Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk berbuat kasar kepada wanita.
Seorang wanita memiliki perasaan yang lembut dan sangat mudah tersentuh. Sedikit
saja mereka disakiti maka mereka akan sakit hati. Maka itu, wanita harus
diperlakukan secara baik. Apabila wanita melakukan kesalahan, jangan dihadapi
dengan kemarahan yang keras. Percuma, perilaku itu tidak akan membuatnya patuh
justru wanita akan semakin memberontak dan sedih.
Dari ayat diatas, ada 3 hal yang boleh dilakukan suami saat ia merasa diperlakukan
tak adil oleh istrinya:
2. Apabila istri tidak bisa dinasehati, maka suami boleh mendiamkannya (pisah
ranjang).
Jika masih tidak digubris, barulah suami boleh memukul istrinya dengan syarat
pukulan itu tidak boleh menimbulkan cedera, tidak boleh memukul diwajah. Tidak
boleh memukul dengan tongkat dan benda lain yang keras. Pukulan cukup dilakukan
dengan tangan dan tidak untuk menyakiti. Melainkan hanya sebagai pelajaran. Perlu
diingat bahwa pukulan ini menjadi opsi terakhir apabila istri benar-benar tidak bisa
intropeksi diri. Karena bagaimanapun juga Rasulullah Saw juga tidak menyukai laki-
laki yang berbuat kasar, sebagaimana sabdanya: “Apakah pantas, salah seorang di
antara kalian memukul istrinya seperti seorang budak tetapi kemudian menggaulinya
di penghujung malam?”
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan
jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil
kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila
mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara
patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan
yang banyak.” (Q.S.al-Nisa: 19)
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia”. (Q.S Al Israa’:23)
Walaupun tidak berstatus sebagai seorang istri ataupun ibu, wanita tetap
dipandang mulia oleh islam. Laki-laki tidak boleh menyakiti hati wanita seenaknya
saja. Menyakiti perasaan wanita adalah tindakan yang keterlaluan. Wanita mudah
jatuh dalam rayuan laki-laki. Apabila laki-laki mempermainkannya, tentu perilaku itu
sangat dilarang.
Menyakiti hati wanita termasuk dalam kategori perbuatan menyakiti orang
lain. Sedangkan Allah SWT memerintahkan umatnya untuk berbuat baik terhadap
sesama, sebagaimana firmannya: “Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,
laksanakan salat dan tunaikanlah zakat.” (QS. Al-Baqarah: 83)
Serta dalam surat An-Nahl ayat 90: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS An-Nahl:90)