Anda di halaman 1dari 4

Air supremacy is a situation in which one party in a

military conflict has absolute superiority in air


control over the combat area. In an air supremacy
situation, those in control of the air can determine the
time, place, and type of their attack without any
hindrance from the enemy in the air. This can
provide a significant tactical and strategic advantage,
as the air supremacy side can bomb, attack or scout
the enemy freely, while the enemy is limited in their
ability to do the same. Air supremacy is often the
main goal in modern military operations and is an
important factor in winning a battle.
Air supremacy adalah keadaan di mana satu pihak dalam konflik militer memiliki keunggulan mutlak
dalam kendali udara atas wilayah pertempuran. Dalam situasi air supremacy, pihak yang memiliki
kendali udara dapat menentukan waktu, tempat, dan sifat serangan mereka tanpa adanya hambatan
dari musuh di udara. Hal ini dapat memberikan keuntungan taktis dan strategis yang signifikan,
karena pihak yang memiliki air supremacy dapat mengebom, menyerang atau mengintai musuh
dengan bebas, sementara musuh terbatas dalam kemampuan mereka untuk melakukan hal yang
sama. Air supremacy seringkali menjadi tujuan utama dalam operasi militer modern dan merupakan
faktor penting dalam memenangkan sebuah pertempuran.

erdapat beberapa data statistik yang menunjukkan bahwa keberadaan airpower atau
kekuatan udara memainkan peran yang penting dalam operasi militer modern,
antara lain:

1. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh RAND Corporation, sekitar 80%
dari seluruh target yang berhasil dihancurkan selama Perang Teluk pada tahun
1991 dilakukan dengan menggunakan pesawat tempur dan bom.
2. Selama Perang Afghanistan, Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF)
melakukan lebih dari 28.000 serangan udara dan menjatuhkan lebih dari
20.000 bom. Menurut laporan dari Joint Special Operations University,
kampanye udara ini sangat penting dalam memenangkan konflik tersebut.
3. Selama Perang Irak, Angkatan Udara Amerika Serikat melakukan lebih dari
41.000 serangan udara dan menjatuhkan lebih dari 88.000 bom. Menurut
laporan dari Air Force History and Museums Program, kampanye udara ini
sangat berpengaruh dalam mendukung operasi militer secara keseluruhan.
4. Menurut laporan dari Institut untuk Studi Perang, kekuatan udara memiliki
peran yang penting dalam konflik-konflik modern seperti Perang Teluk dan
Perang Afghanistan. Dalam laporannya, mereka menunjukkan bahwa kekuatan
udara memungkinkan pasukan untuk melakukan operasi dengan kecepatan
dan mobilitas yang tinggi, serta memberikan kemampuan untuk menyerang
target yang sulit dijangkau oleh pasukan darat.
5. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Conflict Resolution
menunjukkan bahwa kekuatan udara dapat membantu mengurangi korban
jiwa dan kerusakan infrastruktur selama konflik. Studi ini menemukan bahwa
serangan udara memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam
menghancurkan target yang diinginkan, sehingga mengurangi risiko serangan
berulang yang dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar.
6. Selama Perang Vietnam, kekuatan udara Amerika Serikat melakukan lebih dari
5,7 juta misi serangan udara dan menjatuhkan lebih dari 7,5 juta ton bom.
Menurut laporan dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, kampanye
udara ini sangat berpengaruh dalam memengaruhi jalannya perang.
7. Menurut sebuah laporan dari Air University, kekuatan udara memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi keadaan psikologis dan politik di medan
perang. Serangan udara yang terus-menerus dapat menimbulkan
ketidakpastian dan kepanikan di antara musuh, serta mengurangi kemampuan
mereka untuk melaksanakan taktik dan strategi.
8. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Australian Strategic Policy Institute
menunjukkan bahwa kekuatan udara memiliki peran yang penting dalam
operasi penjaga perdamaian dan keamanan internasional. Kekuatan udara
dapat memberikan dukungan logistik dan transportasi, memfasilitasi
pengiriman bantuan kemanusiaan, serta memberikan kemampuan untuk
melaksanakan operasi evakuasi dalam situasi darurat.
9. Menurut sebuah laporan dari Brookings Institution, kekuatan udara dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam operasi perang melawan
terorisme. Serangan udara dapat memutus jalur pasokan, mengganggu
rekrutmen dan pelatihan, serta menghancurkan infrastruktur yang digunakan
oleh kelompok teroris.
10. Selama operasi militer NATO di Libya pada tahun 2011, kekuatan udara
memainkan peran yang sangat penting dalam memenangkan konflik tersebut.
Menurut laporan dari North Atlantic Treaty Organization, serangan udara yang
dilakukan oleh kekuatan udara NATO berhasil menghancurkan banyak fasilitas
militer dan mengurangi kemampuan militer rezim Gaddafi untuk melawan
pemberontak.

Dari data statistik di atas, terlihat jelas bahwa kekuatan udara atau airpower memiliki
peran yang sangat penting dalam operasi militer modern, tidak hanya dalam konflik
konvensional, tetapi juga dalam operasi penjaga perdamaian dan keamanan
internasional serta dalam perang melawan terorisme.

Sure, here are the translations of the data:

1. According to a study conducted by the RAND Corporation, about 80% of all


targets successfully destroyed during the Gulf War in 1991 were done using
fighter planes and bombs.
2. During the War in Afghanistan, the United States Air Force (USAF) conducted
over 28,000 air strikes and dropped more than 20,000 bombs. According to a
report by the Joint Special Operations University, this air campaign was critical
in winning the conflict.
3. During the Iraq War, the United States Air Force conducted over 41,000 air
strikes and dropped more than 88,000 bombs. According to a report by the
Air Force History and Museums Program, this air campaign was instrumental
in supporting the overall military operation.
4. According to a report by the Institute for War Studies, airpower plays a critical
role in modern conflicts such as the Gulf War and the War in Afghanistan. The
report notes that airpower enables forces to conduct operations with high
speed and mobility and provides the ability to strike targets that are difficult
to access by ground forces.
5. A study published in the Journal of Conflict Resolution shows that airpower
can help reduce casualties and infrastructure damage during conflicts. The
study found that air strikes have a higher success rate in destroying desired
targets, thereby reducing the risk of repeated strikes that could cause greater
damage.
6. During the Vietnam War, the United States Air Force conducted over 5.7
million air strike missions and dropped more than 7.5 million tons of bombs.
According to a report by the US Department of Defense, this air campaign was
instrumental in influencing the course of the war.
7. According to a report by the Air University, airpower has the ability to
influence psychological and political conditions on the battlefield. Continuous
air strikes can create uncertainty and panic among enemies and reduce their
ability to execute tactics and strategies.
8. A study published by the Australian Strategic Policy Institute shows that
airpower plays a critical role in international peacekeeping and security
operations. Airpower can provide logistics and transportation support,
facilitate the delivery of humanitarian aid, and provide the ability to conduct
emergency evacuation operations.
9. According to a report by the Brookings Institution, airpower can make a
significant contribution to military operations against terrorism. Air strikes can
disrupt supply lines, disrupt recruitment and training, and destroy
infrastructure used by terrorist groups.
10. During the NATO military operation in Libya in 2011, airpower played a critical
role in winning the conflict. According to a report by the North Atlantic Treaty
Organization, air strikes conducted by NATO airpower successfully destroyed
many military facilities and reduced the military capabilities of the Gaddafi
regime to fight against rebels.

These statistics demonstrate the significant role airpower plays in modern military
operations, not only in conventional conflicts but also in peacekeeping operations,
counterterrorism, and humanitarian missions.

Terdapat beberapa kelemahan dalam penggunaan airpower (kekuatan udara)


sebagai alat strategi militer, antara lain:

1. Ketergantungan pada kondisi cuaca: Airpower sangat tergantung pada kondisi


cuaca yang mendukung, seperti jarak pandang yang baik, angin yang tenang,
dan cuaca yang cerah. Kondisi cuaca yang buruk dapat menghambat operasi
udara, seperti kabut, badai, atau angin kencang.
2. Biaya yang tinggi: Penggunaan airpower memerlukan biaya yang sangat
tinggi, seperti biaya pengembangan, produksi, dan perawatan pesawat dan
peralatan terkait. Selain itu, biaya untuk melatih dan mempertahankan pilot
dan kru juga sangat besar.
3. Terbatasnya kapasitas: Meskipun airpower dapat membawa banyak senjata
dan peralatan, kapasitasnya masih terbatas dibandingkan dengan kapasitas
angkutan laut atau darat. Hal ini membatasi kemampuan airpower untuk
memproyeksikan kekuatan secara massal atau dalam skala besar.
4. Kerentanan terhadap pertahanan udara lawan: Kekuatan udara juga rentan
terhadap pertahanan udara lawan, seperti sistem rudal dan senjata anti-
pesawat lainnya. Hal ini memerlukan taktik yang rumit dan penggunaan
teknologi canggih untuk menghindari atau mengatasi pertahanan udara
lawan.
5. Dampak lingkungan: Penggunaan airpower dapat berdampak negatif pada
lingkungan, seperti polusi udara dan suara yang dapat mengganggu
kehidupan hewan dan manusia di sekitarnya. Selain itu, penggunaan senjata
dan bom juga dapat merusak lingkungan dan habitat alam.

Anda mungkin juga menyukai