Anda di halaman 1dari 45

PUSKESMAS DISASTER PLAN

Perencanaan Penanggulangan Bencana di Puskesmas


PUSKESMAS MARAWOLA

DI SUSUN OLEH TIM BENCANA PUSKESMAS MARAWOLA

KECAMATAN MARAWOLA, KABUPATEN SIGI


PROVINSI SULAWESI TENGAH
Bulan Agustus Tahun 2019
Revisi ke I

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami, Tim Bencana Puskesmas Marawola panjatkan kehadirat Tuhan yang
Maha Esa karena dengan rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan dokumen
Perencanaan Penanggulangan Bencana di Puskesmas atau Puskesmas Disaster Plan.
Meskipun terdapat rintangan dan hambatan yang kami alami selama proses pengerjaannya
tetapi dapat pada akhirnya terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Sigi dan Caritas Germany yang bekerjasama dengan Pusat Kebijakan Manajemen
Kesehatan, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM yang telah
memfasilitasi terlaksananya kegiatan pendampingan penyusunan dokumen perencanaan
penanggulangan bencana untuk Puskesmas.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Sigi yang telah
memberikan dukungan dan kelancaran segala upaya penanggulangan bencana di kabupaten,
dimana Puskesmas dalam hal ini sebagai ujung tombak layanan kesehatan jika terjadi
bencana harus mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman bencana dan dapat
saling bekerjasama dengan puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya.
Kami sadari dokumen ini masih jauh dari kesempurnaan dan merupakan dokumen
“hidup” untuk itu kami akan selalu melakukan perbaharuan dan adaptasi dokumen ini dengan
perubahan yang terjadi di puskesmas dan daerah.
Kami berharap dokumen Puskesmas Disaster Plan ini mencapai tujuan yang diharapkan
yakni agar Puskesmas memiliki pedoman atau sistem dalam pananganan bencana baik yang
internal maupun yang eksternal.

Sigi, Agustus 2019

Kepala Puskesmas Marawola

Drg. Hari Setiyono


NIP :19601213 199803 1 002

2
Daftar Istilah

Titik kumpul :Tempat terbuka aman yang sudah ditentukan untuk berkumpul
pada saat bencana.
Disaster : Bencana
Disaster kit :Seperangkat alat medik dan non medik yang digunakan oleh tim
medis.
Pintu Keluar :Pintu keluar yang sudah ditentukan dan digunakan
menyelamatkan diri saat bencana.
Evakuasi :Pengiriman korban ke area berkumpul; Triage IGD, pengiriman
korban keluar puskesmas atau ke rumah sakit.
External disaster :Bencana yang terjadi diluar rumah sakit.
Garis komunikasi :Alur komunikasi dan koordinasi cepat.
Hazard :Potensi bahaya yang mengancam untuk terjadinya bencana.
Internal disaster :Bencana yang terjadi didalam lingkungan rumah sakit.
ID card :Kartu identifikasi.
Komandan bencana :Ketua pelaksana langsung penangan bencana di Rumah sakit yang
merencanakan dan mengendalikan pelayanan medis dan
manajemen penunjang.
Ketua tim bencana :Pimpinan tertinggi dalam penanganan bencana di Puskesmas.
Medical support :Tim medis yang melaksanakan penanganan medis terhadap
korban bencana.
Management support :Tim manajemen yang menunjang pelaksanaan kerja tim medis
Name tag :Papan nama
Pos :Tempat pengendalian beberapa kegiatan dalam rangka menunjang
penanganan.
Pos komando :Tempat dimana koordinasi dan komunikasi dipusatkan dalam
penanganan bencana.
Relawan :Tenaga sukarela
Stabilisasi korban :Penangan korban secara cepat sampai stabil dan siap dilakukan
perawatan selanjutnya.
Triage :Pemilahan korban berdasarkan berat ringannya kasus.

3
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Daftar Istilah..........................................................................................................................................3
Daftar Isi................................................................................................................................................4
Bab I Pendahuluan.................................................................................................................................5
A. Latar Belakang...................................................................................................................................5
B. Tujuan................................................................................................................................................6
C. Dasar Hukum/ dokumen lainnya yang mendukung...........................................................................6
Bab II Gambaran Umum Puskesmas......................................................................................................8
A. Gambaran Umum Wilayah Kerja.......................................................................................................8
B. STRUKTUR ORGANISASI DAN KETENAGAAN......................................................................................9
1). STRUKTUR ORGANISASI....................................................................................................................9
2). Ketenagaan....................................................................................................................................11
3). Data sarana prasarana....................................................................................................................11
Bab III Pengorganisasian......................................................................................................................13
A. Sistem Komando..............................................................................................................................13
B. Tupoksi............................................................................................................................................13
Bab IV Analisis Risiko...........................................................................................................................18
Bab V SPO/ Prosedur Penanganan.......................................................................................................21
Bab VI Fasilitas.....................................................................................................................................23
A. Penetapan Fasilitas..........................................................................................................................23
B. Denah Evakuasi................................................................................................................................24
C. Daftar Kontak Internal Eksternal......................................................................................................25
Bab VII Rencana Tindak Lanjut.............................................................................................................27
Bab VIII Penutup..................................................................................................................................30
Lampiran..............................................................................................................................................31

4
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki tingkat kerawanan bencana tinggi.
Berbagai bencana alam mulai dari gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor,
kekeringan, gunung berapi, kebakaran hutan rawan terjadi di indonesia. Indonesia
menduduki peringkat pertama dalam paparan terhadap penduduk atau jumlah manusia
yang menjadi korban meninggal akibat bencana alam. Wilayah indonesia terletak pada
kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya
bencana. Hampir 80 % wilayah kabupaten / kota di seluruh Indonesia memiliki potensi
(rawan bencana).
Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten
Donggala merupakan daerah yang terdampak bencana alam pada tanggal 28 September
2018. Wilayah kerja puskesmas marawola juga menjadi daerah yang terdampak bencana
yaitu desa baliase, binangga, beka dan bomba. Tetapi bangunan gedung puskesmas
marawola tidak mengalami kerusakan. Yang menjadi hambatan pada saat itu kurangnya
tenaga kesehatan, tidak ada air bersih, serta padamnya listrik.
Masyarakat yang terdampak bencana, tetap mendapatkan pelayanan kesehatan
seadanya meski dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan pelayanan di
puskesmas. Beberapa permasalahan yang terjadi seperti, tenaga kesehatan yang kurang,
obat-obatan terbatas dan tempat untuk pelayanan tidak sesuai standar. Ancaman penyakit
yang bisa terjadi pada saat itu adalah terjadinya infeksi luka. Hal ini disebabkan oleh
paralatan yang digunakan untuk perawatan luka tersebut tidak steril, tidak sesuai standar,
dan obat-obatan yang tidak memadai. Selain infeksi pada luka, penyakit-penyakit yang
juga meningkat pasca bencana diantaranya diare, ispa, dermatitis, gastritis, febris.
Disebabkan oleh berbagai permasalahan yang terjadi saat bencana tahun 2018 di
puskesmas Marawola. Diperlukan perencanaan penanggulangan bencana yang disusun
dalam bentuk dokumen disaster plan. Sehingga akan memudahkan Puskesmas dalam
bertindak menghadapi bencana, seperti meminimalisir situasi chaos yang terjadi pada
petugas kesehatan, melayani pengobatan darurat untuk masyarakat yang terluka,
memberdayakan masyarakat untuk membantu dalam proses evakuasi dan menerima
kedatangan relawan dari luar daerah yang akan bertugas di puskesmas Marawola.
Dengan adanya dokumen disaster plan, Puskesmas Marawola diharapkan mampu
menjadi pilot bagi puskesmas lain di kabupaten Sigi dalam penanggulangan bencana dan
mendampingi masyarakat di wilayah kerjanya. Kedepaannya jika dokumen tidak
terpakai/digunakan, dokumen disaster plan perlu dikaji minimal 2 tahun sekali untuk
menyesuaikan kebijakan yang ada/ terbaru dengan kapasitas puskesmas dalam
penanggulanagan bencana.

5
B. Tujuan
Dokumen perencanaan penanganan bencana Puskesmas Marawola menjadi acuan
bagi Puskesmas Marawola untuk menangani bencana dalam sektor kesehatan. Dokumen
ini juga akan menjadi acuan penanggulangan bencana bagi puskemas pembantu (pustu)
dan pos kesehatan desa (poskesdes). Dengan adanya dokumen ini maka akan terbentuk
suatu sistem penanganan bencana yang terpadu dalam sektor kesehatan. Dokumen ini
diharapkan dapat digunakan oleh bidang kesehatan dan lintas sektor dalam penanganan
masalah kesehatan pada saat bencana di Wilayah Kerja Puskesmas Marawola.
Tujuan rencana penanggulangan bencana bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Adanya sistem komando bidang kesehatan pada saat penanganan bencana di wilayah
Kerja Puskesmas Marawola
2. Terbentuk struktur organisasi bidang kesehatan dengan tugas, pokok dan fungsi yang
digunakan pada saat bencana di wilayah Kerja Puskesmas Marawola
3. Adanya pemetaan potensi bencana dan prioritas jenis penanganan bencana di
wilayah Kerja Puskesmas Marawola
4. Menjadi pedoman penanganan bencana oleh lintas sektor untuk masalah kesehatan
pada saat bencana di wilayah Kerja Puskesmas Marawola
5. Adanya standar prosedur penanganan untuk semua ancaman bencana secara umum
dan spesifik di wilayah Kerja Puskesmas Marawola
6. Adanya penetapan fasilitas untuk koordinasi bidang kesehatan pada saat bencana di
wilayah Kerja Puskesmas Marawola
7. Adanya pemetaan daerah rawan bencana dan denah evakuasi di wilayah Kerja
Puskesmas Marawola
8. Adanya jejaring antar lintas sektoral di wilayah Kerja Puskesmas Marawola

C. Dasar Hukum/ dokumen lainnya yang mendukung


1. Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana
2. Peraturan mentri kesesehatan nomor 64 tahun 2013 tentang penanggulangan krisis
bencana
3. Kep-Menkes nomor 145/menkes/SK/I/2007 tentang pedoman penanggulangan
bencana bidang kesehatan
4. Kep-Menkes nomor 28/Menkes/SK/I/1995 tentang petunjuk pelaksanaan umum
penanggulangan medik korban bencana
5. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tantang puskesmas
6. PerGUB Propinsi Sulawesi Tengah nomor 57 tahun 2018 tentang pengelolaan
bantuan bencana yang bersumber dari masyarakat dan dunia usaha
7. PerGUB propinsi sulawesi Tengah nomor 10 tahun 2014 tentang uraian tugas, fungsi
dan tata kerja laksana badan penanggulangan bencana daerah propinsi sulawesi
tengah
8. Perda Kabupaten Sigi nomor 2 tahun 2012 tentang pemnanggulangan bencana
9. Perda Kabupaten Sigi nomor 4 tahun 2012 tentang organisasi dan tata kerja badan
penanggulangan bencana
10. Aturan akreditasi puskesmas
11. Dokumen dinkes disaster plan kabupaten sigi

6
Bab II Gambaran Umum Puskesmas

A. Gambaran Umum Wilayah Kerja


Puskesmas Marawola merupakan salah satu dari 2 puskesmas yang ada di
Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah terletak di ibu kota
Kecamatan di Desa Binangga.
Luas wilayah kerja puskesmas Marawola ± 27,8 km2 yang terdiri dari 8 desa dari
11 desa yang ada dikecamatan marawola yang ke 8 desa tersebut masing-masing desa
baliase, boya baliase, binangga, padende, sibedi, beka, bomba, lebanu. Secara
administrasi desa tersebut dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat.
Puskesmas marawola merrupakan puskesmas tipe rawat inap dengan jarak
tempuh ± 1 jam dari ibu kota propinsi dan ibu kota kabupaten, dengan wilayah kerja
rawan konflik antar desa
Batas wilayah kerja Puskesma Marawola :

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Mabelopura


kota Palu
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Tinggede dan
daerah Kabupaten Sigi
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kaleke
Kabupaten Sigi.
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kinovaro
Kabupaten Sigi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Marawola 13.216 jiwa.


Berdasarkan jenis kelamin dari jumlah penduduk sebanyak 13.216 jiwa penduduk laki-
laki 6.261 jiwa, penduduk perempuan 6.770 jiwa. Mata pencaharian penduduk pada
umumnya petani, berkebun, buruh dan pegawai.
Pola penyakit yang ada diwilayah kerja puskesmas marawola tidak berbeda
dengan pola penyakit tahun 2018, dengan susunan sebagai berikut : ISPA, dermatitis
alergi, hipertensi, gastriris, artritis, penyakit syaraf, mealgia, observasi febris dan
kecelakaan.
Ancaman bencana yang ada diwilayah kerja puskesmas marawola yaitu banjir
bandang, konflik antar desa, penyakit DBD, gempa bumi, liquifaksi.

7
B. STRUKTUR ORGANISASI DAN KETENAGAAN
1). STRUKTUR ORGANISASI

8
2). Ketenagaan
Jumlah SDM Puskesmas Marawola
No Jenis pedidikan PNS PENGABDI
1. Kedokteran umum 1 0
2. Kedokteran Gigi 1 0
3. Apoteker 1 0
4. Kesehatan Masyarakat 5 1
5. Ners 1 0
6. S1 keperawatan 4 0
7. S1 Farmasi 1 1
8. D4 kebidanan 2 1
9. D3 keperawatan 12 6
10. D3 kebidanan 14 8
11. D3 kesehatan 1 0
lingkungan
12. D3 perawat gigi 1 0
13. D1 SPPH 1 0
14. SPK 1 0
15. SMA 0 3
Total 47 19

3). Data sarana prasarana


Pada tahun 2018 sarana kesehatan yang ada berupa :
1. Puskesmas : 1 Unit
2. Poskesdes : 6 Unit
a. Desa boya baliase
b. Desa Baliase
c. Desa Padende
d. Desa sibedi
e. Desa bomba
f. Desa lebanu
3. Pustu : 1 buah
a. Desa Beka
4. Posyandu : 16 Unit
a. Desa baliase 3 pos
1) Flamboyan I
2) Flamboyan II
3) Flamboyan III
b. Desa Boya Baliase 2 Pos
1) Kamboja
2) Teratai
c. Desa Binangga 2 pos

9
1) Sympotowe I
2) Sympotowe II
d. Desa Padende 2 pos
1) Mawar I
2) Mawar II
e. Desa Sibedi dan Dusun Mabere
1) Tadulako I
2) Tadulako II
f. Desa Beka 3 Pos
1) Kamaipura I
2) Kamaipura II
3) Kamaipura III
g. Desa Bomba 1 Pos
1) Bougenvile
h. Desa Lebanu 1 Pos
1) Tunas Kasih
5. Posbindu PTM & Lansia : 10 pos
a. Desa Baliase 2 pos
1) Melati
2) Flamboyan
b. Desa Boya Baliase 1 pos
1) Tulip
c. Desa Binangga 1 pos
1) Simpotowe
d. Desa Padende 1 pos
1) Anggrek
e. Desa Sibedi 1 pos
1) Kamboja
f. Desa Beka 2 pos
1) Seruni I
2) Seruni II
g. Desa Bomba 1 pos
1) Teratai
h. Desa Lebanu 1 pos
1) Dahlia
6. Pusling (Roda 4 ) : 2 Buah
7. Pusling (Roda 2 ) : 6 Buah

1
Bab III Pengorganisasian
A. Sistem Komando

KOMANDAN
Kepala Puskesmas

SEKRETARIS
KTU

LOGISTIK PERENCANAAN
OPERASIONAL KEUANGAN
Ketua : DOKTER UMUM Ketua : PJ. PJ. BENCANA
BENDAHARA JKN
GUDANG OBAT

Anggota :
- PJ KIA - Farmasi - Staf
- PJ.. GIZI (PJ Farmasi) Tata
- PJ. KESLING - Alkes Usaha
- PJ. PROMKES (PJ Alkes) - Pj. Surveylans
- UGD Kebidanan dan Rawat Inap
- PJ. PUSTU
- PJ. POSKESDES

B. Tupoksi
1. Komandan : Kepala Puskesmas
Bertanggung jawab kepada : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi
Bertanggung jawab untuk : Memastikan penanganan bencana berjalan di
wilayah kerja Puskesmas Marawola
Tugas :
a. Mengaktifkan sistem komando penanganan bencana di Puskesmas Marawola
b. Bertanggungjawab untuk keseluruhan kegiatan penanganan bencana di wilayah
kerja puskesmas Marawola
c. Memberikan arahan operasional di lapangan
d. Mengesahkan dan memberikan laporan layanan kesehatan perorangan dan
kelompok di wilayah kerjanya kepada dinas kesehatan
e. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi

2. Sekretaris : KTU
Bertanggung jawab kepada : Komandan
Bertanggung jawab untuk : Kegiatan administrasi penanganan bencana
Tugas :
a. Analisis kebutuhan tenaga kesehatan saat bencana
b. Menerima relawan dan memeriksa kelengkapan administrasi relawan
c. Berkoordinasi dengan perencanaan untuk penempatan relawan

1
d. Berkoordinasi dengan bidang operasional untuk mobilisasi relawan
e. Mempersiapkan tempat dan agenda rapat jika diperlukan

3. Operasional : Dokter Umum


Bertanggung jawab kepada : Komandan
Bertanggung jawab untuk : Menyusun dan mengarahkan semua aspek yang
terkait dengan bagian operasional
Tugas :
a. Menjalankan arahan Komandan.
b. Mengoordinir dan mengawasi layanan medis dan layanan tambahan
c. Bertindak cepat pada alternative lokasi perawatan jika dibutuhkan
d. Mengembalikan pelayanan operasional seperti biasa setelaha keadaan darurat
selesai

3.1 PJ Kesehatan Ibu dan Anak


Bertanggung jawab kepada : Ketua Tim Operasional (Dokter Umum)
Bertanggung jawab untuk : pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan anak di pos
kesehatan
Tugas :
a. Melakukan pendataan dan pemeriksaan ibu hamil dan bayi di lokasi
pengungsian
b. Memberlakukan sistem shift kerja dan menyebarkan bidan di seluruh pos
kesehatan
c. Melakukan pertolongan persalinan di pos kesehatan
d. Melakukan konseling kepada ibu hamil yang berkebutuhan khusus misalnya
akibat trauma
e. Melakukan rujukan pasien jika tidak memungkinkan dilakukan persalinan di
pos kesehatan dan puskesmas.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan ibu dan anak setiap
hari

3.2 PJ Gizi
Bertanggung jawab : Ketua Tim Operasional (Dokter Umum)
kepada
Bertanggung jawab : Pelaksanaan kesehatan gizi
untuk
Tugas :
a. Melakukan penyuluhan terkait gizi di lokasi pengungsian
b. Melakukan pendataan bayi balita yag mengalami gizi kurang dan gizi buruk
di lokasi pengungsian
c. Memberikan Pemberian PMT PMBA kepada bayi 6 bulan – 2 tahun yang
kurang gizi
d. Pemantauan pemberian PMT PMBA kepada bayi 6 bulan – 2 tahun yang
kurang gizi
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan gizi setiap hari

3.3 PJ Kesehatan Lingkungan


Bertanggung : Ketua Tim Operasional (Dokter
1
kepada
Bertanggung jawab : Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan
untuk
Tugas :
a. Melakukan penilaian kondisi kesehatan lingkungan di lokasi pengungsian
b. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
c. Menjamin ketersediaan air bersih dan MCK di tempat pengungsian
d. Mengelolah sampah di pengunsian
e. Melakukan pencatatan dan pelaoran kegiatan kesehatan lingkungan setiap
hari

3.4 PJ Promosi
Kesehatan : Ketua Tim Operasional (Dokter Umum)
Bertanggung jawab
kepada : Pelaksanaan promosi kesehatan
Bertanggung jawab
untuk
Tugas :
a. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang PHBS di lokasi pengungsian
b. Mencatat dan melaporkan semua hasil kegiatan promosi kesehatan

3.5 UGD Kebidanan dan Rawat Inap


Bertanggung jawab : Ketua Tim Operasional (Dokter Umum)
kepada
Bertanggung jawab : Melakukan perawatan medis pada korban
untuk bencana
Tugas :
a. Melakukan pertolongan pada korban bencana di puskesmas
b. Melakukan rujukan pasien yang tidak dapat ditangani di puskesmas ke RS
Type C
c. Membantu untuk melakukan triase pada korban bencana
d. Melakukan pencatatan dan pelaporan pasien yang ditangani setiap hari

3.6 Puskesmas
Pembantu : Ketua Tim Operasional (Dokter Umum)
Bertanggung jawab
kepada : Membantu pelayanan kesehatan dan pertolongan
Bertanggung jawab
pertama pada korban bencana
untuk
Tugas :
a. Melakukan tindakan pasien (prtolongan pertama)
b. Membantu evakuasi
c. Melaporkan kondisi terkini di wilayah kerja ke ketua tim operasional
d. Melaporkan data penyakit sesuai SKDR dari mingguan menjadi harian ke
puskesmas.

Bertanggung : Ketua Tim Operasional (Dokter


1
3.7 Poskesdes

Bertanggung : Ketua Tim Operasional (Dokter


1
kepada
Bertanggung jawab : Membantu pertolongan korban bencana
untuk
Tugas :
a. Memberikan pelayanan pertolongan pertama pada korban bencana
b. Melakukan rujukan korban bencana yang tidak dapat ditangani ke puskesmas
c. Berkoordinasi dengan puskesmas

4. Logistik : Kepala Gudang Obat


Bertanggung jawab kepada : Komandan
Bertanggung jawab untuk : Memastikan ketersedian logistic kesehatan di pos
kesehatan dan lokasi pengungsian
Tugas :
a. Bertanggungjawab untuk pembelian dan menyediakan personil, perlengkapan
(peralatan medis, alat pelindung diri) dan layanan penunjang untuk
keberlangsungan Puskesmas dalam merespon bencana termasuk makanan dan
minuman
b. Menyediakan cadangan komunikasi internal dan eksternal
c. Menyediakan transportasi pasien dan staff

4.1 PJ Farmasi dan PJ


Alkes Bertanggung jawab : Logistik (Kepala Gudang Obat)
kepada
Bertanggung jawab untuk : Pemenutuhan dan distribusi obat dan alat
kesehatan
Tugas :
a. Melakukan pengecekan bantuan obat dan perbekalan kesehatan dari relawan
b. Menolak bantuan obat dan perbekalan kesehatan yang tidak layak pakai (tidak
memenuhi standar kelayakan dan penggunaan)
c. Mendistribusikan obat dan perbekalan ke lokasi pengungsian dan pos
kesehatan
d. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi ketersediaan obat dan
perbekalan yang dibutuhkan
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan masuk dan keluar obat dan perbekalan

5. Keuangan
Bertanggung jawab kepada : Komandan
Bertanggung jawab untuk : Mengatur keuangan sesuai denga kebutuhan saat
penanganan bencana
Tugas :
a. Mengawasi penggunaan aset saat bencana
b. Mengawasi peneriman supply dan layanan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan misi medis Puskesmas.
c. Mengawasi dokumentasi pengeluaran keadaan darurat

1
6. Perencanaan : PJ Bencana
Bertanggung jawab kepada : Komandan
Bertanggung jawab untuk : Memenuhi kebutuhan SDM dan manajemen
relawan
Tugas :
a) Menyusun dan menganalisa kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas,
pos kesehatan dan lokasi pengungsian
b) Mengatur dan menempatkan relawan sesuai dengan kebutuha pos
keseahatan
c) Bidang surveilans mengumpulkan laporan pelayanan dari relawan dan
mengolah laporan tersebut menjadi informasi penting (mis penyakit
terbesar)
d) Memastikan informasi yang diapatkan sudah dicek oleh komandan
sebelum dilakukan distribusi informasi/data penting
e) Dokumentasi pelayanan kesehatan

1
Bab IV Analisis Risiko

Puskesmas Marawola memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 8 desa di Kecamatan
Marawola. Delapan desa tersebut antara lain, desa Baliase, desa Binangga, desa Boya
Baliase, desa Padende, desa Sibedi, desa Beka, desa Bomba, dan desa Lebanu.
Kecamatan Marawola merupakan salah satu daerah rawan bencana alam maupun
bencana sosial. Seperti contoh bencana alam gempa bumi dan liquifaksi Palu Sigi
Donggala 28 September 2018 desa-desa di wilayah kerja Puskesmas cukup berdampak
dengan robohnya beberapa bangunan rumah dan toko-toko tempat berjualan. Selain
bencana alam, bencana sosial yang disebabkan oleh manusia juga cukup sering terjadi di
wilayah kerja Puskesmas Marawola hingga mengakibatkan kematian.
Bencana sosial yang dimaksud di wilayah kerja Puskesmas Marawola adalah
kerusuhan antar desa yang hampir terjadi setiap tahun. Pada tahun 2018 sebelum sesaat
bencana gempa bumi PASIGALA terjadi, konflik sosial tengah terjadi di masyarakat
antar desa di wilayah kerja puskesmas Marawola. Peristiwa tersebut memakan korban
hingga kurang lebih 25 jiwa yang terluka. Bahkan pada tahun sebelumnya kerusuhan
antar desa ini mengakibatkan korban jiwa yang meninggal dunia.
Kejadian tersebut menimbulkan trauma yang mendalam bagi warga di wilayah kerja
Puskesmas Marawola. Pemerintah Daerah harus mampu untuk siaga menghadapi
bencana apapun yang akan terjadi. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia, sarana
dan prasarana, kebijakan daerah dan integrasi sistem lintas sektoral menjadi tugas
bersama dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana di Puskesmas Marawola.
Melihat banyaknya jenis bencana yang menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat
di Kabupaten Sigi, maka penting dilakukan analisis risiko. Analisis risiko akan menilai
ancaman dan dampak yang terjadi akibat bencana sehingga didapatkan jenis bencana apa
yang menjadi prioritas penanganan. Perhitungan risiko dilakukan sebagai berikut :

Untuk itu dilakukan perhitungan analisis resiko sebagai berikut :


1. Menghitung kemungkinan kejadian dengan mempertimbangkan aspek
2. Menghitung kemungkinan dampak dengan mempertimbangkan aspek
Maka berikut hasil perhitungannya :

Jenis Bencana Ancaman Dampak


Gempa 2 4
Banjir Bandang 3 2
Likuifaksi 1 4
Longsor 0 1
Kerusuhan Antar Desa 4 4
DBD 3 1
Gizi Buruk 4 2
Keracunan Makanan 2 1

1
Keterangan:
Skala kemungkinan potensi ancaman suatu bencana adalah angka yang
menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu bencana sebagai berikut:
• Skor 4 (sering) : tahunan atau periode ulang singkat
• Skor 3 (mungkin) : mungkin beberapa kali
• Skor 2 (jarang) : satu kali
• Skor 1 (sangat jarang) : mungkin saja terjadi tetapi belum pernah
• Skor 0 (tidak mungkin) : tidak mungkin terjadi
Skala dampak suatu bencana adalah kerugian yang ditimbulkan akibat bencana di
suatu wilayah dan kurun waktu tertentu. Penjelasannya sebagai berikut:
• Skor 4 (sangat parah) : dampak sangat luas, terjadi kekacauan luar biasa.
• Skor 3 (parah) : membutuhkan bantuan dari luar
• Skor 2 (sedang) : membutuhkan bantuan sumber daya ogis
• Skor 1 (minimal) : gangguan ada tetpi sedikit
• Skor 0 (tidak berpengaruh): dampak bencana tidak berpengaruh

Ancaman/ 0 1 2 3 4
Dampak

0
1 Longsor Keracunan DBD
Makanan

2 Banjir Gizi Buruk


Bandang
3
4 Likuifaksi Gempa Kerusuhan
Antar Desa

Sehingga didapatkan risiko bencana prioritas pada tabel di bawah ini :

Jenis Bencana Risiko


Kerusuhan Antar Desa Sangat Tinggi
Gempa Bumi Tinggi
Likuifaksi Tinggi
Banjir Bandang Tinggi
Gizi Buruk Tinggi
DBD Sedang
Keracunan Makanan Sedang
Tanah Longsor Rendah

1
Berdasarkan tabel di atas ancaman bencana yang menjadi prioritas adalah kerusuhan antar
desa dengan penilaian resiko sangat tinggi. Disusul jenis bencana dengan resiko tinggi yaitu
gempa bumi, likuifaksi, banjir bandang dan gizi buruk. Hasil penilaian resiko yang sedang
yaitu Demam berdarah dan Keracunan makanan. Sedangkan tanah longsor berisiko rendah
jika terjadi di wilayah kerja Puskesmas Marawola.

1
Bab V SPO/ Prosedur Penanganan
1. Pengaktifan Tim Bencana
Prosedur :
a. Merespon Informasi dari Dinas Kesehatan terkait status bencana dan menyiapkan
penanganan bencana
b. Komandan berkoordinasi dengan kepala bidang operasional untuk melakukan
pelayanan di masing masing sub klaster, pustu dan poskesdes
c. Komandan mengaktifkan Tim Bencana
d. Tim bencana melakukan tupoksi masing masing selama masa tanggap darurat

2. Manajemen Relawan Kesehatan


Prosedur :
a. Relawan Melapor kedatangan ke Puskesmas Marawola pada bagian sekretariat
b. Relawan yang sudah registrasi di Dinas Kesehatan menunjukkan id card dan
bukti penempatan dari Dinas Kesehatan ke Puskesmas Marawola.
c. Jika relawan belum registrasi di Dinas Kesehatan maka relawan menunjukkan
surat tugas, kartu tanda pengenal, STR, SIK dan syarat lainnya. Kemudian
puskesmas mendaftarkan relawan tersebut ke dinas kesehatan.
d. Sekretaris menerima relawan dan berkoordinasi dengan tim perencanaan
mengenai kebutuhan tenaga pada sub klaster.
e. Tim Perencanaan merespon dan menempatkan relawan sesuai dengan kebutuhan
di sub klaster kesehatan dan lokasi pengungsian.
f. Tim Perencanaan berkoordinasi dengan tim logistik untuk menunjukkan lokasi
penempatan relawan.
g. Relawan bertugas sesuai dengan kebutuhan sub klaster
h. Relawan melaporkan pelayanan setiap harinya pada Pj. Sub Klaster terkait
i. Relawan yang sudah selesai bertugas melaporkan kepulangan ke sekretariat Tim
Bencana Puskesmas
j. Sekretaris melepaskan tim relawan kembali ke Dinas Kesehatan

3. Penerimaan logistic kesehatan


Prosedur :
a. Relawan yang datang membawa bantuan logistic kesehatan melapor ke PJ gudang
logistic.
b. PJ gudang logistic memeriksa kualitas dan kelayakan logistic sesuai dengan
standar penggunaan (expired, kerusakan, bahasa, packing dan sebagainya).
c. PJ gudang logistic berhak menolak bantuan logistic yang dinyatakan tidak sesuai
dengan standar penggunaan.
d. Jika logistic kesehatan mendekati kadaluarsa 3-6 bulan bisa diterima dengan
catatan harus dibutuhkan puskesmas dan akan digunakan segera sebelum
melewati masa kadaluarsa.
e. PJ gudang logistic melakukan pencatatan bantuan logistic yang sudah memenuhi
standar.
f. PJ gudang logistic menyimpan obat ke gudang obat.

2
g. Mendistribussikan obat sesuai dengan kebutuhan pos kesehatan

4. Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan


Prosedur :
a. Pos kesehatan mencatat semua kegiatan pelayanan yang dilakukan setiap hari
pada formulir yang disediakan puskesmas.
b. Pos kesehatan melaporkan hasil kegiatan pelayanan kesehatan kepada Puskesmas
bidang perencanaan (surveilans) paling lama pukul 12.00 WITA setiap hari.
c. Jika pos kesehatan jauh dari jangkauan puskesmas, maka pelaporan dapat
dilakukan melalui aplikasi whatsapp sesuai format laporan yang disediakan
puskesmas
d. PJ Surveilans mengumpulkan laporan dan melakukan perekapan laporan setiap
hari.
e. Hasil rekapan laporan dilaporkan ke dinas kesehatan pada rapat harian di dinas
kesehatan kab Sigi pukul 16.00 WITA setiap hari.

5. Rujukan Korban Bencana


Prosedur :
a. Relawan atau petugas kesehatan yang menemukan korban di lapangan langsung
melakukan pemeriksaan
b. Melakukan pertologan pertama jika memungkinkan
c. Jika korban membutuhkan perawatan lanjutan maka relawan/petugas kesehatan
membawa korban ke pos kesehatan terdekat.
d. Jika korban tidak tertangani di pos kesehatan makan korban dirujuk ke puskesmas
e. Puskesmas melakukan pemeriksaan dan tindakan pada korban, jika sumber daya
dan peralatan tidak memadai maka korban dirujuk ke RS Tora Belo.

6. Permintaan penambahan tenaga kesehatan


Prosedur :
a. Sekretaris melakukan analisis kebutuhan tenaga kesehatan saat bencana di
puskesmas dan pos kesehatan lainnya
b. Jika puskesmas kekurangan tenaga pada saat bencana, kepala puskesmas
mengajukan permintaan tenaga kesehatan ke Dinas Kesehatan Sigi
c. Bidang perencanaan mengatur penempatan tenaga kesehatan sesuai bidang dan
kebutuhan.
d. Tenaga kesehatan yang dikirim dinas kesehatan bekerja selama masa tanggap
darurat bencana.
e. Segala kebutuhan tenaga kesehatan yang dikirim ditanggung oleh puskesmas yang
menugaskan setelah berkoordinasi dengan dinas kesehatan kab Sigi

2
Bab VI Fasilitas
A. Penetapan Fasilitas
Fasilitas yang disiapkan
No Ruangan Sehari-hari Peralatan
untuk bencana
1 Pos Komando Ruang Nifas a) Perlengkapan
Kebidanan penerangan
b) Meja dan kursi
c) Handy Talky
d) Formulir
relawan
e) Peta Respon
Tenda
2 Ruang informasi Ruang Perawatan a) Meja, kursi dan
ATK
b) Papan tulis
c) LCD
d) Laptop
3 Ruang Triage :
a) Pita merah,
- Merah - Ruang IGD
kuning, hijau,
- Kuning - Ruang Pemeriksaan hitam
- Hijau - Lorong antara b) Tempat tidur
gedung lama dan c) Alat-alat
baru puskesmas pemeriksaan
- Hitam - Gudang Barang kesehatan
d) Tabung oksigen
4 Titik Kumpul Bagian tengah parkiran Pengeras suara/Toa
Puskesmas /bagian
depan UGD
Keperawatan
5 Ruang Relawan Gedung rawat inap 2 a) Form registrasi
relawan
b) Id Relawan
c) Peta Respon
6 Apotek/ gudang obat Depo Obat Ruang a) Logistic
Perawatan kesehatan
b) Gembok
c) Palet Obat
d) Kulkas vaksin

2
B. Denah Evakuasi

2
C. Daftar Kontak Internal Eksternal
1. Pustu dan Poskesdes
No. Pustu/Poskesdes Nama No. Telpon
1 Poskesdes Boya Bidan Sri Wahyuni 085241120388
Baliase
Bidan Mila 085240284543
2 Poskesdes Baliase Bidan Putri 085241192177
Bidan Intan
Bidan Reni 085341200544
3 Binangga Bidan Maretna 082393239223
4 Poskesdes Padende Bidan Ivon 085340955756
5 Poskesdes Sibedi Bidan Sukma 085242653600
6 Pustu Beka Bidan Metri 085340016003
Bidan Nyoman 082346333399
Linawati
7 Poskesdes Bomba Bidan Ratih 085399997896
8 Poskesdes Lebanu Bidan Elda 082133781367
Bidan Nyoman 082320035177

2. Aparat Desa
No. Camat/Kades Nama No. Telepon
1 Pak Camat Marawola Nuzul 082290544851
2 Kades Sibedi 085230281974
3 Kades Binangga Muslimin 085256603136
4 Kades Beka Muhtar Hasan 082349192599
5 Kades Baliase Haris
Aparat Desa Baliase Rostina 082291886228
6 Kades Bomba Lindarman

3. Kader
No. Desa Nama No. Telpon
1 Desa Sibedi Dusun Sherly 082189903395
Mabere
2 Sibedi Inartin 082193083660
Delfianti 085212162201
3 Binangga Jaya Mas 082346850458
Wisna 082191330061
4 Beka Andi Ifriani 085344011941
Nurlaela 082267135359
5 Baliase Evelin Manopo 081341111766
Sukmaria L 085241065080
6 Boya Baliase Agustina 085241826702
Saleha 085395941415
7 Padende Asniar 082290505115
Erni 081245486209
8 Lebanu Dermin 081247645539

2
4. Lintas Kesehatan dan Lintas Sektor
No. Lintas Sektor Nama No. Telepon
1 RS Torabelo dr.GRAAF RF +6285241253266
BEBA.M.Kes.
NURNI.SKM +6285241348239
2 RS Alkhairat
3 RS Anutapura
4 Puskesmas Tinggede dr FAIRUS +6281342625166
5 Dinkes Sigi Misnawati
Sutarto
6 Dinkes Provinsi Jelyta +6282291988327

7 Polsek
8 Danramil
9 PMI Sulteng

2
Bab VII Rencana Tindak Lanjut

Kesiapsiagaan

1. Bidang Gizi
 Menyusun strategi penerimaan dan pendistribusian susu formula dan makanan
kemasan (pabrikan).

2. Bidang Penyakit Tidak Menular


 Menyiapkan data lengkap pasien yang menderita penyakit tidak menular dan
menyimpannya dalam soft file, sehingga ketika bencana terjadi data tersebut
digunakan untuk pendataan penderita di lokasi pengungsian

3. Bidang Kesehatan Lingkungan


 Menyiapkan list ceklis tentang ketersediaan dan kelayakan kesehatan lingkungan di
lokasi pengungsian

4. Bidang Pengendalian Penyakit


 Menyusun penganggaran terkaiy kegiatan mitigasi bencana dalam program bidang P2
 Menyiapkan data penyakit yang sering terjadi saat bencana dan pencegahannya.
 Mengikuti pelatihan terkait penanggulangan krisis kesehatan dan bencana
 Melibatkan masyarakat dalam pelatihan terkait krisis kesehatan dan bencana
 Koordinasi terkait penyusunan puskesmas disaster plan dengan internal puskesmas
dan eksternal puskesmas

Respon Tanggap Darurat


1. Bidang KIA :
 Pada saat bencana bidan yang bertugas tetap stand by di pos kesehatan untuk
melakukan pelayanan
 System kerja bidan menggunakan shift.
 Melakukan penyuluhan terkait KIA

2. Bidang Gizi :
 Melakukan pendataan bayi dan balita yang bisa menggunakan susu formula
 Melakukan penyuluhan tentang Pemberian Makanan Bayi Anak
 Pelacakan gizi kurang dan gizi buruk di semua titik pengungsian
 Pemberian PMT PMBA kepada bayi 6 bulan – 2 tahun yang kurang gizi
 Pemantauan pemberian PMT PMBA kepada bayi 6 bulan – 2 tahun yang kurang gizi

3. Bidang Penyakit Tidak Menular


 Melakukan penyuluhan terkait pencegahan penyakit tidak menular di tempat
pengungsia
 Skrining korban yang mengalami trauma dan gangguan jiwa akibat gempa

2
 Pemantauan penanganan ODGJ dan jika perlu diruju ke rumah sakit

4. Bidang Kesehatan Lingkungan


 Melakukan pendataan kelayakan MCK di titik-titik pengungsian menggunakan list
ketersediaan dan kelayakan kesehatan lingkungan
 Survey keadaan kesehatan lingkungan di titik-titik pengungsian menggunakan list
ketersediaan dan kelayakan kesehatan lingkungan
 Menjamin ketersediaan air bersih di titik-titik pengungsian
 Manajemen pengelolaan sampah di titik-titik pengungsian

5. Bidang Promosi Kesehatan


 Melakukan penyuluhan PHBS

6. Bidang Surveilans
 Melakukan pencatatan dan pelaporan program layanan kesehatan dari desa ke
puskesmas dan dari puskesmas ke dinkes
 Melakukan survey penyakit tertinggi pada masa tanggap darurat

7. Program Lansia
 Melakukan pendataan pada lansia yang terdampak gempa di titik-titik pengungsian
 Memantau kesehatan lansia pada di pengungsian dan merujuk ke pos kesehatan
apabila membutuhkan pelayanan kesehatan.

Pemulihan
1. Bidang KIA :
 Bidan mengingatkan pasien untuk melakukan kunjungan ulang dalam rangka
pemeriksaan ibu dan bayi
 Bidan melakukan perawatan lanjutan kepada ibu dan bayi di Puskesmas
 Bidan melakukan evaluasi penanganan ibu dan anak saat bencana

2. Bidang Gizi :
 Membuat pos gizi di Huntara
 Evaluasi penanganangizi kurang dan gizi buruk
 Memberikan konseling ASI esklusif pada ibu hami dan menyusui

3. Bidang Penyakit Tidak Menular


 Skrining hipertensi dan DM di huntara dan desa wilayah puskesmas marawola

4. Bidang Kesehatan Lingkungan


 Melakukan survey saluran pembuangan air limbah di huntara
 Melakukan survey ketersediaan air bersih di huntara

2
5. Bidang Pengendalian Penyakit
(a) Melakukan sosialisasi dokumen puskesmas disaster plan ke lintas program internal
puskesmas marawola
(b) Melakukan sosialisasi dokumen puskesmas disaster plan kepada lintas sector :
Camat, Kepala desa, Kader posyandu, Perangkat desa, Masyarakat

2
Bab VIII Penutup

Demikian dokumen perencanaan penanggulangan bencana puskesmas Marawola ini kami


susun. Besar harapan kami bahwa dokumen ini dapat menjadi acuan bagi puskesmas untuk bertindak
dalam menghadapi bencana yang akan terjadi. Mengingat letak puskesmas Marawola berada di daerah
rawan bencana. Kami bersyukur dapat didampingi tim PKMK FKKMK UGM dan Caritas Germany
Indonesia dalam membuat dokumen puskesmas disaster plan ini. Dokumen ini menjadi sangat berarti
bagi puskesmas dalam menghadapi kesiapsiagaan bencana termasuk bagaimana mengkoordinir
masyarakat di wilayah kerja puskesmas Marawola dalam situasi bencana. Ke depan kami berharap
akan ada program dari pemerintah untuk mensinergikan kekuatan dalam menghadapi bencana alam
atau non alam baik dari Pemerintah Kab. Sigi maupun Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.

2
Lampiran
Formulir Daftar Hadir Petugas Puskesmas

No Nama Unit Kerja Tandatangan Keterangan

Hari/ Tanggal:

3
1

10

11

12

13

14

15

3
Formulir Registrasi/ Kepulangan Relawan

Nama organisasi/ Status registrasi No.Kontak Penempatan di Tugas Lama Lapor pulang
institusi relawan sudah belum bertugas

3
Formulir Registrasi Relawan
Klaster Kesehatan ……….

Nama Tim :
Nama Koordinator :

No. Nama dan gelar Instansi/ Keahlian Verifikasi No. HP Tanggal Spesifikasi Penempatan*
Organisasi STR Surat Datang Pulang Peralatan dan
tugas Logistik medik

3
*Diisi oleh petugas
……….., ……………….. 2019/2020

ttd

3
Formulir Penerimaan Donasi Barang

No Tanggal Nama Alamat Nama Jenis Jumlah Harga Penerima


Donasi Barang
1

10

11

12

13

14

15
Formulir Penerimaan Donasi Uang
No Tanggal Nama Donasi Alamat Tunai/cheuque No Cheuque Penerima

1
2

10

11

12

13

14

15
FORMULIR 1a. REGISTRASI HARIAN PENYAKIT POTENSIAL WABAH*tanggal bulan tahun

Nama Unit Pelapor (Puskesmas Terdekat) : _ Nama Petugas : _

Tgl Laporan : No Telp Pelapor : _

Kasus Jenis Status Rawat


No Umur Umur Rawat Operasi RS Tgl
Epid Baru Nama Kelamin Tahun Bulan Alamat Diagnosa Imunisasi Jalan Inap (V) (V) Rujukan Meninggal
(Y/T) (L/P) (L/TL/TJ) (V)

Kasus Baru adalah orang yang datang ke fasilitas kesehatan dan memiliki diagnosis baru (BUKAN KUNJUNGAN ULANG).

Status imunisasi : L=Lengkap; TL=Tidak Lengkap; TJ= Tidak Jelas/Diketahui

Laporkan ke POSKO Kesehatan terdekat atau 08114100806 jika menemukan kasus - kasus dibawah ini :
A.Diare Akut; 2. Malaria; 3. Dengue; 4. Demam Dengue; 5. Diare Berdarah; 6. Sindrom Jaundice Akut; 7. Campak; 8.
Diphteria; 9. AFP; 10. Kolera; 11. Meningitis/Encephalitis
FORMULIR 1b. REKAP HARIAN PENYAKIT POTENSIAL WABAH *update 31 Oct 2018 Tanggal (dd/mm/yyyy) : / /

Nama dan No Telp Penanggung Jawab : Nama PKM or Unit Pelapor :

Syndrome Penyakit Kasus < 5 thn Kasus >= 5 thn Total

Acute Flacid Paralysis (AFP)

Acute Jaundice Syndrome

Cedera/Luka

Demam yg tdk diketahui sebabnya (>38) Diabetes

Diare Acute

Diare Berdarah

Hipertensi

ILI (Influenza Like Illness)

ISPA

Kesehatan Jiwa dan gangguan perilaku Malaria

Konfirmasi RT/Lab

Meningitis/Encephalitis

Penyakit Kulit

Penyakit Lain
Pnemonia Tersangka

Campak

T
ersangka Cholera Tersangka

demam dengue

Tersangka Diphteria

Tersangka Tetanus

Penyakit Menular Potensial Wabah Lain (CONTOH : GHPR, HFMD)

Jumlah Pos Kesehatan Mobile Melapor

Laporkan ke POSKO Kesehatan terdekat atau Telp 08114100806 jika menemukan kasus - kasus dibawah ini : 1. Diare Akut; 2. Malaria; 3. Dengue; 4. Demam Dengue;
5. Diare Berdarah; 6. Sindrom Jaundice Akut; 7. Campak; 8. Diphteria; 9. AFP; 10. Kolera; 11. Meningitis/Encephalitis
update tanggal bulan tahun
FORMULIR 1c. REKAP HARIAN UNIT PELAYANAN KESEHATAN*

Nama Unit Pelapor/RS/Puskesmas Terdekat : Nama Petugas : _

Tgl Laporan : No Telp Pelapor : _

Jumlah Jumlah
Jumlah Umur Umur Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Status Status
Jenis Status Rawat Rawat Nama RS
Tanggal <5 >= 5 Imunisasi Imunisasi Operasi Kasus
Kelamin Tahun Tahun Imunisasi Tidak Tidak Jalan Inap (V) Rujukan Meninggal
(L/P) lengkap lengkap diketahui (V) (V)

TOTAL
DEFINISI OPERASIONAL SYNDROME PENYAKIT POTENSIAL WABAH

Sydrome Penyakit Definisi Operasional


Diare Akut > Pada dewasa: BAB (defekasi) dengan tinja lembek ATAU setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari ATAU
dapat berbentuk cair saja.
> Pada anak: BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan
konsistensi cair DAN berlangsung kurang dari 7 hari).
> Pada neonatus yang mendapat ASI: diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering (biasanya 5-6 kali
per hari) dengan konsistensi cair.
Malaria Konfirmasi Penderita yang di dalam tubuhnya ada plasmodium atau parasit malaria DAN dibuktikan dengan RDT (Rapid Diagnostic
Test) positif DAN/ATAU pemeriksaan Mikroskopis positif.
Tersangka Demam Dengue
Demam mendadak tanpa sebab yang jelas 2-7 hari, mual, muntah, sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata
(nyeri retro orbital), nyeri sendi, dan adanya manifestasi perdarahan sekurang-kurangnya uji torniquet positif.

Pnemonia Pada usia < 5 thn ditandai dengan batuk DAN/ATAU tanda kesulitan bernapas (adanya nafas cepat, kadang disertai
tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (TDDK) atau gambaran radiologi foto torak menunjukan infiltrat paru
akut), frekuensi nafas berdasarkan usia penderita:
• <2 bulan: 60/menit
• 2-12 bulan: 50/menit
• 1-5 tahun: 40/menit
Pada usia > 5thn ditandai dengan demam ≥ 38°C, batuk DAN/ATAU kesulitan bernafas, dan nyeri dada saat menarik
nafas
Acute Lower Respiratory Infection

Panas disertai salah satu gejala dibawah ini: pilek, batuk, sakit menelan atau radang tenggorokan/terlihat memerah.
(ISPA)
ATAU
Panas disertai napas cepat ( >= 50 /menit) ditambah salah satu gejala di bawah ini: batuk, kesulitan bernafas (sesak
nafas)
Diare berdarah Diare dengan darah disertai ATAU tidak disertai dengan lendir dalam tinja, dapat juga disertai dengan adanya
tenesmus.
Acute Jaundice Syndrome Gejala penyakit yang timbul secara mendadak (< 14 hari) ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik/kuning dan
urine berwarna gelap
Tersangka Campak Demam >38°C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular, disertai salah satu gejala
batuk, pilek ATAU mata merah (konjungivitis)
Tersangka Diphteria Panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda selaput putih keabu-abuan
(pseudomembran) di tenggorokan dan pembesaran kelenjar leher.
Tersangka Acute Flacid Paralysis (AFP) Kasus lumpuh layuh mendadak, BUKAN disebabkan oleh ruda paksa/ trauma pada anak < 15 tahun.

Tersangka Cholera Penderita menjadi dehidrasi berat karena diare akut cair secara tiba-tiba (biasanya disertai muntah dan mual), tinjanya
cair seperti air cucian beras.

Suspected Meningitis/Encephalitis Panas > 38°C mendadak, sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. Pada anak < 1
tahun ubun-ubun besar cembung.
Tersangka Tetanus Ditandai dengan kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada riwayat luka.
ILI (Influenza Like Illness) Penderita dengan gejala Demam ≥ 38°C disertai batuk ATAU sakit tenggorokan
Gangguan Psikologis Perilaku/Pikiran Gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau
perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
orang sebagai manusia.
Demam yang tidak jelas/diketahui Demam ≥ 38°C dalam 2 hari dan tidak memenuhi kriteria penyakit di atas
sebabnya (≥ 38°C )
POS KLASTER KESEHATAN………..
FORMULIR LAPORAN KEGIATAN RELAWAN
Nama pelapor :
Tim relawan dari :
Dari pos/ pengungsian/ puskesmas: Desa: Kecamatan:
No. Telepon :
*kosongkan jika tidak melakukan/mendapatkan informasi
Upaya/ Kendala di Kebutuhan Masalah lingkungan/ Gizi/ status Kesehatan Upaya Kesehatan Rencana
jumlah lapangan Kondisi MCK dan sumber air * gizi* jiwa * promosi reproduksi* tindak lanjut
pelayanan kesehatan*
Jumlah D. Kondisi sampah di lingkungan: (adakah Upaya promosi Pelayanan
pasien ditemukan kesehatan KIA:
terlayani: pasien jiwa, yang dilakukan
stress, depresi, saat layanan
atau gejala kesehatan
E. Kondisi tempat penampungan sampah ANC:
lainnya di
Bayi: (apakah sudah ada dan cukup/ ada belum masyarakat)
cukup/ tidak ada):
Balita: Persalinan:

Anak: F. Jumlah Jamban/MCK (MCK protable atau


jamban pribadi per rumah yang dipakai KB:
Dewasa : masyarakat):

Lansia: Kasus
G. Sumber air (air sumur, PDAM, sungai, dll): Rujukan:

jumlah
penyakit H. Kualitas fisik air (apakah berbau, keruh):
terbanyak
dilayani:
I. Akses sumber air (jauh/ dekat)

J. Adakah dan berapa jumlah bantuan air/


tendon air:

Provinsi/ kabupaten, …… 2019/2020


Relawan (yang melaporkan) petugas yang menerima laporan
Ttd ttd

Anda mungkin juga menyukai