Anda di halaman 1dari 3

Lampiran 1

Transkrip Hasil Wawancara

Nama : Afendra Eka Saputra

Jabatan : Legal Dept Head PT. Bank Sinarmas Tbk

Tanggal : 14 Juni 2022

Tempat : Kantor Bank Sinarmas Roxy Square

1. Apakah nasabah debitur diperbolehkan untuk mendapat perpanjangan periode


relaksasi kredit untuk ketiga kalinya pada tahun 2022, walaupun sudah mendapat
relaksasi kredit periode pertama dan kedua pada tahun 2020-2021? Jika
diperbolehkan, apa dasar hukumnya?

Jawaban: Bisa, namun di Bank Sinarmas diberlakukan secara selektif dengan


peraturan dan ketentuan internal Bank Sinarmas, berdasarkan POJK
17/POJK.03/2021 jo POJK dan POJK 48/POJK.03/2021 jo POJK 17/POJK.03/2021.

2. Apa kendala terbesar yang dialami oleh Bank Sinarmas terkait penerapan
restrukturisasi kredit sejak dimulainya pandemi COVID-19 hingga tahun 2022 kini?

Jawaban: Kendala terbesar yang dialami Bank Sinarmas terkait restrukturisasi kredit
adalah nasabah yang tidak lagi memenuhi syarat restukturisasi yang ditetapkan oleh
Bank Sinarmas, misalnya usahanya sudah tidak berjalan setelah mereka mendapatkan
restrukturisasi kredit, sehingga tentunya kondisi kreditnya tidak bisa pulih.

3. Apakah Bank Sinarmas mengalami kendala terkait pelaksanaan eksekusi jaminan


(hak tanggungan) semasa pandemi COVID-19 hingga tahun 2022 kini? Jika ya,
kendala seperti apa?

Jawaban: Eksekusi jaminan hak tanggungan tetap berjalan secara normal, tentu ada
keberatan dan gugatan perlawanan eksekusi, namun masih dalam batas wajar. Kondisi
sebelum COVID-19 pun banyak masalah mengenai eksekusi jaminan. Kalau pada
saat eksekusi, nasabah mengerti dan mau win-win solution, maka nasabah akan
melakukan penjualan sukarela. Opsi AYDA atau agunan yang diambilalih (akte
penyerahan aset) dapat ditempuh kalau nasabah bersikap kooperatif. Contoh dasar
gugatan misalnya debitur melakukan pinjaman atas nama PT, namun mendaftarkan
jaminan atas nama pihak ketiga (misalnya mantan direktur). Lalu pada saat dieksekusi
pemilik jaminan menyatakan bahwa asetnya hanya dipinjam oleh PT dan ia tidak
menikmati dana kredit,. Laporan keuangan bank akan tergerus, dan modalnya juga
akan tergerus.
4. Apakah mekanisme pelaksanaan eksekusi jaminan semasa pandemi COVID-19
berbeda dengan mekanisme eksekusi jaminan sebelum COVID-19?

Jawaban: Tidak berbeda.

5. Apakah dasar hukum eksekusi jaminan semasa pandemi COVID-19 berbeda dengan
dasar hukum eksekusi jaminan sebelum pandemi COVID-19?

Jawaban: Tidak ada perbedaan dasar hukum untuk eksekusi jaminan.

6. Untuk kendala yang dihadapi Bank Sinarmas terkait restrukturisasi kredit, apakah ada
perbedaan tren dari periode restrukturisasi kredit 1 ke periode restrukturisasi 2
(misalnya, pada periode restrukturisasi pertama permasalahan yang menonjol adalah
nasabah tidak memenuhi persyaratan restrukturisasi, dan pada periode restrukturisasi
kedua permasalahan yang menonjol adalah banyaknya keberatan dan gugatan
perlawanan eksekusi)? Jika tidak ada perbedaan tren permasalahan, apa saja kendala
yang dialami Bank Sinarmas selain nasabah yang tidak memenuhi persyaratan
(misalnya nasabah sulit untuk dihubungi, tidak kooperatif, dsb)?

Jawaban: Untuk restrukturisasi, semua kendala yang disebutkan tentunya terjadi, dan
kendala terbesar terkait kelangsungan bisnis yang pada restrukturisasi periode
pertama usahanya masih berjalan, namun ada beberapa yang saat ini usahanya sudah
tidak berjalan. Untuk eksekusi jaminan, masih dalam batas normal dan gugatan
perlawanan eksekusi belum mengalami peningkatan.

7. Permasalahan apa yang dialami oleh Bank Sinarmas terkait pelaksanaan eksekusi hak
tanggungan? (Contoh: pengguna jasa lelang enggan terhadap pelaksanaan lelang
melalui internet, objek Hak Tanggungan yang akan dilelang masih dihuni, debitur
mengajukan perlawanan terhadap pelaksanaan lelang dan mengajukan gugatan yang
mengakibatkan penundaan terhadap lelang)

Jawaban: Kendala terbesar yang dihadapi adalah tidak ada penawaran atau peserta
lelang, dan adanya perlawanan dari pemilik jaminan yang dapat menghambat atau
memperlama proses eksekusi jaminan tersebut.

8. Apa solusi yang diterapkan oleh Bank Sinarmas terkait permasalahan eksekusi hak
tanggungan yang dialami? (Contoh: segera mengeksekusi objek jaminan sesuai Pasal
6 UUHT, melakukan pendekatan terhadap debitur secara persuasif, sosialisasi, dll)

Jawaban: Beberapa solusi yang dilakukan adalah akan dilakukan lelang lanjutan
kedua ketiga dan seterusnya, pendekatan untuk penyerahan sukarela atau AYDA,
pemberian dan juga pemberian keringanan denda terhadap debitur yang kooperatif.

9. Apabila nasabah debitur sudah mendapat relaksasi kredit pada periode pertama dan
kedua semasa pandemi COVID-19 tahun 2020-2021, namun belum dapat
meningkatkan status kolektibilitasnya, harus mengajukan permohonan perpanjangan
atau memenuhi kriteria tertentu? Atau apakah periode relaksasi kredit akan otomatis
diperpanjang?
Jawaban: Perpanjangan tidak dilakukan secara otomatis, melainkan dengan
pertimbangan mengenai sumber pembayaran debitur; apakah usaha debitur tersebut
masih ada, apakah dinilai masih memiliki kapasitas dan kemampuan bayar, termasuk
adanya pertimbangan mengenai itikad baik debitur.

10. Perpanjangan relaksasi kredit dapat dilakukan hingga berapa kali? Apakah
perpanjangan akan diberikan sampai nasabah debitur kembali ke kondisi awal atau
apakah ada pembatasan oleh Bank Sinarmas?

Jawaban: Perpanjangan dilakukan case by case dengan pertimbangan yang sudah


dibahas, dan tidak ada batasan waktu atau batasan terkait berapa periode
restrukturisasi yang dapat diberikan sepanjang usaha debitur masih ada dan
menunjukkan peningkatan, serta kemampuan bayar masih ada dengan melihat prospek
usaha debitur.

11. Apa yang terjadi jika nasabah debitur tidak memenuhi kriteria untuk perpanjangan
masa restrukturisasi kredit, lalu ditolak untuk perpanjangan periode ketiga? Apa
langkah berikutnya yang diambil oleh Bank Sinarmas terhadap nasabah debitur, dan
apa langkah yang diambil nasabah debitur? Apakah terjadi pembalikan tingkat
kolektibilitas kredit nasabah debitur?

Jawaban: Kolektibilitas nasabah tetap mengikuti kolektibilitas terakhir. Apabila


restrukturisasi kredit tidak diperpanjang, maka akan dilakukan negosiasi penyelesaian
kredit, misalnya penjualan aset nasabah debitur. Kolektibilitas nasabah pada periode
perpanjangan sebelumnya tidak mengalami perubahan, kecuali nasabah melakukan
pelanggaran atas syarat-syarat perpanjangan sebelumnya yang mengakibatkan
batalnya perpanjangan kredit sebelumnya tersebut.

12. Sesuai dengan jawaban Pak Afendra, dasar perpanjangan relaksasi kredit bagi Bank
Sinarmas adalah POJK 11 tahun 2020 beserta perpanjangan-perpanjangannya.
Sepengetahuan Pak Afendra, apakah setiap bank memiliki kebijakan yang sama
terkait perpanjangan masa relaksasi kredit yang juga didasarkan pada POJK-POJK
tersebut, atau hal tersebut tergantung setiap bank?

Jawaban: Dasar hukumnya tentu sama, namun untuk pelaksanaan ketentuan tersebut
secara teknis masing-masing bank punya risk appetite sepanjang tidak bertentangan
dengan aturan-aturan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai