hl=id (Accessed: April 26, 2023).

Anda mungkin juga menyukai