Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 4 Belajar Fiqih Wanita

“Rabi’ul Akhir”

Besarnya
Fitnah Wanita

Anggota
Ketua Betty, Diah Anggraeni, Nur Fadhlilah,
Deviana Nur Agustin Syafa’atur Rohmah, Camalina, Wahida
Arti Fitnah Menurut Bahasa
Kata fitnah disini bukan yang dipahami dalam bahasa Indonesia sebagai
perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan
dengan maksud menjelekkan orang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti fitnah yang lain,


1 yaitu perbuatan yang menimbulkan kekacauan

Arti fitnah secara bahasa disebutkan oleh Ibnu Faris yang


2 menurut Kamus Besar Bahasa Arab yaitu ujian atau tes.
1. Dalil Al-Qur’an
Tentang Fitnah Wanita
Termasuk dari rahmat-Nya, Allah menciptakan hamparan dunia begitu indah lengkap dengan
keragaman muatannya. Menganugerahkan kepada manusia berbagai kekayaan penuh pesona.
Anak, istri, harta, tahta, dan dunia seluruhnya begitu menyejukkan mata. Allah berfirman,
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah
lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali ‘Imran: 14)

Ayat di atas menjelaskan bahwa mencintai wanita dan dunia adalah fitrah manusia. Seorang laki-
laki tidak dilarang mencintai wanita selama aplikasi cintanya tidak melanggar syariat. Seorang
manusia tidak dilarang mencintai dunia selama kecintaannya tidak mennjerumuskan kepada
maksiat.

Namun sadarkah, sejatinya di balik keindahan itu semua adalah fitnah (ujian) untuk manusia?
Allâh juga telah memperingatkan kaum laki-laki agar tidak terfitnah dengan wanita, begitu juga kaum wanita
agar tidak terfitnah dengan laki-laki. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi
musuh bagimu,[13] maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni
serta ampuni (mereka), maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan
anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allâh pahala yang besar.” [at-Taghâbun/64:14-15].

Kecintaan suami terhadap isterinya dan kecintaan isteri terhadap suaminya tidak boleh menjadikan keduanya
mengharamkan apa yang telah Allâh Subhanahu wa Ta’ala halalkan dan menghalalkan apa yang telah Allâh
Subhanahu wa Ta’ala haramkan, atau melakukan dosa-dosa dan maksiat karena ingin mendapat keridhaan
masing-masing dari keduanya atas yang lain.

Allâh Azza wa Jalla pernah menegur Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Dia berfirman:
“Wahai Nabi, mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allâh bagimu? Engkau ingin
menyenangkan hati isteri-isterimu? Dan Allâh Maha Pengampun, Maha Penyayang. Sungguh, Allâh telah
mewajibkan kepadamu membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allâh adalah pelindungmu dan Dia Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana. [at-Tahrîm/66:1-2].
2. Dalil Hadits Tentang
Fitnah Wanita
Imam Ibnu Hajar mengatakan dalam surah Al-Imran ayat 14, “Allah menyebut wanita
pada urutan yang pertama sebelum menyebut yang lainnya. Ini memberikan sinyal
bahwa fitnah wanita adalah induk dari segala fitnah.”

Ungkapan Imam Ibnu Hajar ini selaras dengan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
yang diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda,

“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain
fitnah wanita.” (HR. Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740)

Hadis ini tidak berlebihan. Karena fakta memang telah membuktikan. Meskipun
wanita diciptakan dengan kondisi akal yang lemah, namun betapa banyak lelaki yang
cerdas, kuat gagah perkasa, dibuat lemah tunduk di bawahnya.
Sadarlah Wahai Kaum Hawa..
Tulisan ini bukan dimaksudkan untuk mendiskreditkan para wanita yang begitu ringkih
dan lemah. Apalagi sampai menuduh mereka makhluk yang menjadi sumber petaka,
jahat dan keji. Tidak sama sekali…

Akan tetapi untuk mengingatkan, bahwa di balik kelemahan wanita tersimpan potensi
yang sangat luar biasa untuk menggoda serta membinasakan laki-laki yang kuat perkasa.

Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam mengatakan kepada para wanita di zaman beliau,


“Aku tidak melihat ada manusia yang kurang akal dan agamanya, namun mampu
meluluhkan nalar lelaki perkasa selain kalian”
- HR. Bukhari no. 1462 dan Muslim no. 79
4.
Cara Wanita
Meminimalisir
Fitnah Pada
Dirinya
Dari penjelasan dalil sebelumnya, tak dapat dipungkiri bahwa Wanita memanglah fitnah
yang paling besar dan dahsyat.

Namun, maha adil Allah, selain memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada para
wanita untuk menjadi fitnah terbesar di dunia, Allah juga memberikan kesempatan
sebesar-besarnya kepada mereka untuk menjadi perhiasan termahal dunia. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(HR. Muslim: 1467)

Sehingga Wanita bisa memilih, apakah ia hendak menjadi fitnah terbesar, atau menjadi
sebaik-baiknya perhiasan dunia. Maka dari itu, alangkah baiknya jika kita sebagai
Wanita bisa menjaga diri, meminimalisir agar tidak menimbulkan fitnah yang
berdampak, baik pada diri sendiri, pun orang lain.
Dari sekian banyak cara, beberapa adalah dengan menumbuhkan sifat Wanita shaliha sebagai berikut :

1) Menutup Aurat

Sifat wanita terbaik yang pertama adalah menutup aurat. Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya
kecuali wajah dan telapak tangan, menurut pendapat terkuat di antara pendapat para ulama.

Allah Ta’ala berfirman,


“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mu’min: “Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59).

Allah Ta’ala juga berfirman,


“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
dari padanya.” (QS. An Nuur: 31).
2) Berbusana dengan Memenuhi Syarat Pakaian yang Syar’i

Sifat wanita terbaik yang menjadi idaman sepatutnya memenuhi beberapa kriteria berbusana
berikut ini yang kami sarikan dari berbagai dalil Al Qur’an dan As Sunnah.

Syarat pertama: Menutupi seluruh tubuh (termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak tangan.

Syarat kedua: Bukan memakai pakaian untuk berhias diri.


Allah Ta’ala berfirman,
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang
jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33).
Abu ‘Ubaidah mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan kecantikan dirinya.”

Syarat ketiga: Longgar, tidak ketat dan tidak tipis sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk
tubuh.
Syarat keempat: Tidak diberi wewangian atau parfum.

Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka
mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.”
(HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323
mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Syarat kelima: Tidak menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai
kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Bukhari no. 6834)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,


“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”.
(HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini
jayid/bagus)
3) Betah Tinggal di Rumah

Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan
bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang
mendesak. Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang
merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.

Allah Ta’ala berfirman,


“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana
dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).

4) Wanita Terbaik Memiliki Sifat Malu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari no. 6117 dan Muslim no. 37)
Kriteria ini juga semestinya ada pada setiap wanita. Contohnya adalah ketika bergaul dengan pria.
Wanita yang baik seharusnya memiliki sifat malu yang sangat.
5) Wanita Terbaik Memiliki Sifat Taat dan Menyenangkan Hati Suami

Istri yang taat pada suami, senang dipandang dan tidak membangkang yang membuat suami benci,
itulah sifat wanita terbaik. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling
baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika di
perintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci”
(HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251)

Begitu pula tempat seorang wanita di surga ataukah di neraka dilihat dari sikapnya terhadap
suaminya, apakah ia taat ataukah durhaka.

6) Menjaga Kehormatan, Anak dan Harta Suami

Allah Ta’ala berfirman, “Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada” (QS. An Nisa’: 34).
Ath Thobari mengatakan dalam kitab tafsirnya (6: 692), “Wanita tersebut menjaga dirinya ketika
tidak ada suaminya, juga ia menjaga kemaluan dan harta suami. Di samping itu, ia wajib menjaga
hak Allah dan hak selain itu.”
7) Wanita Terbaik Memiliki Sifat Bersyukur dengan Pemberian Suami

Seorang istri harus pandai-pandai berterima kasih kepada suaminya atas semua yang telah
diberikan suaminya kepadanya. Bila tidak, si istri akan berhadapan dengan ancaman neraka
Allah Ta’ala.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menceritakan surga dan neraka yang diperlihatkan
kepada beliau ketika shalat,
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini.
Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya,
“Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu
kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan
mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri
kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak
berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan
darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907).
8) Berdandan dan Berhias Diri Hanya Spesial untuk Suami

Sebagian istri saat ini di hadapan suami bergaya seperti tentara, berbau arang (alias: dapur)
dan jarang mau berhias diri. Namun ketika keluar rumah, ia keluar bagai bidadari.
Ini sungguh terbalik. Seharusnya di dalam rumah, ia berusaha menyenangkan suami.
Demikianlah yang dinamakan sebaik-baik wanita.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,


Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang
paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya,
mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga
membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251)
9) Tidak Bermudah-mudah untuk Mengunggah Foto Diri di Sosial Media

Diantara yang menyebabkan fitnah di zaman ini adalah fitnah foto wanita di internet. Ketika seorang
wanita meng-upload fotonya di internet, maka foto tersebut bisa memfitnah para lelaki yang melihat
nya.

Namun sebagian wanita Muslimah salah kaprah terhadap larangan meng-upload foto, sehingga
mereka beranggapan:
* Tidak apa-apa upload foto, jika berfoto bersama suami
* Tidak apa-apa upload foto, jika berfoto bersama keluarga
* Tidak apa-apa upload foto, jika berfoto bersama teman-teman
* Tidak apa-apa upload foto, jika ketika berfoto menggunakan jilbab
* Tidak apa-apa upload foto, jika maksudnya untuk berjualan jilbab yang dipakainya
Dan semacamnya.

Padahal dalam keadaan-keadaan tersebut di atas, faktor “dapat menimbulkan fitnah” tetap ada.
Wanita yang berfoto bersama suaminya apakah tidak mungkin menimbulkan
fitnah kepada lelaki lain? Tentu saja sangat mungkin.
Bukankah Zulaikha ketika membuat Nabi Yusuf ‘alaihissalam tergoda ketika
itu sudah bersuami? Namun Allah beri hidayah kepada Nabi Yusuf sehingga
beliau terhindar dari zina.

Wanita yang berfoto dalam keadaan memakai jilbab apakah tidak mungkin
menimbulkan fitnah? Tentu saja sangat mungkin. Walaupun seorang wanita
memakai jilbab, setan akan membuatnya nampak indah dan menggiurkan di
mata para lelaki.
Demikian juga, apakah karena berjualan jilbab dengan menggunakan model
wanita menjadikan seseorang boleh membuka pintu fitnah bagi para lelaki?
Apakah demi berjualan boleh menghalalkan segala cara? Tentu saja tidak.
Tidak terlarang berjualan jilbab, bahkan ini baik jika diniatkan untuk
menyediakan jilbab bagi para Muslimah yang ingin berhijab. Namun tentu
tidak menggunakan cara-cara yang melanggar syariat.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


“Janganlah kalian menjadi penolong setan untuk menggoda saudara kalian”
(HR. Bukhari no.6781).

Semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua akhawat fillah, semoga
kita istiqamah dan kelak bertemu di-Jannah-Nya.
Jazaakunallahu
Khairan wa
Baarakallahu
Fiikum
Sumber Pustaka
https://www.radiorodja.com/48582-fitnah-wanita-dan-bahaya-ikhtilat/

https://almanhaj.or.id/12733-waspadalah-terhadap-fitnah-dunia-dan-fitnah-wa
nita-2.html

https://rumaysho.com/1989-wanita-kurang-akal-dan-agamanya.html

https://muslim.or.id/19526-wanita-ujian-terbesar-kaum-laki-laki.html

https://muslim.or.id/45494-salah-kaprah-masalah-upload-foto-wanita.html

Anda mungkin juga menyukai