Anda di halaman 1dari 4

Kebanyakan Penghuni Neraka Adalah Wanita Dan Kebanyakan Penghuni Surga Adalah Orang Fakir

Siapakah Neraka? Mayoritas Penghuni

Diriwayatkan dari Abu Said al Khudriy radhiyallahu anhu, ia berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam keluar pada hari raya Idul Adha atau Idul Fitri menuju tempat shalat dan melalui sekelompok wanita. Beliau bersabda,Wahai kaum wanita bersedekahlah, sesungguhnya aku telah diperlihatkan bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka. Mereka bertanya,Mengapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab,Kalian banyak melaknat dan durhaka terhadap suami. Dan tidaklah aku menyaksikan orang yang memiliki kekurangan akal dan agama yang dapat menghilangkan akal kaum laki-laki yang

setia daripada salah seorang diantara kalian. Mereka bertanya,Apa yang dimaksud dengan kekurangan agama dan akal kami wahai Rasulullah? Beliau menjawab,Bukankah kesaksian seorang wanita sama dengan separuh dari kesaksian seorang pria? Mereka menjawab,Benar. Beliau berkata lagi,Bukankah apabila wanita mengalami haidh maka dia tidak melakukan shalat dan puasa? Mereka menjawab,Benar. Beliau shallallahu alaihi wasallamberkata,itulah (bukti) kekurangan agamanya. (HR. Bukhari) Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Neraka diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. Lalu, surga diperlihatkan kepadaku, dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir. (HR. Ahmad) Di dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah orangorang fakir, dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah

wanita. (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya) Hadits-hadits tersebut di atas memberitahukan kepada kita dengan jelas dan gamblang bahwa mayoritas penghuni surga adalah orang-orang fakir (miskin). Sedangkan penghuni neraka yang paling banyak adalah dari kaum wanita. Mengapa Wanita Menjadi Mayoritas Penghuni Neraka? Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah shallallahu alaihi wasallamdan para shahabatnya melakukan shalat gerh43;Iana padanya dengan shalat yang panjang, beliau melihat Surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya: dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Para shahabat pun bertanya: Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian)? Beliau menjawab: Karena kekufuran mereka. Kemudian mereka bertanya lagi: Apakah mereka kufur kepada Allah? Beliau

menjawab:Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu. (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma) Di dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjelaskan tentang sifat wanita penduduk neraka, beliau bersabda : dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian. (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu anhu) Dari beberapa hadits yang telah lalu, kita dapat mengetahui beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam api neraka dan bahkan menjadikan

mereka golongan mayoritas dari penghuninya. Di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Banyak melaknat. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam: Kalian banyak melaknat. Imam Nawawi menyebutkan bahwa para ulama telah bersepakat akan haramnya melaknat. Laknat dalam bahasa Arab artinya adalah menjauhkan. Sedangkan menurut syariat artinya adalah menjauhkan dari rahmat Allah dan kebaikan-Nya. Dan tidak diperbolehkan bagi seseorang menjauhkan orang-orang yang tidak diketahui keadaannya dan akhir perkaranya dengan pengetahuan yang pasti dari rahmat dan karunia Allah. Karena itu mereka mengatakan,Tidak boleh melaknat seseorang yang secara dhahir adalah seorang muslim atau kafir kecuali terhadap orang yang telah kita ketahui menurut dalil syari bahwa dia mati dalam keadaan kafir seperti Abu Jahal atau iblis. Adapun melaknat (secara mutlak tanpa menyebut nama tertentu, pent) dengan menyebutkan sifat-sifatnya tidaklah diharamkan seperti melaknat seorang wanita yang menyambung dan minta

disambungkan rambutnya, seorang yang mentato dan minta ditato, pemakan riba dan yang memberi makan dengannya, pelukis (makhluk hidup), orang-orang zhalim, fasiq, kafir dan melaknat orang yang merubah batas-batas tanah, orang yang menasabkan seseorang kepada selain ayahnya, membuat sesuatu yang baru di dalam Islam (bidah), dan lainnya sebagaimana telah disebutkan oleh dalildalil syari yang menunjukkan kepada sifat, bukan diri orang tertentu. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz II hal 88 89) 2. Durhaka terhadap suami dan mengingkari kebaikan-kebaikannya Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam: Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kedurhakaan semacam ini banyak sekali kita dapati dalam kehidupan keluarga kaum Muslimin, yakni seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya disebabkan sikap atau perbuatan suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri

ialah bersyukur atas kebaikan yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufurinya karena Allah tidak akan melihat kepada istri semacam ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya. (HR. Nasai di dalam Al Kubra dari Abdullah bin Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76) Termasuk dalam bentuk kedurhakaan istri kepada suami adalah hal-hal berikut ini apabila dilakukan tanpa alasan yang dibenarkan syariat: Tidak melayani kebutuhan seksual suaminya, atau bermuka masam ketika melayaninya, tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu, menyebarkan aib suami kepada orang lain, menolak bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki

yang bukan mahramnya, meminta cerai dari suaminya tanpa sebab yang syari, dan yang semisalnya. 3. Tabarruj (bersolek) Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam: dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang. Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al Maratil Muslimahhalaman 120) Ibnu Abdil Barr berkata: Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya.(Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103) Mereka adalah wanita-wanita yang suka menampakkan perhiasan mereka,

padahal Allah telah melarang hal ini dalam firman-Nya: Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka. (QS. An-Nuur: 31) Wahai ukhti Muslimah, hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang Islami yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan azab di akhirat kelak. Allah Taala berfirman: Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu. (QS. AlAhzaab: 33) Inilah beberapa sebab yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari azabNya di dunia dan akhirat. Amiin.

Anda mungkin juga menyukai