Anda di halaman 1dari 18

SOP

PENANGANAN VAKSIN DALAM KEADAAN BENCANA DAN LISTRIK


PADAM
TINGKAT PUSKESMAS

Tujuan:
Dapat menangani vaksin program imunisasi secara aman bila terjadi bencana
dan listrik padam

Tahapan:
a. Menggunakan lemari es kompresi dengan listrik 24 jam.
1. Periksa suhu pd thermometer di lemari es pastikan pada suhu +2 s/d
+8 c
2. Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam.
3. Lemari es yang diisi collpad pada saat listrik padam berfungsi
mempertahankan suhu dingin.
4. Hidupkan generator bila ada.

b. Menggunakan lemari es absorbs dengan listrik 24 jam.


1. Periksa suhu pd thermometer di lemari es pastikan pada suhu +2 s/d
+8 c
2. Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam.
3. Lemari es yang diisi collpad pada saat listrik padan berfungsi
mempertahankan suhu dingin.
4. Bila menggunakan lemari es Tipe RCW 42 EK atau RCW 50 EK
pada saat listrik padan maka akan berfungsi sebagai colbox.
5. Siapkan pengoperasian dengan menggunakan nyala api minyak
tanah atau gas dan pastikan tangki minyak tanah atau volume gas
pd lemari es dalam keadaan cukup.
6. Cabut Steker yang menempel pada stop contac listrik.
7. Ikuti petunjuk tata cara mengoperasikan lemari es dengan
menggunakan minyak tanah atau gas.
SOP
PELAYANAN IMUNISASI OLEH PETUGAS KESEHATAN
DI PUSKESMAS

Pelaksana: Bidan dan Perawat

Penanggung jawab : KAPUS

Alat dan Bahan:


a. Buku bantu / buku kuning KOHORT bayi.
b. Alat tulis.
c. Vaksin carier dan collpack safety box.
d. ADS 0,05 ml, 0,5 ml , 5 ml.
e. Vaksin dan pelarut Anavilaktik kit`
f. Sabun, kapas , kantung plastic dan air bersih.

Langkah-langkahnya:
1. Sehari sebelum pelayanan masukan pelarut dan collpad kedalam
lemari es.
2. 30 menit sebelum pelayan imunisasi, pastikan semua vaksin dan
logistic termasuk anavilaktik kit kedalam kondisi VVM AB dan tidak
kedaluwarsa.
3. Siapkan buku pencatatan hasil imunisasi (KOHORT ibu, KOHORT Bayi
dan KOHORT Anak)
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan perkiraan
kebutuhan, dan masukkan kedalam vaksin carrier yang telah berisi
COLLPAT`
5. Vaksin Cariier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar dengan
sinar matahari langsung.
Disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat, format
pencatatan dan anavilaktik kit, safety bok, dan plastic sampah di bawah
meja.
6. Cuci tangan dengan sabunsetiap akan memberikan imunisasi.
7. Lakukan skrenning setiap sasaran melalui umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit dan keadaan
kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis dan manfaat
imunisasi yang akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan VVM A/B tidak beku
dan tidak kedaluwarsa. Serta tulis tanggal dan waktu pertama kali
digunakan.
10. Untuk imunisasi ORAL ambil alat penetes, keluarkan dari plastic
kemasan , buang kemasan kedalam plastic sampah.
11. Ambil alat suntik pastikan bahwa tidak kedaluwarsa, keluarkan dari
plastic kemasan, buang kemasan kedalam plastic sampah.
12. Buka tutup jarum suntik ,buang tutup jarum suntik kedalam plastic
sampah.
13. Untuk vaksin yang membutuhkan pelarut, larutkan vaksin sesuai
dengan SOP persiapamn vaksin.
14. Tusukan jarum suntik ke dalam botol vaksin dan pastikan ujung jarum
selalu berada didalam cairan vaksin, sedot vaksin sesuai dengan dosis
yang dibutuhkan.
15. Apabila ada gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis, buang
gelembung atau kelebihan dosis tanpa mencabut jarum dari botol
vaksin.
16. Lepaskan alat sutik dari botol vaksin.
17. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas basah dan tunggu hingga
kering.
18. Berikan vaksin sesuai dengan SOP cara pemberian vaksin.
19. Buang langsung alat suntik yang telah digunakan tanpa penutupnya
kedalam safetybox.
20. Berikan informasi kepada orangtua tentang kapan kunjungan
berikutnya dan kemungkinan terjadi effek samping yang akan dialami
oleh anak sesudah imunisasi serta cara penanggulanganya.
21. Beritahu orangtua agar menunggu sekitar 30 menit setelah
penyuntikan untuk memantau kemungkinan terjadi effek samping.
22. Berikan obat paracetamol sesuai dengan dosis per berat badan jika
diperlukan.
23. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang telah disediakan pada
buku Kohort.
24. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan kedalam kantung plastic.
25. Cuci tangan dengan sabun setiap selesai pemberian imunisasi
26. Vaksin sisi dan yang belum digunakan disimpan kembali pada lemari
es pada tempat yang terpisah dan diberi tanda (K), catatan hasil
imunisasi dan penggunaan logistic diserahkan pada KORIM.
SOP
PELAYANAN IMUNISASI OLEH PETUGAS KESEHATAN
DI POSYANDU DAN PEYANAN LUAR GEDUNG

Pelaksana: Bidan dan Perawat

Penanggung jawab : KAPUS

Alat dan Bahan:


a. Alat transportasi dan kelengkapanya.
b. Buku bantu / buku kuning KOHORT bayi.
c. Alat tulis.
d. Vaksin carier dan collpack safety box.
e. ADS 0,05 ml, 0,5 ml , 5 ml.
f. Vaksin dan pelarut Anavilaktik kit`
g. Sabun, kapas , kantung plastic dan air bersih.
Langkah-langkahnya:
1. Sehari sebelum pelayanan masukan pelarut dan collpad kedalam
lemari es.
2. 30 menit sebelum pelayan imunisasi, pastikan semua vaksin dan
logistic termasuk anavilaktik kit kedalam kondisi VVM AB dan tidak
kedaluwarsa.
3. Jangan lupa membawa surat tugas. Siapkan buku pencatatan hasil
imunisasi (KOHORT ibu, KOHORT Bayi dan KOHORT Anak)
4. Pastikan kesiapan kendaraan yang digunakan ke posyandu atau pos
layanan luar gedung.
5. Kemas semua peralatan dengan baik di kendaraan
6. Setiba ditempat posyandu dan layanan luar gedung lainya letakkan
semua logistic ditempat yang aman.
7. Vaksin Cariier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar dengan
sinar matahari langsung.
Disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat, format
pencatatan dan anavilaktik kit, safety bok, dan plastic sampah di bawah
meja.
8. Cuci tangan dengan sabunsetiap akan memberikan imunisasi.
9. Lakukan skrenning setiap sasaran melalui umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit dan keadaan
kesehatan saat ini.
10. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis dan manfaat
imunisasi yang akan diberikan saat ini.
11. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan VVM A/B tidak beku dan
tidak kedaluwarsa. Serta tulis tanggal dan waktu pertama kali
digunakan.
12. Untuk imunisasi ORAL ambil alat penetes, keluarkan dari plastic
kemasan , buang kemasan kedalam plastic sampah.
13. Ambil alat suntik pastikan bahwa tidak kedaluwarsa, keluarkan dari
plastic kemasan, buang kemasan kedalam plastic sampah.
14. Buka tutup jarum suntik ,buang tutup jarum suntik kedalam plastic
sampah.
15. Untuk vaksin yang membutuhkan pelarut, larutkan vaksin sesuai
dengan SOP persiapamn vaksin.
16. Tusukan jarum suntik ke dalam botol vaksin dan pastikan ujung jarum
selalu berada didalam cairan vaksin, sedot vaksin sesuai dengan dosis
yang dibutuhkan.
17. Apabila ada gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis, buang
gelembung atau kelebihan dosis tanpa mencabut jarum dari botol
vaksin.
18. Lepaskan alat sutik dari botol vaksin.
19. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas basah dan tunggu hingga
kering.
20. Berikan vaksin sesuai dengan SOP cara pemberian vaksin.
21. Buang langsung alat suntik yang telah digunakan tanpa penutupnya
kedalam safetybox.
22. Berikan informasi kepada orangtua tentang kapan kunjungan berikutnya
dan kemungkinan terjadi effek samping yang akan dialami oleh anak
sesudah imunisasi serta cara penanggulanganya.
23. Beritahu orangtua agar menunggu sekitar 30 menit setelah penyuntikan
untuk memantau kemungkinan terjadi effek samping.
24. Berikan obat paracetamol sesuai dengan dosis per berat badan jika
diperlukan.
25. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang telah disediakan pada
buku Kohort.
26. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan kedalam kantung plastic.
27. Cuci tangan dengan sabun setiap selesai pemberian imunisasi
28. Setelah selesai pelayan lakukan evaluasi kegitan bersama Kader
dengan tahapan .
a. Hitung jumlah sasaran yang datang untuk tiap jenis vaksin yang
diberikan.
b. Bandingkan dengan data target sasaran pada bulan ini, dilakiukan
dengan Kader kemungkinan penyebab ketidak hadiran sasaran.
c. Susun rencana tindak lanjut, termasuk bagaimana memotifasi
sassaran yang tidak hadir
29. Bawa pulang sisa logistic yang belum digunakan dan limbah imunisasi
ke puskesmas.
30. Setiba di puskesmas Vaksin sisa dan yang belum digunakan disimpan
kembali pada lemari es pada tempat yang terpisah dan diberi tanda (K),
31. catatan hasil imunisasi dan penggunaan logistic diserahkan pada
KORIM.
SOP PENDISTRIBUSIAN VAKSIN
KE PELAYANAN LUAR GEDUNG

Pelaksana: KORIM

Penanggung jawab : KAPUS

Alat dan Bahan:


a. Vaksin carier
b. collpack .9kotak dingin cair)
c. alat pemantau paparan suhu beku (freeze tag)
d. catatan stok vaksin
Langkah langkah:
1. pelarut yang akan digunaka disimpan dalam lemari es sehari sebelum
pelaksanaan imunisasi.
2. Siapkan vaksin dan pelarunya sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
sasaran dan jadwal pelayanan.
3. Pastikan kondisi VVM vaksin A/B dan belum melewati kefdaluwarsa.
4. Catat vaksin dan pelarut tersebut didalam buku stok vaksin sebagai
pengeluaran.
5. Letakkan collpack pada sisi vaksin carierr.
6. Masukkan vaksin dan pelarut kedalam vaksin carrier.
7. Letakkan vaksin sesuai dengan sessitivitasnya:
a. Vaksin sensitive panas (BCG, POLIO, CAMPAK) ditempatkan pada
bagian pinggir menempel pada collpack.
b. Vaksin sensitive beku (Hepatitis B, DPT HB, TT, Dt,Td, serta pelarut)
diletakkan pada tengah vaksin carrier.
8. Letakkan sati buah alat pemantau paparan suhu beku diantara vaksin
sensitive beku .
9. Letakkan spon pada bagian atas vaksin carrier.
10. Tutup rapat vaksin carrier.
11. Hindari vaksin carrier dari paparan sinar matahari langsung selama
perjalanan ke tempat pelayanan.
12. Periksa kembali kondisi VVM dan alat pemantau paparan suhu beku
setelah sampai pada tempat pelayanan.
SOP PENYIMPANAN VAKSIN DAN PELARUT PROGRAM IMUNISASI
TINGKAT PUSKESMAS

Pelaksana : Koordinator Imunisasi

Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas

Alat – alat yang dibutuhkan;


1. Lemari es.
2. Coll Pack / kotak dingin cair.
3. Alat pemantau paparan suhu buku (FREEZE TAG).
4. Alat pepamtau suhu panas (Vaccine Cold Chain Monitor / VCCM)
5. Thermometer.
6. Grafik catatan suhu.
7. Petunjuk pembacaan VVM (poster,leafiet).
Langkah-langkah :
1. Pastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Lemari es pada posisi datar.
b. Terlindung dari sinar matahari langsung.
c. Terdapat stabilisator pada setiap lemari Es .
d. Satu stop kontak untuk satu lemari es.
e. Jarak lemari es dengan diding 15 s/d 20 cm.
f. Jarak antara lemari es satu dengan yang lainya 15 s/d 20 cm.
g. Tidak terdapat bunga es yang tebal pada evaporator.
2. Letakkan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es.
3. Letakkan Collpack pada bagian dasar lemari es.
4. Pastikan bahwa semua vaksin berada didalam dus vaksin.
5. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya:
a. Vaksin sensitive panas (BCG, POLIO, CAMPAK) dekat evaporator
b. Vaksin sensitive beku (Hepatitis B, DPT HB, TT, Dt,Td, serta pelarut)
jauh evaporator.
6. Pelarut disimpan pada suhu ruang terlindung dari sinar matahari
langsung.
7. Vaksin dengan masa kedaluwarsa pendek atau VVM (B) diletakkan di
bagian atas.
8. Beri jarak antar dus vaksi 1 s/d 2 cm untuk sirkulasi udara.
9. Letakkan satu buah thermometer pada bagian tengah diantara vaksin.
10. Letakkan satu buah alat pemantau paparan suhu beku diantara vaksin
yang sensitive beku.
11. Letakkan VCCM pada penyimpanan Vaksin BCG
12. Periksa suhu lemari es 2 x sehari pagi dan sore termasuk hari libur,
kemudian catat pda grafik suhu.
SOP PENCAIRAN BUNGA ES (DEFROSTING)

Pelaksana : KORIM
Penanggung jawab : Kepala Puskesmas
Alat dan bahan : Lap. Kering , vaksin Carrier atau cold box dan
coldpack.

Langkah-langkah:
1. Pencairan bunga es dilakukan minimal satu (1) bulan sekali atau ketika
bunga es mencapai ketebalan 0,5 cm
2. Sehari sebelum pencairan bunga es kondisikan Coldpack vaksin carier
atau Codbox.
3. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carier atau Codbox yang telah berisi
Coldpack (kotak dingin cair), sesuai dengan SOP penyimpanan Vaksin.
4. Cabut Steker untuk melakukan Deprossing/ pencairan bunga es.
5. Biarkan bunga es mencair sendiri atau siram dengan air hangat.
6. Setelah bunga esc air, keringkan bagian dalam lemari es termasuk
evaporator dengan lap kering.
7. Pasang kembali STEKKER dan tunggu suhu stabil 2 s/d 8o c tanpa
merubah posisi Termostrat
8. Setelah suhu mencapai 2 s/d 8 c , susun kembali vaksin kedalam
lemari es sesuai dengan SOP Penyimpanan Vaksin.
9. Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan lemari
es.

Catatan :
1. Penyebab cepat terjadinya bunga es terjadi karena sering buka tutup,
karet seal tidak rapat seting termostart terlalu rendah.
2. Bunga es dapat menghambat system pendingin, boros listrik,
mengurangi masa pakai lemari es.
SOP PEMELIHARAAN LEMARI ES

Pelaksana : Koordinator Imunisasi


Penanggung jawab : Kep. Puskesmas
Alat dan bahan : Bolpoin, Obeng, spon busa, Lap kering, sabun

Cara melakukan pemeliharaan lemari es :


1. Pemeliharaan harian
a. Lakukan pengecekan suhu dengan menggunakan thermometer atau
alat pemantau suhu digital setiap pagi dan sore termasuk hari libur.
b. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga es ,
apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting sesuai dengan
SOP defrosing.
c. Lakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada kartu
pencatatan suhu tiap pagi dan sore.

2. Pemeliharaan mingguan.
a. Periksa stekker jangan sampai kendor bila kendor kencangkan, baut
dengan obeng.
b. Perhatikan adanya tanda tanda stekker hangus dengan melihat
perubahan warna pada stekker, bila itu terjadi ganti dengan stekker
yang bari.
c. Sebelum membersihkan badan lemari es, cabut stekker terlebih
dahulu agar tidak terjadi konsleting.
d. Bersihkan seluruh badsn lemari es dengan menggunakan lap bersih
memakai sepon dam sabun.
e. Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering.
f. Selama membersihkan badan lemari es , jangan membuka pintu
lemari es agar suhu tetap terjaga 2 s/d 8 c.
g. Colokkan kembali stekker setelah selesai membersihan.
h. Catat kegiatan pemeliharan mingguan pada kartu pemeliharaan
lemari es.

3. Pemeliharaan bulanan:
a. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan , kondisikan Collpack (kotak
dingin cair), vaksin carrier atau collbox.
b. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carier atau Codbox yang telah
berisi Coldpack (kotak dingin cair), sesuai dengan SOP
penyimpanan Vaksin.
c. Cabut Steker untuk melakukan Deprossing/ pencairan bunga es.
d. Lakukan pembersihan kondensor , pada model terbuka gunakan
sikat yang lembut atau dengan tekana udara , pada model tertutup
tidak perlu dilakukan pembersihan.
e. Periksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas ,bila kertas
sulit ditarik berarti seal karet pintu masih baik, sebaliknya bila kertas
mudah ditarik berarti karet sudah mengeras dan beri bedak untuk
mengatasinya.
f. Pasang kembali STEKKER dan tunggu suhu stabil 2 s/d 8o c tanpa
merubah posisi Termostrat
g. Setelah suhu mencapai 2 s/d 8 c , susun kembali vaksin kedalam
lemari es sesuai dengan SOP Penyimpanan Vaksin.
h. Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan
lemari es.
SOP TEKNIK PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS IMUNISASI
DI PUSKESMAS

Pelaksana : Koordinator Imunisasi


Penanggung jawab : Kepala Puskesmas.

1. Penanganan limbah menggunakan Saffetybox

a. Setelah melakukan penyuntikan masukan ADS bekas tanpa


melakukan penutupan kembali (recapping)kedalam Saffetybox.
b. Setelah saffetybox berisi max. ¾ bagian, tutupdan kirim saffetybox
kesarana pemusnahan limbah medis yang memiliki (incleanerator
dengan suhu pembakaran minimal 1000 oC.
c. Apabila tidak memiliki (incleanerator) dapat ditanam di dalam sumur
galian yang kedap air (silo) . Teknik pembuatan sumur galian yang
kedap air dapat dilihat pada Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.

2. Penanganan limbah Menggunakan NEEDLE CUTTER

a. Setelah selesai melakukan penyuntikan patahkan jarum dengan


Needle Cuter.
b. Masukkan potongan jarum yang terkumpul pada wadah Needle cuter
kedalam needle pit , merupakan lobang yang terbuat dari beton atau
pipa PVC , teknik pembuatan Needle pit dapat dilihat pada Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi.
c. Masukkan bagian plastic dari alat suntik ke dalam safety box.
d. Setelah saffetybox berisi max. ¾ bagian, tutupdan kirim saffetybox
kesarana pemusnahan limbah medis yang memiliki (incleanerator
dengan suhu pembakaran minimal 1000 oC.
SOP PENGAMBILAN VAKSIN DAN PELARUT PROGRAM IMUNISASI
KE KABUPATEN

Pelaksana : Koordinator Imunisasi


Penanggung jawab : Kepala puskesmas

Alat-alat yang dibutuhkan:


1. Collbox atau vaksin carrier.
2. Coolpack (kotak dingin cair)
3. Alat pemantau paparan suhu beku (freeze tag).
4. Alat pemantau paparan suhu panas ( vaccine cold chein Monitor/
VCCM)
Langkah-langkah:
1. Lakukan perhitungan kebutuhan vaksin.
2. Buat surat permintaan vaksin dengan memperhitungkan sisa stok
vaksin.
3. Hubungi petugas kabupaten tentang rencana pengambilan vaksin.
4. Siapkan coldbox atau vaksin carrier yang dilengkapi dengan collpack
agar suhu terjaga 2 s/d 8oC.
a. Bila yang digunakan coldbox maka butuh 12 collpack.
b. Bila menggunakan vaksin carier maka membutuhkan 4 buah
collpack.
5. Siapkan alat transportasi yang memadahi.
6. Serahkan surat permintaan vaksin kepada petugas kabupaten dan
kemudian cocokkan vaksin yang diserahkan dengan permintaan.
7. Periksa kondisi VVM dan masa kedaluwarsa vaksin.
8. Tukarkan collpack yang dibawa dari puskesmas,dengan collpack yang
telah dikondisikan di kabupaten.
9. Susun collpack kedalam coldbox atau vaksin cariier.
10. Masukkan vaksin kedalam coldbox atau vaksin cariier, yang telah terisi
collpack.
11. Vaksin yang sensitive beku diletakan pada bagian tengah coldbox dan
Vaksin sensitive panas (BCG, POLIO, CAMPAK) ditempatkan pada
bagian pinggir menempel pada collpack.
12. letakkan alat pemantau paparan suhu beku pada bagian tengah
diantara kotak vaksin dan VCCM didekat kotak vaksin BCG.
13. Tutup rapat bagian atas coldbox atau vaksin cariier.
14. Selama perjalanan ke puskesmas , lindungi vaksin dari sinar matahari
langsung.
15. Sesampainya di puskesmas, buka cldbox atau vaksin carier dan periksa
kembali kondisi VVM dan alat pemantau suhu beku.
16. Isi formulir Vaccine Arrival Report (VAR)
17. Masukkan vaksin kedalam lemari es.
18. Catat vaksin tersebut, (jumlah, jenis, no batch, masa kedaluwarsa,
kondisi VVM, dalam buku stok vaksin sebagai penerimaan.

Keterangan:
Cara menyusun collpack:
 Dalam cldbox : 6 buah pada bagian dasar dan 6 buah pada bagian atas
susunan vaksin.
 Dalam vaksin carrier 1 buah pada setiap sisi.
SOP PELACAKAN KIPI

1. Pelaksana

Tim pelacakan terdiri dari:

a. Puskesmas : Kepala puskesmas dan Koordinator Imunisasi.


b. Pem. Kabupaten : Seksi Imunisasi Dinkes Kab.
c. Provinsi : Seksi Imunisasi dan Komda PP-KIPI provinsi.
d. Pusat : Seksi Imunisasi Kem.Kes RI dan Kom.nas PP-KIPI

2. Peralatan
a. Formulir KIPI serius.
b. Formulir Investigasi / otopsi verbal.

3. Waktu:
a. Pelacakan dilakukan segera setelah laporan KIPI diterima (baik
melalui lisan ,tulisan, sms atau telephon).
b. Pelacakan dilakukan pada:
 KIPI serius yaitu setiap KIPI yang menyebabkan kematian,
rawat inap atau perpanjangan rawat inap, kecacatan yang
menetap atau segnifikan atau yang mengancam kehidupan.
 KIPI yang menimbulkan perhatian serius/rumor pada keluarga
atau masyarakat.
c. Pelacakan dapat diulangi beberapa kali sesuai kebutuhan.

4. Tahapan :
a. Pastikan kebenaran informasi laporan KIPI .
b. Laporan informasi KIPI pada pimpinan setempat.
c. Lakukan penilaihan untuk menentukan apakah pelacakan diperlukan
atau tidak
d. Bila diperlukan pelacakan, segera lakukan koordinasi dengan Tim
pelacakan.
e. Lakukan pelacakan segera setelah menerima laporan dengan
membawa formulir KIPI serius dan formulir Investigasi.
f. Kumpulkan data umum.
g. Kumpulkan data kejadian penyakit.
h. Kumpulkan data penunjang diagnose penyakit.
i. Kumpulkan data tentang tersangka vaksin.
j. Kumpulkan data tentang sasaran yang mendapatkan Imunisasi dari
Vial yang sama.
k. Kumpulkan data orang lain yang tidak mendapatkan Imunisasi
dengan penyakit yang sama.
l. Kumpulkan data masalah Medikolegal.
m. Isilah formulir KIPI serius dan formulir Investigasi dengan data yang
telah terkumpul.
n. Lakukan koordinasi dengan Komda PP-KIPI Provinsi untuk
menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan klasifikasi
lapangan laporan KIPI tersebut.
o. Membuat kesimpulan hasil pelacakan.
p. Lakukan penilaian pelayanan Imunisasi.
q. Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur.
r. Mengirimkan hasil pelacakan tersebut ke KomNas PP-KIPI untuk
dilakukan kajian kausalitas
SOP PENANGGULANGAN KIPI

1. Pelaksana:
a. Tenaga medis dan paramedic.
b. Kepala Puskesmas.

2. Peralatan :
a. Peralatan medis sesuai kondisi.
b. Surat keterangan rawat dan formulir KIPI untuk jaminan perawatan.

3. Waktu :
Segera saat kasus KIPI terjadi.

4. Tahapan :
a. Siapkan antisipasi penanggulangan sesuai permasalahan.
b. Lakukan penanggulangan sesuai permasalahan.
c. Bila kasus tidak bisa ditangani di Puskesmas, siapkan rujukan ke
Rumah Sakit pemerintah atau RS terdekat.
d. Lakukan rujukan setelah kondisi pasien stabil dan formulir KIPI telah
dilengkapi.
e. Bila kasus bisa ditangani, lengkapi formulir KIPI.
f. Pulangkan pasien bila kondisi telah stabil.
g. Koordinasikan kasus dengan Komda PP-KIPI setempat.

5. Jaminan pembiayaan.
a. Tentukan apakah pasien memiliki jaminan pembiayaan kesehatan.
b. Bila ada, pembiayaan KIPI mengacu pada jaminan tersebut.
c. Bila tidak ada, lakukan koordinasi dengan pemngelola program
Imunisasi dan Yankes di DinKes kabupaten, atau DinKes Provinsi,
agar membuat surat permohonan jaminan pembiayaan KIPI, yang
ditujukan kepada Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan KemKes
RI, ditembuskan kepada Ka Subdit RSU Publik dan Ka subdit
Imunisasi.
SOP PELAPORAN KIPI

1. Pelaksana :
a. Puskesmas : Kepala puskesmas dan Koordinator Imunisasi.
b. Pem. Kabupaten : Seksi Imunisasi Dinkes Kab.
c. Provinsi : Seksi Imunisasi Dinkes Provinsi.

2. Peralatan :
a. KIPI non serius:
 Puskesmas : Formulir KIPI non serius.
 Kabupaten dan Provinsi : EPI Info
b. KIPI Serius :
 Formulir KIPI serius.
 Formulir Investigasi / Otopsi Verbal.

3. Waktu :
a. KIPI non Serius : setiap bulan bersamaan dengan waktu pelaporan
laporan rutin cakupan Imunisasi.

b. KIPI serius : laporan dibuat secepatnya sehingga pelacakan segera


dapat dilakukan. Kurun waktu pelaporan mengacu pada table
dibawah ini. Pada keadaan terytentu laporan satu kasus KIPI dapat
dilaporkan beberapa kali sampai didapatkan kesimpulan akhir.

TUJUAN PELAPORAN WAKTU PELAPORAN


a. Dinas Kes.Kabupaten 24 jam dari penemuan kasus`
b. Dinas Kes Provinsi/KomDa 24-72 jam dari saat penemuan
PP-KIPI kasus.
c. Sub Direktorat Imunisasi / 24 jam – 7 hari dari saat
Komnas PP-KIPI penemuan kasus.

4. Tahapan :
a. KIPI non serius :
Puskesmas:
- Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap tempat pelayanan
Imunisasi dengan menggunakan formulir KIPI non serius.
- Laporkan rekapitulasi tersebut ke Dinkes Kabupaten setiap
tanggal 5, bersamaan dengan laporan bulanan rutin cakupan
Imunisasi.
Kabupaten:
- Lakukan rekapitulasi laporan KIPIdari setiap Puskesmas.
- Masukkan rekapitulasi tersebut ke dalam program EPI Info.
- Laporkan ke provinsi setiap tanggal 10, bersamaan dengan
laporan bulanan rutin cakupan imunisasi.

b. KIPI Serius:
- Lakukan Laporan sementara Via telephon secara berjenjang
dalam waktu 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima (mulai
dari penerima laporan →Kepala puskesmas →koordinator
Imunisasi PKM → seksi imunisasi Dinkes Kabupaten → seksi
Imunisasi Dinkes provinsi → Subdit (imunisasi KemKes RI )
- Lakukan pelacakan oleh tim pelacakan.
- Lengkapi formulir KIPI serius dan formulir Investigasi.
- Lakukan koordinasi dengan Komda PP-KIPI provinsi untuk
menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan klasifikasi
lapangan laporan KIPI tersebut.
- Membuat kesimpulan hasil pelacakan.
- Lakukan penilaian pelayanan Imunisasi.
- Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur.
- Mengirim laporan hasil pelacakan tersebut ke Subdit Imunisasi
Kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang akan dilakukan
oleh Komnas PP-KIPI`

Anda mungkin juga menyukai