A FROUBEL ( Pendiri TK )
Disusun Oleh :
DOSEN PENGAMPU :
Puji Tuhan kepada Bapa yang ada di surga, Putera dan Roh Kudus karena telah
memberikan keberkahan kepada saya. Karena keberkahan-Nya yang luar biasa, maka penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan waktu yang ditentukan.
Penulis sangat menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Hal ini pasti menjadi suatu pembelajaran bagi penulis supaya lebih baik lagi. Penulis
Demikian kata pengantar yang bisa penulis sampaikan. Penulis juga berharap sekalian
selalu diberikan kedamaian hati dan cinta kasih Tuhan Yesus, Dalam lindungan Yesus penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebelum sekolah dasar (SD) yang memberikan pembinaan kepada anak yang baru lahir
sampai anak usia 6 tahun. Melalui lembaga ini memberikan dorongan pendidikan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan jasmani dan rohani secara maksimal agar anak siap
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual) dan sosial emosional (sikap dan
tertuang dalam UUPA (Undang Undang Pendidikan Anak), yaitu anak mempunyai hak untuk
tumbuh, berkembang, bermain, beristirahat, berekreasi dan belajar dalam suatu pendidikan.
Jadi belajar adalah hak, bukan suatu kewajiban. Karena belajar adalah hak, maka belajar
harus menyenangkan, kondusif, dan menjadikan anak termotivasi, antusias serta selalu
Bermain merupakan suatu kegiatan belajar pada anak. Dengan bermain anak
mengalami proses pembelajaran melalui berbagai hal, karena dengan bermain dapat melatih
aspek-aspek perkembangan pada anak, misalnya aspek bahasa, kognitif, fisik motorik, sosial
Salah satu kurikulum TK yang masih digunakan sampai saat ini yaitu kurikulum yang
dibuat oleh Friederich Wilhem August Froebel atau Froebel; 21 April 1782 - 21 Juni 1852,
beliau merupakan tokoh pendidikan yang karya dan pemikirannya masih dijadikan acuan
bagi dunia pendidikan modern. Dalam kurikulum Frobel terdiri dari pemberian (gifts) dan
keterampilan (kerajinan tangan), permainan yang mengacu pada nyanyian dengan gerak
badan, pemeliharaan tanaman dan anjangsana. Walaupun berlainan persis tapi cara berfikir
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik beberapa pokok permasalahan untuk
dianalisis dan dikaji di dalam makalah Friederich Wilhem August Froebel. Pokok
permasalahannya adalah :
a. Riwayat Hidup
b. Dasar Pendidikan
d. Praktek Pendidikan
II. PEMBAHASAN
A. Riwayat Hidup
Friederich Wilhem August Froebel atau Froebel; 21 April 1782 - 21 Juni 1852 adalah
anak bungsu dari 5 laki-laki bersaudara. Ibunya meninggal ketika Froebel berumur 9 bulan.
Ayahnya adalah seorang pendeta yang tinggal di desa oberweis bach yang letaknya di hutan
Thuringia, jerman. Ia melayani 5000 penghuni dari 6 Desa di negeri kecil yang bernama
melalaikan kebutuhan Frederick muda yang kehilangan ibu itu. Masa kanak-kanak Frederick
dipersulit sesudah ayahnya menikah lagi, khususnya sesudah ibu tirinya melahirkan bayi.
Froebel menjuluki ibu tirinya sebagai “ibu tiri klasik’’, sebagaimana tokoh itu diperlihatkan
dalam cerita dongeng Jerman. Menurut Frederick muda, ibu tirinya hanya mementingkan
kebutuhan anak kandungnya sendiri, sehingga kebutuhan Frederick yang rindu akan kasih
Tetapi untungnya Frederich masih mendapatkan kasih sayang dari kedua Kakaknya
yaitu christoph dan Christian. Sementara August dan Traugott tidak ada hubungannya,
kakaknya August meninggal semasa masih muda dan Traugott tidak begitu memperhatikan
Frederick. Sebenarnya christoph lah kakak yang merangkap sebagai ibu dalam kehidupan
Frederick. Mengingat bahwa Christopher dan Kristian sudah meninggalkan rumah ayahnya
maka mereka jarang di rumah, hanya saja ketika pertolongan darurat dibutuhkan oleh
adiknya. Lebih buruknya lagi Ayahnya melalaikan kebutuhan anak bungsunya, Frederich
dilarang pergi ke luar pagar yang mengelilingi halaman gedung pastori. Sehingga tidak ada
kesempatan bagi Frederick untuk bermain dengan anak laki-laki sebayanya, ia hanya bisa
bersusah payah untuk mengajar Frederich untuk membaca, tetapi pengalaman mereka
membawa dampak pada kedua belah pihak sehingga hubungan mereka semakin buruk. Dari
sudut ayah, Frederich tidak berbakat suatu pendapat yang dianggap benar oleh Frederick
sendiri. Mengenai pengalaman ini Froebel pernah menulis “ dari kedua peserta itu, salah
satunya bukanlah guru yang mampu, dan yang lainnya bukanlah murid yang rajin”. Karena
Swacitranya buruk frederick tidak menghargai dirinya sendiri bahkan ia sering bertindak
nakal suatu tindakan yang membuktikan benar semua pendapat buruk tentang dirinya yang
Kemudian hari, Frederich mendatangi sekolah desa khusus untuk anak perempuan,
meskipun keputusan itu bertentangan dengan peraturan sekolah sendiri. mereka membaca
Alkitab dan menghafal nyanyian rohani yang dipakai pada saat kebaktian di hari Minggu.
Bagi Frederich, dari semua mata pelajaran yang dipelajari hanya ilmu hitung saja yang
mudah, pelajaran yang sulit mengenai tata bahasa dan menulis. Di sepanjang hidupnya
Frederich mengalami kesulitan untuk menyampaikan gagasannya secara jelas (sama dengan
pengalaman Pestalozzi).
kesulitan-kesulitan dalam rumah tangga yang sebaiknya jangan didengar oleh seorang anak
kecil tetapi Frederick ada di sana dan ia mendengar pembicaraan tentang hal-hal gelap dalam
kehidupan manusia termasuk masalah seksual. Frederich merasa bingung dengan makna
tersebut, sehingga ia merasa gelisah terhadap kehidupan manusia. Untunglah Christoph dan
Ketika Frederich berumur 10 tahun ia diangkat anak oleh paman Hoffman yang
berasal dari ibunya dan melayani jemaat di Stadt-Ilm. Istri dan anak paman Hoffman
merasa sayang kepada keponakannya yang kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya
sehingga ia meminta persetujuan dari pihak sang ayah untuk menjadi wali Frederich. Jika
Frederick tidak diselamatkan dari kehidupan buruk di pastori ayahnya maka kemungkinan
Pada hari pertama di rumah Pamannya ia merasa dihargai oleh orang dewasa di
sekitarnya perasaan tersebut dicatat dalam biografi. isi autobiografinya adalah di rumah Ayah
kekerasan dan kemuraman merajalela sedangkan di rumah paman justru kebalikannya yang
dikenal yaitu kebaikan hati dan kasih. Di rumah Ayah saya menjumpai ketidakpercayaan
sementara di rumah paman saya menerima kepercayaan. Di rumah Ayah saya merasa
terbelenggu tetapi di rumah paman saya menikmati kemerdekaan. Lagi pula di tempat
Paman terdapat taman-taman yang terbuka luas bagi saya, sehingga saya bebas berkelana
Dia menyukai semua mata pelajaran Kecuali bahasa Latin alasannya karena ia tidak
berhasil dalam vak. Kenakalannya berbeda sekali di rumah dengan di sekolah kalau di
sekolah perilakunya sangat baik ia menarik kesimpulan bahwa Frederick bukanlah anak nakal
karena pembawaan ia dijadikan nakal oleh kelakuan yang ia terima dari tangan orang dewasa
sekitarnya. Penilaian itu diperkuat oleh tinjauannya terhadap gaya mengajar yang tampak
dalam diri 2 guru di sekolah : 2 guru di sekolah kami, yang satu amat keras dan kaku dalam
berhubungan dengan anak didik dan yang satu lagi amat baik hati dan agak terbuka alhasil
yang pertama itu tidak memiliki pengaruh meskipun ia berusaha memaksa kami berbuat
sesuatu, sedangkan yang kedua dapat berbuat hal-hal sesuka hatinya walaupun ia tidak
Sikap terhadap agama pun mulai disukai oleh Frederich, khotbah yang dibawakan
oleh pamannya juga ia nikmati. Ketika friderich mendengar bacaan dari Injil yang
bersumpah untuk mengikuti Yesus dan ia menjadi warga gereja seumur hidupnya walaupun ia
tidak selalu aktif dalam urusan jemaat. Ketika Frederick berumur 15 tahun ia kembali ke
rumah ayahnya. Ayahnya masih sama menganggap Frederich tidak berbakat dalam berbagai
hal, Frederich juga meminta untuk bersekolah lagi, tapi ayahnya memberi nasehat supaya ia
bekerja.
Kehutanan dan ilmu ukur. Isinya amat menarik perhatiannya dan pandangannya terhadap
agama pun berubah. Ia menulis bahwa Tuhan yang dijumpai di tengah-tengah tanaman
dikenal lebih jelas dan berarti daripada Tuhan yang disaksikan melalui kebaktian gerejawi
yang formal. Selama bekerja di hutan Ia sangat senang dan bersatu dengan alam dan akan
timbul nanti teori dan praktek pendidikan yang ia akan kembangkan tapi setelah 2 tahun Ia
pulang lagi. Di kemudian hari, ayahnya menyuruh untuk mengirim uang kepada kakaknya
Traugott yang belajar pada fakultas kedokteran di Universitas jena. Dari sana ia memiliki
keinginan untuk bersekolah lagi, akhirnya dia minta izin kepada ayahnya untuk belajar disana
selama 8 Minggu. Sang ayah pun menyetujui Froebel untuk sekolah lagi tetapi ia
menggunakan warisan ibunya untuk bersekolah. Sebagai mahasiswa ia mengikuti kuliah
meninggalkan Universitas itu. Sebagian dana atau yang berupa warisan dari ibu yang
Universitas ia tinggal disana selama 9 Minggu. Alhasil ayahnya membayarkan hutang itu asal
saja Froebel membatalkan segala hak untuk menerima warisan yang sewajarnya ia terima
sesudah ayahnya wafat. Keputusan ini mirip dengan kerelaan esau menjual hak
kesulungannya kepada Yakub karena hak itu tidak dinilai cukup tinggi. Sesudah Froebel
dilepaskan dari penjara ia terpaksa pulang, di rumah ia menyibukkan diri dengan belajar
umpamanya scheeling, Schiller, goethe dan wieland. 3 tahun kemudian ia menerima kabar
bahwa pamannya Hoffman telah meninggal wafatnya Paman itu memberi kesempatan baru
karena dengan warisan yang diterima ia dapat meneruskan pendidikan tetapi kali ini ia
mengambil jurusan di bidang arsitektur di Frankfurt. Tibanya Di sana ia mulai ragu pada
dirinya sendiri dan kebetulan di sana ia berjumpa dengan dokter Anton gruner kepala sekolah
Teladan di Frankfurt suatu lembaga pendidikan yang didasarkan pada asas-asas yang
dikembangkan oleh pestalozzi, pembicaraan tersebut mengubah rencananya dia diajak untuk
menjadi pengajar di sekolah tersebut undangan tersebut dipandangnya sebagai panggilan dari
Tuhan karena itu Froebel setuju tetapi ia ingin lebih dahulu mengunjungi sekolah tersebut.
ketika kembali di Swiss ia memulai panggilan hidupnya sebagai seorang guru, ia mengajar
mengenai vak hitung, menggambar, ilmu ukur dan bahasa jerman kepada 40 anak laki-laki
berumur 9-11th. Menerapkan hasil tinjauan yverdon dalam metode mengajar yang berlaku
kosong.
Di samping itu Froebel juga mengajar di sekolah teladan dokter Grunner, ia menjadi
guru pribadi bagi 3 anak laki-laki dari keluarga von holzhausen. Ketika waktunya sudah
genap untuk maju lagi ia menerima warisan dari tante pihak Ibunya dan ia kembali ke
perguruan tinggi tetapi kali ini ia menjadi seorang mahasiswa di Universitas Gottingen. ia
mengikuti kuliah ilmu kimia organis dan geologi. Meskipun ia sudah berumur 31 tahun Ia
mendaftarkan diri dalam dinas militer khususnya dalam divisi sukarelawan yang diadakan
oleh Baron Von lutzow, untuk menentang tentara Napoleon yang menyerbu negeri-negeri
Jerman. Di samping ia menjadi militer Ia juga memiliki 2 orang sahabat pemuda yang
pertumbuhan dalam diri Froebel yang mengingat bahwa ia sebelumnya cenderung tinggal
pengawasan Profesor Weiss. Ia juga merasa bahwa ia sudah dilengkapi oleh penelitian di
bidang ilmu pengetahuan alam khususnya ilmu kristal untuk menemukan kesatuan dalam
teori dan praktek pendidikan yang diperlukan. Pikiran Froebel di bidang pendidikan tidak
akan ada kalau seandainya kakaknya christoph tidak meninggal, ia meninggal karena ditulari
penyakit tifus sebagai hasil dari merawat serdadu-serdadu Prancis, para tawanan perang.
Sementara Froebel mendapatkan undangan dari perguruan tinggi di kota stockholm Swedia
untuk menjadi dosen di bidang ilmu pelikan atau mineralogi, tetapi ia menolak undangan
tersebut karena kedua saudaranya bermufakat supaya Froebel membuka sekolah khusus
untuk ketiga anak laki-laki Kristoff dan kedua Putra Christian sendiri.
Sekolah itu dibuka pada tanggal 16 November 1816 di bawah nama Institut pedagogis
universal dari Jerman. Beberapa bulan kemudian iparnya membeli usaha tani kecil di desa
keilhao, Ia pun memindahkan sekolah itu ke sana yang dibuka kembali pada tanggal 24 Juni
1817 selama 14 tahun berikutnya Froebel merangkap sebagai guru dan kepala sekolah di situ,
Hoffmeister, seorang janda Yang usianya 3 tahun lebih tua daripada Froebel, istrinya adalah
putri dari seorang petugas Departemen Pertahanan dalam pemerintahan Rusia, ia pernah
belajar di Universitas Berlin, Henrita bertemu dengan Froebel Ketika ia bekerja di museum.
Hubungan Froebel dengan janda christoph pun mengalami kesulitan dengan dampak yang
negatif atas pengelolaan urusan sekolah itu kesulitan itu timbul disebabkan oleh surat Bela
sungkawa yang Froebel kirimkan sesudah christoph meninggal. Ipranya menafsirkan surat itu
bahwa Froebel akan menikahinya padahal maksud Froebel hanyalah ikut memelihara
keponakannya saja. Memang perasaan tiada itu harus dihormati Mengingat bahwa uangnya
lah yang dipakai untuk membeli usaha tani tadi di tempat itulah Froebel mendirikan
sekolahnya. Menengok dari sekolahan yang didirikan oleh Froebel banyak sekali orang tua
yang mengeluhkan sekolah di sana karena dianggap sekolah di sana itu tidak sesuai penyebab
kedua adalah pertentangan antara Froebel dan adanya hubungan Froebel yang buruk dengan
ketiga keponakan laki-lakinya. Ditengah kesulitan yang dihadapi oleh Froebel ia juga masih
mampu menulis buku yang berjudul pendidikan umat manusia yang diterbitkan pada tahun
1826.
Pada tahun 1828 Ia dan Middendorf berpergian ke gottingen karena Froebel merasa
perlu untuk bertukar pikiran dengan karl krause seorang filsuf terkenal. Pada tanggal 12
Agustus 1831, semua surat yang di watersee telah diterima dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan di Swiss tidak lama sesudah pembukaan sekolah itu Terbitlah artikel tentang
sekolah Froebel dalam surat kabar. Barok menarik kesimpulan bahwa istana tersebut tidak
memenuhi syarat kebutuhan per sekolahan. Akhirnya Froebel, barop dan middendorf mampir
ke salah satu tempat makan di sana ia membicarakan tentang pendidikan, Lalu ada seorang
pedagang yang tertarik dengan pembicaraan tersebut dan ia pun menyuruh mereka
mendirikan sekolah untuk mendidik anak-anak sebaik mungkin. Para pedagang tersebut juga
mengirimkan uang banyak untuk keperluan mereka membangun sekolah tersebut. Froebel
juga disuruh untuk membuka rumah yatim piatu burgdorf. Pada musim panas tahun 1835
Froebel dan lengettal di samping istri mereka pindah ke burkfrof. Mereka tidak hanya
membangun sekolah dan asrama tetapi mereka juga membangun Suatu kelas bagi 60 bakal
guru baik laki-laki maupun perempuan di sana Froebel juga menyediakan sajak dan cerita
sederhana nyanyian mainan gerakan badan benda dan bahan yang dapat mereka gunakan
untuk meninjau suatu pembelajaran anak tersebut. Sesudah bekerja disana selama 3 tahun dan
hasil memuaskan ia ingin pulang ke tanah airnya karena dua alasan yang pertama kesehatan
istrinya merosot dan kedua ia ingin mendirikan suatu sekolah khusus untuk anak kecil. Pada
tanggal 13 Mei 1839, istrinya meninggal. Froebel membangun sekolah dengan maksud untuk
anak-anak hendaknya bertumbuh lebih bebas seperti tanaman sampai ia berbunga indah. Die
kindergarten adalah nama TK tersebut. Di sekolah tersebut anak tidak hanya menghabiskan
waktu saja tetapi permainan itu lebih berhasil apabila terdapat peralatan yang memupuk daya
cipta anak. Tahun 1843 Ia menerbitkan buah pikirannya yang berjudul ibu dan nyanyian
permainan. Isinya terdiri atas nyanyian sajak gambar dan sebagainya bahannya menarik bagi
si kecil dengan buku itu dalam tangan ibu ia melibatkan anak dalam kegiatan yang memupuk
perasaan daya ingat mencipta dan menghafal. Ketika berumur 40 Froebel bepergian ke
berbagai tempat di Jerman untuk menyampaikan gagasan tentang TK. Kehidupan Froebel di
Liebenstein diperkaya oleh kedatangan 2 wanita, wanita pertama bernama nona louise levin,
yang kedua bernama Ibu Berta Vonn Marenholtz Beoluw. Perempuan ini penyokong proyek
TK, akan tetapi berita tentang menikahnya Froebel untuk yang kedua kali mengejutkan Ibu
Berta. Kekasih Froebel yang pertama diperintahkan untuk ditutup oleh menteri pendidikan
dan kebudayaan dalam pemerintahan Rusia, Froebel dan teman-temannya termasuk Ibu
Marenholtz berusaha meyakinkan sang menteri untuk tentang keadaan yang sebenarnya tetapi
Bapak menteri itu tak rela mengakui kesalahannya yang berarti mencabut surat larangan atas
Pada tanggal 21 Juni 1852 pendiri taman kanak-kanak itu meninggal dunia seluruh
hidupnya adalah perwujudan dari semboyan yang dicetak pada halaman pertama mingguan
yang pernah ia terbitkan yakni marilah kita hidup demi kepentingan anak-anak kita. Froebel
mengakui hutangnya kepada Pestalozzi. Ribuan pendidikan bersyukur pada Froebel karena
B. DASAR PENDIDIKAN
kecenderungan hakiki dari anak untuk berkembang. Teori pendidikan yang tidak tumbuh
dalam rohani adalah hal yang asing tetapi pendidikan yang rohani sebelah bersifat berat.
Anak didik adalah seorang makhluk hidup yakni seorang pribadi yang senangtiasa dalam
proses perkembangan sebagai akibat dari tenaga pendorong batin yang ada di dalamnya teori
dan praktek pendidikan yang berintegritas penuh mencerminkan kedua kenyataan itu. Kedua
Pandangan teologis Froebel berasal dari pembacaan atas karya mazhab “ romantis” di
bidang filsafat Jerman seperti yang diwakili oleh Schelling dan muridnya, novalis, penelitian
di bidang ilmu alam, khususnya ilmu kristal dan iman Kristen pribadi.
Para peserta dalam mazhab romantis Jerman itu cenderung mengutamakan hubungan
yang menjurus antara dunia alam dan dunia kecerdasan. Apabila seseorang yang meneliti
suatu objek alami, maka ia sewajarnya didorong ke suatu kenyataan yang cerdas atau rohani
karena jati diri objek alami itu tidak tercakup hanya menurut sifatnya yang dapat diteliti
secara alamiah. Mempelajari kitab-kitab suci tertentu tidaklah mutlak, karena kenyataan ilahi
itu sudah tampak dalam dunia alam, walaupun memang kitab agama seperti Alkitab masih
keagamaan tertentu. Alhasil para pemikir romantis itu termasuk Froebel dituduh memihak
pada aliran atheisme dan panteisme. Bahkan ia merasa diri terhina karena tuduhan itu
menodai baik namanya maupun imannya. Menurut penulis, Froebel bukanlah seorang atheis
ataupun seorang panteis, Froebel adalah seorang panentheis yaitu seorang pemeluk gagasan
bahwa roh Allah terserap dalam segala sesuatu, namun julukan tersebut sifatnya dangkal
dalam kasus Froebel karena tidak mencakup hakikat dan nilai-nilai yang terwujud dalam gaya
hidupnya. Ia menganggap bahwa Froebel adalah seorang yang setia beribadah kepada Allah
I. Adalah Kesatuan Asli : Kesatuan ini adalah Allah, segala sesuatu datang dari
kesatuan Ilahi, yakni Allah dan karena itu mempunyai asal dari dalam kesatuan ilahi
yakni hanya dalam Allah saja. singkatnya Allah adalah sumber segala sesuatu di
dalam segala sesuatu terdapat kesatuan Ilahi yaitu Allah yang hidup dan berkuasa.
tentang ilahi.
rupa supaya hukum batin dari kesatuan ilahi dapat dihayati dan diamalkan secara
murni tidak bercacat dan bebas, pendidikan juga dimaksudkan untuk memperlengkapi
manusia dengan semua peralatan dan sarana yang ia perlukan untuk mencapai tujuan
mulia.
unsur lain seperti tabiat manusia sebagai perwujudan dari Allah Yang Esa. Oleh
karena itu pendidikan juga disebut sebagai proses yang membimbing dan
memperlengkapi seseorang yang bersifat rohani dan tidak hanya bersifat intelektual
saja.
penelitian ilmiah tetapi tidak berhak untuk dinamakan ilmu tentang kehidupan kecuali
sifat yang Ilahi. Ilmu juga bukanlah sesuatu yang hanya dihasilkan oleh para ahli demi
kepentingan orang lain melainkan ilmu pendidikan juga mencakup usaha seseorang
pengetahuan dan penelaah Han hukum tersebut tujuannya untuk membimbing orang
yang cerdas yang dapat berpikir untuk memilih pekerjaan sebagai sarana untuk
Praktek pendidikan terdiri dari prakarsa dari orang yang benar itu untuk
secara Nawari dan rohani mencakup ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan tentang
Ada tiga keuntungan utama bagi para pemimpin kristen yang terlibat dalam
pendidikan, ilmu teori pendidikan dan praktek pendidikan. Kedua pokok teologi atau
iman pribadi yang dianut oleh para pemikir yang sudah dipelajari tentu saja
teologisnya. Ketiga Froebel yakin bahwa karena jati diri ilahinya maka Setiap orang
berhak dan wajib melibatkan diri dalam pemikiran yang berpotensi untuk
berpaling pada agama sebagai vak mutlak dalam kurikulum sekolah. Agama adalah
usaha Insani untuk menyadarkan diri akan perasaan pada asalnya manusia bersatu
dengan Allah sebagai dasar atau pendorong untuk mengamalkan kesatuan itu dalam
yang berproses pada perkembangan. pandangan agama sebagai proses dinamis itu
menarik sebuah kesimpulan bahwa prinsip itu berlaku dalam sebuah hubungan
manusia berasal dari Allah dari perasaan ketergantungan pada alam maka ruang
dengan manusia. Pengetahuan tentang Allah adalah sarana untuk mencapai sasaran
Dikembangkan oleh pelajar. Jika ada seseorang yang tidak beragama itu adalah hal
yang mustahil terjadi, karena karena masalah tersebut timbul karena adanya orang tua
yang tidak memperhatikan anaknya mengenai agama atau dunia rohani. bila dunia
rohani itu tidak dipenuhi maka ada kemungkinan besar bahwa anak itu tidak akan
memenuhi alasan Abadi mengapa ia hidup yaitu memenuhi jati diri sebagai makhluk
jelas teguh dan yang selalu berakar dalam pandangan yang bebas dari ilusi apapun.
Agama adalah pengejawantahan dan penyingkapan Allah Yang Esa, kekal, hidup dan
yang hanya ada karena kemauannya saja. Menurut Froebel pola Tritunggal tampak
dalam jati diri Allah adalah contoh asli bagi setiap orang yang ingin memperoleh
pengetahuan yang sebenarnya tentang setiap benda atau objek di dunia termasuk juga
sesamanya manusia. Di dalam pola tersebut terdapat tiga unsur yaitu kesatuan(
Unity), antara bagian batiniah dan lahiriyah dari objek atau makhluk hidup tertentu,
kekhasan( individuality) yang membedakan benda atau makhluk itu dari sejenisnya
diversity ) yang memperkaya seluruhnya. Froebel juga menulis bahwa segala sesuatu
dan sebagai kesatuan, dalam dan sebagai kekhasan, dalam dan sebagai
Awalnya Kita sadar akan kesatuannya yang tampak antara gagasannya yaitu bagian
yang batiniah dan gaya ucapannya yang lahiriah. Kita mencatat sifatnya yang khas,
dan yang ketiga buku itu menjadi sebagian dari keanekaragaman dunia buku yang
memperkaya seluruh bidang perbukuan. Jadi dengan ketiga unsur tersebut kita dapat
Bagi Froebel Yesus amat penting sebagai contoh sempurna tentang apa artinya
seseorang yang mengejawantahkan kesatuannya dengan yang Esa. Froebel menamakan Yesus
“Anak Allah”. Begitu pula dalam teologi Froebel tidak ada pembicaraan tentang Yesus
sebagai juru selamat. Setiap orang yang percaya kepada Yesus berarti ia ingin mengikuti
jejak Yesus khususnya dalam hubungannya yang intim dengan Allah, dan rasul juga
mengatakan bahwa tidak ada Golgota dan juga tidak ada kubur yang terbuka, alasannya ialah
manusia gagal dalam kehidupannya bukan karena tabiatnya yang berdosa melainkan karena
kekurangan pendidikan yang bermutu. Jadi percaya kepada Yesus berarti melibatkan orang
dalam pengalaman yang lebih luas daripada yang hanya berkaitan dengan penggunaan
kata-kata tertentu saja untuk mengakui bahwa keinginan hidup selaras dengan gaya hidup
pengejawantahan dari Roh Allah dalam rupa seorang manusia. Manusia adalah
pengejawantahan dari Roh Allah namun ia bukan makhluk yang sudah jadi, melainkan
makhluk yang sedang dalam perkembangan kepribadian. Melalui swakaji ( self activity)
yang mengalami kembali intisari pengalaman umat manusia yang hidup sebelumnya.
Manusia memulai kehidupannya dari taman Eden, Ia menikmati ciptaan sekitar dan merasa
ia bagian dari seluruhnya lalu ia semakin sadar akan tanggung jawab moralnya sama seperti
yang bertanggung jawab dan bukan untuk perbudakan dalam bentuk apapun.
Froebel menganggap bahwa ajaran yang begitu menghina Allah yang menyatakan diri
dalam manusia yang berpotensi bertindak baik ataupun berbuat salah : Manusia tidak
bertabiat jahat secara wajar, pembawaannya pun tidak bersifat dan berkecenderungan buruk,
jahat dan bersalah kecuali memang kita menganggap bahwa segala sesuatu yang memiliki
sifat, benda, jasmaniah, terbatas Ilhai, dan Fana secara otomatis harus jahat, buruk dan
bersalah. Walaupun banyak orang merasa bahwa Froebel belum berpikir cukup dalam
menolak keberadaan dosa sebagaimana dijelaskan oleh para ahli teolog sezamannya.
tetapi dengan catatan pokok teologinya diletakkan dalam wawasan yang lebih lengkap.
Froebel memahami manusia sebagai pengejawantahan dari Roh Allah sesuai dengan
pandangan mulia tentang manusia yang dilambangkan sebutan itu, Froebel melihat kesamaan
antara keterlibatan roh pada penciptaan dan roh manusia yang memperkuat orang menjadikan
sesuatu, membuat sesuatu, melaksanakan sesuatu. Pokok teologi inilah yang mendasari
pentingnya keterlibatan anak secara langsung dalam semua pengalaman belajar, khusus yang
Froebel tidak mengizinkan anak membongkar benda yang mereka sudah buat untuk
memperoleh bahan untuk menghasilkan sesuatu yang lain, tetapi mereka diwajibkan berpikir
tentang bagaimana bentuk benda yang lama itu dapat diubah untuk menjadi sesuatu yang
baru, itulah yang diajarkan Froebel, bahwa membongkar adalah kegiatan yang gampang
sementara membangun menuntut pemikiran dan perencanaan yang lebih seksama. Froebel
juga berpikir bahwa bekerja adalah untuk mewujudkan hakikat keilahiannya ke dalam
bentuk-bentuk tertentu, bahwa dalam prosesnya ia memperoleh sandang dan pangan maka
sebaiknya hal itu dianggap sebagai tambahan yang tidak bermakna. Froebel menganggap
A. Pendahuluan
Seorang psikolog merupakan orang yang pernah berefleksi atas pelaku dan gaya
berpikir, namun ia bukanlah seorang ahli ilmu jiwa. pada sudut ini ilmu jiwa belum ada
sebelum tahun 1879, tak kalah wilhelm (max) wundt dosen di Leipzig, mendirikan
laboratorium ilmu jiwa yang pertama. Froebel meninjau gaya bertindak dan berpikir orang
khususnya pada anak-anak tetapi kesimpulannya tidak dibenarkan oleh penelitian yang
dilaksanakan para pekerja modern di bidang pendidikan. dibandingkan dengan pemikiran lain
Froebel meninjau para pemikir sebelumnya maka penyelidikannya jauh lebih teratur.
Dalam hal ini menarik sekali untuk mencatat bagaimana pemikiran tentang tahap
perkembangan yang perlu dilalui oleh setiap orang yang menyerupai tugas perkembangannya
digambarkan havighurst dalam buku klasiknya yang berjudul Human Development and
Education. Di dalam buku tersebut dirumuskan tugas perkembangan itu timbul pada waktu
tertentu dalam kehidupan perseorangan, kalau ia melaksanakan tugas dan secara memuaskan
maka semakin berbahagia dan berhasil untuk tugas perkembangan yang menyusul dan
sebaliknya jika pekerjaan itu gagal dalam pelaksanaan tugas tertentu maka ia semakin tidak
berbahagia secara pribadi yang tidak menerima persetujuan dari masyarakat sehingga tugas
menggambarkan tiga pokok atau tiga tahap yaitu masa bayi masa kanak-kanak dan masa
tanggung.
Di samping itu Froebel juga menunjukkan sifat-sifat khas untuk golongan umur
tertentu tanpa mengatakan bahwa ada kemungkinan dalam hal-hal tertentu semua anak dari
golongan umur tertentu sama sifatnya, ia mengatakan bahwa tahap perkembangan harus
dilalui secara menguatkan oleh setiap orang sebelum ia memulai tahap perkembangan yang
menyusul. Marilah kita memeriksa kesimpulan tentang sifat keras yang berlaku untuk setiap
tahap perkembangan
Orang tua menyadari bahwa bayi yang baru lahir adalah seorang yang tak berdaya dan
mereka memiliki kemampuan untuk mengubah irama yang biasa dalam rumah mereka. Bayi
cenderung menjadi ahli dalam menggunakan peralatan yang tersedia padanya ia dapat
mengenal alam sebagai kenyataan yang berlutut seperti yang disebutkan dalam pendahuluan
bagian dasar pendidikan. Bayi juga dapat memiliki kekuatan jasmani seperti tangisan gerakan
tangan dan lengan serta melawan hal yang tidak ia senangi misalnya lapar basah sakit dingin
atau panas. Jika orang tua peduli terhadap anaknya maka ia mendahulukan keperluan yang
diperlukan bayinya sebelum bayi tersebut menangis, ketika keperluan si bayi tersebut
terpenuhi maka bayi tersebut menjadi diam. Pada perkembangan ini bayi dinamakan saugling
( yang menyusu atau menghisap) dengan alasan karena ia sibuk menghisap begitu banyak
kesan yang beraneka ragam dari dunia sekitarnya tanpa membeda-bedakan. Masa bayi ini
cenderung berakhir dan masa kanak-kanak dimulai ketika lengan dan kaki dikembangkan
sedemikian rupa sehingga bayi dapat berjalan sendiri, memprakarsai kegiatan tertentu dan
tidak hanya bereaksi saja. Menurut Froebel ketika bayi tersenyum ia telah mengambil
langkah besar dalam perkembangan karena dia baru saja menemukan dirinya. Senyum
berasal dari dalam perasaan baik sebagai perseorangan maupun sebagai perasaan dari
hubungan sosial dengan sang ibu. Masa bayi cenderung berakhir dan masa kanak-kanak
dimulai ketika lengan dan kaki dikembangkan sedemikian rupa sehingga bayi dapat berjalan
sendiri berlari dan lain-lain. Menurut Froebel bayi sedang mengejawantahkan kenyataan
Sejak kelahirannya bayi terlibat dalam proses mengendalikan otot menjelang akhir
tahun kedua pertumbuhan jasmani sudah bertumbuh sedemikian kuat sehingga ia mampu
duduk berdiri berjalan dan makan sendiri, boleh dikatakan bahwa pada saat ia mampu
mengucapkan kata pertama ia sudah mengambil langkah raksasa yang memisahkannya dari
semua makhluk yang lain Froebel menamakan masa ini masa permulaan pendidikan yang
sebenarnya. Guru pertama adalah orang tua atau penggantinya. Ketika anak melafalkan bunyi
bahasa yang mendekati ucapan yang benar untuk benda tertentu maka seharusnya orang tua
juga membalas ucapan bayi tersebut dengan bahasa yang dimaksudkan anak tetapi secara
benar dan nyaring sambil menunjuk pada objek tersebut, tugas ini diulangi sampai si anak
Froebel Juga melarang orang tua untuk meniru ucapan bayi meskipun sangat lucu.
Froebel adalah penduduk pertama yang dapat menggambarkan fungsi yang benar dan
bermain dalam pengalaman pendidikan: bermain adalah suatu tahap paling tinggi dalam
Insani yang paling murni dan rohani dan sekaligus pula kegiatan kas bagi kehidupan Insani
pada umumnya. Di samping perlunya anak bermain karena demikianlah mereka diciptakan
oleh Tuhan hendaklah orang tua juga menyediakan pakaian yang selaras dengan
kebutuhannya dalam bermain di sini problem menganjurkannya tapi hal itu masih
mewujudkan orang, pakaian yang dijahit baik untuk laki-laki maupun perempuan menerima
gaya pakaian yang dipakai oleh orang dewasa. Disini dapat ditanyakan bahwa bagaimana
anak perempuan dapat berlari melompat mengambil bagian dalam semua macam kegiatan
jasmani bila rok atau gaunnya panjang ? Bagaimana anak laki-laki dapat bermain dengan
bebas aktif jika pakaian yang ia pakai tidak memungkinkan banyak bergerak bebas? Menurut
Froebel membatasi kegiatan jasmani anak adalah sama halnya dengan mengikat nalarnya
karena nalar anak tersebut menjadi tidak bebas untuk menjelajahi lingkungannya. Bukan
hanya itu saja yang perlu diperhatikan contoh lainnya adalah bahan warna dan coraknya pun
hendaklah bersifat pedagogis dalam arti bahwa pakaian itu mengkomunikasikan nilai-nilai
tertentu. Intinya masa kanak-kanak ini berporos pada kebahagiaan hidup demi pentingnya
hidup sehingga perasaan dan minat yang batiniah dalam diri anak dijadikan sebagai yang
lahiriah atau kelihatan. Froebel juga menamakan masa anak tanggung ini sebagai masa untuk
secara formal dan teratur entah itu dibawa bimbingan orang tua ataupun guru di dalam kelas,
maksudnya ialah untuk memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang lahiriah, Kas dan
khusus.
Siapakah anak yang perlu dididik itu? pertama Ia adalah seorang makhluk yang
mempelajari jati dirinya sebagai anggota keluarga. Anak yang mengenal dirinya sebagai
pribadi yang dikasih secara otomatis ia akan mendorong perkembangannya untuk ambil
bagian dalam kehidupan keluarga. Ketika anak tersebut sudah tertarik dalam kegiatan itu
maka sebagai orang tua harus bersedia untuk menyambut dengan baik setiap usaha yang
ditawarkan anak itu kepada kedua orang tuanya entah itu menolong dan lain sebagainya.
Janganlah orang tua menolak tawaran tersebut dengan menjawab ayah terlalu sibuk sekarang
atau pergilah, karena itu akan membuat hati sang anak tersinggung. Selain anak tersebut juga
rajin untuk menolong kedua orang tuanya sang anak juga ingin memperoleh semua
pengetahuan yang dimiliki sang ayah dengan upaya bertanya, demikian pula keadaan anak
Dalam diri anak juga terdapat minat untuk memeriksa dan menjelajahi banyak benda
dan pengalaman seperti permainan dan olahraga bersama dengan anak sebayanya, akan tetapi
hasratnya juga muncul pada kegiatan di bengkel kerja sang ayah di gunung dan ladang di
taman kepunyaannya dan di lapangan olahraga selain itu anak juga berminat untuk bermain
musik ia juga cenderung untuk menikmati irama dalam lagu, akan tetapi kehidupan anak
tidak terlalu bahagia setiap orang juga sudah bekerja dengan anak menyadari bahwa anaknya
memiliki sifat yang buruk seperti keras kepala rakus kerja mementingkan diri sendiri, malas
aku tidak tunduk dan yang memberontak terhadap hal-hal rohani. Sikap tersebut muncul
karena kesalahan dari orang tua itu sendiri. tidak jarang orang dewasa menghapuskan sifat
keingintahuan dalam diri anak dengan hasil menimbulkan perasaan bersalah Oleh karena itu
setiap orang dewasa wajib untuk membangun sifat baik yang sudah dicatat dan menjauhkan
diri dari semua tindakan yang memadamkan kebahagiaan hidup yang dirasakan sang anak.
C. ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Ada berapa asas pendidikan sudah tersirat dalam bagian dasar di atas khususnya dasar
sebagai hasil reaksi atau keyakinan teologis yang menjadi darah daging kehidupannya adalah
menganggap bahwa asas-asas itu bermakna untuk berbagai tahap pendidikan namun paling
Pada hakikatnya pendidikan bersifat pengalaman rohani baik menurut proses maupun
tujuannya. Tujuannya adalah untuk membimbing orang lain tanpa menyesuaikan diri dengan
irama rohani yang tampak dalam alam pada umumnya dan dalam manusia pada khususnya
yaitu sama dengan mengharapkan air akan mengalir ke atas dan tidak ke bawah. Intinya
bersifat latihan dan bukan pendidikan karena bimbingan tersebut belum menjangkau manusia
yang sebenarnya
Froebel juga memeriksa dunia alam dengan seksama seperti sebuah kristal ia melihat
tanda tentang perubahan dan perkembangan. Kebenaran yang sama ditunjukkan oleh proses
mengetahui, manusia mampu untuk memperoleh gagasan yaitu sesuatu yang bukan benda
menurut arti yang biasa tentang benda jasmani tertentu serta manfaatnya. Sehingga bisa
dikatakan bahwa pengalaman pendidikan bersifat rohani. Pendidikan juga terdiri dari
pelayanan yang mengantar manusia untuk berpikir secara cerdas dan semakin sadar akan
dirinya. pendidikan yang dimaksudkan itu akan memperlengkapi manusia dengan semua
peralatan dan sarana yang ia perlukan untuk mencapai tujuan mulia tersebut.
2. Asas Perkembangan
Mengingat bahwa Froebel meninggal pada tahun 1852 dan buku Darwin berjudul The
Origin of Species atau asal mula jenis makhluk hidup baru diterbitkan pada tahun 1859 maka
kita tidak tahu apakah ia akan menyambut teori evolusi yang termuat di dalamnya atau tidak,
seperti yang diketahui Darwin melihat keanekaragaman dalam makhluk hidup sebagai hasil
refleksi alam yang terjadi selama ribuan bahkan jutaan tahun lamanya dan bukan sebagai
hasil penciptaan Allah pada titik waktu tertentu. Berbeda dengan teori evolusi Darwin,
Froebel juga menunjukkan pada perubahan dalam semua benda sebagai hasil kekuatan batin
yang mendorong tiap-tiap benda atau makhluk untuk mencapai kemungkinan rohani yang
terdapat di dalamnya, Froebel juga mengatakan bahwa terdapat satu hukum yang menentukan
bagaimana setiap makhluk akan berkembang dan menjadi sempurna dan yang tetap berlaku
secara mutlak di mana saja sebagai hubungan yang wajar antara ciptaan dan pencipta.
pemikiran Froebel ini sama dengan pemikiran orang lain di sekitarnya tetapi keunikan pada
menunjuk pada proses menyatakan kekuatan dan keterampilan dalam rangka memanfaatkan
pengetahuan untuk memenuhi tabiat rohani. Ada 4 pola perkembangan yang tampak dalam
pendidikan yaitu :
Pada asas ini perlu ada dalam diri seorang perkembangan anak. Pada zaman
Froebel merupakan yang serupa dipertahankan oleh mazhab ilmu hayat yang dipimpin
oleh oken. Menurut kelompok pemikir itu setiap bibit mengandung seluruh tanaman
dalam bentuk kecil termasuk akar tangkai dan daun.Iironisnya pandangan global lebih
dekat dengan hasil penelitian ilmu hayat modern daripada pandangan yang diucapkan
kedewasaan kelak tetapi titik beratnya berbeda dan oleh karena itu kita akan
membahasnya dalam seksi khusus. Bagian dari proses pertumbuhan mencakup cara
dengan satuan lebih luas lagi. Menganjurkan bagaimana pendidikan dapat turut
memasyarakatkan anak seperti mencatat garis lingkaran pada lantai ruang kelas,
berdoa bernyanyi dan mengambil bagian dalam permainan sederhana. Semuanya itu
mengembangkan hubungan timbal balik yang sehat antara perseorangan dan keutuhan
menjelaskannya dengan jenis binatang rendah seperti batu karang yang tidak
simbolisme trouble sebagian dari tubuh lahiriah sudah menjadi ke dunia yang
pendidikan, bakat yang batin ya diantara menjadi kelihatan antara lain melalui
d. Asas perlawanan
Pada intinya asas ini berarti bahwa alam berkutub, keadaan tertentu seimbang dengan
kebalikannya, antara kedua kutub ini terdapat perlawanan tetapi perlawanannya bersifat
dinamis dan tidak statis. pada permukaan, keadaan berkutuk menyerupai pemikiran dialektis
Hegel dengan pola yang mencakup hubungan tesis antitesis sintesis, seperti yang tampak
dalam surat yang Froebel kirimkan kepada krause “ Saya melihat proses perkembangan itu
berjalan dari penguraian ke sintesis. Proses ini tampak dalam pikiran murni begitu pula dalam
Froebel memprotes bahwa ia menemukan hukum berlawanan itu sebagai hasil refleksi
sebuah kubus dan sebuah bola dalam arti kubus mencontoh keadaan yang tidak bergerak
padahal bola itu mencontoh keadaan yang bergerak. Pada sisi kubus mewakili permukaan
datar sedangkan bola mengejawantahkan permukaan benda. Titik temu antara keduanya
terdapat dalam bentuk silinder yang mempunyai satu permukaan benda yang
memungkinkannya berputar dan dua permukaan datar berarti ia dapat ditegakkan, contoh
lainnya mengenai pengalaman pendidikan yaitu nalar yang berlawanan dengan alam tetapi
kemudian kedua keduanya dipersatukan melalui bahasa dengan berpikir seorang pelajar
dipimpin untuk memperoleh pengetahuan dan pengertian yang dalam. Arti reaksi berlaku
melambangkan benda yang lain, binatang ataupun orang, misalnya salah satu batang pohon
dapat melambangkan seekor kuda, suatu gerbong kereta api atau batang yang sama dianggap
bedil tak kalah anak membayangkan diri sebagai seorang serdadu, tetapi tidak banyak
pendidik yang memanfaatkan atau menggunakan teori dan praktek yang dibuat oleh frobel.
masing-masing, yang satu membangun gedung rumah dari kertas karton dan yang lain
membuat pemandangan alam dari tanah liat ada juga yang membuat bangunan gedung gereja
dari potongan kayu dan lain-lain. pada umumnya mereka merasa puas tapi sudah memeriksa
buatan rekannya, mereka ingin membuat Jalan yang menghubungkan buatan satu dengan
yang lain menjadi ikannya suatu desa. Menurut Froebel anak-anak melihat buatannya
sebagai lambang desa, tempat tinggal mereka. Simbol desa itu tampak karena simbolisasi
adalah gaya berpikir wajar bagi anak-anak dan tidak hanya untuk anak-anak, kemampuan
untuk membuat simbol adalah kegiatan yang amat kan bagi semua makhluk manusia. hampir
semua alat yang digunakan oleh Froebel berporos pada simbol karena ia yakin bahwa dalam
nalar anak telah ada permulaan gagasan tentang hal tertentu walaupun mereka belum
menyadarinya. Sebagian besar pendidikan terdiri dari pimpinan yang akan menolong anak
memilih simbol yang paling sesuai dengan perasaan atau gagasan yang hanya dapat
Bila Froebel berhenti pada titik ini saja maka gagasannya akan disambut dengan baik
tetapi di sini ia memperluas kesimpulannya sehingga menjadi tidak masuk akal misalnya, ia
menulis bahwa angka tertentu tidak dipilih secara arbitrer malahan setiap angka yang
kelihatan dalam alam umpamanya 5 daun pada tangkai tanaman tertentu. Pembahasan
Froebel tentang tata bahasa lebih memalukan lagi karena berakar dalam khayalan dan bukan
bukti yang meyakinkan umpamanya ia amat serius ketika ia menulis kalimat” semua hukum
dunia batiniyah dan lahiriyah baik secara bersama maupun sendiri harus dinyatakan dalam
Pendekatan Froebel sesuai dengan asas yang serupa yang dianjurkan oleh Comenius
tetapi Froebel memperluas gagasan itu untuk mencakup semua pengalaman belajar di
samping verb menulis membaca berpidato menyanyi dan berhitung. Dalam teori dan praktek
Global dapat 4 bentuk utama tentang swakaji yakni bermain, bernyanyi, menggambar dan
a. Bermain
Bermain mencakup baik kegiatan mandiri maupun yang dipimpin oleh orang tua
ataupun guru. Froebel menggunakan bermain secara mandiri selain itu dia juga menggunakan
unsur tugas yang disediakan akan lebih mencolok daripada unsur belajar sehingga hasil
pengalaman belajar menjadi beban yang harus ditanggung dan bukan kegiatan yang
menyenangkan hati anak Itulah sebabnya dalam teori dan praktek pendidikan yang
diutamakan Froebel adalah mengenai pengalaman belajar tentang bersifat bermain entah anak
tersebut terlibat dalam kegiatan jasmani, intelektual, pengalaman belajar yang bersangkutan
dijadikan permainan, yakni suatu pengalaman yang ia nikmati. Froebel juga menerapkan
pemberian (gaben gifts). Menurutnya pemberian tersebut melambangkan hakikat dan proses
alamiah yang bersifat Ilahi atau rohani. Jadi melalui penggunaan pemberian itu anak akan
memahami rupa dan karya yang tampak di dalam alam di samping mengenal dirinya sebagai
kesatuan di bawah kesatuan Ilahi. Pemberian tersebut terdiri dari 10 kotak pemberian seperti
lidi, tali, manik-manik, kertas, tanah liat dan lilin. Tujuan pemberian tersebut untuk
bahan swakaji atau kerajinan tangan sebagai penerapan pengetahuan dan pengertian yang
berbeda. Pengalaman belajar tersebut memberikan kecenderungan bagi anak untuk melihat
persamaan dan perbedaan antara berbagai benda untuk melihat hubungan antara bagian dan
keutuhan. dalam pemikiran Froebel pengalaman bermain melibatkan pelajaran gerak badan
seperti ketika anak bermain badannya bergerak bebas ia melambaikan tangan melompat
menari berjalan pelan-pelan dan sebagainya semuanya berkaitan langsung dengan perasaan
anak. untuk anak tanggung permainan ini berubah menjadi olahraga seperti permainan bola
bergulat bertinju berlari dan permainan berburu serta peperangan, melalui semuanya itu
diperoleh keuntungan baik bagi anak yaitu baiknya tentang jasmani maupun intelektual dan
moral.
b. Bernyanyi
anak-anak pada masa bayi dan taman kanak-kanak, menyanyi adalah cara pokok untuk
belajar. Banyak sekali nyanyian yang dapat dinyanyikan seperti nyanyian rohani sederhana.
Froebel berpendapat bahwa bernyanyi itu tidak hanya dibatasi dengan menyanyikan lagu
tertentu. Dalam kegiatan menyanyi itu juga termasuk semua macam kegiatan dan ucapan
yang berirama, seperti permainan dan ucapan yang dibuat sang ibu sendiri, senandung,
membuat gerakan irama seperti membunyikan sendok atau sepotong kayu dan menghafalkan
syair.
c. Menggambar
Kecenderungan menggambar tampak dalam diri anak yang baru mampu memegang
pensil. Mula-mula si anak akan membuat garis pada kertas putih, ia heran tetapi senang
dengan hasilnya dan asik untuk membuatnya lagi, akibatnya dari garis yang tidak lurus tadi
menjadi lurus akibat terlatih Untuk terus belajar. Hasil dari menggambar dan membicarakan
Setiap anak memiliki kesempatan untuk memelihara bunga atau tanaman lain yang
dapat dipelihara atau disayangi. Ketika anak bermain dengan kucing atau anjing si anak
tersebut menunjukkan kasihnya untuk makhluk lain sementara itu anak anjing atau anak
kucing itu menjilat tangan atau pipinya sebagai simbol dari perhatian anak binatang itu.
Froebel melihat kesempatan ini merupakan dampak positif untuk si anak untuk jangka
panjang yakni ketika sudah dewasa. Ketika Froebel tinggal di rumah Pamannya, ia
terhadap alam dan sekaligus mengatur menjaga supaya anak tidak bertindak kejam terhadap
makhluk hidup di sekitarnya, tetapi yang perlu dipelajari ialah bahwa belajar langsung dari
alam akan menolong anak untuk menerima dirinya sebagai gambar dan karya Allah.
E. Kesinambungan
yang perlu diperhatikan, anak yang masuk TK adalah anak yang sedang bertumbuh dari tahap
bayi sampai siap untuk dipisahkan dari ibunya selama jangka waktu yang lebih panjang.
Disana guru juga wajib membangun pengalaman belajar berdasarkan asas kesinambungan ini
D. PRAKTEK PENDIDIKAN
Dalam Pembahasan dasar teologi dan psikologis pendidikan menurut Froebel juga
tersirat berbagai unsur yang harus diperhatikan dalam bidang pendidikan. Pertama kita akan
membahas tujuan umum pendidikan, kurikulumnya dibagi menjadi 3 yaitu kurikulum dipakai
oleh ibu, kurikulum untuk taman kanak-kanak dan kurikulum untuk sekolah dasar serta
beberapa pikiran tentang metodologi, peranan guru dan hubungan sekolah serta keluarga.
I. Tujuan Umum
1. Pendidikan adalah pencapaian kehidupan yang setia, tidak bersalah dan karena itu
suci…. tujuan yang paling Luhur bagi manusia adalah menjadi seorang yang
bijaksana. Dalam tujuan ini Froebel menggabungkan dua alasan mengapa guru
mengajar yaitu hendaknya anak didik’’ takut akan Tuhan’’ bertindak setia kepada
sesamanya dan kepada Allah, menjadi orang yang takut akan Tuhan adalah sama
dengan menjadi orang yang bijaksana dan itulah tujuan pendidikan dan kehidupan itu
sendiri.
sejelas mungkin, untuk mengalami pendamaian dengan alam dan kesatuan dengan
memperoleh pengetahuan tentang dirinya dan umat manusia tentang alam dan Allah
3. Tujuan utama pengajaran dan usaha persekolahan adalah untuk menegaskan kemauan
anak, mengembangkan dalam lingkungan sosial yang suci supaya ia menjadi kuat,
suci dan tidak bimbang. Kemauan itu adalah kegiatan nalar yang senantiasa bertitik
tolak dan titik tertentu ke arah tertentu, ke tujuan tertentu sesuai dengan tabiat
manusia yang hakiki, dalam ketiga tujuan tersebut terdapat beberapa keprihatinan
yang perlu menjadi patokan bagi seorang guru. Pertama Froebel bertitik tolak dari
dalil bahwa anak adalah kesatuan yang terdiri atas tabiat yang rohani, nalar,
Pendidikan agama menurut Froebel adalah untuk mengembangkan suasana dan pengalaman
belajar yang berporos pada kasih, pengetahuan, pengertian dan keterampilan yang diperoleh
melalui bimbingan dari guru dan swakaji anak untuk menolongnya mengamalkan kelakuan
yang sesuai dengan jati dirinya sebagai anak Allah yang bersatu dengan alam, sesama
manusia dan Allah di dalam proses belajar ini anak akan belajar mengenai berdoa, menyanyi
lagu rohani dan cerita Alkitab sebagai pengalaman yang wajib bagi anak didik.
2. Kurikulum
a. Prasekolah
Di sini Froebel hanya membahas 4 pelajaran dari bukunya yang berbahasa Inggris
terdiri dari selembar lukisan dari ukiran kayu, sajak pendek dan penafsiran atas
peristiwa yang tampak dalam lukisan tersebut. dalam lukisan kelihatan dua atau tiga
orang kakak dan seorang adik prasekolah ataupun seorang anak prasekolah saja yang
1. Sajak yang berjudul si anak laki-laki dan bulan purnama mencerminkan rasa
anak tersebut dalam peristiwa alamiah yang mempesona seperti bulan, untuk
menunjukkan perhatian anak kepada Allah, sang pencipta segala sesuatu
2. Bab yang berjudul kerugian dijelaskan bahwa buku tersebut menolong kaum
ibu untuk mendidik anak tentang berbagai macam kerugian yang dialami
sebagai akibat dari ketidak waspadaan dari pihak anak. “ Buku Itu
menjelaskan bahwa seorang ibu menasehati anaknya bahwa kalau kita ingin
mempunyai barang kita harus waspada dan jangan tergoda oleh sesuatu yang
lain, seperti yang sudah diceritakan bahwa seorang adik lalai atas rotinya
karena ya hanya memikirkan tentang air burung hilang karena kakak tidak
waspada. Sehingga kakak itu mencari burung tersebut di pohon tetapi tidak
dijelaskan bahwa kaum ibu harus memberi petunjuk untuk melipat jari tangan
kiri membentuk pucuk bunga bakung sedangkan jari tangan kanan menyerupai
dengan meniru kegiatan itu seperti seorang perempuan yang di latar depan
laki-laki sedang memberikan sesuatu kepada siswa yang tidak ia kenal. Dalam
sehari-hari yang terjadi dalam keluarga. seperti ibu yang memasak, ayah yang mencabut
rumput liar di kebun dapat mengajarkan kepada anak tentang perbedaan rupa daun, antara
daun yang sudah tua dengan tunas dan antara tanaman sayuran dan rumput liar. bagi anak
kecil, Froebel merencanakan kurikulum yang paling teratur yaitu pemberian dan
keterampilan ( kerajinan tangan), permainan yang berporos pada nyanyian yang diiringi
I. Pemberian
Dalam pembelajaran ini guru memberikan pemberian pertama yang terdiri atas
sebuah kotak yang berisi dengan 6 bola wol yang masing-masing berwarna
berbeda 6 jarum sepotong kayu pendek dua potongan kayu tipis dan pendek. Dengan semua
peralatan itu guru mengajarkan warna dasar lalu menyuruh anak murid untuk memilih dan
mengidentifikasi setiap warna lalu guru mengajarkan nama setiap benda lain yang di kotak
itu.
Dalam pemberian yang kedua guru memberikan semua benda yang sama kecuali
benda yang berada dalam kotak terbuat dari kayu bukan wol, dan bentuknya juga silinder
pendek, kubus dan bola. Di bawah bimbingan guru anak belajar tentang sifat khas dari setiap
Pemberian ketiga anak belajar tentang hubungan antara bagian dan keseluruhan
dengan memberi anak 8 kotak kubus yang sama besarnya diharapkan anak-anak akan bisa
membentuk kubus itu sebagai satu kesatuan, lalu anak diajak untuk menghitung kubus itu,dan
diselaraskan dengan angka yang ada di kubus itu dengan begitu diharapkan anak tidak akan
Pemberian keempat Masih terdiri dari balok namun susunannya berbeda bukan 8
kubus yang sama besarnya lagi melainkan 4 balok persegi panjang dua kubus yang sama
besar dan 4 balok persegi empat, dua diantara balok ini sama besarnya dengan salah satu
kubus itu, dengan semua pemberian itu diharapkan anak-anak belajar walaupun balok itu
tidak sama besar namun bila setiap balok disusun kembali dengan baik bagian-bagian itu
akan menghasilkan satu kesatuan lagi yaitu menjadi kubus yang semula ada dalam kotak.
Pemberian kelima dalam pemberian ini pembelajaran tentang hubungan akan semakin
sulit, memang bentuk kubus masih ada namun kali ini lebih majemuk karena terdiri atas
kubus yang dipotong 2 agar membentuk segitiga dan kubus lain yang dipotong 4 untuk
membentuk empat segitiga, dalam hal ini diharapkan anak-anak mampu menyusun semua
segitiga menjadi utuh kembali sebagai satu kesatuan yang membentuk sebuah kubus.
Pemberian keenam menuntut pemahaman dan keterampilan baru anak tetap sama
anak-anak akan diberi kotak berbentuk kubus tapi bagian kakinya tidak lagi kubus atau
bagian yang dapat dijadikan kubus namun berbentuk balok kubus dan empat persegi panjang
yang berbeda ukurannya, dan pembelian lain froebel memperkenalkan anak dengan kotak
datar yang terdiri atas mosaic kayu yakni balok persegi empat dan berbagai macam balok
segitiga khususnya segitiga siku-siku segitiga sama kaki atau setengah bujur sangkar dan
direncanakan oleh froebel bagi-bagi masa anak-anak Dan semuanya itu dilakukan untuk
lisan. dan proses pembelajaran tidak bergantung lagi hanya pada pengalaman lisan saja.
seperti yang kita sebutkan di atas pengalaman belajar yang digolongkan kerajinan tangan itu
berproses pada penggunaan bahan yang dapat digunting dilipat dicat singkatnya bahan yang
tidak tersusun kembali melainkan bahan yang diubah sesuai dengan bimbingan guru dan
Asas ini memakai kapur tulis untuk menggambar lingkaran pada lantai, anak-anak
anak-anak dilatih untuk berdiri pada garis itu dan terkadang masing-masing anak memegang
tangan anak yang ada di sebelah kiri atau kanannya sambil menyanyi bersama. Dengan
bermain seperti ini anak-anak belajar memperoleh sikap sosial yang selaras dan juga bekerja
Dalam asas ini anak-anak dapat menanam bibit, menyiraminya, meninjau penampilan
Tunas dan bagaimana daun pertama tampak dan bertumpuk. Anak-anak juga bernyanyi dan
memilih lagu yang berisi mengenai ucapan syukur pada tuhan atas tanaman. Melalui
kurikulum ini anak dididik untuk melihat berbagai macam bentuk, memanfaatkan bahan
untuk membangun sesuatu yang lain untuk bekerja dan belajar dalam kelompok.
Terdiri atas empat golongan pelajaran utama yaitu agama. IPA dan matematika,
I. Agama
Terdapat empat pengalaman yang tergolong dalam vak pendidikan agama yaitu
subjeknya bukanlah gambaran atau penjelasan yang termuat dalam buku melainkan
seperti batu, daun, bunga, serangga, binatang tertentu yang diperiksa secara langsung
mentah di ruang kelas atau ketika berjalan di padang rumput, hutan, taman, atau tepi
pengejawantahan dari ketaatan pada hukum alam bahkan suatu kesaksian pada
III. Bahasa
ini berarti anak dididik tidak disuruh menghafalkan asas-asas tata bahasa sebagai
tugas belajar yang tersendiri, tetapi mempelajari bagaimana ucapan lisan, cerita,
dan memakai bahan seperti tanah liat agar seorang anak menjadi seniman.
3. Anak tidak hanya membuat sesuatu tapi mereka juga diperkenalkan pada
karya seni yang bermutu agar mereka belajar memahami dan menghargai
bidang seni.
3. Metodologi
a. Berdoa
b. Percakapan
c. Menghafalkan
e. Bermain
f. Swakaji
h. Pelaporan
i. Bertanya
k. Bercerita
4. Peranan Guru
Peranan guru dapat mengantarkan anak supaya dapat berkembang dengan seimbang ia
dapat mengembangkan bakat yang sudah ada dalam dirinya. Dengan tindakan tersebut anak
belajar yang berkaitan dengan sifat keingintahuan anak tersebut. Pengalaman belajar yang
dipersiapkan itu juga harus menolong anak berkembang secara berimbang baik jasmani,
nalar, dan rohani. Guru juga harus mempersiapkan pengalaman belajar selengkap mungkin
dan sekaligus rela mengubah rencana itu demi pengalaman belajar yang lebih mendalam.
tugas mengajar juga tidak harus guru melainkan juga dapat diperoleh dari keluarganya.
5. peranan keluarga
Di sini Froebel kembali mengangkat peranan ayah yang sama pentingnya dengan
pernan Ibu dalam proses perkembangan dan pendidikan anak. Keluarga mesti diproduksi
menjadi wadah yang bisa mengembangkan semua probabilitas yang tersirat dalam tabiat anak
III. PENUTUP
KESIMPULAN
ketika ia berumur 9 tahun. Ayahnya menikah lagi dan memiliki seorang anak alhasil Froebel
tidak diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Sewaktu Froebel berumur 10 tahun Paman dari
pihak ibunya menyelamatkan kehidupan Froebel yang kurang perhatian dan kurang kasih
sayang dari kedua orang tuanya. Pamannya meminta izin kepada ayah Froebel untuk
mengangkat Froebel menjadi anaknya. Di rumah pamannya Ia banyak belajar suatu hal.
Ketika Froebel sudah besar ia bersekolah di Universitas Jena tetapi ada suatu kendala saat ia
bersekolah yaitu masalah keuangan yang memburuk. Meskipun ia sudah tidak bersekolah lagi
ia memanfaatkan waktunya untuk belajar mandiri dengan membaca buku-buku yang bermutu
tinggi.
bersekolah lagi tapi di jurusan lainnya. Tetapi disisi lain Ia mempunyai minat untuk mengajar,
minatnya muncul ketika dimulai di Framework dan dipertinggi dibawah pengalaman dengan
iparnya janda christoph. 12 tahun kemudian ia membuka Taman kanak-kanak karena ia yakin
yakin bahwa mesti ada kesempatan bagi anak untuk berkembang dalam suasana aman dan
bahagia sebelum masuk ke sekolah dasar dan lebih penting lagi dengan pendirian taman
kanak-kanak, jutaan anak yang hidup di pelosok dunia diperkaya karena diberi kesempatan
pandangan pendidikan sebagai ilmu. pertama ia merumuskan arti 3 istilah yang perlu masuk
ke dalam perbendaharaan kata para pendidik: ilmu pendidikan, teori pendidikan dan praktek
pendidikan. Tujuan, kurikulum, Metodologi, peranan guru segalanya ditentukan oleh pikiran
Dasar pendidikan yang kedua adalah ilmu jiwa atau lebih tepat tinjauan terhadap gaya
bertindak anak. hakikat tinjau ini dapat diringkaskan dalam dua dalil pokok : pertama anak
berhak diperlakukan sebagai anak dan bukan sebagai orang dewasa, yang kedua orang tua
atau guru wajib memberi bimbingan kepada anak untuk menolongnya mencapai prestasi
Froebel juga bisa dikatakan sebagai seorang rasul dalam kehidupan pendidikan
anak-anak. Banyak hal pemikiran serta cara, metode pendidikan yang digunakan oleh trouble
untuk anak-anak prasekolah. Kurikulumnya dulu masih dipakai sampai saat ini misalnya
mengenai urutan pemakaian kotak pemberian atau gifts, bernyanyi dengan menggerakkan
anggota tubuhnya, kerajinan tangan dan lain-lain. Karena dengan kurikulum tersebut
anak-anak dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginannya tanpa didorong
Sejarah Perkembangan pikiran Dan Praktek pendidikan agama Kristen: Dari Yohanes Amos
Comenius Hingga Berkembangan pak di Indonesia (no date) Google Buku. Google. Available
at:https://www.google.co.id/books/edition/Sejarah_perkembangan_pikiran_dan_praktek/UFh