Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

INTEGRASI NASIONAL BANGSA INDONESIA

Dosen Pengampu :

Dr. Akhmad Taufiq, S.S., M.Pd

Disusun Oleh:

1. Maretha Nur Azizah 222410101060


2. Duta Ardhika Wahyu N. 222410101075
3. Nasywa Fadhil Dhifullah 222410102038

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS JEMBER
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan penulisan
makalah ini, yaitu untuk menambah wawasan mengenai integrasi nasional dan memenuhi
tugas mata kuliah umum Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak “Dr.
Akhmad Taufiq, S.S., M.Pd”, dengan judul makalah yang disusun yakni “Integrasi
Nasional Bangsa Indonesia”.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap seluruh mahasiswa mampu memahami
makna integrasi nasiona bangsa Indonesia. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu kami memohon saran dan
kritik yang membangun, sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini menjadi lebih
baik. Kami juga berharap semoga dari makalah yang kami susun, dapat memberikan
informasi dan pengetahuan terkait integrasi nasional bangsa Indonesia yang berguna bagi
pembacanya, tsehingga para pembaca nantinya dapat mempraktikkan dan mempertahanka
integrasi nasional bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Integrasi Nasional............................................................................................................6
2.2 Pentingnya Integrasi Nasional............................................................................................................7
2.3 Tantangan Dalam Membangun Integrasi Nasional.............................................................................8
2.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Integrasi Nasional.....................................................................9
2.5 Perwujudan Integrasi Nasional Dalam Kehidupan...........................................................................10
2.6 Bentuk Integrasi Nasional................................................................................................................11
BAB III........................................................................................................................................................12
KESIMPULAN.............................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau-pulau kecil
yang memiliki keberagaman baik dalam adat istiadat, kebiasaan, agama, dan etnis. Karena
memiliki banyak perbedaan, maka Indonesia memerlukan adanya integrasi untuk
menghindari perpecahan. Integrasi nasional adalah suatu proses penyatuan atau pembauran
berbagai aspek sosial budaya, latar belakang ekonomi ke dalam kesatuan wilayah dan
pembentukan bangsa yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan
keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Faktor sejarah yang
menimbulkan rasa senasib seperjuangan, keinginan untuk bersatu, rasa cinta tanah air, rela
berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, menjadi salah satu faktor pendorong
adanya integrasi nasional di Indonesia. 
Wawasan masyarakat Indonesia mengenai integrasi nasional sangatlah minim,
terlebih pengetahuan akan kebudayaan negara sendiri masih kurang. Maka dari itu integrasi
nasional sangat penting dan berkaitan erat dengan pluralitas. Kebudayaan Indonesia dari
zaman nenek moyang yang kuat dan kental dengan rasa kebersamaan, gotong royong atau
budaya masyarakat timur, tetapi seiring perkembangan zaman pengaruh kebudayaan luar
masuk ke Indonesia dan mempengaruhi terkhususnya generasi muda serta menyebabkan
berkurangnya kebudayaan asli di masyarakat Indonesia. Integrasi Nasional merupakan salah
satu tolak ukur dalam persatuan dan kesatuan di suatu negara. Dapat juga dikatakan bahwa
integrasi nasional adalah penyatuan atau pembauran suatu bangsa sehingga menjadi
kesatuan yang utuh. Berintegrasi nasional berarti sama dengan konsep menyatukan bangsa
dengan kesederhanaan. Integrasi nasional harus dijaga oleh setiap generasi, menjaga
keharmonisan dalam berbangsa dan bernegara diperlukan komitmen dari seluruh
masyarakat dengan memperkuat nilai nasionalisme dan nilai moral..

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Integrasi Nasional?
2. Seberapa penting Integrasi Nasional bagi masyarakat Indonesia?
3. Bagaimana cara memperkuat Integrasi Nasional?
4. Bagaimana perwujudan Integrasi Nasional dalam kehidupan bermasyarakat?

1.3 Tujuan

1.Agar mengetahui pengertian serta makna Integrasi Nasional


2.Agar mengetahui pentingnya Integrasi Nasional
3.Agar mengetahui cara memperkuat Integrasi Nasional
4.Agar mengetahui peran agama dalam Integrasi Nasional
5.Agar mengetahui perwujudan Integrasi Nasional dalam kehidupan bermasyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Nasional

Sejarah integrasi nasional di Indonesia dimulai sejak masa kemerdekaan pada tahun
1945. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia
menghadapi banyak tantangan dalam mempertahankan kemerdekaannya. Salah satu tantangan
terbesar adalah upaya untuk mengintegrasikan berbagai suku, agama, dan budaya yang berbeda-
beda menjadi satu kesatuan bangsa yang kokoh. Pada awal kemerdekaan, Presiden Soekarno
mengeluarkan pidato yang berjudul "Indonesia Menggugat" pada tanggal 1 Juni 1945 yang
memuat gagasan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Pidato tersebut menjadi
salah satu tonggak sejarah dalam upaya integrasi nasional di Indonesia.
Integrasi nasional merupakan konsep yang berkaitan dengan kesatuan, keutuhan, dan
keberlanjutan sebuah negara. Integritas nasional mencakup segala aspek kehidupan masyarakat,
termasuk politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Negara yang memiliki
integrasi nasional yang kuat mampu mempertahankan kedaulatannya serta menjaga kesatuan dan
keutuhan bangsa, sehingga dapat menghindari konflik yang merusak stabilitas dan perdamaian di
dalam negeri. Integrasi nasional sangat penting untuk dipertahankan, terutama dalam era
globalisasi dan modernisasi yang serba cepat. Dalam konteks globalisasi, negara-negara di dunia
semakin terhubung dan saling ketergantungan satu sama lain dalam berbagai aspek kehidupan.
Hal ini dapat membawa keuntungan bagi negara-negara yang mampu memanfaatkan peluang
tersebut dengan baik, namun juga dapat membawa ancaman bagi negara-negara yang kurang
mampu menghadapi persaingan global. Selain itu, masalah-masalah sosial seperti intoleransi,
ekstrimisme, dan terorisme dapat mengancam integritas nasional. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi juga membawa tantangan baru dalam menjaga integritas nasional,
seperti penyebaran hoax dan propaganda yang dapat memecah belah masyarakat serta merusak
citra negara.

Untuk menjaga integritas nasional, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat,


dan lembaga-lembaga terkait. Pemerintah perlu memperkuat lembaga-lembaga keamanan dan
pertahanan negara serta melakukan upaya-upaya untuk mempromosikan toleransi, keadilan, dan
kesetaraan di antara seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam
menjaga keutuhan negara dengan memperkuat nilai-nilai persatuan dan kesatuan serta
menghindari perpecahan dan konflik yang merusak kestabilan sosial.

2.2 Pentingnya Integrasi Nasional

Suatu negara bangsa membutuhkan persatuan untuk bangsanya yang dinamakan integrasi
nasional di katakan bahwa sebuah negara bangsa yang mampu membangun integrasi nasional
dapat memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa-bangsa yang ada di dalamnya. Integrasi
nasional merupakan salah satu tolak ukur persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat yang
terintegrasi dengan hak merupakan harapan bagi setiap negara. Sebab integrasi masyarakat
merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara untuk membangun kejayaan nasional demi
mencapai tujuan yang diharapkan. 

Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan,
karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga menyimpan potensi
konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerja sama, serta
konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang
mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti
perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya dan perbedaan kepentingan adalah
menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-perbedaan itu tidak dikelola dan disikapi
dengan cara dan sikap yang tepat. Integrasi berarti menggabungkan seluruh bagian menjadi
sebuah keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat, sehingga membentuk kesatuan yang
harmonis dalam kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI) yang bersemboyankan “Bhineka
Tunggal Ika”. Integrasi nasional merupakan hal yang didambakan yang dapat mengatasi
perbedaan suku, antargolongan, ras, dan agama (SARA). Kebhinekaan ini merupakan aset bangsa
Indonesia jika diterima secara ikhlas untuk saling menerima dan menghormati dalam wadah
NKRI.  Namun apapun kondisi integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan
untuk membangun kejayaan bangsa dan negara. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
untuk membangun wawasan kebangsaan Indonesia yang “solid” dan integrasi yang mantap serta
kokoh.  (1) kemampuan dan kesadaran bangsa dalam mengelola perbedaan-perbedaan SARA dan
keanekaragaman budaya dari adat istiadat yang tumbuh dan berkembang di wilayah nusantara.
(2) kemampuan mereaksi penyebaran ideologi asing, dominasi ekonomi asing serta penyebaran
globalisasi dalam berbagai aspeknya
Menurut Drake integrasi nasional adalah suatu konsep yang multidimensional, kompleks,
dan dinamis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam integrasi nasional Pertama, pengalaman
historis yang tampil sebagai kekuasaan yang kohesif, berawal dari penderitaan yang menjadi
bagian warisan bersama sebuah negara. Kedua, atribut sosio-kultural bersama seperti bahasa,
bendera, bangsa yang membedakan dengan bangsa lain dan yang memungkinkan WNI memiliki
rasa persatuan. Ketiga, interaksi berbagai pihak di dalam negara kebangsaan dan adanya
interdependensi ekonomi regional (Filip Litay, 1997; 10). Apabila dipikirkan antara integrasi dan
nasionalisme saling terkait. Integrasi memberi sumbangan terhadap nasionalisme dan
nasionalisme mendukung integrasi nasional. Oleh karena itu, integrasi nasional harus terus dibina
dan diperkuat dari waktu ke waktu. Integrasi nasional biasanya dikaitkan dengan pembangunan
nasional karena masyarakat Indonesia yang majemuk sangat diperlukan untuk memupuk rasa
kesatuan dan persatuan agar pembangunan nasional tidak terkendala. Integrasi mengingatkan
adanya kekuatan yang menggerakkan setiap individu untuk hidup bersama sebagai bangsa. Dalam
integrasi nasional masyarakat termotivasi untuk loyal kepada negara dan bangsa. Dengan
berhasilnya pembangunan sebagai wujud nasionalisme, konflik-konflik yang mengarah kepada
perpecahan atau disintegrasi dapat diatasi karena integrasi nasional memerlukan kesadaran untuk
hidup bersama dalam mewujudkan masyarakat yang harmonis.

2.3 Tantangan Dalam Membangun Integrasi Nasional

Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi datang
dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal, tantangan yang berakar pada
perbedaan suku, agama, ras dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada
adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, dimana latar belakang pendidikan kekotaan
menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional. Masalah
yang berkaitan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul ke permukaan setelah berbaur
dengan dimensi horizontal, sehingga hal ini memberikan kesan bahwa dalam kasus Indonesia
dimensi horizontal lebih menonjol dari pada dimensi vertikalnya. Terkait dengan dimensi
horisontal ini, salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang termasuk
Indonesia dalam mewujudkan integrasi nasional adalah masalah primordialisme yang masih kuat.
Titik pusat goncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan
darah (kesukuan), jenis ras, daerah, agama, dan kebiasaan. Masih besarnya ketimpangan dan
ketidakmerataan pembangunan dan hasil pembangunan dapat menimbulkan berbagai rasa tidak
puas dan keputusan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan), gerakan
separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. Hal ini bisa berpeluang mengancam
integrasi horizontal di Indonesia. Terkait dengan dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah
kesediaan para pemimpin untuk terus menerus bersedia berhubungan dengan rakyatnya.
Pemimpin mau mendengar keluhan rakyat, mau turun kebawah, dan dekat dengan kelompok-
kelompok yang merasa dipinggirkan. Keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan
aspirasi masyarakat, kebijakan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan
masyarakat, dukungan masyarakat terhadap pemerintah yang sah dan ketaatan warga masyarakat
melaksanakan kebijakan pemerintah adalah pertanda adanya integrasi dalam arti vertikal.
Sebaliknya kebijakan demi kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak / kurang sesuai
dengan keinginan dan harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat
terhadap kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya integrasi vertikal. Memang tidak
ada kebijakan pemerintah yang dapat melayani dan memuaskan seluruh warga masyarakat, tetapi
setidak-tidaknya kebijakan pemerintah hendaknya dapat melayani keinginan dan harapan
sebagian besar warga masyarakat. Jalinan hubungan dan kerjasama di antara kelompok-kelompok
yang berbeda dalam masyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dan saling
menghargai antara kelompok-kelompok masyarakat dengan perbedaan yang ada satu sama lain,
merupakan pertanda adanya integrasi dalam arti horizontal.
Kita juga tidak dapat mengharapkan terwujudnya integrasi horisontal ini dalam arti yang
sepenuhnya. Pertentangan atau konflik antar kelompok dengan berbagai latar belakang perbedaan
yang ada, tidak pernah tertutup sama sekali kemungkinannya untuk terjadi. Namun yang
diharapkan bahwa konflik itu dapat dikelola dan dicarikan solusinya dengan baik, dan terjadi
dalam kadar yang tidak terlalu mengganggu upaya pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat
dan pencapaian tujuan nasional. Di era globalisasi, tantangan itu ditambah oleh adanya tarikan
global di mana keberadaan negara-negara sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan
dan kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua tarikan
sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mengabaikan batas-batas
negara bangsa, dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang
sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan.

2.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Integrasi Nasional 

Bangsa    Indonesia    sangat    membutuhkan integrasi nasional untuk menyatukan


seluruh perbedaan  dan  kemajemukan  rakyatnya.  Di sisi  lain  berbagai  faktor  pendorong, yaitu
:
 Faktor Pendorong 
 Adanya persamaan sejarah
 Rasa cinta tanah air
 Adanya keinginan untuk bersatu
 Konsensus nasional
Di  dalam  faktor  pendorong  tersebut  yang menjadikan  integrasi  nasional  muncul  dan
salah satu alasan mengapa integrasi nasional ada.  Jika  dilihat  dari  faktor  pendorongnya
integrasi  nasional  merupakan  cita - cita  dan tujuan  agar  Indonesia  menjadi  negara  yang
bersatu   dengan   berbagai   permasalahan   di dalam    kemajemukan. Selanjutnya, selain faktor
pendorong terhadap integrasi nasional, terdapat faktor penghambatnya, yaitu :
 Faktor Penghambat
 Heterogen
 Ketimpangan
 Gangguan luar
 Etnosentrisme

2.5 Perwujudan Integrasi Nasional Dalam Kehidupan

Integrasi nasional merupakan suatu gagasan yang sangat berarti bagi keutuhan dan
kemajuan suatu bangsa. Perwujudan integrasi nasional dalam kehidupan merujuk pada upaya-
upaya yang dilakukan untuk membangun persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Perwujudan integrasi nasional dapat
diwujudkan melalui berbagai upaya, salah satunya adalah melalui Pendidikan. Pendidikan
memiliki andil penting dalam pembentukan karakter bangsa untuk menumbuhkan kesadaran
sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang beragam. Memperkenalkan nilai-nilai Pancasila
merupakan salah satu cara dalam membentuk kesadaran berbangsa dan bernegara. Dalam
membangun integrasi nasional yang kokoh dan berkelanjutan dengan cara menghadirkan
pendidikan karakter yang terintegrasi dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini bertujuan agar mereka
mengerti bahwa perbedaan adalah suatu yang niscaya dan harus dihargai. Dengan begini generasi
muda akan memiliki sikap yang terbuka terhadap perbedaan dan dapat menghargai keberagaman.
Selain melalui pendidikan, integrasi nasional juga dapat diwujudkan melalui teknologi.
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, teknologi merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan. Salah satu bentuk dari kemajuan teknologi adalah media sosial. Media sosial menjadi
sarana yang efektif untuk memberikan edukasi pada masyarakat. Dalam hal ini, penggunaan
media sosial yang bijak dan cerdas dapat memberikan manfaat yang besar dalam memperkuat
integrasi nasional. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyebarkan informasi
tentang keberagaman budaya, bahasa, agama, dan kebiasaan masyarakat Indonesia. Informasi
tentang keberagaman tersebut dan mengajak masyarakat untuk memahami dan menghargai
perbedaan tersebut.
Integrasi nasional juga dapat diwujudkan melalui kegiatan sosial. Kegiatan sosial dapat
mempererat hubungan antara masyarakat yang beragam dalam kehidupan bermasyarakat.
Kegiatan gotong royong merupakan salah satu contoh dari kegiatan sosial yang dapat dilakukan.
Kegiatan gotong royong dapat menjadi sarana guna membentuk kebersamaan dan saling toleransi
antar warga yang memiliki latar belakang yang berbeda. Dalam kegiatan bermasyarakat, sikap
toleransi dan saling menghargai perbedaan dapat mempererat hubungan antar masyarakat yang
beragam. 

2.6 Bentuk Integrasi Nasional

Berdasarkan buku “Pendidikan Kewarganegaraan: Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa


dan Bernegara di Indonesia” oleh Dr. Drs. Ismail, M.Si dan Dra. Sri Hartati, M.Si,. Integrasi
nasional bisa diterapkan dalam berbagai bentuk atau jenis. Hal itu bergantung pada situasi
ataupun kondisi suatu masyarakat atau negara yang ada. Begitu pula dengan caranya yang
berbeda-beda pula. Sejumlah jenis integrasi nasional yang ada meliputi integrasi asimilasi dan
integrasi akulturasi.
Integrasi asimilasi mengacu pada proses pembauran kebudayaan yang disertai dengan ciri
khas kebudayaan asli. Dalam hal ini, negara berusaha untuk menggabungkan beberapa
kebudayaan agar dapat menjadi satu kebudayaan yang lebih mudah diterima oleh seluruh
masyarakat. Tujuannya adalah untuk menciptakan integrasi nasional di tengah-tengah keragaman
budaya dan sosial masyarakat. Proses ini cukup efektif untuk mencegah adanya saling klaim atau
sifat etnosentrisme. Sebagai contoh dari integrasi asimilasi, ada program transmigrasi yang
dilaksanakan di Riau pada masa pemerintahan Orde Baru. Program transmigrasi ini tidak hanya
berhasil meratakan jumlah penduduk di berbagai pulau di Indonesia, tetapi juga mengakibatkan
terjadinya asimilasi, terutama di wilayah Riau. Hal ini terlihat dari banyaknya transmigran yang
menghasilkan budaya baru, misalnya Jawa-Melayu, Mandailing-Melayu, dan lain sebagainya.
Selain itu, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang menggantikan penggunaan
bahasa daerah dalam berbagai situasi formal juga merupakan salah satu contoh dari integrasi
asimilasi.
Sementara itu, integrasi akulturasi mengacu pada proses penerimaan sebagian unsur-
unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli. Pemerintah atau negara bisa menjadikan cara
ini sebagai suatu hal yang cukup inovatif dalam menciptakan persatuan dan kesatuan
masyarakatnya. Meskipun demikian, nilai-nilai budaya tertentu harus tetap dihargai dan
dipelihara dengan baik sebagai bentuk identitas budaya maupun sosial. Sebagai contoh dari
integrasi akulturasi, ada seni wayang yang merupakan perpaduan kesenian Jawa dengan cerita
dari India, seperti Mahabharata. Bentuk-bentuk bangunan candi di Indonesia juga merupakan
bentuk akulturasi antara unsur-unsur budaya Hindu-Buddha dengan unsur budaya Indonesia asli.
Pengaruh agama Islam pada seni musik di Indonesia juga menghasilkan genre musik gambus dan
qasidah.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Integrasi Nasional adalah konsep tentang kesatuan, keutuhan, dan keberlanjutan sebuah
negara yang mencakup semua aspek kehidupan masyarakat, seperti politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan pertahanan keamanan. Integrasi nasional di Indonesia dimulai sejak masa
kemerdekaan pada tahun 1945, dimana bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan besar dalam
mempertahankan kemerdekaannya, yaitu mengintegrasikan berbagai suku, agama, dan budaya
yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan bangsa yang kokoh.
Untuk menjaga integritas nasional, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat,
dan lembaga-lembaga terkait. Pemerintah perlu memperkuat lembaga-lembaga keamanan dan
pertahanan negara serta melakukan upaya-upaya untuk mempromosikan toleransi, keadilan, dan
kesetaraan di antara seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat juga harus berperan aktif  dalam
menjaga keutuhan negara dengan memperkuat nilai-nilai persatuan dan kesatuan serta
menghindari perpecahan dan konflik yang merusak kestabilan sosial. Integrasi nasional menjadi
tolak ukur persatuan dan kesatuan bangsa, dan masyarakat yang terintegrasi dengan baik
merupakan harapan bagi setiap negara untuk membangun kejayaan nasional.

3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca khususnya mahasiswa. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu kami memohon saran dan kritik yang
membangun, sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai