TESIS
MUHAMAD ADAFIAH
71200032
i
i
TESIS
MUHAMAD ADAFIAH
71200032
Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang telah saya buat dengan judul :
“Pengaruh Pelayanan Unit Gawat Darurat Terhadap Kepuasan Pasien Pada Masa
Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung” adalah hasil karya
sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar dan tesis belum pernah diterbitkan atau dipbulikasikan
dimanapun dan dalam bentuk apapun.
MUHAMAD ADAFIAH
Telah berhasil dipertahankan untuk syarat sidang tesis dalam rangka memperoleh
gelar Magister Manajemen (M.M.) pada Program Pascasarjana Magister
Manajemen Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya.
Bandung, 15 Agustus 2022
Pascasarjana Magister Manajemen
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya
Direktur,
DEWANPENGUJI
v
vi
Serta semua pihak yang satu persatu tidak bisa saya sebutkan yang telah
membantu mewujudkan penulisan tesis ini. Akhir kata penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam penulisan tesis ini.
Dengan segala kekurangan, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.
Penulis
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eklusif ini pihak Program Pascasarjana Magister
Manajemen Konsentrasi Rumah Sakit Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya
Berhak menyimpan, mengalih-media atau bentuk-kan, mengelolanya dalam
pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkannya atau
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari kami selama tetap mencantumkan nama kami
sebagai penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Program
Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya,
segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam
karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Bandung, 15 Agustus 2022
Yang menyatakan
Muhamad Adafiah
ABSTRAK
Kepuasan pasien diartikan sebagai respon pelanggan dari ketidak sesuaian antara
tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakah oleh pasien
ataupun kepuasan terhadap suatu layanan setelah pemakaian. Ada faktor yang
mempengaruhi kepuasan yaitu aspek daya tanggap, empati, bukti nyata, jaminan
dan kehandalan. Tetapi penulis sangat tertarik mengangkat topik pengaruh aspek
kehandalan, daya tanggap dan jaminan terhadap kepuasan pasien di instalasi
gawat darurat sebab aspek tersebut merupakan aspek yang berpengaruh terhadap
kepuasa pada instalasi gawat darurat di rumah sakit Muhammadiyah bandung.
Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pengaruh kepuasan pasien IGD
di RS Muhammadiyah Bandung dari aspek kehandalan, 2) untuk mengetahui
pengaruh kepuasan pasien IGD di RS Muhammadiyah Bandung dari aspek
jaminan, 3) untuk mengetahui pengaruh kepuasan pasien IGD di RS
Muhammadiyah Bandung dari aspek daya tanggap. Hasil penelitian meunjukan
aspek kehandalan, jaminan dan daya tanggap secara bersama-sama memiliki
pengaruh terhadap kepuasan pasien di instalasi gawat darurat rumah sakit
Muhammadiyah Bandung.
ABSTRACT
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGENAI PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...........................vii
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Penelitian...................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................7
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................7
1.4. Kegunaan Penelitian...........................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................72
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................76
x
xi
DAFTAR TABEL
3.1 Dimensi, Indikator, dan Skala Pengukuran Variabel Pelayanan Unit Gawat
Darurat...................................................................................................................38
3.2 Dimensi, Indikator, dan Skala Pengukuran Variabel Pelayanan Unit Gawat
Darurat...................................................................................................................41
4.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Daya Tanggap IGD di Rumah Sakit
Aspek Kehandalan.................................................................................................58
Aspek Jaminan.......................................................................................................59
Muhammadiyah Bandung......................................................................................61
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
1
2
masalah
Kualitas pelayanan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
rumah sakit dalam menjaga kepuasan pasien. Setelah pasien merasa puas dengan
produk atau jasa yang diterimanya, pasien akan membandingkan pelayanan yang
diberikan. Apabila pasien merasa benar-benar puas, mereka akan membeli
kembali serta memberi rekomendasi kepada orang lain untuk berobat di tempat
yang sama.
Oleh karena itu rumah sakit harus mulai memikirkan pentingnya pelayanan pasien
secara lebih matang melaui peningkatan kualitas pelayanan, karena kini semakin
disadari bahwa pelayanan demi kepuasan pasien merupakan aspek vital dalam
rangka bertahan dalam bisnis dan memenangkan persaingan (Tjiptono, 2007).
juga dituntut untuk dapat memberikan kepuasan pasien rumah sakit. Rumah Sakit
Komplain yang sering muncul pada instalasi gawat darurat yaitu adanya
perbedaan presepsi antara dokter dengan keluarga pasien mengenai kondisi pasien
sehingga pasien yang sudah diberikan penanganan masih di anggap kurang cukup
oleh keluarga pasien sehingga sering kali adanya komplain yang membuat
ketidakpuasaan terhadap pelayanan pada instalasi gawat darurat.
b. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan evaluasi bagi RS Muhammadiyah Bandung dalam
pengembangan dan peningkatan pelayanan kepada pasien.
b. Sebeagai bahan referensi untuk instansi kesehatan terkait aspek
yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
9
1
pelayanan dapat memenuhi atau melebihi harapan pasien, maka dapat dikatakan
rumah sakit tersebut telah dapat memuaskan konsumennya, dan dapat juga disebut
rumah sakit berkualitas.
Dapat dikemukakan bahwa kepuasan konsurnen mempunyai hubungan
yang dekat dengan kualitas, semakin puas seorang pasien, maka akan menaikkan
pendapatan rumah sakit. Kepuasan pasien secara langsung akan menimbulkan
kualitas yang baik, Menurut (Kusumasita, 2014) kualitas adalah keseluruhan fitur-
fitur dan karakteristik-karakteristik suatu layanan yang menunjang kemampuan
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan sehingga perlu diperhatikan kualitas
terhadap suatu layanan dalam suatu jasa.
Sehingga kepuasan pasien merupakan kunci yang perlu diperhatikan oleh
pihak rumah sakit guna meningkatkan kualitas rumah sakit yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai kunjungan pasien kepada rumah sakit tersebut.
Rendahnya angka kepuasan pasien akan berdampak terhadap
perkembangan rumah sakit. Pada pasien yang merasa tidak puas terhadap layanan
kesehatan yang diterima, maka pasien memutuskan akan pindah ke rumah sakit
lain yang dapat memberikanpelayanan yang lebih baik. Ketidak puasan pasien
saat dirawat di rumah sakit disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu
tentang komunikasi yang kurang efektif kepada pasien saat melakukan pelayanan
kesehatan.sehingga tidak memenuhi standar pelyanan minimal kepuasan
pasiendalam pelayanankesehatan. Kriteria jasa minimal dari kepuasan pasien
adalah melebihi 95% apabiladidapatkanfasilitas kesehatan pada derajat kepuasan
pasien terdapat kurang dari 95% akan dianggap jasa kesehatan yang diberikan
kurang dari kategori minimum ataupun kurang bermutu.
a. Kehandalan (reliability)
Petugas RS dapat memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan
sehingga hasilnya akurat dan pasien percaya kepada pihak RS. Menurut
(Samsir, 2020), kehandalan atau reliaibility adalah kemampuan untuk
memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya
sehingga kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan atau pasien yang
berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan
tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi
maka dari itu kemampuan suatu rumah sakit untuk memberikan pelayanan
yang segera dan akurat sejak pertama kali pasien datang tanpa membuat
kesalahan apapun dan dapat memuaskan pasien merupakan hal yang
penting untuk menilai kehandalan.
b. Jaminan (assurance)
Petugas RS dapat melakukan upaya agar pasien percaya dan yakin
terhadap pelayanannya, tentunya didasari oleh pengetahuan dan sikap
sopan santun petugas RS. Menurut (Thandia, 2016), jaminan atau
assurance merupakan sebuah aspek yang membahas mengenai
pengetahuan, kompetensi, prilaku kesopanan dan prilaku dapat dipercaya
oleh petugas kesehahtan sehingga menimpulkan rasa aman yang terjamin
oleh pasien.
c. Bukti langsung (tangible)
Penampilan RS serta petugas RS yang memberikan pelayanan
kesehatan terhadap pasien baik. Empati merupakan kemampuan
memahami masalah pelanggannya bertindak demi kepentingan pelanggan,
dan memberikan yang diharapkan. Kepuasan pelanggan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang
diharapkan mereka menumbuhkan rasa percaya (trust) dan kepercayaan
pelanggan(confidence).
d. Empati (empathy)
Petugas RS menunjukkan sikap peduli kepada pasien dengan tulus.
Menurut (Billy, Johny, et al 2019) empati merupakan kemampuan
memahami masalah pelanggannya bertindak demi kepentingan pelanggan,
B. Relationship Marketing
Relationship marketing adalah upaya menjalin relasi jangka panjang dengan
mengutamakan peluang untuk menjamin hubungan yang saling
menguntungkan atas dasar kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak.
Asumsinya adalah bahwa relasi yang kokoh dan saling menguntungkan antara
penyedia jasa dan konsumen dapat membangun bisnis ulangan dan
menciptakan loyalitas konsumen.
C. Program Promosi Loyalitas
Program ini memberikan semacam “penghargaan” (rewards khusus) seperti
bonus, diskon, voucher dan hadiah yang dikaitankan dengan frekuensi
pembelian atau pemakaian produk/jasa perusahaan kepada pelanggan rutin
agar tetap loyal pada produk dari perusahaan yang bersangkutan. Melalui
kerja sama seperti ini diharapkan kemampuaan untuk menciptakan dan
mempertahankan kepuasan serta loyalitas konsumen akan semakin besar.
D. Fokus pada Konsumen Terbaik (best customers)
Fokus pada konsumen terbaik maksudnya berfokus pada 20% dari pelanggan
secara rutin mengkonsumsi dan 80% dari penjualan. Konsumen terbaik disini
bukan hanya konsumen yang rutin saja melainkan menyangkut pembayaran
yang lancar dan tepat waktu, tidak terlalu banyak membutuhkan layanan yang
lancar dan tepat waktu, tidak terlalu banyak membutuhkan layanan tambahan
dan relatif tidak sensitif terhadap harga lebih menyukai stabilitas daripada
terus menerus berganti pemasok untuk mendapatkan harga termurah.
E. Sistem Pelayanan Komplain Secara Efektif
Penanganan komplain terkait erat dengan kualitas produk. Fakta
menunjukkan bahwa kebanyakan konsumen mengalami berbagai macam
masalah, setidaknya berkaitan dengan konsumsi beberapa jenis produk, waktu
penayampaian, atau layanan konsumen. Oleh sebab itu, setiap perusahaan
harus memliki sistem penanganan komplain yang efektif. Sistem penanganan
komplain yang efektif membutuhkan beberapa aspek dalam rangka
menyampaikan komentar, kritik, saran, pertanyaan ataupun komplain,
diantaranya:
c. Pasien Samaran
Rumah sakit berpura-pura sebagai pasien dan datang kerumah sakit agar
melihat kinerja dan pelayanan dari petugas rumah sakit sehingga petugas
rumah sakit tidak melakukan persiapan terlebih dahulu dan tidak membeda-
bedakan dalam melayani pasien sehingga penilaian dapat dilakukan secara
spontan.
d. Analisis Mantan Pelanggan
Melihat catatan pasien sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui sebab akibat
mengapa pasien tidak berobat kembali di rumah sakit tersebut baik secara
personal menggunakan informasi yang terkaik pasien untuk dapat
berkomunikasi dengan pasien perihal rumah sakit.
lama bisa menghasilkan antusias yang jauh lebih besar dari pada pembelian
individual.
E. Daya persuasif (word of mouth) banyak industri (khususnya sektor jasa),
pendapat/opini positif dari teman dan keluarga jauh lebih persuasif dan
kredibel daripada iklan. Oleh sebab itu, banyak perusahaan yang tidak hanya
meneliti kepuasan total namun juga menelaah sejauh mana pelanggan
bersedia merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain. Apalagi
ada kecenderungan seorang pelanggan menceritakan pengalaman buruknya
kepada orang lain dari pada pelanggan yang puas menyampaiakan
penagalaman positifnya.
F. Reduksi sensivitas harga pelanggan yang puas dan loyal terhadap perusahaan
cenderung lebih jarang menawarkan harga setiap pembelian individualnya.
Hal ini disebabkab faktor kepercayaan telah terbentuk. Dalam banyak kasus,
kepuasan pelanggan mengalihkan fokus pada harga pelayanan dan kualitas.
G. Kepuasan pelanggan sebagai indikator kesuksesan bisnis di masa depan Pada
hakikatnya kepuasan pelanggan merupakan startegi jangka panjang, karena
dibutuhkan waktu cukup lama sebelum bisa membangun dan mendapatkan
reputasi atas layanan prima. Oleh karena itu, kepuasan pelanggan merupakan
indikator kesuksesan bisnis di masa depan yang mengukur kecenderungan
reaksi pelanggan terhadap perusahaan di masa yang akan datang
dari sumber daya manusia baik kuantitas maupun kualitas serta peralatan untuk
menunjang keperluan diagnosa atau pengobatan suatu penyakit. Masalah yang
menyangkut non medis adalah pelayanan informasi, administrasi, keuangan, gizi,
apotek, kebersihan, keamanan serta keadaan lingkungan rumah sakit.
Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, pelayan harus benar-benar
menyadari bahwa penyembuhan seseorang bukan hanya ditentukan oleh obat-
obatan yang diberikannya, tetapi juga dipengaruhi oleh cara pelayanan yang
diperlihatkan para petugas kesehatan seperti sikap, ketrampilan serta
pengetahuannya.
Pelanggan adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk
memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada
performa atau perusahaan manajemen. (Nasution, 2014) memberikan beberapa
definisi tentang pelanggan yaitu:
A. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang
tergantung padanya.
B. Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada apa keinginannya
C. Tidak ada seorangpun yang pernah menang beradu argumentasi dengan
pelanggan
D. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dihapuskan.
Setiap jenis pelayanan di rumah sakit memiliki fungsi serta petugas yang
berbeda disetiap masing-masingnya sebagai contoh bagian Pelayanan Gawat
Darurat atau Instalasi Gawat Darurat yang pekerjanya diwajibkan memiliki
kemampuan dalam menangani pasien gawat darurat, pelayanan farmasi
diwajibkan
IGD adalah salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit yang menyediakan
penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke rumah sakit)/lanjutan
(bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan lain), menderita sakit
ataupun cedera yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya (Permenkes RI
No. 47 tahun 2018).
Instalasi gawat darurat berfungsi menerima, menstabilkan dan mengatur
Pasien yang membutuhkan penanganan kegawatdaruratan segera, baik dalam
kondisi sehari-hari maupun bencana (Permenkes RI No. 47 tahun 2018). IGD
berfungsi menerima, menstabilkan dan mengatur pasien yang membutuhkan
penanganan kegawatdaruratan segera, baik dalam kondisi sehari - hari maupun
bencana (Permenkes RI No. 47 tahun 2018). Secara garis besar kegiatan di IGD
rumah sakit dan menjadi tanggung jawab IGD secara umum terdiri dari:
a. Menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan yang bertujuan menangani
kondisi akut atau menyelamatkan nyawa dan/atau kecacatan pasien.
b. Menerima pasien rujukan yang memerlukan penanganan lanjutan/definitif
dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
c. Merujuk kasus-kasus gawat darurat apabila rumah sakit tersebut tidak mampu
melakukan layanan lanjutan.
pasien stabil, diwajibkannya melakukan foto x-ray thorax bagi setiap pasien yang
ingin dirawat di rumah sakit serta jika didapatkan positif covid-19 maka pasien
diharuskan untuk dipindahkan ke ruangan khusus untuk pasien covid-19.
Prosedur yang perlu dilakukan oleh pasien dan petugas kesehatan di
instalasi gawat darurat seperti :
A. Petugas melakukan skrinning sesuai dengan pedoman Covid 19
B. Hasil skrinning yang tidak mengarah covid-19 mengikuti prosedur pelayanan
di triase umum
C. Hasil skrinning yang menunjukan indikasi terhadap Covid 19 diberikan
edukasi untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan protocol covid-19 dan
di tempatkan di isolasi IGD
D. Petugas melengkapi pemeriksaan penunjang seperti Foto Thorax dan
Laboratoirum untuk selanjutnya di konsulkan ke DPJP
E. DPJP menetapkan Kriteria pasien sebagai pasien dalam pengawasan (PDP)
atau non PDP
F. Petugas IGD melakukan transfer pasien dari Isolasi IGD menuju Ruang
Isolasi Rawat Inap
G. Bila ada pasien PDP yang meninggal akan di lakukan pengambilan sampel
untuk pemeriksaan swab Post Mortem, jika hasil positif Covid 19, maka
penanganan jenazah dilakukan sesuai dengan protokol penanganan jenazah
pasien Covid 19
2.1.6. Hipotesis
Merupakan dugaan sementara terhadap suatu permasalahan suatu
penelitian sampai terbukti oleh data yang terkumpul dari penelitian yang
dilakukan (Arikunto, 2002), Hipotesis dari penelitian ini meliputi :
2.1.6.1.
Hipotesis Null (H0)
a. Tidak ada pengaruh antara kehandalan (reability) dengan kepuasan pasien di
IGD RS Muhammadiyah Bandung
b. Tidak ada pengaruh antara jaminan (assurance) dengan kepuasan pasien di
IGD RS Muhammadiyah Bandung
c. Tidak ada pengaruh antara daya tanggap (responsivenses) dengan kepuasan
pasien di IGD RS Muhammadiyah Bandung
2.1.6.2.
Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Ada pengaruh antara kehandalan (reability) dengan kepuasan pasien di IGD
RS Muhammadiyah Bandung
b. Ada pengaruh antara jaminan (assurance) dengan kepuasan pasien di IGD RS
Muhammadiyah Bandung
c. Ada pengaruh antara daya tanggap (responsivenses) dengan kepuasan pasien
di IGD RS Muhammadiyah Bandung
METODOLOGI PENELITIAN
3
3
c. Dapat berkomunikasi dengan baik, apabila pasien anak, maka penggantinya adalah
pengantarnya (orangtua atau kerabat);
d. Mampu dan bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan pada kuesioner.
Keterangan :
n= perkiraan besar sampel
N= perkiraan besar populasi
P= perkiraan proporsi variable x yang diteliti
q= 1-p
d= tingkat ketelitian = 0,05
dibulatkan menjadi :
n= 250 orang
Tabel 3.1
b. Petugas memberikan
informasi tentang
penyakit pasien
c. Petugas senantiasa
memberikan
pengamatan secara
teratur terhadap
perkembangan
pasien
d. Petugas tenaga
medis terampil dalam
bekerja.
e. Petugas teliti dalam
memeriksa pasien
Tabel 3.2
Keterangan:
X2 : nilai chi square
F0 : frekuensi yang diperoleh dari sampel atau frekuensi hasil
observasi Fh : frekuensi yang diharapkan dalam sampel
Keterangan:
I : jumlah baris
J : jumlah kolom
Kriteria keputusan pengujian adalah:
Ho : X2 hitung < X2
tabel Ha : X2 hitung < X2
tabel
Keterangan:
X2 : nilai chi square
N : jumlah frekuensi yang didapat dari observasi
Menurut (Sugiyono, 2012) besarnya nilai koefisien kontingensi yang telah
diperoleh dari hasil perhitungan dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
BAB IV
Tabel 4.1
Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur di Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung Tahun 2021
Usia (tahun) Jumlah Presentase (%)
≤ 24 66 26,4
25-34 69 27,6
35-44 32 12,8
45-54 26 10,4
55-64 50 20
≥ 65 7 2,8
Total 250 100
Sumber : Data Primer
Tabel 4.2
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung Tahun 2021
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Laki-laki 122 48,8
Perempuan 128 51,2
Total 250 100
Sumber : Data Primer
Tabel 4.3
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung Tahun 2021
Tabel 4.4
Distribusi Responden menurut Pekerjaan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung Tahun 2021
Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 250 responden diketahui bahwa ada
sebanyak 18 responden atau 7,2% pasien berprofesi sebagai PNS, ada sebanyak
70 responden atau 28% pasien berprofesi sebagai wiraswasta, ada sebanyak 16
responden atau 6,4% pasien berprofesi sebagai sopir, ada sebanyak 2 responden
atau 0,8% pasien yang berprofesi sebagai petani, ada 61 responden atau 24,4%
pasien berprofesi sebagai ibu rumah tangga, ada sebanyak 42 responden atau 16,8
pasien berprofesi sebagai pelajar, ada sebanyak 26 responden atau 10,4% pasien
berprofesi sebagai pegawai swasta, ada sebanyak 1 responden atau 0,4% pasien
berprofesi sebagai juru parker, ada 5 atau 2% pasien berprofesi sebagai pensiunan,
ada 9 responden atau 3,6% pasien tidak bekerja dan sama seskali tidak ada
responden yang bekerja sebagai ABRI/POLRI.
A. Daya Tanggap
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Daya Tanggap IGD di
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Tahun 2021
Sunber : Data Primer
baik. Untuk pertanyaan “petugas tanggap cepat datang bila dibutuhkan” ada 115
responden menjawab sangat baik, 133 responden menjawab baik, 2 responden
menjawab tidak baik, dan tidak terdapat responden yang menjawab sangat tidak
baik. Untuk pertanyaan “petugas melakukan tindakan pelayanan tepat waktu” ada
110 responden menjawab sangat baik, 137 responden menjawab baik, 3 responden
menjawab tidak baik, dan tidak terdapat responden yang menjawab sangat tidak
baik.
Untuk nilai tertinggi pada pernyataan “sangat baik” pada pertanyaan daya
tanggap terdapat pada pertanyaan tentang “petugas tanggap dalam menghadapi
keluhan pasien” yaitu sebesar 50,8%. Untuk nilai tertinggi pada pernyataan
“sangat tidak baik” terdapat pada pertanyaan “waktu menunggu terlalu lama”
yaitu sebesar 2%.
B. Jaminan
memeriksa pasien. Hasil pengujian statistik deskriptif yang ditunjukkan Tabel 4.6
sebagai berikut :
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Jaminan IGD di
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Tahun 2021
Sunber : Data Primer
Tabel 4.6 aspek jaminan dilihat oleh 5 aspek yaitu: a) petugas teliti dalam
memberikan obat kepada pasien, b) petugas memberikan informasi tentang
penyakit pasien, c) petugas senantiasa memberikan pengamatan secara teratur
terhadap perkembangan pasien, d) petugas tenaga medis terampil dalam bekerja
dan e) petugas teliti dalam memeriksa pasien. Berdasarkan hasil kuisioner
menunjukan bahwa hasil untuk pertanyaan “petugas teliti dalam memberikan obat
kepada pasien” terdapat 134 responden atau 53,6% menjawab sangat baik, 113
atau 45,2% responden menjawab baik, 2 atau 0,8% responden menjawab tidak
baik dan 1 atau 0,4 responden menjawab sangat tidak baik. Untuk pertanyaan
“petugas memberikan informasi tentang penyakit pasien” terdapat 111 atau 44,4%
responden menjawab sangat baik, 107 atau 42,8% responden menjawab baik, 31
atau 12,4% responden menjawab tidak baik, dan 1 atau 0,4 responden menjawab
sangat tidak baik.
pernyataan “sangat tidak baik” terdapat pada pertanyaan “petugas teliti dalam
memberikan obat kepada pasien” dan “petugas memberikan informasi tentang
penyakit pasien” yaitu sebesar 2%.
C. Kehandalan
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kehandalan IGD di Rumah
Sakit Muhammadiyah Bandung Tahun 2021
atau 34,4% responden yang menjawab sangat baik, 137 atau 54,8% menjawab baik,
26 atau 10,4% responden menjawab tidak baik, dan 1 atau 0,4% responden
menjawab sangat tidak baik. Dari seluruh pertanyaan dominan menjawab “sangat
baik” dari seluruh pertanyaan mengenai kehandalan petugas kesehatan di instalasi
gawat darurat yaitu sebesar 50,5%. Untuk pertanyaan mengenai kehandalan yang
“baik” sebesar 46%, menyatakan “tidak baik” sebesar 3,2% dan menyatakan
“sangat tidak baik” sebesar 0,3%.
D. Kepuasan Pasien
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kepuasan IGD di Rumah
Sakit Muhammadiyah Bandung Tahun 2021
d) ketepatan waktu pelayanan selama berobat dan e) sikap petugas yang tanggap
dan mau mendengar keluhan pasien selama berobat.
pasien” dan “Sikap petugas yang tanggap dan mau mendengar keluhan pasien
selama berobat” yaitu sebesar 12%.
Tabel 4.9
Uji Statistik Kepuasan Pasien IGD di RS Muhammadiyah Bandung Dari
Aspek Kehandalan
Kehandalan
Kepuasan Pasien Kurang Cukup Sig Korelasi
Tidak Puas 3 24
Puas 0 223 0.000 0.302
Total 3 247 250
Sumber : Data Primer, 2022
santun petugas RS. Menurut (Thandia, 2016), jaminan atau assurance merupakan
menimbulkan rasa aman yang terjamin oleh pasien sehingga akan munculnya rasa
Tabel 4.10
Aspek Jaminan
Jaminan
Kepuasan Pasien Kurang Cukup Sig Korelasi
Tidak Puas 1 26
0.073 0.113
Puas 1 222
Total 2 248 250
Sumber: Data Primer, 2022
sebanyak 26 orang merasa cukup baik dan menyatakan puas terhadap pelayanan
sebanyak 222 orang. Sedangkan responden yang menanggapi jaminan (assurance)
petugas kesehatan dalam melayani pasien kurang baik sebanyak 1 orang dan yang
menyatakan tidak puas sebanyak 1 orang.
Selanjutnya, berdasarkan hasil peritungan diketahui bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,073 > 0,05 sehingga hipotesis tidak dapat diterima atau
Tidak ada hubungan antara jaminan (assurance) dengan kepuasan pasien di IGD
RS Muhammadiyah Bandung. Sementara itu, nilai koefisien korelasi berada pada
rentang nilai 0,113 yang menandakan bahwa tingkat hubungan pada level sangat
rendah.
Petugas RS dapat melayani pasien dengan cepat, hal ini bersifat dinamis
karena dapat juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang ada di RS.
Daya tanggap atau responsiveness merupakan sebuah keinginan dan kesediaan
untuk membantu dan memberikan layanan dengan tanggap sehingga
menimbulkan respon berupa kepuasan pasien. Daya tanggap yang baik akan
membuat pasien merasa bahwa petugas kesehatan menjalankan pekerjaannya
dengan baik dan professional hal tersebut dinilai dalam berbagai aspek tertentu
seperti tanggap dalam menghadapi keluhan pasien, tanggap bila dibutuhkan oleh
pasien, tanggap dalam melakukan pelayanan kesehatan, dan tanggap terhadap
kebutuhan sehingga tidak membuang waktu secara sia-sia yang pada akhirnya
akan menimbulkan rasa kepuasan dari pasien itu sendiri.
Tabel 4.11
Uji Statistik Kepuasan Pasien IGD di RS Muhammadiyah Bandung Dari
Aspek Daya Tanggap
Daya tanggap
Kepuasan Pasien Kurang Cukup Sig Korelasi
Tidak Puas 7 20
0.000 0.438
Puas 0 223
Total 7 243 250
Sumber: Data Primer, 2022
Tabel 4.12
Variabel yang Paling Berpengaruh Terhadap Kepuasan Pasien IGD di
RS Muhammadiyah Bandung
pekerjaannya hal tersebut meliputi tepat dan cepat dalam menerima pasien, cepat
dalam melayani pasien sehingga tidak menyulitkan pasien, adil dalam
memberikan pelayanan dan melakukan pelayanan sesuai prosedur yang ada.
Aspek-aspek tersebut yang membuat pasien merasa bahwa dirinya mendapatkan
pelayanan terbaik dari petugas rumah sakit, hal ini yang membuat adanya rasa
puas yang tumbuh akibat pelayanan yang handal.
hal ini sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Samsir N yang dilakukan
pada tahun 2017 yang menyatakan bahwa aspek kehandalan mempengaruhi
kepuasan dengan mengukur tindakan pelayanan oleh pegawai terhadap kepuasan
masyarakat.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Sondakh dkk pada tahun 2019 menyatakan
bahwa hasil penelitian mereka mengenai pengaruh kehandalan terhadap kepuasan
berpengaruh positif dengan hasil bahwa kehandalan memberikan pelayanan yang
professional serta akurat dan memuaskan untuk pelanggan.
Dengan tingkat kehandalan yang baik dari pemberi jasa yaitu petugas
kesehatan maka pasien akan memiliki rasa kepercayaan yang tinggi sehingga
membuat pasien tersebut merasa aman, hal ini menjadi alasan mengapa tingkat
kehandalan yang baik dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan secara signifikan
dan menimbulkan respon yang positif.
Daya tanggap yang baik akan membuat pasien merasa bahwa petugas
kesehatan menjalankan pekerjaannya dengan baik dan professional hal tersebut
dinilai dalam berbagai aspek tertentu seperti tanggap dalam menghadapi keluhan
pasien, tanggap bila dibutuhkan oleh pasien, tanggap dalam melakukan pelayanan
kesehatan, dan tanggap terhadap kebutuhan sehingga tidak membuang waktu
secara sia-sia.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Wira Wijaya dkk pada tahun 2014
mengenai pengaruh aspek daya tanggap terhadap kepuasan pasien. Penelitian
dilakukan di rumah sakit umum daerah Wangaya Denpasar, dari penelitian
tersebut didapatkan hasil yaitu adanya pengaruh yang signifikan dari aspek daya
tanggap terhadap kepuasan pasien dirumah sakit tersebut sehingga dapat
disimpulkan bahwa daya tanggap petugas kesehatan dapat mempengaruhi
kepuasan kepada pasien dengan hasil yang signifikan.
Dengan daya tanggap yang baik dari pemberi jasa yaitu petugas kesehatan
maka pasien akan merasa bahwa dirinya dihargai dan dilayani dengan baik, hal ini
menjadi alasan mengapa tingkat daya tanggap pada suatu pelayanan yang baik
Selain jaminan yang diberikan negara berupa jaminan kesehatan pasien juga
membutuhkan jaminan yang diberikan oleh rumah sakit, aspek tersebut dapat
dinilai seperti teliti dalam memberikan obat kepada pasien, memberikan informasi
yang jelas mengenai penyakit yang diderita oleh pasien, memberikan pengamatan
yang baik dan berkala kepada pasien sehingga pasien merasakan bahwa dirinya
sedang diawasi dengan baik dan terampil dalam memberikan pelayanan agar
pasien yakin bahwa mereka sedang ditangani oleh pihak yang profesional dalam
bidangnya.
Penelitian yang serupa dilakukan oleh Maryana dkk mengenai aspek kualitas
pelayanan dengan kepuasan pasien di rumah sakit yang dilakukan pada tahun
2022. Salah satu aspek pelayanan yang dinilai yaitu mengenai jaminan, hasil dari
penelitian tersebut yaitu adanya hubungan antara jaminan dengan kepuasan pasien
sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitias pelayanan yaitu aspek jaminan dapat
mempengaruhi kepuasan dengan baik.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Dyah Nurfitri dkk pada tahun 2016
mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien. Pada penelitian
ini terdapat salah satunya aspek jaminan, aspek jaminan pada penelitian ini
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pasien, yaitu dengan
adanya jaminan pasien akan merasa aman dan percaya kepada petugas kesehatan
sehingga menimbulkan rasa puas oleh pasien sehingga dapat disimpulkan dari
penelitian ini bahwa jaminan mempengaruhi tingkat kepuasa pasien.
Dengan adanya jaminan pada suatu fasilitas kesehatan pasien akan merasa
bahwa dirinya terjamin atas jasa yang diberikah oleh fasilitas kesehatan, hal ini
membuat timbulnya rasa aman dan kepercayaan pada pasien yang menimbulkan
rasa kepuasa terhadap pasien itu sendiri.
suatu kesalahan dalam penelitian tidak akan bisa luput sehingga akan selalu ada
sumber yang dapat diperkirakan akan menyebabkan timbulnya bias terhadap hasil
homogen.
Bandung.
Demikian hasil hasil yang diperoleh dalam penelitian ini tetap dapat dipandang
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan hasil yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
darurat
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, R., Kristiutami, Y. P., Martina, S., & Hakim, L. (2019). Implementation
of Service Culture for Hospitality Industry. January 2019.
https://doi.org/10.2991/icebef-18.2019.108
Kanedi, I., Utami, F. H., & Zulita, L. N. (2017). Sistem Pelayanan Untuk
Peningkatan Kepuasan Pengunjung Pada Perpustakaan Arsip Dan
Dokumentasi Kota Bengkulu. Pseudocode, 4(1), 37–46.
Neumann, F. J., Sechtem, U., Banning, A. P., Bonaros, N., Bueno, H., Bugiardini,
R., Chieffo, A., Crea, F., Czerny, M., Delgado, V., Dendale, P., Knuuti, J.,
Wijns, W., Flachskampf, F. A., Gohlke, H., Grove, E. L., James, S., Katritsis,
D., Landmesser, U., … Clapp, B. (2020). 2019 ESC Guidelines for the
diagnosis and management of chronic coronary syndromes. European Heart
Journal, 41(3), 407–477. https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehz425
Prawiroharjo, P., Hatta, G. F., Rozaliyani, A., Harinda, F., & Sidipratomo, P.
(2020). Etika Menangani Komplain Pasien/Keluarganya pada Konteks
Layanan Gawat Darurat dan Elektif. Jurnal Etika Kedokteran Indonesia,
4(1), 9.
Sinaga, J. P., Rambey, H., Bangun, S. M., & Saputri, I. N. (2021). Implementasi
Strategi Peningkatan Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Grandmed Lubuk
Pakam. Jurnal Pengmas Kestra (Jpk), 1(1), 222–226.
https://doi.org/10.35451/jpk.v1i1.713
Sondakh BR, Tampi JRE, Tumbel TM. Pengaruh Bukti Langsung, Kehandalan,
Jaminan, Daya Tanggap dan Empati, Terhadap Kepuasan Pasien pada
Puskesmas. J Adm Bisnis. 2019;9(3):101.
Suratri, M. A. L., Suryati, T., & Edwin, V. A. (2018). Kepuasan Pasien terhadap
Kualitas Pelayanan Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit di 7 Provinsi di
Indonesia. Institut Kesehatan Indonesia, 46(4), 239–246.
Titik, R., & Hilmi, R. S. (2020). KOPIDPEDIA Bunga Rampai Artikel Penyakit
Virus Korona (COVID-19). (T. Alya, Budiman, T. Cice, & Dll, Eds.).
Bandung: Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Unisba.
KUISIONER PENELITIAN
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Sdr
Dengan hormat,
Peneliti
Muhamad Adafiah
KUESIONER PENELITIAN
MUHAMMADIYAH BANDUNG
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. No ID Responden :
2. Nama Responden :
3. Umur : Tahun
4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
5. Pekerjaan :
1. PNS 5. ABRI/POLRI
2. Wiraswasta 6. Ibu Rumah Tangga
3. Sopir 7. Lainlain......
4. Petani
Petunjuk Pengisian : Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda sesuai,
SB : Sangat Baik
B : Baik
TB : Tidak Baik
STB : Sangat Tidak Baik
Petunjuk Pengisian : Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda sesuai,
dengan cara memberikan ceklist (ѵ) pada Jawaban yang dipilih.
SP : Sangat Puas
P : Puas
CP : Cukup Puas
KP : Kurang Puas
No Kepuasan (Survqual) SP P CP KP
1. Pelayanan petugas kesehatan dalam menerima
pasien selama berobat
2. Kebersihan lingkungan di rumah sakit
3. Pelayanan tentang kejelasan informasi
4. Ketepatan waktu pelayanan selama berobat
5. Sikap petugas yang tanggap dan mau mendengar
keluhan pasien selama berobat
(Lanjutan)
(Lanjutan)
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing 1
1nDisetujui oleh,
Dosen Pembimbing 2
Penulis,
Muhamad Adafiah