Tujuan:
Dapat menangani vaksin program imunisasi secara aman bila terjadi bencana
dan listrik padam
Tahapan:
a. Menggunakan lemari es kompresi dengan listrik 24 jam.
1. Periksa suhu pd thermometer di lemari es pastikan pada suhu +2 s/d
+8 c
2. Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam.
3. Lemari es yang diisi collpad pada saat listrik padam berfungsi
mempertahankan suhu dingin.
4. Hidupkan generator bila ada.
Langkah-langkahnya:
1. Sehari sebelum pelayanan masukan pelarut dan collpad kedalam
lemari es.
2. 30 menit sebelum pelayan imunisasi, pastikan semua vaksin dan
logistic termasuk anavilaktik kit kedalam kondisi VVM AB dan tidak
kedaluwarsa.
3. Siapkan buku pencatatan hasil imunisasi (KOHORT ibu, KOHORT Bayi
dan KOHORT Anak)
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan perkiraan
kebutuhan, dan masukkan kedalam vaksin carrier yang telah berisi
COLLPAT`
5. Vaksin Cariier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar dengan
sinar matahari langsung.
Disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat, format
pencatatan dan anavilaktik kit, safety bok, dan plastic sampah di bawah
meja.
6. Cuci tangan dengan sabunsetiap akan memberikan imunisasi.
7. Lakukan skrenning setiap sasaran melalui umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit dan keadaan
kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis dan manfaat
imunisasi yang akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan VVM A/B tidak beku
dan tidak kedaluwarsa. Serta tulis tanggal dan waktu pertama kali
digunakan.
10. Untuk imunisasi ORAL ambil alat penetes, keluarkan dari plastic
kemasan , buang kemasan kedalam plastic sampah.
11. Ambil alat suntik pastikan bahwa tidak kedaluwarsa, keluarkan dari
plastic kemasan, buang kemasan kedalam plastic sampah.
12. Buka tutup jarum suntik ,buang tutup jarum suntik kedalam plastic
sampah.
13. Untuk vaksin yang membutuhkan pelarut, larutkan vaksin sesuai
dengan SOP persiapamn vaksin.
14. Tusukan jarum suntik ke dalam botol vaksin dan pastikan ujung jarum
selalu berada didalam cairan vaksin, sedot vaksin sesuai dengan dosis
yang dibutuhkan.
15. Apabila ada gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis, buang
gelembung atau kelebihan dosis tanpa mencabut jarum dari botol
vaksin.
16. Lepaskan alat sutik dari botol vaksin.
17. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas basah dan tunggu hingga
kering.
18. Berikan vaksin sesuai dengan SOP cara pemberian vaksin.
19. Buang langsung alat suntik yang telah digunakan tanpa penutupnya
kedalam safetybox.
20. Berikan informasi kepada orangtua tentang kapan kunjungan
berikutnya dan kemungkinan terjadi effek samping yang akan dialami
oleh anak sesudah imunisasi serta cara penanggulanganya.
21. Beritahu orangtua agar menunggu sekitar 30 menit setelah
penyuntikan untuk memantau kemungkinan terjadi effek samping.
22. Berikan obat paracetamol sesuai dengan dosis per berat badan jika
diperlukan.
23. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang telah disediakan pada
buku Kohort.
24. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan kedalam kantung plastic.
25. Cuci tangan dengan sabun setiap selesai pemberian imunisasi
26. Vaksin sisi dan yang belum digunakan disimpan kembali pada lemari
es pada tempat yang terpisah dan diberi tanda (K), catatan hasil
imunisasi dan penggunaan logistic diserahkan pada KORIM.
SOP
PELAYANAN IMUNISASI OLEH PETUGAS KESEHATAN
DI POSYANDU DAN PEYANAN LUAR GEDUNG
Pelaksana: KORIM
Pelaksana : KORIM
Penanggung jawab : Kepala Puskesmas
Alat dan bahan : Lap. Kering , vaksin Carrier atau cold box dan
coldpack.
Langkah-langkah:
1. Pencairan bunga es dilakukan minimal satu (1) bulan sekali atau ketika
bunga es mencapai ketebalan 0,5 cm
2. Sehari sebelum pencairan bunga es kondisikan Coldpack vaksin carier
atau Codbox.
3. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carier atau Codbox yang telah berisi
Coldpack (kotak dingin cair), sesuai dengan SOP penyimpanan Vaksin.
4. Cabut Steker untuk melakukan Deprossing/ pencairan bunga es.
5. Biarkan bunga es mencair sendiri atau siram dengan air hangat.
6. Setelah bunga esc air, keringkan bagian dalam lemari es termasuk
evaporator dengan lap kering.
7. Pasang kembali STEKKER dan tunggu suhu stabil 2 s/d 8o c tanpa
merubah posisi Termostrat
8. Setelah suhu mencapai 2 s/d 8 c , susun kembali vaksin kedalam
lemari es sesuai dengan SOP Penyimpanan Vaksin.
9. Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan lemari
es.
Catatan :
1. Penyebab cepat terjadinya bunga es terjadi karena sering buka tutup,
karet seal tidak rapat seting termostart terlalu rendah.
2. Bunga es dapat menghambat system pendingin, boros listrik,
mengurangi masa pakai lemari es.
SOP PEMELIHARAAN LEMARI ES
2. Pemeliharaan mingguan.
a. Periksa stekker jangan sampai kendor bila kendor kencangkan, baut
dengan obeng.
b. Perhatikan adanya tanda tanda stekker hangus dengan melihat
perubahan warna pada stekker, bila itu terjadi ganti dengan stekker
yang bari.
c. Sebelum membersihkan badan lemari es, cabut stekker terlebih
dahulu agar tidak terjadi konsleting.
d. Bersihkan seluruh badsn lemari es dengan menggunakan lap bersih
memakai sepon dam sabun.
e. Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering.
f. Selama membersihkan badan lemari es , jangan membuka pintu
lemari es agar suhu tetap terjaga 2 s/d 8 c.
g. Colokkan kembali stekker setelah selesai membersihan.
h. Catat kegiatan pemeliharan mingguan pada kartu pemeliharaan
lemari es.
3. Pemeliharaan bulanan:
a. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan , kondisikan Collpack (kotak
dingin cair), vaksin carrier atau collbox.
b. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carier atau Codbox yang telah
berisi Coldpack (kotak dingin cair), sesuai dengan SOP
penyimpanan Vaksin.
c. Cabut Steker untuk melakukan Deprossing/ pencairan bunga es.
d. Lakukan pembersihan kondensor , pada model terbuka gunakan
sikat yang lembut atau dengan tekana udara , pada model tertutup
tidak perlu dilakukan pembersihan.
e. Periksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas ,bila kertas
sulit ditarik berarti seal karet pintu masih baik, sebaliknya bila kertas
mudah ditarik berarti karet sudah mengeras dan beri bedak untuk
mengatasinya.
f. Pasang kembali STEKKER dan tunggu suhu stabil 2 s/d 8o c tanpa
merubah posisi Termostrat
g. Setelah suhu mencapai 2 s/d 8 c , susun kembali vaksin kedalam
lemari es sesuai dengan SOP Penyimpanan Vaksin.
h. Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan
lemari es.
SOP TEKNIK PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS IMUNISASI
DI PUSKESMAS
Keterangan:
Cara menyusun collpack:
Dalam cldbox : 6 buah pada bagian dasar dan 6 buah pada bagian atas
susunan vaksin.
Dalam vaksin carrier 1 buah pada setiap sisi.
SOP PELACAKAN KIPI
1. Pelaksana
2. Peralatan
a. Formulir KIPI serius.
b. Formulir Investigasi / otopsi verbal.
3. Waktu:
a. Pelacakan dilakukan segera setelah laporan KIPI diterima (baik
melalui lisan ,tulisan, sms atau telephon).
b. Pelacakan dilakukan pada:
KIPI serius yaitu setiap KIPI yang menyebabkan kematian,
rawat inap atau perpanjangan rawat inap, kecacatan yang
menetap atau segnifikan atau yang mengancam kehidupan.
KIPI yang menimbulkan perhatian serius/rumor pada keluarga
atau masyarakat.
c. Pelacakan dapat diulangi beberapa kali sesuai kebutuhan.
4. Tahapan :
a. Pastikan kebenaran informasi laporan KIPI .
b. Laporan informasi KIPI pada pimpinan setempat.
c. Lakukan penilaihan untuk menentukan apakah pelacakan diperlukan
atau tidak
d. Bila diperlukan pelacakan, segera lakukan koordinasi dengan Tim
pelacakan.
e. Lakukan pelacakan segera setelah menerima laporan dengan
membawa formulir KIPI serius dan formulir Investigasi.
f. Kumpulkan data umum.
g. Kumpulkan data kejadian penyakit.
h. Kumpulkan data penunjang diagnose penyakit.
i. Kumpulkan data tentang tersangka vaksin.
j. Kumpulkan data tentang sasaran yang mendapatkan Imunisasi dari
Vial yang sama.
k. Kumpulkan data orang lain yang tidak mendapatkan Imunisasi
dengan penyakit yang sama.
l. Kumpulkan data masalah Medikolegal.
m. Isilah formulir KIPI serius dan formulir Investigasi dengan data yang
telah terkumpul.
n. Lakukan koordinasi dengan Komda PP-KIPI Provinsi untuk
menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan klasifikasi
lapangan laporan KIPI tersebut.
o. Membuat kesimpulan hasil pelacakan.
p. Lakukan penilaian pelayanan Imunisasi.
q. Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur.
r. Mengirimkan hasil pelacakan tersebut ke KomNas PP-KIPI untuk
dilakukan kajian kausalitas
SOP PENANGGULANGAN KIPI
1. Pelaksana:
a. Tenaga medis dan paramedic.
b. Kepala Puskesmas.
2. Peralatan :
a. Peralatan medis sesuai kondisi.
b. Surat keterangan rawat dan formulir KIPI untuk jaminan perawatan.
3. Waktu :
Segera saat kasus KIPI terjadi.
4. Tahapan :
a. Siapkan antisipasi penanggulangan sesuai permasalahan.
b. Lakukan penanggulangan sesuai permasalahan.
c. Bila kasus tidak bisa ditangani di Puskesmas, siapkan rujukan ke
Rumah Sakit pemerintah atau RS terdekat.
d. Lakukan rujukan setelah kondisi pasien stabil dan formulir KIPI telah
dilengkapi.
e. Bila kasus bisa ditangani, lengkapi formulir KIPI.
f. Pulangkan pasien bila kondisi telah stabil.
g. Koordinasikan kasus dengan Komda PP-KIPI setempat.
5. Jaminan pembiayaan.
a. Tentukan apakah pasien memiliki jaminan pembiayaan kesehatan.
b. Bila ada, pembiayaan KIPI mengacu pada jaminan tersebut.
c. Bila tidak ada, lakukan koordinasi dengan pemngelola program
Imunisasi dan Yankes di DinKes kabupaten, atau DinKes Provinsi,
agar membuat surat permohonan jaminan pembiayaan KIPI, yang
ditujukan kepada Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan KemKes
RI, ditembuskan kepada Ka Subdit RSU Publik dan Ka subdit
Imunisasi.
SOP PELAPORAN KIPI
1. Pelaksana :
a. Puskesmas : Kepala puskesmas dan Koordinator Imunisasi.
b. Pem. Kabupaten : Seksi Imunisasi Dinkes Kab.
c. Provinsi : Seksi Imunisasi Dinkes Provinsi.
2. Peralatan :
a. KIPI non serius:
Puskesmas : Formulir KIPI non serius.
Kabupaten dan Provinsi : EPI Info
b. KIPI Serius :
Formulir KIPI serius.
Formulir Investigasi / Otopsi Verbal.
3. Waktu :
a. KIPI non Serius : setiap bulan bersamaan dengan waktu pelaporan
laporan rutin cakupan Imunisasi.
4. Tahapan :
a. KIPI non serius :
Puskesmas:
- Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap tempat pelayanan
Imunisasi dengan menggunakan formulir KIPI non serius.
- Laporkan rekapitulasi tersebut ke Dinkes Kabupaten setiap
tanggal 5, bersamaan dengan laporan bulanan rutin cakupan
Imunisasi.
Kabupaten:
- Lakukan rekapitulasi laporan KIPIdari setiap Puskesmas.
- Masukkan rekapitulasi tersebut ke dalam program EPI Info.
- Laporkan ke provinsi setiap tanggal 10, bersamaan dengan
laporan bulanan rutin cakupan imunisasi.
b. KIPI Serius:
- Lakukan Laporan sementara Via telephon secara berjenjang
dalam waktu 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima (mulai
dari penerima laporan →Kepala puskesmas →koordinator
Imunisasi PKM → seksi imunisasi Dinkes Kabupaten → seksi
Imunisasi Dinkes provinsi → Subdit (imunisasi KemKes RI )
- Lakukan pelacakan oleh tim pelacakan.
- Lengkapi formulir KIPI serius dan formulir Investigasi.
- Lakukan koordinasi dengan Komda PP-KIPI provinsi untuk
menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan klasifikasi
lapangan laporan KIPI tersebut.
- Membuat kesimpulan hasil pelacakan.
- Lakukan penilaian pelayanan Imunisasi.
- Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur.
- Mengirim laporan hasil pelacakan tersebut ke Subdit Imunisasi
Kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang akan dilakukan
oleh Komnas PP-KIPI`