Anda di halaman 1dari 3

SUMPAH IBLIS UNTUK MENYESATKAN MANUSIA

Oleh: Syarifuddin

Abdullah bin Ummi Maktum adalah salah seorang sahabat yang mulia. Dia menjadi salah satu
sebab turunnya surah 'Abasa. Suatu hari, Abdullah bin Ummi Maktum mengikuti pengajian
Rasulullah SAW. Dalam kesempatan itu, Rasul menyampaikan akan kewajiban setiap Muslim
yang mendengar azan untuk segera menunaikan shalat. Karena kondisi fisiknya, yakni matanya
yang buta, ia memberanikan diri bertanya kepada Rasulullah SAW.

"Wahai Rasulullah SAW, apakah saya juga diwajibkan kendati saya tidak bisa melihat?" tanya
Ibnu Ummi Maktum. Rasul menjawab, "Apakah kamu mendengar seruan azan?" Ibnu Ummi
Maktum menjawab, "Ya, saya mendengarnya." Rasul pun memerintahkannya agar ia tetap pergi
ke masjid meskipun sambil merangkak.

Maka, dengan penuh keimanan, setiap azan berkumandang dan waktu shalat tiba, ia pun segera
pergi ke masjid dan berjamaah dengan Rasulullah SAW. Suatu ketika di waktu Subuh, saat azan
dikumandangkan, Ibnu Ummi Maktum pun bergegas ke masjid. Di tengah jalan, kakinya
tersandung batu hingga akhirnya mengeluarkan darah. Namun, tekadnya sudah bulat untuk tetap
berjamaah ke masjid.

Waktu Subuh berikutnya, ia bertemu dengan seorang pemuda. Pemuda tersebut bermaksud
menolongnya dan menuntunnya ke masjid. Selama berhari-hari, sang pemuda ini selalu
mengantarnya ke masjid. Ibnu Ummi Maktum pun kemudian ingin membalas kebaikannya.
"Wahai saudaraku, siapakah gerangan namamu. Izinkan aku mengetahuimu agar aku bisa
mendoakanmu kepada Allah," ujarnya.

"Apa untungnya bagi Anda mengetahui namaku dan aku tak mau engkau doakan," jawab sang
pemuda. "Jika demikian, cukuplah sampai di sini saja engkau membantuku. Aku tak mau engkau
menolongku lagi sebab engkau tak mau didoakan," tutur Ibnu Ummi Maktum kepada pemuda
itu.

Maka, sang pemuda ini pun akhirnya mengenalkan diri. "Wahai Ibnu Ummi Maktum, ketahuilah
sesungguhnya aku adalah iblis," ujarnya. "Lalu mengapa engkau menolongku dan selalu
mengantarkanku ke masjid. Bukankah engkau semestinya mencegahku untuk ke masjid?" tanya
Ibnu Ummi Maktum lagi.

Sang pemuda yang bernama iblis itu kemudian membuka rahasia atas pertolongannya selama ini.
"Wahai Ibnu Ummi Maktum, masih ingatkah engkau beberapa hari yang lalu tatkala engkau
hendak ke masjid dan engkau terjatuh? Aku tidak ingin hal itu terulang lagi. Sebab, karena
engkau terjatuh, Allah telah mengampuni dosamu yang separuh. Aku takut kalau engkau jatuh
lagi Allah akan menghapuskan dosamu yang separuhnya lagi sehingga terhapuslah dosamu
seluruhnya. Maka, sia-sialah kami menggodamu selama ini," jawab iblis tersebut.

Kaum muslimin jamaah jumat yang dirahmati Allah swt.


Kisah di atas menggambarkan kepada kita bahwa sesungguhnya iblis tak akan pernah berhenti
untuk menggoda dan menyesatkan manusia. Berbagai cara akan dia lakukan bahkan dalam hal
yang baik pun, iblis selalu berusaha untuk membelokkan orang yang beriman ke arah yang
dimurkai Allah. Dalam QS [Al-A’râf/7:16-17], Iblis bersumpah dihadapan Allah swt.

‫ِيه ْم َو ِم ْن َخ ْل ِف ِه ْم َوع َْن‬ ْ ‫قَا َل فَ ِب َما أ َ ْغ َو ْيتَنِي ََل َ ْقعُدَنَّ َل ُه ْم ِص َرا َطكَ ا ْل ُم‬
ِ ‫﴾ث ُ َّم ََلتِ َينَّ ُه ْم ِم ْن َب ْي ِن أ َ ْيد‬١٦﴿‫ست َ ِقي َم‬
َ‫ش َمائِ ِل ِه ْم ۖ َو ََل ت َ ِج ُد أ َ ْكث َ َر ُه ْم شَا ِك ِرين‬َ ‫أ َ ْي َمانِ ِه ْم َوع َْن‬
Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi
mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau
tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. [Al-A’râf/7:16-17]

Para Ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan potongan ayat ini, di antara pendapat yang
disebutkan adalah sebagai berikut:

 Dari muka maksudnya adalah syaitan akan menyesatkan mereka dalam perkara akhirat
mereka.
 Dari belakang maksudnya adalah syaitan akan menjadikan mereka cinta dunia.
 Dari kanan maksudnya adalah syaitan akan membuat syubhat pada perkara agama
mereka.
 Dari kiri maksudnya adalah syaitan akan membuat mereka suka melakukan perbuatan
maksiat. Ini adalah pendapat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma yang diriwayatkan dari
‘Ali bin Abi Thalhah darinya.
 Dari muka maksudnya adalah dari sisi dunia mereka.
 Dari belakang maksudnya adalah urusan akhirat mereka.
 Dari kanan maksudnya adalah dari sisi kebaikan-kebaikan mereka.
 Dari kiri maksudnya adalah dari sisi keburukan-keburukan mereka.

Imam Abu Ja’far ath-Thabari rahimahullah mengatakan, “Pendapat yang lebih tepat
menurutku adalah pendapat yang mengatakan bahwa arti dari ini adalah ‘Kemudian saya
akan benar-benar mendatangi mereka dari segala sisi kebenaran dan kebatilan, kemudian
saya akan menghalangi mereka dari kebenaran dan saya akan memperindah kebatilan untuk
mereka. Hal ini dikarenakan potongan ayat ini datang setelah firman Allâh Azza wa Jalla,
yang artinya, ‘Maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang
lurus.’

SIAPAKAH YANG BISA SELAMAT DARI PENYESATAN YANG DILAKUKAN OLEH


IBLISlis?
Allâh Azza wa Jalla berfirman di dalam surat lain yang mirip dengan ayat yang sedang kita
bahas ini:

‫ق أَقُو ُل‬ َّ ‫ق َوا ْل َح‬ ُّ ‫﴾ قَا َل فَا ْل َح‬٨٣﴿ ‫ين‬ َ ‫قَا َل فَبِ ِع َّزتِكَ ََل ُ ْغ ِويَنَّ ُه ْم أَجْ َم ِع‬
َ ‫﴾ إِ ََّل ِعبَادَكَ ِم ْن ُه ُم ا ْل ُم ْخلَ ِص‬٨٢﴿ ‫ين‬
‫ين‬َ ‫﴾ ََل َ ْم ََلَ َّن َج َهنَّ َم ِم ْنكَ َو ِم َّم ْن ت َ ِبعَكَ ِم ْن ُه ْم أَجْ َم ِع‬٨٤﴿
Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali
para hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka.’ Allâh berfirman, “Maka yang benar (adalah
sumpah-Ku) dan kebenaran itulah yang Ku-katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi
neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara
mereka kesemuanya.’ [Ash-Shaad/38:82-85]

Pada ayat ini, Iblis mengetahui bahwa dia tidak akan bisa menyesatkan hamba Allâh yang
disifatkan dengan al-mukhlashin atau al-mukhlishin (dalam qira’ah lain). Jika dibaca al-
mukhlishin, maka mereka adalah orang-orang yang mengikhlaskan (memurnikan) ketaatan dan
tauhid kepada Allâh Azza wa Jalla. Dan jika dibaca al-mukhlashin, maka mereka adalah orang-
orang yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala jadikan mereka sebagai orang yang ikhlas untuk
mentauhidkan Allâh.[14]

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:

َ ‫﴾ َو ِإ َّن َج َهنَّ َم لَ َم ْو ِع ُد ُه ْم أَجْ َم ِع‬٤٢﴿ ‫ين‬


‫ين‬ َ ‫س ْل‬
َ ‫طا ٌن ِإ ََّل َم ِن اتَّبَعَكَ ِم َن ا ْلغَا ِو‬ ُ ‫علَ ْي ِه ْم‬
َ َ‫س لَك‬
َ ‫ِإ َّن ِعبَادِي لَ ْي‬
Sesungguhnya para hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-
orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. Dan sesungguhnya Jahannam itu
benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan)
semuanya. [Al-Hijr/15:42-43]

DOA AGAR DIJAGA OLEH ALLAH AZZA WA JALLA DARI SEGALA PENJURU
Jika kita mengetahui bahwa iblis dan syaitan sebagai pengikutnya akan menggoda kita dari
empat penjuru, maka sudah sepantasnya kita membiasakan diri untuk meminta perlindungan dan
penjagaan dari Allâh Azza wa Jalla agar iblis dan syaitan tidak bisa menguasai kita.

Di antara doa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang diriwayatkan
dari Jubair bin Abi Sulaiman bin Jubair bin Muth’im rahimahullah, dia berkata, “Saya
mendengar Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma berkata, ‘Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidak pernah meninggalkan doa-doa ini ketika sore dan ketika pagi:

‫سأَلُكَ ا ْل َع ْف َو َوا ْل َعا ِف َيةَ ِفي دِي ِني‬ ِ ‫سأَلُكَ ا ْل َع ْف َو َوا ْل َعا ِف َيةَ ِفي ال ُّد ْن َيا َو‬
ْ َ ‫ اللَّ ُه َّم أ‬، ‫اَلخ َر ِة‬ ْ َ ‫اللَّ ُه َّم ِإنِي أ‬
َّ ‫ َواحْ فَ ْظنِي ِم ْن بَ ْي ِن يَد‬، ‫آم ْن َر ْوعَاتِي‬
، ‫َي‬ ِ ‫ َو‬، ‫ست ُ ْر ع َْو َراتِي‬ ْ ‫ اللَّ ُه َّم ا‬، ‫اي َوأ َ ْه ِلي َو َما ِلي‬ َ َ‫َو ُد ْني‬
‫ َوأَعُوذُ بِكَ أ َ ْن أ ُ ْغتَا َل ِم ْن ت َ ْحتِي‬، ‫ َو ِم ْن فَ ْوقِي‬، ‫ش َما ِلي‬ ِ ‫ َوع َْن‬، ‫ َوع َْن يَ ِمينِي‬، ‫ َو ِم ْن َخ ْل ِفي‬.
Ya Allâh! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu pengampunan dan keselamatan (afiat) di
dunia dan di akhirat. Ya Allâh! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu pengampunan dan
keselamatan (afiat) pada agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allâh! Tutupilah auratku
(aibku), amankanlah ketakutanku dan jagalah aku dari sisi depanku, belakangku, kananku,
kiriku, atasku. Dan saya berlindung kepadamu dari ditenggelamkan (di bumi) dari arah
bawahku.[1

Anda mungkin juga menyukai