Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIK 5

PEMERIKSAAN PERSEPSI KEPALA DAN LEHER

MATERI
Pemeriksaan ini dirancang untuk membuat suatu persepsi dari adanya gangguan kepala dan leher,
terutama gangguan pada akar saraf yang keluar dari segmen cervicalis maupun kemampuan
receptor proprioceptive dalam memberikan informasi tentang posisi kepala dan leher.

a. Spurling’s test
- Tujuan: untuk mengetahui terjadinya nyeri atau parathesias pada shoulder atau upper limb
dikarenakan adanya iritasi pada akar yang terjadi di cervical spine, melokalisir nyeri leher
akibat adanya suggest dari facet atau dibagian posterior.
- Posisi: pasien sitting, terapis berdiri dibelakang pasien.
- Gerakan: terapis meletakkan tangan di atas kepala pasien, lalu lakukan penekanan kearah
bawah, penekanan dilakukan juga pada posisi kepala side fleksi.
- Interpretasi: tes positif bila ditemukan rasa nyeri menjalar pada bahu dan lengan.

Gb. 8 Spurling’s test

b. Wright’s Manoevere
- Tujuan: untuk mengetahui terjadinya thoracis outlet syndrome.
- Posisi: pasien duduk, terapis berdiri dibelakang pasien
- Gerakan: Rotasi cervical dengan arah yang berlawanan dengan tangan yang di test,
shoulder posisi 900 abduksi dan full lateral rotasi, elbow posisi 900 flexi.
- Keterangan: selama test berlangsung tangan terapis berada di arteri radial pasien yang
sedang di test dan tangan yang lainnya kompresi di regio costoclavicular, full peningkatan
expansi dada oleh canal cervicoclavicular.
- Interpretasi: hasil positif bila hilangnya atau tidak teraturnya denyut nadi selama test
berlangsung, timbulnya nyeri atau symptoms lainnya, atau terjadi gangguan saraf sensori
atau kesemutan.
Gb. 9 Wright manoeuvre

c. Elevated Arm Stress Test


- Tujuan: untuk mengetahui apakah terjadi thoracis outlet syndrome.
- Posisi: posisi pasien duduk terapis berdiri di depan pasien.
- Gerakan: pasien posisi duduk dengan posisi cervical netral, shoulder 900, abduksi dan
full lateral rotasi, elbow 900 fleksi, terapis mengintruksikan pasien untuk membuka dan
menutup telapak selama 3 menit.
- Keterangan: terapis mengukur atau merasakan denyut nadi pasien sebelum, selama dan
sesudah memposisikan test.
- Interpretasi: hasil positif bila ada hilangnya atau tidak teraturnya denyut nadi selama
test berlangsung, terjadinya nyeri atau gejala lainnya atau gangguan sensori.

Gb. 10.a Elevated arm stress test tahap 1 Gb. 10.b Elevated arm stress test tahap 2

d. Head and Neck Perception Test


Pengukuran head and neck perception test merupakan metode pengukuran yang melibatkan
kemampuan receptor proprioceptive untuk memberikan informasi tentang posisi
anggota tubuh yaitu tentang posisi kepala dan leher.
Alat dan bahan antara lain:
1. Satu buah laser pointer yang telah dimodifikasi untuk dapat diikatkan di kepala.
2. Satu buah spidol atau penanda lainnya.
3. Kursi
4. Penutup mata
Mekanisme pengukuran:
1. Pasien/klien sebagai subyek yang di ukur duduk di kursi didepan dinding atau papan
tulis pada jarak antara 2 sampai 3 meter.
2. Tempatkan laser pointer dengan ikatan kepala mengarah ke dinding atau papan tulis.
3. Tutup mata pasien/klient.
4. Minta pasien/klien untuk mempertahankan posisi pointer, mengingat posisi tersebut.
5. Beri tanda dengan spidol atau alat penanda lainnya (A)
6. Minta pasien/ klien menoleh ke kiri atau ke kanan selama 3 detik kemudian
instruksikan untuk kembali pada posisi awal.
7. Beri tanda posisi pointer berikutnya (B)
8. Lakukan pengukuran jarak antara ke dua tanda tersebut
Indikator pengukuran:
Baik : Jika Jarak (A-B) < 10 cm
Cukup : Jika jarak (A-B) 10 – 20 cm
Gangguan : Jika jarak (A-B) > 20 cm

Gb. 11 Head and Neck Perception Test

TUJUAN PRAKTIK
Memeriksa terkait dengan persepsi kepala dan leher:
a. Spurling’s test
b. Wright’s Manoevere
c. Elevated Arm Stress Test
d. Head and Neck Perception Test

ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis
2. Buku Petunjuk Praktikum dan Laporan
3. Klien neurologi tepi (teman sendiri)

PROSEDUR KERJA
a. Praktikan memposisikan pasien dengan tepat sesuai tujuan
b. Praktikan memposisikan diri sesuai dengan pemeriksaan
c. Praktikan melakukan pemeriksaan utuk melihat persepsi kepala dan leher terhadap adanya
suatu gangguan.
d. Praktikan menginterpretasikan dan mendokumentasikan hasil pemeriksaan

LAPORAN PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai