Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mustika

Prodi: PAI A Smt 3


MK: Praktek Ibadah

Hukum Menyakiti Hati Wanita Dalam Islam dan Dalilnya

Sebagian orang mungkin menganggap wanita sebagai racun dunia. Namun


dalam islam, wanita diibaratkan layaknya perhiasaan dunia. Wanita itu adalah sosok
yang istimewa. Mereka begitu tegar dan kuat. Namun di sisi lain, mereka bisa
berubah menjadi sangat rentan serta rapuh. Hal ini dikarenakan wanita cenderung
menggunakan perasaan dibandingkan logika. Menurut penelitian, kadar produksi
hormon dalam tubuh wanita juga sering mengalami perubahan (misalnya saja ketika
hamil dan menstruasi), itulah mengapa wanita sangat mudah moody serta gampang
emosional.

Lantas, bagaimana sebaiknya sikap laki-laki dalam menghadapi sikap wanita


yang demikian? Apabila seorang istri melakukan kesalahan, bolehkah suami
membentaknya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, lebih lanjut simak ulasan
mengenai hukum menyakiti wanita dalam islam dibawah ini. Check it out!

Hukum Menyakiti Hati Wanita di dalam Al – Qur’an

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alayhi


Wasallam bersabda: “Berbuat baiklah kepada Wanita, karena sesungguhnya mereka
diciptakan dari Tulang Rusuk, dan sesungguhnya Tulang Rusuk yang paling bengkok
adalah yang paling atas. Maka sikapilah para Wanita dengan baik.” (HR al- Bukhari)

Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk berbuat kasar kepada wanita.
Seorang wanita memiliki perasaan yang lembut dan sangat mudah tersentuh. Sedikit
saja mereka disakiti maka mereka akan sakit hati. Maka itu, wanita harus
diperlakukan secara baik. Apabila wanita melakukan kesalahan, jangan dihadapi
dengan kemarahan yang keras. Percuma, perilaku itu tidak akan membuatnya patuh
justru wanita akan semakin memberontak dan sedih.

A. Hukum Menyakiti Hati Istri


Hanya karena kedudukan suami sebagai kepala keluarga, bukan berarti ia
bebas membentak dan memukul istrinya. Selama istrinya tidak melakukan dosa yang
fatal, sebaiknya suami memaafkan. Karena bagaimanapun juga tidak ada manusia
yang sempurna. Jangan hanya diingat buruk-nya saja. Tapi ingatlah juga kebaikan-
kebaikan istri yang telah merawatmu, menghidangkan makanan, mencuci pakaianmu,
dan mendidik anak-anakmu. Lalu bagaimana jika istri berbuat dosa yang melanggar
syariat agama (seperti berselingkuh), Allah SWT telah menjelaskan jawabannya
dalam surat An-nisa ayat 34 yang artinya:

“…Wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka, dan


jauhilah mereka di tempat tidur, dan pukullah mereka. Jika mereka menaati kalian,
janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah
Mahatinggi lagi Mahabesar.” (QS. An-nisa:34)

Dari ayat diatas, ada 3 hal yang boleh dilakukan suami saat ia merasa diperlakukan
tak adil oleh istrinya:

1. Menasehati istri dengan tutur kata yang baik.

2. Apabila istri tidak bisa dinasehati, maka suami boleh mendiamkannya (pisah
ranjang).

Jika masih tidak digubris, barulah suami boleh memukul istrinya dengan syarat
pukulan itu tidak boleh menimbulkan cedera, tidak boleh memukul diwajah. Tidak
boleh memukul dengan tongkat dan benda lain yang keras. Pukulan cukup dilakukan
dengan tangan dan tidak untuk menyakiti. Melainkan hanya sebagai pelajaran. Perlu
diingat bahwa pukulan ini menjadi opsi terakhir apabila istri benar-benar tidak bisa
intropeksi diri. Karena bagaimanapun juga Rasulullah Saw juga tidak menyukai laki-
laki yang berbuat kasar, sebagaimana sabdanya: “Apakah pantas, salah seorang di
antara kalian memukul istrinya seperti seorang budak tetapi kemudian menggaulinya
di penghujung malam?”

Allah SWT menganjurkan seorang suami untuk bersabar menghadapi istrinya,


sebagaimana firmannya:

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan
jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil
kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila
mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara
patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan
yang banyak.” (Q.S.al-Nisa: 19)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hukum menyakiti hati wanita


tidak boleh. Suami wajib memperlakukan istrinya dengan baik kecuali si istri
melakukan perbuatan sangat keji.

B. Hukum Menyakiti Hati Ibu

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Dosa-dosa besar yang


paling besar adalah: syirik kepada Allah, membunuh, durhaka kepada orang tua,
dan perkataan dusta atau sumpah palsu” (HR. Bukhari-Muslim dari sahabat Anas
bin Malik)

Hadist diatas sudah cukup menjelaskan bahwa anak berkewajiban berbakti


pada orang tuanya, yang mana termasuk ibu. Berbakti disini berarti memperlakukan
ibu dengan baik, mentaati perintahnya, dan tidak mengucapkan sesuatu yang
menyakiti hatinya. Bahkan mengucapkan “Ah” saja dilarang oleh islam. Sebagaimana
dijalaskan dalam Al Quran:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia”. (Q.S Al Israa’:23)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menyakiti hati seorang


wanita-yang telan menjadi ibu) adalah dosa besar dan bisa menjerumuskan anak
tersebut ke dalam api neraka.

C. Hukum Menyakiti Hati Wanita (Secara Umum)

Walaupun tidak berstatus sebagai seorang istri ataupun ibu, wanita tetap
dipandang mulia oleh islam. Laki-laki tidak boleh menyakiti hati wanita seenaknya
saja. Menyakiti perasaan wanita adalah tindakan yang keterlaluan. Wanita mudah
jatuh dalam rayuan laki-laki. Apabila laki-laki mempermainkannya, tentu perilaku itu
sangat dilarang.
Menyakiti hati wanita termasuk dalam kategori perbuatan menyakiti orang
lain. Sedangkan Allah SWT memerintahkan umatnya untuk berbuat baik terhadap
sesama, sebagaimana firmannya: “Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,
laksanakan salat dan tunaikanlah zakat.” (QS. Al-Baqarah: 83)

Serta dalam surat An-Nahl ayat 90: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS An-Nahl:90)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menyakiti hati wanita dalam


islam tidak ada tuntutannya. Terlebih lagi jika itu dilakukan tanpa alasan yang jelas
maka hukumnya tidak diperbolehkan.

Anda mungkin juga menyukai