Anda di halaman 1dari 1

Latar belakang

Salah satu usaha dalam peningkatan produksi hasil panen ikan adalah penyediaan bahan
baku pakan berkualitas, yang sampai saat ini masih mengandalkan impor terutama bungkil
kedelai, tepung ikan, bahkan jagung sekalipun di Indonesia telah dilakukan di swasembada.
Usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku pakan yaitu mencari
alternatif bahan baku yang kualitasnya baik, murah, mudah didapat, serta dapat menekan biaya
pakan sehingga dapat meningkatkan efisiensi usaha. Kendala umum yang dihadapi dalam upaya
intensifikasi budidaya ikan adalah biaya produksi yang cukup tinggi akibat harga pakan yang
mahal, mencapai 35-60% dari total biaya produksi (Sutikno, 2011). Mahalnya harga pakan
tersebut diantaranya diakibatkan oleh tingginya harga bahan baku penyusunnya berupa tepung
ikan. Menurut Sari (2020) pemanfaatan tepung ikan sebagai bahan baku pembuatan pakan ikan
tidak lagi relevan untuk saat ini, hal tersebut dikarenakan harga tepung ikan yang sangat tinggi
serta tidak ramah lingkungan.
Upaya untuk mencari bahan baku pakan alternatif berbasis sumberdaya lokal dengan
ketersediaan yang melimpah, harga relatif murah, mudah dicerna oleh ikan, dan mengandung nutrisi yang
baik terus dilakukan. Salah satu bahan alternatif sebagai sumber protein nabati adalah bungkil kelapa
sawit. Menurut Pamungkas et al. (2011), bungkil kelapa sawit adalah by-product dari produksi minyak
sawit dan telah banyak digunakan sebagai bahan baku pakan ruminansia.

Daftar Pustaka
Sari YV, Rejeki FS, Puspitasari D. 2020. Formulasi cookies dengan subtitusi tepung daging ikan
bandeng (chanos chanos) menggunakan teknik pemograman linier. Jurnal Agrointek.
14(1):88–98.
Sutikno, E. (2011). Pembuatan pakan buatan ikan bandeng. Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau. Jepara.

Anda mungkin juga menyukai