Anda di halaman 1dari 2

innallaha ya’muru bil adli wal ihsan waita idzil qurba wa yanha anil fahsai wal munkar wal

bagh yaidzukum laallakum tadzakkarun (An Nahl:90)

Surat An Nahl ayat 90 menyebutkan bahwa terdapat tiga hal yang dapat membantu kita
menciptakan tatanan masyarakat yang baik serta tiga hal yang dapat merusak tatanan
masyarakat. Pertama, Allah SWT memerintahkan kita untuk selalu berlaku adil kepada
siapa saja. Adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya.

Prinsip keadilan menjadi prinsip pertama dalam membentuk tatanan masyarakat yang
baik. Islam mengajarkan bahwa kita mesti berlaku adil terhadap siapa saja dan kapan
saja tanpa membeda-bedakan sesorang berdasarkan agama, status sosial, suku dan
lain sebagainya. Adil juga bermakna seimbang dalam seluruh aspek kehidupan.
Rasulullah SAW berpesan,"Wahai sahabatku, sesungguhnya badanmu memiliki hak
yang harus engkau tunaikan, demikian pula keluargamu memiliki hak atas dirimu,
demikian pula tamumu memiliki hak atasmu."

Prinsip kedua adalah ihsan. Ihsan bermakna melakukan sesuatu yang paling baik dan
memiliki makna yang lebih tinggi daripada keadilan. Misalnya, ketika kita ditampar oleh
seseorang sebanyak satu kali, maka kita diizinkan untuk membalas tamparan tersebut
sebanyak satu kali juga dan itu bermakna adil. Akan tetapi, jika kita tidak membalas dan
memberi maaf, maka itulah yang disebut sebagai ihsan. Orang yang berhasil berbuat
ihsan dinamakan orang yang muhsin. Nabi Muhammad ketika pamannya Hamzah mati
syahid saat perang dan melihat Hindun membelah dada Hamzah kemudian memakan
hatinya, Nabi bersumpah bahwa beliau akan membalas kekejaman yang dilakukan oleh
Hindun lebih kejam dari yang pernah dilakukan, sehingga tidak ada satu pun manusia
yang bisa membayangkan kekejaman yang akan dilakukan oleh nabi. Pada saat itu Allah
mengatakan bahwa jika nabi ingin membalas maka balaslah sesuai perbuatan yang
dilakukan, tetapi jika nabi memaafkan, maka itulah yang lebih baik.

Coba kita lihat bagaimana sikap Rasulullah SAW ketika menyuapi wanita tua yang buta
beragama Yahudi di sebuah sudut pasar. Setiap nabi menyuapi wanita tua tersebut
selalu cacian dan makian kepada Nabi Muhammad yang keluar dari mulutnya. Namun,
Nabi Muhammad tidak pernah membalas cacian dan makian tersebut dan tetap
menyuapi wanita tua yang buta dengan baik dan makanannya dihaluskan agar terasa
lezat di lidahnya.

Hal itu dilakukan sampai nabi wafat yang kemudian dilanjutkan oleh Abu Bakar. Ketika
Abu Bakar menyuapi wanita tua tadi, wanita tersebut mengetahui bahwa Abu Bakar
bukanlah orang yang biasa menyuapinya, karena makanan yang diberikan oleh Abu
Bakar terasa kasar di lidahnya dan kemudian ia bertanya di manakah orang yang biasa
menyuapinya. Abu Bakar sambil menangis mengatakan bahwa orang yang biasa
menyuapi wanita tua tersebut adalah Nabi Muhammad dan beliau sudah meninggal
dunia. Ketika mendengar hal tersebut wanita tua tadi langsung meminta maaf dan
langsung masuk Islam. Inilah sikap dan akhlak yang dicontohkan oleh teladan kita
Rasulullah SAW.
Prinsip ketiga adalah berbuat baik kepada kaum kerabat. Tujuan terdekat manusia
diciptakan di muka bumi adalah untuk berbuat baik kepada manusia yang lain dan
dengan itu tatanan masyarakat akan menjadi baik.

Dalam surat an-Nahl ayat 90, Allah SWT juga menyebutkan tiga hal yang dapat merusak
tatanan masyarakat, yakni segala bentuk perbuatan al-Fahsya Wal munkar wal bagh. Al-
Fahsya, kata ulama berarti sesuatu yang sangat keji. Jadi, apabila Allah SWT di dalam
Alquran menggunakan kata al-Fahsya berarti perbuatan tersebut merupakan perbuatan
yang sangat keji.

Wal munkar wal bagh adalah segala macam kemungkaran yang melampaui batas,
seperti terorisme, korupsi, dan merusak keadilan dalam masyarakat. Itulah tiga macam
perbuatan yang dilarang oleh Allah. Marilah kita jauhi dan hindari semua larangan Allah
supaya tercipta tatanan masyarakat yang baik untuk Indonesia yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai