Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH CHEMISTRY FOR COSMETIC SCIENCE

JENIS DAN MEKANISME KERJA SOLVENT DALAM SEDIAAN


KOSMETIK

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. Apt. Teti Indrawati

Disusun Oleh :

Kelompok 7
Puji Astutik
Nim : 5422220031

PROGRAM STUDI MAGISTER FARMASI


UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Formulasi Kosmetik yang berjudul “Jenis Dan Mekanisme Kerja Solvent Dalam Sediaan
Kosmetik” Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penyusunannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, masukan, saran, kritik, dan usul yang sifatnya untuk perbaikan
dari berbagai pihak khususnya Bapak/Ibu sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah
ini. 

                             Jakarta, 4 Mei 2023 

                            Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Rambut 7
2.2 Struktur Rambut 8
2.3 Klasifikasi Rambut 11

2.4 Siklus Pertumbuhan Rambut 11


2. 5 Bentuk Sediaan Pewarna Rambut 12

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Karakteristik Yang Ada Pada Formulasi Sediaan Pewarna Rambut Pirang Permanen
(Cair) 19
3.2 Komponen Yang Ada Pada Formulasi Sediaan Pewarna Rambut Pirang Permanen (Cair)
22
3.3 Metode Yang Digunakan Pada Formulasi Sediaan Pewarna Rambut Pirang Permanen
(Cair)
23
3.4 Evaluasi Yang Ada Pada Formulasi Sediaan Pewarna Rambut Pirang Permanen (Cair)
23

3.5 Rancangan Formulasi Yang Dibuat Pada Formulasi Sediaan Pewarna Rambut Pirang
Permanen (Cair) 25

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 27
4.2 Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Solvent atau pelarut adalah zat yang melarutkan zat lain untuk membentuk suatu
larutan. Pelarut dapat berupa gas atau zat padat, namun yang paling sering digunakan
adalah cairan. Contohnya air, alkohol, aseton. Pelarut lain yang juga umum digunakan
adalah bahan kimia organik (megandung karbon) yang juga disebut pelarut organik.
Formulasi dipromosikan sebagai pewarna rambut alami mengandung pewarna sintetis
dan bahan kimia. Pewarna rambut sintetis melibatkan penggunaan bahan kimia seperti 1-
3% phenylenediamine, amonia, peroksida dan tar batubara pewarna yang mampu
menghilangkan dan mengganti atau menutupi warna rambut alami. Anorganik garam
seperti aluminium sulfat, tembaga sulfat, timbal asetat dan kalium dikromat bertindak
sebagai mordan juga ditambahkan untuk memperbaiki dan melindungi warna yang
dihasilkan oleh pewarna. Penggunaan ini bahan kimia dapat menyebabkan efek samping
yang tidak menyenangkan, termasuk iritasi kulit sementara dan alergi, kerusakan rambut,
perubahan warna kulit, warna rambut yang tidak terduga dan kanker. Konsumen adalah
semakin tertarik menggunakan pewarnaan rambut alami produk sebagai akibat dari
tumbuhnya kesadaran global akan pentingnya menggunakan produk yang ramah
lingkungan (Boonsong et al., 2012).
Pewarna rambut ditentukan oleh pigmen melanin di dalam rambut yang ada dalam
lapisan korteks. Bahan asal pigmen melanin adalah melanosit yang berada dalam umbi
rambut. Melanosit adalah sel-sel yang menghasilkan pigmen (zat warna) yang
menyebabkan rambut asli dapat memiliki bermacam-macam warna (Bariqina dan
Ideawati, 2001).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa karakteristik sediaan pewarna rambut pirang permanen (cair) ?
2. Apa komponen sediaan pewarna rambut pirang permanen (cair) ?
3. Metode apa saja yang digunakan untuk membuat formulasi sediaan pewarna rambut
pirang permanen (cair) ?
4. Evaluasi apa saja yang harus dilakukan pada sediaan pewarna rambut pirang
permanen (cair) ?
5. Bagaimana rancangan formulasi untuk pewarna rambut pirang permanen (cair) ?
1.3 Tujuan Penulisan

4
1. Memahami dan menganalisis karakteristik sediaan pewarna rambut pirang permanen
(cair).
2. Memahami dan menganalisis komponen sediaan pewarna rambut pirang permanen
(cair).
3. Memahami dan menganalisis metode apa saja yang dapat digunakan untuk membuat
formulasi pewarna rambut pirang permanen (cair).
4. Memahami dan menganalisis evaluasi apa saja yang harus dilakukan pada sediaan
pewarna rambut pirang permanen (cair).
5. Memahami dan menganalisis rancangan formulasi sediaan pewarna rambut pirang
permanen (cair).

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Rambut

2.1.1 Anatomi Rambut

Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh
kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, ujung zakar, permukaan dalam bibir-bibir
kemaluan wanita, dan bibir. Menurut Unger, 2011 jenis rambut pada manusia pada garis
besarnya dapat digolongkan 2 jenis:

1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen. Terdapat di


kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi
oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan subkutis. Secara umum diameter
rambut > 0,03 mm.
2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat 16drene di seluruh
tubuh. Rambut velus diproduksi oleh folikel-folike rambut yang sangat kecil yang ada
di lapisan dermis, diameternya < 0,03 mm. Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-
bagian sebagai berikut:
a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang
meliputi:
1) Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring
dalam kulit.
2) Umbi rambut (bulbus pili), yaitu pelebaran bagian terbawah akar rambut.

6
b. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit. Batang
rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), korteks (kulit rambut),
dan medulla (sumsum rambut).
c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang berasal
dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut. Otot-otot
ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk menegakkan rambut
bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional.

2.1.2 Fisiologi Rambut

a. Pengaturan Suhu Badan Dalam kondisi dingin, pori-pori rambut akan mengecil.
Dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya.

b. Fungsi Sebagai Alat Perasa Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap
kulit. Sentuhan terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata
(Unger, 2011).

2.2 Struktur Rambut

Manusia memilliki sekitar 5 juta folikel rambut dan 100.000 di antaranya terletak
di kulit kepala. Terdapat beberapa struktur rambut yang penting, di antaranya folikel
rambut, batang rambut, dan papilla dermal (Erdogan, 2017).

1. Folikel Rambut
Folikel memiliki dua bagian yang berbeda, yaitu bagian atas yang terdiri dari
infundibulum dan isthmus, sedangkan bagian bawah terdiri dari umbi rambut dan

7
regio suprabulbar. Folikel bagian atas tetap konstan, sedangkan bagian bawah
bergenerasi terus menerus. Infundibulum adalah struktur berbentuk seperti corong
yang diisi sebum yang memanjang dari kelenjar sebasea ke permukaan kulit. Isthmus
adalah struktur yang memanjang dari kelenjar sebasea ke insersi muskulus arrector
pili. Regio suprabulbar yang terdiri dari dua lapisan dari luar ke dalam, yaitu outer
root sheath (ORS) dan inner root sheath (IRS) (Erdogan, 2017).
a. Outer Root Sheath (ORS)
Struktur ini terletak meluas dari epidermis di infundibulum hingga ke umbi
rambut dan sel-selnya. Keratinosit dalam ORS membentuk area tonjolan pada
dasar isthmus dan di ujung bawah umbi rambut terdiri dari satu lapisan sel
berbentuk kubus yang berubah menjadi berlapis-lapis pada umbi rambut bagian
atas. Pada beberapa folikel terdapat selapis sel yang terletak di antara ORS dan
IRS yang disebut dengan lapisan pendamping. Sel-sel lapisan pendamping
menjadi penghubung antar sel ke IRS di mana menempel dengan lapisan Henle
IRS dan dianggap bermigrasi secara distal bersama IRS ke daerah isthmus. Selain
itu, ORS juga mengandung melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel yang
berperan sebagai organ sensorik dan berfungsi sebagai sentinel imunologis bagi
kulit (Erdogan, 2017).
b. Inner Root Sheath (IRS)
Struktur ini memanjang dari dasar umbi ke isthmus dan terdiri dari tiga lapisan
dari dalam ke luar, yaitu lapisan kutikula, lapisan Huxley, dan lapisan Henle.
Lapisan kutikula IRS memiliki sel-sel yang saling berkaitan dengan kutikula
rambut sehingga batang rambut dapat berkoneksi dengan folikel rambut.
Masingmasing dari tiga lapisan IRS mengalami keratinisasi secara tiba-tiba.
Keratinisasi muncul pertama kali pada lapisan Henle yang merupakan bagian
terluar IRS. Lapisan Huxley berkeratinisasi di atas lapisan Henle pada daerah
yang disebut Adamson’s fringe. IRS melapisi dan mendukung batang rambut
hingga ke tingkat isthmus di mana IRS akan hancur (Erdogan, 2017).
2. Batang Rambut
Batang rambut muncul dari keratinosit matriks yang berproliferasi secara cepat di
dalam umbi dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu kutikula, korteks, dan medula
(Cotsarelis dan Botchkarev, 2012).
a. Kutikula Struktur ini memiliki sel-sel yang berbentuk datar persegi dan melekat
erat pada sel-sel korteks. Sel-sel ini saling bertautan dengan sel-sel kutikula IRS

8
sehingga berkontribusi dalam pertumbuhan folikel rambut. Terdapat celah di antara
susunan sel-sel tersebut yang disebut dengan imbrikasi, yang berperan penting dalam
kondisi tumpang tindih yang disebabkan oleh adanya pergerakan sel-sel kutikula.
Selama migrasi sel-sel dari umbi rambut untuk menyusun korteks, bentuknya menjadi
lebih fusiform. Sel-sel ini menyatu dengan erat dan ditempatkan sejajar dengan poros
batang rambut. Kutikula menutupi rambut sehingga integritas dan propertinya sangat
mempengaruhi penampilan rambut. Kutikula juga memiliki fungsi pelindung terhadap
paparan fisik dan kimia (Erdogan, 2017).
b. Korteks Struktur ini terletak di dalam kutikula dan berisi melanin. Korteks
diselubungi oleh sebuah struktur seperti kabel besar yang disebut mikrofibril, yang
terbentuk dari beberapa molekul α-keratin intermediate filaments (α-KIF). Beberapa
mikrofibril bergabung membentuk unit yang lebih besar disebut makrofibril yang
mewakili hampir 50% dari bahan korteks (Cotsarelis dan Botchkarev, 2012; Erdogan,
2017).
c. Medula Struktur ini merupakan bagian terdalam dari batang rambut. Medula
mengandung protein struktural yang sangat berbeda dari keratin rambut lainnya dan
terdapat butiran eosinofilik yang diisi oleh asam amino, citrulline, dan akhirnya
membentuk lapisan internal dalam membran sel dewasa (Erdogan, 2017).

3. Papilla Dermal

Papilla dermal adalah inti dari jaringan yang diturunkan secara mesenkim yang
diselubungi oleh epitel matriks. Bagian ini terdiri dari fibroblast, ikatan kolagen,
stroma yang kaya mukopolisakarida, serabut saraf, dan pembuluh kapiler. Bagian ini
terhubung dengan selubung selubung perifolikuler dari jaringan ikat yang
menyelubungi folikel bawah. Percobaan rekombinasi jaringan telah menunjukkan
bahwa papilla dermal memiliki sifat induksi yang kuat, termasuk kemampuan untuk
menginduksi pembentukan folikel rambut. Pada folikel rambut manusia, volume
papilla berkorelasi dengan jumlah sel matriks dan ukuran batang rambut yang
dihasilkan. Banyak faktor pertumbuhan pada sel-sel matriks epitel di atasnya yang
berasal dari papilla dermal, seperti keratinocytes growth factor (KGF) yang
diperlukan untuk morfogenesis folikel rambut dan tampaknya perannya tidak dapat
digantikan oleh faktor pertumbuhan lainnya (Cotsarelis dan Botchkarev, 2012).

9
2.3 Klasifikasi Rambut

Pada rambut pun dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : rambut berminyak,
rambut normal dan rambut kering. Dengan melihat dan meraba rambut mulai dari pangkal
batang rambut sampai ujungnya, dapat dibuat penilaian tentang jenisnya.

a. Jenis rambut berminyak. Rambut berminyak disebabkan karena kelenjar minyak di


kulit kepala memproduksi sebum secara berlebihan, hormon yang tidak seimbang,
stress dan terlalu banyak mengeluarkan keringat. Rambut berminyak akan terlihat
mengkilap, tebal, lengket, tidak teratur, selalu basah, cepat kotor, lengket dan sering
ditumbuhi ketombe atau sindap basah (pityriasis steotoides).
b. Jenis rambut normal. Rambut normal akan terlihat segar atau bercahaya, tidak
lengket, tidak kusam, teksturnya baik serta mudah diatur. Daya elastisitasnya 20%,
jika diraba lembut dan halus, bercahaya dan mudah ditata.
c. Jenis rambut kering. Rambut kering disebabkan karena kurangnya sebum atau
minyak alami rambut. Rambut kering akan terlihatan kusam, pudar, ujung rambut
pecah-pecah, tipis, mudah kusut, sulit diatur dan berwarna pirang atau kemerahan.
d. Rambut kombinasi. Rambut kombinasi mempunyai kecenderungan berminyak pada
bagian akar rambut, tetapi kering pada bagian batang rambut dan terkadang ujung
rambutpun pecah-pecah. Rambut kombinasi dapat terjadi karena terlalu banyak
terkena bahan kimia yang terdapat dalam produk kosmetik rambut, atau karena
terlalu banyak menggunakan conditioner. Catatan : Jenis rambut ditentukan dari
pangkal rambut sepanjang ½ jengkal.
2.4 Siklus Rambut

Rambut dikatakan normal dan sehat jika rambut mampu melewati siklus sebagai berikut :

a. Masa tumbuh (anagen), yaitu rambut tumbuh karena bertambah banyaknya sel-sel
umbi
rambut secara mitosis. Lamanya + 1000 hari, atau antara 2-6 tahun.
b. Melewati masa pergantian atau masa peralihan (katogen) yaitu selaput dan jaringan
ikat
sekitar kandung rambut di daerah umbi rambut menebal, papil rambut mengeriput
sehingga umbi rambut tidak lagi memperoleh makanan yang menyebabkan rambut
tidak tumbuh lagi. Fase katogen ini berlangsung sekitar 2-3 minggu.

10
c. Masa istirahat (telogen) yaitu papil rambut yang mengeriput selama masa kalogen
akan berkembang kembali. Umbi rambut terbentuk di sekeliling papil rambut dan
rambut tumbuh kembali. Masa telogen berlangsung 3-4 bulan. Dengan kembalinya
fase anagen, rambut lama atau rambut gada (clubbed hair) yang sudah berada di
bagian atas kandung rambut terdorong lepas oleh tumbuhnya rambut baru.
1. Fungsi rambut bagi manusia pada umumnya adalah :
a. Pelindung. Rambut dapat melindungi kulit kepala dari berbagai gesekan atau
benturan, juga kandung rambut yang berhubungan dengan ujung syaraf perasa dengan
cepat mampu bereaksi terhadap keadaan yang menjadi penyebabnya, misal jika
mendadak merasa tegang atau sangat ketakutan, penegak rambut yang menempel di
kandung rambut akan mengkerut (bulu kuduk berdiri).
b. Pertanda Status Sosial. Berkembangnya suatu peradaban membawa serta
terbentuknya strata sosial. Rambut yang ditata dalam berbagai bentuknya kemudian
dijadikan sebagai salah satu status sosial pemiliknya.
c. Menunjukkan Identitas Profesi. Kondisi ini dapat dilihat pada rambut mereka yang
memiliki profesi sebagai guru, anggota TNI dan siswa yang memiliki keharusan
berambut
pendek, seniman seperti penyair, pemusik, atau pelukis yang memiliki kebiasaan
memelihara panjang rambutnya. d. Penunjang Penampilan. Rambut adalah mahkota
terindah pemberian Tuhan, dan rambut juga merupakan bingkai wajah atau ekspresi
jiwa yang sangat menunjang penampilan diri seseorang.
2. Macam-macam Golongan Cat Rambut
a. Pewarna Rambut Secara Temporer
Pewarnaan Rambut temporer adalah pewarnaan rambut yang sifatnya
sementara dan mudah dihilangkan dengan keramas menggunakan shampo.
Bahan pewarna melapisi rambut bagian luar karena adanya gaya kohesi
dengan perantaraan minyak/lemak, adhesi polimer resin dan polimer gel larut.
Produk pewarna sementara tidak mengandung ammonia sehingga batang
rambut tidak terbuka selama proses pewarnaan dan warna alami rambut tetap
bertahan rambut dikeramas menggunakan shampo. Bentuk pewarna rambut
yang digunakan untuk pewarnaan rambut temporer dalam bentuk cairan,
spray, atau serbuk. Bahan pewarna rambut yang digunakan pada pewarnaan
rambut temporer adalah pewarnaan basa, pewarna terdispersi, pewarna asam,

11
pigmen atau bahan pewarna logam. Bahkan tersebut umumnya tergolong
dalam senyawa azo, antrakinon, trifenilmeton, fenazin, xantin.
b. Pewarna rambut secara semi permanen

Pewarnaan rambut secara semi permanen adalah pewarnaan rambut yang


memiliki daya lekat tidak terlalu lama, biasanya akan hilang setelah 4-5 kali
keramas menggunakan shampo. Daya penetrasi zat warna digunakan dalam
pewarnaan rambut semi permanen biasanya sangat terbatas, pewarna rambut
berpemeasi kedalam kutikula dan korteks dan warna diserap rambut dengan
mekanisme ionic. Beberapa bahan pewarnaan rambut yang digunakan pada
pewarna semi permanen umumnya termasuk dalam golongan senyawa
Nitrofenilendiamin, Nitroaminifenol, Aminoantrakinon.

c. Pewarna rambut secara permanen


Pewarnaan rambut secara permanen ini mempunyai daya lekat jauh lebih
lama dan akan tetap melekat pada rambut hingga pertumbuhan rambut
selanjutnya. Pewarna rambut permanen disajikan dalam 2 bagian yaitu bagian
pertama merupakan campuran warna intermediet dan bagian kedua adalah
larutan pembangkit warna seperti hydrogen peroksida.
2.5 Bentuk Sediaan Pewarna Rambut
a. Krim
Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut dan terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sediaan
kosmetik terbentuk krim mempunyai kelebihan antara lain mudah menyebar rata,
praktis, mudah dibersihkan atau dicuci cara kerja pada jaringan setempat dan
memberi rasa nyaman. Kekurangan dari sediaan kosmetik terbentuk krim yaitu
cara pembuatan agak susah, harus homogen (Budiman, 2008).
b. Serbuk
Serbuk merupakan bahan obat atau sediaan obat yang digunakan untuk pemakaian
dalam luar, yang komponen-komponennya diserbukkan dan berada dalam
keadaan bukan campuran dengan atau tanpa penambahan pembantu iner, berbagi
atau tidak terbagi
c. Gel
Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
organik yang besa, terpenetrasi oleh suatu cairan.

12
d. Larutan
Larutan merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut, misal terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
mencapur pelarut yang saling bercampur, karena molekul dalam larutan
terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan,
umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang
baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
1.  Kelebihan dan Kekurangan Mewarnai Rambut
a. Stylish look
Mengecat rambut bisa membuat kelihatan gaya dan stand out. Apalagi
sekarang pilihan warnanya sangat beragam.
b. Choose your own colour
Warna rambut tertentu bisa membuat wajah terlihat lebih cerah dan
warna rambut tertentu bisa menonjolkan kepribadian misalnya warna
merah membuat lebih terlihat berani.
c. More volume hair
Pewarnaan rambut bisa membuka kutikula yang membuat rambut
terlihat menjadi lebih tebal, stylish, dan bervolume.
d. Increase self confidence
Pada intinya apabila warnanya cocok, hair dying can enhance our
overall appearance.  Bedasarkan penelitian di Nottingham Trent
University di Inggris mengatakan bahwa wanita yang mewarnai
rambut tampil lebih percaya diri.
Kekurangan Mewarnai Rambut
a. Damaged hair
Terlalu sering mewarnai rambut menyebabkan rambut menjadi kering dan
rusak. Rambut bisa bercabang dan mati akibat kandungan bahan kimia
yang terdapat pada cat rambut. Rambut pun menjadi susah untuk kembali
ke warna asli.
b. Wrong colour
Hal ini banyak sekali dikhawatirkan para wanita yang ingin mewarnai
rambutnya. Terkadang warna cat di sample hasilnya berbeda pada saat
dipakai di rambut atau terkadang warna yang dipilih ternyata tidak cocok
dengan warna kulit.
c. Continuous treatment
Sekali mengecat rambut harus melakukannya berulang-ulang, karena pada
saat rambut tumbuh akan berbeda dengan warna rambut yang sudah dicat.
Selain itu banyak juga perawatan yang musti lakukan supaya rambut tidak
rusak dan pastinya mengeluarkan banyak uang untuk itu.
d. Allergic reaction
Satu hal yang harus diingat sebelum mewarnai rambut, hair dying causes
allergy to some people. Alergi ini menyebabkan reaksi pada kulit wajah,
dan bisa menyebabkan pembengkakan pada wajah. Sebelum melakukan
pengecatan sebaiknya melakukan tes terlebih dahulu dengan mengoleskan
pewarna rambut di belakang telinga apabila sampai 2 hari tidak terjadi
apa-apa berarti aman.
2. Karakteristik Pewarna Rambut

13
Sediaan pewarna rambut dapat dikatakan baik, jika memenuhi syarat dibawah
ini :
a. Tidak membahayakan kesehatan
b. Mewarnai rambut, tetapi tidak mewarai kulit
c. Tidak memberikan efek yang merugikan pada struktur rambut
d. Tidak mengiritasikan kulit
e. Menghasilkan warna yang natural dalam penampilan tahan terhadap perlakuan
lain seperti pengeritingan permanen
Sediaan pewarna rambut juga harus memiliki karakteristik yang baik, seperti:
a. Memiliki daya lekat warna sesuai dengan kelas sediaan
b. Meiliki toleransi terhadap kulit yang baik
c. Tidak mengandung zat warna yang berbahaya
d. Kadar zat aktif yang digunakan tidak melebihi kadar maksimum
e. Memiliki izin edar dari BPOM
3. Komponen Pewarna Rambut
a. Zat Warna
Adalah zat yang digunakan untuk mewarnai sediaan kosmetik pewarna
rambut. Pewarna yang boleh digunakan dalam kosmetik diatur dalam
peraturan keputusan BPOM.
b. Alkalizing agent
Adalah zat yang berfungsi sebagai suasana basa dalam pewarna rambut
basanya digunakan larutan natrium hidroksida (NaOH), ammonia, atau
natrium karbonat.
c. Pelarut
Adalah zat yang berfungsi untuk melarutkan zat yang terlarut.
d. Stabilizer
Adalah zat yang berfungsi untuk mestabilkan sediaan dalam pewarna rambut
biasanya digunakan natrium bisulfit dan natrium piropospat
e. Conditioner Agent
Adalah bahan yang mengembalikan kondisi keadaan rambut baik. Fungsi
conditioning agent di dalam pwarna rambut yaitu untuk mengurangi aktifitas
surfaktan agar produk tidak iritasi dan agar rambut tidak kaku. Contoh dari
conditioner agent adalah poliquartenim-7.

14
f. Pengawet
Adalah zat yang dibutuhkan pada suatu produk kosmetik berfungsiuntuk
mencegah kerusakan produk dari cemaran mikroba dengan cara menghambat
pertumbuhan dan membunuh mikroba. Contoh pengawet ang digunakan
adalah nipagin nipasol, mehyl kloro izotiazolinon, methyl paraben.
g. Parfume
Adalah pewangi untuk memberi aroma sebagai daya tarik.
h. Oksidator
Zat yang berfungsi sebagai pengoksidasi
4. Metode Pembuatan Sediaan Pewarna Rambut Cair
a. Metode gom kering atau metode continental
Zat pengemulsi dicampur dengan minyak terlebih dahulu, kemudian
ditambahkan air untuk pembentukan korpus emulsi, baru diencerkan dengan
sisa air yang tersedia.
b. Metode gom basah atau metode inggris
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut)
agar membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan minyak dicampurkan
untuk membentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.
c. Metode botol atau metode botol forbes
Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak serta
mempunyai viskositas rendah (kurang kental).Serbuk gom dimasukkan ke
dalam botol kering, kemudian ditambhkan 2 bagian air, tutup botol kemudian
campuran tersebut dikocok dengan kuat. Tmabahkan sisa air sedikit demi
sedikit sambil dikocok.
5. Evaluasi Pewarna Rambut Permanen
a. Organoleptik ( Kemenkes 2014). Pengamatan meliputi perubahan
perubahan bentuk, warna serta bau darisediaan pewarna rambut.
Pengujian ini dilakukan selama 4 minggu berturut- turut.
b. Homogenitas, sediaan pewarna rambut dioleskan pada kaca objek
sebanyak 0,5gr. Lalu ditutupi dengan objek glass, dilihat secara visual
apakah permukaan halus merata atau masih ada nya granul yang masih
keras. Pengujian dilakukan selama 4 minggu.
c. Pengukuran pH ( Kemenkes 2014). Pengukuran pH dilakukan selama 4
minggu untuk mengetahi tingkat keasaman pewarna rambut ekstrak

15
kulit kayu seang, dikur menggunakan pH meter dengan cara sebagai
berikut :
Kalibrasi alat terlebih dahulu dengan menggunakan larutan dapar pH 7
dan pH 4. Sediaan pewarna rambut disiapkan dan mencatat nilai pH
yang diperoleh.
d. Stabilitas warna terhadap sinar matahari, Rambut beruban, rambut
tanpa bleaching dan rambut bleaching yang telah diwarnai dan dibilas
bersih dibiarkan terkena sinar matahari langsung selama 5 jam mulai
dari pukul 1000 -1500 WIB, setelah itu diamati perubahan warnanya
e. stabilitas warna terhadap pencucian, rambut yang telah melalui proses
pewarnaan dulakukan pengujian dengan pencucian sebanyak 10 kali
dalam rentang waktu 4 minggu, untuk menguji apakah hasil rambut
sebelum dan sesudah pencucian tetap sama atau tidak. 6. Uji Biologis (
Uji Iritasi ) Model yang dijadikan sebagai panel dalam uji iritasi pada
formula pewarnaan rambut adalah orang terdekat dan sering berada di
sekitar pengujian sehingga lebih mudah diawasi dan diamati bila ada
reaksi yang terjadi pada kulit yang sedang diuji dengan kriteria sebagai
berikut: Wanita berbadan sehat. Usia antara 20-30 tahun. tidak ada
riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi
A. Mekanisme Kerja Pewarna Rambut

Mekanisme pewarnaan rambut merupakan oksidasi dan kopling pada pH


basa yang biasanya menggunakan ammonia dan oksidator biasanya
menggunakan hydrogen peroksda atau derivatnya yaitu urea piroksida. Proses
pewarnaan ini melalui 2 tahap yaitu pertama melarutkan pigmen rambut
proses ini disebut decolorization atau bleaching menggunakan hydrogen
piroksida. Kemudian lapisan rambut terluar yang disebut kutikula harus
dibuka sebelum pewarna rambut permanen ke dalam rambut. Senyawa
ammonia akan membuka kurtikula dan membuat pewarna rambut berpenetrasi
ke dalam korteks rambut sehingga rambut yang tidak berpigmen ini dengan
mudah diwarnai sesuai dengan warna yang diinginkan.

Susunan rambut atau berbagai macam tebal rambut akan


mempengaruhi daya penyerapan cat. Pada umumnya rambut halus lebih cepat
dan lebih mudah menyerap cat dibanding rambut kasar dan tebal. Keadaan

16
rambut yang kurang sehat, misalnya kurtikula terbuka, akan cepat menyerap
cat warna dalam jumlah yang lebih besar sehingga mengakibatkan warna tidak
merata. Jenis rambut dengan kurtikula yang sangat padat atau rapat dapat
menolak peresapan pewarna secara cepat sehinggga memerlukan waktu oleh
lebih lama.

Dalam proses pewarnaan rambut, yang perlu diperhatikan adalah jangn


langsung keramas rambut yang baru saja diberi warna karena dapat
mengakibatkan berkurangnya kemilau rambut dan dapat menghilangkan
warna rambut.

6. Preformulasi sediaan cair untuk pewarna rambut pirang

A. Monografi Bahan
a. Pirogalol
Pemerian :Bentuk Hablur, Warna Putih, Tidak Berbau, Tidak
mempunyai Rasa

Jarak Lebur :132-1340C

Sisa Pemijaran : Tidak lebih dari 0,1%

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, memberikan larutan yang


menyerap oksigen dan larutan bewarna coklat tua.

Kegunaan : sebagai zat pembangkit warna dengan batas kadar 5% (Ditjen


POM, 1985)

b. Tembaga Sulfat
Pemerian : Bentuk Serbuk hablur, Warna Biru, Tidak Berbau, Tidak
mempunyai rasa
Kelarutan : Larutan dalam 3 bagian air dan dalam bagian 3 gliserol P.
Sangat sukar larut dalam etanol 95%
Penyimpanan : disimpan pada wadah yang tertutup rapat
c. Xanthan Gum
Pemerian : Serbuk krem atau putih hampir tidak berbau,bebas mengalir
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah terutup baik

17
Kegunaan : Suspensi, pengemulsi, stabilitas agent
d. Nipagin (DepKes RI, 1995)
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak
berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol
dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam gliserol
Penggunaan : Sebagai pengawet
e. Butylated Hydroxyanisole
pemerian : sebagai bubuk kristal putih atau hampir putih atau padatan
lilin putih kekuningan dengan aroma aromatik yang samar.
kelarutan : berupa tidak larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam
propilenglikol, dalam kloroform, dan dalam eter.
Penggunaan : Antioksidan
f. Aquaest (Rowe et al., 2009)
Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berasa
Inkompatibilitas : Meta alkali, magnesium oksida, garam anhydrous, bahan
organik dan kalsium karbid
Penggunaan : Sebagai pelarut

18
BAB III
PEMBAHASAN

I. Karakteristik Sediaan Formula Pewarna Rambut Pirang Permanen (Cair)

Komponen Formula (%) Kegunaan


F1 F2 F3 F4
(Rancanga
n
Formula)
Ekstrak Kulit 8 - - Pewarna
Buah Naga
Ektrak Kult - 6 - Pewarna
Batang
Secang
Ekstrak Biji - - 35 Pewarna
Pinang
Piragalol 1 1 1 1 Pembangki
t Warna
Tembaga 1 1 1 1 Pewarna
Sulfat
Xanthan 1 1 1 1 Pengemuls
Gum i
Nipagin 1 0,2 - 1 Pengawet
Butylated - 0,05 - Antioksida
Hydroxyanis n
ole
Aquadest - 100 100 100 Pelarut
Metode
Pembuatan
Evaluasi Sediaan
Uji Menghasilk Tidak Menghasilk Diharapkan Bau,warna,
an
organoleptis an warna mengalami mengahsilk tekstur
perubahan
merah perubahan warna an bewarna sediaan

19
pirang dan coklat, dan
aroma yang
beraroma memiliki
dihasilkan
khas adalah khas aroma
ekstrak,
ekstrak khas,
bentuk
semi padat bertekstur
Uji Homogen Homogen Homogen Diharapkan Homogen
homogenitas homogen
Uji pH 4,5 6,6 2,96 Diharapkan pH 4,5-6,5
memiliki
nilai pH
4,5-6,5
Uji Stabilitas Tidak Pewarna Bahwa Diharapkan Zat warna
rambut lalu Pewarna
Warna melakukan Pewarna tetap sama
dibiarkan Rambut
Terhadap uji terkena sesudah Rambut
sinar rambut
Sinar Stabilitas tetap sama
matahari terpapar
Matahari Warna secara sinar
langsung matahari
Terhadap
selama 5 langung
Sinar jam yang warna
dimulai rambut
Matahari
dari pukul tetap
1000-1500. sama. Hal
Setelah itu ini
rambut dikarenaka
diamati n zat warna
apakah ada dapat
perubahan menembus
pada warna kutikula
setelah dan masuk
terkena kedalam
sinar korteks
matahari rambut
ddalam sehingga
waktu 5 warna
jam. rambut
Bahwa
tidak
Pewarna
Rambut mudah
sesudah
berubah.
rambut
terpapar
sinar

20
matahari
langung
warna
rambut
tetap
sama
Uji stabilitas Tidak Tidak warna Diharapkan Zat warna
rambut
warna melakukan melakukan pewarna tetap sama
dengan 9
terhadap uji uji kali rambut
pencucian
pencucian stabilitas stabilitas memiliki
memiliki
warna warna warna tetap warna tetap
terhadap terhadap
pencucian pencucian
Uji Biologis Tidak Tidak Tidak Diharapkan Tidak
( Uji Iritasi ) melakukan terjadi melakukan Tidak terjadi
uji iritasi reaksi uji iritasi terjadi reaksi
alergi reaksi alergi
alergi
Uji Tidak Tidak Viskositas Diharapkan Pewarna
Rambut
viskositas melakukan melakukan mengalami Viskositas
bahwa
uji uji penurunan tidak semakin
besar
viskositas viskositas mengalami
konsentrasi
penurunan ekstrak
maka
semakin
besar nilai
viskositasn
ya
Uji Tidak Tidak pemeriksaa Diharapkan penyimpan
n pemeriksaa an
penyimpanan melakukan melakukan
organolepti n warna dan
sediaan uji uji s selama organolepti aroma
masa s selama tidak
Penyimpan Penyimpan
penyimpan masa mengalami
an Sediaan an Sediaan an penyimpan perubahan
warna dan an
aroma tidak warna dan
mengalami aroma
perubahan. tidak
mengalami

21
perubahan
Uji stabilitas Tidak Tidak Berdasarka Diharapkan memberika
n hasil memberika n
warna yang melakukan melakukan
pengamatan n perubahan
dihasilkan uji uji terhadap perubahan warna pada
percobaan warna pada rambut
stabilitas stabilitas
yang telah rambut
uban
warna yang warna yang dilakukan,
uban
perendama menjadi
dihasilkan dihasilkan
n rambut menjadi
pirang
uban dari
pirang
masing-
masing
formula
yang dibuat
memberika
n
perubahan
warna pada
rambut
uban

Berdasarkan tabel diatas karakteristik sediaaan formula pewarna rambut pirang


permanen setiap formula tidak melakukan pengujian yang tidak lengkap seperti F1dan F2
tidak dilakukan uji stabilitas warna terhadap sinar matahari, uji stabilitas warna terhadap
pencucian, uji iritasi, uji viskositas, uji penyimpanan sediaan, uji stabilitas warna yang
dihasilkan. Uji dilakukan secara lengkap pada F3 seperti uji stabilitas warna yang dihasilkan
memberikan perubahan warna pada rambut uban menjadi pirang.

II. Komponen Sediaan Formula Pewarna Rambut Pirang Permanen (Cair)


a. Zat Warna adalah zat yang digunakan untuk mewarnai sediaan kosmetik
pewarna rambut. Pada F1 menggunakan ekstrak kulit buah naga dan F2
menggunakan ekstrak Batang secang, F3 menggunakan ekstrak Biji Pinang.
b. Pembangkit warna
Adalah zat yang berfungsi menghasilkan warna untuk pangan sebagai
pengganti pewarna sintetis F1, F2, dan F3 menggunakan Piragalol dan
Tembaga Sulfat
c. Pelarut
Adalah zat yang berfungsi untuk melarutkan zat yang terlarut. Pelarut
menggunakan aquadest.
d. Stabilizer

22
Adalah zat yang berfungsi untuk mestabilkan sediaan dalam pewarna rambut
biasanya digunakan Xanthan Gum.
e. Antioksidan
Antioksidan berperan penting dalam melindungi tubuh dari efek radikal bebas
yang bisa menimbulkan beragam penyakit. Pada F2 menggunakan komponen
Butylated Hydroxyanisole.
f. Pengawet
Adalah zat yang dibutuhkan pada suatu produk kosmetik berfungsiuntuk
mencegah kerusakan produk dari cemaran mikroba dengan cara menghambat
pertumbuhan dan membunuh mikroba. Contoh pengawet digunakan F1 dan F2
adalah nipagin

III. Metode Pembuatan Sediaan Formula Pewarna Rambut Pirang Permanen (Cair)
Metode yang digunakan yaitu Metode gom basah atau metode inggris Zat pengemulsi
ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut) agar membentuk suatu mucilago,
kemudian perlahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu baru
diencerkan dengan sisa air.
IV. Evaluasi Sediaan Formula Pewarna Rambut Pirang Permanen (Cair)
Uji organoleptis (F1, Menghasilkan Tidak mengalami Menghasilkan
perubahan warna
F2, F3) warna merah pirang perubahan
coklat, aroma yang
dan beraroma khas dihasilkan adalah
khas ekstrak, bentuk
ekstrak
semi padat

Uji homogenitas (F1, Homogen Homogen Homogen


F2, F3)

Uji pH 4,5 6,6 2,96


(F1, F2, F3)

23
Uji Stabilitas Warna Tidak melakukan Pewarna rambut Bahwa Pewarna
lalu dibiarkan Rambut sesudah
Terhadap Sinar uji Stabilitas Warna
terkena sinar rambut terpapar sinar
Matahari Terhadap Sinar matahari secara matahari langung
langsung selama 5 warna rambut tetap
(F1, F2, F3) Matahari
jam yang dimulai sama. Hal ini
dari pukul 1000- dikarenakan zat
1500. Setelah itu warna
rambut diamati dapat menembus
apakah ada kutikula dan masuk
perubahan pada kedalam korteks
warna setelah rambut sehingga
terkena sinar warna
matahari ddalam rambut tidak mudah
waktu 5 jam.
berubah.
Bahwa Pewarna
Rambut sesudah
rambut terpapar
sinar
matahari langung
warna rambut tetap
sama

Uji stabilitas warna Tidak melakukan Tidak melakukan warna


rambut dengan 9 kali
terhadap pencucian uji stabilitas warna uji stabilitas warna
pencucian memiliki
(F1, F2, F3) terhadap pencucian terhadap pencucian warna tetap

Uji Biologis ( Uji Tidak melakukan Tidak terjadi reaksi Tidak melakukan uji
Iritasi ) uji iritasi alergi iritasi
(F1, F2, F3)
Uji viskositas Tidak melakukan Tidak melakukan Viskositas
(F1, F2, F3) uji viskositas uji viskositas mengalami
penurunan

24
Uji penyimpanan Tidak melakukan Tidak melakukan pemeriksaan
organoleptis selama
sediaan uji Penyimpanan uji Penyimpanan
masa penyimpanan
(F1, F2, F3) Sediaan Sediaan warna dan aroma
tidak mengalami
perubahan.

Uji stabilitas warna Tidak melakukan Tidak melakukan Berdasarkan hasil


pengamatan
yang dihasilkan uji stabilitas warna uji stabilitas warna
terhadap percobaan
(F1, F2, F3) yang dihasilkan yang dihasilkan yang telah
dilakukan,
perendaman rambut
uban dari
masing-masing
formula yang dibuat
memberikan
perubahan warna
pada
rambut uban

V. Formulasi Rancangan Sediaan Formula Pewarna Rambut Pirang Permanen (Cair)


Pada formulasi Rancanganmemilih komponen bahan sebagai berikut ;
Pewarna : Tembaga Sulfat 1%
Pembangkit warna : Piragalol 1%
Pengemulsi : Xanthan Gum 1%
Pengawet : Nipagin 1%
Pelarut : Aquadest 100
Metode yang digunakan yaitu Metode gom basah atau metode inggris Zat pengemulsi
ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut) agar membentuk suatu mucilago,
kemudian perlahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu baru
diencerkan dengan sisa air.

25
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Karakteristik sediaan formula pewarna rambut pirang pada F1, F2, F3 memiliki
uji organoleptis, F1dan F2 memiliki uji pH stabil 4,5-6,5.Pada F3 dilakukan uji
stabilitas warna terhadap sinar matahari, uji stabilitas warna terhadap pencucian,
uji iritasi, uji viskositas, uji penyimpanan sediaan, uji stabilitas warna yang
dihasilkan
2. Komponen sediaan pewarna rambut pirang adalah pewarna, pembangkit warna
pengemulsi, pengawet dan pelarut
3. Metode yang digunakan yaitu Metode gom basah atau metode inggris Zat
pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut) agar
membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan minyak dicampurkan untuk
membentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.
4. Evaluasi pada sediaan pewarna rambut pirang yaitu uji organoleptis, uji pH, uji
stabilitas warna terhadap sinar matahari, uji stabilitas warna terhadap pencucian,
uji iritasi, uji viskositas, uji penyimpanan sediaan, uji stabilitas warna yang
dihasilkan
5. Komponen formulasi rancangan sediaan pewarna rambut pirang pembangkit
warna menggunakan Piragalol 1%, pengemulsi menggunakan Xanthan Gum 1%,
pengawet menggunakan Nipagin 1% dan pelarut menggunakan aquadest ad 100
ml.
5.2 Saran
Mengembangkan formula baru dan melakukan pengujian evaluasi pada sediaan
pewarna rambut pirang dilakukan uji dengan lengkap seperti uji viskositas, uji
penyimpanan sediaan, uji stabilitas warna yang dihasilkan

26
DAFTAR PUSTAKA
Kusumadewi (2003). Rambut Anda Masalah, Perawatan, Penataannya. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama. Hlm; 57-58.
Boonsong, P., Laohakunjit, N., and Kerdchoechuen, O. (2012). Natural pigments from six
species of Thai plants extracted by water for hair dyeing product application. J. Clean. Prod.
37, 93–106. doi: 10.1016/ j.jclepro.2012.06.013
Bariqina, Endang & Ideawati, Zahida. (2001). Perawatan dan penataan rambut. Yogyakarta:
Adicitra Karya Nusa
Unger, Walter, Ronald Shapiro, Robin Unger, Mark Unger. 2011. Hair Transplantation Fifth
Edition. New York. InformaHeathcare
Erdogan B, 2017, Anatomy and Physiology of Hair, Intech Open Science, pp. 14- 20 [online],
(diunduh 23 Oktober 2019), tersedia dari https://www. intechopen.com/books/hair-and-scalp-
disorders/anatomy-and-physiologyof-hair
Cotsarelis G, Botchkarev V, 2012, Biology of Hair Follicles. Dalam Goldsmith et al.,
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, Ed. 8, Vol. 2, Mc Graw Hill, USA, pp. 964-
965.
Rowe, R. C. and P. J. Sheskey., M. E. Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipients
Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press. Hal: 685 – 694
Ditjen POM, Depkes RI, Farmakope Indonesia, ed. 4, Depkes RI, Jakarta, 1995, 551, 713,
847-855.

27

Anda mungkin juga menyukai