Anda di halaman 1dari 20

PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA

PROVINSI PAPUA BARAT

TEKNIK DHAMMADESANA

Oleh:
Dr. Partono Nyanasuryanadi, M.Pd., M.Pd.B.
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha Smaratungga

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT
Kompetensi AbadBUDDHA
21
PROVINSI PAPUA BARAT

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT

Pendahuluan: Kita belajar:


10 % dari apa yang kita baca
20 % dari apa yang kita dengar
30 % dari apa yang kita lihat
50 % dari apa yang kita lihat dan dengar
70 % dari apa yang kita katakan
90 % dari apa yang kita katakan dan lakukan

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT
Yang Diingat Tingkat
10% Baca Keterlibatan
20% Dengarkan Verbal
Lihat Gambar/
Diagram
30%
Pengalaman Lihat Video/Film
Visual
Belajar Lihat Demonstrasi
50% Terlibat dalam Diskusi
70% Menyajikan/Presentasi Terlibat
Bermain Peran
90% Melakukan Simulasi
Berbuat
Mengerjakan Hal yang Nyata

“Succesful Learning Comes from doing” (Wyatt $ Looper, 1999)

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT

Ada Judul (udessa)

Kerangka naskah
untuk Ada Isi (nidessa)
dhammadesana
Ada Kesimpulan (patinidessa)

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT

Skema:
a. Pembukaan dengan salam pembuka,
b. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
Susunan
Dhamma c. Isi atau materi secara sistematis : maksud,
desana tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
d. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam
penutup, dll)

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT

Langkah Menyusun Materi

Langkah Memilih Topik Mengembangk


Menyusun dan Tujuan an Topik
Materi Dhammadesana Bahasan

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT

1. Topik Sesuai dengan Latar Belakang


Pengetahuan Pembicara.
2. Topik Menarik Minat Pembicara

KRETERIA 3. Topik Menarik Minat Pendengar


4. Topik Sesuai dengan Pengetahuan
Pendengar

TOPIK 5. Topik Jelas Ruang Lingkup dan


Pembatasannya
6. Topik sesuai dengan waktu dan situasi
7. Topik dapat ditunjang dengan bahan
yang lain

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT

Tujuan Dhammadesana

01 02 03
Memelihara (havanam,) Dharma akan Kelangsungan (santaranam),
Pemberitahuan (Vitharanam),
dalam arti apabila masih ada
Dharmaduta menyampaikan dapat terpelihara dengan baik apabila
orang yang menyampaikan dan
Dharma dengan baik disertai mendengar, mengingat, menghafal, menghormat Dharma dengan
tingkah laku yang layak, mempelajari, dan melaksanakan Dharma jalan mendengar, mengingat,
sehingga orang akan dengan penuh hormat; sebaliknya menghafal, mempelajari, dan
menaruh hormat pada Dharma akan hancur apabila sudah tidak melaksanakannya, maka
Dharma. mau mendengar, mengingat, menghafal, Dharma akan terjamin
mempelajari, dan melaksanakan Dharma kelangsungannya.

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT

● Penjelasan
● Contoh
Teknik ● Analogi
Mengembangkan ● Testimoni
Pokok Bahasan ● Statistik
● Perulangan

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT
Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan
Penjelasan: Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah
atau kata-kata yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan
dengan cara memberikan pengertian atau definisi, dari sutta-sutta,
atthakatta, tika, matika, anutika.
Contoh: Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga
lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam dhammadesana dapat berupa
cerita yang rinci yang disebut ilustrasi dari sumber sutta dan atthakatta.

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT
Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan

Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk


menunjukkan persamaan atau perbedaannya.
1. Analogi harfiyah (literal analogy) adalah perbandingan di antara
objek-objek dari kelompok yang sama, karena adanya persamaan
dalam beberapa aspek tertentu. Misalnya, membandingkan manusia
dengan monyet secara biologis.
2. Analogi kiasan adalah perbandingan di antara objek-objek di antara
kelompok yang tidak sama.

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT
Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan
● Testimoni. Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang pembicaraan pembicara.
Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato seorang ahli, tulisan di surat kabar, acara televisi, dan
lain-lain, termasuk kutipan dari kitab suci, kitab komentar, dan sejenisnya.
● Statistik. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan perbandingan
kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas,
dan meyakinkan. Misalnya, untuk melukiskan betapa bobroknya akhlak generasi muda di
Indonesia, seseorang menggunakan kalimat, “Wahai saudara-saudara, menurut hasil penelitian,
vaksin covid-19 telah ditemukan dan sebagian negara telah melakukan vaksin…”
● Perulangan. Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama dengan kata-kata
yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan mengingatkan kembali.

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT

1. Organisasi pesan
Tehnik Menyusun (messages organization)
Pesan 2. Pengaturan pesan
(message arrangement).

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT
Organisasi pesan (messages organization)
1. Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya
dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti. Urutan induktif dikemukakan
perincian-perincian dan kemudian menarik kesimpulan.
2. Urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa.
3. Urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau dari akibat ke sebab. Bila Anda
menjelaskan proses kekufuran dari sebab-sebabnya lalu ke gejala-gekalnya, maka Anda mengikuti
urutan logis dari sebab ke akibat..
4. Urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat. Cara ini dipergunakan jika pesan
berhubungan dengan subjek geografis atau keadaan fisik lokasi..
5. Urutan topikal, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan: klasifikasinya, dari yang penting ke
yang kurang penting, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang dikenal ke yang asing.

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT

Pengaturan Pesan

Menurut Alan H. Monroe, ada


lima tahap urutan bermotif:
1. Perhatian (Attention)
2. Kebutuhan (Needs)
3. Pemuasan (Satisfaction)
4. Visualisasi (Visualization)
5. Tindakan (Action)

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT

Persiapan Dhammadesana
1. Mengetahui wawasan pendengan secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi yang akan
dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan
dimengerti.
4. Mengetahui jenis dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan, dsb.

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT

Cara Membabarkan Dharma


1. Membabarkan Dharma setahap-demi setahap dan tidak melewati atau
meringkas bagian-bagian yang penting sehingga menyebabkan makna
uraian menjadi kabur.
2. Menerangkan dengan menggunakan alasan yang masuk akal, sehingga
para pendengarnya mengerti.
3. Penuh Metta serta berkeinginan agar uraiannya bermanfaat bagi para
pendengar.
4. Menguraikan Dharma bukan demi keuntungan pribadi.
5. Menguraikan Dharma bukan untuk melawan orang lain atau tidak memuji
diri sendiri dan merendahkan orang lain (A.iii.184).

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT
Cara atau metode yang dilaksanakan oleh Buddha dalam mengajar para
siswaNya:
1. Beliau mengajar agar mereka yang mendengar dapat mengetahui secara
mendalam dan melihat dengan benar apa yang pantas untuk diketahui dan
dilihat.
2. Beliau mengajar dengan alasan-alasan, sehingga mereka yang mendengar,
dapat merenungkan (Dharma) dan melihatnya dengan benar (bagi diri
mereka sendiri).
3. Beliau mengajar dengan suatu cara yang luar biasa, sehingga mereka yang
mengikuti ajarannya itu dapat memperoleh faedah-faedah sesuai dengan
praktek mereka (A.i.276; M.ii.9).

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020


PEMBIMBING MASYARAKAT BUDDHA
PROVINSI PAPUA BARAT

Terima Kasih

Teknik Dhammadesana | Papua Barat, 29 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai