Anda di halaman 1dari 129

BAB I

PENDAHULUAN

1. Pengertian dan Fungsi Desa


Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam
system pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.
Desa juga dapat dikatakan sebagai suatu hasil perpaduan antara
kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari
perpaduan itu ialah suatu wujud atau kenampakan di muka bumi yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan
kultural yang sering berinteraksi antar unsur tersebut.1
Desa dalam arti umum juga dapat dikatakan sebagai permukiman
manusia yang telaknya di luar kota dan penduduknya bermata
pencaharian dengan bertani atau bercocok tanam.2

Desa menurut H.A.W Widjaja dalam bukunya yang berjudul


“Otonomi Desa” menyatakan bahwa:3 Desa adalah sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki susunan asli berdasarkan hak asal-usul
yang bersifat istimewa.

Adapun beberapa fungsi desa sebagai berikut:

 Desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai


lumbung bahan mentah dan tenaga kerja.

1
R. Bintarto, Desa-Kota, ( Bandung: alumni, 1986), h.11
2
N. Daldjoe, interaksi Desa Kota, (Jakrta: Rineka Cipta,1987),h. 44
3
Prof. Drs. Widjaja. HAW. 2002. Pemerintahan Desa/Marga. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. Hlm.3.

1 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
 Air, dalam arti sumber air, keadaan atau kualitas air dan tata
airnya untuk kepentingan irigasi, pertanian, dan keperluan sehari-
hari.
 Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong dan dapat
merupakan suatu kekuatan berproduksi dan kekuatan membangun
atas dasar kerja sama dan saling pengertian.
 Aparatur atau pamong desa yang menjadi sumber kelancaran dan
tertibnya pemerintah desa.4

2. LAPORAN FGD
A. PRA-ACARA
 PROSES PENGUMPULAN WARGA
a) STAKEHOLDER
Awalnya kita menemui RW yang ada di kampung Bunar mulai dari
RW 02 sampai RW 07 yang diwakili oleh ketua pelaksana tugas UAS
MRAP (Metodologi Riset Aktif Partisipatory) yang diampu oleh
Bapak Muhtadi M., Si dan Demografi yang diampu oleh Bapak Tantan
Hermansah S., Ag, M. Si yaitu Heriyanto dan perwakilan kawan-
kawan jurusan Pengembangan Masyarakat Islam semester 5
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Sebelum Heriyanto dan
kawan-kawan perwakilan menemui para RW dan RT, setiap kelompok
yang melakukan tugas UAS mata kuliah Demorafi yang dibimbing
oleh Bapak Tantan Hermansah S., Ag, M, Si telah memberitahu para
RT untuk hadir pada pemaparan program yang telah kami teliti
masalahnya di kampung Bunar tersebut yaitu pemaparan FGD.
Dengan RW 02 yaitu Ibu Imas yang sekaligus menjabat sebagai RT
001 yang diundang oleh Lia Aprianti dan Hafiz Adli Febrian, RT 002
4
R. Bintaro, Desa Kota, (Bnadung: alumni 1986), h.18

2 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Bapak Sawiri yang diundang oleh Rizkia Hanum dan Nurul.
Selanjutnya RW 03 yaitu Bapak Sutisna yang sekaligus sebagai RT
001 yang diundang oleh Ali Munajb dan Farah Alifah, RT 002 Ibu
Asih diundang oleh Mila Meidawati dan Heriyanto. RW 04 yaitu Ibu
Suwarsih sekaligus sebagai RT 001 yang diundang oleh Irham
Muhibburohman, RT 002 yaitu Ibu Eni yang diundang oleh
Amandafanny Silviana Putri. RW 05 yaitu Bapak Cecep, RT 001 dan
RT 002 sekaligus dijabat oleh Bapak Saprudin yang diundang oleh
Vira Amanda. Selanjutnya RW 06 Bapak Ali, Rt 001 Bapak Hasanudin
yang diundang oleh Suci Indah Cahyani, RT 002 Bapak Imam Syafe’i
yang diundang oleh Fajar Abdurrahman. Selanjutnya RW 07 Bapak
Kapit Juhri, RT 001 Bapak Usup yang diundang oleh Amelia Arfendi
dan Gustyawan Khresna, RT 002 Ibuk Siti Rahmah yang diundang
oleh Bagya Husna Fatwa dan Khafifah Nahdiati. Selanjutnya mereka
menemui Kades, Ustad, Kepala Posyandu yg tinggal di kampung
Bunar.
b) WARGA
Proses pengumpulan warga yaitu dengan pengumuman di masjid
Nurul Muttaqien dan mengabarkan melalui Rt/Rw yang dikunjungi
tiap kelompok di matkul demografi untuk ketersediaan waktu para
warga untuk berkumpul di masjid Pesantren Manba’il ‘ulum pada hari
Jum’at 6 Desember 2019 pukul 16.30 WIB.
Warga dikumpulkan dengan undangan langsung oleh kelompok
yang sensus di desa Bunar yaitu Dengan RW 02 yaitu Ibu Imas yang
sekaligus menjabat sebagai RT 001 yang diundang oleh Lia Aprianti
dan Hafiz Adli Febrian, RT 002 Bapak Sawiri yang diundang oleh
Rizkia Hanum dan Nurul. Selanjutnya RW 03 yaitu Bapak Sutisna
yang sekaligus sebagai RT 001 yang diundang oleh Ali Munajib dan

3 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Farah Alifah, RT 002 Ibu Asih diundang oleh Mila Meidawati dan
Heriyanto. RW 04 yaitu Ibu Suwarsih sekaligus sebagai RT 001 yang
diundang oleh Irham Muhibburohman, RT 002 yaitu Ibu Eni yang
diundang oleh Amandafanny Silviana Putri. RW 05 yaitu Bapak
Cecep, RT 001 dan RT 002 sekaligus dijabat oleh Bapak Saprudin
yang diundang oleh Vira Amanda. Selanjutnya RW 06 Bapak Ali, RT
001 Bapak Hasanudin yang diundang oleh Suci Indah Cahyani, RT
002 Bapak Imam syafe’I yang diundang oleh Fajar Abdurrahman.
Selanjutnya RW 07 Bapak Kapit Juhri, RT 001 Bapak Usup yang
diundang oleh Amelia Arfendi dan Gustyawan Khresna, RT 002 Ibu
Siti Rahmah yang diundang oleh Bagya Husna Fatwa dan Khafifah
Nahdiati.
Sebelum memaparkan FGD warga mengadakan kajian rutin setiap
Jum’at ba’da ashar yang dipimpin oleh ustad Luthfi . Setelah kajian
selesai barulah kami melakukan FGD dan berdiskusi dengan warga
tentang apa yang telah kami dapat dan teliti terhadap problematika
yang ada di desa Bunar tersebut.
B. ACARA
 Proses Pemaparan oleh Mahasiswa Pengembangan Masyarakat
Islam 5A
Jum’at, 6 Desember 2019 kami melaksanakan proses FGD di masjid
pesantren Manba’ul ‘ulum yang dibantu oleh kang Endih dan ustad
Luthfi selaku perantara kami dengan pesantren, dengan memaparkan
hasil analisis penelitian di kampung Bunar yang di jelaskan oleh
saudara Irham Muhibburrohman. Warga sangat antusias dengan
kedatangan kami dan berharap dengan kami agar dapat berkontribusi
dalam perubahan kampung Bunar ke arah yang lebih baik lagi.

4 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Setelah pemaparan hasil temuan dari kami, ada proses diskusi antara
warga dengan kami, pertanyaan pertama dilontarkan oleh Bapak
Syafruddin selaku Ketua RW 05 RT 002, beliau bertanya “Bagaimana
cara mahasiswa sendiri menanggulangi sampah yang ada di desa ini,
apalagi kampung ini merupakan jalur lintas masyarakat ?”
Pertanyaan ini dijawab oleh saudara Heriyanto “ Kan sudah ada tuh
tempat sampah dari temen-temen KKN sebelumnya, nah tinggal kita
maksimalkan tempat sampah itu, dengan kita buat tempat-tempat
sampah dilingkungan warga yang nantinya bisa kita pusatkan sampah
itu ke tempat penampungan sampah yang sudah dibuat sebelumnya
oleh kelompok KKN tersebut.
Pada kesempatan diskusi tersebut Umi Siti bertanya “ Warga sering
mengalami kekeringan karena memang sulit mendapatkan air bersih,
kita gak bisa menggunakan pompa air karena memang kualitas air
tanah disini sangat buruk, jadi kehidupan warga disini tergantung
kepada sungai itupun harus butuh dana yang lumayan juga. Bahkan
untuk daerah dataran tinggi sangat sulit sekali untuk pengairan. Jadi
gimana mahasiswa dapat menanggulangi masalah seperti ini?”
Pertanyaan ini dijawab oleh Nurina Amajida “Iya umi berdasarkan
pernyataan kebanyakan masyarakat disini mengeluh atas air yang tidak
dapat dipompa karena memang sudah menyatu dengan tanah dan rata-
rata rumah di desa Bunar ini tidak bisa menggunakan air pompa karena
memang airnya sangat keruh dan tidak layak dijadikan untuk MCK dan
kenyataannya memang seperti yang umi katakana bahwa
mengandalkan air sungai. Mungkin kita bisa mencontoh ke RW 01
dimana mereka menggunakan pipa paralon untuk menyalurkan air dari
sungai yang ditampung kedalam toren yang sangat besar untuk
disalurkan ke rumah-rumah warga setempat. Jadi hal ini juga dapat

5 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
diterapkan pada seluruh RW yang lain yang ada di desa Bunar.
Memang kalo menggunakan pipa paralon langsung dari sungai untuk
per rumah membutuhkan biaya yang sangat besar dan terhitung boros
juga. Maka cara alternatif yang kami tawarkan adalah dengan
menggunakan satu paralon besar yang sudah dilengkapi alat penyaring
untuk dialirkan airnya ke peron besar yang kemudian disalurkan lagi
ke titik-titik strategis di RW masing-masing. Maka dari titik-titik
strategis tersebut warga dapat mengambil air dan disalurkan ke rumah
masing-masing.
Diskusi semakin seru, dari sudut ruangan pesantren terlihat sesosok
perempuan yang tidak muda lagi mengangkat tangan. Perempuan
tersebut adalah ibu Markonah beliau bertanya “Bagaimana solusi
mahasiswa terhadap pendidikan pada kampung Bunar, yang pada
kenyataanya masih sangat rendah bukan karena jumlah sekolah tapi
standarisasi dari pendidikan itu sendiri”
Pertanyaan tersebut dijawab oleh saudara nailul, “Waah bagus nih
pertanyaan, baik bu jadi untuk pendidikan kami akan membuat kelas
belajar, memang pelajaran yang diajarkan tidak semua mata pelajaran,
hanya pelajaran Bahasa Inggris, namun dengan kelas belajar ini kami
akan berusaha semaksimal mungkin agar anak-anak dikampung bunar
ini mempunyai stadar bahasa inggris yang tidak kalah dengan anak-
anak dikota, dan kelas belajar ini ngga hanya di peruntukan untuk
anak-anak saja namun ibu-ibu pun akan di ajari dengan waktu belajar
yang berbeda, bagaimana bu?”
 Hasil Diskusi
Dari keseluruhan diskusi yag kami lakukan pada Jum’at 6
Desember 2019 yang berjumlah 3 penanya yaitu Bapak Syafruddin
Ketua RW 05 RT 002, Umi Siti, dan Ibu Markonah yang

6 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Alhamdulillah dapat kami tampung dan jawab dengan gamblang. Akan
tetapi hanya satu pertanyaan yang dapat diprogres dan dilakukan secara
sustainable (berkelanjutan) yaitu program English Space Bunar karena
untuk kebutuhan air bersih memang membutuhkan biaya yang cukup
banyak untuk mencanangkan program tersebut dan tidak dapat
direalisasikan dalam waktu hanya seminggu, selain itu dalam perihal
sampah mahasiswa sudah mencoba mencanangkan hal-hal mengenai
dampak sampah dan lingkungan yang kotor bagi kesehatan tubuh.
Selain itu sudah banyak mahasiswa sebelumnya membawa program
ini, selanjutnya tinggal kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing.
Disini kami mencanangkan program yang diprakarsai oleh Nailul
Asma dengan nama English Space Bunar, alasannya karena disana
sekolah yg ada hanya MI (Madrasah Ibtidaiyah) dan pesantren.
Sedangkan SMP dan SMA (sekolah umum yang mempelajari bahasa
inggris) tidak terfasilitasi di desa. Selain itu guru yang mengajar bukan
pendidikan dari bahasa inggris dan tidak begitu ahli bahkan tidak
mengerti juga bahasa inggis dasar melainkan belajar dulu sebelum
mengajar. Maka dari itu warga sangat krisis berbahasa inggris dan
tidak kompeten untuk maju dan bersaing dengan anak-anak perkotaan.
Dengan perkembangan zaman yang serba modern dan mengikuti
revolusi industri 4.0 dan hampir 5.0 maka semua anak berhak
medapatkan pendidikan untuk kemajuan bangsa dan negara. Karena
investasi tidak hanya dilakukan pada infrastrktur dan kemajuan
teknologi saja akan tetapi juga pendidikan. Hal ini juga tercatat dalam
UUD 1945 yang bebunyi mencerdaskan kehidupan bagsa.
Privat bahasa inggris ini tidak hanya dapat diikuti oleh anak-anak
saja akan tetapi ibu-ibu yang dapat meluangkan waktunya untuk

7 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
belajar juga bisa. Hal ini menjadi salah satu program yang akan terus
berjalan secara berkelanjutan di desa Bunar. Privat ini tidak dipungut
iaya alias gratis dan siapapun boleh mengikuti program ini tanpa
terkecuali asalkan ada kemauan untuk belajar.
Selain mengenai privat bahasa kami juga menyimpulkan cara yang
sebaiknya juga RW lakukan dalam menangani kesulitan air di desa
Bunar yaitu dengan menerapkan kepada RW lainnya tenta inovasi yang
sudah dicanangkan oleh RW 01 desa Bunar dimana mereka
menggunakan pipa paralon untuk menyalurkan air dari sungai yang
ditampung kedalam toren yang sangat besar untuk disalurkan ke
rumah-rumah warga setempat. Jadi hal ini juga dapat diterapkan pada
seluruh RW yang lain yang ada di desa Bunar. Memang kalo
menggunakan pipa paralon langsung dari sungai untuk per rumah
membutuhkan biaya yang sangat besar dan terhitung boros juga. Maka
cara alternatif yang kami tawarkan adalah dengan menggunakan satu
paralon besar yang sudah dilengkapi alat penyaring untuk dialirkan
airnya ke peron besar yang kemudian disalurkan lagi ke titik-titik
strategis di RW masing-masing. Maka dari titik-titik strategis tersebut
warga dapat mengambil air dan disalurkan ke rumah masing-masing.

Tabel 1.1 Masalah utama Pada Desa Bunar

No Masalah Sebab-sebab masalah Akibat


utama
1 Air bersih  Sumber air yang jauh  Diare
kurang (harus ke sungai dengan  Muntaber
jarak yang lumayan jauh)  Penyakit
 Sumber air di tanah tidk kulit
dapat digunakan karena

8 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
menyatu dengan tanah
2 Kebersihan  Kurangnya MCK setiap  Diare
kurang rumah (hanya beberapa  Muntaber
(lingkungan) rumah yang  Dll
menggunakannya akibat
kurangnya air)
 Kandang ternak dekat
rumah.
 Kurangnya kesadaran
masyarakat (buang
sampah ke sungai dan
tempat-tempat lainnya)
3 Berusaha  kurangnya penyuluhan  hasilnya
bertani yang baik, dari dinas menurun
berdasar maupun LKMD  biaya
pengetahuan  pembinaan dari dinas usaha tani
sendiri tidak berkelanjutan tidak
(hanya awalnya saja) seimbang
dengan
hasil
(rugi)
4 Kepadatan  rumah-rumah yang  lahan
penduduk bertempetan pertanian
berkurang

BAB II

9 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
PEMBAHASAN

HASIL PENGAMBILAN DATA KAMPUNG BUNAR

1. Laporan Teknik Penelusuran Alur Sejarah Kampung Bunar Dan


Pembuatan Sketsa Kebun
A. Proses Pengambilan Data
a) Sejarah Kampung Bunar
Proses pendekatan kami dengan masyarakat dimulai dari sapaan
hangat kepada mereka, memperkenalkan diri sebagai mahasiswa yang
ingin bersilaturrahmi selain untuk melaksanakan tugas serta
menanyakan kegiatan apa saja yang biasa dilakukan warga pada sehari-
harinya. Kami sekaligus memberikan informasi serta memohon izin
bahwasannya kedatangan kami antara lain untuk mencari berbagai
informasi mengenai kampung Bunar ini. Selain itu, karena hal ini
sebagai bentuk tindakan nyata dari prodi Pengembangan Masyarakat
Islam dimana kami selalu melibatkan masyarakat untuk mencari
informasi serta data penting yang diperlukan.
Karena bagi sang Pengembang Masyarakat Islam, fokus utama kami
adalah masyarakat, ketika masyarkat memiliki masalah, masyarakatlah
yang mempunyai jawaban atau solusi dari permasalahan tersebut. Jadi
kembali lagi kepada masyarakatnya, dengan kami sebagai
perantaranya. Ketika kami terjun langsung ke masyarakat, belum tentu
juga kami memiliki segudang ilmu yang banyak untuk masyarakat,
tidak. Justru, kami lebih banyak belajar dari masyarakat yang kami
datangi. Maka, ketika kami terjun langsung ke masyarakat, saat itulah
kami sedang belajar bersama-sama dengan masyarakat.
Masyarakat disana cukup terbuka dan objektif terhadap kehadiran
kami, sehingga perbincangan kami seperti dengan orangtua sendiri,

10 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
dan dalam proses pengakraban diri bersama masyarakat disana berjalan
lancar dan mudah. Untuk di tempat kami menginap khususnya tempat
tinggal untuk perempuan, kami tinggal bersama dengan pemilik rumah
yang menjadi salah satu informan kita karna beliau merupakan salah
seorang yang sudah cukup sepuh dan mengetahui banyak sedikitnya
mengenai desa, saling berbicara menanyakan hal seputar desa Bunar,
kehidupan di Desa bagaimana, dan keseharian masyarakat di desa
Bunar seperti apa sehingga kami mendapat pengetahuan awal sebelum
mendalaminya lebih dalam lagi.
Lalu berhubung tempat tinggal untuk wanita digunakan juga sebagai
tempat untuk memasak, kami terutama perempuannya membantu
pemilik rumah untuk menyiapkan makanan-makanan untuk seluruh
mahasiswa/i PMI makan. Selain setiap hari kami bertegur sapa dengan
masyarakat, untuk lebih dekat dengan mereka, kami ikut serta berbagai
acara yang diadakan oleh masyarakat kampung Bunar, salah satunya
ada pengajian yang dilaksanakan tiap sore hari. Selain itu proses
pendekatan dengan masyarakat yang kami lakukan adalah dengan ikut
serta dalam kegiatan masyarakat itu sendiri seperti pergi ke ladang
guna bertani kebun ataupun mencari rumput pakan ternak.
Tempat diadakannya pengajian tersebut yaitu di dekat masjid
terdekat dimana sebelah kanan dari mesjid terdapat majelis untuk
tempat diadakannya pengajian, selain itu terdapat sebuah pondok
pesantren untuk menimba ilmu agama masyarakat sekitar. Selain itu, di
kampung Bunar juga terdapat sebuah aliran sungai yang masih bisa
digunakan oleh masyarakat. Sungai ini sudah menjadi bagian dari
masyarakat Desa Bunar untuk mencuci, mandi, serta hal lainnya.
Sungai ini juga menjadi salah satu lokasi kami berinteraksi cukup lama

11 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
dengan masyarakat sebab sebagian besar masyarakat desa pada siang
hingga sore hari beraktifitas di sepanjang aliran sungai ini.
Banyak kalangan ibu-ibu rumah tangga setiap pagi dan sore hari ke
sungai ini, sehingga ini menjadi kesempatan kami untuk mencoba lebih
dekat dengan mereka dengan mendatangi sungai tersebut, ikut berbaur
dengan masyarakat yang sedang beraktivitas di sekitar Sungai tersebut
dan kami saling mengobrol dengan mereka agar lebih dekat dengan
masyarakat yang ada disana.
Hari Rabu 4 Desember 2019 pukul 09.00 WIB kelompok 1 ingin
mengetahui sejarah dari Bunar serta kejadian-kejadian apa saja yang
pernah terjadi disana juga ingin mengetahui pemilik dan kebun apa
saja yang ada di desa Bunar. Pertama-tama kami ke tahap pencarian
informasi mengenai sejarah desa Bunar. Kami berkumpul dahulu di
tempat kediaman perempuan, lalu mencari sesepuh atau tokoh desa
yang mana informasi ini kami dapatkan dari Bapak Ketua RW dan ibu
pemilik rumah yang kami tempati guna untuk mencari tahu sejarah
desa Bunar. Informasi ini kami jadikan bekal informasi awal.
Dalam pencarian informasi ini, dengan tujuan pencarian rumah
sesepuh dan tokoh desa kami bersama-sama berjalan kaki menyusuri
kampung Bunar. Ketika kami berjalan sambil menyapa masyarakat
disana, kesempatan ini kami gunakan untuk menanyakan mengenai
sesepuh dan tokoh desa yang mengetahui asal usul atau sejarah desa
Bunar, kebetulan sekali kami bertemu dengan Pak RT. Kami mendapat
informasi dari stakeholder di bunar yaitu pak Jajat yang merupakan
ketua RT 2 RW 3 Bunar jika ingin menanyakan mengenai sejarah desa
bisa bertanya kepada abah Nata selaku sesepuh disana, karena beliau
juga merupakan kuncen makam keramat yang ada di Bunar.

12 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Setelah mendapatkan informasi tersebut, kami bergegas untuk ke
kediaman abah Nata yang mana berada di ujung desa bunar dengan
pemandangan pematang sawah di depan rumah. Pada saat kami sampai
di kediaman abah Nata, yang kami temui di rumah beliau adalah anak
beserta istrinya dan memberitahukan bahwa abah Nata sedang berada
di kebun.
Maka dari itu, kami menunggu abah Nata pulang dari kebun.
Setelah abah Nata datang, kami persilahkan abah Nata untuk
beristirahat terlebih dahulu, tak lama setelah abah Nata mensilahkan
kami untuk menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami menemui
beliau, lalu baru kami menanyakan seputar sejarah desa Bunar.
Pertanyaan-pertanyaan yang kelompok kami ajukan tidak langsung
terfokus pada tujuan yaitu ingin mengetahui tentang sejarah Bunar dan
kejadian-kejadian apa saja yang bersejarah di Bubar. Tapi, untuk
mengawali itu semua kami mulai dengan memperkenalkan diri serta
maksud dan tujuan berkunjung ke rumah beliau dan selanjutnya
menanyakan kegiatan Abah Nata pada hari itu serta pertanyaan-
pertanyaan ringan. Ternyata bukan kelompok kami saja yang
memerlukan informasi dari abah Nata, tapi ada beberapa kelompok
yang memerlukan informasi lain (selain sejarah Desa Bunar) dari abah
Nata.
Narasumber yang telah kami temui, semuanya berjumlah sembilan
orang, dimana dari kesembilan narasumber tersebut terdiri dari
berbagai macam profesi, seperti petani, buruh harian lepas, pedagang,
bahkan beberapa diantaranya ada yang berprofesi sebagai pejabat atau
orang penting atau dalam bahasa lainnya merupakan stake holder yang
ada di Bunar yaitu sebagai ketua RT, ketua RW serta bekerja sebagai
aparat desa.

13 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Narasumber-narasumber yang berprofesi sebagai petani dan
berkebun diantaranya ada abah Nata, pak Soleh, pak Sutisna, pak
Makmur, pak Asep, dan pak Enjang. Namun, dari beberapa
narasumber tersebut juga merangkap sebagai orang yang di tuakan atau
sesepuh seperti abah Nata. Selain itu juga ada yang merangkap sebagai
ketua RW 3 yaitu pak Soleh, sebagai ketua RT 1 RW 3 yaitu pak
Sutisna, dan sebagai aparatur desa yaitu pak Makmur.
Narasumber lainnya berprofesi sebagai buruh harian lepas yaitu ada
pak Ishep serta adapula yang berprofesi sebagai pedagang yaitu pak
Ajat. Pemilihan dari narasumber-narasumber tersebut selain dari
rekomendari warga beberapa diantaranya bersifat random.
Pencarian informasi yang pertama yaitu mengenai sejarah Bunar
serta kejadian-kejadian penting yang pernah ada di Bunar. Tujuan
utama kami yaitu pergi ke tempat abah Nata, yang menurut informasi
berada di belakang persawahan dan dekat dengan perkebunan sawit. Di
kediaman abah Nata, beliau memberikan berbagai informasi yang
berkaitan dengan sejarah dan beberapa kejadian penting yang terjadi di
Bunar, salah satunya yaitu kejadian mengenai wabah penyakit cacar
pada tahun 1975.
Abah Nata selain menjadi salah satu Narasumber kami prihal
sejarah desa Bunar beliau pula menjadi salah seorang sosok yang
cukup disegani di desa tersebut seperti yang sudah kami singgung
sebelumnya prihal penyebutan sosok abah Nata sebagai kuncen makam
keramat yang menjadi tolak ukur keabsahannya desa bunar, makam
tersebut dipercaya sebagian besar masyarakat desa menjadi saksi
keberadaan desa bunar yang hingga kini masih cukup di jaga dan
dirawat.

14 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Cukup banyak informasi yang kami dapatkan dari sosok abah Nata
banyak pula pelajaran hidup yang beliau ceritakan ke kami. Semua
informasi yang beliau jelaskan dapat kami terima dengan jelas sebab
beliau bercerita seperti mengajak kami pada situasi yang sama dan
sambutan hangat yang beliau dan keluarga beliau berikan memberikan
kesan nyaman dan dapat dipercaya.
b) Sketsa Kebun
Selanjutnya, kami akan mencari informasi mengenai kebun yang
ada di Desa Bunar, untuk pembuatan sketsa kebun Desa Bunar. Setelah
dari kediaman abah Nata untuk mengetahui sejarah desa yang kami
rasa informasi yang di dapatkan sudah cukup kami mempersiapan diri
atau briefing terlebih dahulu arah mana dan kebun mana yang akan kita
hampiri dulu. selanjutnya setelah briefing kita melanjutkan perjalanan
untuk mengetahui kebuh-kebun yang ada di Bunar dengan berjalan-
jalan melihat dan mewawancarai pemilik kebun yang ada di desa
Bunar untuk dijadikan sketsa kebun.
Kebun pertama yang akan kami datangi ialah kebun yang berada
dekat sawah terlebih dahulu lalu diakhiri dengan kebun durian. Kami
berjalan sekitar 300 meter dan sampai di perbatasan antara perumahan
dan sawah. Pertama kami pergi melewati sawah dan melihat sebuah
kebun campuran yang berisi tanaman kacang, pisang, singkong dan
tebu dengan luas 30m2 kami ingin mencari tau kepemilikan kebun
tersebut dan kami melihat seorang warga lalu menghampiri dan
menanyakan kepemilikan kebun yang berisi tanaman kacang, pisang,
singkong dan tebu.
Warga memberi tahu bahwa pemiliknya bernama bapak Sadna dan
menunjukkan rumahnya ada di sebelah mana. Kami pamit dan
berterima kasih kepada warga yang telah menunjukkan rumah bapak

15 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Sadna dan berpamitan. Kami menuju rumahnya yang berada di dekat
warung. Ketika kami sampai dan melihat si pemilik kebun sedang
bersiap-siap untuk pergi ke kebunnya.
Disana kami mengenalkan diri dan ingin mewawancarai dan
akhirnya dipersilahkan duduk di ruang tamunya. Kami menanyakan
tanaman apa saja yang ditanam, luas kebun, kapan mulai panen dan
masalah apa yang dihadapi ketika sedang berkebun. Setelah
diwawancarai bapak Sadna menjawab berkebun ini agar lahan tidak
kosong saja dan ketika panen bisa dinikmati keluarga dan dijual untuk
menambah uang. Panen setiap untuk tanaman kacang dan singkong
yaitu 90 hari setelah ditanam sedangkan tebu yaitu satu tahun sekali
dan pisang 90 hari setelah berbunga. Setelah mewawancarai bapak
Sadna kami pun langsung berpamitan dan lanjut berkeliling untuk
melihat apakah terdapat kebun yang lainnya.
Setelah kami berpamitan dari rumah Bapak Sadna kami berjalan
sekitar 20 meter, kamipun melihat sebuah kebun lagi dan mencari
siapa pemilik kebun tersebut. Kami bertemu seorang warga yang
sebelumnya kami temui dan menanyakan siapa pemilik kebun dan
tinggal dimana pemilik kebun tersebut. Warga tersebut menjawab
rumahnya tidak jauh dari sini dan menunjuk ke arah rumah yang
berdekatan dengan warung.
Setelah kami mengetahui kepemilikan kebun tersebut kami
berpamitan dengan warga yang tadi kami tanyakan dan bergegas
menuju rumah bapak Makmur. Setelah jalan sekitar 100 meter
akhirnya kami sampai di rumah Bapak makmur. Kami melihat bapak
Makmur sedang duduk dan bersantai, kami pun menghampirinya dan
memperkenalkan diri lalu mewawancarai.

16 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Kami menanyakan tanaman apa yang ditanam, luas kebun, setiap
kapan mulai panen dan masalah apa yang dihadapi ketika sedang
berkebun. Luas kebun Bapak Makmur adalah 16m2 berisi timun dan
singkong dan panen sekitar 1 sampai 1,5 bulan setelah ditanam.
Setelah diwawancarai Bapak Makmur menjawab bahwa berkebun
untuk mencari uang tambahan dan dijual ke pasar. Untuk kendala
sendiri tidak ada karena selama berkebun tidak ada masalah sama
sekali. Setelah mewawancarai Bapak Makmur kami pun langsung
berpamitan dan lanjut berkeliling untuk melihat apakah terdapat kebun
yang lainnya.
Kami pun berjalan kembali sekitar 150 meter dan melihat sebuah
kebun lagi dan melihat pemilik kebun sedang menyirami kebunnya.
Kami pun menyapa dan ingin mewawancarai bapak tersebut dan
diperbolehkan. Kami dipersilahkan masuk kerumahnya dan duduk di
ruang tamu. Kami menanyakan luas kebun, tanaman yang ditanam,
setiap kapan mulai panen dan masalah apa yang dihadapi ketika sedang
berkebun.
Bapak Asep menjawab menanam pisang ini dikarenakan
perawatannya yang mudah dan panen yang tidak lama dan panen
sekitar 80 sampai 100 hari setelah berbunga. Luas kebun sekitar 2 Ha
dan kendala yang dihadapi adalah ketika mulai panen pisang suka
dimakan oleh kelelawar dan burung. Setelah mewawancarai bapak
Asep kami pun langsung berpamitan dan lanjut berkeliling untuk
melihat apakah terdapat kebun yang lainnya.
Kami berjalan kembali sekitar 50 meter dan melihat sebuah kebun
yang berada di belakang rumah dan melihat pemilik kebun sedang
diluar merokok. Kami pun menyapa dan meminta ingin mewawancarai
bapak tersebut dan diperbolehkan. Kami masuk ke kebunnya dan mulai

17 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
mewawancarai, kami menanyakan luas kebun, tanaman yang ditanam,
setiap kapan mulai panen dan masalah apa yang dihadapi ketika sedang
berkebun.
Bapak Enjang menanam buah kesemek dan pisang tetapi lebih
dominan buah kesemek. Kebun ini memiliki luas 60 M2 dan alasan
berkebun ini karena untuk menambah uang dan dikonsumsi oleh
keluarga. Panen setiap bulan Juni sampai Juli. Masalah yang dihadapi
adalah ketika mulai panen buah suka dimakan oleh kelelawar dan tupai
tetapi lebih banyak dimakan oleh kelelawar karena kebun berada dekat
sawah. Setelah mewawancarai bapak Enjang kami pun langsung
berpamitan dan lanjut berkeliling untuk melihat apakah terdapat kebun
yang lainnya.
Kami berjalan sekitar 300 meter dan melihat sebuah kebun
berdempetan dan melihat warga yang sedang beristirahat lalu kami
menghampiri, menyapa dan menanyakan pemilik kebun, ternyata
warga yang sedang beristirahat adalah pemilik kebun yang bernama
bapak Isep dan bapak Ukon. Kami dipersilahkan duduk di pos dan
mulai melakukan wawancara. Kami menanyakan luas kebun, tanaman
yang ditanam, setiap kapan mulai panen dan masalah apa yang
dihadapi ketika sedang berkebun.
Bapak Isep memiliki kebun seluas 8m2 dan bapak Ukon memiliki
kebun seluas 3m2, kebun bapak Isep berisi pohon rambutan, tebu dan
pisang sedangkan pak Ukon memiliki pohon jambu, mangga, pisang
dan singkong. Panen di kebun bapak Isep pada bulan Oktober sampai
febuari pada buah rambutan, pisang 80 sampai 100 hari setelah
berbunga, tebu satu tahun sekali sedangkan bapak Ukon panen jambu
setiap 4 bulan sekali, mangga 3 sampai 4 bulan dan pohon pisang dan
singkong setiap 3 bulan sekali. Kendala yang dihadapi adalah ketika

18 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
panen suka dimakan oleh kelelawar dan tupai. Setelah mewawancarai
bapak Isep dan bapak Ukon kami pun langsung berpamitan dan lanjut
berkeliling untuk melihat apakah terdapat kebun yang lainnya.
Kami pun berjalan kembali sekitar 100 meter dan menemukan
sebuah kebun lagi dan menanyakan kepada sebuah warga siapa pemilik
kebun durian ini. warga tersebut menjawab bernama bapak Ajat dan
mengantarkan kami kepada pemiliknya. Kami berjalan sekitar 100
meter menuju rumahnya, kami melihat bapak Ajat sedang duduk di
halaman rumah sambil merokok.
Kami menghampiri dan ingin mewawancarai. Kami dipersilahkan
duduk dan memulai wawancara. Kami menanyakan luas kebun,
tanaman yang ditanam, setiap kapan mulai panen dan masalah apa
yang dihadapi ketika sedang berkebun.
Bapak Ajat menjawab bahwa kebun ini 8 Ha, kebun ini berisi pohon
durian, pisang dan singkong tetapi dominan durian. Panen pohon
durian ini setiap pada bulan januari dan Juni, pohon pisang panen
setiap 3 bulan sekali setelah berbuah dan singkong tiap 7 bulan.
Kendala yang dihadapi adalah setiap panen yang seharusnya
mendapatkan hasil yang banyak namun ternyata ada beberapa buah
duren yang hilang, pisang dimakan oleh kelelawar dan burung. Setelah
mewawancarai bapak Ajat kami pun langsung berpamitan dan lanjut
berkeliling untuk melihat apakah terdapat kebun yang lainnya.
Setelah berkeliling dari beberapa kebun tersebut kami mencoba
mencari kebun lainnya ternyata sudah tidak ada kebun lagi. Kami pun
memutuskan untuk balik karena kebun-kebun tersebut dirasa sudah
cukup untuk mewakili keadaan kebun-kebun yang ada di Bunar maka
kami pun memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Sekitar berjalan
300 meter akhirnya kami sampai di tempat awal dan beristirahat sambil

19 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
menulis tentang data kebun yang ada di desa bunar dan mulai menata
letak titik kebunnya.
A. Hasil Penelitian
a) Laporan teknik penelusuran alur sejarah Kampung Bunar

1.2 Sejarah Kampung Bunar

20 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Tahun Kejadian
1930 (jaman  Wilayah ini masih di jajah Belanda
Belanda )  Keadaan penduduk masih chaos
 Wilayah Bunar masih banyak dikelilingi
hutan dengan sedikit jumlah rumah
penduduk
 Masih ada kerja rodi
1948 Seorang tokoh bernama Ki Buyut Jagakaraya di
makamkan di Bunar
1960 Ada kejadian meninggalnya sepasang pengantin
di jembatan Bunar dan menjadikannya sebagai
mitos agar tidak ada warga yang malam-malam
melintas disana atau pendatang jangan bermain
air disana.
1965 Terjadi kemarau panjang selama 7 bulan
1975 Ada wabah penyakit cacar yang menyerang
anak-anak di Bunar
1980  Sawah warga dipaksa untuk di jual
 Keadaab di pinggiran rumah warga
masih berupa persawahan
1990  Beberapa lahan mulai dijadikan jalan
raya
 Sebagian lahan sawah mulai dijadikan
rumah oleh warga
2000 Terdapat perbaikan infrastruktur
2014  Ada pembangunan tower didekat rumah
warga
 Ada pembangunan lapangan

21 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
i. Asal nama Bunar
Desa atau udik menurut definisi universal adalah sebuah aglomerasi
permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah
pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang
dipimpin oleh Kepala Desa. Terbentuknya desa sebagai tempat tinggal
kelompok terutama disebabkan karena naluri alamiah untuk
mempertahankan kelompok. Didalam kelompok tersebut terjalin sendi-
sendi yang melandasi hubungan-hubungan antara sesama warga
kelompok berdasarkan hubungan kekerabatan/kekeluargaan, karena
tinggal dekat dan karena kesamaan kepentingan.
Setiap desa memiliki Sejarah berdirinya masing-masing. Setiap desa
memiliki ciri khas tersendiri yang membedakanya dengan yang lain.
Ada beberapa desa yang muncul karena daerah tersebut memiliki
sumberdaya alam yang melimpah dan ada juga yang lahir karena daerah
tersebut memiliki sungai yang besar yang bisa dijadikan sebagai lalu
lintas perdagangan yang dapatmenghubungkan daerah yang satu dengan
daerah yang lainya.Berdirinya suatu desa membutuhkan proses yang
lama dan berkesinambungan.Seperti halnya penelitian yang kami
lakukan mengenai sejarah yang terdapat di Kampung Bunar desa Bunar
yang memiliki ciri khas tersendiri serta gambaran mengenai pemetaan
kebun-kebun yang terdapat di desa Bunar yang dimiliki secara
perorangan oleh masyarakat tersebut.
Nama Bunar sendiri berasal dari bahasa Sunda yaitu beneur yang
berarti baik atau bagus. Kata beneur ini jika di ibaratkan biji padi
yaitu sebagai biji padi yang gemuk yang menghasilkan beras yang berisi
dan bagus.
Selanjutnya menurut pemaparan dari sesepuh di kampung bunar yaitu
bapak Nata mengatakan bahwa asal muasal kata Beuneur dari kisah

22 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
seseorang yang bernama Ki Buyut Jagakaraya yang berasal dari daerah
Banten dan beliau pesantren di Banjar. Beliau merupakan anak buah
atau murid dari Mama Banjar yang memiliki nama asli Syarif
Hidayatullah. Ki Buyut Jagakaraya merupakan seorang yang bekerja
sebagai tukang masak di pesantren tersebut, namun kegiatan belajar
dan mencari ilmu di pesantren ia terapkan dalam kehidupannya dan
memanfaatkan ilmun bagi kehidupannya meskipun beliau hanya sebagai
tukang masak dan bukan seorang santri yang rutin belajar di pesantren
tersebut.
ii. Kejadian penting yang ada di Bunar
Pada tahun 1965 di Bunar pernah terjadi kemarau panjang dengan
kurun waktu selama 7 bulan. Kemarau panjang itu menyebabkan
kekeringan pada lahan warga, namun untuk air minum tidak kesusahan
karena warga mempunyai sumber air minum dari sumber mata air yang
terdapat di Bunar yang letaknya tidak jauh dari pemukiman warga.
Sedangkan pada tahun 1975 hampir semua anak-anak di rumah
warga terkena penyakit cacar atau dalam bahasa Sunda di sebut denga
kuris yang tidak diketahui awal mulanya dan penyebabnya. Pada saat
wabah cacar ini menyerang anak-anak banyak warga mengobati dengan
cara tradisional karena pada tahun ini masih jarang adanya dokter dan
kebanyakan hanya paraji.
iii. Keadaan Bunar dulu dan sekarang
Keadaan di Bunar dulu dan sekarang pastilah jauh berbeda. Dilihat
dari padatnya penduduk Bunar sekarang karena banyaknya lahan-lahan
yang dulunya dijadikan kebun dan sawah namun sekarang dijadikan
rumah dan sebagai pemukiman. Di Bunar juga di bangun sebuah
lapangan bola oleh warga untuk dijadikan tempat berkumpul ataupun
dijadikan tempat untuk acara oleh warga sendiri.

23 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Seperti penuturan sesepuh di Bunar yaitu Bapak Nata yang
mengatakan bahwa dulu di pinggiran rumah warga masih berupa lahan
persawahan, namum sekarang sudah berubah menajdi jalanan dan
rumah-rumah yang dipakai warga. Juga pada lima tahun terakhir di
bangunnya sebuah tower untuk memudahkan komunikasi di Bunar.
b) Pembuatan sketsa kebun

Dari gambar sketsa kebun diatas terlihat jika kebun yang ada di
kampung Bunar ini berada di dekat rumah-rumah warga. Dimana ada
sawah yang berada tepat diantara tempat tinggal warga dan kebun-kebun
milik warga. Bila diperhatikan dari gambar diatas, ada beberapa kebun
yang dijadikan sebagai sketsa kebun karena dianggap sebagai kebun
yang bisa mewakili keadaan kebun-kebun yang lain pada umumnya di
kampung Bunar ini. Berikut ini pemaparan dari beberapa kebun tersebut:

 Sketsa Kebun milik Ajat kampung Bunar - Desa Bunar

24 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Kebun duren atau durian ini milik Pak Ajat RT 2 RW 3 Bunar
dengan luas 8 Ha. Di kebun ini terdapat beberapa tanaman lain selain
duren yaitu ada pisang dan singkong. Duren menjadi mayoritas di
kebun ini, dengan pohon pisang di beberapa bagian dan singkong yang
ada di sekeliling kebun tersebut.

Menurut penuturan pemilik, dengan menanam pohon duren memiliki


masalah seperti di setiap panen yang seharusnya mendapatkan hasil
yang banyak namun ternyata ada beberapa buah duren yang hilang.
Misal, dalam 15 pohon yang dimiliki ada sekitar 7 pohon yang hasil
buahnya berkurang.

Duren ini bisa dipanen 2 kali dalam setahun, yaitu pada bulan januari
dan juni. Sedangkan masa panen dari pisang yaitu 3 bulan setelah di
tanam dan yang kita ketahui bahwa pisang hanya bisa sekali berbuah.
Masa panen singkong yaitu 7 bulan setelah ditanam.

 Sketsa Kebun milik Makmur kampung Bunar - Desa Bunar.

25 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Kebun timun ini milik Pak Makmur dengan luas 16 m2. Di kebun ini
tidak hanya di tanami timun, namun juga di tanami singkong. Bisa
dilihat dari gambar, di sepanjang pinggiran kebun ditanami dengan
singkong sedangkan di bagian dalamnya di tanami oleh timun.
Penanaman timun ini bisa di panen dalam kurun 1 sampai 1,5 bulan
sebanyak lima kali panen dan banyak nya timun yang dihasilkan
tergantung dari banyaknya pohon yang ditanam.

Kebun timun ditanam ketika musim sedang panas, karena timun


membutuhkan suhu dan kelembapan yang pas sehingga tanaman tidak
akan mati, permasalahan penyakit dan hama tidak ada sehingga ketika
panen menghasilkan kualitas yang bagus.

 Sketsa Kebun milik Isep dan Ukon kampung Bunar -Desa Bunar

Kebun rambutan pada gambar diatas merupakan milik Pak Isep


dengan luas 8 m2. Sama seperti kebun-kebun yang lain, di kebun ini
juga tidak hanyak di tanami satu tanaman saja, namun beberapa
tanaman seperti rambutan, tebu dan pisang dan letak dari setiap
tanamannya tidak beraturan.

Masa panen dari ketiga tanaman diatas berbeda-beda. Rambutan


dipanen pada bulan november sampai febuari, pisang dipanen 3 bulan

26 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
setelah penanaman, dan tebu dipanen sekali dalam setahun dengan
masa tanam sekitar 11-12 bulan agar menghasilkan tingkat kematangan
yang sempurna.

Pohon rambutan sudah ditanam sejak 2008, kendala yang dihadapi


ketika panen adalah rambutan suka dimakan oleh tupai, dalam 1 pohon
tupai bisa mamakan banyak rambutan.

Selanjutnya yaitu ada kebun milik Pak Ukon dengan luas 3 m2. Di
kebun ini terdapat empat macam tanaman yaitu ada jambu, mangga,
pisang dan singkong. Mayoritas dari tanaman yang ada di kebun ini
yaitu jambu dengan masa panen 4 bulan sekali dalam setiap tahunnya.
Selanjutnya ada mangga yang juga dipanen 3 sampai 4 bulan dalam
kurun waktu satu tahun. Minoritas tanaman di kebun ini yaitu pisang
dan singkong dengan masa panen yang sudah disebutkan sebelumnya.

Di desa bunar pohon jambu sudah ditanam sejak 2014 dan pohon
mangga sejak 2010, pohon jambu biasanya panen setiap tahun dan
pohon mangga sekitar bulan september sampai november. Kendala
yang dihadapi ketika jambu dan mangga panen adalah dimakan oleh
kelelawar.

 Sketsa Kebun milik Sadna kampung Bunar -Desa Bunar

27 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Kebun kacang tanah ini milik Pak Sadna dengan luas 30 m 2 . Di
kebun ini selain kacang tanah juga terdapat tanaman pisang, singkong,
dan tebu di beberapa bagiannya. Singkong di kebun ini terdapat di
pinggiran dan tebu hanya terdapat ditengah-tengah kebun ini saja.
Sedangkan pisang hanya terdapat di beberapa bagian kebun ini dengan
jumlah yang sedikit.

Kacang tanah ini dipanen ketika sudah mencapai umur 90 hari setelah
di tanam. Alasan dari penanaman kacang ini agar lahan tidak kosong
saja dan ketika panen pun bisa ada yang di nikmati dan bisa juga untuk
di jual agar dapat penghasilan lebih.

Di daerah bunar sendiri kebun kacang tanah ditanam pada


pertengahan november sehingga pada bulan febuari kacang tanah
sudah siap panen, untuk permasalahan seperti penyakit dan hama
tanaman kacang tanah tidak memiliki permasalahan sehingga ketika
panen kacang tanah dapat menghasilkan kualitas yang baik.

 Sketsa Kebun milik Asep kampung Bunar - Desa Bunar

28 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Kebun pisang ini milik Pak Asep dengan luas 2 Ha. Kebun ini
berdekatan dengan rumah pemiliknya. Pisang dipilih sebagai tanaman
yang di menempati kebun dengan alasan karena perawatannya yang
gampang dan dengan masa panen yang tidak terlalu lama.

Penanaman ini membutuhkan sekitas 80-100 hari untuk siap panen


ketika sudah berbunga tetapi tergantung varietas. Kebun pisang biasa
ditanam setiap hari atau bisa dibilang ketika pohon pisang sudah
selesai panen maka akan langsung ditanam kembali pohon pisang
tersebut.

Kendala yang ada pada penanaman pohon pisang ini adalah ketika
pisang ingin panen pisang tersebut suka dimakan oleh kelelawar dan
burung-burung, terkadang dalam satu pohon pisang 4-5 buah pisang
sudah dalam keadaan rusak karena dimakan burung dan kelelawar.

 Sketsa Kebun milik Enjang kampung Bunar - Desa Bunar

29 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Kebun kesemek memiliki luas 60 M2, dalam penanaman ini
membutuhkan 190 hari untuk siap panen ketika sudah berbunga tetapi
ketika ingin panen juga dilakukan visualisasi terhadap keadaan buah
pohon. Pohon kesemek sendiri sudah ditanam sejak tahun 2012 dan
biasanya panen pada bulan Juli. Kendala yang dihadapi adalah ketika
ingin panen buah kesemek ini suka dimakan oleh kelelawar dan tupai,
terkadang dalam satu pohon ini buah yang dalam keadaan rusak 5-7.
Kepemilikan kebun kesemek ini bernama bapak Enjang.

2. Metode Penelitian Aktif Partisipatif


Teknik Jadwal Sehari-hari dan Bagan Urutan (Matriks Ranking)
A. Proses pengambilan data
a) Proses Pengambilan Data Teknik Jadwal Sehari – hari
Pada dasarnya PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif
semua pihak-pihak yang relevan dalam mengkaji tindakan yang sedang
berlangsung (dimana pengalaman mereka sendiri sebagai persoalan) dalam
upaya melakukan perubahan dan perbaikan kearah yang lebih baik. Untuk itu
mereka harus melakukan refleksi kritis terhadap konteks sejarah, politik,
budaya, ekonomi, geografis, dan konteks-konteks lain yang terkait. Yang
mendasari mengapa PAR dilakukan adalah kepentingan untuk mendapatkan
perubahan seperti apa yang dibutuhkan.
Selanjutnya kami peneliti menggunakan pendekatan PAR ini karena
setelah melihat kondisi social yang terjadi PAR dinilai sangat mendukung
dalam proses pemberdayaan yang akan dilakukan dengan subyek masyarakat
kampung Bunar. Berikut beberapa tahapan dan metode yang kami lakukan
dalam proses menemukan data.
Kami angkatan 2017 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
kelas 5 A, mengadakan sebuah penelitian untuk menyelesaikan tugas

30 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
mata kuliah Metodologi Riset Aksi Partisipatif (PRA). Pada tanggal 2
Desember kami tiba di Desa Bunar, tepatnya di kampung Bunar,
Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
Sebagai pemetaan awal, kami mengawali kedatangan kami dengan
berkeliling kampung dan saling menyapa dengan penduduk sekitar,
tujuannya tak lain ialah untuk membangun sebuah kepercayaan. Dalam
hal ini pula kami menggunakan teknik observasi.
Kampung Bunar bisa terbilang desa yang cukup padat, karena
penempatan rumah-rumah warga saling berdekatan. Ketika saya
disana, saya jarang menemukan selokan di area rumah-rumah warga,
selokan yang paling besar ada di depan persimpangan jalan yaitu di
sisi-sisi jalan besar. Kampung Bunar ini juga masih memiliki area
persawahan dan bukit-bukit di belakang rumah warga, dari persawahan
ini kita bisa melihat banyaknya pohon sawit yang menjulang.
Di Kampung Bunar, memiliki sungai yang cukup dimanfaatkan oleh
warga. Biasanya ibu-ibu disana mencuci pakaian hingga mandi disana.
Setiap pagi dan siang hari banyak ibu-ibu beserta anaknya
menghabiska waktu di sungai untuk mencuci dan mandi. Sungai disana
benar-benar menjadi bagian dari kehidupan warga Desa Bunar
khusunya kampung Bunar, kampung Kadaka, dan kampung yang dekat
dengan aliran Sungai tersebut.
Kelompok kami mendapat tugas untuk menggali informasi
mengenai teknik jadwal sehari – hari dan teknik pembuatan bagan
urutan. Teknik jadwal sehari – hari dalam metode PAR digunakan
dengan tujuan untuk mencari waktu yang tepat untuk mengadakan
sebuah FGD (Forum Group Discussion) dengan warga setempat untuk
mencari solusi bersama terkait permasalahan yang sedang dialami.

31 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Teknik yang selanjutnya adalah teknik pembuatan bagan urutan,
Tujuan dari teknik ini adalah mencari prioritas masalah dan memilih
alternatif pemecahan masalah terbaik dengan potensi yang ada.
Alternatifnya bisa berupa program, kegiatan, atau teknologi.
Dalam penelitian ini, kami mengamati secara langsung ke desa dan
kampung yang kami tuju. Dengan teknik ini kita bisa mengamati
langsung, bagaimana kondisi geografis, sosiokultural masyarakat
sekitar. Selanjutnya kami menggunakan teknik wawancara.
Penelitian yang kami lakukan memiliki pendekatan yang bersifat
kualitatif, sangat mengandalkan pada data lapangan yang diperoleh
melalui informan, responden, dan observasi pada setting sosial yang
berkaitan dengan subjek yang diteliti. Kami mengamati secara
langsung responden. Teknik pengamatannya dapat dilakukan dengan
percakapan, wawancara terstruktur dan dengan beberapa kombinasi
teknik sesuai dengan kondisi permasalahan yang diteliti.
Pada penelitian lapangan akan sering terjadi kontak antara peneliti
dengan responden untuk memahami realitas sosial yang lebih dalam.
Sering menyita banyak waktu dan menguras fisik serta pikiran, bahkan
tak jarang mengundang bahaya. Beberapa teknik dalam menemukan
data, kami menggunakan beberapa teknik.
Pertama, kami menggunakan teknik pengumpulan data yaitu teknik
interview atau biasa disebut dengan teknik wawancara. Teknik ini
didasarkan pada pengetahuan atau keyakinan pribadi, oleh karena itu
sifat dari metode pengumpulan data ini bersifat kualitatif karena
jawaban yang kami peroleh bisa sewaktu – waktu berubah (tidak
menyesuaikan dengan naskah wawancara) tergantung pada jawaban
narasumber. Hal ini dikenal dengan teknik snowball.

32 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Kemudian teknik selanjutnya adalah teknik sampling tujuan yang
kami inginkan tak lain adalah memperoleh gambaran secara deskriptif
tentang karakteristik unit observasi yang termasuk ke dalam sampel,
dan untuk melakukan generalisasi serta memperkirakan parameter
populasi. Hal ini karena kami selaku peneliti tidak akan mampu
mengadakan pengamatan secara mendalam kepada seluruh unit atau
individu yang berada dalam populasi penelitian. Beberapa hambatan
tentu menjadi alasan penggunaan teknik ini sebagai contoh, akses yang
terbatas terhadap beberapa populasi penelitian dan keterbatasan
anggaran dalam melakukan penelitian.
Teknik sampling yang kami gunakan ialah non-probabilitas yang
bersifat kualitatif. Untuk menjawab permasalahan khusus yang sulit
diungkap dan tidak mudah dianalisis secara statistik. Teknik non-
probabilitas ini pula bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sifatnya
belum jelas , memberi gambaran tentang kumpulan unit observasi yang
kemudian dijadikan landasan bagi penerapan sampel probabilitas yang
lebih tepat dan akurat.
Sebelum turun ke lapangan untuk menggali data yang ada pada
masyarakat, terlebih dahulu kita mencoba membangun kepercayaan
sebelum kita meminta data dan informasi, dengan cara mengobrol
santai dalam rangka menjalin sebuah ikatan yang lebih kuat, sehingga
nantinya kami lebih mudah dalam menggali informasi. Dengan cara
ini, biasanya warga akan lebih kooperatif dalam memudahkan
memperoleh informasi. Selain itu, pertama kami meminta izin terlebih
dahulu kepada ketua RT dan beberapa tokoh masyarakat untuk
meminta izin dan pendampingan dalam menemukan informasi yang
ada di masyarakat.

33 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Setelah melakukan observasi dan mengadakan beberapa komunikasi
secara terbuka kepada masyarakat kampung Bunar, keesokan harinya
barulah kami memulai penggalian data dengan mendatangi beberapa
rumah penduduk yang akan menjadi sampel dalam laporan kami.
Keenam narasumber yang kami wawancarai bernama bapak Sofyan,
bapak Endih, ibu Ertin, ibu Tita, ibu Teti dan bapak Nata.
Sebelum kami bertemu dengan narasumber kami, terlebih dahulu
kami bertemu dengan seorang stakeholder yang ada di kampung
Bunar, untuk mendapat pendampingan dalam menggali data. Beliau
bernama bapak Endih atau akrab disapa kang Endih/ ustaz Endih.
Beliau seorang guru agama dari pondok pesantran Manba’ul Ulum
yang masih berada di kawasan kampung Bunar, sehingga banyak
penduduk kampung Bunar yang menganggap beliau adalah salah satu
tokoh masyarakat yang berada di kampung Bunar.
Dalam hal ini kami telah mempersiapkan jenis pertanyaan yang
nantinya diajukan kepada narasumber yang akan kami temui. Jumlah
narasumber yang kami jadikan sampel berjumlah enam orang, untuk
menghindari laporan yang bersifat bias gender, maka tiga diantara
narasumber kami adalah laki – laki dan tiga lainnya perempuan.
Selama proses menggali data kami juga banyak mencari informasi
tentang penduduk di sekitar kampung Bunar. Tujuan kami tersebut
pertama, untuk melakukan triangulasi data, hal ini diperlukan sebagai
acuan untuk menyajikan laporan secara akurat dan teliti. Kedua,
memastikan warga manakah yang sekiranya bisa untuk diwawancarai,
mengingat setiap individu memiliki urusan pribadi yang tidak bisa
diganggu oleh orang lain termasuk tim peneliti.
Dalam menggunakan metode triangulasi memanglah memiliki
banyak resiko, yaitu prosesnya yang menguras waktu dan uang,

34 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
sebagai contoh untuk mendatangi narasumber yang bekerja sebagai
pedagang, kurang rasanya apabila kami hanya datang dan mengadakan
wawancara saja, maka untuk menggali data lebih dalam kami harus
merogoh kocek kepada setiap pedagang yang kami datangi.
Waktu yang terkuras pun juga cukup banyak, dengan proses
penggalian data yang relatif harus dilakukan secara cepat, kami harus
rela menunggu beberapa jam untuk menemukan narasumber, karena
pada saat itu menunjukkan siang hari, dimana warga setempat sedang
sibuk dengan pekerjaan mereka masing – masing.
Meskipun terdapat kendala yang cukup menyulitkan kami selaku
tim peneliti, pada akhirnya kami dapat memperoleh beberapa data dari
narasumber berkat bantuan dari kang Endih. Karena beliau adalah
seorang tokoh masyarakat setempat, sehingga banyak masyarakat yang
bersedia membantu kami untuk memperoleh data.
b) Proses Menemukan Data Teknik Bagan Urutan
Pemaparan diatas merupakan proses dari memperoleh data yang
dipaparkan untuk membuat teknik jadwal sehari – hari, selanjutnya
adalah proses memperoleh hasil data yang dipaparkan pada teknik
pembuatan bagan urutan, sebagai berikut.
Berdasarkan sampel yang kami dapatkan terdapat beberapa orang
yang bekerja sebagai petani ladang dan memiliki hasil bumi yang
dialokasikan ke beberapa bagian, seperti untuk di konsumsi, sebagai
baha bakar, makanan ternak, bahan bangunan, dan pupuk dari beberapa
yang warga hasilkan dalam berkebu atau bertani seperti pisang, durian,
cempedak, nangka, sangon, padi, ramburan da manggi. Sudah pasti
barang-barang tersebut akan di alokasikan ke beberapa yang tadi sudah
di jelaskan.

35 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Setiap yang di hasilkan rata-rata adalah buah-buahanm yang mana
memiliki waktu panen atau waktu musimnya masing-masing seperti
halnya durian, buah musiman ini akan panen setahun sekali sekitar
awal tahun antara bulan Januari, Febuari sampai Maret waktu panen
besar-besarannya. Warga yang memilki kebun durian akan
mengumpulkan hasil panennya lalu di alokasinkannya menjadi dua
bagian yaitu di konsumsi sendiri dan juga pastinya di jual. Durian di
desa Bunar mempunyai kualitas yang sangat bagus dan rasanya yang
enak, tiap tahhun pasti mereka akan menjualnya dan memiliki harga
yang relatif terjangkau bahkan murah.
Selain durian ada manggis yang memiliki waktu panen juga,
waktunya terjadi setelah panen duria atau sekitar bulan April, Mei,
Juni. Jumlah pohon manggis memang tak sebanyak pohon durian tetapi
menghasilkan buah yang sangat banyak, warga juga biasa
mengalokasikannya u tuk di konsumsi sendiri dan di jual ke warga
sekitar atau bahkan ke luar-luar daerah seperti Jakarta dan bahkan
manggis yang pernah kita makan beli dari pinggir jalan atau toko bisa
jadi manggis dari desa Bunar.
Dari hasil wawancara kami, salah seorang warga mengatakan “yang
paling di minati di sini adalah buah durian dan manggis” karena
katanya setiap bulan panennya banyak pengepul yang datang kemari
untuk membawa dan mejual kembali ke luar-luar daerah seperti
Jakarta, tak sedikit warga yang menjualnya ke pengepul dan tak sedikit
juga warga yang mejualnya secara sendiri.
Lalu ada cimpedak, Cimpedak ini sebenarnya adalah sejenis buah
nangka namun memiliki bentuk yang lebih kecil dan rasa yang sangat
manis dan juga terkstur yang sangat lembek juga saat sudah matang.
Waktu panennya sekitar di bulan Agustus, pohon-pohon cimpedak

36 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
biasa juga terlihan ada di pekarangan warga atau ladang warga, biasa
warga juga akan mengalokasikannya utuk di konsumsi dan juga di jual.
Cimpedak adalah buah yang sangat unik dengan rasa yang kuat dan
sangat manis, warga desa biasa menggunakannya sebagai bahan
makanan gorengan dengan do goreng menngunakan terigu yang sudah
di adoh lalu di goreng, seperti hal nya pisang goreng, ada yang di jual
dan ada yang hanya untuk di makan sendiri, namun warga biasa
menjualnya dalam betuk masih buah di pinggir jalan dekat kantor desa
Bunar.
Buah-buahan di desa bunar memiliki kualitas yang sangat baik dan
mampu bersaing di pasaran, terbukti setiap waktu panen banyak
pengepul yang berdatangan, warga desa Bunar bersyukur akan hal ini
karena memiliki daerah atau tanah yang sangat subur. Hal ini selalu di
manfaatkan oleh warga untuk terus menanam bibit buah supaya hasil
panen bisa lebih banyak di kedepan harinya
Dapat terlihat jelass saat kami mengelilingi desa bunar, walaupun
memiliki daerah yang padat penduduk tetapi masih memilik banyak
pepohonan terutama pohon buah-buahan dan masih terapat hamparan
sawah yang sangat luas sekali, saat kami melihat-lihat sawah memang
terlihat jelas juga bekas warga memane, dan ternyata benar karena saat
kamii ke sana adalah waktu setelah panen kata dari seorang salah satu
petani di sana dan akan mulai kembali menanam bibit padi di awal
tahun.
Salah seorang petani mengatakan bahwasanya petani desa bunar
sama sekali tidak pernah merasa mendapat bantuan dari pemeritah
daerah atau pemerintah puat berupa pengetahuna maupun bibit untuk
bertanam, mereka lakukan semuanya secara mandiri dan tidak pernah
berharap adanya bantuan. Bibit mereka beli sendiri dan bahkan cara

37 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
bertani mereka di lakukan atau di pelajari secara otodidak dari turun
menurun dan hebatnya mereka memiliki hasil tani yang memiliki
kualitas sagat tinggi
Untuk padi mereka juga biasa mengkonsumsikannya sendiri dan
juga di jual ke pasar-pasar terdekat. Dari hasil panen tersebut mereka
dapat menstok ketersediaan makanan hingga 10 bulan bahkan 12
bulan higga waktu panen tiba kembali. Padi yang sudah panen pastinya
akan di pisahkan dari gabahnya, gabahnya mereka akan jadikan
sebagai bahan bakar utuk memasak pengganti dari kayu bakar,
terdengar sangat unik tetapi hal tersebut adalah ide yang cukup bagus
karena dari pada menjadi sampah dan berserakan begitu saja, lalu
tangkai-tangkai dan juga dedaunan bekas hasil pertumbuhan padi juga
akan di bawa dam dijadikan pakan ternak seperti sapi, kambing dan
domba.
Saat kami merjalan-jalan sekitar desa juga melihat banyak terdapat
pohon pisang hampir di setiap pinggir sawah dan di pekarangan atau
ladang warga, kebanyak dari pohon pisang tersebut adalah pisang
kepok, pisang kepok walaupun tidak begitu enak saat di makan
langsung tapi bisa memiliki rasa yang sangat enak saat di olah menjadi
bahan maknan.
Terdapat juga jenis pisang-pisang yang lain yang rasanya juga jauh
lebih enak, biasa warga memanen pisang sekitar 3 sampai 4 bulan
sekali tergantung musim dan cuaca. Hasil panen juga akan di jual dan
di konsumsi sendiri, pisang hasil perkebuan di Desa bunar memang tak
sebagus dari hasil perkebunan yang lainya, itu sebabnya warga desa
lebih sering untuk di konsumsi dan hampir setengah di jual di pasar
dengan harga terjangkau.

38 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Hasil pnen warga yang lainnya adalah buah nangka, buah ini
memang sudah sering kita temui, bahkan di desa bunar pohon nangka
bisa tumbuh secara sembarang di tempat-tempat yang bukan miliki
warga. Terlihat juga hampir di setiap ladang dan pekarangan warga
bahkan ada juga di depan rumah tempat laki-laki menginap.
Nangka yang di hasilkan memang lebih sering di konsumsi sendiri
dan sama halnya dengan cimpedak warga juga bisa menjadikan nangka
sebagai bahan makanan seperti di goreng atau di makan langsung,
tetapi jika yang di hasilkannya memiliki jumlah yang sangat banyak
maka warga juga akan menjualkannya dengan harga perpotong karena
megingat buah nangka adalah buah yang sangat besar dan supaya
warga bisa membeli dengan harga terjangkau.
Buah nangka tidak seperti nangka cipedak yang panen hanya sekali
dua kali tetapi buah nangka bisa panen sekitar dau bulan sekali sampai
tiga bulan sekali, pohon nangka yang subur akan mengeluargan pucuk
nangka terus menerus, untuk menungguya matang memag
membutuhkan waktu yang cukup lama, ada yang akan di panen mentah
dan ada yang harus dipanen matang.
Kayu pohon nangka sebenernya bagus utuk bahan bagunan, namun
warga menghindari hal tersebut karena menyayangi akan hal tersebut
dan lebih memanfaatkan dedaunannya sebagai pakan ternak.
Warga lebih memilih kayu sengon sebagai bahan bangunan karena
memang itu kegunaan dan manfaatnya, dulu kayu sengon sangat di cari
karena sebagai dasar pembuatan rumah tetapi sekarang penggunaan
kayu sengon berkurang karena sesuai perkembangan zaman warga
lebih memiliki membuat tembok semen dan tiang beton dalam
pembuatan rumah. Tetapi hingga sekarang masih di gunakan dalam
membuat rumah karena kayu sengon memiliki tekstur kayu yang

39 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
sangat kuat dan kokoh. Dalam memanfaatkan kayu sengon warga
bukan hanya menebang saja warga juga terus melakukan penanaman
kembali supaya pohon sengonn bisa terus lestari. Pohon sengon yang
dapat di manfaatkan juga adalah pohon yang bisa dikatakan cukup
umur dan tua jadi tidak sembarang dalam memanfaatkannya.
Kayu pohon sengon juga biasa warga jual ke warga setempat
bahkan ke luar daerah, entak sebagai bahan bangunan atau untuk
kerajinan, minat warga terhadap kayu sengon memang tidak begitu
tinggi tetapi tak sedikit juga yang membutuhkannya karna secara
pemasaran memang masih belum begitu menyeluruh apallagi belum
banyak orang lain yang tau tentang kayu sengon, bahkan kami pun saat
pertama kali mendenngarnya merasa bingung dan baru megetahuinya.
Warga juga sering mencari ranting-ranting pohon sengon untuk di
kumpulkan dan dijadikan sebagai bahan bakar untuk memasak
mengganti kompor gas, jika salah seorang warga memiliki stok yang
sangat banyak lalu ada warga yang ingin membelinya maka itu juga
dapat di jual, tetapi alokasi utamanya adalah untuk digunakan sendiri
bukan di jual, rainting ranting pohon sengon akan patah dan jatuh ke
bawah saat cabang baru bertumbuhan, itulah hal yang dimanfaatkan
oleh warga untuk memungutnya dan memanfaatkannya, siapapun
boleh mengambil sepuasnya dan sebanyaknya sesuai kebutuha mereka.
Salah satu musim yang di tunggu-tunggu oleh warga desa dan yang
lainny adalah musim panen buah rambutan, buah rambutan hanya
panen setahun sekali, perkiraan sekitar pertengahan tahun dan akhir
tahun, untuk memanennya juga tidak terlalu lama dan dapat di prediksi
dengan mudah, apalagi buah rambutan adalah buah yang paling cepat
matangnya, jadi ketika pohon rambutan sudah menumbuhkan

40 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
rambutan-rambutan kecil bisa kita tunggu sekitar satu sampai satu
setengah bulan.
Dari info yang kami dapat, hasil panen rambutan akan di alokasikan
untuk di konsumsi dan di jual ke pasar atau di jual ke pengepul, sesuai
dari pemilik hasil panen tersebut, dalam satu buah pohon rambutan
bisa menghasilkan kurang lebih 200 ikat rambutan dan siap untuk
langsung di jual dengan harga yang sangat terjangkau
Dari semua hasil panen yang di hasilkan oleh warga desa Bunar
yang laing di nanti-nanti adalah buah durian, kita juga tahu
bahwasanya buah durian aalah buah yang sangat di suka masyarakat
Indonesia dan sangat di nanti-nanti musimnya, karena saat masuk
musimnya kita bisa menemukan durian jenis apapu dan harga
berapapun dengan rasa yang sangat enak. Dari info yang kita dapat
juga, durian desa Bunar termasuk durian yang di faforitkan oleh warga
lain, walaupun yang di hasilkan hanya durian biasa tetapi memiliki rasa
yang sangat enak, di sukai oleh orang-orang dan sangat du tunggu-
tunggu kehadiran musim panennya, selain itu bila kita ingin membeli
dengan cara mendatangi langsung kita bisa mendapat harga yang
sangat murahdan tentunya kita harus bersaing dengan para pengepul.
Kemudian untuk memperoleh data pekerjaan penduduk, kami
selaku tim melakukan sinkronisasi data dengan mata kuliah lain yaitu,
mata kuliah demografi, karena dalam melakukan penelitian ini kami
juga mengambil data sensus penduduk untuk memenuhi tugas mata
kuliah demografi. Setelah sinkronisasi kami melakukan triangulasi
kepada beberapa warga setempat yang kami kunjungi, guna untuk
memperkuat isi data yang dipaparkan.
B. Hasil Penelitian
a) Teknik Jadwal Sehari-hari

41 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
1) Data diri : Uhin Sofian
 TTL : Bunar, 01 April 1968
 Alamat: Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor ,
Jawa Barat, Indonesia
 Pekerjaan: Buruh
Tabel 2.1 Sampel Jadwal Sehari-hari masyarakat kampung bunar

No Waktu Kegiatan
1. 07.00 – 12.00 Bekerja di pabrik kusen
2. 12.00 – 13.00 Istirahat
3. 13.00 – 17.00 Kembali bekerja
4. 18.00 – 20.00 Istirahat sholat Maghrib dan Isya
5. 20.00 – 21.00 Istirahat menonton televisi atau berkegiatan
lainnya & Tidur malam

Bapak Uhin Sofian adalah kepala keluarga yang bekerja sebagai


buruh. Beliau mempunyai istri bernama Suci. Pada saat Bapak Uhin
sedang bekerja, Ibu Suci lah yang mengurusi semua kebutuhan rumah
tangga. Sepasang suami istri ini rutin bangun pukul 04.30 pagi.
Kemudian sholat berjamaah dengan satu anak laki-lakinya yang
bernama Roni. Setelah sholat berjamaah Bapak Uhin masih melanjutkan
membaca Al-Quran, Ibu Suci melanjutkan membuat sarapan pagi,
sedangkan Roni bersiap-siap mandi untuk berangkat sekolah. Pada
pukul 06.00 pagi mereka melakukan sarapan pagi. Pada pukul 06.30
pagi Roni bergegas untuk berangkat ke sekolah dan pukul 07.00 pagi
Bapak Uhin juga bergegas untuk berangkat ke tempat beliau kerja.

42 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Setelah suami dan anaknya sudah berangkat melakukan
aktivitasnya, Ibu suci melanjutkan untuk beres-beres rumah, nyuci, dan
masak sampai pukul 11.00 pagi. kemudian pada pukul 12.00 siang
Bapak Uhin sudah pulang ke rumah untuk Ishoma sampai pukul 13.00
siang. Setelah Ishoma Bapak Uhin kembali lagi ke tempat pekerjaan
nya. pada pukul 14.00 siang, Roni sudah pulang dari sekolahnya
dilanjutkan makan, nonton tv, dan pukul 15.00 sore bersiap-siap
berangkat untuk mengaji sampai pukul 16.30 sore. Pada pukul 17.00
sore Bapak Uhin dan Roni sudah sampai di rumah. Dan Ibu Suci
bergegas menyiapkan untuk makan sambil mengobrol-ngobrol mengenai
aktivitas yang hari itu dilakukan sampai pukul 18.00 petang.

Kemudian pada saat adzan berkumandang mereka bersiap-siap


untuk melakukan sholat maghrib berjamaahb + wirid sampai pukul
19.00 malam. Dilanjut melakukan sholat isya berjamaah. Setelah sholat
isya berjamaah pada pukul 19.30 Ibu Suci beres-beres di dapur sampai
pukul 20.00 malam, kemudian istirahat dengan Bapak Uhin sambil
nonton tv, dan Roni Mengerjakan tugas dari sekolahnya. Pada pukul
21.00 malam berbarengan untuk tidur.

2) Data diri : Endih


 TTL : Bunar, 18 Agustus 1978
 Alamat : Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor ,
Jawa Barat, Indonesia
 Pekerjaan : Pengajar / Serabutan

Tabel 2.2 Sampel Jadwal Sehari-hari masyarakat kampung bunar

No Waktu Kegiatan

43 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
1. 07.00 – 12.00 Berkebun di tanah milik kerabat
2. 12.00 – 15.00 Istirahat sholat Zuhur & Tidur siang
3. 15.00 – 16.30 Mengajar ngaji di Masjid Al-Ading Bunar
4. 16.30 – 17.30 Istirahat
5. 17.30 – 20.30 Merapihkan rumah orangtua
6. 20.30 – 00.00 Meronda di Pos Kamling RT.02/RW.01

Bapak Endih adalah kepala keluarga yang bekerja berkebun. Dan


mempunyai istri bernama Aminah. Di rumah mereka hanya tinggal
berdua. Dan belum mempunyai anak. Pada pukul 04.30 pagi bersama-
sama bangun untuk melakukan sholat berjamaah dan mengaji sampai
pukul 05.30. kemudian Ibu Aminah masak sarapan pagi sampai pukul
06.30 pagi. Lanjut sarapan bersama-sama sampai pukul 07.00. Dan
Bapak Endih bergegas untuk berangkat kerja. Ibu Aminah beres-beres
rumah, nyuci, dan masak sampai pukul 10.00 pagi. setelah itu mandi dan
pergi ke rumah tetangga untuk berbincang santai sampai pukul 11.00
pagi. kembali ke rumah pada pukul 12.00 siang. Begitupun dengan
Bapak Endih pulang dari berkebun pukul 12.00 siang. kemudian mandi,
sholat Dzuhur berjamaah dengan Ibu Aminah sampai pukul 12.30 siang
dan dilanjut melakukan makan siang bersama.

Pada pukul 14.00 Bapak Endih melanjutkan aktifitasnya untuk


mengajar ngaji anak-anak sampai pukul 16.30 sore. Ibu Aminah
mengikuti pengajian dari jam 16.00 sore sampai pukul 17.00. Pulang
kerumah dan istirahat nonton tv bersama Ibu Aminah sampai pukul
17.30. Kemudian pada pukul 18.00 sholat maghrib berjamaah sampai
pukul 18.30. lanjut Bapak Endih bergegas untuk berangkat ke rumah
orangtua nya untuk memberi makanan dan membantu kebutuhan di

44 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
rumah orangtua nya sampai pukul 20.30 malam. Dilanjut ngeronda
sampai pukul 00.00 malam. Kemudian Ibu Aminah di rumah pada pukul
20.00 malam sampai pukul 21.30 malam istirahat, nonton tv. Dan pukul
22.00 malam bergegas untuk tidur.

3) Data Diri : Ertin Martini


 TTL : Bogor, 31 Agustus 1958
 Alamat : Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor ,
Jawa Barat, Indonesia
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga dan mempunyai sampingan
dagang masakan

Tabel 2.3 Sampel Jadwal Sehari-hari masyarakat kampung bunar

No Waktu Kegiatan
1. 05.30 Bangun pagi
2. 05.30 – 06.00 Shalat Subuh & Wirid
3. 06.00 – 10.00 Merapihkan rumah (menyapu, mencuci,
memasak)
4. 10.00 – 15.00 Berjualan makanan ringan
5. 15.00 – 18.00 mengaji di majelis ta’lim Ponpes Manba’ul
Ulum
6. 18.00 – 20.00 Sholat Maghrib, Mengaji, Sholat Isya
7. 20.00 – 22.00 Istirahat
8. 22.00 Tidur malam
Ibu Ertin sebagai ibu rumah tangga yang juga memiliki kegiatan
lain sebagai pedagang makanan yang dilakukan di depan halaman
rumahnya. Beliau juga memiliki seorang suami yang bernama Joni. Pak
Joni sebagai kepala rumah tangga bekerja sebagai seorang petani, beliau

45 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
biasa melaksanakan aktivitas berkebun sejak pagi hari, mulai dari subuh
jam 04.10 beliau memulai hari dengan kegiatan sholat subuh di Masjid
yang terletak di sebrang jalan masuk menuju rumahnya.

Dilanjutkan pada pukul 05.00 pagi berangkat menuju perkebunan


miliknya yang berada pada 500 meter dari rumahnya. Beliau bekerja
sebagai petani ladang mulai dari jam 05.00 pagi sampai jam 13.00 siang,
selesai berkebun ia beristirahat sampai sore menjelang Ashar jam 03.00,
selepas sholat Ashar beliau memiliki waktu santai sampai jam 17.00
kemudian setelahnya ia bergegas bersih – bersih diri untuk bersiap
melaksanakan sholat Maghrib. Pak Joni memiliki waktu luang sekitar
pukul 18.30 sampai waktu menjelang Isya. Setelah sholat Isya beliau
beristirahat sampai pukul 21.00 barulah setelah itu beliau tidur malam.

Ibu Ertin dan Pak Joni juga memiliki dua orang anak, laki – laki dan
perempuan. Anak perempuan bernama Suji sebagai anak pertama dan
sudah sebagai juru parkir di RSCM, dia juga sudah melakukan migrasi
out. Sedangkan anak kedua bernama Restu masih bersekolah di SMP
Negeri 1 Cigudeg yang letaknya sekitar 2 KM dari rumahnya.

Restu anak kedua dari bapak Joni dan Ibu Ertin melaksanakan
aktivitas mulai dari pukul 04.10 sholat subuh, dilanjutkan pukul 05.00
membantu orang tua menyiapkan dagangannya, merapihkan rumah, dan
membersihkan diri, kegiatan tersebut berakhir sampai pukul 06.00,
setelah itu ia bersiap berangkat sekolah pukul 06.30 naik angkutan
umum.

Sepanjang hari dihabiskannya waktu di sekolah sampai jam 15.00.


sepulang sekolah ia beristirahat dirumah, membersihkan diri dan pergi
berangkat ke masjid untuk mengaji, aktivitasnya sepulang sekolah mulai

46 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
dari pukul 15.00 sampai pukul 16.00. setelah itu dilanjutkan dengan
mengaji sampai pukul 17.30 menjelang maghrib. Di sela – sela waktu
maghrib sampai Isya ia menghabiskan waktu dengan mengerjakan tugas
sekolahnya. Jika tidak memiliki pekerjaan rumah, biasanya dia bersantai
seperti menonton televisi. Setelah sholat Isya pukul 19.30 ia kembali ke
rumah dan melanjutkan tugas sekolahnya sampai pukul 21.00. seluruh
kegiatannya berakhir sampai pukul 21.00.

4) Data Diri : Tita Rosyita


 TTL : Bogor, 13 Oktober 1985
 Alamat: Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor ,
Jawa Barat, Indonesia
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga dan mempunyai sampingan
dagang seblak + otak-otak
Tabel 2.4 Sampel Jadwal Sehari-hari masyarakat kampung bunar

No Waktu Kegiatan
1. 04.30 Bangun pagi, Sholat subuh di rumah
2. 05.00 – 07.00 Merapihkan rumah
3. 07.00 – 07.30 Mengantar anak sekolah
4. 07.30 – 09.00 Mencuci pakaian
5. 09.00 – 20.00 Berjualan di warung depan rumah
6. 20.00 – 23.00 Istirahat dan mempersiapkan dagangan
7. 23.00 Tidur malam

Ibu Tita mempunyai suami bernama Bapak Roni yang memiliki


pekerjaan sebagai Tukang ojek biasanya memulai aktivitas pada pukul
05.00 yang diawali dengan bangun pagi dan sholat subuh lalu pada

47 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
pukul 06.00 melanjutkan aktivitas dengan mengantar anakke sekolah
pada pukul 06.30, dan berangkat bekerja pada pukul 07.00, lalu pada
pukul 16.00 Bapak Roni kembali ke rumah dan melanjutkan aktivitas
apapun yang bisa dikerjakan dirumah, dan setelah itu atau pada pukul
18.00 Bapak Roni pergi ke Masjid untuk melakukan sholat berjamaah
hingga Isya, dan pada pukul 20.00 kembali kerumah dan istirahat.

Rahmi Rahmidiani adalah anak perempuan dari sepasang suami istri


ini yaitu seorang pelajar, setiap hari Rahmi bangun tidur pada pukul
06.00 dan menyiapkan keperluan untuk sekolah. Pada pukuk 07.00
Rahmi diantar oleh Ibu Tita dan Bapak Roni untuk kesekolah, pada
pukul 12.00 Rahmi pulang dari sekolah dan melanjutkan tidur siang
hingga pukul 14.30, setelah itu ia pergi bermain bersama teman teman
hingga pukul 16.00 dan melanjutkan aktivitas dengan pergi mengaji
hingga pukul 18.00. pada pukul 18.00 hingga isya ia melaksanakan
sholat berjamaah di masid, setelah pukul 20.00, ia pulang kerumah,
belajar dan pada pukul 21.00 ia kembali beristirahat.

5) Data Diri : Teti Sumiati


 TTL : Bogor, 11 Februari 1993
 Alamat: Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor ,
Jawa Barat, Indonesia
 Pekerjaan : Sukarelawan / IRT / Pedagang

Tabel 2.5 Sampel Jadwal Sehari-hari masyarakat kampung bunar

48 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
No Waktu Kegiatan
.
1. 04.00 Bangun pagi
2. 04.00 – 06.00 Shalat Subuh dan mengaji
3. 06.00 – 07.00 Membantu anak mempersiapkan diri
menuju sekolah
4. 07.00 – 07.30 Mengantar anak sekolah
5. 07.30 – 10.00 Merapihkan rumah (mencuci)
6. 10.00 – 10.30 Menjemput anak sekolah
7. 10.30 – 11.30 Memasak
8. 11.30 – 13.00 Menjual gorengan
9. 13.00 – 18.00 Mengantar warga ke kantor Dukcapil
10. 18.00 – 19.30 Mengaji di rumah
11. 19.30 – 22.00 Istirahat
12. 22.00 Tidur malam

Ibu Teti mempunyai suami bernama Bapak Jajat. Seterusnya sampai


waktu magrib tiba Pak Jajat kembali untuk istirahat dan makan, terutama
sholat. Setelah sholat magrib Pak Jajat biasanya akan bertadarus hingga
waktu isya. Untuk warungnya sendiri buka sejak pukul setengah delapan
pagi hingga jam delapan malam. Letak warungnya sendiri tidak jauh dan
masih berdekatan dengan rumahnya. Saat waktu istirahat biasanya Pak
Jajan di gantikan oleh anak perempuannya yg bernama Delvi dan Sabila,
mereka masih pelajar, Delvi sudah kelas 3 SMA sementara adiknya
Sabila masih kelas 2 SMP, keseharian mereka adalah bersekolah dan
menggantikan ayahnya berjaga warung saat istirahat. Itupun ketika saat
mereka sudah pulang sekolah biasanya saat waktu asar dan juga magrib,

49 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
selebihnya mereka bermain. Waktu malam hari di gunakan untuk
belajar, mengerjakan tugas dan juga mengaji. Pukul 21.00 malam
mereka semua bersiap-siap untuk tidur.

Pak Jajat memilki seorang istri yg setia bernama Ibu Teti, Beliau yg
mengurus rumah tangga keluarga Bapak Jajat, setiap pagi beliau
membangunkan anak-anaknya untuk bersekolah sekaligus membantu
untuk bersiap siap dan membuatkan sarapan walapun hanya sekedar
makanan-makanan rebus, itu sudah menjadi hal yang biasa bahkan
cukup istimewa.

Setiap sebelum zuhur beliau akan mengantarkam makanan untuk


istrinya yang sedang berjaga warung dan tak jarang beliau juga
membantu pak Jajat untuk berjaga warung terutama saat ishoma, waktu
sore harinya di gunakan untuk mengaji di pengajian ibu-ibu setempat
hingga jam 5 sore. Sama seperti pak jajat beliau juga membaca Qur’an
di ba’da magrib hingga waktu isya tiba. Selebihnya Ibu Teti mengurus
pekerjaan rumah tangga di bantu dengan kedua putrinya dan juga
tentunya Pak Jajat.

6) Data Diri : Abah Nata


 TTL : Bogor, 06 Juli 1951
 Alamat: Jl. Raya Cigudeg, Bunar, Kec. Cigudeg, Bogor ,
Jawa Barat, Indonesia
 Pekerjaan : Petani Ladang
Tabel 2.6 Sampel Jadwal Sehari-hari masyarakat kampung bunar

No Waktu Kegiatan
.
1. 04.30 Bangun pagi

50 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
2. 04.30 – 05.00 Shalat Subuh dan Mengaji
3. 05.00 – 08.00 Membaca koran
4. 08.00 – 12.30 Pergi meladang ke sawah yang terletak di depan
rumahnya
5. 12.30 – 15.00 Istirahat/ Tidur siang
6. 15.00 – 16.00 Menimba Air dari sungai ciracas atau dari sumur
milik sendiri
7. 16.00 – 18.00 Istirahat dan mengurus cucu
8. 18.00 – 20.00 Sholat maghrib dan Isya di Masjid Al-Ading
Bunar, disela – sela itu beliau mengaji
9. 20.00 Tidur malam

Abah Nata sekarang tinggal berdua bersama istrinya di rumah yang


terletak di kampung Bunar tepatnya di RT 01. Anak-anak beliau semua
sudah berumah tanga dan sekarang sudah tinggal di luar daerah. Sebagai
seorang ibu rumah tangga, Umi (Istri Abah Nata) sesekali sering
membantu abah pergi ke sawah atau ke ladang setelah pekerjaan di
rumah selesai. Biasanya saat musim panen umi bersama abah pergi ke
ladang untuk memanen buah-buahan seperti campedak, durian, manggis
dll. Atau sesekali umi sering membantu abah untuk mengambil air di
tempat mata air.

Sebagai seorang petani Abah bekerja tidak terikat oleh waktu, jadi
waktu kerja abah lebih fleksibel. Hal itu menjadikan waktu berkumpul
umi dan abah menjadi semakin sering. Biasanya abah pulang ke rumah
sekitar dzuhur dari setelah duhur sampai malam abah biasanya ada di
rumah. Kegiatan umi yang lainnya selain pekerjaan rumah tangga dan

51 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
membantu abah ke sawah atau ladang, Umi sering ikut pengajian di
majlis talim bersama ibu-ibu.

b) Bagan urutan (matriks ranking)


Berdasarkan sampel yang kami dapatkan terdapat beberapa orang
yang bekerja sebagai petani ladang dan memiliki hasil bumi yang
dialokasikan ke beberapa bagian, antara lain:
 Hasil Pertanian Masyarakat Kampung Bunar.
Sampel yang kami peroleh menurut masyarakat yang bekerja
sebagai petani ladang, mayoritas hasil tani dan ladang berupa Pisang,
Durian, Cempedak, Nangka, Sengon, Padi, Rambutan, dan Manggis.
Hasil bumi yang telah disebutkan dialokasikan untuk beberapa jenis
bahan pemenuhan kebutuhan.
Menempati urutan pertama tanaman Padi sebagai tanaman yang
paling banyak dialokasikan untuk beberapa jenis pemenuhan
kebutuhan. Tanaman padi di kampung Bunar menjadi tanaman yang
paling banyak ditanam dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup.

Tabel 2.7 Matriks Rangking Hasil Pertanian Masyarakat Kampung


Bunar

Kon Pakan Bahan


Kayu Pupu Jumla Ran
No Jual sum Terna Bangun
Api k h k
si k an
Pisang √ √ 2 III
Durian √ √ 2 III
Cempe
√ √ 2 III
dak

52 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Nangka √ √ √ 3 II
Sengon √ √ √ 3 II
Padi √ √ √ √ √ 5 I
Rambut
√ √ 2 III
an
Manggi
√ √ 2 III
s

 Tabel Profesi dan Pekerjaan Penduduk Kampung Bunar


Berdasarkan sampel yang kami peroleh, mayoritas penduduk
kampung Bunar bekerja sebagai Wiraswasta, barang yang
diperdagangkan beraneka macam, mulai dari pakan ternak, sembako,
makanan ringan, sayur dan buah – buahan. Beberapa warga yang
berjualan buah – buahan biasanya bergantung pada musim panen buah
yang ada.
Menempati urutan kedua, yaitu penduduk yang bekerja sebagai
Petani. Meskipun, populasi penduduk yang bekerja sebagai petani kian
berkurang dari tahun ke tahun, akan tetapi jumlah petani yang ada di
kampung Bunar hanya turun satu ranking dari sebelumnya.
Beberapa penduduk yang bekerja sebagai petani diantaranya juga
bekerja sebagai pedagang. Biasanya seorang kepala keluarga yang
bertani dan istrinya bekerja sampingan dengan berjualan.
Tabel 2.8 Matriks Rangking berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Desa Bunar

Teknik Matriks Ranking Berdasarkan Pekerjaan Jumlah Ranking


Buruh 12 2
Petani 10 3

53 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Karyawan Swasta 7 5
Pedagang 5 7
Wiraswasta 18 1
Perawat 3 9
Tukang Jahit 2 10
Guru 8 4
Juru masak 6 6
Polri 1 11
Mekanik 4 8

3. Teknik Pembuatan Peta Desa Dan Teknik Wawancara Keluarga


Petani
A. Proses pengambilan data
a) Pengambilan Peta Desa Bunar
Di kampung Bunar, kami berhasil menentukan tata letak yang
menurut kami cukup strategis, yaitu adanya indomart, pondok
pesantren, polsek jasinga, praktek dr. Widya, warung, bengkel,
posyandu, kantor kelurahan, MIS (Madrasah Ibtidaiyah Swasta),
masjid, sungai, PLN (Pembangkit Listrik Negara), dan sawah. Di
kampung Bunar banyak sekali rumah dan rumah tersebut rata-rata
saling berdekatan sehingga cukup banyak penduduk yang tinggal di
kampung Bunar.
Kami membagi kelompok dalam menentukan tata letak yang akan
kami buat menjadi sebuah peta. Kelompok tersebut ada yang terdiri
dari 2 dan 3 orang. Kami membagi kelompok ini untuk lebih
memudahkan kita dalam penulisan dan juga mempersingkat waktu
agar waktu yang ada tidak terbuang sia-sia. Serta kami juga dibantu

54 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
oleh warga dalam memberi arahan tentang nama tiap-tiap jalan dan
RTnya.
Dalam menggambar peta desa kita membagi orang dalam
kelompok, ada yang berjalan ke arah utara, ke selatan, dan ke barat,
dan seiring arah kita menghafal dan menggambar tata letak desa bunar
kita didampingi oleh Wak Lia, ada Pak RT, dan pak ustad. Wak Lia,
Pak RT, dan Pak Ustad ini sangat membantu kami, karna mereka tidak
hanya menemani saja tetapi mereka mesjelaskan tata letak suatu
tempat, di antar dari RT ke RT, dan dengan begitu memudahkan kita
untuk benar-benar menggambar tata letak peta desa bunar ini.
Disana mereka mengasih tau secara detail peta desa Bunar,
disamping itu mereka juga menceritakan kegiatan sehari hari warga
desa Bunar, dari aktivitas, kebiasaan yang di lakukan ci mulai dari pagi
hingga malam yang dilakukan masyarakat desa, yang mencakup ibu-
ibu, anak-anak dan bapak-bapak disana. Dalam proses pembuatan peta
ini membuat kita jadi mengetahui tempat-tempat atau lokasi yang
indah-indah seperti ada kali ci durian yang dapat kita nikmati dengan
keindahanya. Selain itu, sungai atau kali ci durian ini menjadi tempat
para ibu-ibu untuk mencuci pakaian dll. Pemandangan yang di
suguhkan kali di durian ini sangat indah dan membuat kita untuk
mengunjungi tempat tersebut berulang-ulang.
Pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB, kami berkumpul di Masjid
untuk membuat jadwal kumpul pada pukul 19.30 WIB untuk membuat
sketsa dasar atas tata letak dalam pembuatan peta dan memutuskan
untuk kembali ke tempat penginapan. Pada keesokan harinya kita
mendatangi kantor desa bunar untuk mensinkronkan antara peta kita
dan peta desa Bunar, saat kita melihat peta desa bunar yang ada
dikantor desa masih banyak lokasi yang belum terupdate oleh

55 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
pemerintah desa bunar. Dalam hal perbedaan yang terjadi lantaran
hasil penemuan kami serta data yang ada di kantor kelurahan.
Kemudian, kami bergegas untuk mengecek kembali hal-hal yang
memang harus kami data ulang.
Setelah itu kami juga mulai membuat sketsa peta desa terlebih
dahulu menggunakan kertas dan ditulis dengan pensil, agar saat
penulisan peta desa yang tulis ini masih bisa di benarkan, karena kita
juga menggabungkan hasil yang kita dapat di lapangan agar peta yang
kita buat sesuai dengan aslinya. Setelah itu, kami bergegas pulang
berjalan dan mengecek kembali lokasi-lokasi yang sudah kita gambar.
Dan sedikit bertanya ke warga mengenai tempat-tempat yang baru,
misalnya rumah pak dokter, tempat loudryan, dan lokasi tempat
kumpulnya anak muda (cafe). Dengan menanyakan kembali tempat-
tempat yang mau kita tulis di peta dan menanyakan tempat baru dan
sebagainya ini kepada masyarakat bertujuan untuk membenarkan atau
menyakinkan bahwa tempat-tempat yang akan kita tulis di peta itu
benar adanya dan sesuai dengan yang ada di lapangan.
Setelah sampai di posko perempuan hal yang kami lakukan pertama
kami ialah membuka hasil data yang telah kami dapatkan, lalu
mensesuaikan dengan data desa, membuat arahan penugasan, serta
menyiapkan alat-alat yang akan kami pergunakan dalam pembuatan
atau media yang kami gunakan untuk membuat peta desa, setelah itu
kami langsung membenarkan kembali tata letak yang masih kurang
tepat. Kami menggambar menggunakan kertas gambar yang lebar dan
menggunakan pencil 2b agar lebih mudah dihapus ketika salah.
Kamipun membersihkan diri setelah beraktivitas seharian ini. Pada
pukul 19.30 WIB, kamipun berdiskusi dan membuat sketsa dasarnya di
kertas yang sudah kami beli sampai pukul 22.30 WIB. Keesokan

56 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
harinya kamipun membuat peta dari sketsa dasar yang telah kami buat
di sebuah laptop. Dalam hal ini, kami membuat dua tim untuk
pembagaian tugas, ada yang membuat hasil wawancara dengan petani
dan ada yang membuat sketsa peta desa yang telah kami dapatkan.
Dalam membuat hasil wawancara, tim ini terdiri dari 2 orang. Tim
ini menggunakan laptop dengan aplikasi Microsoft Office, yang
bertujuan untuk mempermudah dalam pengerjaannya. Tim ini
menjelaskan dengan data asli hasil wawancaranya, namun di rangkai
dengan kata-kata yang baik agar hasilnya nanti dapat mudah
dimengerti. Pada tim ini, 1 orang bertugas mengetik dan 1 orang lagi
bertugas untuk memberitahu datanya dan mengedit agar hasil datanya
terlihat rapih. Kemudian, apabila sudah selesai membuat hasil
wawancaranya, maka tim ini membantu tim pembuat peta tentang apa
saja yang dibutuhkan dalam pembuatannya.
Dalam membuat peta, tim ini terdiri dari 3 orang. Tim ini
menggambar dengan sketsa dasarnya pada sebuah kertas yang dibantu
oleh warga dalam memberi arahan tentang nama tiap-tiap jalan dan
rtnya. Salah satu warganya ialah Wak Lia, Pak RTt, dan Pak Ustad.
Wak lia, pak RT, Pak Ustad, dan warga lainnya ini sangat membantu
kami, karena mereka tidak hanya menemani saja tetapi mereka
menjelaskan tata letak suatu tempat, di antar dari RT ke RT, dan
dengan begitu memudahkan kita untuk benar-benar menggambar tata
letak peta desa bunar ini.
Tim ini membuat sketsa peta desa terlebih dahulu dengan
menggunakan kertas dan ditulis dengan pensil, agar saat penulisan peta
desa yang tulis ini masih bisa di benarkan. Kemudian, setelah selesai
dalam membuat sketsa dasar, keesokan harinya mendatangi kantor
desa Bunar untuk mensinkronkan antara sketsa peta kita dan peta desa

57 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Bunar. Saat melihat peta desa bunar yang ada dikantor desa, ternyata
masih banyak lokasi yang belum di update oleh pemerintah desa
Bunar. Kemudian, tim ini mengajak tim pembuat hasil wawancara
untuk langsung bergegas untuk mengecek kembali hal-hal yang
memang harus didata ulang.
Tim ini dan tim pembuat hasil wawancara meninjau lokasi yang
belum di update oleh pemerintah desa Bunar dengan bertanya ke para
warga mengenai tempat-tempat yang baru, misalnya rumah pak dokter,
tempat loudryan, dan lokasi tempat kumpulnya anak muda (cafe).
Dengan menanyakan kepada para warga tentang tempat-tempat yang
mau kita tulis di peta, dan tempat baru, yang bertujuan untuk
membenarkan atau menyakinkan bahwa tempat-tempat yang akan kita
tulis di peta itu benar adanya dan sesuai dengan yang ada di lapangan.
Tim ini langsung membenarkan kembali tata letak yang masih kurang
tepat.
Kemudian, tim ini membuat peta dari sketsa dasar yang telah dibuat
di sebuah laptop. Tim ini mulai dengan wilayah dari Indomart yang
dekat dengan jalan pertigaan, dan diakhiri dengan Posyandu dan
Masjid. Selanjutnya, tim ini membuat gang ± 8, salah satunya ialah
GG. RW02 / RT01.02, GG. Anggur Hejo, GG. Damai, dan GG. RW01
/ RT01. 02. 03. Tim ini membuat tata letak yang posisinya strategis
untuk membaca petanya dengan mudah, yaitu indomart, pondok
pesantren, polsek jasinga, praktek dr. Widya, warung, bengkel,
posyandu, kantor kelurahan, MIS (Madrasah Ibtidaiyah Swasta),
masjid, sungai, PLN (Pembangkit Listrik Negara), dan sawah.
b) Teknik Wawancara Keluarga Petani
Pada tanggal 04 Desember 2019, kami yang beranggotakan 5 orang
melakukan perkenalan dengan para warga dan pengakraban diri

58 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
dengan para warga dengan cara berkeliling kampung Bunar dan
berkomunikasi dengan para warga yang kami temui. Kami tidak hanya
berkekeling bersama teman kelompok kami saja, tetapi kami juga
sempat berpapasan dan bertemu dengan teman kelompok yang lain.
Kami sempat bersama dalam mencari informasi untuk memenuhi tugas
PRA ini. Saat kita mencari warga yang ingin kami cari salah satunya
narasumber kami yang satu ini. Para warga yang kami lewatin mereka
semua sangat ramah dan menyambut kedatangan kami dengan baik.
Kami saling menyapa satu sama lain antara warga dan mahasiswa y
ang lewat dalam hal ini menunjukan warga setempat baik dan ramah,
dan tidak hanya itu warga setempat pun cukup membantu kami dalam
mencari yang kami butuhkan serta mempermudah dalam penugasan k
ami. Perjalanan kami dimulai dengan saling menginformasikan atau be
rkumpul pada tempat wanita untuk mendiskusikan tujuan yang akan ka
mi datangkan.
Kami berkumpul mulai jam 09.00 WIB dan breafing kemana saja te
mpat yang harus kami datangkan, setelah sudah tau di bantu dengan su
mber-sumber yang teman-teman ketahui kami mulai menyusuri jalan s
erta bertanya rumah yang tepat dari narasumber yang akan kami datang
kan. Kami mulai perjalanan pukul 10.00 WIB dengan bertujuan menca
ri naraumber serta untuk mengetahui tata letak dan kondisi kampung
Bunar yang akan kami gambarkan menjadi sebuah peta.
Kita juga mengakrabkan diri dengan menanyakan keadaan desa,
sejarahnya dan juga menanyakan tentang masyarakat sekitar tersebut
agar kita bisa tau kebiasaan yang di lakukan masyarakat agar
memudahkan kita juga untuk bersosialisasi dengan warga setempat.
Masyarakat disana cukup terbuka dan berantusias pada kedatangan
kami, sehingga dalam mennggali informasi cukup lebih mudah. Untuk

59 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
tempat tinggal kita terbagi mejadi tiga, ada yang tinggal dirumah
nenek, dirumah ustadz dan dirumah wak lia. Jarak antara posko
perempuan dan laki laki lumayan cukup jauh. Maka dari itu posko
perempuan biasanya dijadikan tempat breafing dan evaluasi.
Agar kita menambahkan keakraban dengan warga sekitar, terkadang
kita juga ikut dalam kegiatan mereka seperti datang ke pengajian ibu-
ibu, menonton pertandingan bola antar RT yang diadakan setiap sore,
dan lain-lainnya. Nah, biasanya di kegiatan tersebut masyarakat
banyak yang hadir dan membuat kita bisa saling tatap muka, ngobrol
serta saling tanya-menanya suatu hal yang belum kita ketahui tentang
segala hal yang ada di desa Bunar. Tidak hanya kepada para orang
dewasa saja, kami juga mengakrabkan diri dengan para anak-anak
kecil.
Cara yang kami lakukan dalam pengakraban diri bersama anak kecil
dengan bermain bersama, ajak bernyanyi, mengikuti kebiasaan yang
mereka lakukan kesehariannya. Cara pendekatan kita juga tidak sehari
saja, namun pada saat pengerjaan tugas lain kita sembari menanyakan
hal-hal yang memang bersangkutan dengan tugas PRA ini.
Kegiatan majelis ta’lim disana cukup aktif setiap hari ada kegiatan
kaji mengaji, dan untuk anak-anak ada TPA untuk menimba ilmu
mereka. Namun, masih kekurangan terhadap metode pengajaran. Saat
berkeliling, kamipun menanyakan kepada para warga tentang lokasi
tempat tinggal dari keluarga petani yang ada di kampung Bunar.
Sekitar 30 meter kita berjalan kami melihat segerombolan warga
sedang bersantai, dari situ kita langsung mengajak ngobrol mereka
untuk menggali sedikit informasi mengenai desa bunar.
Dengan cara kita bergabung dengan mereka dan mencoba berbaur
membuat kita dengan mudah mendapat informasi dari mereka serta

60 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
mencari kebenaran terhadap informasi yang sebelumnya sudah kita
dapatkan.
Para wargapun memberitahu kami tempat tinggal dari keluarga
petani, dan kamipun memilih keluarga petani yang asli kampung ini
dan sudah cukup lama tinggal disini. Kamipun langsung menuju ke
rumah keluarga petani tersebut. Kami berjalan kaki dengan jalan yang
kanan-kirinya banyak pohon dan rerumputan, dan rumah warga.
Kemudian, kamipun melewati sawah yang lumayan luas untuk bisa
sampai ke rumah keluarga petani tersebut.
Saat kami memilih untuk mendatangi ke kediaman beliau, kami
menjelaskan tujuan kami datang ketempat beliau terlebih dahulu serta
memperkenalkan diri kami masing-masing, yang bertujuan untuk
mengakrabkan diri dan menumbuhkan rasa percaya beliau terhadap
kami, agar nanti segala pertanyaan yang kami tanyai beliau bisa suka
rela menjawabnya tanpa rasa indimidasi dan sebagainya.
Keluarga petani tersebut di kepalai oleh Abah Nata. Abah Nata
berumur 68 tahun. Pendidikan terakhir Abah Nata dan istrinya hanya
sampai kelas 3 sekolah dasar (SD). Istri Abah Nata pendatang dari
daerah Leuwiliang, yang tidak terlalu jauh dari kampung Bunar. Abah
Nata memiliki 10 orang anak, tetapi ada satu anaknya yang terserang
penyakit step atau kejang karena demam sehingga menyebabkan satu
anaknya itu meninggal saat masih bayi. Anak-anak beliau yang lainnya
rata-rata merantau untuk bekerja, ataupun menikah. Keseharian Abah
Nata sering di temani oleh istrinya, aktivitas keseharian mereka hampir
sama dengan aktivitas kebanyak warga desa yang sebelumnya telah
kami wawancarai, bangun subuh untuk solat subuh, mandi, siap siap
untuk ke kebun dan tak lupa istri abah menyiapkan kebutuhan yang
akan Abah bawa seperti air minum, dan bekal seadanya saja.

61 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Selain itu, kami pun menanyakan jenis pertanian apa saja yang
Abah geluti. Jenis pertanian yang Abah geluti, yaitu menanam pisang,
nangka, duren, cempedak dan masih banyak lagi. Dan kemaren di desa
bunar sedang musim buah cimpedak, Luas lahan yang dimilki oleh
Abah saat ini sebanyak 130 Meter. Jumlah tersebut tidak murni dari
awal Abah menjadi petani, tetapi sudah mengalami penjualan sebanyak
100 Meter pada zaman 2003.
Kamipun menanyakan tentang hasil ladang dan pengepul. Kalau
mendapatkan hasil ladang yang banyak biasanya sebagian ada yang di
jual dan sebagiannya lagi dikonsumsi oleh keluarga Abah, dan
biasanya pengepul yang akan datang ke Abah jadi tidak perlu repot-
repot menawarkan hasil ladang tersebut. Namun perkebunan yang
beliau miliki sering kali di konsumsi oleh keluarganya saja, jarang
untuk dijual ke pengepul.
Masa panen terjadi pada setiap 3 bulan sekali, dan dalam
pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang dimiliki oleh beliau tersebut
di lakukan dengan cara otodidak atau tidak ada yang mengajarkannya.
Dengan demikian abah jadi tau cara untuk menyelesaikan masalah
yang terjadi di pengelolaan ataupun pemanfaatan lahan yang beliau
miliki dengan sendirinya karna beliau benar-benar turun sendiri ke
lahan tersebut. Dengan keotodidakan abah dalam bercocok tanam ini
membuat abah ahli dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi
terhadap lahan atau tumbuhan yang abah tanam. Dengan demikian,
abah dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan mudah.
Masalah pertanian yang pernah terjadi itu ada hama yang
mengganggu pertumbuhan pohon atau buah yang ditanam, hingga
mempengaruhi hasil buah yang kurang baik dan ada pula informasi
bibit gratis dari pemerintah namun biti-bibit tersebut tidak sampai

62 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
kepada abah nata, menurut beliau banyak bantuan bibit dari pemerintah
yang tidak dibagikan dari pemerintah secara merata jadi mau tidak mau
Abah Nata membeli bibit yang ingin di tanamnya sendiri. Abah dalam
mengelola kebunnya dengan menggunakan air dari kali Cipangarus
yang menjadi sumber utamanya.
Selain itu, kamipun menanyakan soal penyakit yang pernah terjadi
di kampung Bunar dan pelayanan KB. Abahpun memberi tahu bahwa
penyakit yang pernah terjadi pada desa bunar ini ialah penyakit cacar
yang terjadi secara masal, dan pelayanan KB sudah berjalan dengan
baik dan sudah di sosialisasikan. Para masyarakat mengikuti aturan KB
juga karena adanya informasi seputar KB. Kamipun menanyakan
beberapa pertanyaan lainnya dan Abah menjawabnya dengan baik dan
detail. Dari jawaban atas pertanyaan kami, kami mendapatkan data
yang begitu jelas apa adanya.
Setelah melakukan wawancara, kamipun berkeliling desa kembali
untuk mengetahui tata letak yang belum kami lakukan sebelumnya.
Wilayah kampung Bunar menurut kami lumayan luas, karena banyak
sekali jalan kecil yang harus kami lalui. Wilayahnya dimulai dari
Indomart yang dekat dengan jalan pertigaan, dan diakhiri dengan
Posyandu dan Masjid. Desa bunar sendiri juga memiliki akses jalan
besar yang sering di lalui oleh kendaraan truk truk besar bermuatan
bahan bahan bnagun dan bahan lainnya. Kampung Bunar memiliki
gang ± 8, salah satunya ialah GG. RW 02 / RT 01.02, GG. Anggur
Hejo, GG. Damai, dan GG. RW 01 / RT 01. 02. 03.

63 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
B. Hasil Penelitian
a) Teknik Pembuatan Peta Desa Bunar

b) Teknik wawancara keluarga petani


Kami sekelompok mewawancarai keluarga petani yang bernama
Abah Nata kedudukan beliau di dalam keluarga sebagai Kepala
Keluarga, wilayah rumah beliau bertempat di Kampung Bunar, beliau
berumur 68 tahun dan memiliki keluarga. Pendidikan terakhir yang
pernah dikecap beliau dan istrinya hanya sampai kelas 3 sekolah dasar
(SD). Abah Nata ini memang warga asli dari Kampung bunar tetapi
istrinya pendatang dari daerah Leuwiliang.
Abah Nata memiliki 10 orang anak, tetapi ada satu anaknya yang
terserang penyakit step atau kejang yang menyebabkan salah satu dari

64 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
10 anak itu meninggal saat masih bayi. Kesembilan anak beliau sudah
tidak tinggal bersama dengan Abah Nata ini dan ada beberapa yang
merantau ke Jakarta, hingga Abah Nata dan istri hanya tinggal bersama
dengan 1 cucunya. Anak Abah Nata yang bekerja di luar kampong ini
membantu perekonomian Abah Nata dan istri untuk memenuhi
kebutuhan hariannya atau untuk kebutuhan ladang.
Dari secara ekonomi, Abah Nata bisa dibilang memiliki rumah yang
layak dalam artian rumah tersebut berdiri kokoh dengan dinding, atap,
lantai, jendela, dan juga di lengkapi dengan pagar besi. Jenis pertanian
yang Abah geluti ini dengan menanam pisang, nangka, duren,
cempedak dan masih banyak lagi. Luas lahan yang dimilki oleh Abah
saat ini sebanyak 130 Meter. Jumlah tersebut tidak murni dari awal
Abah menjadi petani, tetapi sudah mengalami penjualan sebanyak 100
Meter pada zaman 2003.
Jenis tanaman yang banyak di tanam beliau itu jenis tanaman
pangan, yang paling banyak di tanam itu pohon pisang. Kalau
mendapat hasil ladang yang banyak biasanya sebagian ada yang di jual
dan biasanya pengepul yang akan datang ke Abah jadi tanpa perlu
repot-repot menawarkan hasil ladang tersebut. Biasanya masa panen
terjadi pada setiap 3 bulan sekali. Abah ini dalam pengelolaan lahan
dan pemanfaatan lahan yang dia miliki, Abah mengolahnya dengan
cara otodidak atau tidak ada yang mengajarkan dan diberi penyuluhan
kepada beliau.
Masalah pertanian yang pernah terjadi itu ada hama yang
mengganggu pertumbuhan pohon atau buah yang ditanam, dengan
adanya hama ini Abah beranggapan bahwa beliau harus memakai
pembasmi hama agar pohon yang ditanam tidak terjangkit hama dan
lain sebagainya. Selain itu, masalah yang kerap di rasakan oleh Abah

65 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
ialah bibit yang tidak di bagikan dari pemerintah secara merata jadi
mau tidak mau Abah Nata membeli bibit yang ingin di tanamnya.
Abah yang tinggal bersama istri dan cucunya di luas bangunan yang
cukup besar dan nyaman. Sumber air yang digunakan oleh keluarga
Abah merupakan sumber mata air yang terdapat di samping rumah
Abah Nata, jarak untuk sampai di sumber mata air tersebut berjarak
400 meter. Hambatan untuk memperoleh air bagi Abah Nata jika air
sedikit maka abah harus mengambil air dari kali lebih dalam lagi.
Sumber utama yang digunakan Abah Nata untuk mengairi kebon
dengan menggunakan air kali Cipangarus.
Penyakit yang pernah terjadi pada desa bunar ini ialah penyakit
cacar yang terjadi secara masal, pada hal ini penyebab yang terjadi
tidak diketahui seperti apa pastinya. Penolongan pertama yang terjadi
pada kejadian ini adalah dibawa ke Puskesmas terdekat yang berjarak 7
km dari desa tersebut. Pada desa ini, untuk pelayanan KB sudah
berjalan dengan baik dan memang sudah di sosialisasikan. Para
masyarakat mengikuti aturan KB juga karena adanya informasi seputar
KB.
Untuk fasilitas sekolah pada desa ini cukup memadai untuk SD
berjarak 2 km, dan SMP berjarak 2-3 km dari desa tersebut, untuk
SMA sederajat para warga harus menggunakan transportasi terlebih
dahulu. Untuk pendidikan khusus pada usia dewasa di desa ini belum
pernah terjadi atau belum ada. Pada daerah ini, transportasi yang
digunakan dan sering beroperasi pada desa ini merupakan angkutan
umum atau mobil Carrie, yang mana pada daerah tersebut menjadi alat
pertama untuk berpergian.
Pada kawasan desa ini, untuk fasilitas jalan biasanya di fasilitasi
oleh para pejabat desa atau biasanya di lakukan oleh para calon kepala

66 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
desa setempat. Masalah besar pada transportasi hanya terjadi pada
jalan utama yaitu banyaknya mobil truk besar yang melintas membawa
muatan yang banyak, yang sehari bisa berkali-kali melewati jalan
utama tersebut. Lembaga yang aktif pada kawasan desa ini adalah
seperti PKK dan Pengajian Remaja.
Jadwal kegiatan dari keluarga ini seperti halnya Abah Nata dan
istrinya bangun pagi untuk melakukan Sholat Subuh, biasanya meraka
melakukan sholat subuh berjamaah dan tak luput untuk mengajak cucu
Abah untuk melakukan sholat subuh juga, jika Abah Nata pergi ke
kebun biasanya beliau berangkat pada jam 8 pagi sampai jam 12 siang
lalu pada adzan dzuhur beliau pulang untuk istirahat dan melakukan
sholat dzuhur.
Saat Abah pergi ke kebun, biasanya istri Abah melakukan kegiatan
memebersihkan rumah dan memasak untuk orang dirumah. Pada
waktu sore, biasanya Abah serta istrinya istirahat sejenak untuk
melepaskan lelah yang ada. Setalah Adzan Maghrib, biasanya Abah
serta Umi melakukan Tadarus bersama. Cucu Abah kerja hingga larut
sore baru sampai di rumah.
4. Perubahan Jenis Tanaman, Curah Hujan, Ketersediaan Lahan,
Pekerjaan, Dan Prosedur Kependudukan Desa Bunar
A. Proses pengambilan data
a) Perubahan Jenis Tanaman, Curah Hujan, Ketersediaan Lahan,
Pekerjaan
Proses pengambilan data perubahan-perubahan pada desa Bunar
dengan menggunakan data primer dan sekunder, data primer di peroleh
dengan cara mendatangi warga secara langsung sedangkan data
sekunder diperoleh dari catatan yang ada di kantor desa.

67 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Untuk memperoleh data-data primer yang kita cari, tentunya
masyarakatlah yang dapat memberikan informasi-informasi yang
dibutuhkan. Sehingga, sebelum memulai kegiatan PRA ini, terlebih
dahulu melakukan pendekatan sosial kepada masyarakat setempat agar
keberadaan kami dapat diterima dan masyarakat pun tidak merasa
terganggu dengan kedatangan kami di desa Bunar ini.
Sebelum melaksanakan proses PRA di desa Bunar ini, tentunya hal
pertama yang kami lakukan adalah melakukan sosialisasi kepada warga
setempat terkait tujuan dan kegiatan yang akan kami lakukan di desa ini.
Kami sangat beruntung karena sebelumnya juga sudah berjumpa dengan
warga dari satu rumah ke rumah lainnya ketika melakukan sensus
penduduk terkait penggalian data-data demografi di desa Bunar ini.
Untuk data sekunder yang kami cari, kami mendatangi kantor desa
untuk menanyakan, memastikan dan mencocokan data yang kami dapat
langsung dari warga dengan data yang ada di kantor desa. Disana kita
hanya menemui staff desa yaitu Bu Nonon, Bu Hilda dan Bu Nuni.
Mereka memberikan kami copy-an dari data singkat desa Bunar.
Data pertama kami himpun dengan cara mendatangi kantor desa,
kami mendatangi kantor desa pada pagi hari, sejak sehari sebelum
penghimpunan data kami sudah menyepakati dahulu jam keberangkatan
untuk mencari data, selain jam keberangkatan kami juga menyepakati
tempat berkumpul sebelum berangkat bersama. Dikarenakan tempat
tinggal dari anak perempuan dan laki-laki berbeda kami maka diperlu
menentukan titik kumpul terlebih dahulu.
Setelah anggota kelompok terkumpul semua barulah, kami
berangkat bersama menuju kantor desa, sesampainya dikantor desa salah
satu anggota kelompok yang bernama Andi tidak sengaja menginjakkan
kakinya ke sebuah hasil pencernaan (kotoran) seekor binatang yaitu

68 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
ayam, dimana kotoran ayam tersebut memang berada di pelataran kantor
desa sehingga karena ketidak hati-hatiannya pun terinjaklah oleh si
Andi. Jadilah ia harus memisahkan diri pergi ke belakang sekolah dasar
yang berada disebelah kanan kantor desa untuk mencuci kakinya.
Dikantor desa kami mencari data tentang administrasi
kependudukan dan juga data pekerjaan. Data yang kami dapatkan terkait
pekerjaan yaitu, awal mula penduduk desa setempat rata rata bekerja
sebagai petani sawah dan petani kebun, juga beberapa yang menjadi
paraji/dukun. Dimana pekerjaan yang di lakoni oleh penduduk desa
disebabkan karena geografis desa yang berada di dataran tinggi dan
masih banyak lahan-lahan kosong yang dapat digunakan untuk bercocok
tanam.
Jenis buah yang paling banyak di tanam di desa Bunar itu buah
durian, manggis serta rambutan. Buah-buah tersebut bisa kita temui
dipekarangan rumah warga serta dikebun-kebun warga.
Namun semakin banyaknya penduduk, beberapa lahan pertanian
berubah fungsi menjadi pabrik dan perumahan. Perubahan itu pun
mempengaruhinya berubahnya pekerjaan penduduk, semenjak itu
banyak dari penduduk setempat berprofesi menjadi buruh dan pedagang.
Saat di kantor desa di selang kita menanyakan data untuk laporan,
kita pun ngobrol - ngobrol dengan staff desa. Seperti saling menanyakan
tempat tinggal, kegiatan apa aja yang kami lakukan, serta di lengkapi
gurauan-gurauan untuk mencairkan susana.
Sebelum kami meninggalkan kantor desa kami meminta saran nama
tokoh yang dapat kami temui untuk menanyakan perubahan-perubahan
yang terjadi pada desa Bunar ini. Nama yang terlontar yaitu Bapak
Salim selaku tokoh masyarakat yang juga mempunyai jabatan sebagai
ketua RW 06.

69 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Kami pun pergi meninggalkan kantor desa namun kami tidak
langsung pergi menemui Bapak Salim melainkan kami istirahat sejenak
di aula masjid yang berjarak hanya satu bangunan dari kantor desa. Di
masjid kami meriview kembali pertanyaan serta jawaban yang terlontar
di kantor desa tadi.
Waktu istirahat selain meriview kami pun jajan jajanan SD yang ada
tidak jauh, sekaligus bernostalgia waktu kecil dulu, bagaimana tidak
pada saat itu kami dapat merasakan kembali ayam krispi dengan harga
seribu rupiah walaupun isi dari ayam tersebut lebih kapada hanya tepung
tetapi lumayan untuk mengisi perut sebelum melanjutkan mencari data,
selain mengisi perut dengan jajanan ringan ada juga yang membeli mie
instan di warung yang berada di sebrang jalan raya.
Setelah kami rasa cukup beristirahatnya kami pun melanjutkan
perjalan mencari data dengan menuju rumah Bapak Salim, untuk
mencari rumah bapak Salim ini kami sedikit merasa kesulitan di
karenakan kurangnya informasi letak rumah Bapak Salim.
Dari aula masjid tadi kami berjalan mengikuti jalan raya sampai
perbatasan RW 6, desa Bunar ini dapat dikatakan desa yang unik karena
perbatasan RT antar RT dan RW antar RW itu di cirikan dengan gang
jadi kalo kita ingin ke RW 6 kurang lebih kita melewati 6-7 gang untuk
sampai di RW 6.
Sesampainya di RW 6 kami masuk gang lalu bertanya kepada
beberapa warga, ketika proses pencarian ini ternyata kami salah masuk
gang, rumah bapak salim berada tepat di pinggar jalan raya samping
tempat cukur rambut yang tidak lain adalah milik Bapak Salim sendiri,
sehingga mengaharuskan kami kembali keluar gang.
Tidak jauh dari gang kami keluar tempat cukur rambut milik bapak
Salim sudah terlihat, kami langsung bergegas menuju rumah bapak

70 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Salim, sesampainya di rumah bapak Salim kami mengucapkan salam
“Assalamu’alaikum” dari dalam rumah terdengar jawaban
“Wa’alaikumsalam” keluar lah seorang laki-laki paruh baya, ya beliau
adalah Bapak Salim. Beliau mempersilahkan kami untuk masuk ke
dalam rumah.
Setelah kami di persilahkan duduk baru lah kami menjelaskan
kedatangkan kami yang mana untuk mencari data tentang perubahan-
perubahan yang ada pada desa Bunar. Kami pun tak lupa menjelaskan
mengapa kami mencari data tersebut ke bapak Salim, yang mana
kedatangan kami ke Bapak Salim berdasarkan saran dari kantor desa
Masuk kepada tujuan kami datang kerumah Bapak Salim, bapak
Salim mulai bercerita bagaimana dulu desa Bunar ini masih terdapat
lahan-lahan kosong yang biasa digunakan warga untuk bertani maupun
berkebun namun kini lahan tesebut sudah berubah menjadi bangunan-
bangunan serta kepemilikan tanah yang awalnya milik masyarakat dan
tanah adat berganti menjadi milik PT dengan cara memaksa warga
menjual tanahnya kepada PT tersebut dengan harga 500 perak per meter
Selain itu juga Bapak Salim menjelaskan tentang penggunaan lahan
pada saat ini yang mana penggunaan lahan pada saat ini masih boleh di
gunakan oleh masyarakat untuk berkebun maupun bertani tetapi lahan
tersebut hanya boleh dipergunakan dan hak atas tanah tersebut tetap
milik PT, kegiatan bercocok di tanah milik PT tersebut dikenal sebagai
kegiatan tumpang sari.
Selanjutnya Bapak Salim menjelaskan tentang pekerjaan yang di
lakoni oleh masyarakat pada desa Bunar, menurut penjelasan bapak
salim bahwa pekerjaan masyarakat desa Bunar beragam ada yang
menjadi pedagang, waga desa yang menjadi pedagang salah satunya
yaitu Ojah sebagai pedagang bakso, selain itu ada juga Farid yang

71 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
bekerja sebagai guru honorer, namun menurut bapak Salim profesi yang
paling banyak di lakoni itu adalah pekerja serabutan, oleh sebab itu
menurut bapak Salim tingkat ekonomi masyarakat desa Bunar ini berada
di tingkat menengah kebawah.
Disela-sela perbincangan tiba-tiba Bapak Salim memanggil
seseorang yang ada diruang tengah rumahnya seraya meminta
dibawakan air untuk kami. Tidak beberapa lama keluarlah seorang
perempuan yang sudah tidak muda lagi yang tidak lain yaitu istri dari
Bapak Salim ini, istri Bapak Salim keluar hanya untuk memberikan air
minum dan sedikit tersenyum kepada kami lalu kembali masuk ke dalam
ruang tengah, sepertinya istri dari Bapak Salim ini cenderung pemalu
terhadap orang baru.
Perbincangan kami lanjutkan, Bapak Salim melanjutkan bahwa
perbedaan pekerjaan dulu dengan sekarang, dulu masyarakat kerja ya di
daerah desa aja sekarang pekerjaan udah banyak yang keluar desa
bahkan sampai keluar kota. Ada masyarakat desanya yang bekerja di
bekasi dan daerah lainnya.
Pekerjaannya pun makin beragam karena tingkat pendidikan
masyarakat desa yang juga semakin tinggi menyebabkan makin banyak
pekerjaan yang bisa di lakukan, seperti sekarang menjadi buruh pabrik
yang memang mengharuskan pekerjanya minimal lulus SMP, ataupun
karyawan swasta yang juga mengharuskan bagi karyawannya untuk
minimal adalah lulusan SMA.
Untuk bapak Salim sendiri selain menjabat sebagai ketua RW beliau
pun mempunyai usaha kecil-kecilan, yaitu sebagai tukang cukur, tempat
ia mencukur berada bersebelahan dengan bangunan rumahnya.
Ditengah-tengah perbincangan ntah karena beliau jenuh atau
memang orangya humoris beliau melontarkan humor-humor kecil untuk

72 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
mencairkan susana, beliau menanyakan apakah kami sudah melatih
english speeking kami? Beliau mengetes dengan bertanya bahasa
inggrisya biru dan buku?, dan beliau menjawab sendiri blue book
(blubuk) sontak kami semua tertawa. Selain melontarkan humor-humor
kecil beliau pun menanyakan asal daerah kami masing-masing.
Selanjutnya beliau menjelaskan tentang pendidikan di desa Bunar,
bagaimana perubahan tingkat pendidikan didesa ini dari tahun ketahun,
beliau pun menceritakan seberapa sulit jaman beliau untuk bersekolah
hingga mudahnya akses serta dekatnya sekolah-sekolah pada saat ini.
Namun, kata beliau untuk Universitas pada desa ini belum ada, untuk
Universitas yang terdekat ada di daerah Bogor.
Pendidikan di desa Bunar salain sekolah-sekolah formal banyak
juga pondok-pondok pesantren di daaerah Bunar kurang lebih ada 4-5
pesantren di desa ini. Dari Pesantren Salafi hingga moderen, selain itu
juga terdapat sekolah formal yang berbasis islam.
Setelah kami rasa data yang kami dapatkan dari bapak Salim sudah
cukup, kami pamit untuk pergi mencari data di tempat lain, sebelum
kami meninggalakan rumah Pak Salim kami berfoto untuk dijadikan
kenang-kenangan (di dokumentasi).
Setelah dari rumah bapak Salim kami pergi menuju tempat istirahat
perempuan untuk meriview kembali data yang telah kami himpun tadi.
Selain itu kami pun tidak ingin membuang-buang waktu, karena masih
ada data yang perlu kami dapatkan.
Kami pun menanyakan data tersebut kepada umi pemilik rumah
tempat penginapan perempuan terkait data curah hujan beliau
menjelaskan bahwa dari tahun ke tahun curah hujan di Desa Bunar
makin lama semakin sedikit yang mengakibatkan debit air di desa
tersebut makin sedikit.

73 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Selain itu kami pun menanyakan bagaimana perubahan jenis
tanaman yang ada pada desa Bunar ini, umi menjelaskan bahwa ada
beberapa jenis buah-buah yang di tanam di desa ini yaitu durian,
cimpedak, manggis, rambutan, salak, dan sirsak namun dari tahun ke
tahun jumlah hasil perkebunan tersebut semakin sedikit, yang
diakibatkan oleh alih fungsi lahan serta masyarakat mulai lebih teliti
dalam menanam buah apa yang pertumbuhannya cepat maka buah
tersebutlah yang ditanam. Proses pengambilan data banyak memberi
pelajaran berharga bagi kami semua.
Dari tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah demografi dan
partisipasi riset aktif (PRA) yang mengharuskan kami turun langsung
kelapangan untuk mendapatkan data terkait sensus penduduk pada suatu
desa. Maka kami memilih desa Bunar sebagai tempat penelitian setelah
kami lakukan survei. Dalam pencarian data setiap kelompok disebar di
berbagai RT untuk mempercepat pengambilan data.
b) Prosedur Kependudukan Desa Bunar
Pada tugas kali ini, kami berkesempatan untuk turun lapangan
langsung yang berlokasi di Desa Bunar Jasinga Kec. Cigudeg Kab.
Bogor Porivinsi Jawa Barat. Kami datang ke desa Bunar pada tanggal 1
Desember 2019 tepatnya hari minggu. Pada Minggu pagi jam 9 kami
sudah menepatkan titik kumpul di Madrasah Pembangunan UIN.
Kami berangkat pukul 11.47 menggunakan transportasi berupa
tronton yang masing-masing diisi 20-30 orang dengan sisanya
mengunakan motor karena beberapa nyusul untuk datang ke lokasi.
sampai di bunar kami turun di depan pesantren pada pukul 16.20. lalu
kami di arahkan ketempat istirahat masing-masing. Tempat menginap
putra dan putri beda kampung. Putra menginap di kampung kadaka

74 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
tempat haji endih, sedangkan perempuan di kampung Bunar tempat Bu
Hajah Onah yang sering di sapa nenek Onah.
Di desa Bunar kami mendapatkan 2 tugas untuk 2 mata kuliah, yaitu
tugas mata kuliah Demografi dan tugas mata kuliah Metodologi Riset
Aktif Partisipatif. Masih ditanggal 1 desember 2019 hari minggu, setelah
istirahat dan sampai sholat Isya kami berkumpul untuk melakukan
maping dan breafing. Serta kesepakatan mengenai 2 tugas mata kuliah.
Sampailah pada keputusan dimana pada tanggal 2 Desember 2019 hari
Selasa sampai 3 Desember 2019 hari Rabu fokus untuk mengerjakan
mata kuliah demografi. Lalu pada hari Rabu tanggal 4 Desember 2019
sampai Kamis 5 Desember 2019 khusus untuk mengerjakan tugas mata
kuliah Metodologi Riset Aktif Partisipatif.
Desa Bunar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat ini memiliki luas 897,25 Ha. Dengan batas Desa di sebelah Utara
ada Desa Mekar Jaya, di sebelah Timur ada Desa Suka Maju, di sebelah
Selatan ada Desa Kalong Sawah, di sebelah Barat ada Desa Pangradin.
Dengan jumlah Kepala Keluarga 1688 KK, terdiri dari laki-laki
sebanyak 8255 jiwa dan perempuan 4389 jiwa, angkatan kerja 2284
jiwa, dan fakir miskin 454 jiwa. Desa Bunar juga terdiri dari 7 kampung
dengan jumlah 14 RW dan 41 RT.
Pendekatan yang kami lakukan di masyarakat sudah terjadi sejak
survey pertama kali di bunar, dan di hari pertama tiba di desa bunar
kami juga masih melakukan pendekatan. Pendekatan yang kami lakikan
mulai dari menyapa, lalu memperkenalkan diri dan yujuan uuntuk
datang ke desa bunar, setelah itu kami menanyakan kabar serta kegiatan
yang di lakukan di masyarakat. Biasanya banyak ibu-ibu yang kumpul di
warung, kita ikut nimbrung, jajan sekalian ngobrol-ngobrol.

75 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Masyarakat juga menerima kehadiran kami, mereka sangat terbuka,
dan ramah. Sehingga berbincang dan mengakrabkan diri sangat lancar.
Untuk tempat tinggal kami terbagi menjadi 2 tempat, laki laki di
kontrakan haji endih, yang perempuan tempat nenek onah. Untuk tempat
kami menginap khususya, kami selalu berbincang tegur sapa dengan
pemilik rumah, menanyakan kabar, dan kegiatan yang akan dilakukan,
serta ikut membantu menyiapkan makan untuk anak PMI, karena rumah
itu juga menjadi tempat kami untuk makan siang dan malam hari, jadi
kami ikut membantu menyiapkan makanan.
Selain bertegur sapa dengan masyarakat, kami juga mengikuti
pengajian yang ada pada sore hari. Pengajian tersebut diadakan di
masjid dekatr sekolahg madrasah dan kantor kepala desa. Di dekat sana
juga terdapat pondok pesantren, pondok pesantren itu tidak hanya dari
warga setempat, dari desa, dan kita pun ada.
Pada penggalian data yang dilakukan oleh kelompok 4, kami fokus
pada prosedur kependudukan dan perubahan yang terjadi di desa Bunar.
Kami mulai menggarap tugas ini pada Rabu,4 Desember 2019. Pada
pukul 7.00 kami mencari tempat untuk kumpul dan breafing terlebih
dahulu, di pos ronda dekat dengan tempat penginapan laki-laki. Setelah
kami berlima kumpul, kami menanyakan beberapa pertanyaan tentang
perpindahan pendudk kepada pak Rw Salim , dam mendapat pengarahan
bahwa sebaiknya kita menuju kantor desa saja. Fokus pertama kami
adalah mendapatkan narasumber untuk wawancara mengenai prosedur
kependudukan yang ada di desa Bunar dan akhirnya kami memutuskan
untuk datang ke Kantor desa Bunar.
Alasan kami karena Kantor Desa merupakan pusat informasi dan
data seluruh Desa Bunar. Kami datang ke kantor tersebut pada pagi hari
sekitar jan 09:15 wib. Sesampainya di kantor tersebut ternyata kami

76 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
hanya bisa bertemu dengan staff yang sedang bertugas berjumlah 3
orang yaitu Ibu Nonon, Ibu Hilda dan Ibu Nuni. Kami mewawancarai
pada hari yang sama Rabu ,4 Desember 2019.
Setelah berbincang-bincang kami berhasil mendapatkan sejarah,
cerita, dan beberapa data tentang prosedur perpindahan penduduk di
desa Bunar lengkap dengan syarat-syarat perpindahan dan apa apa saja
surat yang di butuhkan. Beliau memberi tahu juga tentang prosedur
perizinannya, lalu bagaimana jaman dahulu dengan sekarang, tanah,
curah hujan, buah buahan, perubahan pekerjaan. Dan lain-lain.
Pukul 12.30 setelah selesai sholat dzuhur dan selesai juga
mendapatkan data mengenai prosedur perpindahan kependudukan yang
berlaku di desa Bunar, kami mendapatkan masukan dari para staff desa
untuk mewawancarai Bapak Salim jika ingin menggali lebih dalam
tentang perubahan yang terjadi di desa Bunar karena menurut mereka
Bapak Salim adalah penduduk yang tepat untuk menjadi narasumber.
Di hari yang sama kami datang untuk bertemu dengan Bapak Salim.
Bapak Salim sendiri merupakan salah satu stakeholder yang memiliki
jabatan sebagai ketua RW 06. Bapak Salim menyambut baik kedatangan
kami. Alasan kami memilih Pak Salim sebagai narasumber selain dari
rekomendasi kami juga memilih beliau karena merupakan penduduk asli
Bunar sehingga mengetahui seluk beluk tentang perbedaan Kampung
Bunar dari tahun 1980 hingga sekarang. Kami datang berkunjung ke
rumah beliau pada pukul 1:00 wib. Setelah perkenalan dan pengakraban
yang dilakukan kami pun berdialog panjang mengenai perubahan yang
terajdi di Desa Bunar dan akhirnya mendapatkan data yang cukup untuk
diolah.
Beliau terlebih dahulu bercerita tentang desa bunar yang memiliki
lahan lebih banyak ketimbang jumlah penduduknya, kalau sekarang

77 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
terbalik, jumlah penduduk lebih banyak ketimbang lahan. Beliau juga
mengatakan pekerjaan jaman dahulu bertani, jadi sopir dan lain-lain.
Kalau sekarang ada fotocopy, cafe, pokonya petani udah jarang lah.
Sekalinya petani malah mengurus tani sawah orang lain, bukan milik
sendiri. Lalu kami bertanya tanya tentang curah hujan apakah ada
perubahannya atau bagaimana, tentang buah yang ada sampai jarang
ada.

13.44 Sore pun tiba, lalu kami kembali ketempat penginapan,


setelah sholat ashar kami kumpul sebentar merencanakan penginputan
data di malam hari lalu istirahat. Data yang kami dapatkan sudah cukup
untuk diolah. Ketika malam tiba selesai isya kami mulai breafing di
kantor kepala desa, membahas sudah sampai mana memperoleh data.

Pukul 22.10 kami selesai melakukan evaluasi dan breafing. Setelah


breafing kami kelompok 4 berkumpul untuk menginput data. Dan selesai
pada jam 01.00 dini hari. Dan dilanjut pada tanggal 5 desember 2019
hari kamis pada pukul 7.00 pagi. Pada pukul 9.22 pak tantan dan pak
muhtadi datang kedesa bunar, dan kami berkumpul di kantor kepala
desa.

Sebenarnya data yang kami peroleh sudah cukup, tapi kami


memutuskan untuk sekedar berkeliling barang kali dapat menemukan
tambahan untuk dimasukan kedalam data, setelah berkeliling sebentar
kami menyiapkan bahan untuk di prensentasikan ke masyarakat lewat
FGD. Sore hari setelah ashar dengan sekalian pengajian juga kami
melakukan FGD bersama masyarakat guna untuk, tujuan FGD.
B. Hasil Penelitian
a) Prosedur kependudukan Desa Bunar

78 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Bogor selalu terjadi dari
tahun ke tahun. Bagi para pendatang baru yang ingin tinggal secara
permanen dan ingin menjadi penduduk desa Bunar, ada beberapa
persyaratan administrasi yang harus dilakukan oleh pendatang yang
ingin menjadi warga desa Bunar.
Pendatang (Migrasi In)
Terdapat perbedaan tata cara pengurusan administrasi dalam
perpindahan penduduk bagi pendatang yang masih berada di 1
kawasan Kabupaten Bogor dan pendatang yang berasal dari luar
kabupaten Bogor.Berikut adalah tata cara mengurus administrasi
kependudukan pendatang baru :
a. Pendatang Baru (1 kawasan di Kabupaten Bogor)
 Pendatang Baru terlebih dahulu mengurus surat kepindahan
dari kelurahan dan kecamatan asal.
 Pendatang menyiapkan dokumen berupa :
 Fotocopy KTP sebanyak 1 lembar
 Fotocopy Kartu Keluarga (KK) sebanyak 2 lembar
 Surat keterangan pindah dari kelurahan yang sudah dilegalisir
 Surat keterangan pindah dari kecamatan yang sudah dilegalisir

Pendatang baru satu kawasan di Kabupaten Bogor

79 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
2. menyiapkan
1.Mengurus
dokumen-
surat
dokumen
kepindahan dari
persyaratan dan
kelurahan dan
membawanya ke
kecamatan Asal
kantor desa

3. resmi menjadi
penduduk desa
Bunar

b. Pendatang (luar Kabupaten Bogor)


 Pendatang Baru terlebih dahulu mengurus surat kepindahan dari
kelurahan, kecamatan, dan kota asal.
 Pendatang Baru terlebih dahulu mengurus Surat keterangan jalan
dari daerah asal rekomendasi dari Kelurahan dan Kecamatan .
 Pendatang menyiapkan dokumen berupa :
Fotocopy KTP sebanyak 1 lembar
Fotocopy Kartu Keluarga (KK) sebanyak 2 lembar
Surat keterangan pindah dari kelurahan yang sudah
dilegalisir
Surat keterangan pindah dari kecamatan yang sudah
dilegalisir
Surat keterangan jalan dari daerah asal rekomendasi dari
Kelurahan dan Kecamatan.

Pendatang Luar Kabupaten bogor

80 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
1.Mengurus 2. mengurus
surat kepindahan surat keterangan
dari kelurahan, jalan dari
kecamatan, kelurahan, dan
dan kota asal kecamatan asal

3. menyiapkan
dokumen-
dokumen
4. resmi menjadi persyaratan dan
penduduk desa membawanya ke
Bunar kantor desa

 Perpindahan (Migrasi Out)


Ketika penduduk Desa Bunar memutuskan untuk melakukan
pindah alamat tempat tinggal secara permanen maka harus segera
mengurus adminstrasi perpindahan penduduk.
Untuk tata cara pengurusan administrasi dalam perpindahan
penduduk tidak jauh berbeda dengan pendatang baru. Bagi warga
Desa Bunar yang ingin pindah alamat terdapat perbedaan pula
apabila daerah yang dituju masih berada di 1 kawasan Kabupaten
Bogor daerah yang sudah di luar kabupaten Bogor.Berikut adalah
tata cara mengurus administrasi perpindahan penduduk :
1) Perpindahan (1 kawasan di Kabupaten Bogor)
 Penduduk Desa Bunar terlebih dahulu mengurus surat
kepindahan dari RT dan RW.
 Penduduk Desa Bunar terlebih dahulu mengurus surat Desa
Bunar dan Kecamatan Cigudeg.
 Penduduk Desa Bunar menyiapkan dokumen berupa :

81 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Fotocopy KTP sebanyak 1 lembar
Fotocopy Kartu Keluarga (KK) sebanyak 2 lembar
Surat keterangan pindah dari Desa Bunar yang sudah
dilegalisir
Surat keterangan pindah dari kecamatan Cigudeg yang
sudah dilegalisir

Dokumen tersebut diserahkan kepada staff bagian


kependudukan di kelurahan daerah tujuan.

Perpindahan dalam satu kawasan di Kabupaten Bogor

2. MENGURUS
1. MENGURUS SURAT DESA DAN
SURAT KECAMATAN
KEPINDAHAN DARI CIGUDEG
RT DAN RW

3. MENYIAPKAN
DOKUMEN-
4. RESMI DOKUMEN
BERPINDAH DARI PERSYARATAN DAN
KEPENDUDUKAN MEMBAWANYA KE
DESA BUNAR KANTOR DESA DAN
KECAMATAN.

2) Pendatang (luar Kabupaten Bogor)


 Penduduk Desa Bunar terlebih dahulu mengurus surat
kepindahan dari RT dan RW.
 Penduduk Desa Bunar terlebih dahulu mengurus surat
kelurahan dan kecamatan asal.

82 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
 Penduduk desa Bunar terlebih dahulu mengurus Surat
keterangan jalan atas rekomendasi dari desa Bunar dan
Kecamatan Cigudeg .
 Penduduk Bunar menyiapkan dokumen berupa :
Fotocopy KTP sebanyak 1 lembar
Fotocopy Kartu Keluarga (KK) sebanyak 2 lembar
Surat keterangan pindah dari Desa Bunar yang sudah
dilegalisir
Surat keterangan pindah dari Kecamatan Cigudeg yang
sudah dilegalisir
Surat keterangan jalan atas rekomendasi dari desa Bunar
dan Kecamatan Cigudeg.
Dokumen tersebut diserahkan kepada staff bagian
kependudukan di kelurahan daerah tujuan.

Perpindahan dari Luar Kabupaten bogor

2. MENGURUS SURAT
1. MENGURUS SURAT
DESA DAN
KEPINDAHAN DARI
KECAMATAN
RT DAN RW
CIGUDEG

3. MENGURUS SURAT
KETERANGAN JALAN
5. RESMI BERPINDAH ATAS REKOMENDASI
DARI DESA DAN
KEPENDUDUKAN KECAMATAN
DESA BUNAR

4. MENYIAPKAN
DOKUMEN-
DOKUMEN
PERSYARATAN DAN
MEMBAWANYA KE
KANTOR DESA DAN
KECAMATAN.

83 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
b) Perubahan di Desa Bunar
1) Perubahan jenis tanaman
Tabel 3.1 Perubahan Jenis Tanaman Desa Bunar

Cimpeda
No Waktu Durian Manggis Rambutan Salak Sirsak
k

1980- ẟẟẟẟ
1 ꙨꙨꙨꙨꙨꙨꙨ ꙮꙮꙮꙮꙮ ϙϙϙϙϙϙϙϙϙϙ ȸȸȸȸȸȸ ѽѽѽѽѽ
1990 ẟẟ

1991-
2 ꙨꙨꙨꙨꙨꙨꙨ ꙮꙮꙮꙮ ϙϙϙϙϙϙϙϙϙ ȸȸȸȸ ѽѽѽѽ ẟẟẟ
2000

2001-
3 ꙨꙨꙨꙨꙨ ꙮꙮꙮ ϙϙϙϙϙϙϙϙϙ ȸȸȸȸȸ Ѽѽ ẟẟ
2010

2011-
4 ꙨꙨꙨꙨꙨ ꙮꙮ ϙϙϙϙϙϙϙϙ ȸȸȸȸȸȸ Ѽ ẟ
2019

Perubahan jenis tanaman di desa bunar di pengaruhi oleh banyak


faktor, diantaranya seperti alih fungsi lahan, sehingga menyebabkan
berkurangnya lahan untuk berbagai jenis tanaman tumbuh dan
membuat masyarakat akhirnya memilih untuk mempertahankan
tanaman yang nilai ekonomisnya tergolong tinggi atau
menguntungkan.
Dalam tabel diatas tanaman durian, cimpedak, manggis, dan
rambutan tergolong menjadi jenis tanaman yang keberadaannya masih
banyak di desa Bunar, banyak warga yang membudidayakannya
dengan alasan nilai ekonomisnya yang tinggi.

84 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Sedangkan untuk jenis tanaman salak, dan sirsak berkurang
keberadaannya karena kurangnya daya tarik masyarakat terhadap jenis
buah tersebut dan nilai ekonomisnya yang tidak terlalu tanggi.
2) Perubahan curah hujan
Tabel 3.2 Perubahan Curah Hujan di Desa Bunar
No Waktu Debit air Hujan

1980-
1 ≈≈≈≈≈≈≈≈≈ ⁞⁞⁞⁞⁞⁞⁞⁞⁞
1990

1991-
2 ≈≈≈≈≈≈≈≈ ⁞⁞⁞⁞⁞⁞⁞
2000

2001-
3 ≈≈≈≈≈≈ ⁞⁞⁞⁞⁞⁞⁞
2010

2011-
4 ≈≈≈≈≈ ⁞⁞⁞⁞⁞⁞
2019

Perubahan curah hujan jelas akan mempengaruhi debit air yang


ada di desa Bunar. Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa curah
hujan semakin lama semakin berkurang berbanding lurus dengan
keadaan debit air yang ikut berkurang.

Di desa bunar sendiri pada saat ini debit air yang mengaliri sungai
cidurian keadaannya tidak sederas pada tahun 1980-an.

3) Perubahan Ketersediaan Lahan


Pada sekitar tahun 1980-an kepemilikan lahan adalah milik
masyarakat maupun tanah adat dimana tanah atau lahan itu digunakan

85 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
masyarakat untuk bercocok tanam. Pada sekitar tahun 1997-an tanah
yang awalnya tanah adat maupun tanah milik masyarakat itu beralih
menjadi SPH yaitu surat pemindahan hak yang mana kepemelikian
tanah bukan lagi milik masyarakat maupun adat melainkan menjadi
milik sebuah perusahaan semen. Walaupun begitu masyarakat tetap
dapat mempergunakan lahan tersebut untuk bercocok tanam yang
mana kegiatan tersebut dikenal oleh masayarat desa Bunar dengan
nama “tumpang sari”.
Desa Bunar kini menjadi desa padat penduduk, kepadatan
penduduk tersebut berpengaruh terhadap penggunaan lahan, yang dulu
lahan-lahan kosong digunakan sebagai tempat bercocok tanam
sekarang menjadi sebuah pemukiman warga yang padat penduduk.

4) Perubahan Jenis Pekerjaan


Tabel 3.3 Perubahan Jenis Pekerjaan di Desa Bunar
1980 – 2000 Total 2000 – sekarang Total

Bertani 60 Bertani 130

Pekerja Kebun 75 Kuli Bangunan 70

Buruh 44 Wirausha 100

Pedagang 55 Pegawai Negeri 55

Paraji/Dukun 6 Buruh Harian Lepas 75


Beranak

Dukun Ilmu Hitam 5 Sopir 95

86 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Buruh Swasta 75

:
Diagram 3.1 Pekerjaan Warga Kampung Bunar

Diagram Pekerjaan warga Kampung


Bunar
Jumlah Penduduk
Berdasarkan Pekerjaan:
Bertani
Jumlah Penduduk
2%
2% Berdasarkan Pekerjaan:
24% Pekerja Kebun
22%
Jumlah Penduduk
Berdasarkan Pekerjaan:
Buruh
Jumlah Penduduk
18% Berdasarkan Pekerjaan:
31% Pedagang
Jumlah Penduduk
Berdasarkan Pekerjaan:
Paraji/Dukun Beranak

5. Teknik Mata Pencaharian Dan Pembuatan Diagram Venn


A. Proses pengambilan data
a) Teknik Mata Pecaharian
Pada hari Rabu, tanggal 4 Desember 2019 kami kelompok 5 yang
beranggotakan 4 orang yaitu Rani Wahidra Putri, Vira Amanda,
Heriyanto, Bagya Husna Fatwa melakukan observasi berkeliling di
desa Bunar untuk mencari lembaga-lembaga apa saja yang menjadi
peran penting dalam masyarakat setempat dan bagaimana pemanfaatan
serta potensinya yang diperhitungkan dalam setiap usaha
pengembangan masyarakat serta mencari tahu apa saja mata
pencaharian yang berada di desa Bunar, Kecamatan Cigudeg,
Kabupaten Bogor.

87 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Kemudian sekitar jam 10.00 WIB pagi kami pun langsung memulai
untuk mencari tahu apa saja lembaga-lembaga yang berada di desa
Bunar dan kami bertanya-tanya kapada warga setempat bagaimana
pengaruhnya atau manfaatnya serta potensinya dalam setiap usaha
pengembangan masyarakat. Kami ditemani bapak Sutisna dan Umi
Kalsum yang dimulai dari tempat yang terdekat, kami pun mendatangi
kantor desa Bunar yang lokasinya berada dipinggir jalan raya, yang
memudahkan masyarakat untuk mengunjungi dan berkonsultasi jika
membutuhkan data-data yang keterkaitan. Kamipun bertemu staff desa,
awalnya kami memperkenalkan diri dari mana kami berasal lalu kami
sedikit mengobrol untuk sekedar basa-basi, dan akhirnya kamipun
menjelaskan apa maksud tujuan kami datang ke kantor desa.
Setelah itu salah satu dari kami yaitu saudara Heriyanto
menjelaskan kepada staff tersebut bahwasannya kami ingin mengetahui
rata-rata masyarakat Bunar bermata pencaharian sebagai apa dan
lembaga-lembaga apa saja yang terdapat disini serta seberapa besar
pengaruhnya bagi masyarakat. Kemudian, bapak muklis yang menjadi
staff tersebut memberikan data diselembaran kertas bahwasannya
mata pencaharian masyarakat bunar tersebut ada petani, buruh tani,
buruh swasta, pegawai negeri sipil, buruh pengrajin, wirausaha, supir,
dan pedagang.
Dan staff desa yaitu Bapak Muklis pun sedikit menceritakan
bagaimana keadaan desa Bunar meskipun tidak lama, kemudian beliau
pun menyebutkan lembaga apa saja yang berada dan berpengaruh pada
masyarakat Bunar:
 Kantor desa
Terletak di pinggir jalan raya yang tidak terlalu jauh dari
pemukiman warga. Tempat ini sangat mudah diakses oleh

88 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
masyarakat karena tempatnya yang sangat strategis. Kantor desa
digunakan untuk pertemuan antar masyarakat dalam kegiatan yang
bersangkutan dengan desa dan sebagainya. Selain itu warga juga
membuat surat menyurat dan sebagainya disana. Data-data pribadi
masyarakat yang dikumpulkan per RT dan RW dimuat di kantor
desa setempat.
 Sekolah/Madrasah
Di desa Bunar hanya terdapat Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan
Podok pesantren, oleh sebab itu banyak pendatang yang sekolah
serta menetap disana untuk mengenyam pendidikan.
 RT/RW/Tokoh Masyarakat
RT/RW/Tokoh Masyarakat merupakan perangkat desa yang
membantu masyarakat dalam mengurus surat menyurat dan
sebagainya. RT merupakan unit terkecil dri perangkat desa
sedangkan kumpulan RT sendiri dinamakan RW. Tokoh
masyarakat adalah orang yang dituakan atau berperan penting
dalam mengambil keputusan dan musyawarah di masyarakat.
 Puskesmas
Puskesmas saat ini berperan penting terhadap masyarakat
setempat, sering digunakan untuk berobat atau melahirkan. Karena
pemerintah desa setempat menyarankan kepada warga-warga
untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang sudah disediakan.
Puskesmas ini letaknya tidak terlalu jauh dari desa Bunar tersebut.
 Posyandu
Posyandu merupakan lembaga yang berfungsi sebagai salah
satu bentuk upaya kesehatan bersemberdaya masyarakat yang
dilaksanakan oleh masyarakat untuk memberdayakan dan

89 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh
pelayanan masyarakat bagi ibu, bayi dan balita.
 Polsek
Polsek ini menjadi salah satu tempat atau lembaga dari
Kepolisian untuk menjaga dan memberikan rasa aman dan nyaman
bagi masyarakat setempat dan lingkungan sekitar, letaknya yaitu
dipinggir jalan tidak jauh dari pemukiman setempat.
 Mesjid
Mesjid adalah salah satu tempat yang sering dipakai oleh
masyarakat setempat yang letaknya berada di pinggir jalan hampir
bersampingan dengan kantor desa. Mesjid ini sering digunakan
untuk acara-acara yang menyangkut keislaman dan yang setiap
waktunya dipakai untuk shalat berjama’ah atau melakukan ibadah
lainnya seperti ngaji, dzikir atau semacamnya.

 Pompes
Di desa Bunar terdapat pondok pesantren yang letaknya di
belakang mesjid, untuk para santrinya kebanyakan oleh anak-anak
yang berusia 5-15 tahun baik laki-lakinya atau perempuannya.
 PLN
Kantor PLN merupakan salah satu lembaga yang terdapat di
desa Bunar guna memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
penerangan. Selain itu kantor PLN juga memudahkan warga untuk
melaporkan keluhan yang berkaitan dengan penerangan bagi
warga setempat. Selain itu kantor PLN yang dekat dengan rumah
penduduk juga memudahkan akses pembayaran warga langsung ke
tempatnya
 Majlis ta’lim

90 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Majlis Ta’lim yakni menjadi tempat yang selalu dipakai
pengajian rutin baik mingguan atau bulanan khususnya oleh ibu-
ibu setempat. Yang terletak di dalam sekitaran rumah warga.
Kami mendatangi rumah-rumah warga dan singgah di tempat
keramaian ketika para warga sedang berkumpul. Disitu kami berbaur
bersama warga setempat, mengobrol bersama, mendengarkan keluh
kesah warga tentang permasalahan yang terjadi di desa itu, dan
berbincang-bincang santai. Hingga akhirnya kami pun perlahan
mencaritahu secara mendalam tentang yang harus diteliti terhadap
apa yang kelompok kami ingin tau, yaitu perihal mata pencaharian
warga setempat.
Setelah bertanya-tanya dan dari jawaban beberapa warga itu
bahwa di desa Bunar itu biasanya ada yang bekerja sebagai petani,
supir, buruh harian lepas dan juga pedagang. Itulah pekerjaan-
pekerjaan yang cukup banyak yang digeluti oeh masyarakat setempat.
Kemudian kami pun berpindah ke tempat lain agar kami
mendapatkan data dari beberapa sumber, hingga akhirnya kami pun
bertemu dengan ustadz Andih salah satu tokoh masyarakat yang ada
di desa tersebut.
Kami pun meminta kepada beliau untuk berkenan mengantarkan
kami berkeliling desa dalam mencari data-data, dan akhirnya beliau
pun bersedia untuk mengantarkan kami berkeliling mencari data-data.
Diselingan kami berkeliling beliau pun sedikit menceritakan
bagaimana keadaan desa ini dan beliau pun bertanya-tanya kepada
kami mengenai bagaikaman perkuliahan kami di kampus.
Saat itu tiba waktu menunjukkan pukul 12.00 kami pun istirahat
dan kembali lagi kepenginapan untuk melakukan persiapan shalat
lalu makan bersama dengan kelompok yang lain. Dan saat waktu

91 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
senggang kami bersama yang lain melakukan briefing untuk
membahas data apa saja yang belum kami temukan. Tibalah, pukul
13.30 setelah menyelesaikan makan, sholat, dan briefing kelompok
kami dan yang lainnya pun bergegas untuk kembali lagi berkeliling
mencari data yang belum kami dapatkan.
Kemudian Uztadz Andih pun mengantar kami berkeliling, yang
pertama Ustadz Andih itu membawa kami pergi ke sawah, disitu
kami bertemu dengan para petani yang sedang bertani di sawah,
kemudian kami pun berincang-bincang dengan beberapa petani yang
ada di sawah itu, kami pun bebrbicara tentang apa saja kendala-
kendala yang terjadi selama bertani, seberapa sering mereka pergi
turun ke sawah, dan menanyakan tentang hal-hal lainnya. Kami pun
sempat menyinggung bertanya tentang seberapa hasil pendapatan
bertani selam sebulan itu, apakah mampu atau tidak mencukupi
kebutuhan selama sehari-hari, dan jawaban mereka ya lumayan bisa
mencukupi kebutuhansehari-hari.
Setelah itu kita pun beranjak dari sawah dan hingga akhirnya kami
tiba ditempat perkumpulan para supir yang sedang menunggu kerjaan
bagiannya, dan disitu pun kami kembali berbncang-bincang dengan
para supir, kami bertanya juga tentang apa yang telah kami tanyakan
kepada para petani sebelumnya. Kami pun menanyakan kenapa di
desa Bunar ini cukup banyak warga yang bekerja sebagai supir, dan
ternyata hal itu terjadi karena di desa Bunar itu terdapat kebun sawit,
dan ada juga pabrik untuk pengolahan sawitnya itu namun
pengolahannya belum sepenuhnya jadi minyak, nah dari hasil
pengolahan itu dibawalah ke pabrik yang lain untuk pengolahan lebih
matangnya lagi, maka dari situ para warga memanfaatkan untuk
menjadi supir pembaga hasil dari pengolahan sawit tersebut.

92 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Walaupun sebenarnya tidak hanya menjadi supir pengangkut hasil
pengolahan sawit saja, tetapi ada juga yang sebagai supir angkot,
karena di desa Bunar itu terdapat pertigaan yang menghubungkan
bebrapa kecamatan maka dari itu terdapat banyak angkot-angkot juga
disitu.
Setelah perbincangan dengan para sopir angkot selesai,
selanjutnya kami bergegas menuju base camp tempat perkumpulan
teman-teman jurusan Pengembangan Masyarakat Islam semester 5
untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju
spot-spot lain yang akan diteliti. Setelah melakukan istirahat, sholat
dan makan kami melakukan briefing sejenak untuk menyiapkan
proses selanjutnya yang akan kami tempuh untuk melakukan
penelitian.
Selesai briefing kami pun melanjutkan perjalanan bersama kang
Ucup menuju tempat pengrajin kayu dekat dengan lapangan besar di
desa Bunar. Disana banyak warga asli desa Bunar yang menjadi kuli
pengrajin kayu. Mereka juga menjelaskan bahwa pekerjaan ini
merupakan salah satu dari pekerjaan yang mereka lakoni. Mereka
bekerja di pabrik ini tergantung dari jumlah kayu yang sudah siap
untuk di tebang. Jika kayu tidak ada maka mereka tidak bekerja
seperti biasa yang mereka lakukan.
b) Diagram Venn
Penelitian yang kami lakukan di kampung Bunar Desa Bunar
diawali dengan penugasan mata kuliah Metodologi Riset Aktif
Partisipatif. Metodologi aktif partisipatif merupakan proses kegiatan
yang dilakukan dari masyarakat, dengan masyarakat dan oleh
masyarakat yang di fasilitasi oleh peneliti. Dalam melakukan riset kami
terlebih dahulu melakukan perencanaan

93 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
1. Mencari sumber informasi tentang kampung Bunar untuk
memberikan gambaran kami dalam melakukan riset penelitian
2. Mempersiapkan alat-alat dan bahan untuk mendukung pencatatan dan
perolehan informasi dari para narasumber yang berada di kampung
Bunar
3. Melakukan pemetaan daerah yang ingin di riset terlebih dahulu agar
efektif dan terstruktur dengan baik
4. Melakukan kunjungan kepada pejabat setempat dan sesepuh untuk
mendapatkan data umum seputar kampung Bunar

Kemudian dengan empat persiapan diatas, kami siap untuk


melakukan riset di kampung Bunar, kami memulai penelitian pada pagi
hari, karena selain udara yang masih sejuk, kami juga sekalian
berolahraga pagi mengelilingi kampung Bunar dengan sambil
mengamati setiap sudut fasilitas umum yang berada di kampung Bunar.
Mulai dari sebelah Timur hingga Barat kami amati dengan saksama
untuk melakukan pemetaan tempat. Disaat hari mulai siang, kami
bertemu dengan abah Khoiri yang sehabis dari Masjid, kemudian kami
bertanya dan bercakap-cakap sebentar seputar kampung Bunar,
kemudian Abah Khoiri menawarkan untuk menghantarkan kami
mengamati dan menjelaskan kondisi fasilitas umum di kampung Bunar
Abah Khoiri merupakan salah satu sesepuh yang berada di kampung
Bunar, beliau setiap harinya mengumandangkan adzan disetiap waktu
sholat tiba, jadi kami rasa informasi yang diberikan oleh abah dapat
dipertanggung jawabkan serta dapat dijadikan rujukan informasi
selanjutnya.

Setelah kami berjalan mengelilingi kampung Bunar oleh Abah


Khoiri, kami mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatannya

94 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
menemani kami serta memberikan informasi yang kami butuhkan dalam
riset ini, Abah Khoiri juga bersedia menemani dan diwawancara jika ada
keperluan informasi yang kurang jelas. Dalam sehari kami mendapatkan
informasi seputar masjid, madrasah, kantor desa, posyandu, polsek dan
pln yang berada di pinggir jalan raya Cigudeg.

Keramahan dan kerelaan warga di Kp.Bunar terhadap mahasiswa


memang sangat baik, karena mereka sudah terbiasa di kunjungi oleh
mahasiswa-mahasiswa dari universitas lain. Hari mulai menjelang sore,
kami terus berjalan dan mengamati disetiap sudut fasilitas umum
berlembaga di Kp.Bunar. Kami sempat lupa untuk mendokumentasikan
Lembaga-lembaga di Kp.Bunar, hingga akhirnya kami kembali lagi
untuk memfoto Lembaga-lembaga di Kp.Bunar. Setelah itu kami
mengamati kefungsian tempat-tempat tersebut, bagaimana pengaruh dan
minat warga Kp.Bunar terhadap fasilitas Lembaga-lembaga tersebut.

Kami mengamati dengan duduk disekitar fasilitas Lembaga


tersebut, berapa banyak orang yang mendatangi fasilitas Lembaga-
lembaga tersebut. Kemudian kami mendatangi salah satu pegawai di
kantor desa untuk menanyakan berapa persen setiap bulannya warga
Kp.Bunar datang ke Kantor Desa dengan disertai kepentingan.
Kemudian kami mendatangi salah satu karyawan di praktek dokter
widya dan menanyakan hal yang sama.

Hari sudah mau menjelang maghrib, kami beristirahat di Masjid Al-


Ading sambil menunggu adzan maghrib tiba, disela-sela kami istirahat
kami mengamati kondisi masjid al-ading tersebut, berapa banyak orang
yang datang setiap harinya serta pada waktu kapan saja mereka ramai
mendatangi masjid. Ternyata di waktu maghrib warga Kp.Bunar cukup
banyak mendatangi masjid untuk menunaikan ibadah sholat maghrib.

95 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Mulai dari anak usia 5 tahun hingga tua, semua berbondong-bondong
datang ke masjid untuk menunaikan ibadah sholat maghrib. Walaupun
anak-anak kecil gaduh saat memasuki masjid, mungkin itu merupakan
kegaduhan tetapi bagi kami merupakan hal yang baik, dari pada mereka
tidak mengenal masjid dan tidak pernah ke masjid.

Setelah kami menunaikan ibadah sholat maghrib bersama, kami


mengamati majelis taklim manaqiban bapak-bapak yang kebetulan akan
dilaksanakan disekitar rumah Pak RT Jajat, majelis taklim tersebut
merupakan kegiatan rutin mingguan bapak-bapak di Kp.Bunar, namun
sangat disayangkan warga yang minat terhadap majelis taklim tersebut
hanya sedikit saja,bisa terhitung dengan jari, sekitar puluhan orang saja.
Majelis taklim tersebut diadakan bergiliran di rumah-rumah warga.

Hari sudah semakin malam, tibanya kami mengakhiri penelitian


riset kami pada hari pertama, kami akan melanjutkan pada keesokan
harinya dengan tujuan tempat yang belum kami singgah dan
mendapatkan informasi yang valid. Jarak tempat tersebut cukup jauh
sehingga sengaja kami tempatkan di hari kedua, agar kefektifan waktu
serta kemudahan kami dalam memperoleh data yang sinkron serta dapat
dipertanggungjawabkan. Demi kepentingan kami dalam melakukan
tugas mata kuliah ini dengan mengharapkan hasil yang memuaskan serta
dapat bermanfaat bagi teman-teman kita yang membutuhkan informasi
tentang kampung Bunar.

Pada hari kedua kami melakukan penelitian riset dengan sedikit


siang sekitar jam 9.00 pagi, menyesuaikan jam bekerja dimulai. Kami
menuju puskesmas untuk mengamati bagaimana minat dan pengaruh
puskesmas tersebut terhadap warga kampung Bunar.

96 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Letak puskesmas dari tempat kami tinggal sekitar 5 km, sehingga
kami perlu naik angkutan umum menuju kesana. Ketika diangkot kami
menemukan ibu-ibu sedang bersama anaknya yang kelihatannya sedang
sakit, kami menanyakan untuk memastikan apakah benar anaknya sakit
atau tidak, ternyata benar anaknya sedang sakit demam dan batuk-batuk.
Kami menanyakan apakah ibu ini ingin menuju ke puskesmas, dan
ternyata benar mereka ingin ke puskesmas untuk berobat. Ibu ini sedikit
memberikan gambaran tentang kondisi dipuskesmas tersebut, sambil
menunggu sampai dipuskesmas kami bertanya-tanya seputar puskesmas
tersebut, hasilnya kami mendapatkan informasi bahwa di puskesmas itu
jika ingin cepat ditangani oleh dokter, harus datang pagi-pagi agar
mendapat nomer antrian. Disana ramai sekali warga-warga yang ingin
berobat dan memeriksa kesehatan.

Terkadang disana juga obat-obatan dan alatnya kurang lengkap,


sehingga jika penyakitnya parah akan dirujuk kerumah sakit yang berada
jauh dari Kp.Bunar. serta harus membeli obat di apotek jika obat yang
dibutuhkan tidak tersedia di puskesmas tersebut.

Sampailah kami di puskesmas, kami mengamati disana sudah ramai


warga yang ingin berobat, kami lihat prosedur warga yang beroba di
puskesmas tersebut, pertama mereka registrasi dengan kartu berobat,
kemudian mendapatkan nomer antrian dan ditunjukan dimana tempat
mereka harus mengantri, sesuai dengan poli keperluannya.

Kami mengamati puskesmas tersebut cukup baik dan terjaga


kebersihannya, walaupun ambulance yang ada hanya satu, itupun mobil
tipe lama sekitar tahun 90-an. Kami sedikit bertanya dengan petugas
keamanan di puskesmas tersebut, bagaimana minat dan pengaruh
puskesmas tersebut terhadap warga, ternyata warga dari berbagai

97 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
dusun/kampung sangat meminati puskesmas tersebut untuk berobat,
pelayanan yang baik dan obat-obatan yang baik merupakan factor utama
dalam keminatan warga terhadap puskesmas tersebut.

B. Hasil Penelitian
a) Jenis Mata Pencaharian Desa Bunar
 Petani
Sebagian masyarakat yang ada di masyarakat memilih bekerja
sebagai petani terutama masyarkat yang berumur 40 tahun keatas.
Alasan masyarakat memilih bertani dikarenakan lahan sawah yang
terdapat di desa Bunar masih terhampar luas dan tanah yang subuh
hingga masyarakat setempat memilih bermata pencaharian sebagai
petani untuk memenuhi kehidupannya. Petani disini tidak hanya
bercocok tanam padi saja, akan tetapi mereka juga berkebun
menanam singkong, cabe, tomat, terong, dll tergantung musim
panen.
 Buruh tani
Di desa Bunar yang bekerja sebagai buruh tani terdapat cukup
banyak juga, masyarakat yang bekerja sebagai buruh tani biasa
adalah pekerjaan serabutan jikalau ada panen tertentu, dan
masyarakat bunar banyak yang bekerja pada itu. Karena terdapat
banyak lahan-lahan di desa itu, maka yang bekerja sebagai buruh
tani cukup banayak juga. Walaupun penghasilannya tak banyak,
tapi warga setempat cukup banyak dalam mencari uang dalam
mencukupi kebutuhan sehari-hari melalui pekerjaan itu.
 Buruh swasta
Selain buruh tani, adapula warga desa Bunar yang bekerja
sebagai buruh swasta. Warga yang bekerja sebagai buruh swasta

98 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
adalah warga-warga yang memiliki pekerjaan tetap, makana
biasanya menunggu apabila ada pekerjaan dari orang lain makanya
baru bias bekerja. Warga desa yang bekerja sebagai buruh swasta
bias dibilang cukup banyak juga, dan ada juga yang biasa bekerja
sebagai buruh tani kemudian apabila ada pekerjaan lain mengenai
buruh swasta mereka mengambilnya karena sesuai dengan
kebutuhan warganya itu. Sebagai mana yang telah disebutkan oleh
Pak Andi, bahwasanya kadang beliau juga bekerja sebagai buruh
swasta terkadang bekerja sebagai buruh tani tergantung sedang
musim apa.
 Pegawai negeri
Sebagian masyarakat desa Bunar ada juga yang memiliki
pekerjaan sebagai PNS (pegawai negeri sipil) yaitu baik PNS guru,
aparat negara, atau pegawai desa. Kebanyakan masyarakat yang
bekerja sebagai PNS ini pendidikannya sampai jenjang S1 atau
Sekolah menengah atas, memang tidak banyak tapi ada sebagian
masyarakat yang memiliki pekerjaan tersebut.
 Buruh pengrajin
Masyarakat yang memilih bekerja sebagai buruh pengrajin
tentunya masyarakat yang memiliki keterampilan lebih, ternyata
ada beberapa masyarakat desa Bunar yang memiliki ketarampilan
itu seperti kang Hadi. Saat kami mendatangi tempat kerajinan
kayu kami menemui kang Hadi yang ternyata warga setempat desa
Bunar. Kerajinan yang dibuat itu bermacam-macam antara lain
meja, kursi, dan kebutuhan yang biasanya dibutuhkan untuk
membuat rumah sehingga banyak masyarakat yang di luar desa
Bunar memesan pengrajin yang dibuat oleh kang Hadi beserta
yang lainnya.

99 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
 Wirausaha
Beberapa masyarakat memilih untuk berdagang atau membuka
usahnya sendiri (warung) bahkan Pak Rt Saprudin pun memilih
membuka warung untuk menambah penghasilan untuk
keluarganya, dengan alasan desa Bunar ini padatnya penduduk dan
dekatnya sekolah dengan kawasan rumah penduduk setempat
maka beliau memanfaatkan keberadaan masyarakat yang padat
dan sekolah sesuai dengan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan
oleh masyarakat dalam kesehariannya sehingga beberapa
masyarakat desa Bunar memilih berwirausaha untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.
 Supir
Dari hasil penelitian dan wawancara yang kami lakukan
beberapa masyarakat desa Bunar berprofesi sebagai sopir. Hal ini
karena desa Bunar merupakan jalur lintas antara Banten dan
Bogor, selain itu di desa Bunar juga terdapat banyak pabrik seperti
kayu, mebel, kebun sawit bahkan angkot. Banyaknya angkot di
desa Bunar karena memang jarak desa ke pusat kota lumayan jauh,
makanya angkt sebagai alternatf penyambung kendaraan di desa.

 Pedagang
Dari hasil penelitian dan wawancara yang kami lakukan
beberapa masyarakat desa Bunar berprofesi sebagai pedagang. Hal
ini karena jarak pasar ke desa tidak begitu jauh dan masih bisa
dijangkau dengan menggunakan angkot dan jumlah angkot dari
desa Bunar ke pasar terbilang banyak. Di rumah-rumah, warga
juga banyak yang memilih berjualan bahkan cukup banyak warung

100 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
yang kami temui. Terbilang ada 10 warung setiap RT yang kami
temui.
b) Pembuatan Diagram Venn lembaga Desa Bunar

PAUD/
TAMAN
KANAK-
KANAK
PLN RW DAN
MADRAS
POSYAND RT
AH U
IBTIDAIY POLSEK
AH

KARANG MAJELIS
TARUNA TAKLIM
MASYARAKAT MANAQIB

KP.BUNAR
PONPES
KANTOR
MAJELIS
LURAH
TAKLIM IBU-
IBU PRAKTEK dr.
Widya MASJID
PUSKESMAS

Penjelasan Diagram Venn

Di dalam setiap masyarakat, pasti terdapat berbagai lembaga, baik


lembaga-lembaga adat/tradisional yang tumbuh dan berkembang di dalam
masyarakat itu sendiri, maupun lembaga-lembaga dari luar, seperti
lembaga pemerintah atau swasta. Ada lembaga yang bersifat longgar
(perkumpulan atau kelompok), ada pula lembaga-lembaga yang
organisasinya jelas (pemerintah desa).

Salah satu hal hal yang penting dipertimbangkan dalam usaha


pengembangan masyarakat adalah pemanfaatan potensi lembaga-lembaga

101 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
tersebut. Karenanya, keberadaan dan tingkat penerimaan masyarakat
terhadap lembaga-lembaga tersebut perlu untuk diperhitungkan dalam
setiap usaha pengembangan masyarakat. Teknik diagram venn merupakan
teknik PRA yang sering dipergunakan untuk melihat hubungan berbagai
lemabag yang terdapat di desa, sehingga diagram ini dikenal sebagai
Bagan Hubungan Kelembagaan.

 Dalam diagram ven diatas, diketahui bahwa yang sangat berpengaruh


dan sering dikunjungi oleh masyarakat Kp.Bunar ialah Praktek dr.
Widya, karena, pelayanan kesehatan yang baik dan tidak perlu repot
mengantri
 Posisi kedua yang berpengaruh d an sering dikunjungi ialah
Puskesmas, karena, pelayanan kesehatan yang baik dan gratis
 Posisi ketiga yang berpengaruh dan sering dikunjungi oleh
masyarakat Kp. Bunar ialah Posyandu, karena pelayanan kesehatan
untuk balita dan ibu
 Posisi keempat yang berpengaruh dan sering dikunjungi ialah
Kantor Lurah, karena untuk mengurus kepentingan administrasi,
seperti KK, KTP,Akte dll
 Posisi kelima yang berpengaruh dan sering dikunjungi ialah Masjid,
karena masyarakat Kp. Bunar beribadah sholat disana.
 Posisi keenam yang berpengaruh dan sering dikunjungi ialah RW
dan RT, karena untuk mengurus persyaratan administrasi.
 Posisi ketujuh yang berpengaruh dan sering dikunjungi ialah Majelis
Taklim Ibu-ibu
 Posisi kedelapan dan seterusnya kurang berpengaruh dan jarang
dikunjungi oleh masyarakat Kp. Bunar.

6. Kalender Musiman Desa Bunar Dan Metode Transek PRA

102 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
A. Proses pengumpulan data
a) Proses Metode Kalender Musim di Desa Bunar
Sebelum berangkat ke lokasi, terlebih dahulu kami mencari
informasi-informasi terkait desa Bunar di internet. Hal tersebut
dilakukan agar kami mengetahui seperti apa kondisi tempat yang akan
dikunjungi nanti. Dari penelusuran data Desa Bunar di internet, kami
menemukan laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh
kelompok ARIES di desa Bunar. Kelompok KKN tersebut juga
merupakan mahasiswa UIN Jakarta. Setelah kami membaca laporan
yang ditulis tersebut, kami sudah mempunyai gambaran terkait Medan
lokasi yang akan dikunjungi nanti, baik dari keadaan alam maupun
kondisi masyarakat setempat.
Untuk memperoleh data-data konkret yang kita cari, tentunya
masyarakatlah yang dapat memberikan informasi-informasi yang
dibutuhkan. Sehingga, sebelum memulai kegiatan PRA ini, terlebih
dahulu melakukan pendekatan sosial kepada masyarakat setempat agar
keberadaan kami dapat diterima dan masyarakat pun tidak merasa
terganggu dengan kedatangan kami di desa Bunar ini.
Sebelumnya sudah dilakukan survei oleh team survei untuk kegiatan
PRA ini. Teman-teman kami yang tergabung dalam team survei pun
sudah meninjau lokasi dengan baik serta sudah menginformasikan
kepada lurah setempat bahwa akan ada teman-teman mahasiswa
lainnya yang nanti di awal Desember akan datang ke desa Bunar untuk
melaksanakan tugas ujian akhir semester. Team survei pun juga sudah
sempat melakukan dialogsasi dengan beberapa warga setempat.
Sehingga, ketika kelompok kami sampai di lokasi ini untuk memulai
kegiatan pun tidak merasa canggung dan lebih mudah karena beberapa
warga setempat sudah mengetahui perihal akan adanya mahasiswa

103 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
yang menetap selama seminggu di desa Bunar ini. Terlebih khususnya,
warga yang tinggal di sekitar tempat kami menginap.
Sebelum melaksanakan proses PRA di desa Bunar ini, tentunya hal
pertama yang kami lakukan adalah melakukan sosialisasi kepada
warga setempat terkait tujuan dan kegiatan yang akan kami lakukan di
desa ini. Kami sangat beruntung karena sebelumnya juga sudah
berjumpa dengan warga dari satu rumah ke rumah lainnya ketika
melakukan sensus penduduk terkait penggalian data-data demografi di
desa Bunar ini.
Di tahap sosialisasi ini, hal yang pertama kami lakukan adalah pergi
ke Kantor desa Bunar, harapan kami adalah agar bisa langsung ketemu
dengan bapak lurah. Namun, setelah sampai di kantor lurah, tenryata
tidak ada pak lurahnya. Hanya ada beberapa perangkat desa. Kami pun
masuk untuk melakukan sosialisasi kedatangan kami ke perangkat desa
yang ada saja. Di dalam ruangan tersebut ada tiga orang, ada Mas
Andi, Bu Dwi, dan Bu Laras. Ketiganya merupakan perangkat desa
dari kepemimpinan lurah sebelumnya, karena memang ketika kami
datang di sini baru saja terjadi pemilihan lurah baru dan lurah yang
lama tidak kembali terpilih. Sehingga, staff yang ada di kelurahan
belum terbentuk dan sementara waktu diisi oleh staff yang
sebelumnya.
Kami menjelaskan tujuan dan maksud kedatangan kami di desa ini,
dan alhamdulillah mereka merima dengan ramah. Obrolan kami pun
juga asik, ditambah dengan watak kami yang humor bertemu degan Bu
Laras yang juga punya tingat kehumorisan yang tinggi. Sehingga,
obrolan kami bisa nyambung. Selain bersosialisasi, kami juga sempat
menggali informasi terkait data-data yang kami cari di desa Bunar ini.
Dari ketiga informan tersebut, hanya bu Laras yang mengetahui perihal

104 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
jawaban atas pertanyaan kami, karena kebetulan bu Laras sendiri
memang warga asli besa Bunar dan Mas Andi serta bu Dwi merupakan
warga dari desa lain.
Kami juga menanyakan kepada mereka perihal musim-musim
tertentu yang ada di desa Bunar ini. Baik pada sektor pertanian maupun
perkebunan. Mereka menjawab bahwasannya di desa Bunar ini untuk
tanaman yang tumbuh di sawah hanya tanaman padi. Sedangkan di
untuk tanaman yang biasanya di tanam di kebun itu seperti buah
manggis, durian, dan cempedak. Karena waktu sudah menunjukkan
siang hari, kami bergegas untuk berpamitan kepada mereka dan
melanjutkan ke tujuan berikutnya.
Setelah keperluan kami di kelurahan selesai, kami bergegas untuk
melanjutkan perjalanan ke rumah bu RW (bu Sri). Kami pergi ke
rumah bu RW menggunakan angkot karenan jaraknya yang cukup
lumayan jauh. Setelah turun di pinggir jalan, kami bertanya kepada
warga setempat di mana lokasi rumah bu RW, setelah ditunjukkan arah
kami pun bergegas untuk pergi ke lokasi. Setelah berjalan beberapa
meter akhirnya kami sampai di depan rumah bu RW. Sesampainya di
rumah bu RW, ternyata hanya ada anak bu RW, karena bu RW lagi ada
kegiatan di luar. Kami memutuskan untuk duduk bersinggah sebentar
di rumah bu RW sembari ngobrol-ngobrol dengan anaknya bu RW.
Namanya adalah Putri, dia baru saja menyelesaikan studi S1-nya dan
kini lagi persipana untuk mencari pekerjaan.
Tak lupa kami juga memeprkenalkan diri kepada Putri dan juga
maksud kedatangan kami ke rumah bu RW. Putri pun juga menyambut
kami dengan ramah. Sebenarnya Putri di rumah berdua sama adiknya,
namun dia tidak mau keluar karena adiknya Putri suka malu-malu
dengan orang baru.

105 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Suasanan di rumah bu RW ini sangatlah enak, sejuk, dan rindang.
Karena di sekitar rumahnya banyak sekali pepohonan dan juga dekat
sungai. Putri mengungkapkan kalau rumah ini memang berada paling
ujung dan agak tinggi di desa Bunar ini. Putri juga menceritakan ke
kami, kalau dulu semasa kecilnya ia sering main di sungai di depan
rumahnya. Setelah ngobrol-ngobrol dengan Putri, kami mendapatkan
informasi dari Putri soal hal-hal mistis. Kata dia di depan rumahnya itu
kalau kita datang sewaktu tengah malam, akan ada terowongan goa
yang nembus ke daerah Lebak Banten. Entah benar atau tidaknya,
masyarakat setempat mempercayai hal tersebut.
Sebelum pulang, kami titip pesan kepada Putri untuk ibunya perihal
kedatangan kami, serta titip pesan kepada bu RW untuk mau
menemani kami berkeliling sekitar desa Bunar melakukan transek
desa. Setelah selesai, kami pun bergegas untuk pergi ke rumah pak RT
(Pak Sadili).
Kedatangan kami ke sini untuk meminta agar pak RT mau untuk
menemani kami berkeliling di desa Bunar melakukan transek desa,
tetapi ternyata pak RT tidak bisa karena tiga hari ke depan harus pergi
ke luar daerah. Sebelum berpamitan, kami mencoba menggali
informasi kepada pak RT terkait jenis pekerjaan yang dijalani
masyarakat setempat itu apa, beliau menjawab kalau masyarakat
kebanyakan menjadi petani, sopir, wiraswasta, dan buruh. Setelah
selesai urusan dengan pak RT, kami bergegas pamit.
Kebetulan juga pak RT punya lahan perkebunan yang ditanami
buah-buahan, jadi kamu juga sekalian bertanya-tanya kepada beliau
perihal bulan-bulan apa saja biasnaya buah-buah tersbeut akan
dipanen. Pak RT mengungkapkan bahwasanya buah-bua tersebut

106 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
seringnya dipanen oleh warga pada bulan Januari dan Juli setelah masa
panen padi usai. Setelah usai, kami pun berpamitan dengan pak RT.
Mengingat kami juga masih harus menelusuri kalender musim di
desa Bunar, akhirnya kami menuju ke area persawahan. Harapan kami
agar bisa bertemu dengan beberapa petani di desa Bunar. Kebetulan
kami pergi ke sawah di sore hari, sehingga kami bisa berjumpa dengan
para petani. Kami berjumpa dengan pak Yoko dan bu Marsini. Mereka
berdua sepasang suami istri yang pekerjaan sehari-harinya sebagai
seorang petani. Mereka berdua menggarap lahan sawah miliknya
sendiri.
Sawah yang mereka miliki merupakan sumber utama pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama ini. Kami
memeprkenalkan diri kepada mereka serta menjelaskan maksud dan
tujuan kedatangan kami ke sini. Setelah pendekatan sosial usai kami
lakukan, kami mencoba menggali informasi dari mereka terkait musim
panen yang ada di di desa Bunar ini dan juga tanaman yang biasanya di
tanam di sawah oleh petani Bunar. Jawaban dari hasil wawancara kami
ini bisa pembaca lihat di bagian hasil dari penelusan kami di desa
Bunar ini yang ada di bawah.
Setelah selesai kami mencoba mencari petani yang lainnya agar
informasi yang kami dapatkan lebih akurat hasilnya nanti. Setelah
berjalan menelusuri sawah, kami berjumpa dengan petani lainnya.
Namanya adalah pak Asep dan juga pak Dali, mereka berdua telah
usai menggarap sawah milik orang lain. Pak Asep dan pak Dali
mengungkap kalau mereka berdua tidak memiliki sawah sendiri.
Sehingga, Mereka bekerja bila ada warga yang membutuhkan jasa
mereka untuk menggarap sawah yang dimilikinya.

107 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Mereka berdua juga ramah meskipun baru bertemu sore ini. Kami
juga mendapatkan informasi yang banyak dari mereka, perihal
kalender musim yang ada di desa Bunar ini. Akhirnya, kami kembali
ke pemukiman warga lagi bersama-sama.
B. Hasil Penelitian
a) Kalender musiman Desa Bunar

Januari Februari Maret April Mei Juni

Musim Persiapan Proses Padi Biji padi Warga


panen area lahan penanam mulai mulai tumbuh memanen
buah- persawaha an bibit tumbuh besar dan padi serta
buahan n untuk padi besar warga proses
seperti ditanami (nandur) dan setempat pengering
buah padi warga membuat an padi
Durian, (membaja membe orang-
Cempeda k, rsihkan orangan
k, dan membersi rumput- sawah.
Manggis. hkan dari rumput
rumput- liat di
rumput sekitar
liar) tanama
n padi
Juli Agustus Septemb Oktobe November Desemb
er r er
Musim Persiapan Biji padi mulai
panen area lahan Proses Padi tumbuh besar Warga
buah- persawaha penanam mulai dan warga memane
buahan n untuk an bibit tumbuh setempat n padi

108 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
seperti ditanami padi besar membuat serta
buah padi (nandur) dan orang-orangan proses
Durian, (membaja warga sawah. pengerin
Cempeda k, membe gan padi
k, dan membersi rsihkan
Manggis. hkan dari rumput-
rumput- rumput
rumput liat di
liar) sekitar
tanama
n padi

b) Teknik Penelusuran Lokasi/Desa (TRANSEK)


Pada teknik transek ini, kami melakukan penelusuran dengan cara
berkeliling ke desa Bunar dari arah Barat ke Timur, serta dari Selatan ke
Utara. Tepatnya pada Rabu, 4 Desember 2019, kami melakukan
penelusuran di desa Bunar bersama Abah Edi di bagian Utara. Abah Edi
sendiri merupakan tokoh agama setempat yang memiliki ciri khas
memasukkan unsur komedi di setiap ceramahnya. Kami berkeliling desa
bagian Barat dari 09.12 – 11.38 WIB. Hasil dari penelusuran pertama
yang kami lakukan ini adalah:
Desa Bunar yang terletak di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat ini dikelilingi oleh Sungai Cidurian yang membentang dari
Utara ke Selatan. Sungai Cidurian yan teretak di sebeah Utara ini sendiri
lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk irigasi lahan
persawahan. Abah Edi mengungkapkan bahwa dulunya area lahan
persawahan di desa Bunar ini sangatlah luas, namun karena warga harus
melakukan pemegaran lahan untuk dijadikan pemukiman membuat

109 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
lahan persawahan menjadi berkurang seperti yang tampak sekarang ini.
Faktor lain yang membuat warga desa Bunar memiliki keterbatasan
lahan adalah dulu di tahun 1970-an, warga setempat terhasut untuk
menjual tanahnya kepada PT Indo Semen dan PT Holcim, kedua PT
tersebut mengatakan kepada warga setempat bahwa tanah yang akan
dijual kepada mereka ini nantinya akan dikelola oleh pemerintah untuk
pembangunan insfrastuktur di desa Bunar.
Hal tersebut membuat warga mau untuk menjual tanahnya, dan pada
waktu itu tanah dijual dengan harga Rp 500,. Namun, ternyata warga
setempat tertipu oleh kedua PT tersebut karena faktanya, tidak ada
pembangunan infrastuktur yang dibangun oleh pemerintah di atas tanah
yang telah terjual kepada kedua PT tersebut.
Di bagian Barat desa Bunar ini juga terdapat lapangan yang
terbilang cukup luas. Sebelumnya lapangan ini merupakan area
persawahan. Namun, karena dirasa kebutuhan akan lapangan olahraga
dibutuhkan keberadaannya, membuat pejabat desa setempat membeli
lahan tersebut dan dijadikan sebagai tempat olahraga di Desa Bunar.
Lapangan tersebut sering dijdikan tempat bermain sepak bola anak-
anak warga setempat. Dan jika kita berkunjung ke desa Bunar di bulan
Agustus atau akhir tahun seperti sekarang ini, kita akan melihat
pertandingan bola atar Rukun Tetangga di lapagan tersebut,
pertandingan sepak bola antar Rukun Tetangga ini rutin dilaksanakn
pada kedua bulan tersebut.
Itulah hasil transek kami bersama Abah Edi di bagian Utara desa
Bunar. Kita tidak bisa menelusuri desa lebih lama lagi dikarenakan
Abah Edi harus pergi ke desa lain untuk mengisi ceramah, akhirnya kita
kembali ke penginapan. Sesampainya di penginapan kita istirahat,
sholat, dan makan. Dan menunggu penelusuran trasex desa di sore hari.

110 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Dimulai dari jam 15.03 - 17.26 WIB kita melakukan penelusuran
bagian Selatan desa Bunar, penelusuran ini kami lakukan bersama Mang
Asep (pengelola ruko pondok pesantren). Di bagian selatan ini kita
menemukan sebuah jebatan dan pertigaan yang menjadi persimpangan
jalur dan menuju ke arah Bogor, Jasinga, Rumpin, dan Parung Panjang.
Ini merupakan jembatan baru di desa Bunar, sebelumnya jembatan
penghubung desa ada di kelurahan Lawangtajih. Namun, karena dulu
sempat ada banjir bandang, membuat jembatan tersebut hancur dan tidak
bisa digunakan kembali. Sehingga, pemerintah dan warga setempat
membuat jembatan baru di pertigaan Kadaka ini. Di persimpangan inilah
sebagai titik akhir angkutan umum Cherry dari Satsiun Parung Panjang
ke desa Bunar, dan titik penjemputan penumpang yang ingin pergi dari
desa Bunar ke Stasiun Parung Panjang.
Di desa Bunar ada pesantren yang paling terkenal yakni Pondok
Pesantrem Mamba'ul Ulum. Pesantren ini memang sudah ada sejak
zaman dahulu. Di belakang pondok ini terdapat Sungai Cidurian. Sungai
tersebut dimanfaatkan oleh warga setempat sebagai tempat mencuci,
mandi, bermain anak-anak, dan yang paling buruk adalah terkadang
warga membuang sampah di pinggir sungai tersebut. Debit air sungai
yang sekarang ini jauh berbeda dengan dahulu. Sekarang ini sangatlah
kecil, padahal volume air di sungai pada kala itu sangatlah tinggi.
Di belakang sungai ada sebuah bukit, bukit tersbeut okeh warga
digunakan sebagai tempat Nyepi ketika Bulan Ramadhan. Aktivitas
nyepi sendiri dilakukan oleh warga untuk mengistirahatkan diri dari
berbagai macam aktivitas dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Warga memulai aktivitas nyepi setelah ashar dan
kembali ke rumah menjelang magrib untuk berbuka puasa.

111 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Dikarenakan waktu sudah mulai gelap, kita memutuskan untuk
kembali ke penginapan untuk bersih-bersih diri, makan, ibadah, dan juga
istirahat. Penelusuran di desa Bunar ini akan kami lakukan kembali di
keesokan harinya, agar informasi yang diperoleh lebih detail terkait
transek Desa Bunar.
Mentari pagi di Kamis, 5 Desember 2019 ini snagat cerah. Membuat
kelompok kami menjadi semangat untuk melanjutkan penelusuran
transek Desa Bunar kembali. Jam menunjukkan pukul 08.43 WIB,
selepas mandi dan makan kami melangkahkan kaki ke arah Utara desa
Bunar untuk menemui bu RW. Pada penelusuran di hari kedua ini kami
memilih untuk melakukan penelusuran bersama bu RW karena kami
yakin akan mendapatkan berbagai macam informasi dari beliau.
Setelah berjalan kaki sekitar 350 meter akhirnya kita sampai di
kediaman Bu RW. Sesampainya di sana kita duduk sebentar sembari
berbincang-bincang dan pukul 09.17 kita memulai penelusuran transek
Desa Bunar. Beberapa hal yang kita temukan di lapangan adalah:
Desa Bunar yang terletak di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor
ini dikelilingi oleh Bukit Tenjolea yang membentang dari Barat ke
Timur. Di bukit Tenjola ini terdapat tempat yang sering dikunjungi oleh
warga setempat, yakni Tapak Tilas.
Di sini terdapat jejak kaki manusia yang menurut kepercayaan
warga setempat jika telapak kaki kita memiliki ukuran yang sama
dengan tapak kaki tersebut tandanya kita adalah orang yang kaya. Rekan
kami yang bernama Kamela mencoba untuk menapakkan kakinya di
telapak kaki tersebut dan ternyata berbeda ukuran (sedikit lagi padahal
heheh). Saya sendiri tidak mencobanya, karena tidak percaya dan hal-hal
semacam ini heheheh.

112 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
Di bukit ini juga terdapat makam Mak Uci, dulunya Mak Uci ini
adalah seoarng Paraji yang terbiasa menangani ibu-ibu yang melahirkan
di desa Bunar. Mak Uci ini juga seorang juru kunci atau kuncen di desa
Bunar. Setelah selesai melakukan trasex di atas bukit kami memutuskan
untuk turun dan menjelajahi tempat yang lain.
Kami juga ditunjukkan tempat yang dulunya bekas jembatan
penghubung di desa Bunar. Jembatan tersebut sempat kita singgung di
paragraf atas, di jempatan ini paska terjadi banjir bandang, masyarakat
banyak menemukan temuan sisa-sisa peninggalan jaman Kolonial
Belanda. Dari sejanta-senjata, baju-baju tentara, bahkan ada yang sering
menemukan kepala mayat orang Belanda. Hal tersebut sangat wajar
banyak ditemukan hal-hal semacam ini di Desa Bunar karena memang
dulunya penjajah dari Belanda sampai ke sini, tepatnya pada
pembangunan jalan Anyer-Panarukan. Banyak warga desa Bunar
dulunya menjadi korban Kerja Rodi.
Di bagian Utara desa Bunar merupakan pusat lembaga pendidikan
dari TK, SD/SMI, SMP/MTs, dan SMK. Tempat-tempat yang dijadikan
sekolah ini dulunya merupakan area persawahan. Puskesmas pun juga
sudah di bangun di tempat ini. Di pinggir jalan juga terdapat rumah
kosong yang sangat terkenal, warga setempat menyebutnya rumah
gedong. Rumah besar yang berwarna putih tersebut konon milik orang
Belanda yang ditinggal pergi oleh pemiliknya. Sehingga kondisi rumah
tersebut kosong dan tak berpenghuni bertahun-tahun. Rumor dari warga
setempat juga mengatakan bahwa di rumah tersebut ada buaya putih dan
tak ada satu pun orang yang beraniuntuk masuk ke dalam rumah
tersebut. Hanya sampai di halaman depan saja kebanyakan orang
penasaran dengan gedong putih tersebut. Ada juga yang mengatakan

113 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
kalau rumah tersebut merupakan milik artis ibukota yang ditinggalkan
begitu saja.
Cukup banyak informasi yang kami peroleh dari bu RW, dan waktu
sudah menunjukkan siang hari. Sekitar pukul 11.42. kami kembali ke
rumah Bu RW dan kami diminta untuk menyantap sajian makan siang
yang sudah disediakan oleh beliau. Siang ini kita makan masakan khas
desa Bunar yakni sayur paku, rasanya ternyata sangat enak dan sesuai
dengan lidah kita. Setelah makan kami melaksanakan sholat dhuhur
berjamaah dan setelah usai semuanya kita bergegas untuk kembali ke
penginapan kita untuk istirahat.
Penelusuran transek kita lanjutkan bersama Umi Etin di malam hari,
tepatnya pukul 18.22 - 20.55 WIB. Penelusuran kami lakukan di malam
hari karena ingin mengetahui suasana kondisi di desa Bunar di kala
malam hari. Di desa bunar ini juga terdapat jalur jalan provinsi yang
oleh masyarakat setempat disebut dengan jalan dendles. Hal tersebut
dikarenakan jalan tersebut termasuk bukti sisa-sisa dari hasil kerja rodi
yang dilakukan oleh masyrakat desa Bunar pada masa penjajahan
kolonial Belanda pada masa itu. Jalan ini dulunya sangatlah luas, seiring
dengan pertumbuhan penduduk di desa Bunar yang sangat padat
membuat jalan raya tersebut dibelah menjadi duan untuk dijadikan
sebagai rumah tinggal warga. Warga desa Bunar yang memiliki tanah
luas pun juga harus melakukan pemegaran lahan yang dimilikinya untuk
dijual kepada warga yang lain agar bisa dijadikan sebagai lahan untuk
dibangun tempat tinggal.
Jika kita lihat, di pinggir jalan tersebut banyak sekali ruko-ruko
yang terbangun. Dulunya area ruko-ruko tersebut merupakan bekas
lubang buaya yang dijadikan tempat penyiksaan pada zaman kolonial
Belanda. Kita juga masih bisa melihat sisa-sisa lubang buaya tersebut

114 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
karena masih ada yang tersisa untuk dijadikan sebagai tempat wisata.
Dengan membayar uang masuk sebesar Rp 5.000 kita dapat melihat
bekas lubang buaya peninggalan zaman Belanda tersebut.
Di tengah-tengah perjalanan, kami menemukan sebuah tandu besar
yang tersambung oleh pipa-pipa air ke rumah-rumah warga. Dan sontak
kita bertanya kepada Umi, Umi menjelaskan kalau di desa Bunar ini
meskipun dikelilingi oleh sungai dan perbukitan, ketersediaan akan air
bersih sangatlah terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih di
desa Bunar ada 2 tempat tandu besar yang menjadi sumber air bagi
warga setempat. Tandu tersebut milik umum dan satunya milik Pak RT,
tetapi sama beliau diberfungsikan untuk kebutuhan warga. Tandu yang
besar-besar tersbeut kalau kita fikir mana bisa masuk ke pemukiman
sedangkan perumahan warga yang padat. Umi menuturkan memang
butuh usaha untuk membawa tandu tersebut masuk ke pemukiman, dari
melalui sawah yang ada di barat, dan masuk di gang-gang warga dan
akhirnya bisa ditaruh di tempat yang bisa kita lihat sekarang ini.

BAB III
KESIMPULAN

Buku ini adalah bentuk visualisasi dari ruang aktualisasi


mahasiswa prodi Pengembangan Masyarakat Islam semester lima dalam
mengimplementasikan keilmuannya pada matakuliah Metodelogi Riset
Aksi Partisipatif dan Demografi. Pada tugas lapangan ini mahasiwa
melakukan penelitian dengan menggunakan teknik-teknik PRA atau
Participatory Rural Appraisal, yang diantanya yaitu:

115 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
 Teknik penelusuran sejarah desa
 Teknik pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan
 Teknik pembuatan kalender musim
 Teknik pembuatan peta desa
 Teknik penelusuran lokasi atau desa (TRANSEK)
 Teknik pembuatan gambar kebun
 Teknik pengkajian lembaga-lembaga desa (DIAGRAM VENN)
 Teknik pengkajian mata pencaharian desa
 Teknik wawancara keluarga petani (WAWANCARA SEMI
TERSTRUKTUR)
 Teknik pembuatan bagan alur
 Teknik pembuatan bagan urutan (MATRIKS RANKING)

Hal tersebut dikarenakan dalam melakukan pemberdayaan


masyarakat, metode PRA atau Participatory Rural Appraisal adalah
metode yang dirasa paling tepat dilakukan guna mewujudkan suatu
perubahan yang sifatnya berkelanjutan. Pada metode PRA yang menjadi
penggerak utama adanya suatu perubahan dan pemberdayaan adalah
masyarakat itu sendiri, yaitu dimana masyarakat berperan sebagai
sumberdaya, penentu kebijakan dan pelaku untuk melakukan perubahan.
Diharapkan setelah diadakannya pemberdayaan, maka masyarakat dapat
hidup lebih mendiri dengan secara kreatif dan inovatif memanfaatkan
sumberdaya lokal yang ada di Desanya secara berkelanjutan.

Dengan hadirnya buku ini, diharapkan dapat menjadi referensi,


aspek pendukung dan sumber inspirasi bidang keilmuan lainnya dalam

116 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
melakukan penelitian dan pemberdayaan masyarakat khususnya di Desa
Bunar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

DAFTAR PUSTAKA

R. Bintarto, Desa-Kota, ( Bandung: alumni, 1986), h.11

N. Daldjoe, interaksi Desa Kota, (Jakrta: Rineka Cipta,1987),h. 44

Prof. Drs. Widjaja. HAW. 2002. Pemerintahan Desa/Marga. PT. Raja


Grafindo Persada. Jakarta. Hlm.3.

117 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
R. Bintaro, Desa Kota, (Bnadung: alumni 1986), h.18

LAMPIRAN KELOMPOK 1

118 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
LAMPIRAN KELOMPOK 2

119 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
LAMPIRAN KELOMPOK 3

120 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
121 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
LAMPIRAN KELOMPOK 4

122 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
123 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
LAMPIRAN KELOMPOK 5

124 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
LAMPIRAN KELOMPOK 6

125 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
126 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
DOKUMENTASI

127 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
128 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r
129 | P e n e l i ti a n m e t o d e p e n d e k a t a n P R A - D e s a B u n a r

Anda mungkin juga menyukai