A. Makna Syahwat
Syahwat artinya selera, nafsu keinginan atau kecintaan
Jadi penyakit mengikuti syahwat adalah mengikuti apa yang disenangi oleh hati atau nafsu yang
keluar dari batasan syariat.
B. Pembagian Makhluk berdasarkan syahwat
Diantara keagungan ciptaan Allah bahwasanya Allah menciptakan makhlukNya berdasarkan
syahwat terbagi menjadi 3 jenis :
1. Ada yang memiliki Akal tapi tidak disertai syahwat => Malaikat
2. Ada yang memiliki akal dan disertai Syahwat => Manusia
3. Ada yang tidak memiliki akal tapi memiliki syahwat => Binatang
Berkata Ibnul Qayyim -rahimahullah- : “Qatadah berkata: Allah menciptakan malaikat disertai
akal tanpa syahwat, dan menciptakan binatang dengan syahwat tanpa disertai dengan akal, dan
Allah menciptakan manusia dan menjadikan untuknya akal dan syahwat. Siapa yang akalnya
mengalahkan syahwatnya maka dia berada di barisan para malaikat, dan siapa yang
syahwatnya mengalahkan akalnya maka dia seperti binatang” (iddatus shobirin 1/15)
C. Hikmah penciptaan syahwat pada manusia
1. Kesempurnaan hanya milik Allah
Ibnul Qayyim berkata di dalam kitab Mafatih Dar as sa’adah 1/297 : “Diantara hikmah Allah
menjadikan pada diri manusia syahwat dan marah yaitu keharusan akan terjatuh pada
perbuatan dosa, penyimpangan dan kemaksiatan sebagai konsekuensi dari dua kekuatan
tersebut yang saling tarik menarik, jika sekiranya dua hal ini tidak terdapat pada manusia maka
manusia tidak dikatakan sebagai manusia akan tetapi dikatakan sebagai malaikat, maka
terjatuh pada hal-hal buruk merupakan konsekuensi dari penciptaan manusia sebagaimana
sabda rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- :
كل بني آدم خطاء وحير الخطائين التوابون
“Setiap anak cucu adam bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat “
2. Memperbanyak dan menjaga keturunan
Didalam kitab at tibyan fi aqsamil qur’an ibnul 1/205 ibnul qayyim berkata: “Kemudian ketika
Allah subhanahu wata’ala ingin memperbanyak keturunan adam dan hawa, Allah menjadikan
pada keduanya syahwat yang membara dan api kerinduan dan keinginan dan Allah
mengilhamkan pada keduanya untuk bertemu dan berkumpul sebagaimana yang telah
ditakdirkan”.
Allah berfirman :
وأما من خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى – فإن الجنة هي المأوى.
“ Dan adapun orang yang takut akan keagungn Allah dan menahan jiwanya dari hawa nafsu,
maka sesungguhnya surga merupakan tempat kembalinya. (Qs. An Nazi’at [79] : 40 – 41)
Didalam kitab Al Fawaid 1/110, ibnul qayyim berkata : “oleh karena itu ketika Umar bin Khattab
ditanya tentang manakah yang lebih baik seseorang yang belum pernah terlintas dalam
pikirannya tentang syahwat bahkan tidak terbetik sedikitpun didalam hatinya ataukah
seseorang yang tergoda dengan syahwatnya kemudian dia meninggalkannya karena Allah?
Maka Umar bin Khattab menulis : “Sesungguhnya orang yang jiwanya tergoda dengan
kemaksiatan dan dia meninggalkannya karena Allah, maka dia termasuk orang yang ketakwaan
hatinya diuji oleh Allah, maka bagi mereka ampunan dari Allah dan pahala yang agung”.
4. Sarana untuk kembali kepada Allah, bertaubat dan bersimpuh padaNya
Terjatuhnya seorang hamba pada kemaksiatan merupakan dampak dari adanya syahwat pada
dirinya, tapi itu juga merupakan sebab untuk bertaubat, menyesal dan bersimpuh malu kepada
Allah. Maka ketika Allah menginginkan kebaikan bagi seorang hamba, Allah akan membukakan
baginya pintu taubat, penyesalan, ketundukan, rasa penuh hina, kelemahan, meminta
pertolongan padaNya, dan kejujuran untuk kembali pada Allah dan menjadikannya senantiasa
patuh dan berdoa serta mendekatkan diri kepadaNya.
5. Sebab kerinduan untuk mendapatkan balasan kebaikan di akhirat
Hal ini dikarenakan apabila seorang manusia mendapatkan kenikmatan dunia dia
membandingkannya dengan kenikmatan yang telah disediakan oleh Allah di akhirat kelak, maka
rasa harap akan kenikmatan negeri akhirat lebih dia utamakan dari kenikmatan dunia yang
semu.
D. Macam macam syahwat
Kata syahwat dapat ditujukan untuk setiap kata kerja (Fi’il) sebagaimana dapat juga digunakan
untuk setiap tujuan pekerjaan yang diinginkan oleh jiwa (Maf’ul)
Allah -subhanahu wata’ala- telah menyebutkan didalam Al Qur’an macam-macam syahwat.
Allah -subhanahu wata’ala- berfirman :
زين للناس حب الشهوات من النساء والبنين والقناطير المقنطرة من الذهب والفض*ة والخي**ل المس*ومة واألنع**ام والح*رث ذل*ك
متاع الحيات الدنيا وهللا عنده حسن المآب
Tapi ketika Allah -subhanahu wata’ala- berfirman tentang tipu daya wanita :
إن كيدهن عظيم
“Sesungguhnya tipu daya wanita itu sangatlah berbahaya” (Qs. Yusuf : 28)
َم ا َت َر ْك ُت َب ْع ِدي ِفْت َن ًة َأَض َّر َع َلى الِّر َج اِل ِمَن الِّن َس اِء
“Tidaklah aku meninggalkan fitnah, setelah aku (wafat), yang lebih berbahaya terhadap
laki-laki daripada wanita. [HR. Bukhari no: 5096, Muslim no: 2740, dan lainnya, dari
Usamah bin Zaid]
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengomentari hadits ini dengan perkataan: “Hadits
ini menunjukkan bahwa fitnah yang disebabkan wanita merupakan fitnah terbesar
daripada fitnah lainnya. Hal itu dikuatkan firman Allah: “Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita…”
(Ali-Imran:14), yang Allah menjadikan wanita termasuk “hubbu syahawat” (kecintaan
perkara-perkara yang diingini), bahkan Dia menyebutkannya pertama sebelum jenis-
jenis yang lain sebagai isyarat bahwa wanita-wanita merupakan pokok hal itu”. [Fathul
Bari]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Kebanyakan yang merusakkan kekuasaan dan
negara adalah mentaati para wanita”. [Iqtidha’ Shirathil Mustaqim, hal: 257]
Karena fitnah wanita, seseorang dapat terjerumus ke dalam berbagai kemaksiatan
karenanya. Seperti: memandang wanita yang bukan mahramnya, menyentuhnya,
berpacaran, bahkan sampai berbuat zina! Wal ‘iyadzu billah.
1
Read more https://almanhaj.or.id/3091-penyakit-syubhat-dan-syahwat.html
ِإَذ ا ُفِتَح ْت َع َلْي ُك ْم َفاِر ُس َو الُّر وُم َأُّي َق ْو ٍم َأْنُت ْم َقاَل َع ْبُد الَّر ْح َم ِن ْبُن َع ْو ٍف َن ُقوُل َك َم ا َأَمَر َن ا ُهَّللا َق اَل َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا
َع َلْيِه َو َس َّلَم َأْو َغْي َر َذ ِل َك َتَتَن اَفُس وَن ُث َّم َتَت َح اَس ُد وَن ُث َّم َتَت َد اَب ُروَن ُث َّم َتَت َب اَغ ُض وَن َأْو َن ْح َو َذ ِل َك ُث َّم َت ْنَط ِلُق وَن ِفي َمَس اِكيِن
اْلُم َه اِج ِر يَن َفَت ْج َع ُلوَن َب ْع َض ُهْم َع َلى ِر َقاِب َب ْع ٍض
Diantara bentuk syahwat lain yang ada pada hati manusia adalah : rasa bangga terhadap diri
sendiri, sombong, ingin berkuasa, merasa lebih dari yang lain, amarah, suka dipuji dan
disanjung, kecenderungan untuk tidur terus, dan senantiasa mau bersantai dan istirahat, dan
suka akan jabatan.
E. Fenomena sifat binatang yang tampak pada syahwat manusia
Firman Allah -subhanahu wata’ala- :
َو َلَقْد َذ َر ْأَن ا ِلَج َه َّن َم َك ِثيًر ا ِمَن اْلِج ِّن َو اِإْلْن ِس ۖ َلُهْم ُقُلوٌب اَل َي ْف َقُهوَن ِبَه ا َو َلُهْم َأْع ُيٌن اَل ُيْبِص ُروَن ِبَه ا َو َلُهْم آَذ اٌن اَل َي ْس َم ُعوَن
ِبَه اۚ ُأوَٰل ِئَك َك اَأْلْن َع اِم َب ْل ُه ْم َأَض ُّلۚ ُأوَٰل ِئَك ُه ُم اْلَغ اِفُلوَن
Di antara mereka ada yang memiliki unsur anjing. Andaikan dia menemukan bangkai
yang bisa mengenyangkan seribu anjing, niscaya dia akan menguasainya dan tidak
memberikan kesempatan kepada anjing-anjing lain untuk mencicipinya. Dia akan
menggonggong untuk mengusir anjing-anjing yang lain. Sehingga anjing-anjing lain tidak
bisa mendekati bangkai itu kecuali dengan cara paksa atau mengalahkannya.
Hasratnya yang terpenting adalah mengenyangkan perutnya sendiri, entah dengan
makanan apa pun, bangkai atau disembelih, baik atau buruk, dan dia tidak perlu malu
karena mengkonsumsi makanan yang buruk. Jika engkau membawanya serta, maka dia
akan mengulurkan lidah, dan jika engkau meninggalkannya, dia juga tetap akan
mengulurkan lidah. jika engkau memberinya makanan, maka dia akan mengibas-
ngibaskan ekor-nya dan berputar-putar di sekelilingmu, namun jika engkau tidak
memberinya makan, maka dia akan menyalak di hadapanmu.
Di antara mereka ada yang jiwanya seperti keledai, yang tidak diciptakan kecuali untuk
diberi makan dan dipekerjakan. Jika porsi makanan-nya bertambah, maka porsi kerjanya
juga harus bertambah.
Keledai merupakan hewan yang paling sedikit bicaranya dan paling bodoh. Karena itu
Allah mengumpakan orang bodoh ini dengan keledai yang membawa Al-Kitab sekalipun
dia membawanya, tapi dia tidak mengetahui, memahami dan tidak bisa
mengamalkannya. Sementara Allah mengumpamakan ulama yang buruk seperti keledai.
Dia diberi pengetahuan tentang ayat-ayat Allah, namun dia mengingkarinya dan lebih
suka mengikuti hawa nafsunya.
Allah -subhanahu wata’ala- berfirman :
َم َث ُل اَّلِذْي َن ُحِّم ُلوا الَّت ْو ٰر ىَة ُث َّم َلْم َي ْح ِم ُلْو َه ا َك َم َث ِل اْلِحَم اِر َي ْح ِمُل َاْس َفاًر اۗ ِبْئ َس َم َث ُل اْلَقْو ِم اَّلِذْي َن َك َّذ ُبْو ا ِبٰا ٰي ِت ِهّٰللاۗ َو ُهّٰللا اَل َي ْهِدى
﴾۵ : اْلَقْو َم الّٰظ ِلِمْي َن ﴿الجمعة
2
Ibnul Qyyim, E-book Madarijus Salikin (Pendakian menuju Allah), Tiga jilid lengkap, terjemahan kathur suhardi, hal
: 111 - 113
Di antara mereka ada yang jiwanya seperti hewan buas yang selalu mengumbar
amarahnya. Hasratnya adalah bermusuhan dengan orang lain, memaksa mereka dengan
kekuatannya.
Di antara mereka ada yang jiwanya seperti tikus, yang memiliki tabiat yang kotor dan
mendatangkan kerusakan bagi apa pun yang ada di sekitarnya.
Di antara mereka ada yang jiwanya seperti hewan yang beracun dan menyengat, seperti
ular, kalajengking dan lain-lainnya. Bahkan dengan matanya pun dia bisa menimbulkan
bencana bagi orang lain. Jiwanya bergolak karena amarah dan dorongan rasa dengki dan
kesombongan. Sementara korbannya dicari kelengahannya. Matanya menyengat seperti
ular yang menyengat bagian tubuh manusia yang tidak tertutup. Setiap orang bisa
menjadi korbannya, karena itu mereka harus melindungi dirinya dengan baju besi dan
tameng, berupa dzikir-dzikir seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Tapi jika seseorang merasa bahwa dia akan menimpakan bahaya kepada orang Iain yang
terpancar lewat matanya, maka dia harus bisa menahan dan menguasainya.
Di antara manusia ada yang jiwanya seperti babi. Ketika melewati barang-barang yang
bagus, tidak menoleh. Namun jika ada orang yang membuang sampah, maka dia akan
menyantapnya hingga habis. Banyak orang yang mendengar dan melihat hal-hal yang
baik pada dirimu, jauh lebih banyak dari keburukan-keburukanmu. Namun dia tidak
menjaganya dan tidak menceritakannya seperti kenyataannya. Tapi jika dia melihat
sesuatu yang buruk atau aib, maka dia akan menjadikannya sebagai santapan yang
empuk.
Di antara mereka ada yang memiliki tabiat burung merak, yang membungkus dirinya
dengan bulu-bulunya yang cantik dan menarik serta besolek, namun di dalamnya tidak
ada apa-apa.
Di antara mereka ada yang memiliki tabiat seperti onta, hewan yang paling pendengki
dan paling kasat hatinya. Di antara mereka ada yang memiliki tabiat seperti beruang,
tidak banyak bicara namun sangat jahat. Dan, masih banyak hewan-hewan lain yang
mengindikasikan sifat manusia.
3
Raudhatul Muhibbin 1/156
﴾۳۲ : ٰي ِنَس ۤا َء الَّنِبِّي َلْسُتَّن َك َاَحٍد ِّم َن الِّنَس ۤا ِء ِاِن اَّتَقْيُتَّن َفاَل َتْخ َض ْع َن ِباْلَقْو ِل َفَيْطَم َع اَّلِذ ْي ِفْي َقْلِبٖه َم َر ٌض َّو ُقْلَن َقْو اًل َّم ْع ُرْو ًفاۚ ﴿األحزاب
Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu
bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara
sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah
perkataan yang baik.” (Qs. Al Ahzab : 32)
Akan tetapi mabuk karena syahwat lebih lama efeknya dan lebih berbahaya daripada
mabuk yang dikarenakan minuman keras (Khamr), karena mabuk yang dikarenakan oleh
khamr setidaknya akan dirasakan dalam seharian atau kurang dari itu, akan tetapi
mabuk karena syahwat akan senantiasa melekat kuat pada diri seseorang bahkan akan
menyampaikan pada taraf kegilaan.
3. Syahwat dapat mengantarkan pelakunya pada kekufuran dan keluar dari agama islam
- Kisah tipudaya syetan yang mampu memperdayai seorang ahli ibadah dizaman bani
israil.
- Hadits :
َم ا ِذ ْئ َب اِن َج اِئَع اِن ُأْر ِس اَل ِفي َغ َن ٍم ِبَأْف َس َد َلَه ا ِمْن ِحْر ِص اْلَم ْر ِء َع َلى اْلَم اِل َو الَّش َر ِف ِلِديِنِه
“Tidaklah dua srigala lapar yang dilepas pada seekor kambing lebih merusakkannya
daripada ketamakan seseorang terhadap harta dan kehormatan (yang merusakkan)
agamanya." [HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Hibban dari Ka’b bin Malik Al-Anshari.
Dishahihkan oleh Syaikh Mushthafa Al-Adawi di dalam Shuwar Minal Fitan, hal: 38]
- Hadits4 :
من تعلم علمًا مما ُيبتغى به وجه هللا اليتعلمه إال ليصيب به عرضًا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيامة
يعني ريحها
“Barang siapa yang menuntut ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun dia tidak
menuntutnya kecuali untuk mencari kesenangan dunia, maka pada hari kiamat dia
tidak akan mencium bau surga” (HR. Ibnu Majah dishahihkan oleh Al Albany)
- Perkataan Ulama
Ayyub As Sikhtiyany : Tidak akan benar kejujuran seseorang yang ingin
terkenal
5
Ithafus sadatil muttaqin syarh Ihya ulumuddin kitab afatul lisan (https://books.google.co.id/books?id=),
https://www.alukah.net/sharia/0/86078/#ixzz63z2SHA3C .
6) Menanamkan didalam jiwa perasaan (ketika ingin memperturutkan hawa nafsu) bahwa
iman yang dimiliki akan tidak sempurna bahkan akan sirna.
- Hadits : “Tidak akan berzina orang yang berzina saat dia berzina jika dia beriman…”
7) Meyakinkan diri bahwa ada ganti yang lebih baik yang telah disiapkan oleh Allah.
Karena siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya
dengan yang lebih baik dari yang dia tinggalkan.
8) Mengingat kematian dan Kenikmatan akhirat
9) Mentadabburi Al Qur’an dan mengamalkannya.
10) Memikirkan keburukan-keburukan yang akan didapatkan ketika memperturutkan hawa
nafsunya.
11) Berdoa dan memohon hanya kepada Allah